• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA KALUKUANG KECAMATAN GALESONG KABUPATEN TAKALAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA KALUKUANG KECAMATAN GALESONG KABUPATEN TAKALAR"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI PADI

ORGANIK DI DESA KALUKUANG KECAMATAN GALESONG KABUPATEN TAKALAR

MARLAM NUR ILFITRI 105960105511

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

(2)

i

STRATEGI MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI PADI

ORGANIK DI DESA KALUKUANG KECAMATAN GALESONG KABUPATEN TAKALAR

MARLAM NUR ILFITRI 105960105511

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Srata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Proposal : Strategi Menuju Pertanian Berkelanjutan Terhadap Tingkat Pendapatan Usahatani Padi Organik di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar

Nama Mahasiswa : Marlam Nur Ilfitri Nomor Induk Mahasiswa : 105960105511

Konsentrasi : Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Mohammad Natsir, SP., MP St. Khadijah Y Hiola, S.TP., M.Si

Diketahui

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Prodi Agribisnis

Ir.H.M. Saleh Molla, M.M Amruddin, S.Pt., M.Si

(4)

iii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul Skripsi : Strategi Menuju Pertanian Berkelanjutan Trehadap Tingkat Pendapatan Usahatani Padi Organik Di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar

Nama : Marlam Nur Ilfitri

Stambuk : 105960105511

Konsentrasi : Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

SUSUNAN PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. Dr. Mohammad Natsir SP., MP Ketua Sidang

2. St. Khadijah Y Hiola, S.TP., M.Si Sekretaris

3. Dr.Ir. Irwan Mado, MP Anggota

4. Syatir SP., M.Si Anggota

Tanggal Lulus : ………

(5)

iv

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

STRATEGI MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN TERHADAPTINGKAT PENDAPATAN USAHATANI PADI ORGANIK DI DESA KALUKUANG KECAMATAN GALESONG KABUPATEN TAKALAR

adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Makassar,14 September 2015

MARLAM NUR ILFITRI 105960105511

(6)

v

ABSTRAK

MARLAM NUR ILFITRI.105960105511. Strategi Menuju Pertanian Berkelanjutan Terhadap Tingkat Pendapatan Usahatani Padi Organik Di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar Dibimbing oleh MOHAMMAD NATSIR dan ST. KHADIJAH Y HIOLA

Penelitian bertujuan untuk mengetahui beberapa aspek diantaranya adalah untuk mengetahui pendapatan usahatani padi organik, untuk mengetahui sistem usahatani padi organik dan untuk mengetahui strategi usahatani padi organik terhadap tingkat pendapatan menuju pertanian berkelanjutan di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar selama kurang lebih dua bulan yaitu bulan Mei sampai dengan Juli 2015.

Populasi dalam penelitian ini yaitu petani yang terlibat dalam pembudidayaan padi organik di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar berjumlah 25 orang. Sementara untuk penentuan sampel dilakukan dengan cara sensus dangan mengambil semua petani padi organik yang ada di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 1 kelompok tani jumlah 25 orang. Analisis data yang digunakan analisis data secara deskriktif kuantitatif.

Hasil penelitian yang dilakukan tentang analisis pendapatan padi organik, Maka dapat disimpulkan bahwa usahatani padi organik dapat meningkatkan pendapatan petani, dilihat dari penerimaan yang diperoleh lebih besar dari biaya yang di keluarkan, dimana penerimaan yang diperoleh sebesar Rp 15.216.240,00 sedangkan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 2.015.721,00 sehingga pendapatan yang diterima petani sebesar Rp 13.200.519,00. Kemudian untuk sistem padi organik dalam meningkatkan pendapatan termasuk dalam kategori sangat tinggi dengan nilai persentase sebesar 87,42%. Dimana nilai observasi sebesar 70,71 di bagi dengan nilai harapan sebesar 75 dikali 100 menghasilkan 87,42%. Untuk strategi menuju pertanian berkelanjutan terhadap padi organik maka dapat disimpulkan sebagai prospek yang baik karena mulai adanya kesadaran petani tentang pentingnya lingkungan yang sehat. Strategi pengembangan yang di lakukan petani adalah meningkatkan kualitas padi organik serta jumlah produksi guna memenuhi kebutuhan konsumen yang mulai beralih ke beras organik.

Kata Kunci : Analisis Pendapatan, Analisis SWOT, Skala Liker, Budidaya Padi Organik

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Khadirat Allah SWT berkat Rahmat dan Hidayahnya-Lah sehingga skripsi yang berjudul “Strategi Menuju Pertanian Berkelanjutan Terhadap Tingkat Pendapatan Usahatani Padi organik di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar” Dapat diselesaikan

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Ir. H. M. Saleh Molla, M.M selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Dr. Mohammad Natsir, SP., MP dan St. Khadijah Y Hiola, S.TP., M.Si selaku pembimbing yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.

3. Amruddin, S.Pt., M.Si selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar dan seluruh dosen jurusan agribisnis Fakultas Pertanian.

(8)

vii 4. Kedua orangtua ayahanda Paharuddin (Almarhum) dan ibunda Subaedah, kakak tercinta Andri Putra Supardi, dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Kepada pihak pemerintah Kabupaten Takalar khususnya Kepala Desa Kalukuang Kelurahan Galesong beserta jajarannya yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di desa tersebut.

6. Sahabat-sahabat saya tercintayang selalu memberikan motivasi dan dukungan dalam pengerjaan skripsi.

7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.

Sebagai manusia biasa yang penuh dengan kekurangan serta tidak lupuk dari kesalahan dan kelemahan penulis menyadari bahwa karya tulis yang sangat sederhana ini masih banyak kekurangan, untuk itu saya sangat mengharapkan segala saran, kritik yang membangun. Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penilisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bemanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 14 September 2015

MARLAM NUR ILFITRI

(9)

viii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Pengertian Pertanian Berkelanjutan ... 5

2.2 Manajemen Strategi ... 11

2.3 Pendapatan Usahatani ... 14

2.4 Padi Organik ... 16

2.5 Sistem Pertanian Organik ... 19

(10)

ix

2.6 Kerangka Pikir ... 20

III. METODE PENELITIAN ... 23

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 23

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 23

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 24

3.5. Teknik Analisis Data... 24

3.6. Defenisi oprasional ... 28

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 30

4.1. Letak Geografis ... 30

4.2. Keadan Penduduk ... 30

4.3. Sranan dan Prasarana ... 33

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

5.1. Identitas Responden ... 34

5.2. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Padi Organik ... 37

5.3. Sistem Pertanian Organik ... 41

5.4. Analisis SWOT ... 45

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

6.1. Kesimpulan ... 55

6.2. Saran ... 56 DAFTAR PUSTAKA

(11)

x LAMPIRAN

 Kuesioner Penelitian

 Identitas Petani

 Rekapitulasi Data Pendapatan

 Rekapitulasi Data Skala Liker

 Dokumentasi Penelitian

 Riwayat Hidup

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Jumlah Penduduk di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong

Kabupaten Takalar 2015 ... 31

2. Mata Pencaharian di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 2015 ... 32

3. Tingkat pendidikan di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 2015 ... 32

4. Sarana dan Prasarana di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 2015 ... 33

5. Umur Responden di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 2015 ... 35

6. Tingkat Pendidikan Responden di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 2015 ... 36

7. Luas Lahan Responden di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 2015 ... 37

8. Rata-Rata Biaya dan Pendapatan Usahatani Padi Organik di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 2015 ... 39

9. Sistem Pertanian Organik ... 42

10. IFAS Internal Factor Analysis Summary ... 45

11. EFAS Internal Factor Analysis Summary ... 48

12. Matriks Internal-Eksternal ... 50

13. Analysis SWOT ... 52

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Daftar Kuesioner ... 58 2. Identitas Petani Responden di Desa Kalukuang Kecamatan

Galesong Kabupaten Takalar 2015 ... 64 3. Penggunaan Bibit Responden di Desa Kalukuang

Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 2015 ... 65 4. Penggunaan Pupuk Urea Responden di Desa Kalukuang

Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 2015 ... 66 5. Tenaga Kerja Responden di Desa Kalukuang Kecamatan

Galesong Kabupaten Takalar 2015 ... 67 6. Penyusutan Cangkul Responden di Desa Kalukuang

Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 2015 ... 68 7. Penyusutan Sabit Responden di Desa Kalukuang

Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 2015 ... 69 8. Penyusutan Parang Responden di Desa Kalukuang

Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 2015 ... 70 9. Penyusutan Karung Responden di Desa Kalukuang

Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 2015 ... 71 10. Penyusutan Ember Responden di Desa Kalukuang

Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 2015 ... 72 11. Jumlah Produksi Responden di Desa Kalukuang Kecamatan

Galesong Kabupaten Takalar 2015 ... 73

(14)

xiii 12. Total biaya (Biaya Variabel dan Biaya Tetap) Responden di

Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar

2015 ... 74 13. Penerimaan dan Pendapatan Responden di Desa Kalukuang

Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 2015 ... 75 14. Rekapitulasi Data Penelitian Sistem Usahatani Padi Organik

di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten

Takalar 2015 ... 76 15. Dokumentasi ... 78 16. Riwayat Hidup ... 80

(15)

xiv RIWAYAT HIDUP

Marlam Nur Ilfitri, dilahirkan di Makassar 27 Maret 1994. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan (almarhum) Paharuddin dan Subaedah.

Pendidikan formal yang dilalui penulis dimulai dari TK MINASA UPA pada tahun 1998 dan lulus pada tahun 1999. Pada tahun yang sama peulis melanjutkan pendidikannya di SD NEGERI KATANGKA dan selesai pada tahun 2005. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikannya di SMP NEGERI 26 MAKASSAR dan selesai pada tahun 2008. Setelah selesai, penulis melanjutkan studinya di SMA NEGERI 1 BONTONOMPO dan selesai tahun 2011. Pada tahun yang sama, penulis juga lulus seleksi masuk Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR. Dan pada tahun 2015 penulis berhasil meraih gelar Sarjana Pertanian (SI) di UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR.

(16)
(17)

i

(18)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Strategi Menuju Pertanian Berkelanjutan Terhadap Tingkat Pendapatan Usahatani Padi Organik di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar

Nama Mahasiswa : Marlam Nur Ilfitri Nomor Induk Mahasiswa : 105960105511

Konsentrasi : Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Mohammad Natsir, SP., MP St. Khadijah Y Hiola, S.TP., M.Si

Diketahui

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Prodi Agribisnis

Ir.H.M. Saleh Molla, M.M Amruddin, S.Pt., M.Si

(19)

iii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul Skripsi : Strategi Menuju Pertanian Berkelanjutan Trehadap Tingkat Pendapatan Usahatani Padi Organik Di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar

Nama : Marlam Nur Ilfitri

Stambuk : 105960105511

Konsentrasi : Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

SUSUNAN PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. Dr. Mohammad Natsir SP., MP Ketua Sidang

2. St. Khadijah Y Hiola, S.TP., M.Si Sekretaris

3. Dr. Ir. Irwan Mado, MP Anggota

4. Syatir SP., M.Si Anggota

Tanggal Lulus : ………

(20)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Didorong akan kebutuhan peningkatan kesejahteraan serta kesadaran akan potensi dan kemampuan yang dimilikinya maka peningkatan produktivitas usahatani merupakan jalan yang harus ditempuh. Peningkatan usahatani yang terus menerus merupakan salah satu ciri usahatani modern. Bermula sebagai manusia pemburu yang menggantungkan hidup dari alam maka manusia modern seakan-akan bukan merupakan bagian integral dari alam dan telah memberanikan diri hidup diantara segitiga krisis. Sudut-sudut yang membatasinya adalah pertambahan peledakan penduduk, penipisan sumber daya alam dan pencemaran lingkungan (Anonim, 2002).

Kesejahteraan dan tingkat pendidikan serta kesadaran masyarakat tentang bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia sintetis dalam pertanian, menyebabkan meningkatnya tuntutan akan produk pangan bermutu dan aman seperti produk pertanian organik semakin meningkat. Untuk itu petani selaku produsen diharapkan dapat menjawab dan memenuhi tuntutan tersebut. Untuk memperoleh produk pangan bermutu dan aman harus dimulai dari tahap awal proses produksi, yaitu dari persiapan lahan, benih, penanaman, pemeliharaan (pemupukan, perlindungan dan pengairan) sampai kepada kegiatan panen, pasca panen, pengolahan, distribusi dan penyajian sampai pangan siap dikonsumsi. Keseluruhan proses produksi produk pangan tersebut harus memenuhi syarat sesuai dengan yang ditetapkan. Kenyataan di lapangan saat ini menunjukkan kondisi yang kontradiktif,

(21)

2 dimana dalam upaya memperoleh tingkat produktivitas dan produksi yang optimal berbagai upaya dilakukan oleh petani untuk mengamankan produksi usahataninya, seperti penggunaan pestisida dan pemupukan yang kurang bijaksana yang dikhawatirkan merusak lingkungan dan rentan terhadap kemungkinan terjadinya cemaran produk pangan oleh residu pestisida yang dapat membahayakan kesehatan.

Berdasarkan kesadaran-kesadaran adanya permasalahan tersebut diatas, sekarang muncul gerakan reformasi khususnya konsumen hasil pertanian untuk mendapatkan produk hasil pertanian yang sehat, bebas residu dan aman bagi kelangsungan hidup. Konsep usahatani yang lestari dan ramah lingkungan yang mampu meningkatkan dan mempertahankan kesuburan tanah dan mampu berkelanjutan perlu diterapkan secara nyata dan secara luas. Salah satu upaya untuk mengurangi resiko pencemaran zat kimia baik terhadap lingkungan maupun produk hasil pertanian akibat penggunaan pestisida secara berlebihan adalah digunakannya tumbuh-tumbuhan yang selama ini telah tersedia dialam (pestisida nabati) dan pupuk organik.

Pertanian berkelanjutan yang dimaksud di Desa Kalukuang ialah pertanian dengan menanam padi organik namun di desa ini belum banyak petani yang mengaplikasikan padi organik tersebut, itu dikarenakan masih banyaknya keluhan dan kekurangan dari padi organik itu sendiri khususnya dari segi ekonomi.

Penghasilan dari penjualan beras organik masih kurang karena mahalnya biaya yang

(22)

3 harus dikeluarkan petani dan membutuhkan perawatan yang ekstra sehingga padi organik cukup mahal di pasaran sedangkan konsumen lebih banyak memilih beras yang lebih murah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan ialah:

1. Bagaimana pendapatan usahatani padi organik di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar?

2. Bagaimana sistem usahatani padi organik di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar?

3. Bagaimana strategi usahatani padi organik terhadap tingkat pendapatan menuju pertanian berkelanjutan di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Mendasari rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pendapatan usahatani padi organik di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar

2. Untuk mengetahui sistem usahatani padi organik di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar

(23)

4 3. Untuk mengetahui strategi usahatani padi organik terhadap tingkat pendapatan menuju pertanian berkelanjutan di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kalukuang Kec. Galesong Kab. Takalar, diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut :

1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi petani pada umumnya dan petani padi organik khususnya dalam melaksanakan pertanian berkelanjutan

2. Bagi peminat masalah yang sama dapat digunakan sebagai tambahan informasi untuk masyarakat umumnya, dan khusunya petani di Kab. Takalar, serta berbagai pihak yang mempunyai kepentingan dengan hasil penelitian ini.

(24)

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pertanian Berkelanjutan

Pada hakikatnya, sistem petanian yang berkelanjutan adalah back to nature, yakni sistem pertanian yang tidak merusak, tidak mengubah, serasi, selaras, dan seimbang dengan lingkungan atau pertanian yang patuh dan tunduk pada kaidah- kaidah alamiah. Upaya manusia yang mengingkari kaidah-kaidah ekosistem dalam jangka pendek mungkin mampu memacu produktivitas lahan dan hasil. Namun, dalam jangka panjang biasanya hanya akan berakhir dengan kehancuran lingkungan.

Kita yakin betul bahwa hukum alam adalah kuasa Tuhan. Manusia sebagai umat-Nya hanya berwenang menikmati dan berkewajiban menjaga serta melestarikannya (Karwan, 2003).

Pembangunan pertanian berkelanjutan lebih mentitikberatkan pada keadaan yang akan terjadi pada beberapa tahun kedepan, seperti kekurangan pangan akibat situasi ekonomi politik yang tidak menguntungkan dan ledakan penduduk yang luar biasa. Yang menjadi permasalahn yang harus dapat diatasi adalah bagaimana cara yang harus dilakukan untuk dapat menekan jumlah penduduk dan mencukupi kebutuhan pangan secara nasional maupun internasional. Pembangunan pertanian seharusnya dilakukan dengan mengadopsi model tertentu, dimana model pertanian itu harus dirubah secara total. Pertanian tradisional dianggap tidak layak lagi karena yang dibutuhkan adalah ketersediaan pangan dalam jumlah besar dan cepat. Dengan menerapkan sistem pertanian berkelanjutan maka kemungkinan besar masalah-

(25)

6 masalah tersebut akan dapat teratasi. Karena dengan pertanian berkelanjutan ini dilihat dari segi teknologi sudah sangat mendukung, bibit unggul tersedia, pemilihan lahan yang tepat dan sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam.

Dalam pengelolaannya, pertanian berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dilakukan melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal, lestari dan menguntungkan, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang. Pemilihan komoditas dan areal usaha yang cocok merupakan kunci dalam pelaksanaan pembangunan pertanian berkelanjutan, komoditas harus yang menguntungkan secara ekonomis, masyarakat sudah terbiasa membudidayakannya, dan dibudidayakan pada lahan yang tidak bermasalah dari segi teknis, ekologis dan menguntungkan secara ekonomis. Dari beberapa urian diatas sangat jelas bahwa pentingnya pertanian berkelanjutan untuk dapat diterapkan oleh berbagai negara yang ada dibelahan dunia dengan semaksimal mungkin.

Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian yang berlanjut untuk saat ini dan saat yang akan datang dan selamanya, Artinya pertanian tetap ada dan bermanfaat bagi semuanya dan tidak menimbulkan bencana bagi semuanya. Jadi dengan kata lain pertanian yang bisa dilaksanakan saat ini, saat yang akan datang dan menjadi warisan yang berharga bagi anak cucu kita.

Adapun definisi lain dari pertanian berkelanjutan adalah sebagai alternatif- alternatif untuk mencapai tujuan sistem produksi pertanian yang dapat

(26)

7 menguntungkan secara ekonomi dan aman secara lingkungan. Pertanian Berkelanjutan juga dapat diartikan sebagai keberhasilan dalam mengelola sumberdaya untuk kepentingan pertanian dalam memenuhi kebutuhan manusia, sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan serta konservasi sumberdaya alam. Pertanian berwawasan lingkungan selalu memperhatikan nasabah tanah, air, manusia, hewan/ternak, makanan, pendapatan dan kesehatan. Sedang tujuan pertanian yang berwawasan lingkungan adalah mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan dan mempertahankan hasil yang optimal, mempertahankan dan meningkatkan keanekaragaman hayati dan ekosistem, dan yang lebih penting untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan penduduk dan makhluk hidup lainnya.

Konservasi merupakan faktor yang penting dalam sistem usahatani berwawasan lingkungan. Konservasi sumberdaya bukan berarti sumberdaya tersebut harus dapat difungsikam secara berkelanjutan. Pertanian ramah lingkungan dimana salah satunya adalah dengan menerapkan pertanian organik, merupakan upaya untuk memfungsikan sumberdaya secara berkelanjutan. Beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam menjaga keberlanjutan produksi yang ramah lingkungan adalah : 1) pemanfaatan sumberdaya alam untuk pengembangan agribisnis (terutama lahan dan air) secara lestari sesuai dengan kemampuan dan daya dukung alam; 2) proses produksi atau kegiatan usahatani yang dilakukan secara ramah lingkungan, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif pada masyarakat; 3) penanganan pasca panen dan pengolahan hasil, distribusi dan pemasaran serta pemnafaatan produk tidak

(27)

8 menimbulkan masalah pada lingkungan (limbah dan sampah); 4) produk yang dihasilkan harus menguntungkan secara bisnis, memenuhi preferensi konsumen dan aman dikonsumsi. Adapun sifat – sifat dalam pertanian berkelanjutan yaitu :

 Berlanjut secara ekonomis artinya mampu memberikan nilai yang layak bagi

pelaksana pertanian itu dan tidak ada pihak yang diekploitasi. Masing-masing pihak mendapatkan hak sesuai dengan partisipasinya.

 Mempertahankan fungsi ekologis, artinya tidak merusak ekologi pertanian itu sendiri.

 Adil berarti setiap pelaku pelaksanan pertanian mendapatkan hak-haknya tanpa dibatasi dan dibelunggu dan tidak melanggar hal yang lain.

 Manusiawi artinya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dimana harkat dan martabat manusia dijunjung tinggi termasuk budaya yang telah ada.

 Luwes yang berarti mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini,

dengan demikian pertanian berkelanjutan tidak statis tetapi dinamis bisa mengakomodir keinginan konsumen maupun produsen.

Memperhatikan prinsip-prinsip dalam pertanian organik yang mengedepankan kesehatan, ekologi, keadilan dan perlindungan sebagaimana disebut diatas, tampak dengan jelas bahwa pertanian organik sangat sesuai dengan prinsip dan konsep LEISA yang berupaya untuk mempertahankan dan sedapat mungkin meningkatkan sumber daya alam serta memanfaatkan secara maksimal proses-proses alami, dimana sebagian dari produksi dipasarkan, maka dicari peluang untuk memperoleh kembali

(28)

9 unsur hara yang hilang dari sistem usahatani ke pasar. Tujuan dari pertanian organik juga sangat sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian dalam upaya menciptakan pembangunan pertanian yang berkelanjutan (sustainable agriculture) dimana aspek lingkungan menjadi salah satu titik perhatian utama guna terciptanya keseimbangan ekosistem lahan pertanian disamping aspek peningkatan produksi. Dengan kondisi tersebut maka pertanian organik dapat dikatakan sebagai suatu sistem pertanian berkelanjutan dimana dalam proses produksinya selalu menekankan pelestarian dan konservasi sumber daya alam, proses produksi secara alami sehingga tetap produktif dalam jangka panjang.

Pertanian berkelanjutan dijumpai pada konsep LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture). LEISA mengacu pada bentuk-bentuk usahatani yang berusaha mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal yang ada dengan mengkombinasikan berbagai macam komponen sistem usahatani yaitu : tanaman, ternak/hewan, tanah, air, iklim dan manusia sehingga saling melengkapi dan memberikan efek sinergi yang paling besar, serta berusaha mencari cara pemanfaatan input luar hanya bila diperlukan untuk melengkapi unsur-unsur yang kurang dalam ekosistem dan meningkatkan sumberdaya biologi, fisik dan manusia dengan titik perhatian utama melalui maksimalisasi daur ulang dan meminimalisasi kerusakan lingkungan.

Prinsip-prinsip dasar ekologi pada pertanian LEISA adalah sebagai berikut : 1) Menjamin kondisi tanah yang mendukung bagi pertumbuhan tanaman, khususnya dengan mengelola bahan-bahan organik dan meningkatkan kehidupan mikro

(29)

10 organisme dalam tanah, 2) Mengoptimalkan ketersediaan unsur hara dan menyeimbangkan arus unsur hara, khususnya melalui pengikatan Nitrogen, daur ulang dan pemanfaatan pupuk luar sebagai pelengkap, 3) Meminimalkan kerugian sebagai akibat radiasi Matahari, udara dan air melalui pengelolaan iklim mikro, pengelolaan air dan pengendalian erosi, 4)Meminimalkan serangan hama dan penyakit terhadap tanaman dan hewan melalui pencegahan dan perlakuan pengendalian yang aman, 5) Saling melengkapi dan sinergi dalam penggunaan sumber daya genetik yang mencakup penggabungan dalam sistem pertanian terpadu.

Dalam sistem pertanian berkelanjutan agar usahatani tetap produktif dan sehat, harus ada jaminan bahwa jumlah unsur hara yang hilang dari tanah tidak melampaui jumlah unsur hara yang dikembalikan ke tanah, sehingga tetap produktif dalam jangka panjang. dalam melakukan pertanian berkelanjutan dengan melakukan pertanian berkelanjutan harus mempertimbangkan 3 aspek yaitu :

1. Aspek Ekonomi. Dalam sistem pertanian organik, selalu mempertimbangkan efisiensi terhdap penggunaan sumberdaya, efisiensi terhadap penggunaan bahan input eksternal, meminimalkan biaya pengobatan dan meningkatkan pendapatan/nilai tambah.

2. Aspek Ekologi. Dalam usahatani organik, selalu diupayakan semaksimal mungkin memanfaatkan input lokal, meminimalkan polusi dari proses kegiatan produksi, memperbaiki tekstur dan kesuburan tanah, menyeimbangkan

(30)

11 keanekaragaman biologi, mengedepankan usahataniberkelanjutan, konservasi sumberdaya alam dan berupaya menjaga keseimbangan ekosistem.

3. Aspek Sosial. Dalam usahatani organik selalu berupaya meningkatkan kepekaan yang lebih baik terhadap lingkungan, penghargaan terhadap budaya lokal, pemenuhan kebutuhan produk yang sehat dan aman dikonsumsi, mengutamakan lingkungan kerja yang aman dan sehat serta menjaga keharmonisan sosial di pedesaan.

Dari penjelasan di atas berarti dapat disimpulkan bahwa pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian yang meliputi komponen-komponen fisik, biologi, sosial ekonomi, lingkungan dan manusia yang berjalan secara ideal untuk saat ini dan yang akan datang.

2.2 Manajemen Strategi

Manajemen strategis berbicara tentang gambaran besar.Inti dari manajemen strategis adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya yang ada tersebut dapat digunakan secara paling efektif untuk memenuhi tujuan strategis. Manajemen strategis di saat ini harus memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk pengambilan keputusan dalam organisasi. Ini adalah proses yang berkesinambungan dan terus-menerus.

Menurut (Rangkuti, 2009), strategi yaitu suatu alat untuk mencapai tujuan.

Tujuan utamanya adalah supaya perusahaan dapat melihat secara obyektif kondisi- kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan

(31)

12 lingkungan eksternal. Dalam hal ini dapat dibedakan secara jelas fungsi manajemen, konsumen, distributor, dan pesaing. Untuk memahami konsep perencanaan strategis, kita perlu memahami pengertian konsep mengenai strategi.

Menurut (Grant, 2008) Strategi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan rencana mengenai penggunaan sumber dayauntuk menciptakan suatu posisi menguntungkan. Dengan kata lain, manajamen strategis terlibat dengan pengembangan dan implementasi strategi-strategi dalam kerangka pengembangan keunggulan bersaing.

Manajemen strategi merupakan sebuah proses yang terdiri dari tiga kegiatan antara lain perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Perumusan strategi terdiri dari kegiatan-kegiatan mengembangkan misi bisnis, mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan obyektif jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan. Isu perumusan strategi termasuk memutuskan bisnis apa yang akan dimasuki, bisnis apa yang harus dihentikan, bagaimana mengalokasikan sumber daya, apakah memperluas operasi atau diversivikasi, apakah akan memasuki pasar internasional, apakah akan melakukan merjer atau membentuk usaha patungan, dan bagaimana menghindari pengambil alihan perusahaan pesaing. Keputusan perumusan strategis mengikat suatu organisasi pada produk,pasar, sumber daya, dan teknologi spesifik selama periode waktu tertentu.

(32)

13 Strategi menetapkan keunggulan bersaing jangka panjang. Apapun yang akan terjadi, keputusan strategis mempunyai konsekuensi berbagai fungsi utama dan pengaruh jangka panjang pada suatu organisasi. Implementasi strategi menuntut perusahaan untuk menetapkan obyektif tahunan, memperlengkapi dengan kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan dapat dilaksanakan. Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya mendukung strategi, menciptakan struktur oragnisasi yang efektif, mengubah arah usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi dan menghubungkan kompensasi karyawan dengan prestasi organisasi. Implementasi strategi sering disebut tahap tindakan manajemen strategis.

Strategi implementasi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk mengubah strategi yang dirumuskan menjadi tindakan. Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Para manajer sangat perlumengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik, evaluasi strategi berarti usaha untuk memperoleh informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi dimasa depan karena faktor-faktor eksteral dan internal selalu berubah.

Ada bebarapa manfaat yang diperoleh organisasi jika mereka menerapkan manajemen strategi, yaitu:

1. Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju.

2. Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi.

3. Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif

(33)

14 4. Mengidentifikasikan keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkungan

yang semakin beresiko.

5. Aktifitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk mencegah munculnya masalah di masa datang.

6. Keterlibatan anggota organisasi dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.

2.3 Pendapatan Usahatani

Pendapatan usahatani adalah kelebihan yang diperoleh dari jumlah penerimaan penghasilan dikurangi dengan jumlah biaya yang dikeluarkan atau penerimaan kotor akibat dari penjualan hasil produksi (Widiapriyadi, 2012).

Pendapatan merupakan penambahan modal yang dipergunakan dalam aktiva usaha, penambahan tersebut sifatnya bruto (kotor) karena belum diperhitungkan dengan biaya-biaya. Pendapatan yang dimaksud dapat diperoleh dari penjualan barang dagangan, pemberian jasa kepada pelanggan, pendapatan bunga bank, penyewaan aset, dan lain-lain (Anonim, 2003)

Gustiyana (2003), pendapatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan usahatani dan pendapatan rumah tangga. Pendapatan merupakan pengurangan dari penerimaan dengan biaya total. Pendapatan rumah tangga yaitu pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usahatani ditambah dengan pendapatan yang berasal dari kegiatan diluar usahatani. Pendapatan usahatani adalah selisih antara pendapatan

(34)

15 kotor (output) dan biaya produksi (input) yang dihitung dalam per bulan, per tahun, per musim tanam. Pendapatan luar usahatani adalah pendapatan yang diperoleh sebagai akibat melakukan kegiatan diluar usahatani seperti berdagang, mengojek, dll.

Pendapatan usahatani menurut Gustiyana (2004), dapat dibagi menjadi dua pengertian, yaitu (1) pendapatan kotor, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh petani dalam usahatani selama satu tahun yang dapat diperhitungkan dari hasil penjualan atau pertukaran hasil produksi yang dinilai dalam rupiah berdasarkan harga per satuan berat pada saat pemungutan hasil, (2) pendapatan bersih, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh petani dalam satu tahun dikurangi dengan biaya produksi selama proses produksi. Biaya produksi meliputi biaya riil tenaga kerja dan biaya riil sarana produksi. Dalam pendapatan usahatani ada dua unsur yang digunakan yaitu unsur penerimaan dan pengeluaran dari usahatani tersebut. Penerimaan adalah hasil perkalian jumlah produk total dengan satuan harga jual, sedangkan pengeluaran atau biaya yang dimaksudkan sebagai nilai penggunaan sarana produksi dan lain-lain yang dikeluarkan pada proses produksi tersebut (Ahmadi, 2001).

2.4 Padi Organik

Padi Organik adalah padi yang di sahkan oleh sebuah badan,untuk ditanam dan diolah menurut standar organik yang di tetapkan. Walau tidak ada satu definisi pun untuk organik, kebanyakan definisi memiliki elemen umum. Misalnya, organik sebagaimana digunakan pada kebanyakan tanaman sawah yang umumnya berarti bahwa:

(35)

16 1. Tidak ada pestisida dan pupuk dari bahan kimia sintesis atau buatan yang telah

di gunakan.

2. Kesuburan tanah dipelihara melalui proses "alami" seperti penanaman tumbuhan penutup dan /atau penggunaan pupuk kandang yang di komposkan dan juga limbah tumbuhan.

3. Tanaman dirotasikan di sawah untuk menghindari penanaman tanaman yang sama dari tahun ke tahun di sawah yang sama.

4. Penggantian bentuk-bentuk bukan "kimia" dari pengendalian hama di gunakan untuk mengendalikan serangga,penyakit dan gulma.Misalnya serangga yang bermanfaat untuk memangsa hama,jerami setengah busuk untuk menekan gulma dan lain-lain.

Pertanian organik sebenarnya bukan hal yang baru, termasuk budidaya tanaman padi. Sudah sejak dahulu nenek moyang kita membudidayakan padi tanpa bahan kimia yang saat ini diistilahkan pertanian organik. Namun, kini beras organik dikatakan sebagai hal baru setelah puluhan tahun belakngan ini padi hanya dibudidayakan secaara non-organik. Pengaplikasian pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan pada pembudidayaan padi non-organik, maka berasnya pun mengandung residu pestisida. Padahal residu ini sangat berbahaya bagi kehidupan manusia, bahkan pembudidayaan non-organik itupun mengancam kelestarian lingkungan. Kesadaran akan pentingnya kesehatan dan kelestarian lingkungan sudah mendorong masyarakat pertanian untuk kembali kesistem pertanian organik seelain ramah lingkungan, biaya untuk pertanian organikpun sangat rendah karena pupuk dan pestisida yang

(36)

17 digunakan berasal dari alam sekitar petani, dari segi ekonomi harganyapun relative murah.

Walaupun banyak keuntungan membudidayakan padi secara organik, masih banyak petani yang tidak tahu caranya, maka melalui tulisan ilmiah ini kiranya dapat menjadi bahan informasi kepada petani agar terwujud budidaya padi secara organik.

Adapun keuntunganbudidaya padi secara organik adalah: (1) ramah terhadap lingkungan, (2) biaya rendah, (3) pupuk dan pestisida dari alam sekitar, (4) rasa nasi empuk dan pulen, (5) warnanya dan daya simpan lebih baik, (6) nasi bisa bertahan 24 jam, sedangkan beras biasa 12 jam, (7) nilai ekonomi cukup baik.

Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumen serta tidak merusak lingkungan. Dalam prakteknya pertanian organik dilakukan dengan cara, antara lain:

1. Menghindari penggunaan benih/bibit hasil rekayasa genetika

2. Menghindari pestisida kimia sintetis, pengendalian gulma, hama dan penyakit dilakukan dengan cara mekanis, biologis, rotaso tanaman dan menggunakan pestisida organik.

3. Menghindari penggunaan zat pengatur tubuh dan pupuk kimia sintetis.

Kesuburan dan produktifitas tanah ditingkatkan dan dipelihara dengan menambah residu tanaman, pupuk kandang dan bantuan mineral alami, serta penanaman legum dan rotasi tanaman.

(37)

18 4. Menghindari penggunaan hormon tumbuhan dan bahan aditif sintetis dalam

makanan ternak.

Sesuai dengan defenisi dan tujuan dari pelaksanaan pertanian organik, maka dengan pengelolaan pertanian organik harus memperhatikan prinsi-prinsip sebagai berikut:

1. Prinsip kesehatan:pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah, tanaman, hewan dan manusia serta bumi sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan.

2. Prinsip ekologi : pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus ekologi kehidupan, bekerja, meniru dan berusaha memelihara sistem dan siklus ekologi kehidupan. Prinsip ekologi meletakkan pertanian organik dalam sistem ekologi kehidupan, dimana produksi didasarkan atas proses dan daur ulang ekologis. Siklus ini bersifat universal tetapi dalam opersionalnya bersifat lokal spesifik.

3. Prinsip keadilan : pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama 4. Prinsip perlindungan : pertainian organik harus dikelola secara hati-hati dan

bertanggung jawab untuk melindungi keseehatan dan kesejahtraan generasi sekarang dan mendatang serta lingkungan hidup.

(38)

19 2.5 Sistem Pertanian Organik

Sistem pertanian organik merupakan sistem manajemen produksi yang bertujuan untuk produksi yang sehat dengan menghindari penggunaan kimia berbahan aktif dalam hal ini pupuk kimia maupun pestisida kimia untuk menghindari pencemaran udara tanah dan air juga hasil produksi pertanian pada khususnya. selain itu, pertanian organik juga menjaga keseimbangan ekosistem dan sumberdaya alam yang terlibat langsung dalam proses produksi. Sistem pertanian organik memberikan beberapa manfaaat diantaranya adalah 1) Tanaman menjadi sehat, bebas dari bahan kimia aktif, residu, baik dari akibat oleh pestisida ataupun pemupukan, 2) Hasil produksi akan lebih sehat, 3) Menjadi pertanian yang mampu menjaga kelestarian alam dan menjaga keseimbangan ekosistem (Anonim 2012).

Sistem pertanian organik adalah menghindari penggunaan sarana pertanian yang berbahan kimia aktif,dan mengguanakan sarana pertanian baik pupuk ataupu pestisida dari organik. Secara garis besar penerapan Sistem pertanian organik adalah 1) Menggunakan bahan organik untuk kesehatan tanaman, 2) Tidak menggunakan bahan kimia dalam sarana produksi pertanian.

Namun menurut beberapa data yang ada, pertanian diindonesia masih sedikit yang menggunakan pertanian organik, kebanyakan petani masih melakukan sistem pertanian konvensional, ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan tentang sistem pertanian organik. Meskipun pemerintah sudah mulai melaksanakan sistem pertanian

(39)

20 berkelanjutan yang tujuannya adalah pertanian organik yang memperhatikan aspek kelestarian alam namun program ini belum sepenuhnya terserap oleh petani indonesia.

Dari segi hasil pertanian indonesia pun demikian, hasil produksi pertanian organik diindonesia masih sedikit dibandingkan dengan hasil yang anorgnik, misalnya dari hasil perkebunan di Indonesia, masih sedikit perkebunan yang menggunakan sistem pertanian organik, sehingga hasil produksinya pun masih sedikit, yang mulai terus berkembang adalah tanaman pangan organik dan hortikultura, meskipun ada beberapa hasil dari pertanian tanaman pangan dan hortikultura yang belum tersertifikasi organik, namun dari penerapan sistem pertanian sudah menggunakan sistem pertanian organik yang diharapkan kedepannya meningkatkan kualitas produksi menjadi benar-benar organik dan juga meningkatkan hasil produksi dari segi kuantitas.

2.6 Kerangka Pikir

Usahatani padi yang dilakukan oleh petani yang ada di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar lebih mengorientasikan kepada sistem usahatani padi organik agar pendapatan usahataninya lebih meningkat dengan menyusun strategi agar petani mengetahui kekuatan dan kelemahan serta ancaman dan peluangnya dalam usahataninya, sehingga usahatani yang dikerjakan dapat menjadi pertanian berkelanjutan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat skema kerangka pikir dibawah ini.

(40)

21 Skema kerangka pikir penelitian

Gambar 1.Skema kerangka pikir penelitian Strategi Pertanian Berkelanjutan Terhadap Tingkat Pendapatan Usahatani Padi Organik di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar

Usahatani Padi

Pendapatan Usahatani

Sistem Usahatani Organik

Strategi

Pertanian Berkelanjutan

Skala Likert

SWOT Pd= TR-TC

(41)

22

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama 2 bulan yaitu pada bulan Mei sampai bulan Juni 2015 di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar dengan pertimbangan di desa ini masih ada petani yang menanam padi secara organik.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Populasi ditentukan secara sensus dangan mengambil semua petani padi organik yang ada di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 1 kelompok tani jumlah 25 orang. Sedangkan pengambilan sampel dilakukan secara sensus yaitu mengambil semua petani yang ada di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar yang secara keseluruhan berjumlah 25 orang.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif yaitu dengan memberikan gambaran dan penjelasan berupa angka-angka mengenai strategi petani menuju pertanian berkelanjutan.

a) Data primer merupakan data yang diperoleh secara wawancara langsung.

Kepada petani padi organik sebagai responden.

b) Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi atau lembaga yang ada kaitannya dengan penelitian ini yaitu monografi daerah tempat penelitian.

(42)

23 3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang valid dan mampu menggambarkan populasi maka digunakan teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi adalah tehnik pengambilan data yang dilakukan dengan melihat secara lansung kondisi di lapangan yang ada kaitannya dengan informasi penelitian.

b. Wawancara, tehnik wawancara dilakukan dengan menggunakan kuisioner penelitian secara langsung dengan petani responden yang berhubungan dengan penelitian ini.

c. Dokumentasi adalah dengan cara penulis melakukan penelitian terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.5 Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptifyang bersifat kualitatif dengan menggunakan tiga analisa alat bantu yakni ,analisis pendapatan, analisis SWOT dan Skala Likert

A. PENDAPATAN

Pendapatan usahatani adalah kelebihan yang diperoleh dari jumlah penerimaan penghasilan dikurangi dengan jumlah biaya yang dikeluarkan atau penerimaan kotor akibat dari penjualan hasil produksi (Widiapriyadi, 2012 dalam Rahma 2013).

(43)

24 Pendapatan merupakan penambahan modal yang dipergunakan dalam aktiva usaha, penambahan tersebut sifatnya bruto (kotor) karena belum diperhitungkan dengan biaya-biaya. Pendapatan yang dimaksud dapat diperoleh dari penjualan barang dagangan, pemberian jasa kepada pelanggan, pendapatan bunga bank, penyewaan aset, dan lain-lain (Anonim, 2003).

keterangan:

Pd = Pendapatan ( Net Income ) dalam satuan rupiah

TR = Penerimaan total ( Total Revenue ) dalam satuan rupiah TC = Biaya total ( Total cost ) dalam satuan rupiah

keterangan:

Y = Produksi (kg)

PY = Nilai produksi (Rp/Kg)

keterangan:

VC = Biaya tidak tetap/biaya variable (variabel cost) FC = Biaya Tetap (fixed cost).

Pd = TR-TC

TR = Y.Py

TC = VC +FC

(44)

25 B. SKALA LIKERT

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui sistem usahatani padi organik adalah analisis ditentukan berdasarkan indikator skala likert dengan memberi nilai jawaban pada setiap item pertanyaan yakninilai 3 untuk jawaban (a), nilai 2 untuk jawaban (b), nilai 1 untuk jawaban (c). Kemudian data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis dengan rumus persentase nilai (Padmowiharjo,2004):

Dengan skala pengukuran likers yang dikemukakan oleh Arikunto (2002) yaitu:

a. 68% - 100% dinilai tinggi b. 34% - 67% dinilai cukup c. 0% - 33% dinilai kurang

C. Analisis SWOT

Menurut Rangkuti (2002), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pembahasan. Analisis ini dilaksanakan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghths), dan peluang (Opportunities) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).

Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan denganproses pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan. Dengan demikian perencanaan

Total nilai yang diperoleh Nilai maksimum yang dapat dicapai

x 100%

(45)

26 strategi harus menganalisis faktor-faktor strategi meliputi kekuatan,kelemahan, peluang dan ancaman dalam kondisi yang ada pada saat ini. Keempat faktor tersebut dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok yakni eksternal dan internal. Dari faktor eksternal maka disusun faktorstrategi eksternal (EFAS / Eksternal Strategic Factor Analysis Summary) dan dari internal disusun faktor internal (IFAS / Internal Strategic Faktor Analysis Summary) (Rangkuti, F, 2002)

Menurut Rangkuti (2006), Matriks SWOT dapatmenggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternalyang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dankelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan altenatif strategis.

IFAS

EFAS

STRENGTH (S) WEAKNESS (W)

OPPORTUNITIES (O) Strategi SO Strategi WO

THREATS (T) Strategi ST Strategi WT

Berikut ini adalah keterangan dari matriks SWOT diatas :

1. Strategi SO (Strength and Opportunity). Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran petani, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan yang

(46)

27 meliputi petani, keterampilan dan sumber day lainnya. untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar – besarnya.

2. Strategi ST (Strength and Threats). Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki petani untuk mengatasi ancaman.

3. Strategi WO (Weakness and Opportunity). Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WT (Weakness and Threats). Strategi ini berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

3.6 Definisi Operasional

1. Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian yang berlanjut untuk saat ini dan saat yang akan datang dan selamanya, Artinya pertanian tetap ada dan bermanfaat bagi semuanya dan tidak menimbulkan bencana bagi semuanya. Jadi dengan kata lain pertanian yang bisa dilaksanakan saat ini, saat yang akan datang dan menjadi warisan yang berharga bagi anak cucu kita.

2. Strategi diartikan sebagai keseluruhan rencana mengenai penggunaan sumber dayauntuk menciptakan suatu posisi menguntungkan. Dengan kata lain, manajamen strategis terlibat dengan pengembangan dan

(47)

28 implementasi strategi-strategi dalam kerangka pengembangan keunggulan bersaing.

3. Pendapatan usahatani adalah kelebihan yang diperoleh dari jumlah penerimaan penghasilan dikurangi dengan jumlah biaya yang dikeluarkan atau penerimaan kotor akibat dari penjualan hasil produksi

4. pertanian organik dapat diartikan sebagai suatu sistem produksi pertanaman yang berdasarkan daur ulang secara hayati. Daur ulang secara hara dapat melalui sarana limbah tanaman dan ternak, serta limbah lainnya yang mampu memperbaiki status kesuburan dan struktur tanah.

5. Sistem pertanian organik merupakan sistem manajemen produksi yang bertujuan untuk produksi yang sehat dengan menghindari penggunaan kimia berbahan aktif dalam hal ini pupuk kimia maupun pestisida kimia untuk menghindari pencemaran udara tanah dan air juga hasil produksi pertanian pada khususnya.

(48)

29

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis

Desa Kalukuang merupakan salah satu dari 14 Desa di wilayah Kecamatan Galesong yang terletak 1 km dari Kota Kecamatan. Desa Kalukuang mempunyai Luas wilayah seluas + 2.500 Hektar dan secara administrative memiliki 5 Dusun , yaitu :

- Dusun Kalukuang - Dusun Salewatang - Dusun Bontojai - Dusun Panrannuanta - Dusun Jempang

Memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Bontosunggu - Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Parasangan Beru - Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Galesong Baru - Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Palalakkang 4.2 Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk merupakan salah satu syarat bagi terbentuknya suatu wilayah dan sekaligus sebagai aset atau modal bagi suksesnya pembangunan di segala bidang

(49)

30 kehidupan. Olehnya itu kehadiran dan peranan sangat menentukan bagi perkembangan suatu wilayah, baik dalam skala kecil maupun dalam skala besar. Untuk mengetahui keadaan penduduk Desa Kalukuang dapat dilihat dari segi umur, jenis kelamin, dan pendidikan dan mata pencaharian.

4.2.1 Penduduk Berdasarkan Kelafikasi Umur dan Jenis Kelamin

Desa Kalukuang mempunyai luas wilayah + 2.500 Ha dan terdiri dari 5 (lima) Dusun dengan mayoritas penduduknya adalah bermata pencaharian petani, dengan jumlah penyebaran penduduk sebagai berikut :

Tabel 1. Jumlah Penduduk Sesuai Dengan Jenis Kelamin di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar.

No Nama Dusun Luas Wilayah (Ha)

Laki-Laki Perempuan Jumlah Jiwa

1. Jempang 525 433 430 863

2. Panrannuanta 475 310 320 630

3. Bontojai 678 197 188 385

4. Salewatang 502 197 221 418

5. Kalukuang 320 185 197 382

Jumlah 2.500 1.322 1.356 2.678

Sumber: kantor desa kalukuang., 2015

Jumlah penduduk di Desa Kalukuang sebanyak 2.678 jiwa dengan jumlah 693 kepala keluarga.

4.2.2 Mata Pencaharian

Desa Kalukuang sesuai potensinya sebagai Desa yang berbasis pertanian mengalami perkembangan ekonomi dari tahun ke tahun semakin membaik, Berikut perbandingan persentase jenis mata pencaharian penduduk.

(50)

31 Tabel 2. Mata Pencarian Masyarakat di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong

Selatan Kabupaten Takalar

Mata Pencaharian Juumlah (Orang) Presentas (%)

Petani 1.193 50

Nelayan 367 13,4

Peternak 15 0,5

Wiraswast 295 10

PNS 121 5

TNI/POLRI 6 0,2

Karyawan swasta 35 1,1

Pedagang Keliling 85 3

Bidan Swasta 2 0,1

Pensiunan PNS 7 0,2

Pengusaha Kecil/Menengah 45 1,3

Dukun Terlatih 2 0,1

Pengusaha Besar 3 0,1

Tukang Kayu 18 0,8

Tukang batu 79 2

Tukang Ojek 10 0,2

Tidak bekerja 395 12

Sumber: kantor desa kalukuang., 2015 4.2.3 Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan masyarakat Desa Kalukuang adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Tingkat Pendidikan Masyarakatdi Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar

No Nama Dusun Pra

Sekolah SD/MI SMP/MTs SMA/SMK Sarjana TK

1 Jempang 131 110 287 102 21 25

2 Panrannuanta 106 102 253 48 15 11

3 Bontojai 97 91 223 62 16 9

4 Salewatang 104 97 231 58 9 4

5 Kalukuang 99 85 217 54 6 5

Jumlah 537 485 1.211 324 67 54

Sumber: kantor desa kalukuang., 2015

(51)

32 4.3 Sarana Pemasaran

Sarana dan prasarana Desa Kalukuang memiliki 5 (lima) buah tempat ibadah masjid, karena mayoritas penduduk Desa Kalukuang menganut agama islam.

Disamping itu sarana transportasi darat Desa Kalukuang cukup memadai yakni poros yang menghubungkan antara Desa.Prasarana komunikasi dan informasi yang dimiliki Desa Kalukuang adalah Televisi, Radio, telepon dan media cetak atau surat kabar.

Sedangkan prasarana air bersih dan sanitasi adalah sumur pompa 430 unit, sumur gali 25 unit, jambang keluarga 476 KK, selanjutnya prasarana dan kondisi irigasi saluran sekunder/tersier + 2.500 meter, dan pintu pembagi air 2 unit. Berikut gambaran sarana dan prasarana yang ada di Desa Kalukuang

Tabel 4. Sarana Dan Prasarana Yang Ada di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar

No Sarana Jumlah

1 Kantor Kepala Desa 1 Unit

2 SDN 3Unit

3 SMP/SANAWIYAH 2 Unit

4 SMA/ALIYAH 1 Unit

5 Poskesdes 1Unit

6 Posyandu 2Lokasi

7 Masjid/musholah 7Unit

8 TKA.TPA 3 Lokasi

9 Provinsi 39 KM

10 Kabupaten 24 KM

11 Kecamatan 2,4 KM

12 Aspal 4 KM

13 Tanah 4 KM

14 Setapak 1 KM

Sumber: kantor desa kalukuang., 2015

(52)

33 V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden

Identitas petani responden yang diuraikan berikut mengambarkan keberagaman petani responden dari beberapa aspek yaitu umur, tingkat pendidikan, pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan keluargadan jumlah luas lahan. Identitas seorang respnden akan sangat membantu dalam proses penelitian karena dapat memberikan informasi tentang keadaan usahataninya terutama dalam peningkatan usahataninya.

Petani merupakan orang yang melakukan usahadalam pemenuhan kebutuhannya di bidang pertanian. Untuk memperoleh informasi tentang usahatani yang diusahakannya, maka identitas petani responden merupakan salah satu hal penting yang dapat membantu kelancaran proses penelitian.

Berikut ini merupakan pembahasan mengenai identitas petani responden yang meliputi umur, tingkat pendidikan, pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan keluarga dan luas lahan.

5.1.1 Umur

Umur sangat mempengaruhi pendapatan seseorang petani karena dikaitkan langsung dengan kekuatan fisik, sehingga berhubungan dengan pengambilan keputusan. Responden yang berumurmudah relatif cenderung mempunyai

(53)

34 kemampuan fisik yang lebh baik, dibandingkan dengan responden yang berumur tua.

Petani responden dalam mengelolah usahataninya memiliki tingkat umur yang berbeda-beda unuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Umur Responden di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.

Kelompok Umur (tahun)

Jumlah Responden (orang)

Persentase (%) 23-28

29-34 35-40 41-45

4 6 8 7

16 24 32 28

Jumlah 25 100

sumber : Data primer setelah diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa umur responden terbanyak berdasarkan umur adalah 35-40 tahun yaitu sebanyak 8 orang sedangkan yang paling sedikit adalah tingkat umur 23-28 tahun yaitu sebanyak 4 orang.

5.1.2 Pendidikan Petani

Tingkat pendidikan responden juga ikut mempengaruhi pola pengolaan usaha tani. Pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan pola pikir petani dalam perkembangan usahanya terutama dalam menyusun strategi untuk menjikan usahataninya menjadi berkelanjutan. Untuk lebih jelasnya mengenai rincian petani responden berdasarkan tingkat pendidikan formal dapat dapat di lihat pada Tabel 6.

(54)

35 Tabel 6. Tingkat Pendidikan Responden di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong

Kabupaten Takalar.

Tingkat Pendidikan Jumlah Responden (orang)

Persentase (%) SD

SMP SMA

15 7 3

60 28 12

Jumlah 25 100

sumber : Data primer setelah diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal petani responden di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar tergolong rendah yakni terdapat 17 orang sekolah dasar, 7 orang telah menamatkan pendidikan formalnya di sekolah lanjutan pertama dan yang telah mengecap pendidikan lanjutan atas sebanyak 3 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani responden di Desa Kalukuang masih tergolong rendah.

5.1.3 Luas Lahan Responden

Luas lahan garapan merupakan faktor yang sangat menentukan selain adanya faktor-faktor lain yang mendukung. Dengan memiliki lahan yang luas serta dimanfaatkan secara optimal, tentunya akan memproleh hasil yang lebih besar dengan sendirinyaakan memproleh pendapatan yang lebih tinggi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas lahan garapan responden adalah mulai dari 0,25 ha dan yang tertinggi adalah 0.50 ha. Adapun luas lahan petani responden dapat dilihat pada Tabel berikut.

(55)

36 Tabel 7. Luas lahan respoden petani di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong

Kabupaten Takalar

Luas Lahan Jumlah (orang) Persentase (%) 0,25-0,33

0,34-0,42 0,43-0,50

2 11 12

8 44 48

Total 25 100

Sumber : Data Primer 2015

Pada Tabel 7 terlihat bahwa luas lahan dari petani yang terkecil 0,25–0,33 ha adalah 2 orang responden dan yang terluas 0,43-0,50 ha sebanyak 12 orang

5.2 Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Padi Organik

Biaya mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengambilan keputusan usahatani. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi menentukan besarnya harga pokok dari produk yang akan dihasilkan,dalam hal ini biaya produksi padi organik.

Jenis biaya yang digunakan dalam analisis biaya yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang di keluarkan oleh petani dalam melaksanakan aktivitas usahatani yang besarnya tidak mempengaruh besarnya produksi dan dinyatakan dalam satuan rupiah, yang tergolong dalam biaya tetap meliputi penyusutan alat. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam melaksanakan aktivitas usaha tani yang besarnya mempengaruhi besarnya produksi dan dinyatakan dalam satuan rupiah.

(56)

37 Penyusutan alat yang digunakan petani responden dihitung dengan menggunakan metode garis lurus dengan asumsi bahwa alat yang digunakan dalam usaha tani menyusut dalam besaran yang sama setiap tahunnya. Secara sistematis penyusutan alat.

NPA=

x JA

Keterangan : NPA = nilai penyusutan alat (Rp/Tahun) HB = Harga baru (Rp)

HS = Harga sisa (Rp) JA = jumlah alat (Unit)

LP = Lama pemakaian (Tahun)

Soekartawi (2006), menjelaskan penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Sedangkan menurut Widiapriyadi (2012), Penerimaan adalah segala penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya.

Pendapatan usahatani adalah hasil perkalian dari produksi yang telah diperoleh dengan harga jual. Jumlah produksi adalah hasil yang diperolah dari usahataninya. Sedangkan harga jual adalah nilai dari harga usaha tani persatuan produksi suatu usaha tani dikatakan berhasil apabila situasi pendapatan memenuhi persyaratan yang cukup untuk membayar semua sarana produksi, upah tenaga kerja atau bentuk lainnya selama produksi. Adapun jenis biaya yang digunakan oleh petani responden dan tingkat pendapatan petani responden dapat di lihat pada tabel berikut.

(57)

38 Tabel 8. Hasil Analisis Pendapatan Usahatani Padi Organik di Desa Kalukuang

Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.

No Uraian Nilai (Rp)

1 Penerimaan = y.py a. Produksi (Y)

b. Harga produksi (PY)

1170.48 13.000 × Jadi Total Penerimaan 15.216.240 2 Biaya

a. Biaya variabel (VC) Tenaga kerja Bibit

Urea

1.380.000 200.880 232.400 + Jadi Total Biaya Variabel 1.813.280 b. biaya tetap ( FC)

 Penyusutan alat Cangkul

Sabit Parang Karung Ember

87.040 15.374 40.666 57.480 6.200 + Jadi Total Biaya Tetap 202.441 3 Total biaya (TC) = VC + FC

a. Biaya variabel (VC) b. Biaya tetap (FC)

1.813.280 202.441 +

Total Biaya 2.015.721

4 Pendapatan (Pd) = TR-TC a. Penerimaan

b. Total biaya

15.216.240 2.015.721 _

Total Pendapatan 13.200.519

Sumber : Hasil olah data penelitian, 2015

Referensi

Dokumen terkait

Sektor yang paling rendah pencapaian nilai efisiensinya adalah sektor industri mesin dan peralatannya (kode 29) yaitu 48,20 persen, namun pada tahun 2004 rata-rata pencapaian

Setiap gratifkasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban

Do not contain any plugin or the notice perpustakaan usm sentiasa cuba memahami bahwa program ini contoh notice di perpustakaan yang memperkenalkan pencapaiannya, contoh surat

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa telah diperoleh beads kalsium alginat yang mengandung nanoemulsi minyak sawit merah dengan ukuran partikel beads pada kisaran

Metode yang digunakan dalam penelitian ada- lah analisis perubahan penggunaan lahan dari citra landsat 7 ETM+ tahun 2001 dan 2011 untuk memprediksi penggunaan lahan di tahun 2015

Setelah empat kebutuhan dasar telah terpenuhi, kebutuhan yang berada pada tingkat paling tinggi dalam hierarki kebutuhan bertingkat adalah kebutuhan akan

Penggunaan sistem informasi peraturan perundang- undangan harus memberikan nilai lebih bagi seorang perancang karena sarana tersebut dapat mempermudah dalam pencarian data

Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 jo Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yaitu dalam Pasal 27 Ayat (2) dengan ancaman