• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN AGAMA PROVINSI JAWA TENGAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN AGAMA PROVINSI JAWA TENGAH."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

DI KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN AGAMA PROVINSI JAWA TENGAH

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Magister Ilmu Hukum

Disusun Oleh

NURZAINI WAHYU WIDODO

NIM

:

R100040016

JURUSAN

: MAGISTER ILMU HUKUM

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dalam rangka melaksanakan pembangunan nasional yang

berkesinambungan, menyeluruh, terarah dan terpadu, bertahap dan berencana,

kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sangat penting dan

menentukan dalam menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan demi

tercapainya tujuan pembangunan nasional. Dengan demikian Pegawai Negeri

Sipil (PNS) di samping menjalankan fungsi umum pemerintahan juga

menjalankan fungsi umum pembangunan. Hal ini sejalan dengan konsep negara

kesejahteraan atau “ WelfareState” yang berkembang pada akhir abad ke-19 di

Eropa Barat, dimana fungsi pemerintah tidak hanya menjaga keamanan dan

ketertiban saja tetapi turut serta didalam memikul tanggung jawab mewujudkan

kesejahteraan umum. Menurut Muchsan :

“ Suatu konsekuensi logis dari adanya negara yang bertipe Welfare State ini

ada campur tangan yang cukup besar dari pihak pemerintah terhadap

aspek-aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat seperti aspek-aspek sosial, budaya,

ekonomi, politik, dan sebagainya tidak terlepas dari campur tangan

pemerintah”.1

Selanjutnya Utrech mengatakan :

“Pemerintah suatu Welfare State diberi tugas menyelenggarakan kepentingan

umum, seperti kesejahteraan masyarakat, pengajaran, perumahan, pembagian

1

(3)

tanah dan sebagainya”.2

Negara kesejahteraan juga merupakan cita-cita bangsa Indonesia. Dalam

pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, disebutkan bahwa pemerintah

ditugaskan untuk memajukan kesejahteraan umum serta mewujudkan keadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Disamping itu didalam pasal-pasal

Undang-Undang Dasar 1945 banyak dituangkan ketentuan-ketentuan mengenai

pentingnya kesejahteraan bagi setiap warga, antara lain didalam Pasal 27 ayat (1)

dan (2) mengenai kedudukan dan hak warga negara; Pasal 31 ayat (1) dan (2)

mengenai pendidikan; Pasal 33 ayat (1), (2), dan (3) mengenai kesejahteraan

sosial; Pasal 34 mengenai fakir miskin dan anak-anak terlantar.

Dengan demikian Negara Republik Indonesia sebagai negara yang menganut

konsep negara kesejahteraan atau “Welfare State”, pemerintahnya turut aktif

disegala bidang pembangunan yang bertujuan untuk kesejahteraan umum.

Campur tangan atau turut sertanya pemerintah didalam bidang pembangunan

diwujudkan dan dijalankan melalui aparat-aparatnya baik berada di lingkungan

Pemerintah Pusat maupun di Pemerintahan Daerah. Pegawai Negeri Sipil (PNS)

sebagai unsur Aparatur Negara dan Pemerintah mempunyai nilai yang strategis

didalam penyelenggaraan pembangunan nasional. Dalam Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat Nomor II/MPR/1993, yaitu tentang Garis-Garis Besar

Haluan Negara Bab IV Sub F, tentang “Kebijaksanaan Pembangunan Lima Tahun

Keenam” mengenai “Aparatur Negara”, huruf (a), disebutkan :

“Aparatur negara adalah kesejahteraan keseluruhan lembaga dan pejabat

negara serta pemerintahan negara yang meliputi aparatur kenegaraan dan

2

(4)

pemerintahan, sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Bertugas dan

bertanggung jawab atas penyelenggaraan negara dan pembangunan serta

senantiasa mengabdi dan setia kepada kepentingan nilai-nilai dan cita-cita

perjuangan bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar 1945”.

Dengan demikian Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur Aparatur

Negara, Abdi Negara dan Abdi Masyarakat dituntut kesetiaannya kepada

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta harus mengutamakan

kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan. Oleh

karena itu tindakan-tindakna atau perbuatan-perbuatan Pegawai Negeri Sipil

(PNS) yang melanggar disiplin dapat mempengaruhi tercapai tidaknya tujuan

pembangunan nasional. Karena itu perlu pembinaan terhadap Pegawai Negeri

Sipil (PNS) agar dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik serta

dapat dipertanggungjawabkan kepada bangsa dan negara.

Dalam upaya pembinaan terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan

Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Tengah, dibuat suatu

perundang-undangan tentang kepegawaian, diantaranya Undang-Undang Nomor

8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, yang mengatur antara lain

kedudukan, fungsi, hak dan kewajiban Pegawai Negeri Sipil (PNS). Selanjutnya

untuk lebih mengefektifkan berlakunya Undang-Undang tersebut dibuat pula

peraturan perundangan yang lebih rendah tingkatannya, diantaranya Peraturan

Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri

Sipil (PNS) yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor

(5)

tersebut diuraikan mengenai hal-hal yang diharuskan serta yang dilarang

dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dengan adanya peraturan disiplin

bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS), diharapkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang

ada di lingkungan Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Tengah

dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya serta tidak

melakukan tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan yang dilarang.

Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Pusat perlu pembinaan

secara terus menerus dalam rangak mewujudkan Disiplin Pegawai yang lebih

nyata dan bertanggung jawab.

Dalam Undang-Undang Nomor 5, Tahun 1974 mengenai Pokok-Pokok

Pemerintahan di Daerah yang merupakan pelaksanaan dari Pasal 18

Undang-Undang Dasar 1945, pada Pasal 3 Undang-Undang-Undang-Undang tersebut dikatakan bahwa

dalam rangka pelaksanaan asas Desentralisasi dibentuk dan disusun Daerah

Tingkat I dan Tingkat II. Selanjutnya dalam Pasal 7 disebutkan bahwa

daerah-daerah tersebut berhak, berwenang dan berkewajiban mengatur dan mengurus

rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Dan untuk Departemen Agama ada Keputusan Menteri Agama RI

( KMA ) Nomor 492 Tahun 2002 tentang Pendelegasian Wewenang.

Untuk mengetahui sampai dimana pembinaan kedisiplinan terhadap Pegawai

Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintahan tingkat I serta penerapan dari

Peraturan Pemerintah Nomor 30, Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai

Negeri Sipil (PNS), penulis meneliti mengenai Tinjauan Yuridis Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai

(6)

B. Rumusan Masalah

Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan hal yang sangat

penting bagi penyelenggaraan tugas dan kewajiban seorang Pegawai Negeri Sipil

(PNS) untuk mencapai tujuan yang berdaya guna dan berhasil guna demi

kepentingan umum. Karena itu Pegawai Negeri Sipil (PNS) dituntut untuk selalu

patuh terhadap peraturan yang berlaku di Negara Republik Indonesia yang

berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang 1945.

Dari latar belakang permasalahannya yang telah di identifikasi oleh penulis,

selanjutnya dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Bagaimana Bentuk Pelanggaran yang terjadi di Kantor Wilayah Departemen

Agama Provinsi Jawa Tengah ?

2. Bagaimana Model pembinaan terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kantor

Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Tengah ?

3. Bagaimana penanganan dan sanksi terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang

melanggar disiplin pegawai di Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi

Jawa Tengah ?

4. Bagaimana kendala yang dihadapi oleh Kantor Wilayah Departemen Agama

Provinsi Jawa Tengah dalam penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian terhadap pelaksanaan peraturan disiplin bagi Pegawai Negeri Sipil

(PNS) di Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Tengah

berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk Mengetahui bentuk-bentuk pelanggaran disiplin Pegawai negeri Sipil di

(7)

2. Untuk mengetahui model pembinaan terhadap Pegawai Negeri Sipil di Kantor

Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Tengah.

3. Untuk mengetahui penanganan dan sanksi terhadap Pegawai negeri Sipil yang

melakukan pelanggaran di Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa

Tengah.

4. Untuk mengetahui kendala yang di hadapi dalam penegakan disiplin pegawai

di Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Tengah.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas maka Manfaat Penelitian ini

adalah :

1. Manfaat secara Ilmiah yaitu untuk kepentingan Akademis hasil dari penelitian

ini dapat menjadikan manfaat bagi pengembangan Ilmu Hukum pada

umumnya dan Hukum Administrasi Negara pada Khususnya.

2. Manfaat secara Praktis adalah untuk memberikan masukan kepada pimpinan

unit kerja Pegawai Negeri Sipil dalam penerapan disiplin dan penanganannya

bagi Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin pegawai pada

Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Tengah.

E. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data melalui

data pada Subbag Ortala dan Kepegawaian Kantor Wilayah Departemen Agama

Provinsi Jawa Tengah. Data yang digunakan dalam penelitian ini masuk

kategori data primer dan sekunder yang diperoleh dari arsip atau dokumen dan

dari Subbag Ortala & Kepegawaian Kantor Wilayah Departemen Agama

(8)

dengan data yang diperoleh di deskripsikan dengan dasar Undang-undang dan

Peraturan Pemerintah yang yang berhubungan dengan kepegawaian.Data yang

diperoleh dihimpun, di analisa dan dirumuskan dengan mengadakan

perbandingan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta

referensi perpustakaan yang ada kaitannya dengan penelitian ini sehingga

diperoleh gambaran tentang judul Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 Tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri

Sipil (PNS) di Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Tengah.

Referensi

Dokumen terkait

Dilatar belakangi oleh kondisi riil saat ini pegawai negeri sipil pada umumnya dan pegawai negeri sipil di jajaran Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN WANITA DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KANTOR UNIT.. PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENDIDIKAN KECAMATAN

Skripsi yang berjudul ‚Analisis Yuridis terhadap Pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Gorontalo dalam Perizinan Perkara Poligami bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Tanpa

Pertimbangan hakim Pengadilan Agama Kota Malang dalam memberikan izin poligami bagi Pegawai Negeri Sipil PNS sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku adalah

Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS). Universitas

Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, ditentukan bahwa setiap

Adanya Proses dan Prosedur dalam melaksanakan kebijakan disiplin Pegawai Negeri Sipil; Dari hasil wawancara tentang proses dan prosedur pelaksanaan kebijakan Peraturan Pemerintah

Namun pada tahun 2020 di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jawa Barat, terdapat 8 delapan orang Pegawai Negeri Sipil dari beberapa Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota