• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. penyusunan penelitian. Kegunaannya untuk mengetahui hasil penelitian yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. penyusunan penelitian. Kegunaannya untuk mengetahui hasil penelitian yang"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

Dalam hal ini penelitian terdahulu digunakan dalam rangka penyusunan penelitian. Kegunaannya untuk mengetahui hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, serta sebagai acuan dan tolak ukur bahan perbandingan bagaimana gambaran untuk mendorong kegiatan penelitian ini. Adapun penelitian terdahulu yang dirasa relevan dengan penelitian ini dan dapat dijadikan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian pertama yang berhasil ditemukan oleh peneliti yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nyoman Trisna Herawati tahun 2015 dengan objek penelitian pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDHIKSA.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran di perguruan tinggi tidak berkontribusi secara signifikan terhadap perilaku keuangan mahasiswa. Literasi keuangan berkontribusi positif dan signifikan terhadap perilaku keuangan mahasiswa. Secara simultan pembelajaran di perguruan tinggi dan literasi keuangan berkontribusi secara signifkan terhadap perilaku keuangan mahasiswa.

2. Penelitian kedua yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nujmatul Laily tahun 2016 dengan objek penelitian mahasiswa akuntansi Universitas Negeri Malang. Hasil penelitian menunjukan bahwa literasi keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku keuangan mahasiswa, akan tetapi gender, usia, kemampuan akademis dan

(2)

10

pengalaman kerja tidak terbukti memiliki korelasi dengan perilaku keuangan mahasiswa.

3. Penelitian ketiga dilakukan oleh Nurul Safura Azizah tahun 2020 dengan objek penelitian generasi milenial di Kota Subang dengan batas usia 17- 37 tahun. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa literasi keuangan dan gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap perilaku keuangan pada generasi milenial.

4. Penelitian keempat dilakukan oleh Agustio Adi Sisputro tahun 2017 dengan objek penelitian mahasiswa akuntansi Universitas Ciputra periode 2014-2016. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa literasi keuangan tidak berpengaruh secara signifikan tehadap perilaku konsumtif pada mahasiswa, sedangkan variabel gaya hidup berpengaruh terhadap perilaku konsumtif mahasiswa.

5. Penelitian kelima dilakukan oleh Chairani tahun 2019 dengan objek penelitian mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera. Hasil penelitian ini adalah variabel literasi keuangan berpengaruh terhadap perilaku keuangan mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis UMSU. Sedangkan variabel gaya hidup tidak berpengaruh terhadap perilaku keuangan mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis UMSU.

B. Landasan Teori

Pada penelitian harus diperkuat dengan teori-teori yang mendasari sebuah penelitian yang dijadikan sebagai acuan selain dari penelitian terdahulu, teori- teori bertujuan dalam pengambilan keputusan terkait indikator dan faktor-

(3)

11

faktor tertentu yang bertujuan agar penelitian ini dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan.

1. Perilaku Keuangan a. Perilaku Keuangan

Thaler (2003) menyatakan bahwa perilaku keuangan adalah hasil dari struktur berbagai ilmu. Struktur ilmu yang pertama adalah psikologi dimana menganalisis proses perilaku dan pikiran, bagaimana proses psikis ini dipengaruhi oleh fisik, lingkungan eksternal manusia. Struktur ilmu yang kedua adalah finances atau keuangan, termasuk didalamnya adalah bentuk sistem keuangan, distribusi dan penggunaan sumber daya.

Struktur ilmu yang terakhir adalah sosiologi yang sistematis dimana berisi tentang perilaku manusia atau kelompok dimana lebih menekankan pengaruh hubungan sosial pada sikap dan perilaku masyarakat.

Financial behaviour atau perilaku keuangan yaitu suatu ilmu yang mempelajari bagaimana manusia secara aktual berperilaku dalam sebuah penentuan keuangan, menjelaskan bagaimana seseorang memperlakukan, mengelola, dan menggunakan sumber daya keuangan yang ada padanya.

Individu yang memiliki financial behaviour yang bertanggung jawab cenderung efektif dalam menggunakan uang yang dimikinya, seperti membuat anggaran, menghemat uang, mengkontrol belanja, berinvestasi, serta membayar kewajiban tepat waktu (Nosfinger, 2005).

Perilaku keuangan (behavior financial) adalah keterlibatan perilaku yang ada pada diri seseorang meliputi emosi,sifat, kesukaan dan berbagai

(4)

12

macam hal yang melekat dalam diri manusia sebagai makhluk intelektual dan sosial yang berinteraksi dan melandasi munculnya keputusan melakukan suatu tindakan.

Litner (2003) mendefiniskan perilaku keuangan yaitu mempelajari bagaimana manusia secara aktual berperilaku dalam sebuah penentuan keuangan.perilaku keuangan merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan bagaimana manusia melakukan investasi atau berhubungan dengan keuangan yang dipengaruhi oleh fakto psikologi.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku keuangan

Financial behavior merupakan tingkah laku yang dilakukan seorang individu dan mengelola keuangan pribadinya. Setiap individu memiliki karakteristik dan kecenderungan perilaku keuangan yang berbeda-beda sebagai akibat dari faktor-faktor yang mempengaruhi individu tersebut baik dari internal maupun eksternal individu tersebut (Gromhan, 2015).

Adapun faktor-faktor internal yang mempengaruhi perilaku keuangan yaitu sebagai berikut :

1. Psikologi

Secara umum psikologi adalah cabang ilmu yang mempelajari perilaku manusia melalui tiga aspek, yaitu pikiran, otak atau tubuh dan perilaku.

2. Gaya Hidup

Pengertian gaya hidup menurut Kotler dan Keller (2012) adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menunjukkan keseluruhan diri seseorang dalam

(5)

13

berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia.

Gromhan et al. (2015) mengatakan bahwa terdapat 3 faktor eksternal financial behavior yaitu literasi keuangan (financial literacy), kemampuan perhitungan (numeracy), dan kualitas pendidikan.

1. Literasi keuangan (Financial Literacy)

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (2017) literasi keuangan merupakan pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan. Secara singkat, literasi keuangan juga dapat diartikan sebagai pengetahuan atau kemampuan untuk mengelola keuangan.

2. Kemampuan Perhitungan (Numeracy)

Kemampuan biasanya diidentikkan dengan kemampuan individu dalam melakukan suatu aktifitas, yang menitik beratkan pada latihan dan performance atau apa yang bisa dilakukan oleh individu setelah mendapatkan latihan tertentu. Menghitung adalah cabang matematika yang berkenaan dengan hubungan-hubungan bilangan nyata dengan perhitungan mereka terutama penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berhitung adalah kesanggupan dari seseorang atau potensi yang dimiliki seseorang untuk melakukan perhitungan dengan mengenal

(6)

14

konsep dasar matematika seperti konsep bilangan, lambang bilangan atau angka, sehingga dapat melakukan perhitungan dengan baik dan benar.

3. Kualitas Pendidikan

Kualitas pendidikan merupakan kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin,di dalam konteks pendidikan, pengertian kualitas atau mutu dalam hal ini mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan mulai dari pendidikan sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Pembelajaran di perguruan tinggi secara langsung mempengaruhi tingkat literasi keuangan seseorang. Dalam aktivitasnya, perguruan tinggi memberikan mata kuliah, pelatihan, workshop, serta forum diskusi kepada mahasiswa. Hal ini tentunya secara langsung dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan mahasiswa mengenai literasi keuangan yang mahasiswa dapat. Selain mempengaruhi literasi keuanga mahasiswa, perguruan tinggi juga memberikan dampak langsung kepada mahasiswa bagaimana berperilaku. Pembelajaran pada perguruan tinggi mengenai keuangan memberikan impact bagaimana mahasiswa menggunakan dana, mempertimbangkan belanja, serta melakukan keputusan finansial lainnya.

c. Indikator perilaku keuangan

Marsh (2006) mengemukakan bahwa financial behavior di ukur dengan menggunakan empat indikator yaitu :

(7)

15

1). Penyusunan anggaran adalah rencana detail mengenai perolehan dan penggunaan keuangan maupun sumber daya organisasi lainnya pada periode yang telah ditentukan.

2). Penghematan uang dan pola belanja.

Penghematan uang merupakan pola hidup yang mengatur pengeluaran seefisien mungkin guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Salah satu cara melakukan pengehamatan uang yaitu dengan menerapkan pola belanja yang sehat. Hal ini dimulai dengan membuat prioritas kebutuhan pokok mana yang harus dipenuhi dan mana yang tidak, sehingga tidak akan menyebabkan besar pasak daripada tiang.

3). Tabungan dan investasi serta asuransi.

Tabungan adalah suatu simpanan uang yang berasal dari pendapatan yang tidak digunakan untuk keperluan sehari-hari maupun kepentingan lainnya. Investasi merupakan penanaman uang atau modal demi keuntungan masa depan. Asuransi adalah jaminan yang diberikan penanggung (perusahaan asuransi) terhadap tertanggung (nasabah asuransi) untuk resiko kerugian sebagai yang ditetapkan dalam surat perjanjian.

4). Pembayaran kewajiban (Utang)

Utang adalah segala hal yang dipinjam baik berupa benda maupun alat pembayaran. Utang adalah kewajiban yang harus dibayarkan oleh pihak peminjam kepada pihak yang memberi pinjaman. Utang bisa saja diberikan dalam bentuk pinjaman modal, pembelian bahan baku yang belum dibayar, tagihan beban usaha, dan lain sebagainya.

(8)

16 2. Literasi Keuangan

a. Literasi Keuangan

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (2017) literasi keuangan (financial literacy) adalah pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan . Secara singkat, literasi keuangan juga dapat diartikan sebagai pengetahuan atau kemampuan untuk mengelola keuangan.

Literasi keuangan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang agar terhindar dari masalah keuangan. Kesulitan keuangan bukan hanya fungsi dari pendapatan semata (rendahnya pendapatan), kesulitan keuangan juga dapat muncul jika terjadi kesalahan dalam pengelolaan keuangan (miss- management) seperti kesalahan penggunaan kredit, dan tidak adanya perencanaan keuangan”.

Literasi keuangan dapat diartikan sebagai pengetahuan keuangan, yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan.Pemahaman yang baik mengenai pengelolaan keuangan menjadi jalan keluar dari beragam masalah, termasuk mengurangi angka kemiskinan. Semakin tinggi literasi keuangan akan memberikan dampak kesejahteraan.

b. Prinsip-Prinsip Literasi Keuangan

Berdasarkan Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) terdapat prinsip-prinsip dasar yang perlu dilakukan dalam

(9)

17

melaksanakan kegiatan untuk meningkatkan literasi keuangan yaitu (OJK, Revisit 2017) :

1) Terencana dan Terukur

Kegiatan yang dilakukan memiliki konsep yang sesuai dengan sasaran, strategi, kebijakan otoritas dan kebijakan pelaku usaha jasa keuangan serta memiliki indikator untuk memperoleh informasi dalam peningkatan literasi keuangan.

2) Berorientasi Pada Pencapaian

Kegiatan yang dilakukan mempu mencapai tujuan untuk peningkatan literasi keuangan dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang dimiliki.

3) Berkelanjutan

Kegiatan yang dilakukan secara berkesinambungan untuk mencapai tujuan yang direncanakan serta memiliki aspek jangka panjang.

Dalam penerapan prinsip berkelanjutan, pelaku usaha jasa keuangan perlu mengutamakan pemahaman terhadap pengelolaan keuangan, lembaga, produk dan layanan jasa keuangan.

4) Kolaborasi

Kegiatan yang dilakukan melibatkan seluruh stakeholder dalam pelaksanaan secara bersinergi dan bersama-sama.

c. Tingkat Literasi Keuangan

Terdapat 4 tingkatan literasi keuangan seseorang. Berikut 4 tingkat literasi keuangan menurut OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

(10)

18 1) Well Literate

Jika seseorang berada pada tingkat ini, berarti orang tersebut memiliki pengetahuan serta keyakinan tentang lembaga jasa keuangan. Selain itu, orang tersebut juga mengenal produk dan jasa keuangan. Tidak hanya itu, fitur, manfaat, risiko, hak dan kewajiban mengenai produk dan jasa keuangan juga mereka kenali dengan baik.

Orang tersebut juga memiliki keterampilan dalam menggunakan produk serta jasa keuangan.

2) Sufficient Literate

Pada tingkat ini, berarti seseorang memiliki pengetahuan dan keyakinan mengenai lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan. Orang tersebut juga mengenal fitur, manfaat, risiko, serta hak dan kewajiban mengenai produk dan jasa keuangan.

3) Less Literate

Jika seseorang berada pada tingkat ini, berarti orang tersebut hanya memiliki pengetahuan mengenai lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan saja.

4) Not Literate

Seseorang yang berada pada tingkat ini tidak memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan. Tentunya, orang tersebut juga tidak memiliki ketrampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.

(11)

19 d. Indikator Literasi Keuangan

Menurut Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (2017), terdapat empat indikator mengenai literasi keuangan, antara lain:

1). Pengetahuan Dasar Keuangan

Pengetahuan mengenai keuangan yaitu pengetahuan seseorang dalam mengelola pendapatan dan pengeluaran yang dimiliki dan memahami konsep dasar keuangan. Konsep dasar keuangan tersebut adalah keputusan tentang pembiayaan (sumber modal), keputusan tentang investasi, dan pengelolan biaya operasi perusahaan.

2). Tabungan

Tabungan adalah suatu simpanan uang yang berasal dari pendapatan yang tidak digunakan untuk keperluan sehari-hari maupun kepentingan lainnya. Simpanan uang dapat digunakan dan diambil kapan saja tanpa terikat oleh perjanjian dan waktu. Salah satu tabungan yang paling sering digunakan banyak orang zaman sekarang adalah di Bank.

Tabungan adalah simpanan uang di bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu. Umumnya bank akan memberikan buku tabungan yang berisi informasi seluruh transaksi yang Anda lakukan dan kartu ATM lengkap dengan nomor pribadi (PIN).

Dalam perkembangannya saat ini, terdapat beberapa jenis tabungan yang tidak lagi menggunakan buku tabungan melainkan internet/mobile banking (OJK, 2019).

(12)

20 3). Investasi

Investasi adalah upaya penanaman modal untuk mendapatkan keuntungan di kemudian hari. Modal bisa berupa uang atau sumber daya yang lain. Dengan berinvestasi, orang berharap bisa mendapatkan manfaat di masa mendatang.

Investasi adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau pembelian saham-saham dan surat berharga lain untuk memperoleh keuntungan (OJK, 2019).

4). Asuransi

Menurut Undang-Undang No. 40 tahun 2014, Pengertian asuransi adalah perjanjian antara perusahaan asuransi dan pemegang polis yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan tersebut sebagai imbalan untuk :

a. memberikan penggantian kepada pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau

b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya pemegang polis, atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya pemegang polis dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana oleh perusahaan.

(13)

21 3. Gaya Hidup

a. Gaya Hidup

Kotler dan Amstrong (2008) menyatakan bahwa “Gaya Hidup mencerminkan keseluruhan orang tersebut dalam interaksinya dengan lingkungannya”. Interaksi seseorang dengan lingkungannya tak lepas dari pengaruh orang-orang dan keadaan sekitarnya. Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia.

Selanjutnya Kotler dan Keller (2002) menyatakan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya, dalam arti bahwa secara umum gaya hidup seseorang dapat dilihat dari aktivitas rutin yang dia lakukan, apa yang mereka pikirkan terhadap segala hal disekitarnya dan seberapa jauh dia peduli dengan hal itu dan juga apa yang dia pikirkan tentang dirinya sendiri dan juga dunia luar.

Kemudian Minor dan Mowen (2002) menyatakan bahwa gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya , dan bagaimana mengalokasikan waktu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu.

Berdasarkan teori diatas penulis dapat menyimpulkan Gaya hidup adalah gambaran tingkah laku, pola hidup seseorang yang dinyatakan

(14)

22

dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktunya.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup

Amstrong (2013) mengatakan bahwa faktor-faktor yang memepengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal). Faktor internal yaitu sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi dengan penjelasannya sebagai berikut:

1) Sikap.

Sikap bisa dipahami sebagai cara seseorang dalam memberikan tanggapan terhadap suatu hal sesuai dengan keadaan jiwa dan pikirannya yang dipengaruhi oleh pengalaman dan mempengaruhi secara langsung terhadap perilaku orang tersebut. Sikap bisa jadi dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya.

2) Pengalaman dan Pengamatan.

Pengalaman seseorang dapat mempengaruhi cara seseorang dalam mengamati sesuatu sehingga akhirnya dapat membentuk pandangan pribadi mereka terhadap suatu hal, pengalaman ini didapatkan dari semua tindakannya di masa lalu. Pengalaman didapat dari belajar dan juga dapat disalurkan ke orang lain dengan cara mengajarkannya. Hal ini mempengaruhi gaya hidup seseorang, pengamatan atas

(15)

23

pengalaman orang lain juga dapat mempengaruhi opini seseorang sehingga pada akhirnya membentuk gaya hidup.

3) Kepribadian.

Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda satu sama lain.

Kepribadian berubah dari waktu ke waktu, sehingga hal itu sangat penting untuk diamati karena mempengaruhi buying beahvior dari seseorang konsumen.

4) Konsep diri.

Faktor lain yang menentukan kepribadiaan individu adalah konsep diri. Konsep diri amat berhubungan dengan image merek, cara seseorang memandang dirinya sendiri akan menentukan minat seseorang terhadap suatu objek termasuk juga suatu produk.

5) Motif.

Perilaku individu terbentuk karena adanya motif kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan fisik, merasa aman, merasa dihargai dan lain sebagainya, pengelompokan kebutuhan manusia telah dibuat teori oleh beberapa orang, slah satunya kebutuhan.

6) Persepsi.

Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterprestasikan informasi untuk membentuk suatu pemahaman dan gambaran mengenai sesuatu.

Adapun faktor eksternal meliputi kelompok referensi, keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan. Faktor-faktor ini sangat juga

(16)

24

mempengaruhi pembentuk gaya hidup. Faktor eksternal dijelaskan sebagai berikut :

1) Kelompok referensi.

Kelompok referensi adalah kelompok orang-orang yang dianggap mampu dan memiliki pengetahuan untuk memberikan pengaruh terhadap.

2) Keluarga.

Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku individu. Oleh karena itu masukan dari keluarga berupa nasihat dan cerita mengenai pengalaman akan mempengaruhi gaya hidup seseorang, budaya salah satu anggota keluarga dapat menjadi kebiasaan bagi anggota keluarga lainnya yang mengamati setiap harinya, tidak heran jika ada saudara yang memilki gaya hidup yang sama dengan kita.

3) Kelas Sosial. Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama.

4) Kebudayaan.

Kebudayaan bisa meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang membentuk gaya hidup seseorang dan akhirnya membuat pemasar mudah untuk mngidentifikasi apakah kelompok konsumen dengan kebudayaan tersebut cocok dengan produknya atau tidak.

(17)

25 c. Indikator-indikator gaya hidup

Menurut Sumarwan (2002: 58-64), pengukuran mengenai gaya hidup dapat dilakukan dengan psikografik (psychographic). Psikografik adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai untuk menganalisis data yang sangat besar. Psikografik analisis biasanya dipakai untuk melihat segmen pasar. Analisis psikografik sering juga diartikan sebagai suatu riset konsumen yang menggambarkan segmen konsumen dalam hal kehidupan mereka, pekerjaan dan aktivitas lainnya.

Psikografik berarti menggambarkan (graph) psikologi konsumen (psyco). Psikografik adalah pengukuran kuantitatif gaya hidup, kepribadian dan demografik konsumen. Psikografik sering diartikan sebagai pengukuran AIO (activity, interest, opinion). Dalam penelitian ini indikator gaya hidup meliputi:

1) Activity (Aktifitas)

Suatu cara seseorang menghabiskan waktu dan uangnya untuk pekerjaan yang dia sukai atau hobi yang sering dilakukan, kita dapat mengidentifikasi kepribadian seseorang dari pola kegiatan yang dia lakukan.

2) Interest (Minat)

Sesuatu yang membuat seseorang tertarik, seseorang bisa saja tertarik pada makanan, teknologi, barang, fashion atau rekreasi. Pengetahuan akan minat konsumen juga akan membantu pemasar untuk dapat

(18)

26

mengkomunikasikan dengan tepat apa nilai dari produknya yang sesuai untuk mendapatkan respon positif dari pembeli potensialnya.

3) Opini (Pandangan seseorang terhadap diri sendiri dan orang lain)

Pendapat-pendapat yang diucapkan akan membantu kita untuk mengetahui orang macam apa dia, dan apa yang dia butuhkan untuk memperkuat karakternya.

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dalam penelitian ini digunakan sebagai acuan untuk mempermudah dalam proses penelitian, agar memiliki arah dan sesuai dengan tujuan. Kerangka pikir akan memberikan penjelasan sementara mengenai gejala yang menjadi masalah (objek penelitian) dalam penelitian, kemudian selanjutnya dapat digunakan untuk menyusun hipotesis. Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh literasi keuangan dan gaya hidup terhadap perilaku keuangan mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang.

Secara singkat Otoritas Jasa Keuangan (2017) menyatakan bahwa literasi keuangan diartikan sebagai pengetahuan atau kemampuan untuk mengelola keuangan, dimana literasi keuangan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku keuangan seorang individu. Selain literasi keuangan factor lain yang dapat mempengaruhi perilaku keuangan yaitu gaya hidup. Menurut Minor dan Mowen (2002) menyatakan bahwa gaya hidup merupakan pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatannya dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu.

(19)

27

Berdasarkan teori dan deskripsi di atas maka dapat dibentuk kerangka pikir yang telah dikemukakan di atas, digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1

Hubungan Literasi Keuangan, Gaya Hidup Terhadap Perilaku Keuangan

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, dimana dalam penelitian ini hipotesis dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan (Sugiyono, 2010).

a. Pengaruh Secara Parsial Literasi Keuangan dan Gaya Hidup Terhadap Perilaku Keuangan Mahasiswa

Literasi keuangan merupakan pengetahuan atau kemampuan seseorang dalam mengelola keuangan. Literasi keuangan berupa pengetahuan mengenai komponen-komponen keuangan yang terdiri atas tabungan, investasi, asuransi, hutang dan lain-lain. Semakin tinggi

Literasi Keuangan (X1)

Gaya Hidup (X2)

Perilaku Keuangan (Y)

(20)

28

tingkat literasi keuangan seseorang maka akan semakin bijak pula pengelolaan keuangannya sehingga akan menunjukan perilaku keuangan yang baik. Semakin baik generasi milenial mengatur gaya hidup yang benar dan tepat maka semakin tinggi perilaku keuangan, Nurul (2020).

Berdasarkan uraian teori dan hasil penelitian di atas maka, diajukan hipotesis pertama adalah :

H1 : Literasi Keuangan dan Gaya Hidup secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perilaku Keuangan.

b. Pengaruh Secara Simultan Literasi Keuangan dan Gaya Hidup Terhadap Perilaku Keuangan Mahasiswa

Hasil penelitian Nurul (2020) menyatakan bahwa literasi keuangan dan gaya hidup berpengaruh positif terhadap perilaku keuangan mahasiswa. Literasi keuangan dan gaya hidup memiliki pengaruh yang besar terhadap perilaku keuangan mahasiswa, dengan memiliki tingkat lieterasi keuangan yang tinggi maka semakin tinggi pula tingkat perilaku keuangannya dan semakin baik mereka mengatur gaya hidup maka semakin bagus pula perilaku keuangannya.

Berdasarkan uraian teori dan hasil penelitian di atas maka, diajukan hipotesis kedua dalam penelitian yaitu:

H2 : Literasi Keuangan dan Gaya Hidup secara simultan berpengaruhpositif dan signifikan terhadap Perilaku Keuangan.

c. Variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku keuangan mahasiswa

(21)

29

Kurniawan (2019) menyatakan bahwa literasi keuangan berhubungan dengan manajemen keuangan karena semakin tinggi tingkat literasi keuangan individu maka semakin baik pengelolaan manajemen keuangan individu tersebut. Manajemen keuangan merupakan konsep aplikasi pada konsep manajemen keuangan pada level individu. Seseorang dengan kemampuan manajemen keuangan yang baik tentunya sudah paham bagaimana cara mengalokasikan dan mengelola dana yang ia miliki.

Laily (2016) menyatakan dalam penelitiannya bahwa literasi keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku keuangan mahasiswa, hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa financial literacy merupakan determinan perilaku keuangan.

Berdasarkan uraian teori dan hasil penelitian di atas maka, diajukan hipotesis ketiga dalam penelitian yaitu:

H3 : Literasi Keuangan berpengaruh paling dominan terhadap perilaku keuangan mahasiswa.

Referensi

Dokumen terkait

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan

mengkaji perubahan sosial ekonomi petani jeruk di desa

Kualitas batu bata merah konvensional yang tertinggi ada di Kecamatan Rumbai karena batu bata merahnya memiliki nilai kuat tekan rata-rata dan nilai konduktivitas

Atas dasar hal ini, maka penelitian tentang: Kajian aktivitas dan mekanisme kerja molekuler antikanker ekstrak etanol daun Chromolaena odorata Linn pada Tikus Putih Wistar

“Mohon Jemaat ikut mendoakan, dan apabila ada yang berkeberatan mohon disampaikan kepada Majelis Jemaat sampai dengan tanggal 27 Juni 2021.. Bertempat di GBI Basilea

Pemberian asam askorbat dengan dosis 100 mg/kg melalui pernapasan membutuhkan metabolisme yang bobot badan memberikan penyusutan bobot badan cepat dengan menambah kecepatan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yuliandari, dkk (2014) menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan secara individu dari kompensasi dan lingkungan

Penelitian Setiawan & Piartrini (2018) dengan judul Pengaruh pemberdayaan karyawan dan stress kerja terhadap komitmen organisasional karyawan department housekeeping pada villa