1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Permainan Bola basket merupakan permainan yang pertama kali di temukan pada sekitar bulan Desember 1891 oleh seorang guru olahraga di Massachusets yang Bernama Dr. James Naismith, Permainan ini berkembang pesat di berbagai tempat di amerika pada tahun 1892 hingga 1894. Bukan hanya di Amerika permainan ini juga berkembang di berbagai negara hingga akhirnya terbentuk federasi internasional yaitu FIBA ( Federation Internasional of Basketball Accociation ) Federasi internasional ini yang mengatur segala sesuatu tentang permainan Bola Basket. Di Indonesia permainan Bola Basket berkembang di berbagai daerah seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, Medan dan Yogyakarta pada sekitar tahun 1930-an ( Agustina & Lukyani, 2020 ). Permainan Bola Basket merupakan permainan yang dilakukan oleh 2 tim dan setiap tim terdiri dari 5 orang, permainan ini dilakukan dengan cara memantulkan bola ke lantai sambil berjalan atau berlari dan mengoper ke teman satu tim, permainan ini bertujuan memasukan bola ke keranjang lawan sebanyak-banyaknya dengan melakukan teknik yang salah satunya yaitu Shooting, Selain Shooting teknik lain yang harus dikuasai dalam permainan bola basket ini yaitu Dribble dan Passing ( Nugroho & Jayadi, 2021 ). Teknik yang paling dominan dan mempunyai peranan penting dalam permainan ini yaitu Shooting, Jenis Shooting yang harus dilatih yaitu Lay up shoot ( Chandra, 2019 ). Dalam semua cabang olahraga Kondisi fisik memiliki peran yang penting dan dibutuhkan oleh Pemain Bola Basket, Kebutuhan komponen kondisi fisik pada permainan Bola basket yang tidak bisa diabaikan yaitu Daya
Ledak otot tungkai ( Power ), Dalam hal ini Daya ledak otot tungkai diperlukan ketika melakukan Lay up shoot atau gerakan penentu lain di saat memasukan bola ke keranjang lawan ( Chandra, 2019 ). Daya ledak otot tungkai ( Power ) merupakan kemampuan seseorang untuk mengunakan kekuatan maksimum yang di lakukan dalam waktu singkat (Wibawa & Sudiareta, 2017).
Menurut Edwarsyah (2017) Daya ledak adalah kemampuan kekuatan otot seseorang dalam melakukan gerakan atau aktivitas dengan kuat dan cepat sehingga dapat menghasilkan suatu tenaga yang meningkat semakin besar, kemampuan ini di fokuskan pada tungkai. Otot tungkai menjadi pusat utama kekuatan pada daya ledak otot. Daya ledak otot tungkai sering kali digunakan oleh atlet dalam berbagai macam bidang olahraga baik dari olahraga individu maupun olahraga kelompok. Salah satunya yaitu atlet sepak bola, atlet bola basket, atlet bola voli, atlet balap sepeda, atlet renang dan lainnya. Untuk mendapatkan power otot tungkai yang baik seorang atlet dapat melakukan proses latihan yaitu proses penyempurnaan kemampuan olahraga berupa materi praktek dan materi teori, menerapkan metode dalam latihan, aturan dalam pelaksanaan Latihan dengan cara pendekatan ilmiah, menggunakan suatu prinsip latihan yang terencana. Dengan demikian tujuan dari latihan yang dilakukan bisa tepat waktu dan sesuai rencana (Apta & Febi, 2015). Seorang atlet dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai salah satunya dengan cara melakukan Latihan Pylometric.
Asal dari istilah plyometric ini berasal dari Bahasa Yunani “plyometric”
mempunyai arti “meningkatkan” atau “memperbesar” atau dalam Bahasa
“polio” dan “metric” yang masing masing memiliki arti “lebih banyak” dan
“ukuran” (Chu 1983: Gambetta 1981: Wilt&Ecker,1970). Plyometric memiliki sejarah yang cukup singkat. Pada pertengahan tahun 1960-an Sejarah plyometric diawali dari berhasilanya rusia dan eropa timur dalam cabang olahraga ateletik. Hal itu merupakan daya pengggerak dan pengakuan plyometric sebagai Teknik yang bisa meningkatkan power eksplosif. Teknik plyometric pertama kali didukung oleh Yuri Veroshanski (1969) beliau merupakan pelatih yang berasal dari Rusia yang memiliki prestasi melatih para atlet lompat legendaris. Yuri Veroshanski (1969) telah melakukan eksperimen Untuk meningkatkan kemampuan reaktif atlet yaitu berupa metode lompat yang mendalam (dept jumps) dan shocks sebagai Teknik pylometric. Veroshanski menyatakan bahwa pelatihan plyometric untuk Gerakan power dapat membantu seluruh system neuromukuler dalam pengembanganya. Latihan plyometric ini memiliki pengertian latihan yang explosive dan cepat dengan menggunakan simpanan energi dan pada saat latihan dapat meningkatkan aktivitas otot selama fase kontraksi otot. Anggota tubuh bagian atas dan bawah dapat dilatih menggunakan plyometric untuk mengembangkan power. Cara kerja plyometric ada 2 macam yaitu mechanical dan neurophysiological atau otot dan syaraf ( Potach & Miller et al., dalam Broto, 2015 ).
Plyometric adalah suatu bentuk latihan mengggunakan beban dinamik yang mengandalkan kombinasi dari latihan konsentrik-eksentrik yang di tujukan pada peningkatan aspek daya ledak otot tungkai (muscular power).
Dalam latihan plyometric ada 2 jenis kontraksi yaitu dengan di aktifkan secara konsentrik (otot memendek) dan eksentrik (otot memanjang). Latihan plyometric ini berguna untuk meningkatkan daya ledak, kekuatan otot,
kecepatan, kelincahan, kordinasi neuromuscular, kinerja lompat vertical.
Latihan plyometric ini memiliki banyak keuntungan untuk peningkatan performa atlet dalam semua cabang olahraga (Mengesh et al., 2015). Daya ledak merupakan komponen yang memiliki peran penting dalam kegiatan olahraga dari unsur pendukung hingga unsur utama dalam pencapaian gerak yang sempurna (Iqbal et al., 2015). Fisioterapi mempunyai peran penting untuk melakukan intervensi dalam bentuk kuratif dan rehabilitasi. Selain itu dalam olahraga fisioterapi juga mempunyai peran penting dalam bidang promotif dan preventif untuk meningkatkan perfoma pemain bola basket dengan tim pelatih yaitu pemberian program latihan. Program latihan ini memiliki tujuan meningkatkan daya ledak otot tungkai yaitu dengan latihan plyometric. Program latihan yang baik adalah program yang mampu memberikan perubahan performa pada pemain basket
B. Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh latihan plyometric terhadap daya ledak otot tungkai pada pemain bola basket?
C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum
Untuk mengetahui Latihan plyometric terhadap daya ledak otot tungkai pada pemain bola basket.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi jurnal dan artikel ilmiah mengenai pengaruh latihan pylometric terhadap daya ledak otot tungkai pada pemain bola basket.
b. Mengkaji dan mengevaluasi mengenai macam-macam teknik atau metode yang diterapkan pada latihan plyometric terhadap daya ledak otot tungkai pada pemain bola basket.
c. Menganalisis jurnal dan artikel ilmiah mengenai pengaruh latihan plyometric terhadap daya ledak otot tungkai pada pemain bola basket.
D. Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini yaitu:
1. Bagi Peneliti
Mengembangkan Wawasan maupun ilmu pengetahuan bagi peneliti dan mengetahui hasil analisis mengenai pengaruh latihan plyometric terhadap daya ledak otot tungkai pada pemain bola basket.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Memberi penjelasan terkait pengariuh latihan plyometric terhadap daya ledak otot tungkai pada pemain bola basket.
3. Bagi Masarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengaruh latihan plyometric terhadap daya ledak otot tungkai pada pemain bola basket