18 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian
Penelitian ini direncanakan bulan maret Minggu ke 2 (dua) sampai dengan April minggu ke 1 (satu). Tempat penelitian adalah SDN Kutowinangun 11 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. SDN Kutowinangun 11 memiliki enam kelas yang tersebar dari kelas 1 sampai kelas VI. Setiap kelas rata-rata 17-26 siswa.
Penelitian ini dilaksanakan selama 1 semester yaitu pada semester II tahun 2013/2014. Secara rinci dapat di lihat pada tabel 3.1 sebagai berikut :
Tabel 3.1
Alokasi Waktu Penelitian
No PelaksanaanPenelitian Februari Maret April 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Observasi
2
Penyusunan proposal dan soal-soal untuk uji validitas
3 Uji validitas soal siklus 1 dan siklus 2
Perencanaan Pelaksanaan Observasi Refleksi Perencanaan Pelaksanaan Observasi Refleksi 6 Pelaporan
3.1.2 Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas V SDN Kutowinangun 11 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga yang terdiri dari 22 siswa, yaitu 9 laki-laki dan 13 perempuan rata-rata umur 10-12 tahun. Mata pelajaran yang di jadikan sarana penelitian adalah IPA.
3.2 Variabel Penelitian
Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas atau independen dan variabel terikat atau dependen. Variabel tersebut adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas (X) merupakan variabel yang mempengaruhi variabel yang lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Model pembelajaran kooperatif tipe make a match ini adalah suatu model pembelajaran yang dilakukan dengan memasangkan kartu yang berisi soal/jawaban. Dengan model pembelajaran ini diharapkan pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa, siswa lebih antusias lagi dalam mengikuti pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.
2. Variabel terikat (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah hasil akhir dari proses kegiatan belajar siswa dari seluruh kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas dan perubahan perilaku, kemampuan serta keterampilan siswa yang terjadi secara sadar setelah mendapat atau menerima suatu perlakuan yang di berikan guru sehingga dapat dikontruksikan dengan pengetahuan yang telah di dapatnya dalam kehidupan sehari-hari.
3.3 Prosedur Penelitian
Jenis penelitian yang akan penulis lakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan 3 tahapan yaitu, 1) Perencanaan (planning), 2) Pelaksanaan tindakan (action) dan Pengamatan
(observation), dan 3 refleksi (reflektion). Model penelitian ini mengacu pada teori Kemmis dan Taggart dalam Madya (2006:10) bahwa penelitian tindakan kelas memberikan cara kerja yang mengaitkan teori dan praktik menjadi kesatuan utuh gagasan dalam tindakan. Rencana tindakan yang akan dilakukan oleh penulis yaitu penelitian tindakan kelas menggunakan model spiral Kemmis dan Targgart dengan menggunakan 2 siklus. Di dalam setiap siklus terdapat 3 tahap, yaitu:
perencanaan (pembuatan RPP, lembar observasi, lembar evaluasi), implementasi RPP dan observasi, refleksi. Jika pada siklus I nilai rata-rata siswa belum mencapai target yang telah ditentukan maka akan diadakan tindakan pada siklus II. Untuk memperjelas prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
3.4 Pelaksanaan Siklus I
Prosedur tindakan kelas dalam siklus 1 dapat diuraikan sebagai berikut.
3.4.1 Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan ini berupa rencana kegiatan, yaitu menentukan langkah- langkah yang akan dilakukan penulis untuk memecahkan masalah. Rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah (1) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match, (2) membuat dan menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi dan pedoman dokumentasi untuk memperoleh data nontes, (3) menyiapkan perangkat berupa kisi-kisi soal tes, pedoman penskoran dan kriteria penilaian, dan (4) konsultasi dengan guru kelas V.
Rencana pelaksanaan pembelajaran ini digunakan sebagai pedoman penulis dalam melaksanakan proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam rencana pembelajaran ini, penulis menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan materi pesawat sederhana dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Rencana yang telah dipersiapkan oleh penulis dikonsultasikan dengan guru untuk menyesuaikan pembelajaran pada siswa.
Setelah menyusun rencana pembelajaran, penulis menyiapkan instrumen penelitian yang berupa lembar observasi dan pedoman dokumentasi foto untuk memperoleh data nontes. Setelah menyiapkan alat tes dan nontes, penulis berkoordinasi dengan guru mata pelajaran mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
3.4.2 Pelaksanaan Tindakan
Tindakan merupakan pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah disiapkan. Tindakan yang dilakukan penulis dalam pelaksanaan pembelajaran dengan materi pesawat sederhana pada siklus 1 ini sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Tindakan tersebut berlangsung selama tiga kali pertemuan.
Tindakan yang dilaksanakan pada pertemuan pertama, kedua dan ke tiga meliputi pendahuluan, inti, dan penutup.
1. Pertemuan Pertama 1) Kegiatan Awal
Pada tahap awal, guru mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran, kemudian guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab seputar benda-benda yang termasuk ke dalam pesawat sederhana, guru memberikan penjelasan tentang tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran tersebut. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk meningkatkan hasil belajar pada materi pesawat sederhana.
2) Kegiatan Inti
Pada tahap inti, yaitu tahap melaksanakan model pembelajaran make a match. (1) Guru menjelaskan materi yang ingin di capai, (2) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep/topik yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa jawaban). (3) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau jawaban. (4) Setiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang di pegang. (5) Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal/kartu jawaban).
(6) Siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu di beri poin. (7) Setelah satu babak kartu di kocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya,demikian seterusnya.
3) Penutup
Pada tahap ini, guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
Kemudian guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung dari awal sampai akhir.
2. Pertemuan Kedua 1) Kegiatan Awal
Pada tahap pendahuluan guru mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran. Guru bertanya kepada siswa tentang kesulitan materi pertemuan
yang lalu. Guru menjelaskan kembali tentang langkah-langkah model pembelajaran make a match.
2) Kegiatan Inti
Pada tahap inti, yaitu tahap melaksanakan model pembelajaranmake a match. (1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep/topik yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa jawaban). (2) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau jawaban. (3) Setiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang di pegang. (4) Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal/kartu jawaban). (5) Siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu di beri poin. (6) Setelah satu babak kartu di kocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
3) Kegiatan Penutup
Pada tahap ini, guru memajang hasil kerja siswa. Bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran dan melaksanakan refleksi terhadap terhadap pembelajaran yang telah berlangsung dari awal sampai akhir.
3. Pertemuan ketiga 1) Kegiatan awal
Pada tahap awal, guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk mengingat materi pada pertemuan I dan II. Kemudian, siswa memperhatikan penjelasan guru bahwa pertmuan yang ketiga ini akan diadakan tes dan guru memberikan kesempatan untuk bertanya sebelum dilaksanakan tes.
2) Kegiatan Inti
Pada tahap inti, siswa menerima soal yang di bagikan guru dan mengerjakan soal tes.
3) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup, siswa mengumpulkan hasil pekerjaan dan guru berpesan kepada siswa untuk lebih giat belajar.
3.4.2 Observasi
Tahap ini penulis melakukan observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Penulis melakukan pengamatan untuk mengetahui bagaimana guru menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan materi pesawat sederhana serta perkembangan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan materi pesawat sederhana.
Maka dari itu, lembar observasi yang di gunakan untuk mengamati proses pembelajaran dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa.
Selain menggunakan lembar observasi, penulis juga menggunakan dokumentasi foto sebagai laporan yang berupa gambar kinerja guru dan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir. Dokumentasi berupa foto digunakan sebagai suatu bukti penguat dalam analisis penelitian ini sehingga penjelasan lebih akurat.
3.4.3 Refleksi
Setelah pelaksanaan tindakan, penulis melakukan refleksi. Refleksi ini dilakukan atas dasar hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh observer/teman sejawat terhadap keterlaksanaan tindakan guru kelas sesuai model pembelajaran kooperatif tipe make a match yaitu dengan mengkaji, melihat, mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Data-data yang terkumpul baik dari hasil tes, pengamatan, dan dokumentasi foto kemudian dianalisis.
Analisis ini untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan model dan media yang digunakan dalam pembelajaran, tindakan-tindakan siswa selama proses pembelajaran, dan tindakan guru selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil
dari refleksi ini, penulis dapat mengetahui hal apa saja yang perlu diperbaiki dan yang harus menjadi perhatian untuk rencana tindakan selanjutnya.
Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match pada siklus I ternyata hasilnya kurang sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh guru. Hasil yang dicapai pada pembelajaran siklus I belum membuat guru menjadi puas karena pencapaian nilai siswa belum mencapai nilai ketuntasan atau target yang telah ditetapkan pada siklus 1 dan siklus II, yaitu ≥70. Oleh karena itu, perlu diadakan siklus II.
3.5 Pelaksanaan Siklus II
Proses tindakan pada siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus 1.
Perbaikan pada proses pembelajaran siklus II terletak pada persiapan pembelajaran, pengkodisian suasana pembelajaran agar lebih tertib dan terarah.
Prosedur tindakan siklus II terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
3.5.1 Perencanaan Tindakan
Perencanaan pada siklus II ini berdasarkan pada siklus I. Adapun rencana yang akan dilakukan adalah (1) membuat perbaikan rencana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match yang materinya masih sama dengan siklus I namun diupayakan dapat memperbaiki kekurangan- kekurangan pada siklus I, (2) penulis memberikan penjelasan mengenai kekurangan dan kesalahan yang terjadi pada siklus I, (3) siswa diberi penjelasan dan pengarahan kembali untuk meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran make a match, (4) menyusun perbaikan instrumen penelitian yang berupa data nontes, yaitu lembar observasi dan dokumentasi foto, dan (5) menyiapkan perangkat berupa tes yang akan digunakan dalam evaluasi hasil siklus II, dan menyiapkan media gambar berupa kartu-kartu yang akan digunakan dalam pembelajaran siklus II.
3.5.2 Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dilakukan oleh penulis pada siklus II adalah tindakan yang merupakan perbaikan dari siklus I, yaitu memperbaiki kekurangan-kekurangan yang menjadi penghambat meningkatnya hasil belajar IPA siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Pada siklus II ini, penulis berusaha memperbaiki proses pembelajaran dengan memperhatikan kekurangan-kekurangan pada siklus I. Tindakan yang dilakukan pada tahap ini terdiri atas tiga kali pertemuan meliputi pendahuluan, inti, dan penutup.
1. Pertemuan Pertama 1) Kegiatan Awal
Pada tahap awal ini, guru mengkodisikan siswa agar siap menerima pelajaran. Guru mengingatkan kembali mengenai pembelajaran pada pertemuan sebelumnya, guru menanyakan kesulitan yang dialami siswa pada siklus I dalam mempelajari materi pesawat sederhana dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.
Kemudian guru memberikan penjelasan mengenai tujuan serta manfaat yang akan diperoleh setelah pembelajaran berlangsung.
2) Kegiatan Inti
Pada tahap inti, yaitu tahap melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. (1) Guru menjelaskan materi yang ingin di capai, (2) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep/topik yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa jawaban). (3) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau jawaban. (4) Setiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang di pegang. (5) Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal/kartu jawaban). (6) Siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu di beri poin. (7) Setelah satu babak kartu di kocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya,demikian seterusnya.
3) Kegiatan Penutup
Pada tahap ini, guru memajang hasil kerja siswa.Bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran dan melaksanakan refleksi terhadap terhadap pembelajaran yang telah.
2. Pertemuan Kedua 1) Kegiatan Awal
Pada tahap pendahuluan guru mengkondisikan siswa untuk memusatkan perhatian pada pembelajaran. Guru bertanya kepada siswa tentang kesulitan materi pertemuan yang lalu. Guru menjelaskan kembali materi pesawat sederhana dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.
2) Kegiatan Inti
Pada tahap inti, yaitu tahap melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. (1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep/topik yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa jawaban). (2) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau jawaban. (3) Setiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang di pegang. (4) Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal/kartu jawaban). (5) Siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu di beri poin. (6) Setelah satu babak kartu di kocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
3) Kegiatan Penutup
Pada tahap ini, guru memajang hasil kerja siswa.Bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran dan melaksanakan refleksi terhadap terhadap pembelajaran yang telah berlangsung dari awal sampai akhir.
3. Pertemuan Ketiga 1) Kegiatan awal
Pada tahap awal, guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk mengingat materi pada pertemuan I dan II. Kemudian, siswa memperhatikan penjelasan guru bahwa pertmuan yang ketiga ini akan diadakan tes dan guru memberikan kesempatan untuk bertanya sebelum dilaksanakan tes.
2) Kegiatan Inti
Pada tahap inti, siswa menerima soal yang di bagikan guru dan mengerjakan soal tes.
3) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup, siswa mengumpulkan hasil pekerjaan dan guru berpesan kepada siswa untuk lebih giat belajar.
3.5.3 Observasi
Seperti halnya pada siklus I, pada siklus II ini pengamatan tetap dilakukan terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Penulis melakukan pengamatan terhadap guru dan siswa dengan menggunakan lembar observasi, dan melakukan pengambilan gambar. Observasi yang dilakukan pada siklus II ini hampir sama dengan pelaksanaan observasi pada siklus I.
3.5.4 Refleksi
Refleksi pada siklus II ini dimaksudkan untuk membuat simpulan dari pelaksanaan kegiatan dan tindakan yang terjadi selama pembelajaran pada siklus II. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes yang dilakukan pada siklus II.
Pada bagian ini penulis diharapkan dapat mengetahui jawaban tentang peningkatan hasil belajar IPA siswa dengan menggunakan model pembelajaran make a match. Setelah dilakukan tindakan siklus II, nilai siswa sudah mencapai target ketuntasan yang telah ditentukan oleh guru, yaitu ≥70. Sebanyak 19 atau 100% siswa sudah mencapai target ketuntasan. Nilai rata-rata siswa pun secara
klasikal meningkat menjadi 85. Nilai tersebut sudah melebihi nilai terget yang ditetapkan oleh guru sehingga tidak perlu dilakukan lagi siklus III.
3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Pengolahan Data 3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa kelas V dalam mata pelajaran IPA di SDN Kutowinangun 11 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Teknik pengumpulan data tersebut masing-masing di uraikan secara singkat adalah sebagaiberikut:
1. Observasi
Observasi yang dilakukan oleh observer/teman sejawat yaitu Dara Ika Sari adalah mengamati cara guru mengajar dan aktivitas serta partipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPA siswa kelas V SDN Kutowinangun 11 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada siklus I dan II.
2. Tes
Dalam penelitian ini penulis memberikan tes tertulis yang dilaksanakan sesudah pelaksanaan tindakan. Hasil tes akan digunakan sebagai alat ukur ketercapaian tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Tes ini diberikan pada akhir siklus.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen–dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh data awal tentang nilai hasil ulangan IPA siswa kelas V di SDN Kutowinangun 11 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga selama mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.
3.6.2 Instrumen Pengolahan Data 1. Lembar Observasi
Observasi atau pengamatan sebagai banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan, Sudjana (2010: 84). Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar misalnya kinerja guru dan aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran.
Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk menilai hasil belajar siswa dalam aspek afektif dengan mengamati tingkah laku siswa dalam kegiatan belajar, dan mengamati tingkah laku guru pada saat mengajar. Dengan menggunakan model pembelajaran ini, data yang ingin diperoleh adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match serta perkembangan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Adapun kisi-kisi observasi tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini:
Tabel 3.2
Kisi- Kisi Lembar Observasi Guru dan Siswa Langkah-
langkah Indikator Item No
Item Kegiatan Pra
Pembelajaran
1. Menyiapkan alat
dan bahan
pembelajaran seperti materi pelajaran, buku paket IPA dan alat-alat tulis.
1. Apakah guru sudah menyiapkan alat dan bahan pembelajaran seperti materi pelajaran, buku paket IPA dan alat- alat tulis.
1
Kegiatan Awal 1. Memberikan salam.
2. Mengkondisikan siswa untuk siap belajar.
3. Melakukan apersepsi 4. Guru
menyampaikan tujuan
pembelajaran.
5. Menyiapkan alat peraga,alat bantu
serta buku
pelajaran yang akan digunakan.
2. Apakah guru membuka pelajaran dengan salam?
3. Apakah guru
menngkondisikan siswa untuk siap belajar?
4. Apakah guru melakukan apersepsi?
5. Apakah guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran?
6. Apakah guru
menyiapkan alat peraga dan alat bantu lainnya serta buku pelajaran yang akan digunakan?
1
2
3
4
5
Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan materi yang ingin dicapai
2. Guru menyiapkan beberapa kartu review (satu sisi kartu berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa jawaban)
3. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang
7. Apakah guru
menjelaskan materi yang ingin di capai melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match?
8. Apakah guru
menyiapkan beberapa kartu review (satu sisi kartu berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa jawaban)?
9. Apakah setiap siswa 1
2
3
bertuliskan soal atau jawaban.
4. Setiap siswa memikirkan
jawaban atau soal dari kartu yang di pegang.
5. Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal/kartu
jawaban).
6. Siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu di beri poin.
7. Setelah satu babak kartu di kocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya,demiki an seterusnya.
mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau jawaban?
10. Apakah setiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang di pegang?
11. Apakah siswa mencari
pasangan yang
mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal/kartu jawaban)?
12. Apakah siswa mencari
pasangan yang
mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal/kartu jawaban
13. Apakah Setelah satu babak kartu di kocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang
berbeda dari
sebelumnya?
4
5
6
7
Kegiatan Akhir
1. Guru memajang hasil kerja siswa.
2. Guru bersama siswa melakukan refleksi dan
4. Apakah guru memajang hasil kerja siswa?
14. Apakah guru bersama siswa melakukan
refleksi dan
1
2
menyimpulkan materi yang sudah di pelajari dari awal sampai akhir.
3. Siswa
mengerjakan evaluasi.
menyimpulkan materi yang sudah di pelajari dari awal sampai akhir.
15. Apakah siswa
mengerjakan soal evaluasi?
Data hasil observasi pembelajaran yang dilakukan guru dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dalam pembelajaran dinilai dengan rumus di bawah ini:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = Skor yang diperoleh siswa
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 X 100%
2. Soal Tes Tertulis
Soal tes yang diberikan adalah soal test tertulis yang berbentuk pilihan ganda dan berjumlah 32 soal yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam proses pembelajaran. Untuk siklus 1 berjumlah 16 soal dan siklus II berjumlah 16 soal. Tes ini diberikan di akhir pertemuan siklus.
Adapun kisi-kisi soal dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I
StandarKompetensi KompetensiDasar Indikator NomerS oal 5. Memahami
hubungan antara gaya, gerak, dan energi serta fungsinya
5.2 .Menjelaskan pesawat
sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat
Siswa dapat memahami tujuan menggunakan pesawat sederhana
5,36
Siswa dapat memahami dan menyebutkan jenis pesawat sederhana (tuas dan bidang miring).
1,2,3,23, 28, 33,,39,
Siswa dapat menyebutkan contoh tuas golongan pertama dan kedua.
6,4,16, 37,
Siswa dapat menyebutkan contoh bidang miring.
17,,24,2 7,
Siswa dapat menyebutkan jenis dan kegunaan bidang miring
21, 35,
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II
StandarKompetensi KompetensiDasar Indikator NomerSoal 5. Memahami
hubungan antara gaya, gerak, dan energi serta fungsinya
5.2 Menjelaskan pesawat
sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat
Siswa dapat menyebutkan keuntungan menggunakan pesawat sederhana
10,, 20, 22, 25, 29,31,
Siswa dapat menyebutkan jenis pesawat sederhana (katrol dan roda)
7, 15, 20, 22, 26,29, 30,31,32,
Siswa dapat menyebutkan contoh tuas golongan ketiga
12, 38
Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis katrol.
8,9, 34,
3. Teknik Analisis data
Teknik data yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif. Teknik kualitatif digunakan untuk menggambarkan aktifitas guru dalam mengajar dan aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis pencapaian prestasi belajar siswa. Data hasil
penelitian dianalisis secara deskriftif untuk setiap siklusnya. Adapun penyajian data kualitatif yang berupa hasil belajar kognitif dianalisis dengan menentukan nilai rata-rata tiap siklus. Penyajian data kualitatif dipaparkan dalam bentuk persentase. Adapun rumus persentase menurut Depdikbud (2007) adalah sebagai berikut:
P = Σn x 100%
N Keterangan:
P = Persentase
Σn = Jumlah frekuensi yang muncul N = Jumlah total siswa
kriteria ketuntasan minimal di SD Negeri Kutowinangun 11 untuk mata pelajaran ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV adalah ≥70. Atau dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.5
Kriteria Ketuntasan Belajar
Kriteria Kemampuan Kualifikasi
≥ 70 Tuntas
< 70 Tidak Tuntas
Dari kualitatif dianalisis, hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel kriteria penilaian kualitatif yang dikelompokkan dalam empat kategori menurut Depdikbut 2007 yaitu: baik sekali, baik, cukup dan kurang, bisa kita lihat pada tabel 3.2 dibawah ini:
Tabel 3.6
Kriteria Penilaian Kualitatif
Kriteria Kategori
86% - 100% Baik Sekali
76% - 85% Baik
56% - 75% Cukup
0% - 55% Kurang
4. Uji Validitas dan Reliabilitas Data
Validitas suatu tes atau instrumen adalah instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak di ukur. Teknik yang digunakan untuk menguji kevalidan instrumen menggunakan teknik total corrected item to total score correlation yang dinotasikan (r), yang menyatakan bahwa instrumen dianggap valid apabila memiliki koefisien corrected item total correlation ≥ 0.2 (Suharsimi Arikunto (2007: 75),)
Hasil uji validitas dari 40 soal, diperoleh 8 butir soal memiliki tingkat validitas sangat rendah, sehingga disimpulkan bahwa 8 item soal tersebut termasuk tidak valid dan 32 butir soal lainnya valid. Selanjutnya, 32 butir soal ini akan digunakan 16 butir soal sebagai instrumen soal pada siklus I, dan 16 butir soal lainnya digunakan sebagai instrumen soal pada siklus II. Hasil dari uji validitas disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Instrumen
No Kriteria Nomor soal
1 Valid 2,3,4,5,6,7,9,11,12,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,2 4,25,
28,30,31,32,33,35,36,37,38,40 2 Tidak valid 8,10,13,26,27,29,34,39
Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur. Kata reliabel sering disebut dengan nama lain, misalnya terpercaya, terandalkan, ajeg, stabil, konsisten, dan lain sebagainya (Sugiyono, 2010: 68). Untuk menghitung tingkat reliabilitas tes hasil belajar, dalam penelitian ini digunakan rumus dari relibalitas alpha cronbach. Untuk menghitung reliabilitas, digunakan alat bantu statistik 18.0 for windows. Menurut Azwar (2007: 44), reliabilitas mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran.
Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 hingga 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00, maka semakin tinggi reliabilitasnya (Azwar, 2007: 44). Kaidah untuk menentukan tingkat reliabilitas menurut Gulford & Frucker (dalam Azwar, 2007: 44) sebagai berikut:
Tabel 3.8
Kategori Reliabilitas Data
Nilai Reliabilitas
0,90 ≤……. Sangat Reliabel
0,71 – 0,89 Reliabel
0,41 – 0,70 Cukup Reliabel 0,21 – 0,40 Kurang Reliabel
…..≤ 0,20 Tidak Reliabel
Berikut disajikan dalam tabel hasil pengujian reliabilitas instrument siklus I dan siklus II.
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.924 32
Berdasarkan kriteria reliabilitas di atas, maka instrumen soal pada siklus I maupun siklus II, masuk dalam kategori sangat reliabel, dengan nilai alpha yaitu 0.924.
5. Uji Tingkat Kesukaran Soal
Uji tingkat kesukaran soal dilakukan untuk mengetahui apakah soal yang diujikan masuk dalam kategori soal yang sulit, sedang ataupun soal yang mudah.
Nana Sudjana (2012: 135 ) menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal yang termasuk dalam kategori mudah,sedang dan sukar. Untuk menguji tingkat kesukaran soal, digunakan persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
I = Indeks kesukaran setiap butir soal
B = Banyak siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = Banyak siswa yang memberikan jawaban ada soal yang dimaksudkan
Mengetahui kategori tingkat kesukaran soal, digunakan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 3.10
Kategori Tingkat Kesukaran Soal
Nilai F Tingkat Kesukaran
0.00 – 0.30 Sukar
0.26 – 0.70 Sedang
0.71 – 1.00 Mudah
Berikut disajikan hasil uji tingkat kesukaran soal siklus I dan siklus II 𝐼 = B
𝑁
Tabel 3.11
Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus I dan Siklus II Kategori
Mudah Sedang Sukar
1,2,8,9,18,21,26,31,34,38 3,4,5,6,7,10,11,12,13,14,15,16,17,20,22, 23,24,25,26,27,28,29,30,32,
33,35,36,37,39,40
0
10 30 0
Berdasarakan tabel di atas, diketahui bahwa soal yang masuk dalam kategori sedang ada 10 soal. Soal yang masuk kategori sedang ada 30 soal.
Sedangkan soal yang masuk kategori sukar tidak ada atau 0. Dengan hasil ini disimpulkan bahwa soal pada siklus I maupun siklus II masuk dalam kategori sedang.
3.7 Indikator Kinerja
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan indikator sebagai berikut: 80% siswa kelas V SDN Kutowinangun 11 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga mengalami ketuntasan belajar, artinya minimal ada 17 siswa dari 19 siswa yang mencapai nilai KKM ≥70 dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.