• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI SAMBAS PROVINS! KALIMANTAN BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BUPATI SAMBAS PROVINS! KALIMANTAN BARAT"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

( SALINAN ]

Menimbang

Mengingat

BUPATI SAMBAS

PROVINS! KALIMANTAN BARAT

PERATURAN BUPATI SAMBAS NOMOR 33 TAHUN 2018

TENTANG

PENYELENGGARAAN BADAN USAHA MILIK DESA DI KABUPATEN SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SAMBAS,

a. bahwa untuk mendukung proses pertumbuhan perekonomian masyarakat Desa, Pemerintah Kabupaten Sambas perlu mendorong pembentukan; pembinaan dan pengembangan Badan Usaha Milik Desa /BUM Desa;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Penyelenggaraan Badan Usaha Milik Desa di Kabupaten Sambas;

1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 352) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);

2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4443);

(2)

J.

4.

5.

6.

7.

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2OOT

tentang

Perseroan Terbatas (l,embaran Negara

Republik

Indonesia Tahun 2OA7 Nomor 106,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a7S6);

Undang-Undang Nomor 21 Tahun

2}ll

tentang Otoritas

Jasa

Keuangan (Lembara:r Negara

Republik

Indonesia

Tahun 2OIl Nomor

1 1

1,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253);

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan

Mikro

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2013 Nomor 12,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5394)

Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2Ol4 tentang

Desa (LembaranNegara

Republik Indonesia Tahun

2Ol4

Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5a95);

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol+

tentang

Pemerintahan Daerah (LembaranNegara

Republik

Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor 224, Tambahal Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

55BT) sebagaimana telah dua

kali

diubah dan

terakhir

dengan

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015

tentang

Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor

23

Tahun 2074

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol5 Nomor

59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 567e\;

Peraturan

Pemerintah Nomor

43 Tahun 2Ol4

tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2074 tentang Desa (Lembaran Negara

Republik

Indonesia Tahun 2AA Nomor 123,

Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5S3gI

sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor

47 Tahun 2015 tentang

Perubahan

atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2AA tentang Desa (Lembaran Negara Republik

Indonesia

Tahun 2Ol5 Nomor

157 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);

Peraturan

Pemerintah Nomor

60 Tahun 2074

tentang Dana Desa Yang Bersumber

Dari

Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara (Lembaran Negara

Republik

Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor 168,

Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5558) sebagaimana

telah diubah dua kali terakhir

dengan

Peraturan

Pemerintah

Nomor 8 Tahun 2016

tentang Perubahan- Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 60

Tahun 2OI4 tentang

Dana Desa Yang Bersumber Dari

8.

9.

(3)

Anggaran Pendapatan

dan Belanja

Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 56ea);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun

2AOG

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah

sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2l

Tahun 2}ll tentang

Perubahan Kedua

Atas

Peraturan

Menteri Dalam

Negeri

Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2OLl Nomor 310);

11.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20

Tahun 2Ol8 tentang

Pengelolaan

Keuangan Desa (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611);

12.

Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 50/PMK.O7

/2077

tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun

2OLT Nomor

537),

sebagaimana

telah dua kali diubah, terakhir

dengan Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 225 /PMK.OT

/2017 tentang Perubahan Kedua

atas

Peraturan Menteri

Keuangan Nomor S0/PMK.OT /2OL7

tentalg

Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2Ol7

Nomor

197A\

13.

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan

Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun

2015

tentang

Pedoman

Kewenangal

Berdasarkan

Hak

Asat

Usul dan

Kewenangan

l,okal Berskala Desa

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 158);

74.

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan

Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 3 Tahun

2015

tentang

Pendampingan

Desa (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 160);

15.

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan

Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun

2015

tentang Pendirian,

Pengurusan

dan

Pengelolaan, dan Pembubaran

Badan Usaha Milik Desa (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2591;

16. PeraturErn Menteri Dalam Negeri Nomor 44

Tahun

2OL6

tentang

Kewenangan

Desa (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2Ot6 Nomor 1037);

17. Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor

4

Tahun

2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan

Keuangan

Daerah

(Lembaran

Daerah Kabupaten

Sambas Taleun

2008 Nomor 4),

sebagaimana

telah diubah

dengan

(4)

18.

19.

Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 10 Tahun

2A16 tentang Perubahan Atas Peraturan

Daerah

Kabupaten Sambas Nomor 4 Tahun 20OB

tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah {Lembaran

Daerah Kabupaten

Sambas

Tahun 2016 Nomor

10,

Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sambas Nomor 32]';

Peraturan Daerah Kabupaten Sambas

Nomor 1

Tahun

2009 tentang Desa (Lembaran Daerah

Kabupaten

Sambas Tahun 2OOg Nomor 1);

Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor

4

Tahun

2016 tentang

Pembentukan

dan Susunan

Perangkat

Daerah

(Lembaran

Daerah Kabupaten

Sambas Ta-hun 2016 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sambas Nomor 28);

Peraturan Bupati Sambas Nomor 45 Tahun

2016

tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,

T\rgas,

Fungsi dan Tata Keda Dinas Sosial,

Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa Kabupaten Sambas

(Berita

Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2016 Nomor 45);

24.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

PERATURAN

BUPATI TENTANG

PEI{YELENGGARAAN BADAN USAHA MILIK DESA DI KABUPATEN SAMBAS.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati

ini

yang dimaksud dengan:

1.

Daerah adalah Kabupaten Sambas.

2.

Pemerintahan Daerah adalah Pemerintah Daerah

dan

Dew'an Perwakilan

Rakyat

Daerah

yang

menyelenggarakan

urusan

pemerintahan

menurut asas otonomi dan tugas pembantuan

dengan

prinsip otonomi

seluas-

luasnya dalam

sistem

dan prinsip

Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam

Undang-Undang

Dasar

Negara Republik Indonesia

Tahun

1945.

3.

Pemerintah Daerah adalah

Bupati dan

Perangkat Daerah sebagai

unsur

penyelenggara pemerintahan daerah.

4.

Bupati adalah Bupati Sambas.

5.

Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Sambas

6.

Camat adalah Camat di wilayah Kabupaten Sambas.

7.

Desa adalah Desa yang berada di vr.ilayah Kabupaten Sambas,

(5)

8.

Organisasi Perangkat

Daerah, yang selanjutnya disingkat

OPD adalatt

lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggungjawab kepada Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah.

9.

Pemerintahan Desa

adalah

penyelenggaraan

urusan pemerintahan

dan

kepentingan masyarakat

setempat

dalam sistem

Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

10. Pemerintah Desa

adalah

Kepala Desa

atau yang disebut

dengan nama

iain dibantu Perangkat Desa sebagai unsur

penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

1 1. Kepala Desa adalah Kepa1a Desa di wilayah Kabupaten Sambas.

l2.Badan

Permusyawaratan Desa,

yang

selanjutnya

disingkat

dengan BPD

adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan

yang

alggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa

berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

13. Peraturan Desa, yang selanjutnya disebut Perdes adalah

peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama BPD.

14. Peraturan Kepala Desa, yang selanjutnya disebut Perkades

adalah

Peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Desa yang bersifat mengatur.

15.

Peraturan Bersama Kepala Desa, adalah peraturan yang ditetapkan bersifat mengatur.

L6. Badan

Usaha

Milik

Desa,

yang

selanjutnya

disebut BUM

Desa, adalah

badan

usaha

yang seluruh atau

sebagian besar modalnya

dimiliki

oleh Desa

melalui

penyertaan secara langsung

yang

berasal

dari

kekayaarl Desa yang dipisahkan guna mengelola aset,

jasa

pelayanan

, dan

usaha lainnya

untuk

sebesar besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

17.

Badan Usaha

Milik

Desa Bersama, yang selanjutnya

disebut

BUM Desa Bersama, adalah adalah badan usaha yang

seluruh atau

sebagian besar

modalnya dimiliki oleh beberapa Desa melalui penyertaan

secara

langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan

guria mengelola

aset, jasa pelayanan , dan usaha lainnya untuk

sebesar besarnya kesejahteraan masyarakat Desa

18. Musyawarah Desa, yffirg selanjutnya disebut Musdes, adalah

proses

musyawa-rah antara BPD, Pemerintah Desa,

dan unsur

masyarakat yang diselenggarakan oleh BPD

untuk

menyepakati hal yang bersifat strategis.

19. Kesepakatan Musyawarah Desa adalah suatu hasil keputusan dad

Musyawarah Desa

dalam bentuk

kesepakatan

yang dituangkan

dalarrr

Berita Acara

kesepakatan Musyawarah Desa

yang ditandatangani

oleh Ketua BPD dan Kepala Desa.

20.

Lembaga Ekonomi Desa adalah sekelompok

status

sosial, norma umum,

dan peran ytrtg relatif stabil,

serta

memiliki keterkaitan antara

sumber daya produksi dan

distribusi

barang atau jasa

di

Desa.

yang

selanjutnya

disebut

Permakades oleh dua

atau lebih

Kepala Desa yang

(6)

21.

22.

23.

Pelaku Usaha

adalah

setiap orang perorangan

atau badan usaha, baik yang berbentuk badal hukum maupun bukan badan hukum

yang

didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam

wilayah

hukum

negara Republik Indonesia,

baik

sendiri maupun bersama

-

sanra

melalui perjanjian

menyelenggarakan

kegiatan usaha dalam

berbagai bidang ekonomi.

Perusahaan Asing adatah perusahaan yang sebagian atau

seluruh

modalnya dimiliki oleh negara (badan) asing dan/atau yang

dalam

usahanya dan kenyataannya bertujuan memindahkan

sebagian atau seluruh keuntungannya ke

luar

negeri.

Kerjasama

Antar

Desa adalah kerjasama

antar

Desa dengan Desa yang

tain dalam satu lingkup

kecamatan

dan

kedasama

antar

Desa dalann

lingkup

kecamatan

yang

berbeda

narnun dalam satu supra

Desa atau daerah kabupaten.

24.

Badan Kerjasama

Antar

Desa, yang selanjutnya disingkat

BKAD,

adaiah organisasi

kerja yang

mempunyai

lingkup

r,r,ilayah

antar

Desa berperan

sebagai lembaga dalam mengelola perencanaan

pembangutlan

partisipatif,

mengembangkan

bentuk - bentuk

kegiatan kerjasama

antar

Desa,

menumbuhkan usaha - usaha

pengelolaan

aset produktif,

serta

mengembangkan kemampuan pengelolaan program

program

pengembangan masyarakat.

25.

Anggaran Dasar/Anggaran

Rumah

Tangga,

yang selanjutnya

disingkat

AD/ART adalah

merupakan

keseluruhan aturan yang mengatur

secara langsung kehidupan organisasi

dan/atau

lembaga, dan hubungan antara

organisasi dan/atau lembaga dengan para anggotanya, untuk

terselenggaranya

tertib

organisasi

dan/atau

lembaga.

BAB II

MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Pasal 2

Maksud ditetapkannya Peraturan Bupati ini sebagai pedoman

kepada Pemerintah Daerah

dan

Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan BUM Desa,

dalam upaya menampung seluruh kegiatan di bidang ekonomi dan/atau

pelayanan umum J-ang dikelola oleh Desa dan atau kerjasama antar-Desa.

Pasal 3

Tujuan Peraturan Bupati ini adalah

sebagai

pedoman untuk

melakukan Penyelenggaraan

BUM Desa sehingga dapat menjadi lembaga

ekonomi

masyarakat

Desa,

transparan dan

profesional

dalam

mengembangkan

diri,

sehingga mampu mandiri dan berdaya.

Pasal 4

Ruang

lingkup

pengaturan dalam Peraturan

Bupati adalah

penyelenggaraan BUM Desa

di

Daerah,

(7)

BAB III

PENDIRIAN BADAN USAHA MILIK DESA Pasal 5

Pendirian BUM Desa dimaksudkan sebagai upaya menampung

seluruh kegiatan

di Bidang Ekonomi dan/atau

pelayanan

umum yang dikelola

oleh Desa dan atau kerjasama antar-Desa.

Pasal 6

Pendirian BUM Desa

bertujuan

:

a.

meningkatkan perekonomian masyarakat Desa;

b.

mengoptimaikan

aset

Desa

agar lebih bermanfaat untuk

kesejahteraan Desa;

c.

rneningkatkan usaha masyarakat dalam mengelola potensi ekonomi Desa,

d.

mengembangkan rencana kerjasama

usaha antar

Desa

dan/atau

pihak ketiga;

e. menciptakan peluang dan jaringan pasar

.vang

mendukung

kebutuhan layanan umum \,\'arga;

f.

membuka lapangan kerja;

g. meningkatkan

kesejahteraan

masyarakat melalui perbaikan

pelayanan umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Desa; dan

h.

meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan Pendapatan Asli Desa.

Pasal 7

(1)

Desa

dapat mendirikan BUM

Desa berdasarkan Peraturan Desa tentang Pendirian BUM Desa.

(2\

Desa

dapat mendirikan BUM

Desa sebagaimana

dimaksud pada

a5,at (1)

dengan mempertimbangkan :

a.

inisiatif

pemerintah Desa

dan/atau

masyarakat Desa;

b.

potensi

ekonomi 1'-ang ada

di

Desa;

c. sumber daya alam di Desa;

d. sumberdaya manusia yang mampu mengelola BUM Desa; dan

e.

adanya penyertaan modal dari pemerintah Desa dalam bentuk

pembiayaan dan kekayaan Desa yang diserahkan

untuk

dikelola sebagai bagian dari usaha BUM Desa.

(3) Desa dalam

mendirikan BUM

Desa sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1)

dengan tahapan sebagai

berikut

:

a. sosialisasi pendirian BUM Desa dan pembentukan

tim

kajian;

tr. rapat

tim

kajian; dan

c. rapat pendirian BUM Desa.

(8)

(a) Tim

kajian

sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

huruf

b, berjumlah paling

banyak 7 (turthl orang yang terdiri dari unsur BPD,

Lembaga

Kemasyarakatan Desa,

Unsur

Masyarakat dan Wirausaha

dan

ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa.

(5)

Tim kajian

sebagaimana

dimaksud pada

aSrat

(3) huruf b,

mempunyai

tugas :

a. mencari potensi dan peluang usaha;

b. menganalisis kelayakan usaha;

c. mencari dan menyeleksi calon

-

calon pengelola BUM Desa;

d. mencari informasi kebutuhan modal usaha; dan e. menyusun ADIART.

(6)

Hasil tim kajian

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(5)

huruf a, huruf

b,

huruf

c,

huruf

d, dan

huruf

e disampaikan kepada BPD

untuk

selanjutnya dibahas dalam Musdes Pendirian BUM Desa.

(7) Tahapan pendirian BUM Desa sebagaimana dimaksud pada a]rat (3)

huruf

a,

huruf

b dan

huruf

c diselenggarakan oleh BPD.

Pasa1 8

(1)

Pendirian BUM Desa disepakati dalam Musdes.

{2)

Musdes sebagaimana

dimaksud pada ayat (1)

mengacu

pada

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal

dan

Transmigrasi tentang

Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan

Keputusan

Musyawarah Desa.

Pasal 9

Pokok Bahasan yang dibicarakan dalam Musdes

sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 8 ayat (1)

meliputi

:

a. pendirian BUM

Desa

harus sesuai

dengan

kondisi ekonomi dan

sosial masyarakat;

b.

organisasi pengelola BUM Desa;

c.

modal usaha BUM Desa; dan

d.

AD/ART BUM Desa.

Pasal 10

(1) Hasil kesepakatan Musdes sebagaimana dimaksud dalam Pasal

8

ayat {1}

huruf a menjadi pedoman bagi Pemerintah Desa dan BPD untuk

menetapkan Perdes tentang Pendirian BUM Desa.

(21 Perdes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paiing sedikit memuat : a. maksud dan

tujuan;

b. nama dan tempat kedudukan wilayah usaha;

c.

azas fungsi dan jenis usaha;

d. permodalan;

e. kepengurusan dan organisasi;

(9)

f.

kew'ajiban dan hak; dan

g. penetapan dan penggunaan laba.

Pasal 1 1

(1) Dalam rangka kerja sama

antar-Desa

dan

pelayanan

usaha

antar-Desa

dapat dibentuk BUM

Desa bersama yang merupakan

milik 2

(dua) Desa atau lebih.

(2)

Pendirian BUM Desa bersama

sebagaimana

dimaksud pada ayat

(1)

disepakati musyawarah antar Desa yang difasilitasi oleh BKAD.

(3) BKAD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berasal dari

unsur

:

a. 1

(satu) orang

dari unsur

Pemerintah Desa masing-masing Desa yang bekerjasama;

b.

1 (satu) orang dari

unsur

BPD masing-masing Desa yang bekerjasama;

c.

1 (satu) orang dari

unsur

lembaga kemasyarakatan Desa masing-masing Desa yang bekerjasama; dan

d,

2

(dua) orang

dari unsur tokoh

masyarakat Desa masing-masing Desa yang bekedasama dengan mempertimbangkan keadilan gender.

(4)

Ketentuan mengenai Musdes sebagaimana dimaksud

dalam

Pasal I

berlaku secara mutati"s mutandi.s terhadap pendirian tsUM

Desa bersama.

(5)

BUM Desa bersama ditetapkan dalam Peraturan Bersama

Kepala

Desa tentang Pendirian BUM Desa bersama.

(6) BKAD sebagaimana dimaksud pada ay-at (2)

memiliki

kepengurusan

terdiri dari

seorang

ketua dan

seorang sekretaris

dan

beberapa

orang

anggota yang mer,vakili dari masing-masing Desa yang bekerjasama.

(7) Kepengurusan BI(AD sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(3)

dipilih

secara musya\.{,,arah

dan mufakat

oleh Anggota BKAD dalam

forum

musyawarah antar Desa.

(8)

BUM

Desa bersama

ditetapkan dalam Peraturan

Bersama Kepala Desa tentang Pendirian BUM Desa Bersama.

BAB IV

PBNGURUSAN DAN PENGELOLAAN BUM DESA Bagian Kesatu

Bentuk Organisasi pengeiola BUM Desa Pasa1 12

(1)

BUM Desa dapat

terdiri

dari

unit

usaha yang berbadan hukum.

(2) Unit

usaha yang berbadan

hukum

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat berupa

lembaga

bisnis yang kepemilikan

sahamnya berasal dari BUM Desa dan masyarakat.

(3) Dalam hal BUM Desa tidak mempunyai unit usaha yang

berbadan

hukum, bentuk

organisasi pengelola BUM Desa didasarkan pada Perdes tentang Penyelenggaraan BUM Desa, sebagaimana dimaksud dalam Pasal

10.

(10)

Pasal 13

BUM Desa dapat membentuk

unit

usaha rneliputi:

a.

Perseroan Terbatas sebagai

persekutuan modal, dibentuk

berdasarkan perjanjian,

dan

melakukan kegiatan usaha dengan modal yang sebagian

besar dimilikj oleh BUM Desa, sesuai dengan peraturan

perundang- undangan tentang Perseroan Terbatas;

dan/atau

b.

Lembaga Keuangan

Mikro

dengan

andil BUM

Desa sebesar

60

(enam

puluh)

persen, sesuai dengan

peraturan

perundang-undangan tentang iembaga keuangan mikro.

Bagian Kedua

Organisasi Pengelola BUM Desa Pasal 14

(1) Organisasi pengeloia

BUM Desa terpisah dari organisasi

Pemerintahan Desa.

(2) Organisasi pengelola

BUM Desa

sebagaimana

dimaksud pada

a5zat

il)

merupakan milik pemerintah

Desa,

yang

permodalannya sebagian a.tani

seluruhnya merupakan kekayaan Desa yang dipisahkan, bukan miiik

kelompok ataupun perseorangan.

(3) Organisasi pengelola BUM Desa memiliki AD/ART.

Bagian Ketiga

Kepengurusan BUM Desa Pasal 15

(1)

Susunan kepengurusan organisasi pengelola BUM Desa

terdiri

dari;

a. penasihat;

b. pelaksana operasional; dan c. penga\,'as.

(2) Penamaan susunan kepengurusan organisasi

sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dapat menggunakan penyebutan nama setempat

yang

dilandasi semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan.

(3)

Masa

kerja

organisasi pengeloia BUM Desa sebagaimana

dimaksud

pada ayat (1) sebagai

berikut

:

a. Masa

kerja

penasihat selama masih menjabat Kepala Desa

dan

apabiia

te4adi

pergantian

jabatan,

Kepala Desa

terpilih

secara otomatis menjadi penasihat BUM Desa tanpa harus

dilakukan

Musdes; dan

b. Masa keqa pelaksana operasional dan pengawas selama 6 (enam) tahun,

dan

dapat

dipilih kembali melalui

mekanisme Musdes

untuk satu kali

periode kepengurusan.

{4) Struktur

Organisasi Pengelola

BUM

Desa

tercantum dalam Lampiran

I

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

(11)

Pasal 16

(1)

Penasihat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1)

huruf a

dijabat secara ex officio oleh Kepala Desa yang bersangkutan dan berkewajiban :

a. memberikan nasihat kepada pelaksana operasional

dalam melaksanakan pengelolaan BUM Desa;

b. memberikan saran dan pendapat

mengenai

masalah yang

dianggap penting bagi pengelolaan BUM Desa; dan

c.

mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan BUM Desa.

(2) Penasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang :

a.

meminta penjelasan dari pelaksana operasional mengenai persoalan yang menyangkut pengelolaan usaha Desa; dan

b.

melindungi usaha Desa terhadap hal-hal]rang dapat menurunkan

kinerja

BUM Desa.

Pasal 17

(1) Petaksana Operasional sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 15 ayat

(1)

huruf

b

terdiri

dari:

a. direktur;

b.

sekretaris;

c.

bendahara; dan

d.

kepala

unit

usaha

(2) Pelaksana Operasional sebagaimana

dimaksud pada ayat

(1) mempunyai tugas mengurus dan mengelola BUM Desa sesuai dengan AD/ART.

(3)

Unsur pelaksana operasional

sebagaimana

dimaksud pada ayat

t1)

memperhatikan dan/atau

rnempertimbangkan

keadilan dan

kesetaraan gender.

(4) Pelaksana Operasional sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1) mempunyai

tugas mengurus dan

mengelola

BUM

Desa sesuai dengan

AD/ART

dan

memiliki

kewajiban :

a. melaksanakan

dan

mengembangkan

BUM

Desa agar

menjadi

lembaga

yang melayani kebutuhan ekonomi dan/atau pelayanan

umum

masyarakat

Desa;

b.

menggali dan mengusahakan potensi usaha ekonomi Desa untuk

meningkatkan Pendapatan Asli Desa;

c. melakukan kerjasama dengan lembaga

-

lembaga ekonomi Desa lainnya,

pelaku usaha dan perusahaan asing; dan

(5) kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

huruf

c dituangkan dalam kesepakatan bersama antara kedua belah pihak.

(6)

Pelaksana Operasional

sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf

berwenang

untuk

:

a. membuat laporan keuangan

seluruh unit-unit

usaha BUM Desa setiap bulan;

(12)

b. membuat

laporan

perkembangan kegiatan

unit-unit usaha BUM

Desa

setiap bulan; dan

c. memberikan laporan perkembangan

unit-unit

usaha BUM Desa kepada

masyarakat

Desa

melalui

perrgarl'as

dengan

mekanisme musyara,arah

setiap triwulan.

(7)

Laporan pertanggungjaw-aban BUM Desa disampaikan kepada masl'arakat Desa melaiui Musdes

minimal

1 (satu)

kali

dalam setahun paling lambat 3 (tiga)

bulan

setelah berakhirnya

tahun

anggaran.

(8) Dalam melaksanakan keu,ajiban sebagaimana

ayat

(1)

huruf d

pelaksana operasional

dapat menunjuk

anggota

pengurus

sesuai dengan kapasitas bidang

usaha, khususnya

dalam mengurus pencatatan

dan

administrasi usaha

dan fungsi

operasional bidang usaha

dan

dapat

dibantu

karyar,van sesuai dengan kebutuhan.

(9)

Uraian tugas berkenaan

dengan tanggungjanvab, pembagian

peran

dan aspek pembagian ke4a lainnya

diatur

dengan peraturan direktur.

(10) Pengangkatan karyawan sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(7) ditetapkan dengan Peraturan

Direktur

atas persetujuan Penasihat.

Pasal 18

(U

Persyaratan menjadi Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1)

meliputi:

a. warga negara Indonesia asli;

b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

c. sehat jasmani dan rohani;

d.

berusia minimal 2l tahun dan

setinggi-tingginya

berusia 60

(enam

puiuh) tahun;

e. masyarakat Desa -yang berjiu'a wirausaha;

f.

berdomisili dan menetap

di

Desa sekurang-kurangn-va 2 (dua) tahun;

g. berkepribadian baik,

jujur, adil,

cakap,

dan perhatian

terhadap usaha ekonomi Desa;

h.

berpendidikan minimal setingkat

SMU

/Madrasah Aliyah/SMK

atau

sederajat;

i. kecuali kepala unit usaha dapat berpendidikan dan/atau

dibau'ah

SMU /

Madrasah

Aliyah/

SMK atau sederajat dan memiliki

kecakapan/keahlian di bidang

unit

usahanya; dan

j. bukan dari unsur pemerintahan Desa dan badan

permusyawarata,n Desa.

(2)

Pelaksana operasional dapat diberhentikan dengan alasan : a. meninggal dunia;

b.

telah

selesai

masa bhakti

sebagaimana

diatur dalam AD/ART

BUM

Desa;

c. mengundurkan diri;

(13)

d.

tidak dapat

melaksanakan

tugas

dengan

baik

sehingga menghambat perkembangan kiner.la BUM Desa; dan

e. terlibat kasus pidana dan telah ditetapkan sebagai tersangka' Pasal 19

(1) Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1)

huruf

c mewakili kepentingan masyarakat.

(2)

Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat

(1)

huruf

c

mempunyai

ker,vajiban:

a. menyelenggarakan Rapat

Umum untuk

membahas

kinerja BUM

Desa sekurang-kurangnya 1 (satu)

tahun

sekali; dan

b" melaporkan hasil Pengawasan perkembangan kegiatan usaha BUM Desa setiap 6 (enam) bulan kepada Pemerintah Desa.

(3) Pengawas sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf

c

berwenang menyelenggarakan Rapat Umum Pengawas

untuk

:

a.

pemilihan dan pengangkatan pengurus sebagaimana

dimaksud pada ayat (2);

b,

penetapan kebijakan pengembangan kegiatan usaha dari

BUM

Desa;

c.

pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja

Pelaksana

Operasional;

d.

meminta

penjelasan

kepada pelaksana

operasional mengenai segala persoalan yang men-vangkut pengeloiaan BUM Desa; dan

e.

melindungi usaha Desa terhadap hal-hal yang dapat

merusak

kelangsungan dan citra BUM Desa.

Pasal 20

(1) Susunan kepengurusan pengawas

terdiri dari

:

a. ketua;

b.

wakil

ketua merangkap anggota;

c. sekretaris merangkap anggota; dan d. anggota.

(2)

Pengannas sebagaimana

dimaksud ayat (1) berjumlah ganjil, jumlah

pengawas

maksimal 5 (limal orang dan jumlahnya disesuaikan

dengan besaran pen5rertaan modal yang disepakati dalam musyawarah Desa dan AD/ART.

(3)

Susunan Kepengurusan BUM Desa sebagai mana disebutkan pada ayat (1)

dipilih oieh

masyarakat Desa

melalui

musyawarah Desa

sesuai

dengan

ketentuan dalam peraturan menteri tentang pedoman tata tertib

dan mekanisme pengambilan keputusan musya\varah Desa.

(4) Kepengurusan pengawas

bukan

berasal

dari unsur pemerintahan

Desa dan BPD.

(14)

(1) (2)

(3)

(4)

BAB V

PERMODALAN, PENGEMBANGAN, JENIS USAHA, HASIL USAHA dAN KEPAILiTAN

Bagian Kesatu Pasal 2 1

Modal BUM Desa Modal arval BUM Desa bersumber dari APB Desa.

Modai BUM Desa

terdiri

atas:

a.

penyertaan modal Desa; dan

b.

penyertaan modal masyarakat Desa.

BUM Desa mendapat modal

ann'al

untuk melaksanakan

kegiatan usahanya dari kekayaan Desa yang dipisahkan dari APB Desa.

Besaran

proporsi

penggunaan modal aw'al sebagaimana

dimaksud

pada

ayat (3) terdiri dari belanja

operasional

maksimal 20 '/"

(du.a puluh

perseratus) dan 80 "/o (delapan puluh perserahts) untuk

beianja penyertaan modal

dari total

keseluruhan

modal

aw'al

dan diatur

dalam AD/ART.

Belanja

operasional

adalah belanja penunjang

operasional

BUM

Desa

yang terdiri dari belanja alat tulis kantor, belanja cetak

penggandaano

belanja makan minum rapat, belanja insentif

pengeloia

BUM

Desa,

belanja perjalanan

dinas,

belanja

bimtek/peiatihan dan

belanja lainnl,-a yang disesuaikan dengan kebutuhan

Belanja penyertaan

modal

sebagaimana

dimaksud pada ayat

(4) adalah belanja modal kerja BUM Desa.

BUM Desa dapat memperoleh modal

dari

:

a.

bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah;

b.

penyertaan rnodal

pihak ketiga yang hak-hak

kepemiiikannya

diatur

dalam AD/ART;

c. pinjaman melalui lembaga keuangan Perbankan yang

pengaturan pinjamann,ya

dilakukan oleh dan atas nama

Pemerintah Desa yang

diatur

dalam Perdes;

d.

anggota masyarakat Desa yang bersangkutan; dan

e.

Sumber

lain yang sah dan tidak mengikat

sesuai dengan Peraturan Perundang- undangan yang berlaku.

Pasal22

(1)

Penvertaan modal Desa sebagaimana

dimaksud

dalam Pasal

21

ayat {21

huruf

a

terdiri dari

:

a. hibah dari pihak

s'uvasta, lembaga

sosiai ekonomi

kemasyarakatan

dan/atau

lembaga

donor yang disalurkan melalui

mekanisme APB Desa;

(s)

(6)

(7)

(15)

b. bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

Daerah

-yang disalurkan melalui mekanisme APB Desa;

c- kerjasama usaha dari pihak su'asta, lemtraga sosial

ekonomi kernas;.arakatan

dan/atau

lembaga

donor yang dipastikan

sebagai kekayaan kolektif Desa yang disalurkan melalui mekanisme APB Desa;

dan

d. aset

Desa

yang

diserahkan kepada

BUM

Desa pengelolaanlra sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang aset Desa.

(2)

Penyertaan modal masyarakat sebagaimana

dimaksud dalam Pasal

21

ayat (2)

huruf b

berasal

dari

tabungan masyarakat

dan atau

simpanan masyarakat.

Bagian Kedua

Pengembangan BUM Desa Pasal 23

(1)

BUM Desa dapat mengembangkan

unit

usaha yang berbadan hukurn.

t2) BUM

Desa

dapat

bekerjasama dengan

pelaku usaha dan

perusahaan

asing sesuai dengan peraturan perundang

-

tlndangan yang berlaku.

Pasal24

(1)

Kegiatan

dibidang Ekonomi dan/Pelayanan umum yang dikelola

oleh

kelompok Masyarakat Desa yang dibentuk

sebelum/sesudah terbentukn).a BUM Desa dapat dijadikan

Unit

Usaha BUM Desa dan atau melalui mekanisme kemitraan.

(21 Kegiatan dibidang Ekonomi danlPelayanan umum yang dikelola

oleh

kelompok Masyarakat Desa yang dibentuk

sebelum/sesudah

terbentuknya BUM

Desa berdasarkan kesepakatan

kedua belah

pihak sebagaimana

dimaksud pada ayat

(1)

yang menjadi bentuk unit

usaha

BUM Desa dibuat dalam Perdes.

(3)

Kegiatan

dibidang Ekonomi danlPelayanan umum yang dikelola

oieh

kelompok Masyarakat Desa yang dibentuk

sebelum/sesudah

terbentuknya BUM Desa melalui mekanisme kemitraan

sebagaimana

dimaksud pada ayat

(1), kesepakatan

kedua belah pihak dibuat

dalam naskah perjanjian kerjasama.

(4) Kegiatan dibidang Ekonomi dan/pelal,anan umlrm

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diantaranya :

a.

Kelompok Usaha Pemuda Produktif (KUPP);

b.

Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN);

c.

Kelompok Usaha Bersama (KUBE);

d.

Usaha Simpan Pinjam Perempuan;

e.

Usaha Ekonomi Perempuan (UEP);

f.

Usaha Ekonomi Produktif (UEP)

g.

e-u)arorLg (elektronik warung gotong royong);

h.

Kelompok Sadar Wisata, Pelestari Seni dan Budaya; dan

(16)

(1)

(21

(3)

(4)

(s)

(6)

(1).

(2).

i. Kegiatan dibidang ekonomi dan/pelayanan umum lainnya

yang

dibentuk dan dibantu oleh Pemerintah, Pemerintah

Provinsi,

Pemerintah Daerah dan/atau kegiatan dibidang

ekonomi

dan/pelayanan umum yang

dibentuk

dan

dibantu

oleh pihak/lembaga non pemerintah.

Pasal 25

Untuk

mendorong pengembangan

BUM

Desa, Pemerintah Daerah dapat memberikan tambahan modal dalam

bentuk bantuan

keuangan mauput?

hibah

barang

untuk

keperluan

BUM

Desa

dan disalurkan melalui

APB

Desa.

Penerimaan

hibah bukan dari

Pemerintah, Pemerintah Provinsi

danfatau

Pemerintah Daerah

dilakukan

dengan Nota Perjanjian Penerimaan Hitrah Desa.

Pemberian

bantuan hibah berupa barang bergera/tidak bergerak

oieh Pemerintah

Daerah kepada BUM

Desa

disaltrrkan melalui

Pemerintah

Desa sebagai penerimaan hibah dalam bentuk barang dan dicatat sebagai aset Desa.

Penggunaan barang sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(3) dikategorikan sebagai pemakaian aset kekayaan Desa oleh

BUM

Desa,

dan

ketentuan

tentang

pemakaian aset kekayaan Desa

oleh BUM

Desa sesuai dengan Perdes.

Bentuk

dan

tata

cara pemberian

hibah dan/atau

tambahan modal dalarn

bentuk bantuan

keuangan sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang

-

undangan'

Bantuan

keuangan

maupun hibah

barang sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1) setelah pelaksana operasional

BUM

Desa mengajukan proposal

usulan

yang

di setujui

oleh Kepaia Desa

dan diketahui

oleh Camat dan mendapat rekomendasi dari OPD yang ber-w'enang.

Bagian Ketiga Jenis Usaha BUM Desa

Pasal 26

BUM Desa dapat menjalankan

bisnis

penyeu'aan (rentingl barang

untuk melayani kebutuhan masyarakat Desa dan ditunjukan untuk

memperoleh Pendapatan Asli Desa.

Unit

usaha dalam BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menjalankan kegiatan usaha penye\^raan

meliputi

:

a.

alat trasportasi;

b,

perkakas pesta;

c.

gedung pertemuan;

d.

rumah toko;

e.

tanah

milik

BUM Desa; dan

f.

barang sewaan lainnya.

(17)

Pasal 27

(1) BUM Desa dapat menjalankan bisnis perantara (brokering)

yang memberikan jasa pelayanan kepada warga.

t2\ Unit

usaha dalam BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menjalankan kegiatan usaha perantara yang

meliputi

:

a.

jasa pembayaran

listrik;

b.

pasar Desa

untuk

memasarkan

produk

yang

dihasilkan

masyarakat;

dan

c"

jasa Pela5ranan lainn5'a.

Pasal 28

(1) BUM Desa dapat menjalankan bisnis yang berproduksi dan/atau

berdagan

g

(tradingl barang-barang

tertentu untuk

memenuhi kebutuhaa masyarakat maupun dipasarkan skala pasar yang lebih luas.

(2) Unit

usaha dalam BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menjalankan kegiatan perdagangan (tradingJ meliputi:

a.

Pabrik es;

b.

Pabrik asap cair;

c.

Hasil pertanian;

d.

Sarana produksi pertanian;

e.

Sumur bekas tambang; dan

f.

Kegiatan bisnis

produktif

lainnya.

Pasal 29

(1)

BUM Desa dapat menjalankan bisnis keuangan lfinancial buslruess) yang

memenuhi kebutuhan usaha skala mikro yang dijalankan oleh

pelaku usaha ekonomi Desa.

(2) Unit

usaha dalam BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

memberi akses kredit dan peminjaman yang mudah diakses

oleit masyarakat Desa.

Pasal 30

(1) BUM

Desa

dapat menjalankan usaha

bersama

(lnlding)

sebagai

induk dari unit

usaha yang dikembangkan masyarakat Desa

baik

dalam skala lokal Desa maupun Kawasan Perdesaan.

(2) Unit usaha

sebagairnana

dimaksud pada ayat

(1)

dapat berdiri

sendiri

yang diatur dan dikelola

secara sinergis

oleh BUM

Desa

agar tumbuh

menjadi usaha bersama.

(3) Unit

usaha dalam BUM Desa sebagaimana dimaksud pada a-r,-at (1) dapat menjalankan kegiatan usaha bersama

meliputi

:

a.

pengembangan

kapal Desa berskala besar untuk

mengorganisasi nelayan kecil agar usahanya menjadi lebih ekspansif;

(18)

b.

desa wisata yang mengorganisir rangkaian

jenis

usaha

dari

kelompok masyarakat; dan

c.

kegiatan usaha bersama yang mengkonsolidasikan

jenis

usaha lokal lainnya.

Pasa1 31

Strategi pengelolaan BUM Desa bersifat bertahap dengan mempertimbangkan perkembangan dari inovasi yang

dilakukan

oleh BUM Desa, meliputi:

a.

sosialisasi dan pembelajaran tentang BUM Desa;

b.

pelaksanaan Musdes dengan pokok bahasan tentang BUM Desa;

c. pendirian BUM

Desa

yang menjalankan usaha sosial

(social business),

usaha penyewaan (renting), usaha perantara (brokeingl,

usaha

perdagangan

(tradingl, usaha keuangan lfinancial

business)

dan

usaha

bersama (holding);

d.

analisis kelayakan usaha BUM Desa yang berorientasi pada

usaha

sosial (social business), usaha penye\vaan (renting), usaha perantara (brokeringl,

usaha

perd,agangan (trading),

usaha keuangan (financial

business)

da*

usaha bersama (holdingl mencakup aspek teknis dan teknologi,

aspek

manajemen dan

Sumberdaya

manusia, aspek keuangan, aspek

sosial budaya, ekonomi,

politik,

lingkungan usaha dan lingkungan

hidup,

aspek badan

hukum,

dan aspek perencanaan usaha;

e.

perkembangan

kerjasama kemitraan strategis dalam bentuk

kerjasama

BUM

Desa

antar

Desa

atau

kerjasama dengan lembaga

ekonomi

Desa lainn5ra, pelaku usaha dan perusahaan asing; dan

f.

diversifikasi usaha dalam

bentuk

BUM Desa yang berorientasi pada bisnis keuangan (financial business) dan usaha bersama (holdirtg).

Bagian Keempat

Alokasi Hasil Usaha BUM Desa Pasal 32

(1) Hasil usaha BUM Desa merupakan pendapatan yang diperoleh

dari

hasii transaksi

dikurangi

dengan pengeluaran biaya dan kewajiban pada pihak

lain, serta penyusutan atas

barang-barang

inventaris dalam 1

(satu)

tahun

buku.

(2) Pembagian

hasii

usaha BUM Desa sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

{1}

ditetapkan

berdasarkan ketentuan yang diatur dalam

AD/ART

BUM Desa.

(3)

Alokasi

pembagian

hasil usaha

sebagaimana

dimaksud pada ayat

(1)

dapat dikelola melalui sistem akuntansi sederhana.

(4)

Hasil keuntungan dari unit usaha dan/atau keseluruhan

usaha dipergunakan

untuk

:

a. tambahan modal

I

pengembangan potensi

paling banyak 25'h

(dua

puluh

lima perseratus);

b. pemerintahan Desa paling

banyak

2O%" (dwa

puluh

perseratus);

(19)

c. pelaksana operasional paling banyak 25"/o (dua

puluh lima

perseratus);

d. ketua

unit

usaha paling banyak 5"/o (bma perseratus);

e. pengawas paling banyak 3% (tiga perseratus);

f.

penasehat paling banyak 2o/" (dua perseratus);

g. pendidikan dan pelatihan paling banyak 5% (lima perseratus);

h. dana sosial paling banyak 5% (lima perseratus); dan

i.

penyertaan mod,al masyarakat paling banyak 10% (sepuluh perseratus);

(5)

Hasil keuntungan

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(4)

huruf i,

apabila

tidak

ada penyertaan modal dari masyarakat, maka sisa hasil keuntungan

diatur

dalam AD/ART

melalui

Musdes dengan mengecualikan persentase maksimal.

Bagian Kelima Kepailitan BUM Desa

Pasal 33

(1)

Kerugian yang dialami BUM Desa menjadi beban BUM Desa.

(2)

Dalam

hal BUM

Desa

tidak dapat menutupi kerugian

dengan aset

dal

kekayaan yang dimilikinSra, dinyatakan rugi dalam Musdes.

(3) Unit

usaha

milik

BUM Desa yang

tidak

dapat

menutupi

kerugian dengan

aset dan

kekayaan

yang dimilikinya, dinyatakan pailit sesuai

dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan mengenai kepailitan.

BAB VI

KERJASAMA BUM Desa ANTAR-Desa Pasal 34

(i) BUM

Desa

dapat meiakukan kerjasama antar 2

(dua)

BUM

Desa atae

lebih.

(2)

Kerjasama

antar 2

(dua)

BUM

Desa

atau lebih dapat dilakukan

dalam satu kecamatan atau antar kecamatan dalam satu kabupaten/kota.

(3) Kerjasama antar BUM Desa 2 (dua) atau lebih harus

mendapat

persetujuan masing-masing Pemerintah Desa.

Pasal 35

(1) Kerjasama antar 2

(dua)

BUM

Desa

atau lebih dibuat dalam

naskah perjanjian kerjasama.

(2)

Naskah

peqanjian

kejasama

antar 2

(dua)

BUM

Desa

atau lebih

paling sedikit memuat :

a.

subyek kerjasama;

b.

obyek kerjasama;

c.

jangka waktu;

d.

pendanaan;

(20)

e.

keadaan memaksa;

f.

pengalihan aset; dan

g.

penyelesaian Perselisihan.

(3) Naskah perjanjian kerjasama antar 2 (dua) BUM Desa atau

lebih

ditetapkan oleh

Pelaksana Operasional

dari

masing-masing

BUM

Desa yang bekerjasama.

Pasal 36

(1) Kerjasama antar 2

(dua)

BUM

Desa

atau lebih

dipertangungjawabkaa Kepada Desa masing-masing sebagai pemilik BUM Desa.

(2)

Kerjasama antar 2 (dua) BUM Desa atau lebih

diwakili

oleh BKAD.

(3) Dalam hal kegiatan kerjasama antar unit usaha BUM Desa

yang

berbadan hukum diatur sesuai ketentuan peraturan

perundang-

undangan tentang Perseroan Terbatas dan Lembaga Keuangan Mikro, Pasal 37

(1) Pelaksana Operasional melaporkan pertangungjarvaban

pelaksanaan

BUM

Desa kepada penasihat

yang

secara ex-officio

ddabat oleh

Kepala Desa.

t2)

BPD

melakukan

pengawasan

terhadap kinerja

Pemerintah Desa dala:n membina pengelolaan BUM Desa.

(3)

Pemerintah Desa mempertanggungjawabkan

tugas

pembinaan terhadap BUM Desa kepada BPD yang disampaikan melalui Musdes.

BAB VII

PEMBINAAN, PENGAWASAN dAN AUDIT Bagian Kesatu

Pembinaan Pasal 38

(1) Bupati melakukan

pembinaan, pendampingan,

monitoring dan

evaluasi serta pelatihan teknis terhadap manajemen BUM Desa.

(21

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Bupati

melimpahkan kepada OPD

yang

membidangi

dibantu oleh

Camat dan

tenaga yang dibentuk oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi,

dan Pemerintah

Daerah danlatau

tenaga

yang dibentuk oleh

lembaga non pemerintah.

(3) Dalam rangka pembinaan sebagaimana dimaksud pada o)'at

(1),

Pemerintah Daerah melalui OPD

terkait

dapat memberikan :

a.

pendampingan secara teknis; dan

b.

prioritas pengelolaan sumber daya alam

di

Desa.

(4)

Pendampingan secara

teknis

sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

huruf

a berupa :

a.

pendampingan secara

teknis

kepada

BUM

Desa

dilaksanakan

oleh

(21)

OPD berdasarkan penugasan Bupati, meliputi

pengembangan

manajemen BUM Desa, peningkatan kemampuan sumber

daya

manusia pengelola BUM Desa dan pendampingan untuk

akses

pemasaran;

b. pendampingan secara teknis kepada BUM Desa

dapat

dikerjasamakan dengan pihak ketiga perseorangan atau kelembagaan yang berkomPeten;

c.

kerjasama sebagaimana dimaksud pada

huruf

b

dilakukan

dalam

hal OpD memiliki

keterbatasan

sumber daya dan kemampuarl untuk

dapat melaksanakannya

dan/atau

diperlukan tenaga yang kompeten memiliki kemampuan

untuk

membantu OPD; dan

d.

kerjasama sebagaimana dimaksud pada

huruf

b dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang

-

undangan.

(S)

pendampingan secara

teknis

sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

huruf

b berupa :

a. dalam rangka

mendorong pengembangan

BUM Desa,

Pemerintah Daerah memprioritaskan BUM Desa dalam pengelolaan sumber daya alam

di

Desa; dan

b.

pengelolaan sumber daya alam

di

Desa oleh BUM Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang

-

undangan.

(6) Kepala Desa melakukan pembinaan, pemantauan/monitoring

dan

evaluasi terhadap pengembangan mana,jemen dan sumber

daya

manusia pengelola BUM Desa.

(71

Pemerintah Desa mempertanggungjawabkan

tugas

pembinaan terhadap BUM Desa kepada BPD yang disampaikan melalui Musdes;

(S) Untuk melakukan

pembinaan

yang lebih efektif Bupati/Wakil Bupati dapat membentuk satu atau lebih

Mode1

BUM Desa yang

dapat dikembangkan oleh BUM Desa

di

Kabupaten Sambas.

(9) Model BUM Desa

sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 24 ayat

(1)

ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Bagian Kedua Pengawasan

Pasa] 39

(1)

BPD melakukan pengawasan terhadap kinerja Pemerinta-h

Desa dalam membina pengelolaan BUM Desa.

(2)

Inpektorat Kabupaten Sambas melakukan pengawasan

terhadap pengelolaan BUM Desa,

meliputi

:

a. pendirian BUM Desa; dan

b. pengurusan dan pengelolaan BUM Desa.

(3) Dalam rangka pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat

(21

Inspektorat Kabupaten

Sambas mengarahkan

kepada

Pemerintah Desa

dalam mendirikan BUM

Desa

sesuai

dengan

maksud dan tujuan

yang

diatur

dalam peraturan perundang

-

undangan.

(22)

(4)

Dalam rangka pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat

(21

Inspektorat Kabupaten sambas melakukan pemantauan dan

evaluasi terhad.ap pengemballgan manqjemen

dan

sumber daya manusia pengelola BUM Desa.

(5)

Dalam hal BUM Desa pendiriannya tidak sesuai dengan maksud

dan

tujuan dan/atau melanggar ketentuan sebagaimana diatur

dalam

peraturan perundang - undangan, Bupati dapat membatalkan

Perdes

tentang Pendirian BUM Desa berdasarkan hasil pemeriksaan

dan rekomendasi dari Inspektorat Kabupaten Sambas.

Bagian Ketiga

Audit

Pasal 40

pemerintah

Desa bersama

BPD dapat meminta auditor

independen

untuk melakukan audit terhadap

pelaksanaan

dan

pengelolaan

BUM

Desa yang

dilaksanakan secara berkala setiap masa jabatan pelaksana

operasional

dan/atau

pada saat diPerlukan.

BAB VIII

PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN BUM Desa

Bagian Kesatu Pelaporan

Pasal 41

Unit usaha melaporkan pelaksanaan BUM Desa kepada

Pelaksana

Operasional setiap bulan

be{alan.

L,aporan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) paling sedikit

memuat laporan neraca dan perkembangan

unit

usaha.

Pelaksana Operasional melaporkan pelaksanaan BUM Desa

kepada

Penasihat yang secara ex-officio dijabat oleh Kepa1a Desa dan ditembuskan kepada OPD yang membidangi.

La.poran sebagaimana

dimaksud pada ayat

(3)

paling sedikit terdiri dari laporan per

semester

yang memuat

perkembangan

BUM

Desa,

jumlah penerimaan, jumlah pengeluaran, dan besarnya keuntungan

yang

diperoleh.

Laporan disusun secara transparan, akuntabel, akseptabel

dan berkelanjutan.

Bagian Kedua Pertanggungiawaban

Pasal 42

Pertanggungiawaban Pelaksana Operasional dalam pengelolaan BUM Desa

dilaksanakan sesuai

dengan

Tahun

Anggaran

terhitung mulai 1

(Satu)

Januari

dan berakhir 31 (Tiga Puluh Satu) Desember.

(1)

(21

(3)

(4)

(5)

(1)

(23)

(2) Pelaksana Operasional

wajib

membuat Pertanggungiawaban

akhir tahun

tentang perkembangan usaha BUM Desa dan disahkan oleh Kepala Desa'

(3)

Pertanggungiawaban

BUM Desa disampaikan oleh ketua

pelaksana

operasional kepada Pemerintah Desa

dan

BPD dalam

forum

Musdes dan disaksikan Camat sebagai Wakil Pemerintah Daeratr.

(4) Laporan pertanggungiawaban sebagaimana dimaksud pada ayat

(3)

sekurang-kurangnya memuat tentang : a. laporan keuangan;

b. neraca rugi laba; dan c. perkembangan BUM Desa.

(5) Pengurus menyampaikan Laporan pertanggungiawaban

sebagaimana dimaksud pada ayat (4) kepada Pemerintah Desa paling lambat tanggal 31

Maret tahun berikutnya,

dengan

tembusan

Kecamatan

dan

Pemerintah Daerah melalui Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

(6)

Pertanggungjawaban

disusun

secara

transparan, akuntabel,

akseptabel dan berkelanjutan.

BAB VIII

KOP SURAT, STEMPEL, DAN PAPAN NAMA Pasal 43

BUM Desa dalam melaksanakan kegiatan

administrasi surat

menyurat wajib menggunakan kop surat dan stempel resmi.

Pasal 44

(1)

Da1am melaksanakan tugas dan fungsinya BUM Desa

harus memiliki

dan mengelola

buku

administrasi pokok, yang

terdiri dari

:

a.

buku

pelaksana operasional;

b.

buku

notulen;

c.

buku

agenda surat masuk dan surat keluar;

d.

buku

kas;

e.

buku

program; dan

f. buku

tamu.

(2)

BUM

Desa

dapat

membuat

dan

mengelola

buku administrasi

tambahan sesuai dengan kebutuhan.

(3) BUM Desa

harus memiliki

papan narna

BUM

Desa yang

ditempatkan di

halaman Kantor BUM Desa atau Kantor Kepala Desa.

Pasal 45

Format kop

surat,

stempel resmi,

buku

pelaksana operasiond,

buku

notulen,

buku

agenda

surat masuk dan surat keluar, buku

kas,

buku

program,buku tamu, dan papan nama BUM Desa sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian

tidak

terpisahkan dari Peraturan Bupati

ini.

(24)

BAB IX

KETENTU AN PERALIHAN Pasal46

(1) BUM Desa atau sebutan yang telah ada sebelum Peraturan Bupati ini berlaku tetap dapat menjalankan kegiatannya.

(2) BUM Desa atau sebutan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melakukan penyesuaian dengan ketentuan Peraturan Bupati ini paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak Peraturan Bupati ini berlaku.

(3) Segala bentuk kegiatan usaha yang dikelola Pemerintah Desa sebelum diberlakukannya Peraturan Bupati ini dapat ditetapkan sebagai kegiatan BUM Desa.

BABX

KETENTUAN PENUTUP Pasal47

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal 2 Juli 2018.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peratura.."'1 Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sambas.

Diundangkan di Sambas pada tanggal 8 Juni 2018

Ditetapkan di Sambas pada tanggal 8 Juni 2018

BUPATI SAMBAS, TTD

ATBAH ROMIN SUHAILI

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SAMBAS, TTD

URAY TAJUDIN

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2018 NOMOR 33 Salinan Sesu · Dengan Aslinya

KEPALA BA IAN HUKUM,

I

Pembina Tk. I (IV/ b) NIP. 19680612 199710 1 001

(25)

I

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SAMBAS NOMOR 33 TAHUN 2018

TANGGAL 8 JUNI 2018

TENTANG PENYELENGGARAAN BADAN USAHA MILIK DESA DI KABUPATEN SAMBAS

BENTUK DAN SUSUNAN ORGANISASI BUM Desa A. STRUKTUR ORGANISASI BUM Desa

STRUKTUR ORGANISASI BUM Desa KETUA

PENASIHAT

---

PELAKSANA

---

PENGAWAS

OPERASIONAL

I I

BENDAHARA

SEKRETARIS

KEPALA UNIT

I

KEPALA UNIT KEPALA UNIT

USAHA USAHA USAHA

B. STRUKTUR TIM PENGAWAS

STRUKTUR TIM PEN GAW AS

I

KETUA

I

WAKIL KETUA

SEKRETARIS MERANGKAP ANGGOTA

I I

Salinan Sesuai KEPALA BA.

gan Aslinya HUKUM

Pembina Tk. I (IV /b)

NIP. 19680612 199710 1 001

ANGGOTA ANGGOTA

I

BUPATI SAMBAS, TTD

ATBAH ROMIN SUHAILI

(26)

A.

LAMPIRAN

II

PERATURAN BUPATI SAMBAS

NOMOR 33

TAHUN 2O1B

TANGGAL

8

JUNI

2AI8

TENTANG

PENYELENGGARAAN

BADAN

USAHA MlLlK DESA DI KABUPATEN SAh{BAS

BENTUK KOP SURAT, STBMPEL, BUKU PELAKSANA OPERASIONAL, BUKU NOTULEN, BUKU AGENDA, SURAT MASUK DAN KELUAR, BUKU KAS, BUKU

PROGRAM KERJA, BUKU TAMU, PAPAN NAMA KOP SURAT BUM Desa

BENTUK UKURAN DAN ISI KOP NASKAH DINAS

1. Perbandingan huruf pada kop naskah dinas antara tulisan

narna

pemerintah daerah dan satuan kerja perangkat daerah adalah 3 : 4.

a.

Tulisan nama pemerintah daerah dan kecamatan dengan

huruf arial

12.

b.

Tulisan nama desa dengan

huruf arial

14.

c.

Tulisan nama BUM Desa dengan

huruf arial

18.

2.

Bentuk dan isi kop naskah dinas seperti pada contoh

berikut

:

a.

Kop naskah BUM Desa.

LAMBANG BUM Desa

PEMERINTAH I<ABUPATEN SAMBAS KECAMATAN .,...

NAMA DESA/KELURAHAN

BUM Desa. ..r....r..

Jalan ...

Nomor....

(kode pos) Kab. Sambas

Telepon(0562)

.

Email

;...

B.

STEMPEL BUM Desa

Yang

tidak

menggunakan larnbang

(27)

Stempel BUM Desa

C. BUKU NOTULEN

Daftar Hadir DESA

Mengetahui Direktur BUM DESA...

Cara Pengisian :

Kolom l- diisi dengan nomor urut sesuai urutan Kolom 2 diisi dengan nama peserta rapat Kolom 3 diisi dengan jabatan peserta rapat Kolom 4 diisi dengan tanda tangan

Kolom 5 diisi dengan keterangan/informasi lain jika diperlukan.

2. BUKU NOTULEN RAPAT BUM DESA

Mengetahui Direktur BUM DESA...

Cara Pengisian :

Kolom 1 dlisi dengan nomor sesuai urutan

Kolom 2 diisidengan hari, tanggal, bulan dan tahun rapat dllaksanakan Kolom 3 diisidengan materi rapat

Kolom 4 diisi dengan unsur dan jumlah peserta rapat Kolom 5 diisidengan ringkasan pembahasan materi rapat.

...,T91 Bulan Tahun Sekretaris BUM DESA ...

.,...,T81 Bulan Tahun Sekretaris BUM DESA ...

1. Buku BUM

No NAMA JABATAN TANDA TANGAN KET

1 2 3 4 5

No HARI/TANGGAL MATERI RAPAT PESERTA RINGKASAN PEMBAHASAN

7 2 3 A 5

Referensi

Dokumen terkait

Bobot badan ayam yang cenderung rendah diduga disebabkan konsumsi pakan yang rendah, hal ini sesuai dengan pengaruh metode pemberian tepung kunyit terhadap

Pada sampel dengan kontras rendah karena kondisi tulisan yang mulai kabur dan mendekati warna background, dua kombinasi algoritma dengan kinerja terbaik adalah

Dalam penggunaan lignin sebagai bahan baku perekat, terutama bila ditinjau dalam hal mudahnya pembentukan gel, lignin dengan kadar metoksil rendah lebih menguntungkan daripada

Pendapatan bersih adalah hasil yang diperoleh petani baik petani yang memproduksi biji basah maupun biji kering yang dinyatakan dalam rupiah yang diperoleh

Adanya komitmen dari Pemerintah Daerah untuk mengembangkan sistem transportasi perkotaan pada kawasan percontohan, sesuai dengan kaidah-kaidah transportasi. Adanya kerjasama

Ekspor CPO Indonesia ke Prancis tidak dalam jumlah besar, bahkan mengalami penurunan sebesar (-26,24%) dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2010-2015) namun keputusan

Komposisi karawitan Gebog Domas ini merupakan sebuah karya tabuh kreasi yang secara umum konsep musikalitasnya masih mengacu pada konsep, unsur atau pola-pola

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab IV, dapat disimpulkan sebagai berikut. Proses pengembangan media pembelajaran berbasis Sparkol