• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENGARUH LINGKUNGAN KERJA SERTA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3), TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT BUANA ESTATE KABUPATEN LANGKAT OLEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI PENGARUH LINGKUNGAN KERJA SERTA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3), TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT BUANA ESTATE KABUPATEN LANGKAT OLEH"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA SERTA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3), TERHADAP KEPUASAN KERJA

KARYAWAN PT BUANA ESTATE KABUPATEN LANGKAT

OLEH

INDRI ATIKASARI MATONDANG 150502076

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(2)
(3)
(4)
(5)

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA SERTA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KEPUASAN KERJA

KARYAWAN PT. BUANA ESTATE KABUPATEN LANGKAT

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT.

Buana Estate Kabupaten Langkat. Populasi dalam penelitian ini adalah 215orang karyawan PT. Buana Estate Kabupaten Langkat. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 140 orang karyawan dengan teknik pengambilan sampel proportional sampling. Data penelitian diperoleh dari wawancara dengan karyawan PT. Buana Estate Kabupaten Langkat dan menyebarkan kuesioner penelitian. Teknik analisis menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara serempak lingkungan kerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Buana Estate Kabupaten Langkat. Uji parsial menunjukkan bahwa Lingkungan Kerja dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Buana Estate Kabupaten Langkat.

Kata kunci : Lingkungan Kerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kepuasan Kerja

(6)

ABSTRACT

THE EFFECT OF WORK ENVIRONMENT AND OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH ON THE EMPLOYEE JOB

SATISFACTION PT. BUANA ESTATE KABUPATEN LANGKAT

This research aims to determine and analyze the effect of work environment and occupational safety and health on the employee job satisfaction PT. Buana Estate Kabupaten Langkat. The population in this research are 215 employees of PT.

Buana Estate Kabupaten Langkat. The number of samples in this research are 140 employees with the proportional sampling technique. The research data were obtained from interviewing employees of PT. Buana Estate Kabupaten Langkat and asking questions. The data analysis method used is multiple linear regression analysis techniques. The results of this research shows that simultaneously the work environment and occupational safety and health have a significant effect on the employee job satisfaction PT. Buana Estate Kabupaten Langkat. The partial test shows that the work environment has a positive and significant and the occupational safety has a positive and significant and health on the employee job satisfaction PT. Buana Estate Kabupaten Langkat.

Keyword : Work Environment, Safety and Health, Job Satisfaction

(7)

Puji dan syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas Rahmat dan KaruniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Kerja Serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Buana Estate Kabupaten Langkat” untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini penulis persembahkan untuk Ibu Dra. Hj.Nilawati dan Bapak ALM. H. Zulham. Terima kasih telah membesarkan, mendidik, dan memberikan dukungan moral dan materil serta kasih sayang dan doa yang tidak ternilai mulai dari penulis lahir hingga dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi S1 Manajemen. Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, M.Si, dan Bapak Doli Muhammad Jafar Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua/Sekretaris Departemen dan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Doli Muhammad Ja’far Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi serta saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Kepada Ibu Dr.Yeni Absah, SE, M.Si, selaku Dosen Penguji I dan Ibu Dra.

Komariah Pandia, M.Si, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan

(8)

saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Kepada Bapak dan Ibu Dosen Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

6. Kepada Abang-abangku tersayang: Bayu Fitra Pratama Matondang, S.STP dan Agung Nugraha Matondang, SH. yang telah membantu dan selalu menjadi pendengar terbaik selama pembuatan skripsi ini.

7. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan jurusan Manajemen stambuk 2015 yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada peneliti yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

8. Pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala dapat memberikan balasan atas kebaikan-kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti baik di dunia maupun di akhirat kelak. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat dipergunakan untuk menambah pengetahuan dan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.

Medan, Januari 2020 Peneliti,

Indri Atikasari Matondang 150502076

(9)

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Lingkungan Kerja ... 7

2.1.1 Pengertian Lingkungan Kerja ... 7

2.1.2 Jenis Lingkungan Kerja ... 7

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja ... 8

2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 8

2.2.1 Keselamatan Kerja ... 8

2.2.2 Kesehatan Kerja ... 9

2.2.3 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 10

2.3 Kepuasan Kerja Karyawan ... 11

2.3.1 Pengertian Kepuasan Kerja ... 12

2.3.2 Teori Kepuasan Kerja ... 13

2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ... 2.4 Penelitian Terdahulu ... 15

2.5 Kerangka Konseptual ... 15

2.5.1 Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja ... 15

2.5.2 Pengaruh Keselamatandan Kesehatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja ... 16

2.5.3 Pengaruh Lingkungan Kerja Serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja 16 2.6 Hipotesis ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

3.1 Jenis Penelitian ... 19

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

3.3 Batasan Operasional ... 19

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 19

(10)

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 21

3.6 Populasi dan Sampel ... 21

3.6.1 Populasi ... 21

3.6.2 Sampel... 22

3.7 Sumber Data ... 23

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 24

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 24

3.9.1 Uji Validitas ... 24

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 26

3.10 Teknik Analisis Data ... 27

3.10.1 Analisis Deskriptif ... 27

3.10.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 28

3.11 Uji Asumsi Klasik ... 29

3.11.1 Uji Normlitas ... 29

3.11.2 Uji Heteroskedastisitas... 30

3.11.3 Uji Multikolinearitas... . 31

3.12 Koefisien Determinasi (R2) ... 31

3.13 Uji Hipotesis ... 31

3.13.1 Uji Signifikasi Serempak (Uji Statistik-F) ... 31

3.13.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik-t) ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 33

4.2 Analisis Statistik Desktiptif ... 35

4.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 45

4.4 Uji Asumsi Klasik ... 46

4.4.1 Uji Normalitas ... 46

4.4.2 Uji Multikolinearitas ... 48

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas... 48

4.5 Uji Koefisien Determinan (R2) ... 49

4.6 Pengujian Hipotesis ... 50

4.6.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 50

4.6.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 51

4.7 Pembahasan ... 51

4.7.1 Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan ... 52

4.7.2 Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kerja Karyawan ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

5.1 Kesimpulan ... 56

5.2 Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

DAFTAR LAMPIRAN ... 60

(11)

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Hasil Pra Survey Mengenai Kepuasan Kerja ... 2

1.2 Hasil Pra-Survey Lingkungan Kerja ... 3

1.3 Jumlah Kecelakaan Kerja PT. Buana Estate Kab.Langkat Tahun 2015-2018 ... 4

2.1 Penelitian Terdahulu ... 15

3.1 Operasional Variabel Penelitian ... 20

3.2 Instrumen Skala Likert ... 21

3.3 Jumlah Karyawan Lapangan PT. Buana Estate Kabupaten Langkat ... 21

3.4 Jumlah Sampel Karyawan Lapangan PT. Buana Estate Kabupaten Langkat... 23

3.5 Uji Validitas Lingkungan Kerja ... 25

3.6 Uji Validitas Keselamatan dan Kesehatan ... 25

3.7 Uji Validitas Kepuasan Kerja ... 26

3.8 Uji Reliabilitas ... 27

3.9 Mean Range Score ... 27

4.1 Distribusi Frekuensi berdasarkan jenis kelamin ... 35

4.2 Distribusi Frekuensi berdasarkan usia ... 35

4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Variabel Lingkungan Kerja ... 38

4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 41

4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Variabel Kepuasan Kerja ... 44

4.6 Analisis Regresi Linier Berganda... 45

4.7 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 48

4.8 Uji Multikolinearitas ... 48

4.9 Uji Glejser ... 49

4.10 Koefisien Determinasi ... 50

4.11 Uji Signifikansi Simultan (Uji –F) ... 50

4.12 Uji Signifikansi Parsial (uji-t) ... 51

(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 17 4.1 Uji Normalitas Normal Probability Plot ... 47 4.2 Uji Normalitas Histogram ... 47

(13)

No. Lampiran Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 60

2. Uji Validitas dan Realibilitas ... 64

3. Deskripsi Responden ... 64

4. Distribusi Jawaban Responden ... 65

5. Analisis Regresi linear Berganda ... 66

6. Uji Normalitas ... 66

7. Uji Multikolinearitas ... 67

8. Uji Heteroskedastisitas ... 68

9. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 68

10. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 68

11. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 69

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam menghadapi persaingan di era global, perusahaan dituntut untuk bekerja lebih efisien dan efektif. Persaingan yang semakin ketat menyebabkan perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan daya saing dalam rangka menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Hampir di semua perusahaan mempunyai tujuan yaitu memaksimalkan keuntungan dan nilai bagi perusahaan dan juga untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik dan karyawan.

Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam suatu organisasi atau perusahaan. Agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik, perusahaan harus memiliki karyawan yang berpengetahuan dan berketerampilan tinggi serta usaha untuk mengelola perusahaan yang optimal. Oleh sebab itu sudah selayaknya suatu perusahaan memperhatikan dengan baik kepuasankerja karyawannya.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam Manajemen Sumber Daya Manusia adalah kepuasan kerja karena kepuasan kerja merupakan salah satu elemen yang cukup penting dalam organisasi. Menurut Robbins (2013) kepuasan kerja sebagai suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, selisih antara seberapa banyak ganjaran yang diterima seorang pekerja dan seberapa banyak yang diyakini haruslah diterima. Hal ini disebabkan kepuasan kerja dapat mempengaruhi perilaku kerja seperti malas, rajin, produktif, dan lain-lain, atau mempunyai hubungan beberapa jenis perilaku yang sangat penting dalam organisasi (Hariandja, 2009).

(15)

Berikut hasil pra survey tentang kepuasan kerja terhadap 30 orang karyawan lapangan pada PT. Buana Estate Kabupaten Langkat.

Tabel 1.1

Hasil Pra Survey Mengenai Kepuasan Kerja

Pernyataan Jawaban

Ya % Tidak % Saya merasa puas dengan fasilitas kesehatan

poli klinik yang ada di perusahaan 2 6,67 28 93,33 Rekan-rekan kerja saya sungguh

menyenangkan dan saling membantu 20 66,67 10 33,33 Atasan berlaku adil terhadap semua karyawan 28 93,33 2 6,67 Sumber: PT. Buana Estate Kabupaten Langkat (2019)

Berdasarkan Tabel 1.3 mengenai hasil pra survey tentang kepuasan kerja dapat dilihat di pernyataan pertama tentang pelayanan kesehatan poliklinik perusahaan, hampir semua karyawan menjawab tidak dengan persentase sebesar 93,33 persen, dimana tidak tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai. Dalam hal ini minimnya obat-obatan serta tenaga medis, sehingga para karyawan yang ingin berobat harus mencari fasilitas kesehatan yang lebih memadai dengan cara mencari puskesmas atau rumah sakit yang letaknya sedikit jauh dari perusahaan dan tempat tinggal mereka.

Menurut Siagian (2014) Lingkungan kerja adalah lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari. Lingkungan kerja juga merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Lingkungan kerja yang baik akan menimbulkan perasaan puas dalam diri karyawan sehingga dapat memberi pengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan dan begitu juga sebaliknya, lingkungan yang kurang baik akan menimbulkan pengaruh negatif terhadap kepuasan karyawan sehingga semangat kerja menurun dan hasil

(16)

3

pekerjaan kurang maksimal (Nitisemito, 2013). Berikut hasil prasurvey tentang lingkungan kerja terhadap 30 orang karyawan lapangan pada PT. Buana Estate Kabupaten Langkat.

Tabel 1.2

Hasil Pra-Survey Mengenai Lingkungan Kerja

Pernyataan Jawaban

YA % TIDAK % Keamanan di tempat Anda bekerja sudah

mampu membuat Anda bekerja dengan nyaman

5 16,67 25 83,33

Fasilitas yang disediakan perusahaan sudah

sesuai dengan pekerjaan yang Anda lakukan 25 83,33 5 16,67 Suasana di perusahaan telah memberikan

rasa nyaman dengan suasana kerja 2 6,67 28 93,33 Sumber: PT. Buana Estate Kabupaten Langkat (2019)

Berdasarkan hasil pra survey pada Tabel 1.2, terdapat dua pernyataan dimana karyawan belum mencapai kepuasan yang positif, yang pertama keamanan di tempat bekerja, yang mendapat jawaban tidak sebesar 83,33 persen.

Diikuti dengan suasana di perusahaan telah memberikan rasa nyaman dengan suasana kerja mendapat jabawan tidak sebesar 93,33 persen.

Selain kedua faktor diatas, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) juga mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Untuk menjaga agar karyawan merasakan kepuasan dalam bekerja dan akhirnya menjadi lebih berkomitmen terhadap organisasi, ada salah satu faktor yang harus diperhatikan yaitu Keselamatan dan Kesehatan Kerja karyawan itu sendiri. Menurut Mathis dan Jackson (2009) Keselamatan kerja merupakan kondisi dimana kesejahteraan fisik karyawan dilindungi, sedangkan kesehatan kerja merupakan keadaan umum dari kesejahteraan fisik, mental, dan emosional para karyawan dimana mereka bekerja.

Menurut Mangkunegara (2009) setiap pegawai agar memperoleh jaminan K3 baik

(17)

secara fisik, sosial, psikologis. Hal itu dikarenakan timbulnya K3, dikarenakan oleh kondisi perusahaan tentang sejauh mana program K3 kerja itu diterapkan sehingga dapat memberikan kepuasan kerja bagi karyawan secara maksimal.

Berikut hasil pra survey tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap 30 orang karyawan lapangan pada PT. Buana Estate Kabupaten Langkat.

Tabel 1.3

Jumlah Kecelakaan Kerja PT. Buana Estate Kab.Langkat Tahun 2015-2018

Tahun

Tenaga Kerja (Orang)

Kecelakaan Kerja (Orang) Luka

Berat

Luka Sedang

Luka

Ringan Jumlah

2015 203 - 2 orang 43 orang 45

2016 203 14 orang 9 orang 13 orang 36

2017 210 6 orang 12 orang 10 orang 28

2018 215 5 orang 4 orang 24 orang 33

Sumber: PT Buana Estate Kabupaten Langkat (2019)

Adapun yang termasuk ke dalam klasifikasi luka ringan diantaranya:

benturan ringan dengan material padat di lokasi kerja, dan terpeleset akibat lokasi kerja yang licin. Luka sedang diantaranya: kejatuhan benda kerja akibat tertumpuk dan tidak tersusun rapi, benturan di kepala akibat material padat dan lokasi kerja yang kurang mendukung. Luka berat diantaranya: luka akibat peralatan kerja yang memberikan dampak yang cukup buruk salah satu contohnya kaki terkena gancu pada saat memanen.

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap kepuasan kerja karyawan dengan judul

“Pengaruh Lingkungan Kerja serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Studi Kasus pada PT. Buana Estate, Kabupaten Langkat”.

(18)

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas dan batasan permasalahan tersebut, dapat diajukan perumusan masalah yaitu :

1. Secara serempak apakah lingkungan kerja dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT.

Buana Estate, Kabupaten Langkat?

2. Apakah lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Buana Estate, Kabupaten Langkat?

3. Apakah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Buana Estate, Kabupaten Langkat?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja serta Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Buana Estate, Kabupaten Langkat.

2. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Buana Estate, Kabupaten Langkat.

3. Untuk mengetahui pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Buana Estate, Kabupaten Langkat.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

(19)

manfaat sebagai berikut:

1. Bagi PT. Buana Estate, Kabupaten Langkat

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan, sumbangan saran, pemikiran dan informasi yang bermanfaat pada manajemen perusahaan dalam upaya mengetahui tentang lingkungan kerja serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Buana Estate Kabupaten Langkat.

2. Bagi Pihak Lain

Diharapkan penulisan ini dapat memberikan masukan dan menjadi referensi yang berarti bagi para akademisi dan pihak-pihak lain yang melakukan penelitian.

3. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini, penulis dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta berguna untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berpikir dalam menganalisa setiap gejala dan permasalahan yang dihadapi di lapangan.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lingkungan Kerja

2.1.1 Pengertian Lingkungan Kerja

Menurut Siagian (2014) Lingkungan kerja adalah lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari. Menurut Sedarmayanti (2017) lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan disekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.

Menurut Sunyoto (2012) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.

Menurut Nuraini (2013) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar karyawan dan dapat mempengaruhi dalam menjalankan tugas yang diembankan kepadanya misalnya dengan adanya Air Conditioner (AC), penerangan yang memadai dan sebagainya.

2.1.2 Jenis Lingkungan Kerja

Menurut Sedarmayanti (2013) secara garis besar, lingkungan kerja terbagi menjadi dua jenis yaitu:

1. Lingkungan kerja fisik, adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

2. Lingkungan kerja non fisik, adalah semua keadaan yang terjadi yang

(21)

berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesame rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Menurut Sedarmayanti (2017) terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah :

1. Penerangan/Cahaya di Tempat Kerja 2. Temperatur di Tempat Kerja

3. Kelembaban di Tempat Kerja 4. Sirkulasi Udara

5. Kebisingan di Tempat Kerja 6. Getaran Mekanis di Tempat Kerja 7. Bau-bauan di Tempat Kerja 8. Tata Warna di Tempat Kerja 9. Dekorasi atau Tata Letak 10. Keamanan di Tempat Kerja.

2.2 Keselamatan Kesehatan Kerja 2.2.1 Keselamatan Kerja

Menurut Mathis & Jackson (2009) Keselamatan kerja merupakan kondisi dimana kesejahteraan fisik karyawan dilindungi, sedangkan kesehatan kerja merupakan keadaan umum dari kesejahteraan fisik, mental, dan emosional para karyawan dimana mereka bekerja.

Menurut Mondy Keselamatan kerja (2009) adalah perlindungan karyawan

(22)

9

dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan.

Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran.

Menurut Bangun (2012) Keselamatan Kerja adalah perlindungan atas keamanan kerja yang dialami pekerja baik fisik maupun mental dalam lingkungan pekerjaan. Lebih lanjut menurut Mangkunegara (2009), bahwa indikator keselamatan kerja adalah:

1. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja

a. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang diperhitungkan keamananya.

b. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.

c. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.

2. Pemakaian Peralatan Kerja

a. Pengaman peralatan kerja yang sudah using atau rusak

b. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik, pengaturan penerangan.

2.2.2 Kesehatan Kerja

Menurut Widodo (2015), Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi- tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum.

(23)

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis. Jika perusahaan melakukan pengukuran kesehatan dengan efektif, maka semakin sedikit pegawai yang terkena penyakit jangka pendek atau jangka panjang, sehingga pegawai bisa bekerja dengan optimal.

Adapun usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan kerja adalah sebagai berikut (Mangkunegara, 2009) :

1. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, penggunaan warna ruangan kerja, penerangan yang cukup terang dan menyejukkan, serta mencegah kebisingan.

2. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya penyakit.

3. Memelihara kebersihan dan ketertiban, serta keserasian lingkungan kerja.

2.2.3 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tenaga kerja merupakan aset penting bagi perusahaan, karena perlu diingat manusia merupakan bagian yang integral dan mahal dari keseluruhan rancang sistem. Mengatur tenaga kerja manusia (sumber daya manusia) adalah sulit dan sangat kompleks, karena manusia mempunyai berbagai macam; jiwa, pikiran, hati, perasaan, status, keinginan, latar belakang sosio-kultural yang sangat heterogen yang dibawa ke dalam organisasi.

Perusahaan perlu mengetahui tujuan dan pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik bagi perusahaan, karyawan, maupun lingkungan sekitar tempat mereka bekerja (Rivai, 2011). Adapun tujuan dan pentingnya adalah:

1. Manfaat Lingkungan Kerja yang Aman dan Sehat

Jika perusahaan dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan-

(24)

11

kecelakaan kerja, penyakit dan hal-hal yang berkaitan dengan stress, serta mampu meningkatkan kualitas kehidupan para pekerjanya, perusahaan akan semakin efektif.

2. Kerugian Lingkungan Kerja yang Tidak Aman dan Tidak Sehat

Jumlah biaya yang besar sering muncul karena ada kerugian-kerugian akibat kematian dan kecelakaan di tempat kerja dan kerugian menderita penyakit- penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan. Selain itu, ada juga yang berkaitan dengan kondisi-kondisi psikologis.

2.3 Kepuasan Kerja Karyawan

2.3.1 Pengertian Kepuasan Kerja Karyawan

Kepuasan kerja merupakan bentuk perasaan seseorang terhadap pekerjaannya, situasi kerja dan hubungan dengan rekan kerja. Dengan demikian kepuasan kerja merupakan aspek yang penting yang dimiliki oleh seorang karyawan, mereka dapat berinteraksi dengan lingkungan kerjanya sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan tujuan perusahan.

Menurut Robbins (2013) Kepuasan kerja sebagai suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, selisih antara seberapa banyak ganjaran yang diterima seorang pekerja dan seberapa banyak yang di yakini haruslah diterima.

Menurut Suwarno & Donni (2011), kepuasan kerja adalah cara individu merasakan pekerjaannya yang dihasilkan dari sikap individu tersebut terhadap berbagai aspek yang terkandung dalam pekerjaan. Pemahaman serupa juga dikemukakan oleh Wibowo (2011) yaitu kepuasan kerja adalah derajat positif atau negatifnya perasaan seseorang mengenai berbagai segi tugas-tugas pekerjaan,

(25)

tempat kerja, dan hubungan dengan sesama pekerja.

Sementara menurut Hasibuan (2013), kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja.

2.3.2 Teori Kepuasan Kerja

Teori kepuasan kerja mencoba mengungkapkan apa yang membuat sebagian orang lebih puas terhadap suatu pekerjaan daripada beberapa orang yang lain. Ada beberapa teori tentang kepuasan kerja.

Menurut Rivai (2010), pada dasarnya teori-teori tentang kepuasan kerja yang lazim dikenal ada tiga macam yaitu:

1. Teori Ketidaksesuaian

Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara sesuatu yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan. Apabila kepuasannya diperoleh melebihi dari yang diinginkan, maka orang akan menjadi lebih puas lagi, sehingga terdapat discrepancy, tetapi merupakan discrepancy yang positif. Kepuasan kerja seseorang tergantung pada selisih

antara sesuatu yang dianggap akan didapatkan dengan apa yang dicapai.

2. Teori Keadilan

Teori ini mengemukakan bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas, tergantung pada ada atau tidaknya keadilan (equity) dalam suatu situasi, khususnya situasi kerja. Menurut teori ini komponen utama dalam teori keadilan adalah input, hasil, keadilan dan ketidakadilan. Setiap orang akan membandingkan rasio input hasil dirinya dengan rasio input hasil orang lain.

(26)

13

Bila perbandingan itu dianggap cukup adil, maka karyawan akan merasa puas.

Bila perbandingan itu tidak seimbang tetapi menguntungkan bisa menimbulkan kepuasan, tetapi bisa pula tidak. Tetapi bila perbandingan itu tidak seimbang akan timbul ketidakpuasan.

3. Teori Dua Faktor

Menurut teori ini kepuasan dan ketidakpuasan kerja merupakan hal yang berbeda. Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap pekerjaan itu bukan suatu variabel yang kontinu. Teori ini merumuskan karakteristik pekerjaan menjadi dua kelompok yaitu satisfies atau motivator dan dissatisfies. Satisfies ialah faktor-faktor atau situasi yang dibutuhkan sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri dari: pekerjaan yang menarik, penuh tantangan, ada kesempatan untuk berprestasi, kesempatan memperoleh penghargaan dan promosi.

Dissatisfies (hygiene factors) adalah faktor-faktor yang menjadi sumber

ketidakpuasan, terdiri dari: gaji/upah, pengawasan, hubungan antarpribadi, kondisi kerja dan status.

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.

Faktor-faktor itu sendiri dalam peranannya memberikan kepuasan kepada karyawan tergantung pada pribadi masing-masing karyawan.

Menurut Roziqin (2010) faktor yang mendorong kepuasan kerja adalah sebagai berikut:

1. Kerja yang secara mental menantang 2. Ganjaran yang pantas

(27)

3. Kondisi kerja yang mendukung 4. Rekan kerja yang mendukung 5. Kesesuaian kepribadian pekerjaan

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Sutrisno (2011), bahwa ada lima faktor yang menimbulkan kepuasan kerja yaitu:

1. Kedudukan

Umumnya manusia beranggapan bahwa seseorang yang bekerja pada pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas daripada mereka yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah.

2. Pangkat

Pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan tingkat atau golongan, sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukan tertentu pada orang yang melakukan 3. Jaminan finansial dan social

Finansial dan jaminan sosial kebanyakan berpengaruh terhadap kepuasan kerja.

4. Mutu pengawasan

Hubungan antara karyawan dengan pihak pimpinan sangat penting artinya dalam menaikkan produktivitas kerja. Kepuasan dapat ditingkatkan melalui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja.

Berdasarkan beberapa pendapat yang disampaikan di atas maka dapat disimpulkan kepuasan kerja yang dirasakan setiap orang sangat berbeda ada banyak aspek yang mempengaruhinya. Beberapa aspek tersebut sangat penting

(28)

15

guna menunjang tercapainya kepuasan kerja. Adanya pemenuhan kebutuhan yang dimiliki seseorang berdampak pada pencapaian nilai kerja seseorang atas pekerjaan yang telah dilaksanakannya.

2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Teknik

Analisis Hasil

1 Fahmawati (2004)

Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Serta Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada

PT.Cahaya Surya Tunas Tapioka Wonogiri

Regresi Linear Berganda

Hasil menunjukkan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan

2 Munparidi (2012)

Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Pelatihan, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Kota Palembang

Regresi Linier Berganda

Hasil menunjukkan bahwa kepemimpinan, motivasi, pelatihan, dan lingkungan kerja memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

3 Aufaniyah (2011)

Pengaruh Pelaksanaan Program Keelamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi pada PT.Petrokimia Gresik)

Regresi Linier Berganda

Hasil menunjukkan bahwa program K3 berpengaruh simultan dan parsial terhadap kepuasan kerja karyawan .

4 Sembe, F., Ayuo, A.

(2017)

Effect Of Selected Occupational Health and Safety Management Practices on Job

Satisfaction of Employees in University Campuses in Nakuru Town, Kenya

Linear regression analisys

The significance value of 0.000 which is less than 0.01 indicates that the relationship is

statistically significant.

Therefore, it was concluded that work place environment have statistically significant positive relationship with job satisfaction.

2.5 Kerangka Konseptual

2.5.1 Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja

Lingkungan kerja adalah segala sesuatu hal atau unsur-unsur yang dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung terhadap organisasi atau

(29)

perusahaan yang akan memberikan dampak baik atau buruk terhadap kinerja dan kepuasan kerja karyawan (Soetjipto, 2008).

Wibowo (2014) dalam jurnal Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, mengemukakan bahwa lingkungan kerja fisik dan non fisik secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Hendri (2012) dalam jurnal Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Non Fisik Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT.Asuransi Wahana Tata Cabang Palembang, mengemukakan bahwa secara simultan lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.

2.5.2 Pengaruh Keselamatandan Kesehatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Salah satu kebutuhan dalam pemenuhan kepuasan seseorang adalah Safety and Security Needs yaitu kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni aman

dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan (Hasibuan, 2016). Sari (2017) dalam jurnal Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bagian Pabrikasi PG Kebon Agung Malang, menyatakan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Sambe & Ayuo (2017) bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.

2.5.3 Pengaruh Lingkungan Kerja Serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja

Mengelola lingkungan kerja serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja di

(30)

17

perusahaan dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Jadi, semakin baik mengelola lingkungan kerja serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja, maka semakin baik pula kepuasan kerja karyawan di dalam perusahaan tersebut.

Menurut Anas (2013) lingkungan kerja yang baik secara fisik maupun non fisik sangat diharapkan oleh karyawan untuk bekerja secara maksimal, begitu pula sebaliknya jika lingkungan sekitar buruk, maka karyawan tidak akan mempunyai kepuasan dalam bekerja. Menurut Hasibuan (2016) salah satu kebutuhan dalam pemenuhan kepuasan seseorang adalah Safety and Security Needs yaitu kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan.

Hasil penelitian Azhari (2017) yang berjudul Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan CV.Mulya Abadi Pekanbaru Terdapat pengaruh signifikan antara pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan, maka model kerangka konseptual yang digunakan adalah :

Sumber: Soetjipto (2008: 87), Wibowo dkk (2014: 9), Hendri (2012: 15), (Hasibuan, 2016:

154), Sari dkk (2017), Sambe dan Ayuo (2017), Anas (2013: 10-11), Azhari (2017)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Lingkungan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Kepuasan Kerja Karyawan

(31)

2.6 Hipotesis

Menurut Dantes (2012) hipotesis adalah praduga atau asumsi yang harus diuji melalui data atau fakta yang diperoleh melalui penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini :

1. Lingkungan Kerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara serempak berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Buana Estate Kabupaten Langkat.

2. Lingkungan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Buana Estate Kabupaten Langkat.

3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Buana Estate Kabupaten Langkat.

(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih yaitu variabel independent serta variabel dependent (Sugiyono, 2014).

Penelitian ini membahas pengaruh lingkungan kerja, serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Buana Estate Kabupaten Langkat.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada PT. Buana Estate, Desa Perkebunan Cinta Raja Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Waktu penelitian dimulai pada Oktober 2019 sampai dengan November2019.

3.3 Batasan Operasional

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah ditentukan, penelitian ini menggunakan variabel yaitu :

1. Variabel Independent (X) yaitu Lingkungan Kerja (X1), Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X2)

2. Variabel Dependent (Y) yaitu Kepuasan Kerja Karyawan (Y)

3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan pada

(33)

suatu variabel dengan memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.

Tabel 3.1

Tabel Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Variabel Dimensi Indikator Skala Ukur Lingkungan

Kerja (X1)

Lingkungan dimana pegawai PT. Buana Estate, Kabupaten Langkat melakukan pekerjaannya sehari- hari.

Lingkungan Fisik

a. Bangunan tempat kerja

b. Peralatan yang memadai

c. Suhu, penerangan dan kebisingan.

Interval Lingkungan

Non Fisik

a. Hubungan rekan kerja b. Hubungan atasan

dengan bawahan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (X2)

Keselamatan merupakan kondisi dimana kesejahteraan fisik karyawan PT.

Buana Estate dilindungi, sedangkan kesehatan kerja keadaan umum dari kesejahteraan fisik, mental, dan emosional para karyawan PT.

Buana Estate dimana mereka bekerja.

Tanggung jawab kesehatan , keselamatan dan

keamanan

a. Pemberian peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja oleh perusahaan kepada karyawan

b. Adanya pemberian ganti rugi oleh perusahaan kepada karyawan yang mengalami kecelakaan kerja

Interval Komitmen

dan budaya keselamatan organisasi

Adanya pemberian hukuman terhadap karyawan yang melanggar peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Inspeksi,

investigasi kecelakaan dan evaluasi

a. Adanya pengawasan kerja

b. Adanya pemeriksaan peralatan dan perlengkapan kerja c. Adanya evaluasi

kecelakaan Kepuasan

Kerja (Y)

Perasaan dan penilaian para karyawan PT.

Buana Estate atas pekerjaannya, khususnya mengenai kondisi kerjanya, dalam hubungannya dengan apakah pekerjaannya mampu memenuhi harapan, kebutuhan dan keinginannya.

Lingkungan kerja

a. Keadaan fisik tempat bekerja

b. Tata bangunan dan letak peralatan atau mesin

Interval Keselamata

n dan Kesehatan Kerja

Layanan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sumber : Siagian (2014), Robert L.Mathis & John H.Jackson (2009), Husain Umar (2008)

(34)

21

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Menurut Sugiyono (2005) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian ini, maka setiap variabel diberi skor 1 sampai 5 seperti pada Tabel 3.2 :

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Jawaban Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Kurang Setuju (KS) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2014)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: subyek atau obyek dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sangadji & Sopiah, 2010).Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan lapangan PT. Buana Estate Kabupaten Langkat sebanyak 215 orang. Dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3

Jumlah Karyawan Lapangan PT. Buana Estate Kabupaten Langkat

No Bagian Jumlah

Karyawan

1 Asisten 2

2 Mandor 15

3 Karyawan Lapangan 198

Jumlah 215

Sumber: PT. Buana Estate Kab.Langkat, 2019

(35)

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik probability sampling yaitu proportionate stratified random sampling dengan menggunakan rumus slovin. Menurut Sugiyono (2010), probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang

sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Dalam hal ini setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Menentukan jumlah sampel dari suatu populasi ditentukan dengan rumus Slovin, seperti berikut ini:

Dimana:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, yaitu 5%.

Berdasarkan rumus Slovin di atas, maka jumlah responden yang akan dijadikan sampel penelitian adalah sebanyak:

Dengan demikian jumlah sampel penelitian adalah berjumlah 140 orang

(36)

23

karyawan lapangan PT. Buana Estate Kabupaten Langkat.

Untuk mencari jumlah sampel, bila populasi berstrata secara proporsional menurut Sugiyono (2007) menggunakan Rumus Propotionate Stratified Random Sampling yaitu:

Keterangan:

Ni1= Ukuran tiap strata sampel Ni2= Ukuran tiap strata populasi n = Ukuran (total) sampel N = Ukuran (total) populasi

Berikut ini adalah tabel hasil dari perhitungan dengan menggunakan teknik penarikan sampel Proportionate Stratified Random Sampling:

Tabel 3.4

Jumlah Sampel Karyawan Lapangan PT. Buana Estate Kabupaten Langkat

No Bagian Jumlah Karyawan

(Sampel)

1 Asisten 1

2 Mandor 7

3 Karyawan Lapangan 132

Jumlah 140

Sumber: PT. Buana Estate Kab.Langkat, 2019

3.7 Sumber Data 1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tanpa melalui perantara). Data primer yang ada dalam penelitian ini merupakan data kuesioner.

(37)

2. Data Sekunder

Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang telah mengolah informasi terlebih dahulu seperti dari bahan-bahan bacaan, literatur, catatan kuliah dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian tersebut, termasuk data yang diperoleh dari perusahaan tersebut seperti sejarah, struktur, dan kegiatan perusahaan..

3.8 Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi, keterangan dan data-data yang diperlukan, peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : 1. Menyebarkan kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data melalui pemberian

daftar pertanyaan secara tertutup kepada responden yang dilengkapi dengan beberapa alternatif jawaban.

2. Observasi, yaitu kegiatan melihat suatu kondisi secara langsung terhadap objek yang diteliti.

3. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan- catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

(38)

25

tersebut. Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang di kumpulkan oleh peneliti. Uji Validitas dilakukan di PT. Buana Estate Kabupaten Langkat terhadap 30 orang karyawan di luar sampel. Dengan jumlah (n) = 30; df = n-2 = 30-2 = 28, maka pada α = 0,05 diperoleh rtabel = 0,361. Jika nilai rhitung ≥ rtabel dan bernilai positif maka pernyataan tersebut dikatakan valid (Ghozali, 2016).

Tabel 3.5

Uji Validitas Lingkungan Kerja

P R Hitung R Tabel Keterangan

LK1 0.862 0.361 Valid

LK2 0.651 0.361 Valid

LK3 0.932 0.361 Valid

LK4 0.852 0.361 Valid

LK5 0.688 0.361 Valid

LK6 0.944 0.361 Valid

LK7 0.879 0.361 Valid

LK8 0.76 0.361 Valid

LK9 0.927 0.361 Valid

LK10 0.936 0.361 Valid

Berdasarkan Tabel 3.5, dapat dilihat bahwa nilai rhitung dari 10 pernyataan > rtabel (0.361). Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan mengenai variabel lingkungan kerja telah valid.

Tabel 3.6

Uji Validitas Keselamatan dan Kesehatan

P R Hitung R Tabel Keterangan

KS1 0.93 0.361 Valid

KS2 0.878 0.361 Valid

KS3 0.677 0.361 Valid

KS4 0.875 0.361 Valid

KS5 0.782 0.361 Valid

KS6 0.774 0.361 Valid

KS7 0.569 0.361 Valid

KS8 0.802 0.361 Valid

(39)

KS9 0.856 0.361 Valid

KS10 0.794 0.361 Valid

KS11 0.773 0.361 Valid

KS12 0.904 0.361 Valid

Berdasarkan Tabel 3.6, dapat dilihat bahwa nilai rhitung dari 12 pernyataan > rtabel (0.361). Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan mengenai variabel keselamatan dan kesehatan telah valid.

Tabel 3.7

Uji Validitas Kepuasan Kerja

P R Hitung R Tabel Keterangan

KK1 0.726 0.361 Valid

KK2 0.844 0.361 Valid

KK3 0.943 0.361 Valid

KK4 0.915 0.361 Valid

KK5 0.663 0.361 Valid

KK6 0.771 0.361 Valid

Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan Tabel 3.7, dapat dilihat nilai rhitung dari 6 pernyataan > rtabel

(0.361). Sehingga seluruh pernyataan mengenai variabel kepuasan kerja telah valid.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2016) uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach Alpha dengan kriteria pengambilan keputusan sebagaimana dikatakan Nunnally dalam (Ghozali, 2016) yaitu jika koefisien Cronbach Alpha > 0,70 maka pernyataan dinyatakan reliabel. Berikut hasil dari uji reliabilitas terhadap butir-butir pernyataan yang valid.

(40)

27

Tabel 3.8 Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach's Alpha Batas Reliabel Keterangan

Lingkungan Kerja (X1) 0.963 0.7 Reliabel

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X2) 0.96 0.7 Reliabel

Kepuasan Kerja (Y) 0.928 0.7 Reliabel

Sumber: Lampiran 2

Berdasarkan Tabel 3.6 diketahui nilai Cronbach’s Alpha (0,982)> 0,7.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan adalah reliabel.

3.10 Teknik Analisis Data

3.10.1 Analisis Statistik Deskriptif

Uji statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh deskripsi terkait data yang digunakan dalam penelitian dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi (deviation standar), varian (variance), nilai minimum, nilai maksimum, range, dan sebagainya (Ghozali, 2016). Statistik deskriptif memberikan interpretasi data yang lebih jelas dan mudah dipahami.

Setiap jawaban responden memiliki skor. Nantinya akan diperoleh nilai rata-rata dari skor tersebut. Nilai rata-rata yang diperoleh akan disesuaikan dengan rangescore yang telah dihitung untuk mengetahui keterangan dari butir

pernyataan. Range score yang telah dihitung dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.9 Mean Range score

Interval Mean Kategori

1,00-1,79 Sangat Tidak Baik

1,80-2,59 Tidak Baik

2,60-3,39 Kurang Baik

3,40-4,19 Baik

4,20-5,00 Sangat Baik

(41)

3.10.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh antara variabel bebas (independen) yaitu Lingkungan Kerja (X1), Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X2) terhadap variabel terikat (dependen) yaitu Kepuasan Kerja Karyawan (Y). Adapun model persamaan yang digunakan (Sugiyono, 2014), yaitu:

Y= 0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4+ ɛ Keterangan:

Y = Kepuasan Kerja Karyawan X1 = Lingkungan Kerja

X2 = Keselamatan dan Kesehatan Kerja

0 = Konstanta

β1-4 = Koefisien Regresi ɛ = Residual

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada didalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak).

3.11 Uji Asumsi Klasik 3.11.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2016) Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu melalui analisis grafik dan analisis statistik (Ghozali, 2016).

1. Analisis Grafik

(42)

29

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Distribusi data dikatakan normal jika data tersebut membentuk lonceng dan tidak melenceng ke kiri maupun ke kanan. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal. Jika

distribusi data residual normal, maka titik-titik yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

2. Analisis Statistik

Uji normalitas residual dengan pendekatan statistik dilakukan menggunakan uji Kolmogorov -Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan hipotesis:

H0: Data residual berdistribusi normal Ha: Data residual tidak berdistribusi normal

Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat Asymp. Sig. (2-tailed). Jika tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima, sehingga dikatakan data residual berdistribusi normal.

3.11.2 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2016), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Menurut Ghozali (2016) salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melakukan uji Glejser. Uji Glejser

(43)

dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen dengan persamaan sebagai berikut:

| |

Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi Heteroskedastisitas. Suatu model regresi dinyatakan tidak mengandung heteroskedastisitas jika variabel independen tidak signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen.

Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5 persen (Ghozali, 2016).

3.11.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2016).

Model regresi yang baik seharusnnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.

Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang

terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/Tolerance). Model regresi yang bebas dari multikolinearitas adalah model yang memiliki nilai tolerance ≥ 0,1 atau nilai VIF ≤ 10. Sebaliknya, jika nilai Tolerance < 0,1 atau nilai VIF > 10, maka ada multikolinearitas di antara variabel independen (Ghozali, 2016).

(44)

31

3.12 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2016), uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien Determinasi (R2) pada dasarnya mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel bebas yaitu variabel servicescape (X1), Kualitas Pelayanan (X2), Harga (X3) dan Kualitas produk (X4) terhadap variasi naik turunnya variabel terikat yaitu Loyalitas Pelanggan (Y) secara simultan, dimana 0

≤ R2 ≤ 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independendalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2016).

3.13 Uji Hipotesis

3.13.1 Uji Serempak (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari seluruh variabel bebas secara serempak atau secara simultan terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujiannya adalah:

H0: β1 = β2 = β3 = 0, artinya lingkungan kerja dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara serempak tidak berpengaruh signifikan kepuasan kerja karyawan PT Buana Estete Kabupaten Langkat.

Ha: Minimal satu βi ≠ 0, artinya lingkungan kerja dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara serempak berpengaruh signifikan kepuasan kerja karyawan PT Buana Estete Kabupaten Langkat.

(45)

Kriteria pengambilan keputusannya adalah:

1. H0 diterima jika Fhitung ≤ Ftabel pada α = 5% atau Sig F ≥ α 2. Ha ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% atau Sig F < α

3.13.2 Uji Signifikasi Parsial (Uji-t)

Uji statistik-t dilakukan untuk melihat secara parsial (individual) bagaimana pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Ghozali, 2016).

Model hipotesis yang digunakan dalam uji-t ini adalah:

H0: βi ≤ 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel lingkungan kerja dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap kepuasan kerja karyawan PT Buana Estete Kabupaten Langkat.

Ha: βi > 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel lingkungan kerja dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap kepuasan kerja karyawan PT Buana Estete Kabupaten Langkat

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

1. H0 diterima jika t hitung ≤ t tabel pada α = 5% atau Sig. t ≥ α 2. Ha ditolak jika t hitung > t tabel pada α = 5% atau Sig. t < α

(46)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Perkebunan mulai dibangun dan ada sejak tahun 1885 oleh Perusahaan dari Swiss (NV.Tabakmij) dengan ditanami komoditi tembakau Deli, kelapa dan karet dengan luas awal 4.387 Ha. Pada tahun 1942 terjadi banjir besar yang menyebabkan sebagian besar areal tembakau deli, kebun kelapa dan karet terendam diduduki dan digarap masyarakat. Tanah-tanah yang telah diduduki masyarakat akhirnya dikeluarkan dari Concessie seluas 2.476 Ha, sehingga areal yang masih dikuasai hanya 1.911 Ha. Setelah 2 kali terjadi peralihan hak pada tahun 1972 perkebunan ini dimiliki dan dikelola oleh PT. Buana Estate dengan alas haknya SK HGU No.19/HGU/66.

Pada sekitar tahun 1960 berdiri dan terbentuklah pemerintahan Desa di perkebunan Cinta Raja karena luasnya sama dengan luas areal HGU perkebunan dan seluruh penduduknya/warganya karyawan dan keluarganya maka Desa ini adalah Desa Khusus Perkebunan dengan nama Desa Perkebunan Cinta Raja.

Letak PT. Buana Estate Perkebunan Cinta Raja di Desa Perkebunan Cinta Raja, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Stabat. Yang berjarak ± 50 km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara, Medan.

PT. Buana Estate Perkebunan Cinta Raja adalah perkebunan kelapa sawit, yang sebelumnya merupakan perkebunan kakao yang kemudian menjadi perkebunan kelapa sawit. PT. Buana Estate Perkebunan Cinta Raja memiliki luas areal Hak Guna Usaha (HGU) 1.788.27 Ha. Terletak di Desa Perkebunan Cinta

(47)

Raja, Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat.

Perkebunan Cinta Raja telah memiliki Alas Hak Tanah berupa SK HGU dan sertifikat HGU. Perkebunan Cinta Raja dengan Alas Hak SK HGU No.80/HGU/BPN/2004 tanggal 13 Oktober dan telah didaftarkan pada BPN Kabupaten Langkat dan BPN Kabupaten Langkat mengeluarkan Sertifikat HGU No.01 tanggal 23 Juni 2005 dengan luas areal HGU 1.788,27 Ha. Selain Alas Hak, perusahaan juga telah melengkapi perizinan lainnya seperti tanda daftar perushaan, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Izin Usaha Perkebunan (IUP), persetujuan RKL/RPL, Izin Konversi/perubahan tanaman menjadi tanaman kelapa sawit.

Berdasarkan informasi dari PT. Buana Estate Kabupaten Langkat, bahwa terdapat visi dan misi dari PT. Buana EstateKabupaten Langkat yaitu :

Visi :

1. Perusahaan Perkebunan yang mempunyai produktifitas tinggi.

2. Profitable

3. Menjaga pelestarian lingkungan hidup

4. Memberikan kontribusi yang positif terutama kepada karyawan, masyarakat disekitar perkebunan, dan pemerintah daerah.

Misi :

1. Memiliki dan menerapkan budaya kerja perusahaan sendiri 2. Melaksanakan usaha budidaya kelapa sawit yang berkelanjutan

3. Karyawan sebagai aset perusahaan serta masyarakat disekitar perkebunan sebagai mitra perusahaan.

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1  Kerangka Konseptual Lingkungan Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)  Kepuasan Kerja Karyawan
Tabel 3.8  Uji Reliabilitas
Gambar 4.1  Uji Histogram
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kapiler fferent dan efferent, pada permulaan kapiler Aferent (tekanan filtrasi) sejumlah 45 mmHg -20 mmHg onkotik – 10mmHg intratubuler = 15 mmHg, pada kapiler Eferent

• Penyempurnaan Peta Indikatif Penundaan Izin Baru (PIPIB) pada kawasan hutan primer dan lahan gambut setiap 6 bulan sekali;.. • Penyusunan PIPIB berskala operasional

1) Mampu membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. 2) Substansi itu harus dapat larut dalam air atau pelarut-pelarut lain sampai pada taraf yang diperlukan. 3) Perubahan

Hak-hak atas tanah yang memberi wewenang sebagaimana atau mirip dengan hak yang dimaksud dalam pasal 41 ayat (1) seperti yang disebut dengan nama sebagai dibawah, yang ada pada

Selain itu, ada penambahan 1 ruang lagi untuk meeting room agar kebutuhan dari pengguna dapat terpenuhi terkait dengan efisiensi ruangan dan waktu sesuai dengan

Sebelum penjurian, semua karya peserta yang masuk akan diperiksa oleh panitia penyelenggara pada tanggal 30-31 Agustus2016, untuk memastikan bahwa materi atau dokumen yang

Personal hygiene menjadi unsur yang sangat penting untuk diperhatikan, hal ini dikarenakan jika personal higiene dari masyarakat buruk maka akan berdampak

Kajian ini berhasrat untuk memberi informasi yang penting terhadap semua pihak sama ada kepada mereka yang terlibat dalam proses penggubalan kurikulum, pelaksana