• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Definisi Variabel 1.1 Kompetensi

Standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP 2001) menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor, sedangkan standar umum ketiga (SA seksi 230 dalam SPAP, 2001) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalitasnya dengan cermat dan seksama (due professional care).

1.2 Independensi

Mulyadi (2006) adalah sebagai berikut :

“Independensi berarti bersikap bebas dari pengaruh pihak lain, tidak tergantung pada pihak lain dan jujur dalam mempertimbangkan fakta serta adanya pertimbangan yang objective dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.”

1.3 Kualitas Auditor

AAA Financial Accounting Standard Committee (2000) dalam Christiawan (2003) menyatakan bahwa :

“Kualitas audit ditentukan oleh 2 hal, yaitu kompetensi (keahlian) dan independensi, kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas dan

(2)

secara potensial saling mempengaruhi. Lebih lanjut, persepsi pengguna laporan keuangan atas kualitas audit merupakan fungsi dari persepsi mereka atas independensi dan keahlian auditor”.

2. Operasionalisasi Variabel

Setelah mengetahui definisi operasional dari masing-masing variabel yang digunakan, selanjutnya ditentukan indikator-indikator yang akan diukur dan dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan. Untuk memudahkan penyusunan instrumen, maka digunakan kisi-kisi instrumen penelitian sebagai berikut:

Ringkasan definisi operasional dari masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1

Ringkasan Definisi Operasional

Konsep variabel Indikator Skala Kompetensi

(X1)

Pengalaman

Ordinal Pengetahuan

Independensi (X2)

Lama hubungan dengan klien

Ordinal Tekanan dari

klien Telaah dari Rekan Auditor

Jasa Non Audit yang diberikan oleh

KAP

Kualitas Audit (Y)

Pemahaman system informasi

akuntansi Ordinal Kejelasan

Manfaat

(3)

laporan Audit Tindak Lanjut Hasil Audit

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2010:80) adalah, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi adalah objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu yang telah ditetapkan untuk diteliti dan dipelajari untuk kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah para auditor eksternal yang bekerja di seluruh KAP di DKI Jakarta.

2. Sampel

Dengan meneliti secara sampel, diharapkan hasil yang telah diperoleh akan memberikan kesimpulan gambaran sesuai dengan karakteristik populasi.

Menurut Sugiyono (2010:81) menjelaskan mengenai sampel yaitu Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah probability sampling dengan menggunakan teknik simple random sampling. Menurut

Sugiyono (2010:64) teknik simple random sampling adalah cara pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam populasi itu.

(4)

Pada penelitian ini responden tidak dibatasi oleh jabatan baik partner, senior maupun junior, tapi responden dibatasi dengan masa jabatan dimana responden yang diambil sampelnya dengan masa kerja minimal 2 tahun dengan pendidikan minimal S1

Tabel 3.2

Daftar Sample KAP didalam Penelitian Ini

No Nama KAP

1 KAP SRIYADI, ELLY & REKAN 2 KAP EDDY INDRADI & REKAN

3 KAP RIZAL YAHYA & REKAN

4 KAP DALI BAMBANG SULISTYO & REKAN

5 KAP SALAKI & SALAKI

6 KAP Drs KAMARUSZAMAN SEDJATI

7 KAP B & W

8 KAP YUWONO & REKAN

9 KAP INDRA SUMIJONO & REKAN

10 KAP USMAN & REKAN

11 KAP RTS & REKAN

12 KAP HELIANTONO & REKAN

13 KAP TEGUH HERU & REKAN

14 KAP ZAENUDDIN & REKAN

15 KAP JAMALUDIN & REKAN

(5)

16 KAP SODIKIN DAN HARIJANTO

17 KAP HERMAN, DODY, TANUMI HARDJA & REKAN 18 KAP BASYIRUDDIN & WILDAN SRI

19 KAP KRESTON INT’L

20 KAP KETUT BUDIANTHA

21 KAP INARESJZ

22 KAP MULTI FADJAR

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, data primer adalah data yang diperoleh langsung yang bersumber dari jawaban koesioner dari responden yang akan dikirim secara langsung kepada auditor dari beberapa KAP di Jakarta.

D. Metode Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui metode angket, yaitu menyebarkan daftar pertanyaan (kuesioner) yang akan diisi atau dijawab oleh responden auditor pada KAP di Jakarta. Kuesioner tersebut berisi sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan keahlian dan independensi auditor.

Kuesioner diberikan secara langsung kepada responden. Responden diminta untuk mengisi daftar pertanyaan tersebut, kemudian memintanya untuk mengembalikannya melalui peneliti yang secara langsung akan mengambil angket yang telah diisi tersebut pada KAP yang bersangkutan. Angket yang telah diisi oleh responden kemudian diseleksi terlebih dahulu agar angket yang tidak lengkap pengisiannya tidak diikutsertakan dalam analisis.

(6)

Pengukuran variabel-variabel menggunakan instrumen berbentuk pertanyaan tertutup. Instrumen berjumlah 30 butir pertanyaan yang berhubungan dengan variabel independen yang diteliti serta diukur menggunakan skala Likert dari 1 s/d 5. responden diminta memberikan pendapat setiap butir pertanyaan, mulai dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju. Tabel 3.2 menunjukkan nilai untuk setiap pilihan jawaban

Tabel 3.3 Nilai Jawaban

Jawaban Positif Nilai

Sangat tidak setuju (STS) Tidak setuju (TS)

Netral (N) Setuju (S)

Sangat setuju (SS)

1 2 3 4 5

Jawaban Negatif Nilai

Sangat tidak setuju (STS) Tidak setuju (TS)

Netral (N) Setuju (S)

Sangat setuju (SS)

5 4 3 2 1

Nilai jawaban ini berlaku juga untuk butir pertanyaan yang sifatnya negatif, hanya saja jawaban responden dibalik. Jika responden menjawab pertanyaan dengan nilai 5, maka jawaban tersebut diubah menjadi nilai 1, nilai 4 diubah menjadi nilai 2, tetapi nilai 3 tetap.

E. Metode Analisis

(7)

1 . Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden penelitian. Data demografi tersebut antara lain : jabatan, lama pengalaman kerja, keahlian khusus, lama menekuni keahlian khusus tersebut, latar belakang pendidikan, serta

gelar profesional lain yang menunjang bidang keahlian. Alat analisis data ini disajikan dengan mengundang tabel distribusi frekuensi yang memaparkan kisaran teoritis, kisaran aktual, rata-rata dari standar deviasi.

2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Pertama, instrument (kuisioner) yang digunakan dalam penelitian ini harus diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana ketepatan alat ukur penelitian tentan isu atau arti sebenarnya yang diukur (Ghozali,2005). Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis butir. Korelasi yang digunakan adalah Person Product Moment. Jika koefisien korelasi (r) bernilai positif dan lebih besar dari r tabel, maka dinyatakan bahwa butir pernyataan tersebut valid atau sah. Jika sebaliknya, bernilai negatif, atau positif namun lebih kecil dari r tabel, maka butir pernyataan dinyatakan invalid dan harus dihapus.

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuisioner dalam mengukur suatu kontrak yang sama atau stabilitas kuisioner jika digunakan dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005). Uji reabilitas dilakukan dengan metode Internal consistency. Reliabilitas instrument penelitian dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan koefisien cronbach’s Alpha. Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,6 maka disimpulkan bahwa instrument penelitian tersebut

(8)

handal atau reliabel (Nunnaly dalam Ghozali, 2005) 3 . Pengujian Asumsi Klasik

Oleh karena alat analisis yang digunakan dalamm penelitian ini adalah analisis regresi berganda, maka perlu dilakukan pengujian terhadap asumsi- asumsi yang diisyaratkan dalam analisis regresi berganda untuk memenuhi kriteria BLUE (Best Linier Unbias Estimate) seperti disarankan oleh Gujarti (1999). Uji asumsi klasik dalam penelitian ini mencakup uji normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normallitas dalam penelitian ini dilakukan melalui metode grafik dan statistik.

Metode grafik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mellihat normal probability plot. Normal probability plot adalah membandingkan distribusi kumulatif data yang sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal (Ghozali, 2005). Dasar pengambilan keputusan melalui analisis ini, jika data menyebar disekitar garis diagonal sebagai representasi pada distribusi normal, berarti model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Metode statistic yang digunakan adalah dengan berdasar pada nilai Kurtosis dan Skewness. Kurtosis menunjukkan pemuncakan distribusi (peakdeness of a distribution), sedangkan Skewness menunjukkan kesimetrisan distribusi data, nilai kurtosis dan skewness harus diubah dalam angka rasio

(9)

terlebih dahulu, yaitu dengan membagi nilai kurtosis dan skewness dengan nilai standard error-nya. Kriteria pengujian yang digunakan adalah data berdistribusi normal jika skewness dan kurtosis dibagi nilai standar error berada pada rentang-2 sampai +2 (Singgih Santosa, 2000)

b) Uji Multikolinearitas

Uji multikolineatitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam modal regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas didalam regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai Variance Inflasing Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas bebas yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Model regresi yang bebas multikolinearitas adalah yang mempunyai VIF = 10 dan nilai tolerance = 0,1. untuk melihat variabel bebas dimana saja salinng berkorelasi adalah dengan metode menganalisis matriks korelasi antar variabel bebas. Korelasi yang kurang dari 0,05 menandakan bahwa variabel bebas tidak terdapat multilinearitas yang serius (Ghozali,2005).

c) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah nilai dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,2005). Pengujian ada atau tidak adanya heteroskedasititas dalam penelitin ini adalah dengan cara melihat grafik plot nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residunya (SRESID). Dasar analisis :

(10)

a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka terjadi heteroskedasitas.

b) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pad sumbu Y maka terjadi homoskedastisitas (Ghozali, 2005)

d). Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, makan dinamakan ada program autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada sesorang individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya.

Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena “gangguan”pada observasi yang berbeda berasal dari individu kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas autokorelasi. Cara yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Uji Durbin – Watson (DW test). Uji Durbin hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan

(11)

adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalaha :

H0 : Tidak ada autokorelasi ( r = 0 ) Ha : Ada Autokorelasi ( f ≠ 0 )

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl ≤ d ≤ du

Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4

Tidak ada autokorelasi negatif No Decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl

Tidak ada autokorelasi positif atau negatif

Tdk ditolak du < d < 4 – du

4. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan pengujian secara parsial (uji statistik t), pengujian secara simultan (uji statistik F) dan secara analisis kofisien determinasi (R2). Pengujian hipotesis sebagai berikut :

a) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,

(12)

2012). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu variabel- variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untk memprediksi variasi variabel dependen.

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel yang independen yang dimasukkan kedalam model.

Setiap tambahan satu variabel independen, maka R² pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R² pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R², maka nilai Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model.

Dalam kenyataannya nilai adjusted R² dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarat (2003) (dalam Ghozali, 2012) jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R² negatif, maka nilai R² dianggap bernilai nol. Secara sistematis jika nilai R² = 1, maka adjusted R² = R² = 1 sedangkan jika nilai R² = 0, maka adjusted R² = (1 – K)/(n - k). Jika k > 1, maka adjusted R² akan bernilai negatif.

b) Pengujian Signifikan Simultan (Uji F statistik)

(13)

Menurut Ghozali (2012:98), “Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat.

Bentuk Pengujiannya adalah :

H0 : b1, b2, = 0, artinya Kompetensi dan Independensi Auditor secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kualitas Auditor

Ha : b1, b2, ≠ 0, artinya Kompetensi dan Independensi Auditor secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kualitas Auditor

Kriteria pengambilan keputusan dengan uji signifikansi simultan ini dapat diuraikan sebagai berikut :

H0 diterima jika F hitung ≤ F tabel pada α 5%

Ha diterima jika F hitung ≥ tabel pada α 5%

c) Pengujian Parsial (Uji t statistik)

Menurut Ghozali (2012 : 98), “Uji statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual menerangkan variasi variabel dependen”

Bentuk pengujiannya adalah :

H0 : b1, b2, = 0, artinya Kompetensi dan Independensi Auditor secara secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kualitas Auditor

(14)

Ha : b1, b2 ≠ 0, Kompetensi dan Independensi Auditor secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kualitas Auditor

Pengujian dilakukan menggunakan uji – t dengan tingkat pengujian pada α 5% derajat kebebasan (degree of freedom) atau df = ( n – k ). Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

H0 diterima jika t hitung < t tabel Ha diterima jika hitung > t tabel

d) Analisis Regresi Berganda

Dalam penelitian ini teknik analisis yang dipakai adalah analisis kuantitatif, untuk mempertimbangkan dan memperkirakan secara kuantitatif dan beberapa faktor secara bersama-sama terhadap return saham. Untuk mengolah dan membahas data yang di dapat dan menguji hipotesis pada penelitian ini digunakan teknik analisis regresi linier berganda (Ghozali, 2012).

Karena dapat menyimpulkan secara langsung mengenai pengaruh masing- masing variabel bebas yang digunakan secara parsial maka pilihlah teknik analisis linier berganda.

Sulaiman (2004) jika suatu variabel dependen bergantung pada lebih dari suatu variabel independen, hubungan antara kedua variabel disebut analisis berganda. Maka model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan persamaan kuadrat terkecil (OLS), yang persamaannya dapat dituliskan dengan rumus sbb :

(15)

Dimana :

Y : Kualitas Audit α : Konstanta X1 : Kompetensi X2 : Independensi

b1 : Koefisien Regresi Kompetensi b2 : Koefisien Regresi Independensi e : Error (Pengganggu)

Y = α + b1X1 + b2X2 + e

Gambar

Tabel 3.3        Nilai Jawaban

Referensi

Dokumen terkait

Percobaan ini bertujuan untuk meneliti kemampuan pembentukan buah dan biji, termasuk kecocokan persilangan ( compatible mating ) pada tiga varietas/klon ubijalar (Sari, Beta-1 dan

Hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri akademik dan keraguan mengambil keputusan karir terhadap

Dengan populasi penelitan adalah seluruh peserta didik di kelas VII SMP Muhammadiyah Sibabangun yang berjumlah 44 orang peserta didik dan yang menjadi sampel penelitian adalah

ALUR PROSES MERENCANAKAN &amp; MELAKSANAKAN PERBAIKAN PENYEBAB DOMINAN RENCANA PERBAIKAN 5 W 2 H INTERMEDIATE TARGET PROSES PERBAIKAN (UJI COBA) MONITORING MAINTAIN HASIL

Menggunakan SSD pada laptop juga membuat segalanya menjadi mudah karena hanya perlu 3 detik untuk booting, baterai hemat hingga 60 menit lebih lama, tahan guncangan, lebih ringan,

Persaingan antarperusahaan sejenis yaitu persaingan industri permen yang ketat, perusahaan menghadapi jumlah pesaing yang semakin bertambah dan berkompetisi lebih

Namun rotasi kerja tersebut, memunculkan banyak keluhan karyawan yang berhubungan dengan kondisi kerja baru, antara lain menyesuaikan diri dengan orang baru dan

6. Tenaga pendamping yang telah dinyatakan lolos seleksi harus mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Tim Pengendali Program dan/atau Unit Pelaksana Program. Tenaga