• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pertanian Berkelanjutan

Pada hakikatnya, sistem petanian yang berkelanjutan adalah back to nature, yakni sistem pertanian yang tidak merusak, tidak mengubah, serasi, selaras, dan seimbang dengan lingkungan atau pertanian yang patuh dan tunduk pada kaidah-kaidah alamiah. Upaya manusia yang mengingkari kaidah-kaidah-kaidah-kaidah ekosistem dalam jangka pendek mungkin mampu memacu produktivitas lahan dan hasil. Namun, dalam jangka panjang biasanya hanya akan berakhir dengan kehancuran lingkungan.

Kita yakin betul bahwa hukum alam adalah kuasa Tuhan. Manusia sebagai umat-Nya hanya berwenang menikmati dan berkewajiban menjaga serta melestarikannya (Karwan, 2003).

Pembangunan pertanian berkelanjutan lebih mentitikberatkan pada keadaan yang akan terjadi pada beberapa tahun kedepan, seperti kekurangan pangan akibat situasi ekonomi politik yang tidak menguntungkan dan ledakan penduduk yang luar biasa. Yang menjadi permasalahn yang harus dapat diatasi adalah bagaimana cara yang harus dilakukan untuk dapat menekan jumlah penduduk dan mencukupi kebutuhan pangan secara nasional maupun internasional. Pembangunan pertanian seharusnya dilakukan dengan mengadopsi model tertentu, dimana model pertanian itu harus dirubah secara total. Pertanian tradisional dianggap tidak layak lagi karena yang dibutuhkan adalah ketersediaan pangan dalam jumlah besar dan cepat. Dengan menerapkan sistem pertanian berkelanjutan maka kemungkinan besar

masalah-6 masalah tersebut akan dapat teratasi. Karena dengan pertanian berkelanjutan ini dilihat dari segi teknologi sudah sangat mendukung, bibit unggul tersedia, pemilihan lahan yang tepat dan sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam.

Dalam pengelolaannya, pertanian berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dilakukan melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal, lestari dan menguntungkan, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang. Pemilihan komoditas dan areal usaha yang cocok merupakan kunci dalam pelaksanaan pembangunan pertanian berkelanjutan, komoditas harus yang menguntungkan secara ekonomis, masyarakat sudah terbiasa membudidayakannya, dan dibudidayakan pada lahan yang tidak bermasalah dari segi teknis, ekologis dan menguntungkan secara ekonomis. Dari beberapa urian diatas sangat jelas bahwa pentingnya pertanian berkelanjutan untuk dapat diterapkan oleh berbagai negara yang ada dibelahan dunia dengan semaksimal mungkin.

Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian yang berlanjut untuk saat ini dan saat yang akan datang dan selamanya, Artinya pertanian tetap ada dan bermanfaat bagi semuanya dan tidak menimbulkan bencana bagi semuanya. Jadi dengan kata lain pertanian yang bisa dilaksanakan saat ini, saat yang akan datang dan menjadi warisan yang berharga bagi anak cucu kita.

Adapun definisi lain dari pertanian berkelanjutan adalah sebagai alternatif-alternatif untuk mencapai tujuan sistem produksi pertanian yang dapat

7 menguntungkan secara ekonomi dan aman secara lingkungan. Pertanian Berkelanjutan juga dapat diartikan sebagai keberhasilan dalam mengelola sumberdaya untuk kepentingan pertanian dalam memenuhi kebutuhan manusia, sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan serta konservasi sumberdaya alam. Pertanian berwawasan lingkungan selalu memperhatikan nasabah tanah, air, manusia, hewan/ternak, makanan, pendapatan dan kesehatan. Sedang tujuan pertanian yang berwawasan lingkungan adalah mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan dan mempertahankan hasil yang optimal, mempertahankan dan meningkatkan keanekaragaman hayati dan ekosistem, dan yang lebih penting untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan penduduk dan makhluk hidup lainnya.

Konservasi merupakan faktor yang penting dalam sistem usahatani berwawasan lingkungan. Konservasi sumberdaya bukan berarti sumberdaya tersebut harus dapat difungsikam secara berkelanjutan. Pertanian ramah lingkungan dimana salah satunya adalah dengan menerapkan pertanian organik, merupakan upaya untuk memfungsikan sumberdaya secara berkelanjutan. Beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam menjaga keberlanjutan produksi yang ramah lingkungan adalah : 1) pemanfaatan sumberdaya alam untuk pengembangan agribisnis (terutama lahan dan air) secara lestari sesuai dengan kemampuan dan daya dukung alam; 2) proses produksi atau kegiatan usahatani yang dilakukan secara ramah lingkungan, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif pada masyarakat; 3) penanganan pasca panen dan pengolahan hasil, distribusi dan pemasaran serta pemnafaatan produk tidak

8 menimbulkan masalah pada lingkungan (limbah dan sampah); 4) produk yang dihasilkan harus menguntungkan secara bisnis, memenuhi preferensi konsumen dan aman dikonsumsi. Adapun sifat – sifat dalam pertanian berkelanjutan yaitu :

 Berlanjut secara ekonomis artinya mampu memberikan nilai yang layak bagi

pelaksana pertanian itu dan tidak ada pihak yang diekploitasi. Masing-masing pihak mendapatkan hak sesuai dengan partisipasinya.

 Mempertahankan fungsi ekologis, artinya tidak merusak ekologi pertanian itu sendiri.

 Adil berarti setiap pelaku pelaksanan pertanian mendapatkan hak-haknya tanpa dibatasi dan dibelunggu dan tidak melanggar hal yang lain.

 Manusiawi artinya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dimana harkat dan martabat manusia dijunjung tinggi termasuk budaya yang telah ada.

 Luwes yang berarti mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini,

dengan demikian pertanian berkelanjutan tidak statis tetapi dinamis bisa mengakomodir keinginan konsumen maupun produsen.

Memperhatikan prinsip-prinsip dalam pertanian organik yang mengedepankan kesehatan, ekologi, keadilan dan perlindungan sebagaimana disebut diatas, tampak dengan jelas bahwa pertanian organik sangat sesuai dengan prinsip dan konsep LEISA yang berupaya untuk mempertahankan dan sedapat mungkin meningkatkan sumber daya alam serta memanfaatkan secara maksimal proses-proses alami, dimana sebagian dari produksi dipasarkan, maka dicari peluang untuk memperoleh kembali

9 unsur hara yang hilang dari sistem usahatani ke pasar. Tujuan dari pertanian organik juga sangat sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian dalam upaya menciptakan pembangunan pertanian yang berkelanjutan (sustainable agriculture) dimana aspek lingkungan menjadi salah satu titik perhatian utama guna terciptanya keseimbangan ekosistem lahan pertanian disamping aspek peningkatan produksi. Dengan kondisi tersebut maka pertanian organik dapat dikatakan sebagai suatu sistem pertanian berkelanjutan dimana dalam proses produksinya selalu menekankan pelestarian dan konservasi sumber daya alam, proses produksi secara alami sehingga tetap produktif dalam jangka panjang.

Pertanian berkelanjutan dijumpai pada konsep LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture). LEISA mengacu pada bentuk-bentuk usahatani yang berusaha mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal yang ada dengan mengkombinasikan berbagai macam komponen sistem usahatani yaitu : tanaman, ternak/hewan, tanah, air, iklim dan manusia sehingga saling melengkapi dan memberikan efek sinergi yang paling besar, serta berusaha mencari cara pemanfaatan input luar hanya bila diperlukan untuk melengkapi unsur-unsur yang kurang dalam ekosistem dan meningkatkan sumberdaya biologi, fisik dan manusia dengan titik perhatian utama melalui maksimalisasi daur ulang dan meminimalisasi kerusakan lingkungan.

Prinsip-prinsip dasar ekologi pada pertanian LEISA adalah sebagai berikut : 1) Menjamin kondisi tanah yang mendukung bagi pertumbuhan tanaman, khususnya dengan mengelola bahan-bahan organik dan meningkatkan kehidupan mikro

10 organisme dalam tanah, 2) Mengoptimalkan ketersediaan unsur hara dan menyeimbangkan arus unsur hara, khususnya melalui pengikatan Nitrogen, daur ulang dan pemanfaatan pupuk luar sebagai pelengkap, 3) Meminimalkan kerugian sebagai akibat radiasi Matahari, udara dan air melalui pengelolaan iklim mikro, pengelolaan air dan pengendalian erosi, 4)Meminimalkan serangan hama dan penyakit terhadap tanaman dan hewan melalui pencegahan dan perlakuan pengendalian yang aman, 5) Saling melengkapi dan sinergi dalam penggunaan sumber daya genetik yang mencakup penggabungan dalam sistem pertanian terpadu.

Dalam sistem pertanian berkelanjutan agar usahatani tetap produktif dan sehat, harus ada jaminan bahwa jumlah unsur hara yang hilang dari tanah tidak melampaui jumlah unsur hara yang dikembalikan ke tanah, sehingga tetap produktif dalam jangka panjang. dalam melakukan pertanian berkelanjutan dengan melakukan pertanian berkelanjutan harus mempertimbangkan 3 aspek yaitu :

1. Aspek Ekonomi. Dalam sistem pertanian organik, selalu mempertimbangkan efisiensi terhdap penggunaan sumberdaya, efisiensi terhadap penggunaan bahan input eksternal, meminimalkan biaya pengobatan dan meningkatkan pendapatan/nilai tambah.

2. Aspek Ekologi. Dalam usahatani organik, selalu diupayakan semaksimal mungkin memanfaatkan input lokal, meminimalkan polusi dari proses kegiatan produksi, memperbaiki tekstur dan kesuburan tanah, menyeimbangkan

11 keanekaragaman biologi, mengedepankan usahataniberkelanjutan, konservasi sumberdaya alam dan berupaya menjaga keseimbangan ekosistem.

3. Aspek Sosial. Dalam usahatani organik selalu berupaya meningkatkan kepekaan yang lebih baik terhadap lingkungan, penghargaan terhadap budaya lokal, pemenuhan kebutuhan produk yang sehat dan aman dikonsumsi, mengutamakan lingkungan kerja yang aman dan sehat serta menjaga keharmonisan sosial di pedesaan.

Dari penjelasan di atas berarti dapat disimpulkan bahwa pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian yang meliputi komponen-komponen fisik, biologi, sosial ekonomi, lingkungan dan manusia yang berjalan secara ideal untuk saat ini dan yang akan datang.

Dokumen terkait