• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membangun Sistem Informasi Kearsipan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Membangun Sistem Informasi Kearsipan."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Membangun Sistem Informasi Kearsipan

Disusun Oleh :

Nuning Kurniasih, S.Sos., M.Hum. NIP. 132 282 187

Universitas Padjadjaran Fakultas Ilmu Komunikasi

(2)

Membangun Sistem Informasi Kearsipan

Oleh :

Nuning Kurniasih, S.Sos., M.Hum. NIP. 132 282 187

Mengetahui

Dekan Fikom Unpad

(3)

ABSTRAK

Rekaman informasi sebuah lembaga dapat dilihat dari keberadaan arsipnya.

Arsip ini akan menjadi bukti dokumenter atau alat pengingat sekaligus pengawas

berbagai kegiatan lembaga bersangkutan. Sistem Informasi Kearsipan dibangun

untuk memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi sebuah lembaga dan

memberikan keunggulan kompetitif bagi lembaga penciptanya. Dengan adanya

Sistem Informasi Kearsipan maka kemampuan kinerja arsip sebuah lembaga lebih

efektif dan efisien, tugas lembaga lebih lancar dan kualitas sumber daya manusia

pengelola kearsipan lebih profesional. Nilai administratif, legal, fiskal, riset,

pendidikan dan dokumentatif menjadi rambu-rambu dalam pembangunan sistem

informasi. Kriteria aplikasi dalam pembangunan sistem informasi kearsipan

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke khadirat Allah SWT, akhirnya

penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “Membangun Sistem Informasi

Kearsipan”.

Makalah ini berisi pemikiran-pemikiran awal untuk pengembangan Sistem

Informasi Kearsipan dan diharapkan dapat menjadi bagian dari referensi

pengembangan sistem informasi kearsipan di berbagai lembaga.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Selanjutnya penulis

mengharapkan masukkan dari pembaca demi pengembangan makalah yang dapat

penulis tulis selanjutnya.

Bandung, November 2007

Nuning Kurniasih, S.Sos., M.Hum.

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Maksud dan Tujuan 2

1.3. Output 3

1.4. Value 3

1.5. Ruang Lingkup Pekerjaan 4

1.6. Pendekatan dan Metodologi 6

II. KRITERIA APLIKASI 8

2.1. Kriteria Aplikasi yang Dibutuhkan 8

2.2. Fitur 9

2.3. Aplikasi 11

2.4. Arsitektur 13

2.5. Kriteria Hardware yang Dibutuhkan 15

2.6. Kriteria Software yang Dibutuhkan 24

2.7. Kriteria Infrastruktur Jaringan yang Dibutuhkan 26

2.8. Training 27

2.9. Maintance dan Support 29

2.10. Model Implementasi 29

2.11. Acceptance Testing 29

2.12. Kualifikasi Konsultan 29

III. PENUTUP 30

DAFTAR PUSTAKA 31

(6)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kompleksitas permasalahan yang dihadapi oleh sebuah lembaga menuntut

pemberdayaan seluruh sumber daya yang dimiliki lembaga demi terselesaikannya

permasalahan dengan cepat dan tepat. Tidak terkecuali manajemen sumber daya

konseptual berupa informasi. Manajemen informasi yang tepat akan dapat

mendukung semua aktivitas lembaga yang berujung pada peningkatan

produktivitas dan profit yang diperoleh lembaga. Akan tetapi tidak jarang

kekacauan manajemen / penanganan pada informasi seperti adanya pemberian

informasi yang tidak tepat akibat kekacauan organisasi informasi atau lambatnya

aliran informasi yang diterima mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan

keputusan sehingga sebuah lembaga harus menanggung resiko bahkan kerugian

yang cukup besar.

Rekaman informasi sebuah lembaga dapat dilihat dari keberadaan

arsipnya.. Sebenarnya arsip tidak pernah diciptakan secara khusus, akan tetapi

arsip akan lahir apabila ada aktivitas di dalam lembaga. Dengan demikian, arsip

akan menjadi bukti dokumenter atau sebagai alat pengingat sekaligus pengawas

berbagai kegiatan lembaga yang bersangkutan.

The Australia Standar AS 4390 – 1996 sebagaimana dikutip Kennedy dan

Schauder ( 1998 : 5) mendefinisikan arsip sebagai rekod yang memiliki nilai berkelanjutan. Pengertian rekod itu sendiri adalah “… informasi terekam, dalam

berbagai bentuk, termasuk data dalam sistem komputer, diciptakan atau diterima

dan dipelihara oleh organisasi atau perorangan dalam suatu transaksi bisnis atau

dibentuk dan dijaga sebagai bukti dari suatu aktivitas.” Dalam pengertian ini

keberadaan arsip diperlukan demi terlaksananya aktivitas lembaga yang efisien

(7)

lembaga negara dan badan pemerintahan, swasta, atau perorangan dalam bentuk

dan corak apapun dalam rangka pelaksanaan kegiatan administrasi atau bukti

transaksi atau penyelenggaraan kehidupan kebangsaan. Dan tujuan kearsipan

adalah untuk menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional tentang

perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk

menyediakan bahan pertanggungjawaban tersebut bagi kegiatan pemerintah.

Dalam pengertian ini pengolahan arsip ditujukan bagi pemanfaatan dan

pelestarian arsip bagi kegiatan administrasi dan memori kolektif bangsa.

Sementara itu menurut Sauki (1999 : 6) setidaknya ada 4 fungsi arsip yaitu

(1) sebagai memori kolektif instansi (corporate memory), (2) sebagai penyedia data atau informasi bagi pengambilan keputusan (decisions making), (3) sebagai bahan pendukung proses pengadilan (lagition support), dan (4) penyusutan berkas kerja (retention). Fungsi-fungsi ini akan dapat dicapai apabila arsip dikelola dengan tepat antara lain melalui Sistem Informasi Kearsipan.

Sistem informasi kearsipan disusun berdasarkan analisa terhadap

kebutuhan lembaga yang bersangkutan sehingga penggunaannya dapat

memberikan solusi dan keunggulan kompetitif bagi lembaga penciptanya.

1.2. Maksud dan Tujuan

Perancangan dan pembangunan sistem informasi kearsipan disusun

dengan maksud dan tujuan sebagai berikut :

a. Meningkatkan kemampuan kinerja Arsip Lembaga agar tercapai efektifitas

dan efisiensi unit kearsipan yang melayani pelaksanaan kerja di berbagai

bidang / unit kerja.

b. Mengembangkan sistem teknologi informasi kearsipan dan

menafaatkannya sebagai sumber informasi dengan menghasilkan sistem

informasi kearsipan yang akuntabel untuk menunjang kelancaran tugas

(8)

c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola kearsipan agar

memiliki keahlian di bidang manajemen kearsipan dinamis dan statis yang

profesional.

d. Meningkatkan fasilitas sarana prasarana penunjang kegiatan kearsipan

guna menelaah menganalisis, dan menyajikan data yang berhubungan

dengan arsip dinamis dan arsisp statis untuk kepentingan Lembaga.

1.3. Output

Output yang diharapkan dari perencanaan dan pembangunan sistem informasi kearsipan ini adalah :

a. Tersediannya Sistem Informasi Kearsipan yang handal sehingga

menunjang efektivitas dan efisiensi aktivitas lembaga.

b. Memberikan kemudahan bagi pengelolaan, akses dan distribusi arsip

sehingga dapat mempertinggi nilai informasi dan mengoptimalkan,

memperlancar dan meningkatkan kinerja lembaga.

c. Tersedianya sumber daya yang mampu mengoperasikan sistem

manajemen kearsipan tersebut.

1.4. Value

Value ALFRED berikut ini menjadi rambu-rambu dibangunnya sistem informasi kearsipan :

a. Administrative value (A): Merupakan nilai guna yang berhubungan dengan administrasi / tanggungjawab kedinasan

b. Legal value (L): Merupakan nilai guna yang berhubungan dengan hukum / tanggung jawab kewenangan

(9)

e. Education value (E) : Merupakan nilai guna yang berhubungan dengan tanggung jawab intelektual/prestasi budaya.

f. Documentative value (D) : Merupakan nilai guna yang berhubungan dengan tanggung jawab pendokumentasian.

1.5. Ruang Lingkup Pekerjaan

1. Tahap Pertama

Tahap Pertama mencakup kegiatan dalam rangka persiapan Pembangunan /

Pengembanga Sistem Informasi Kearsipan yang meliputi kegiatan :

a) Mempelajari dan memahami Rencana Lembaga.

b) Melaksanakan penelitian, survei dan diskusi-diskusi yang berkaitan

dengan rencana-rencana dan strategi-strategi Lembaga dalam

menghadapi tantangan di masa depan, terutama yang berkaitan dengan

pengelolaan dan kebutuhan akan informasi / dokumen / arsip lembaga.

c) Melaksanakan studi banding (comparative study) dengan melakukan kunjungan / pengamatan dan diskusi pada berbagai lembaga sejenis,

khususnya yang mempunyai aktivitas yang setara atau hampir setara

dalam hal pengelolaan arsip.

d) Menyusun suatu rencana strategi informasi (information strategy plan) yang selaras dengan Rencana Lembaga yang selanjutnya akan menjadi

term of reference dan request for proposal untuk para vendor untuk keperluan pengadaan prasarana Sistem Informasi maupun rencana

pembiayaan yang saling menguntungkan antara Lembaga dengan

vendor.

e) Membantu melakukan evaluasi dari para vendor teknologi informasi

yang telah mengajukan penawaran. Evaluasi ini akan meliputi evaluasi

teknis dari proposal, evaluasi terhadap kredibilitas vendor, serta analisa

investasi, sehingga Lembaga dapat memilih solusi yang paling sesuai

(10)

Kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan dalam waktu 1 (satu bulan).

2. Tahap Kedua

Tahap Kedua mencakup kegiatan dalam rangka pelaksanaan Pembangunan /

Pengembangan Sistem Informasi Kearsipan, yang meliputi :

a) Mendampingi lembaga dalam manajemen proyek implementasi Sistem

Informasi serta melakukan penilaian terhadap kinerja vendor yang dipilih

oleh Lembaga.

b) Melakukan comissioning terhadap vendor pada akhir masa implementasi serta memberikan opini-opini tentang prestasi vendor.

Kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan dalam waktu 3 (tiga) bulan.

Adapun rincian teknis pekerjaan yang akan dilaksanakan antara lain :

a. Menyediakan aplikasi Sistem Informasi Kearsipan untuk Lembaga.

b. Menyediakan perangkat keras, perangkat lunak sistem dan jaringan.

c. Melakukan instalasi dan uji coba dalam bentuk pilot project untuk mendapatkan gambaran kesulitan dan masalah yang timbul.

d. Melakukan pemasangan / instalasi perangkat keras dan lunak pada lokasi

lainnya termasuk kantor pusat.

e. Melakukan pelatihan untuk petugas yang akan mengoperasikan Sistem

Informasi Kearsipan tersebut.

f. Melakukan pemeliharaan sistem sehingga sistem dapat beroperasi dengan

(11)

1.6. Pendekatan dan Metodologi

Adapun pendekatan dan metodologi yang akan digunakan adalah :

a. Corporate re-enginering approach

Kegiatan utamanya mengevaluasi berbagai proses dan organisasi aktivitas

yang ada. Melalui cara ini diharapkan sistem yang terbangun dapat secara

optimum mendukung semua lingkup kegiatan dan tingkatan manajemen.

b. Open system architecture

Dengan pendekatan ini, maka kegiatan pengembangan Sistem Informasi

tidak terhambat oleh ketergantungan terhadap suatu produk, platform, atau merek tertentu. Ini akan memberikan fleksibilitas dalam menghadapi

perubahan maupun penambahan kebutuhan di masa depan.

c. Client/server computing

Pendekatan ini memberikan sinergi yang baik dalam pelaksanaan

pemrosesan data. Dengan teknologi client/server ini beban terdistribusi antara client dan server; tetapi pada saat dibutuhkan 'computing power' yang tinggi, maka suatu instalasi yang besar akan membantu pekerjaan

komputasi dari instalasi lain yang membutuhkannya. Keuntungan lain

yang diperoleh adalah lebih rendahnya biaya implementasinya dibanding

dengan 'multi-user computing' yang memerlukan komputer skala besar sebagai sentral komputasi. Termasuk dalam keuntungan melalui cara ini

adalah menurunnya kompleksitas sistem.

d. Rightsizing hardware platform

Tujuan utama dari pendekatan ini adalah menyediakan infrastruktur yang

sesuai dengan keadaan dan masalah yang dihadapi masing-masing unit /

departemen. Penerapan 'Open System' yang memberikan fasilitas skalabilitas, portabilitas dan interoperabilitas menyebabkan pendekatan ini

dengan mudah dapat dilaksanakan dan pada gilirannya menyebabkan

dapat ditekannya berbagai biaya; karena memungkinkan tidak terbuangnya

(12)

e. Top-down planning, bottom-up implementation

Pendekatan ini memungkinkan adanya sebuah kerangka acuan global pada

waktu implementasi. Kerangka ini disusun secara global meliputi semua

tingkatan dan unit kerja yang ada di lembaga yang bersangkutan.

Penyusunan rencana secara top-down ini memungkinkan terbentuknya sebuah peta (road map) teknologi informasi. Namun meskipun dibuat secara top-down, peta ini harus dapat dibangun secara bertahap ( bottom-up) sesuai dengan skala prioritas dan kebutuhan lingkup dan tingkatan manajemen. Kemampuan pembangunan bertahap ini juga mendukung

(13)

II. KRITERIA APLIKASI

2.1. Kriteria Aplikasi yang Dibutuhkan

a. Platform

Untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang efektif dan efisien maka

sangat diperlukan dukungan dari sistem aplikasi yang sanggup menstruktur data

dan mengelola dokumen secara elektronik. Perencanaan strategi harus dilakukan

sehingga sistem yang dipilih mampu mengintegrasikannya dalam satu platform

yang dapat mempermudah kegiatan dan interaksi antara lembaga dengan klien,

partner dan relasi kerja lainnya. Platform aplikasi / software yang dipilih harus memperhatikan scalability, business continuity, security, dan globalization, capabilities.

a. Scalability

Aplikasi dokumen dibuat dengan ukuran yang dapat disesuaikan dengan

kemampuan penyimpanan dan pelayanan yang diberikan. Klien dapat

meningkatkan kapasitas skalabilitas, keseimbangan load, pengklausteran, dan kapabilitas lain sesuai dengan aplikasi infrastruktur dari server yang

digunakan.

b. Business Continuity

Kapasitas penyimpanan (repository) aplikasi memungkinkan klien untuk mengkonsolidasi seluruh aplikasi dokumen yang umumnya dihasilkan oleh

infrastruktur lembaga yang bersangkutan sehingga menjamin kontinuitas

dan keberlangsungan aktivitas lembaga mereka.

c. Security

Untuk menjamin keamanan dan kerahasiaan data yang dihasilkan oleh suatu

perusahaan, aplikasi harus dapat mendesain tingkat pengamanan sesuai

(14)

keabsahan, keaslian dan keamanan data serta dokumen perusahaan dapat

dipertanggungjawabkan.

d. Globalization

Dokumen perusahaan yang telah terintegrasi dalam aplikasi menggunakan

platform yang dipilih merupakan data yang dapat disebarluaskan secara global. Sehingga akan menguntungkan pertumbuhan perusahaan untuk

memperoleh penghargaan internasional. Seperti publikasi yang dapat

dilakukan dalam multi bahasa.

e. Ease of Use

Mudah dalam penggunakan aplikasi, sehingga dapat diterapkan dengan

cepat oleh berbagai tingkatan perkembanagan lembaga sejenis.

g. Standards

Menggunakan berbagai alat teknologi informasi yang banyak digunakan

oleh lembaga sejenis, sehingga menjamin keseragaman pengelolaan data

lembaga.

Hal ini tentu tidak dapat dilakukan oleh aplikasi-aplikasi yang sederhana

atau aplikasi yang terpisah-pisah antara suatu kebutuhan departemen dengan

departemen yang lainnya. Aplikasi yang baik setidaknya memiliki fitur yang dapat

memberikan solusi bagi peningkatan kinerja lembaga dengan meningkatkan dan

memelihara nilai dari sumber informasi suatu organisasi, sehingga

mengoptimalkan dan memperlancar fungsi lainnya.

2.2. Fitur

(15)

a. Document Capture

EDMS harus mendukung perpindahan isi dokumen digital dan konversi

dokumen tercetak ke dalam dokumen image.

b. Document Management

Sistem harus mampu mengelola berbagai dokumen digital, termasuk

beragam format image, teks dan dokumen campuran, file elektronik dan format digital audio / video. Pemakai harus dapat mengindeks dan

mengkatagorikan dokumen dan tempat penyimpanan dokumen harus

dirujuk. Selain itu sistem juga harus dapat melacak akses dokumen dan

aktivitas temu kembali dokumen.

c. Document Storage

Sistem harus dapat mendukung pengarsipan dokumen ke dalam beragam

media storage : on-line, near-on-line dan off line, termasuk format digital seperti optical disk, CD-ROM, tape dan magnetic disk sebagaimana dalam format analog, seperti microfich dan kertas. Sistem harus menjamin penggunaan media untuk dokumen storage, mendukung lokasi dokumen

storage baik secara tersendiri maupun bersama-sama, pemindahan dokumen diantara media storage sebagaimana yang dibutuhkan dalam retensi daur hidup dokumen dan menampilkan permintaan temu kembali dari sistem

pemakai.

d. Document Access

Sistem harus menampilkan kesatuan paradigma penelusuran dan temu

kembali, dimana dokumen dapat diakses, ditemukan kembali dan dilihat

secara konsisten dengan menggunakan model tanpa memperhatikan isi data

(16)

e. Document Retrieval

Sistem harus dapat memberikan dokumen tertentu pada desktop dan

mencakup fungsi untuk manipulasi dokumen secara personal, seperti

anotasi, penggandaan dan pencetakan.

f. Document Exchange

Sistem harus menyediakan akses bagi aplikasi lainnya, agar dokumen dapat

diekstrak, diisi dengan format file standar dan dijalankan untuk mendukung tujuan perusahaan.

g. Document Output

Sistem harus mendukung kecepatan yang tinggi pada sejumlah dokumen

tercetak, publikasi koleksi dokumen ke dalam format CD dan mengekspor

dokumen untuk digunakan oleh aplikasi lainnya.

2.3. Aplikasi

Aplikasi yang diperlukan dapat dikelompokan ke dalam lima katagori, yaitu:

a. Creation and Revision Control

Keberadaan word processing document, spreadsheets, presentation dan dokumen elektronik lainnya diolah sebagai entiti file dalam sistem operasi komputer. Ketika ia memiliki kemampuan untuk menyimpan dan

memindahkan folder ke dalam jaringan server bekerja atau sebelum

direktori backup di definisikan, tidak ada kontrol yang bekerja. Pemakai dapat dengan mudah mengedit dokumen yang salah, menghapus dokumen

secara sembarang, menciptakan versi baru dari dokumen yang telah ada,

(17)

kontrol pada penciptaan, revisi dan disposisi dokumen, aplikasi dokumen

manajemen terhindar dari kesalahan bersama yang berhubungan dengan

filing yang salah, duplikasi pekerjaan dan pelanggaran keamanan yang

menjadikan perusahaan terhindar dari kehilangan produktivitasnya.

b. Foldering

Pengelolaan dokumen yang dinamis diperlukan dalam aktivitas yang lebih

spesifik, seperti untuk customer service, contract management atau dukungan legal. Fitur folder memungkinkan dokumen dikelompokkan ke

dalam sebuah folder. Aplikasi manajemen dokumen mengontrol distribusi

dan accessibility pada folder.

c. Transaction Processing

Dokumen yang berfokus pada transaksi biasanya memiliki masa hidup

dokumen yang pendek dan intensif. Dokumen disimpan, diproses dan

dibuang, diarsipkan atau diteruskan ke departemen lainnya. Biasanya

volume dokumen tinggi dan memiliki kemampuan untuk meningkatkan

kecepatan transaksi. Dalam hal ini, fungsi utama dari aplikasi manajemen

dokumen adalah optimalisasi kecepatan dan efisiensi.

d. Dokumen Enabling

Ketika aplikasi manajemen dokumen berfokus pada kontrol dokumen vital,

kemudahan akses pada dokumen yang berhubungan ditingkatkan. Skenario

document-anabling, menampilkan aplikasi proses data dengan user interface pada dokumen. Dokumen disimpan dalam repository yang dihubungkan dengan saluran aplikasi bisnis.

e. Storage and Retrieval

(18)

Manajemen repository dokumen, indeks database dan kewenangan akses individu pengguna ditampilkan dalam platfom manajemen dokumen.

2.4. Arsitektur

a. Managing Document Images

Arsitektur platform manajemen dokumen tidak hanya memiliki kemampuan untuk menciptakan, merevisi dan mendistribusikan dokumen elektronik,

tetapi juga kemampuan untuk mengelola semua dokumen secara

komprehensif, termasuk manajemen dokumen images.

Setiap sistem komputer berisi lima subsistem penting : input, display, communications, storage dan output, yang terintegrasi dengan central processing unit (CPU) dan dikonfigurasi secara khusus untuk mengolah jenis data yang diproses.

I nput Display & Manipulation

Communicati on

Storage Output

Subsystem Device & Management Support

Sandard Office Computing Platform

I maging Management & Application Development Support

Management Apllication

Gambar 3.3.4. Document Imaging Component Model

(http://www.rhiner.com)

Keyboard merupakan input device yang secara langsung didukung oleh

(19)

komputer, sistem operasi atau penghubung lainnya, seperti system operasi

jaringan.

Data image sangat berbeda dari data komputer lainnya. Dokumen image merupakan koleksi sederhana yang dapat dengan mudah dilihat mata

manusia tetapi tidak bagi penggunaan sistem komputer. Pada dokumen

image, kata atau phrase tidak dapat ditelusur, dieja, diedit, dihapus atau disusun kembali elemennya. Selain itu, ukuran filenyapun lebih besar

daripada ukuran file data komputer. Platform Sistem Informasi harus dapat menangani hal ini.

b. Document Capture

Capture merupakan solusi yang sangat penting bagi manajemen dokumen. Subsistem capture merespon aplikasi manajemen pada data image. Bentuk prosesnya, OCR/ICR dan raster-to-vector mengkonversi teknik gambar.

c. Document Storage

Platform Sistem Informasi harus mencakup fasilitas untuk mengelola arsitektur penyimpanan. Arsitektur penyimpanan dalam EDMS (Electronic

Document Management System) menggunakan beragam device, termasuk WORM (write one read only) optical disk, optical jukeboxes, RAID (redundant array of independent disk) dan / atau sistem penyimpanan tape

automatis.

d. Communications

Sistem informasi memerlukan infrastruktur komunikasi untuk aktivitas kerja

(20)

e. Utilizing Workflow Technology

Software workflow dapat dalam bentuk e-mail atau server-based.

f. Document and Content Management on the Web

Aktivitas manajemen dokumen secara fundamental dirasakan dengan perubahan pada internet, web dan intranet. Hal ini membawa implikasi pada platform Sistem Informasi. Kemampuan capture, akses dan penyimpanan informasi dari web, baik menggunakan web browser untuk mengakses dokumen informasi.

2.5. Kriteria Hardware yang Dibutuhkan

Hardware komputer yang dibutuhkan adalah yang umum dapat dijumpai di pasaran seperti server, PC workstation dan peripheral seperti printer, peralatan imaging seperti scanner, OCR/ICR, media penyimpanan seperti CD, DVD dan

peralatan jaringan seperti switching hub, hub, router dan modem yang terhubung dalam suatu jaringan komputer. Hardware yang dibutuhkan harus memiliki kemampuan kerja yang tinggi dan memiliki spesifikasi teknis terbaru, yang

mampu mengatasi kebutuhan perkembangan teknologi di masa depan, dengan

karakteristik: upgradebility, scalability, compatibility.

Dukungan layanan purna jual yang baik dan ketersediaan suku cadang dari

vendor juga menjadi pertimbangan sehingga diharapkan seluruh hardware dan peripheralnya mampu dioperasikan selama lima tahun tanpa sela dengan jaminan

Y2K Compliance dari vendornya.

(21)

a. Server

Server harus dipilih dari produk yang handal dari produsen yang baik dan

berkualitas (branded), karena akan dioperasikan selama 24 jam secara terus menerus tanpa ‘down time’. Server yang dibutuhkan yaitu server dengan kapasitas

besar (Large Capacity Server). Selain itu untuk memudahkan migrasi dan

skalabiliti maka dipilih platform yang terbuka, yaitu yang berbasiskan prosesor Intel atau sejenisnya.

b. Workstation

PC workstation yang dibutuhkan dapat dipilih dari produk kelas menengah maupun lokal dari produsen yang baik dan berkualitas. Untuk memudahkan

skalabiliti maka dipilih platform yang berbasiskan teknologi Intel dan Microsoft Windows.

c. Printer

Printer yang dibutuhkan bergantung kepada aplikasi Sistem Informasi

yang fungsinya dapat diklasifikasi sebagai berikut:

- Folio printer, registration printer dan cheque-slip printer menggunakan jenis dot matriks 80 kolom.

- Report printer, dot matriks 132 kolom, 400 cps

- High speed printer, minimal 750 cps (digunakan sebagai sistem atau shared printer)

d. UPS Power Backup

UPS diutamakan untuk membackup server adalah jenis online sinus dengan kapasitas minimal 1 KVA. Pemakaian UPS dapat diperluas untuk

workstation-workstation yang berada pada lokasi tergolong kritis seperti distributor dan outlet. Kapasitas yang diperlukan tentunya disesuaikan dengan

(22)

e. Peralatan Imaging

1. Scanner

Scanner merupakan hardware device yang dapat mengkonvert image analog ke dalam image digital. Dokumen kertas ditangkap oleh sumber cahaya secara refleks dan direkam secara refleks melalui charge coupled device

(CCDs). CCDs merupakan instrumen analog sinar yang sensitive yang

secara terus menerus membaca sinar secara intensif. Scanner akan

mengambil sinyal analog, mengkonversi analog ke digital, dan

mengumpulkan bacaan tersebut untuk diletakan dalam dokumen. Informasi

ini kemudian dikompres.

Data digital ditampilkan dalam DPI. Apabila dokumen tidak dapat ditelusur

menggunakan aplikasi berbasis isi dokumen, kemudian konversi image ke

dalam mesin pembaca teks tidak diperlukan. Proses OCR diperlukan dan

DPI yang rendah bisa didapat.

Isu teknis dalam pemilihan scanner :

1. Kedalaman Pixed, Resolusi dan Ukuran File

2. Kecepatan

3. Flatbad Vs. Sheetfed

Apabila kita akan menscan setumpuk kertas dengan cepat, maka

gunakanlah sheetfed, tetapi apabila yang dibutuhkan adalah scanner untuk mencan halaman tunggal maka gunakanlah flatbed.

4. Duplex Vs Simplex

Scanner Duplex dapat menscan halaman muka dan belakang dengan cepat dan mudah. Duplexing terdapat pada scanner sheetfed dan ADF

dari flatbed.

(23)

2. Audio-Video Capture

Teknologi ini harus dapat mengkonversi dokumen kertas ke dalam image

digital dan indeks data. Image disimpan sebagai file TIFF pada sistem penyimpanan optikal dan diindeks serta disimpan di dalam database relational.

3. OCR/ICR

Bagian kunci dari dokumen scanning adalah optical character recognition

(OCR). OCR merupakan teknologi tambahan pada scanner dokumen. OCR

berarti objek teks dalam dokumen dikonvert dari bit-mapped image ke dalam representasi teks seperti ASCII. Scanner memisahkan dokumen ke

dalam elemen gambar yang disebut pixels. Kumpulan pixel dari karakter

alphanumeric dibaca oleh software OCR, dan diterjemahkan ke dalam karakter ASCII dengan tepat (atau ke dalam kode lainnya yang dapat dibaca

oleh mesin).

Ada dua metodologi atau pendekatan untuk menangkap karapter / huruf,

yaitu : template-matching dan topological analysis. 1. Template-Matching

Template-matching dikenal sebagai pencocok huruf atau pencocok matriks, merupkan pendekatan yang sangat sederhana. Karakter teks secara individu

diproses dengan dicocokkan agar berada dalam sistem penyimpanan

template karakter. Hal ini membuat huruf dikenali oleh sistem. Produksi dengan pendekatan ini dapat enyimpannya dimana saja dari satu huruf

(monofont machines) hinga beberapa huruf (multifont machines).

Pencocokan huruf lebih cepat daripada topological berbasis OCR, tetapi

lebih kaku.

2. Topological Analysis

(24)

pendekatan OCR. Aturannya, konstruksi karakter berpasangan dengan

image memproses alogaritma yang dapat mendeteksi tepi karakter yang

dicetak. Image yang discan pada teks menjadi elemen tersendiri. Bagian dari

katakter dan antar bagiannya dibandingkan untuk membuat aturan yang

berhubungan dengan konstruksi karakter.

ICR. OCR seringkali dibingungkan dengan istilah intelligent character recognition (ICR). ICR mencakup handwriting recognition yang biasa disebut handwriting ICR.

Handwriting ICR tidak lagi dibingungkan oleh handwriting recognition dari pena, dengan menggunakan pensil berbasis komputer. Sistem berbasis pena

secara signifikan kurang sensitive dan mensyaratkan karakter secara

individu dipelajari. Sistem berbasis kertas juga bersandar pada gerak,

kecepatan dan rangkaian tulisan tangan yang diciptakan.

Machine-Learned Fragment Analysis( MLFA). MLFA merupakan teknologi yang diciptakan oleh Exvervision, aslinya untuk mengenali

karakter Kanji. MLFA menganalisis karakter sebagai kumpulan feagmen,

lebih dari sekedar unit tungal. Hasilnya lebih teliti dan lebih akurat dalam

menganalisis karakter. OCR kemudia dapat digunakan untuk karakter Kanji

atau Cyrillic.

Fitur Tambahan OCR

Lexical Tools. Keakuratan OCA meningkat dengan integrasi lexical tools

yang dapat memutuskan secara cerdas untuk berhubungan dengan karakter

yang tidak dapat ditangkap secara cepat. Memungkinkan penterjemahan kata

yang tidak lengkap dalam penelusuran ke dalam kamus atau site lexicon.

(25)

secara dinamis. Tidak seperti omnifont, trainable OCR membutuhkan intervensi operator. Sistem menyimpan arus template atau pattern lain untuk karakter yang tidak dikenal dan mendesak operator untuk

menterjemahkan karakter secara tepat. Sistem menjadi “pintar” dan kurang

membutuhkan input operator. Proses pelatihan biasanya lambat dan

membosankan

Optical Mark Recognition (OMR). OMR disebut juga mark sense merupakan satu teknologi OCR tertua dan sangat sederhana, biasanya

menggunakan scantron bubble-sheet yang dikenal. Memerlukan formulir yang distandarisasi dan scanner resolusi rendah, OMR menjadi sangat

ekonomis tetapi juga terbatas. Aplikasi menggunakan OMR untuk

mengenali check-box dari quesiner dan survey. Tidak seperti scantron tradisional, formulir diciptakan dengan produknya dapat sisusun secara

virtual, diletakan pada pensil dan tidak memerlukan bubble atau box untuk

meletakannya secara lengkap. Kelemahan pada formulir dari scantron

adalah kecepatan rekognisi yang lambat dan keakuratan yang rendah.

Aplikasi lain dari OMR adalah menggunakan hieroglyphics dengan beragam intruksi untuk menerima / menangkap komputer.

Double-Sided Scanning. Kemampuan untuk menscan dan menyusun teks dari dua sisi dokumen yang dicetak yang dapat disimpan lebih lama dalam

situasi dimana formulir dari input teks merata. Sisi tungal halaman pada

tumpukan kertas discan dan diproses. Tumpukan kertas kemudian dibalik

dan teks pada sisi lain discan dan diproses. Software secara automatis akan

menyusun teks ke dalam urutan yang tepat.

Support for Columnar Input. Biasanya, cetakan kertas diformat dalam

tampilan kolom (sebagai contoh, surat kabar). OCR “membaca” teks dari

kiri ke kanan, dari atas ke bawah. Tanpa dukungan untuk memformat kolom,

input dalam format kolom menghasilkan produk yang salah, dimana teks

(26)

tetapi semua ketidakteraturan itu dapat dibaca dan diperkecil. Sistem

scanner/ OCR mendukung kolom teks yang akan dikenali dengan

memproses teks dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, sebelum kemudia

halam pindah ke kanan, untuk kolom teks berikutnya. Dengan cara ini teks

disimpan dalam urutan yang siap untuk dibaca. Apabila dokumen memiliki

kolom teks, tetapi kita tidak memiliki system scanner / OCR yang dapat

mengenali dan mendukung input formulir ini secara automatis, tutupi kolom

pada halaman dan scan dokumen per kolom, atau dokumen OCR dengan

satu per satu kemudian secara manual dibalik dan dikonfiguraikan lagi blok

teks berdasarkan urutan yang tepat.

Automatic Page Decomposition. Software ini menangani secara cerdas

dokumen campuran, dokumen terdiri atas image dan grafik sebagaimana

teks. Dukungan pada feture ini tersedia dalam beragam tingkatan. Beberapa

produk membutuhkan temlate untuk secara manual menggambar dan

mengidentifikasi bagian teks dan non teks dalam dokumen secara terpisah.

Kemampuan membedakan image dan teks secara automatis dalam satu

langkah didukung oleh produk OCR tingkat tinggi dalam jumlah yang besar.

Secara sederhana, sistem memproses dokumen dengan scanner dua kali :

satu sebagai image dan satu lagi software OCR.

Automatic Conversion into Proprietary Format. Asalnya hasil teks OCR adalah karakter ASCII. Kini produk akan menyimpan teks secara langsung

kedalam format khusus. Penyimpanan ini menggunakan waktu dan usaha

pengimporan teks ASCII ke dalam paket lain (seperti word pecessor atau

database). Karakter asli seperti cetak tebal, paragraph dan garis bawah

(27)

Neural Network technology. Dengan menggunakan alogaritma fuzzy yang membantu software mempelajari karakter sebagaimana yang ditangkap, aplikasi “neural network” dapat menangani jenis dan ukuran faset yang

sangat beragam. Di luar standar teknologi omnifont, neural network

memaparkan model pola manusia melalui penciptaan yang menghubungkan

ide dan konsep. Keuntungan utama dari neural network berbasis OCR

adalah dapat dikenalinya dokumen secara luas, termasuk yang memiliki

kualitas yang buruk. Kompleksitas teknologi neural network membutuhkan

penghitungan dalam jumlah besar : jadi aplikasi relatif lambat. Dengan

dapat dikenalinya dokumen dengan kualitas rendah, termasuk fax, neural network OCR memiliki standar lebih cepat daripada standar OCR, ia juga dapat mengenali image, sementara produk lain tidak.

TWAIN. TWAIN merupakan standar API yang dapat memfasilitasi integrasi

semua peralatan, seperti scanner dan optical drive ke dalam sistem imaging. Kombinasi dengan aplikasi scanner, TWAIN menempatkan scanning untuk secara langsung ditampilkan dalam program, seperti Aldus’Page Maker. Produk ini biasanya memiliki targer pada pengguna akhir level pemula atau

entri level OCR. Semuanya dintegrasikan dengan program berbasis teks dan

OCR untuk ditampilkan secara langsung di dalam program.

Smart Form. Smart form merupakan jenis produk terbaru yang menggunakan ICR atau OMR. Produk ini dapat mengentri dan menontrol

data dalam PC yang jauh. Formulir difax kedalam komputer dengan

faxboard dan memerlukan software, yang merespon intruksi berdasarkan pada sejumlah hieroglyphics / tulisan Mesir, bentuk yang dapat secara terpisah atau lengkap masuk kedalam sejumlah perintah. Banyak platform

produk yang sesuai dengan RDBMS dengan informasi yang difax dari

beberapa platform, termasuk teks tilisan tangan dalam beberapa kasus.

(28)

mengurangi kebutuhan untuk mengunci kembali prosentase data dalam

jumlah besar.

4. COLD (Computer Output to Laser Disk)

Teknologi COLD mencakup pemrosesan, pengindeksan dan penyimpanan komputer secara umum, laporan diformat dalam media komputer. Output data

dapat dicetak dan / atau pada microfiche. Dengan COLD, pengguna dapat menelusur, melihat, mencetak dan memproses informasi secara elektronik.

f. Peralatan Jaringan

Sistem Jaringan komputer meliputi jaringan komputer secara LAN (local

area network). Peralatan jaringan utama untuk LAN terdiri switching hub untuk jaringan yang besar dan hub untuk mendukung hubungan pada jaringan yang kecil

(kurang dari 12 node).

Jaringan Local Area Network (LAN) diharapkan dapat mengatasi kebutuhan komunikasi data antara satu unit / departemen dengan unit /

departemen lainnya. Selain itu juga diharapkan jaringan menggunakan sistem

operasi jaringan yang handal dalam mendukung komunikasi data, dengan

karakteristik: sistem otorisasi yang baik, tidak mudah terserang virus komputer.

Sistem jaringan juga mempunyai kemudahan dalam pengoperasian, sistem

pengamanan data yang baik, pemusatan pengawasan jaringan serta memiliki

kompatibilitas dengan aplikasi-aplikasi yang berkembang saat ini.

Sistem jaringan juga harus dilengkapi dengan sistem keamanan yang

(29)

pengaturan wewenang dan akses terhadap jaringan akan diatur sesuai dengan

fungsinya masing-masing.

2.6. Kriteria Software yang Dibutuhkan

Dua syarat teknologi pada sistem imaging dokumen adalah :

- Ukuran dari arsip dokumen itu sendiri. Dibandingkan dengan word processing atau file taxt, image merupakan objek yang cukup besar, dan tipe sistem imaging mencakup jutaan halaman. Database relational tidak baik digunakan untuk menyimpan objek yang besar secara langsung, total

kapasitas penyimpanan image dapat mencapai ratusan gigabyte hingga

tetrabyte, biasanya membutuhkan penggunaan optical disk jokeboxe untuk memperkecil biaya penyimpanan image. Untuk skala produksi sistem dokumen imaging menggunakan database SQL untuk mengindeks dokumen, mengkombinasi kinerja sistem file yang tinggi dengan dukungan kombinasi magnetic dan optikal disk untuk menyimpan imagenya.

- Kebutuhan akan kecepatan. Walaupun repository berukuran besar, pengguna membutuhkan untuk menemukan kembali dokumen image secara cepat agar

produktif. Kemampuan untuk menampilkan kecepatan pada volume produks

puluhan dari ribuan kalaman yang di capture atau ditelusur perhari, memerlukan sistem imaging dokumen yang didesain untuk maksud ini.

Hasil dan respon waktu merupakan nilai ukur utama dalam membayar

sistem imaging. Teknologi desktop imaging, didesain untuk capture atau menemukan kembali puluhan hingga ratusan halaman per hari sangat murah

harganya – software biasanya diberikan secara gratis oleh sistem operasi windows – tetapi itu sangat sederhana dan tidak dapat mengukur volume

produksi.

a. Relational Database Engine

(30)

b. Internet Standard Support ( XML, X Path, XSL, HTTP)

c. URL and HTTP Access (SQL, XML templates)

d. Relational Database Management System yang direkomendasikan:

DB2, Microsoft SQL Server, ORACLE, INFORMIX dan BTRIEVE

b. Backup System

a. Open File Backup

b. E-mail Sistem Backup

c. Database Sistem Backup

d. Sheduler Backup and Restore

e. Terpadu dengan Perangkat Lunak Anti Virus

c. Office Automation

a. Word Processing

b. Spread Sheet

c. Presentation Function

d. Anti Virus

a. Realtime scanning and automatic cure

b. Virus Signature Update

c. Virus Quarantine

d. Central Activity Logs

e. Remote Management and Scanning

e. E-Mail System

a. Client Server E-mail Sistem

(31)

b. Base on TCP/IP

c. Security Protection

g. Fire Wall

a. Inbound and Outbound Protection

2.7. Kriteria Infrastruktur Jaringan Yang Dibutuhkan

Untuk mendukung aplikasi Sistem Informasi Kearsipan yang terintegrasi

diperlukan infrastruktur yang memenuhi kriteria jaringan komputer yang baik,

yaitu berunjuk kerja tinggi, sederhana dan mudah dikelola, mempunyai

kompatibilitas tinggi, handal, mengacu sesuai standar, mudah dikembangkan

sesuai dengan kebutuhan maupun karena perkembangan teknologi dengan biaya

yang efisien. Aplikasi ini harus mampu dioperasikan dalam Intranet PT.S, yang

berbasiskan suatu jaringan lokal (LAN) dengan protokol Ethernet/TCP-IP serta

diakses pada extranet yang berbasiskan Internet Virtual Private Networking.

Jaringan lokal yang diinginkan adalah jaringan lokal dengan sistem

perkabelan terstruktur yang didukung dengan “backbone” berteknologi kombinasi

dari Ethernet atau Fast Ethernet (yang mempunyai unjuk kerja 10 kali lebih cepat

daripada teknologi Ethernet biasa) dengan teknologi Fiber Optic.

Instalasi sistem perkabelan terstruktur memberikan kemudahan dalam

pengelolaan dan pemeliharaan jaringan, handal dalam mendukung komunikasi

data, dengan karakteristik: sistem otorisasi yang baik, tidak mudah terserang virus

komputer, memiliki fasilitas e-mail system, mudah dalam pengoperasian, sistem pengamanan data yang baik, pemusatan pengawasan jaringan, menyediakan

(32)

Dengan jaringan internet ini, maka proses pengolahan dan pengaksesan dan

pertukaran data dapat dilakukan lebih cepat sehingga mengurangi waktu proses

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan kinerja perusahaan

dapat ditingkatkan

2.8. Training

Training atau pelatihan diperlukan untuk mempersiapkan petugas agar

mampu mengoperasikan sistem dengan baik sehingga harus dipersiapkan suatu

paket training yang lengkap minimal terdiri dari :

a. Training Pengoperasian Sistem

Diperlukan bagi petugas yang akan ditunjuk untuk mengoperasikan sistem

di lapangan. Materi training menyangkut masalah yang berhubungan

dengan:

• Pengoperasian Aplikasi Sistem Informasi Kearsipan • Sistem operasi dan utilitasnya

• Menggunakan sistem e-mail

b. Training Administrator Sistem

Diperlukan bagi petugas yang akan ditunjuk untuk menangani dan

memelihara sistem. Materi training menyangkut masalah yang berhubungan

dengan:

• System administrator untuk Sistem Operasi yang digunakan • Pemeliharaan Aplikasi Sistem Informasi Kearsipan

(33)

2.9. Maintance dan Support

Dukungan pemasok perangkat komputer khususnya sistem operasi dan

aplikasi sangat diperlukan di dalam mendukung keberhasilan komputerisasi dan

alih teknologi secara keseluruhan dalam tingkat pelayanan (service level) yang

akan dituangkan dengan service level agreement (SLA).

2.10. Model Implementasi

Untuk mengembangkan dan mengimplementasikan suatu aplikasi Sistem

Informasi Kearsipan perlu dipertimbangkan beberapa faktor seperti di bawah ini :

a. Platform dan Sistem Operasi, aplikasi berjalan pada platform komputer PC workstation/server berbasis Intel microprocessor dan dengan dukungan

sistem operasi yang umum digunakan di pasaran seperti Microsoft Windows, Microsoft NT, Microsoft 2000, Unix dan Netware.

b. Web Base Application, untuk memudahkan setiap orang melihat informasi perusahaan dimana digunakan internet sebagai media komunikasi

c. Kehandalan Sistem, aplikasi yang diusulkan adalah aplikasi EDMS yang siap pakai dan teruji dengan baik di lapangan. Disamping itu software paket tersebut harus stabil dan handal , seperti SQL, BLOB, dsb.

d. Kelengkapan Fasilitas Aplikasi, aplikasi yang diusulkan adalah aplikasi yang mempunyai fungsionalitas yang lengkap dalam mendukung

pengolahan dokumen elektronik dalam berbagai format dan jenis media.

e. Kemudahan Dalam Pengoperasian, aplikasi dengan rancangan yang baik akan mudah mengerti dan dipelajari sehingga pengguna komputer dapat

menguasai bagaimana mengoperasikan dan memelihara (maintenance)

(34)

sangat membantu pengguna untuk mengoperasikan suatu aplikasi dengan

mudah.

Selain itu, sistem operasi harus bersifat sederhana tetapi lengkap dalam

fasilitas. Kemudahan dan kesederhanaan sistem operasi akan sangat membantu

pengguna untuk menguasai sistem aplikasi komputer secara sempurna.

Buku Petunjuk/Manual, aplikasi harus dilengkapi dengan petunjuk pemakaian yang lengkap dan mudah dipahami, terdiri dari;

- Buku Petunjuk pengoperasian sistem

- Buku Petunjuk Instalasi Sistem

- Buku Petunjuk Pemeliharaan Sistem dan Sistem Administrator.

2.11. Acceptance Testing

Setiap lokasi yang telah selesai instalasi perlu dilakukan Acceptance Testing sebelum sistem dioperasikan. Pelaksanaan Acceptance Testing meliputi keseluruhan sistem dilakukan oleh Lembaga dan konsultan pengawas. Materi

Acceptance Testing disusun oleh Lembaga dengan melakukan konsultasi dengan konsultan pengawas.

2.12. Kualifikasi Konsultan

Pelaksanaan pekerjaan ini akan dilakukan oleh konsultan yang memiliki

(35)

III. Penutup

Dalam tulisan ini telah diuraikan pemikiran-pemikiran awal untuk

pengembangan Sistem Informasi Kearsipan. Sistem dirancang sedemikian rupa

agar dapat menambah nilai dari informasi arsip yang dikelola dan memperlancar

fungsi lainnya sehingga dapat meningkatkan kinerja lembaga dan memberikan

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Chowdury, G.G. 1999. I ntroduction modern information retrieval. London :

Library Association Pub.

Effendi, Onong Uchjana. 1993. I lmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung :

Citra Aditya Bakti.

Kennedy, Jay dan Cherryl Schaude. 1998. Record Management. Ed.2.

Melbourne, Longman.

Koulopoulos, Thomas M. dan Carl Flappaolo. 1995. Electronic document

management system. New York : McGraw-Hill.I nc.

McDonell, Edwin D. 1993. Document imaging technology : how automated

solution are revolutioning the way organizations and people work. Salem :

Probus Pub.Com.

Straubhaar, Joseph dan Robert LaRose. 2000. Media now : communications

media in the information age. Ed.2. Belmont : Wadsworth.

Sulistyo Basuki. 2002. Manajemen Arsip Dinamis. Jakarta : Gramedia.

Taylor, Arlene. 1999. The organization of information. Englewood : Library

Unlimited I nc.

WebSite

http: / / www.aiim.org

http: / / bhinneka.com

http: / / documentum.com

http: / / filenet.com

http: / / www.rheinner.com

Gambar

Gambar 3.3.4. Document Imaging Component Model(http://www.rhiner.com)

Referensi

Dokumen terkait

pasar modal karena adanya informasi yang hanya diketahui oleh sebagian investor saja. Insider trading dapat menimbulkan kecurangan dalam transaksi perdagangan saham

Telah mengikuti pelatihan berbasis kompetensi pada jabatan Manajer Pengadaan MRO yang dilakukan oleh lembaga pelatihan yang kredibel dan terakreditasi nasional, lembaga

Oleh karenanya, mobil jenis MPV ini sangat laris di Indonesia karena fitur dan kemampuan yang ditawarkan oleh mobil tersebut sudah sesuai dengan apa yang

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

Informasi dari BPS (K OTA P ADANG , 2007), melaporkan bahwa sekitar 60% sapi potong berasal sebagian besar dari Propinsi Lampung, padahal banyak peternak yang

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: “Berapa angka kejadian seluruh pasien asites di RSUD Al-Ihsan

$GD SHQJDUXK SRVLWLI GDQ VLJQL¿NDQ Keterampilan Guru dalam Mengajar, Sarana Prasarana, dan Lingkungan Belajar secara bersama-sama terhadap Hasil Belajar Matematika

Mereka yang beriman ialah mereka yang beramal dengan keimanan yang diyakininya dan amalan yang dilakukan oleh seseorang menjadi bukti keimanannya terhadap Allah (s.w. t.).55