PROPOSAL PTK
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI CEPAT (SPRINT) MELALUI MODIFIKASI BAN BEKAS PADA SISWA KELAS IV
(SEBUAH STUDI DI SDN NO. 25/ II SUNGAI MANCUR KECAMATAN TANAH SEPENGGAL)
OLEH :
SYAMSUDESSI
PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Pendidikan jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk
meningkatkan kebugaran jasmanian yang disalurkan melalui suatu proses
pembelajaran, dengan mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan
perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Pelajaran
pendidikan jasmani berorientasi pada pelaksanaan misi pendidikin melalui aktifitas
jasmani dan aktualisasi diri dalam aplikasi kehidupan sehari- hari.
Menurut Supandi (1990:29) menyatakan bahwa “pendidikan jasmani adalah
suatu aktifitas yang menggunkan fisik atau tubuh sebagai alat untuk mencapai
tujuan melalui aktifitas jasmani”. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
pendidikan jasmani menurut Lutan (1997:7) adalah sebagai berikut: (a)
pembentukan gerak, (b) pembentukan prestasi, (c) pembentukan social, (d)
pembentukan pertumbuhan. Tujuan yang ingin dicapai ialah bemacam-macam
mencakup pengembangkan individu secara menyeluruh, yaitu aspek jasmani, aspek
mental, emosional, sosial, dan spiritual.
Dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang
dilaksanakan di sekolah memiliki peranan sangat penting yaitu, memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam aktivitas jasmani,
olahraga dan kesehatan yang dilakukan secara sistematis. Hal tersebut bertujuan
untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik,
sekaligus membentuk pola hidup sehat.
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di dalamnya diajarkan
beberapa macam cabang olahraga yang terangkum dalam kurikulum pendidikan
atletik. Menurut Yoyo Bahagia (20 : 02) Atletik merupakan ibu dari sebagian besar cabang olahraga dimana gerakan- gerakan yang ada dalam atletik seperti: jalan, lari,
lompat, lempar ada di sebagian besar dimiliki oleh semua cabang olahraga. Secara garis besar atletik dapat dikelompokan menjadi beberapa nomor yaitu lari, lompat dan juga lempar. Dari penjelasan tersebut salah satu nomor atletik adalah lari. Lari
itu sendiri terbagi kedalam beberapa kelompok yaitu lari cepat (sprint), lari menengah dan lari jarak jauh.
Lari jarak pendek dikenal juga dengan sebutan lari cepat atau sprint. Dalam
olahraga lari jarak pendek, pelari melakukan gerakan lari dengan kecepatan tinggi
sepanjang jarak yang harus ditempuh. Ya, dalam lari jenis ini, kecepatan lari yang
maksimal dari awal lari atau start sampai akhir lari atau finish merupakan hal yang
utama. Oleh karena itu, kekuatan fisik yang prima mutlak dimiliki oleh setiap pelari
jarak pendek.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah pada kelas IV di tempuh melalui aktivitas pembelajaran lari jarak pendek (sprint) yang
merupakan salah satu materi pokok. Lari jarak pendek (sprint) dalam kids atletik dipadukan dengan lari gawang dan lari slalom atau lari zig-zag. Perpaduan
tersebut bertujuan agar siswa lebih tertarik dan antusias dengan pembelajaran atletik khususnya lari sprint di sekolah dasar. Sebagai olahraga pendidikan, gerak dasar lari sprint diajarkan melalui proses pembelajaran
pendidikan jasmani.
Salah satu indikator keberhasilan siswa dalam pembelajaran khusus nya lari
perkembangan anak, karakteristik anak, kemampuan anak dan kesukaan anak serta tujuan yang harus dicapai. Banyak faktot yang menentukan keberhasilan dalam
belajar di antaranya adalah penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran yang baik bisa memotivasi siswa untuk mengikuti suatu kegiatan dalam proses pembelajaran dengan baik. Kedudukan media pembelajaran menjadi suatu hal yang
urgen dalam proses belajar.
Rudi dan Cepi (2009: 06) menyatakan bahwa media pembelajaran
merupakan sarana fisik untuk menyampaikan isi/ materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide dan sebagai nya. Sementara itu, Yoyo (04 ) berpendapat bahwa “media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat
merangsang fikiran, perasaan dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik”. Penggunaan media pembelajaran
dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan manfaat media pembelajaran yang dikemukakan oleh Rudi dan Cepi (2009:09) sebagai berikut:
1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indera.
3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
4. Memungkinkan anak belajar mandiri susuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya.
5. Memberi rangsanganyang sama, mempersamakan penglamam dan menimbulkan persepsi yang sama.
Media pembelajaran yang baik akan mempengaruhi tujuan pembelajaran yang diinginkan.
dengan menggunakan alat bantu bola berekor, lompat menggunakan kardus dan sebagainya. Melalui penggunan alat bantu dalam pembelajaran pendidikan jasmani,
maka siswa akan termotivasi dan memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan.
Dalam pemilihan alat bantu, guru dituntut untuk kreatif agar alat bantu tersebut
dapat digunakan secara efisien. Seorang guru yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru atau memdoifikasi yang sudah ada dengan cara yang semenarik
mungkin, sehingga anak diik akan merasa senang mengikuti pelajaran yang diberikan . Seperti yang diungkapkan oleh Lutan dan Suherman (2000:69) sebagai berikut:
“Modifikasi peralatan, guru dapat mengurangi tingkat kompleksitas tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk melakukan skill itu, misalnya: berat ringanya, besar kecilnya, tinggi rendahnya, panjang pendeknya peralatan yang digunakan.”
Dari pernyataan tersebut modifikasi memiliki peranan penting dalam proses
pembelajaran terutama dalam menciptkan suasana pembelajaran pendidikan jasmani yang aktif dan menyenangkan serta berguna bagi sekolah yang mempunyai keterbatasan sarana dan prasarana dan dapat menekan biaya operasional.
Dalam KTSP SD kelas IV di tuliskan Standar Kompetensi : Mempraktikan
gerak dasar permainan sederhana dan olahraga dan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya dan Kompetensi dasar : Mempraktik-kan gerak dasar atletik sederhana,
serta nilai semangat, percaya diri dan disiplin .
Seperti yang telah dijelaskan salah satu materi yang ada di kelas IV SD adalah
hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 25/ II Sungai Mancur Kecamatan Tanah sepenggal menunjukan masih banyak siswa yang belum mampu mencapai tujuan
pembelajaran tersebut. Hal ini diketahui dari hasil penilaian yang dilakukan oleh guru ternyata masih banyak siswa yang belum mampu mencapai nilai KKM yang
telah ditentukan.Serta siswa terlihat kurang tertarik dan malas- malasan dengan
pembelajaran lari cepat (sprint). Itu disebabkan pembelajaran yang monoton, tidak menarik, membosankan dan sangat melelahkan dan dalam pemberian materi guru
tidak menggunakan alat bantu dan masih menggunakan cara konvensional.
Berdasarkan permasalah yang diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas mengenai “ UPAYA MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR LARI CEPAT (SPRINT) MELALUI MODIFIKASI BAN BEKAS PADA SISWA KELAS IV”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakakan di atas, maka masalah
yang timbul dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Rendah nya hasil belajar siswa yang ditujunjukan banyak siswa yang belum
mancapai taret nilai yang telah ditentukan.
2. Kurang antusias nya siswa dalam mengikuti materi lari cepat.
3. Kurang kreatifitas guru dalam penggunaan alat bantu dalam materi lari cepat
(sprint).
Dari latar belakang masalah diatas maka muncul pertanyaan peneliti: seberapa besar peningkatan hasil belajar pada lari jarak pendek menggunakan modifikasi ban
bekas.
D. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah melalui modifikasi ban bekas
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam lari cepat E. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
BAB II
LANDASAN TEORI A. PENDIDIKAN JASMANI
1. PENGERTIAN PENDIDIKAN JASMANI
Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasikan
potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindak , dan karya yang diberi bentuk, isi,
dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai dengan cita-cita kemanusiaan. Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan,
kebugaran jasmani, keterampilan berpikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan
sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga.
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang diajarkan di sekolah memberikan
pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang
dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk
membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus
membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara
keseluruhan. Pendidikan sebagai proses pembinaan manusia yang berlangsung
seumur hidup, mempunyai peranan yang sangat penting yaitu memberi kesempatan
kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui
aktivitas jasmani.
Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan
aktivitas jasmani yang direncanakansecara sistematik, bertujuan untuk
meningkatkan individu secara organik, neuromuscular, perceptual, kognitif, sosial
dan emosional. (Depdiknas: 2003). Sebagai aktivitas jasmani yang direncanakan
secara sistematik, ada beberapa cabang olahraga yang diwajibkan dalam materi
pembelajaran yang terangkum dalam kurikulum KTSP pendidikan jasmani.
Diantaranya adalah permainan bola atletik dan lain- lain. Cabang- cabang olahraga
yang diimplementasikan dalam kurikulum diharapkan dapat mencapai tujuan
pendidikan jasmani itu sendiri.
2. CABANG OLAHRAGA
Seperti yang tercantum dalam kurikulum bahwa beberapa cabang olahraga di
ajarkan dalam materi pembelajaran pendidikan jasmani khusus nya bagi siswa
sekolah dasar. Diantara cabang tersebut adalah cabang olahraga athletik. Athletik itu
sendiri berasal dari bahasa Yunani Atletik berasal dari bahasa Yunani “athlon” yang
olimpiade pertama pada 776 SM. Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis
olahraga. Secara umum ruang lingkup pembelajaran atletik di sekolah-sekolah
meliputi nomor-nomor : jalan, lari, lompat dan lempar.
Pembagian kelompok tersebut adalah sebagai berikut:
1. Nomor jalan meliputi: jalan 5 km, 10 km, 20 km dan 50 km
2. Nomor lari dibagi lagi kedalam :
a. Lari lari jarak pendek meliputi : 100 m, 200m, 400 m
b. Lari jarak menengah meliputi : 800 m dan 1500 m
c. Lari jarak jauh meliputi : 5000 m , 10.000 m, marathon
d. Lari estafet meliputi : 4 x 100 m, 4 x 400 m
e. Lari rintangan meliputi : lari gawang 100 m, 110 m,
400 m dan 3000 m halang
Rintang
3. Nomor lompat meliputi:
a. Lompat jauh gaya jongkok, melayang dan gaya berjalan di udara. b. Lompat tinggi gaya guling perut, guling sisi dan flop.
c. Lompat jangkit d. Lompat tinggi galah
4. Nomor lempar terdiri dari:
a. Tolak peluru gaya menyamping, belakang dan memutar. b. Lempar cakram
c. Lempar lembing dan d. Lontar martil.
Pengaplikasian beberapa cabang olahraga di tingkat sekolah dasar
diharapkan pada pelajaran pendidikan jasmani menjadi media untuk mendorong
pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan
merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang
seimbang.
B. LARI CEPAT (SPRINT) 1. PENGERTIAN
Pengertian atau definisi lari menurut Soegito (1992: 8) bahwa, “Lari ialah gerak
maju yang diusahakan agar dapat mencapai tujuan (finish) secepat mungkin atau
dalam waktu singkat”. Kemudian juga definisi lari cepat atau lari jarak pendek
menurut Aip (1992: 41) disebutkan bahwa: “Lari jarak pendek atau lari cepat
(sprint) adalah suatu cara lari dimana si atlet harus menempuh seluruh jarak dengan
kecepatan semaksimal mungkin. Artinya harus melakukan lari-lari yang
secepat-cepatnya dengan mengerahkan seluruh kekuatannya mulai awal (mulai dari
start) sampai melewati garis akhir (finish)”. Hal itu seperti yang dikemukakan oleh
Aip (1992: 63) bahwa, “Lari jarak pendek (sprint) adalah suatu cara lari dimana si
atlet harus menempuh seluruh jarak dengan kecepatan yang maksimal mungkin”.
Dari pengertian yang telah dikemukakan diatas, dapat diketahui bahwa lari cepat
adalah suatu cara lari untuk menempuh jarak tertentu yang dilakukan dengan
kecepatan yang maksimal dengan waktu yang sesingkat-singkatnya dari garis start
sampai finish. Untuk dapat melakukan lari cepat dengan baik dan benar, maka harus
menguasai teknik lari cepat dengan baik dan benar.
2. Gerakan Lari
Gerak dominan yang utama dari gerak lari adalah gerakan langkah kaki dan
ayunan lengan. Sedangkan aspek lain yang perlu diperhatikan pada saat berlari
adalah: kecondongan badan (disesuaikan dengan jenis /type lari), pengaturan napas,
kecepatan lari seseorang adalah panjang langkah x kekerapanlangkah.
Langkah kaki terdiri dari tahap menumpu dan tahap melayang. Sedangkan gerakan
kaki mulai tahap menumpu kemudian mendorong (kaki tolak) sedangkan kaki ayun melakukan gerak pemulihan dan gerak ayunan
Pada gambar di bawah ini diperlihatkan rangkaian gerak lari dan gerak
langkah pada saat menumpu dan mendorong.
Gambar 1
Rangkaian Gerakan Lari Sprint
C. MODIFIKASI ALAT
Tidak sedikit kegiatan pendidikan jasmani yang tidak dapat terlaksana dengan
baik karena hambatan fasilitas yang tidak memadai. Hal tersebut banyak
mempengaruhi terhadap aktivitas pembelajaran penjas. Misalnya kegiatan voli atau
basket atau atletik atau bola tangan tidak dapat dilaksanakan dengan alasan tidak
mempunyai fasilitas lapangan tersebut. Rusli Lutan (2005: 45) menyatakan bahwa,
“Keluhan umum guru pendidikan jasmani yakni keterbatasan alat. Tidak tersedianya
alat dapat menjadi faktor penghambat karena berpengaruh langsung terhadap
struktur pelajaran pengaturan siswa”.
Menurut Furqon (2008: 13) pembelajaran yang berkualitas, setidak-tidaknya
memiliki beberapa indikator,yaitu:
a. Menantang b. Menyenangkan
d. Memberi pengalaman sukses
e. Mengembangkan kecakapan berfikir
Untuk meciptakan pembelajaran yang menyenangkan guru bisa memakai media
sebagai alat bantu penyampai pesan atau memodifikasi alat bantu.
Rusli Lutan (1988) menyatakan bahwa:
“Modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran, meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi dan dapat melakukan pola gerak secara benar”.
Pendekatan ini dimaksudkan agar materi dapat disajikan sesuai dengan tahapan
perkembangan siswa, baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotor sehingga tujuan
daripembelajaran dapat tercapai.
Sebagai suatu alternatif modifikasi digunakan sebagai pendekatan dalam
pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan dengan berbagai pertimbangan.
Seperti yang dikemukakan oleh Ngasmain Soepartono dalam Yoyo (2010) bahwa
alasan utama perlunya modifikasi adalah :
1). Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, kematangan fisik dan mental anak belum selengkap orang dewasa,
2). Pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani selama ini kurang efektif, hanya bersifat lateral dan monoton,
3). Sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani yang ada sekarang, hampir semuanya di desain untuk orang dewasa.
Sedangkan Aussie dalam Yoyo (2010) mengembangkan modifikasi di
Australia dengan pertimbangan
1). Anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang dewasa,
2). Berolahraga dengan peralatan dan peraturan yang dimodifikasi akan mengurangi cedera pada anak,
4). Olahraga yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan kesenangan pada anak-anak dalam situasi kempetetif.
Beberapa komponen yang dapat dimodifikasi sebagai pendekatan dalam
pembelajaran pendidikan jasmani diantaranya adalah ;
1). Ukuran, berat atau bentuk peralatan yang digunakan, 2). Lapangan permainan,
3). Waktu bermain atau lamanya permainan, 4). Peraturan permainan dan
5). Jumlah pemain (Aussie : 1996).
Penggunaan alat bantu dalam pembelajaran penjas sangat penting. Kendala
yang dihadapi guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran materi penjas, bisa
diatasi dengan memodifikasi alat. Lebih lanjut Rusli Lutan (2000: 46) menyatakan,
“Terbuka kesempatan guru pendidikan jasmani untuk membuat sendiri alat-alat
sesuai dengan kebutuhan guna menyampaikan bahan pelajaran”. Yoyo (2010)
menjelaskan bahwa cabang olahraga lari cepat (sprint) bisa memakai modifikasi ban
bekas.
Gambar 2
Pola Lari Cepat dengan Modifikasi Ban
Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan ban bekas. Dengan modifikasi alat lari cepat tersebut diharapkan akan
D. Kerangka Pikir
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa tidak terlepas dari peranan guru dalam
memilih dan menerapkan teknik dan penggunaan alat bantu yang tepat dalam proses
pembelajaran.Hasil belajar terlihat dari perubahan yang menyangkut ranah kognitif,
afektif dan psikomotor. Pendidikan Jasmani sebagai pendidikan melalui gerak
menuntut adanya penggunaan alat bantu atau alat modifikasi untuk membantu dan
mempermudah guru menerangkan pelajaran dan siswa dalam mencapai ketuntasan
belajar.
Lari cepat (sprint) .Untuk memotivasi melakukan lari cepat (sprint) peneliti
menggunakan modifikasi alat penggunaan ban bekas. Modifikasi alat tersebut
dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan siswa dari yang
tadinya tidak bisa menjadi bisa. Dengan prinsip DAP dalam modifikasi maka
aktifitas belajar yang direncanakan akan sesuai dengan tingkat perkembangan anak,
serta dapat membantu dan mendorong perubahan kemampuan belajar anak kearah
perubahan yang lebih baik.
E. Hipotesis Tindakan
Menurut Kunandar (2009: 89) bahwa hipotesis dalam penelitian tindakan
bukan hipotesis perbedaan atau hubungan melainkan hipotesis tindakan. Rumusan
hipotesis memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang
diinginkan.
Adapun rumusan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:“Dengan
penggunaan modifikasi alat Ban Bekas dapat meningkatkan hasil belajar siswa lari
BAB III
METODE PENELITIAN
A. METODE
Metode penelitian yang digunaka dalam penelitian ini adalah
penelitian tindaakan kelas. Dengan penelitian timdakan kelas peneliti dapat
mencermati suatu objek dalam hal ini siswa, menggunakan pendekatan atau
model pembelajaran tertentu untuk meningkatkan tingkat kesegaran jasmani
siswa. Melalui tindakan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu dalam
bentuk rangkaian siklus kegiatan. Dengan demikian perkembangam dalam
setiap kegiatan dapat terpantau.
B. SUBJEK PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan pada siswa kelas IV di SD Negeri
04/ II Sungai Mancur kecamatan tanah sepenggal Bejen Karanganyar, yang
sedang Mengikuti pelajaran penjaskes.
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ( PTK )
ini menggunakan observasi. Observasi dipergunakan sebagai teknik
mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar
mengajar saat pelaksanaan dengan penggunaan alat bantu untuk
meningkatkan hasil belajar lari cepat pada siswa.
Adapun bentuk indikator penilaian yang digunakan adalah:
1. Berjalan dengan lutut diangkat tinggi
a. Masing- masing paha diangkat sampai sejajar dengan tanah.
c. Doronglah dengan kuat sampai berakhir diatas ujung kaki pada setiap
langkahnya.
2. Menendang pantat (hit kick)
a. Mulai lari di tempat dan tendangkan tumit ke belakang
b. Mulailah bergerak pelan kedepan, tendangkan tumit ke belakang lebih
tinggi lagi.
c. Bergeraklah dan angkat tumit ke belakang setinggi mungkin
3. Gerakan lengan lari sprint
a. Tariklah siku dan otot- otot muka rileks, biarkan rahang tergantung.
b. Melihatlah ke depan dan condongkan sedikit ke depan.
c. biarlah tungkai bergerak dengan sendirinya dan berkosentrasi pada kedua
lengan.
D. PROSEDUR PENELITIAN a. Perencanaan
Disini peneliti mmebuat scenario pembelajaran dengan
mengggunakan pola latiha. Peneliti membuat alat bantu mengajar yang sudah
di modifikasi sebelumnya
b. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahap ini adalah
melaksanaan scenario pembelajaraan yang telah di rencanakan sebelumnya.
c. Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan
d. Refleksi
Dari hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta
dianalisis dalam tahap ini. Dari hasil ini peneliti dapat merefleksi diri dengan
melihat dataobservasi apakah yang telah dilakukan telah meningkatkan
kemampuan siswa
E. Teknik Analisis Data
Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus :
Keterangan :
P : Prosentase keberhasilan
f : Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar
N : Jumlah siswa yang mengikuti tes
Selanjutnya berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka
siswa yang dikatakan tuntas apabila :
1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai ≥ 65 atau persentase ketercapaian
65 % secara perorangan.
2. Ketuntasan belajar klasikal dicapai bila kelas tersebut telah terdapat 85 %
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jakarta.
Furqon Hidayatullah, .2002. Pembinaan Olahraga Usia Dini. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.
Rudi Susilana dan Cepi R. 2009. Media Pembelajaran. CV Wacana. Bandung
Rusli Lutan. 1988. Belajar dan Pembelajarn. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjendikti, Proyek Pendidikan Akademi.
Rusli Lutan dan Adang Suherman. (2000). Perencanaan Pembelajaran Penjaskes. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Menengah. Bagian Proyek Penataran Guru SLTP setara D II.
Rusli Lutan.2005. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: CV Maulana.
Yoyo Bahagia. 2008. Pembelajaran atletik. UPI. FPOK