• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA. (Dokumen: Penyusunan Petunjuk Teknis Pelatihan Pembimbing Pemagangan dan Tenaga Pelatihan, 2019)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA. (Dokumen: Penyusunan Petunjuk Teknis Pelatihan Pembimbing Pemagangan dan Tenaga Pelatihan, 2019)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

Petunjuk Teknis

PENYELENGGARAAN PELATIHAN KOORDINATOR PEMAGANGAN

(Dokumen: Penyusunan Petunjuk Teknis Pelatihan Pembimbing Pemagangan dan Tenaga Pelatihan, 2019)

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS DIREKTORAT BINA PEMAGANGAN

(2)

KATA PENGANTAR

Pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara langsung dalam proses produksi barang atau jasa di tempat kerja, di bawah bimbingan dan pengawasan pelatih atau pekerja/buruh yang lebih berpengalaman, dalam rangka menguasai kompetensi kerja tertentu. Melalui progam pemagangan, peserta akan mendapatkan pengalaman kerja pada dunia kerja yang sesungguhnya, membentuk sikap mental, perilaku kerja serta kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, sehingga hal tersebut menjadi modal yang sangat penting bagi seseorang untuk mendapatkan pekerjaan atau bekerja secara mandiri.

Penyelenggara pemagangan yang akan melaksanakan penyelenggaraan pemagangan wajib memberitahukan secara tertulis rencana penyelenggaraan dengan melampirkan : a) program pemagangan; b) rencana penyelenggaraan pemagangan; dan c) rancangan Perjanjian Pemagangan.

Untuk dapat menyusun ke-tiga lampiran tersebut, perlu ditunjuk seorang koordinator pemagangan yang memahami regulasi dan administrasi penyelenggaraan pemagangan.

Kemampuan koordinator pemagangan perlu dipersiapkan untuk penyelenggaraan pemagangan yang efektif dan efisien. Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan koordinator pemagangan dipandang perlu untuk penyelenggarakan Pelatihan Koordinator Pemagangan.

Agar dalam penyelenggaraan pelatihan ini tepat sasaran, perlu disusun Petunjuk Teknis penyelenggaraan Pelatihan Koordinator Pemagangan (Dokumen:

Petunjuk Teknis Pelatihan Pembimbing Pemagangan Dan Tenaga Pelatihan TA 2019).

Petunjuk teknis ini merupakan panduan/acuan bagi instansi pemerintah maupun stakeholders lainnya yang akan melakukan peningkatan kompetensi karyawan perusahaan khususnya sebagai koordinator pemagangan.

Harapan kami, agar pedoman ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, Januari 2019 Direktur Bina Pemagangan,

Ir. Darwanto

NIP 195908011986031001

(3)

DAFTAR ISI

halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan dan Sasaran ... 2

C. Ruang Lingkup ... 3

D. Dasar Hukum ... 3

BAB II PENYELENGGARAAN PELATIHAN ... 6

A. Persiapan ... 6

B. Pelaksanaan ... 6

C. Evaluasi dan Pelaporan ... 8

BAB IV PENUTUP ... 10

LAMPIRAN

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemagangan merupakan salah satu upaya meningkatkan daya saing tenaga kerja dengan mendekatkan kompetensi tenaga kerja dengan kompetensi yang tuntut pasar kerja agar mampu bersaing di era globalisasi dalam mengisi kesempatan kerja yang tersedia, baik di dalam maupun di luar negeri.

Sementara, kondisi tenaga kerja yang ada saat ini bahwa luaran/lulusan sekolah belum siap menghadapi tantangan dunia kerja. Hal ini disebabkan dunia pendidikan dan pelatihan belum sepenuhnya mampu mengikuti perkembangan teknologi yang sangat cepat, sehingga berimbas pada perlunya penyesuaian pola- pola kerja di pasar kerja domestik dan global. Kondisi tersebut perlu ditangani secara serius agar tidak terjadi kesenjangan yang semakin lebar antara supply dan demand tenaga kerja. Salah satu upaya yang telah kita lakukan dalam mengatasi kesenjangan yang ada adalah melalui program pemagangan.

Pemagangan dinilai mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia, menambah wawasan dan meningkatkan keterampilan kerja, sehingga akan lebih mudah terserap di pasar kerja. Langkah ini merupakan upaya link and match antara dunia pendidikan dan pelatihan dengan dunia kerja. Oleh karena itu, sampai saat ini pemagangan masih dianggap sebagai salah satu upaya paling efektif untuk menjembatani kesenjangan yang ada tersebut.

Peran pemagangan selain untuk peningkatan kualitas tenaga kerja kita, juga dapat mendorong perusahaan-perusahaan meningkatkan produktivitas usahanya melalui ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas dan sesuai dengan kompetensi yang mereka butuhkan, selain itu program pemagangan juga memberikan manfaat bagi pemerintah dan peserta pemagangan.

Dalam rangka melaksanakan program prioritas peningkatan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional yang tertuang dalam Sembilan Nawacita

(5)

Jokowi-JK, Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia saat ini sedang melakukan upaya masif dan fokus dalam peningkatan kompetensi pencari kerja melalui program pemagangan.

Berbagai upaya masifikasi pemagangan telah dilakukan oleh Kemenaker RI, diantaranya Deklarasi Pemagangan Nasional Menuju Indonesia Kompeten pada tanggal 23 Desember 2016 oleh Presiden Republik Indonesia di Kawasan Industri KIIC, Karawang dan acara Penyerahan Sertifikat Kompetensi Peserta Pemagangan pada tanggal 27 Desember 2017 oleh Presiden Republik Indonesia di BBPLK Bekasi, tentang upaya pemerintah mendorong dunia usaha ikut berperan aktif dalam peningkatan kompetensi angkatan kerja melalui program pemagangan.

Penyelenggara pemagangan adalah perusahaan. Perusahaan yang akan menyelenggarakan pemagangan wajib memberitahukan secara tertulis rencana penyelenggaraan dengan melampirkan : a) program pemagangan; b) rencana penyelenggaraan pemagangan; dan c) rancangan Perjanjian Pemagangan.

Untuk dapat menyusun ke-tiga lampiran tersebut, perlu ditunjuk seorang koordinator pemagangan yang memahami regulasi dan administrasi penyelenggaraan pemagangan.

Mengingat peran dan fungsi dari koordinator pemagangan ini sangat strategis, maka perlu adanya pembinaan dan peningkatan kompetensinya, salah satunya melalui pelatihan koordinator pemagangan.

Agar dalam pelaksanaannya tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan, maka perlu disusun Petunjuk Teknis Pelatihan Koordinator Pemagangan.

B. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan

Tujuan disusunnya petunjuk teknis pelatihan koordinator pemagangan adalah sebagai acuan dalam rangka penyelenggaraan pelatihan pelatihan koordinator pemagangan secara terarah, terpadu dan terkoordinasi dalam upaya meningkatkan kredibilitas kompetensi koordinator pemagangan.

(6)

2. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dari penyusunan petunjuk teknis ini adalah:

a. Tersedianya pedoman teknis penyelenggaraan pelatihan koordinator pemagangan;

b. Tersedianya koordinator pemagangan yang kompeten dan profesional;

c. Meningkatnya kualitas mutu luaran pelatihan koordinator pemagangan.

C. Ruang lingkup

Ruang lingkup penyelenggaraan pelatihan koordinator pemagangan yaitu persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan.

D. Dasar Hukum

1. Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4637);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2018, tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6189);

4. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 Tentang Kementerian Ketenaga- kerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 19);

5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 8 tahun Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Berbasis Kompetensi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 586);

6. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 36 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Pemagangan di dalam Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1895);

(7)

7. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 8 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 13 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Ketenagakerjaan;

8. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 32/PMK.02/2018 Tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2019.

9. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 161 Tahun 2015 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Pendidikan Golongan Pokok Jasa Pendidikan Bidang Standardisasi, Pelatihan dan Sertifikasi;

10. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 223 Tahun 2016 tentang Penetapan Jenjang Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pelatihan Subbidang Metodologi Pelatihan.

E. Pengertian

Dalam petunjuk teknis ini yang dimaksud dengan:

1. Pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara langsung dalam proses produksi barang atau jasa di tempat kerja, di bawah bimbingan dan pengawasan pelatih atau pekerja/buruh yang lebih berpengalaman, dalam rangka menguasai kompetensi kerja tertentu.

2. Perusahaan adalah:

a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang memperkerjakan pekerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain; atau

b. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan memperkerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

3. Program Pelatihan adalah rancangan yang berisi nama program, kode program, jenjang program, tujuan, unit kompetensi yang ditempuh /atau mata latihan, lama pelatihan, persyaratan peserta, kurikulum, silabus, daftar peralatan dan bahan.

(8)

4. Pelatih Pemagangan adalah supervisor atau pekerja yang berpengalaman yang ditunjuk oleh penyelenggara program pemagangan untuk bertindak sebagai tenaga pembimbing dan pengawas peserta program pemagangan di perusahaan.

5. Pelatih senior pemagangan adalah supervisor atau pekerja yang berpengalaman yang memiliki kompetensi untuk melatih pelatih pemagangan.

6. Koordinator pemagangan adalah supervisor atau pekerja yang berpengalaman yang memiliki kompetensi untuk mengkoordinasikan penyelenggaraan pemagangan di satu perusahaan.

7. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat SKKNI, adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian kerja serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan.

8. Standar Kompetensi Kerja Khusus adalah standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan digunakan oleh organisasi untuk memenuhi tujuan internal organisasinya sendiri dan/atau untuk memenuhi kebutuhan organisasi lain yang memiliki ikatan kerja sama dengan organisasi yang bersangkutan atau organisasi lain yang memerlukan.

9. Standar Kompetensi Kerja Internasional adalah standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan ditetapkan oleh suatu organisasi multi nasional dan digunakan secara internasional.

10. Lembaga Sertifikasi Profesi, adalah lembaga yang memiliki tugas dan bertanggung jawab dalam mengembangkan standar kompetensi kerja nasional indonesia, melaksanakan penilaian/uji kompetensi, melaksanakan sertifikasi kompetensi profesi terhadap personil serta melaksanakan akreditasi tempat uji kompetensi.

11. Sertifikat Kompetensi Kerja adalah bukti tertulis yang diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) terakreditasi dan terlisensi BNSP yang menerangkan bahwa seseorang telah menguasai kompetensi kerja tertentu sesuai dengan SKKNI, Standar Internaional dan / atau Standar Khusus.

(9)

BAB II

PENYELENGGARAAN

PELATIHAN PELATIH PEMAGANGAN

A. Persiapan

Untuk menjamin kualitas penyelenggaraan pelatihan pelatih pemagangan, maka perlu melakukan persiapan yang meliputi:

1. Penetapan tim penyelenggara pelatihan;

2. Penetapan Program pelatihan;

3. Penetapan pengajar/instruktur;

4. Penetapan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP);

5. Penyusunan bahan ajar pelatihan;

6. Penetapan jadwal penyelenggaraan;

7. Penetapan waktu dan tempat pelaksanaan;

8. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait;

9. Rekruitmen dan seleksi peserta;

10. Penetapan evaluasi pelatihan;

B. Pelaksanaan

1. Waktu Pelaksanaan

Pelatihan pelatih pemagangan dilaksanakan selama 40 Jam Pelatihan @ 45 Menit/Jam Pelatihan dan diakhiri dengan Uji (asesmen) Keterampilan oleh LSP terkait (6 Hari).

2. Tempat Pelaksanaan

Tempat pelaksanaan pelatihan pelatih pemagangan dilaksanakan di tempat yang representatif dan memenuhi persyaratan sebagai tempat pelaksanaan pelatihan dengan kapasitas minimal 25 orang peserta.

3. Metoda Pelatihan

Metode pelatihan pelatih pemagangan sebagai berikut:

(10)

a. Pelatihan pelatih pemagangan menerapkan prinsip pembelajaran orang dewasa yang difokuskan pada model pembelajaran Participant Centered Learning (PCL) dimana partisipasi peserta lebih dominan dibandingkan dengan penyampaian materi oleh Narasumber/Fasilitator/Nara Sumber.

b. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah:

a. Ceramah b. Diskusi c. Simulasi d. Penugasan 4. Materi

NO UNIT KOMPETENSI KODE UNIT P K JML

I KELOMPOK UNIT KOMPETENSI INTI 1.1. Melakukan Pengorganisasian SDM

Pelatihan

P.854900.028.01 2 4 6

1.2. Menilai Kinerja SDM Pelatihan P.854900.029.01 2 4 6 1.3. Melaksanakan Administrasi SDM

Pelatihan

P.854900.030.01 2 4 6

1.4. Melakukan Pemetaan Potensi dan Kompetensi Individu

M.701001.051.01 3 5 8

1.5. Mengelola Proses Pemantauan Terhadap Pencapaian Kinerja Pekerja

M.701001.059.01 3 4 7

Jumlah I 12 21 33

II KELOMPOK UNIT PENUNJANG

2.1. Kebijakan pelatihan vokasi - 4 0 4

2.2. Konsep CBT - 3 0 3

Jumlah II 7 0 7

JUMLAH I + II 19 21 40

5. Peserta (lampiran 1) a. Persyaratan

1) Karyawan di perusahaan

2) Bisa mengoperasikan komputer

(11)

3) Sehat jasmani dan rohani b. Fasilitas Peserta

1) Akomodasi dan konsumsi 2) Transport pergi pulang 3) Uang harian

4) Perlengkapan pelatihan 5) Bahan ajar

6. Instruktur

Instruktur Narasumber pelatihan koordinator pemagangan berasal dari pakar atau praktisi yang kompeten di bidangnya yang berasal dari Kementerian Ketenagakerjaan dan atau dari Instansi lainya dengan kriteria:

a. Memiliki sertifikat kompetensi terkait b. Sehat jasmani dan rohani

7. Sertifikat

a. Sertifikat Pelatihan (lampiran 3)

Peserta yang telah mengikuti pelatihan koordinator pemagangan dari awal sampai akhir akan diberikan sertifikat pelatihan.

b. Sertifikat Kompetensi

Peserta yang telah mengikuti pelatihan dan lulus dalam sertifikasi Uji (asesmen) Kompetensi/UJK oleh Lembaga Sertifikasi Profesi akan diberikan sertifikat kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

C. Evaluasi dan Pelaporan 1. Evaluasi (lampiran 2)

Proses evaluasi kegiatan pelatihan dilakukan di awal, di tengah maupun di akhir kegiatan untuk mengetahui kualitas penyelenggaraan pelatihan. Adapun evaluasi yang dilaksanakan:

a. Evaluasi Penyelenggaraan pelatihan.

b. Evaluasi instruktur.

(12)

c. Evaluasi Uji (asesmen) Kompetensi/UJK.

d. Evaluasi hasil pelatihan.

2. Pelaporan

Pada akhir pelaksanaan kegiatan pelatihan, penyelanggara pelatihan wajib membuat laporan pelaksanaan kegiatan dan disampaikan kepada Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas dan ditembuskan ke Direktorat Bina Instruktur dan Tenaga Pelatihan.

Sistematika laporan kegiatan setidaknya memuat : BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Sasaran

D. Dasar Penyelenggaraan E. Sumber Dana

BAB II PELAKSANAAN PELATIHAN A. Tempat

B. Waktu

C. Materi Pelatihan D. Instruktur

E. Peserta F. Metode

BAB III HASIL DAN KENDALA

A. Hasil Pelatihan dan Uji Kompetensi B. Kendala

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

B. Rekomendasi BAB V P E N U T U P Lampiran

(13)

BAB III PENUTUP

Petunjuk teknis penyelenggaraan pelatihan koordinator pemagangan ini sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pelatihan baik di pusat maupun di daerah.

Dengan diterbitkan petunjuk teknis ini diharapkan menjadi dasar dalam pelaksanaan penyelenggaraan pelatihan koordinator pemagangan, sehingga dalam pelaksanaanya lebih terarah dan terkoordinasi, untuk mencapai penyelenggaraan pelatihan yang efektif dan efisien.

(14)

Lampiran 1

DATA REKAPITULASI PESERTA

PELATIHAN KOORDINATOR PEMAGANGAN TAHUN 2019

DATA PESERTA

No. Nama Peserta Tempat / Tanggal Lahir L/P NIK Alamat Telepon Email Jabatan Di Perusahaan Pendidikan Terakhir

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1.

2.

Dst

DATA PERUSAHAAN

No. Nama Perusahaan Alamat Telp Email Kab/Kota Bidang Usaha Deskripsi Usaha

1 11 12 13 14 15 16 17

1.

2.

Dst

DATA ASESMEN

No. Sertifikasi Oleh LSP Tempat Uji Kompetensi (TUK) Tanggal Uji Kompetensi Kompeten / Belum Kompeten Ket

1 18 19 20 21 22

1.

2.

Dst

(15)

Lampiran 2 LEMBAR KUISIONER

Kegiatan Pelatihan KOORDINATOR PEMAGANGAN Angkatan ...

………., ……….. , 2019

Nama : ……….

Perusahaan : ……….

Bidang Usaha : ……….

Bagian I – PROGRAM PELATIHAN

1. Sejauh manakah materi yang anda dapatkan melalui program pelatihan ini?

Belajar banyak 5 4 3 2 1 Tidak ada

2. Sejauh manakah keahlian anda yang terkait dengan materi program pelatihan telah berkembang sebagai hasil dari program pelatihan ini?

Banyak 5 4 3 2 1 Sedikit

3. Bagaimana penilaian anda terhadap program pelatihan secara keseluruhan?

Sangat berguna 5 4 3 2 1 Tidak berguna Sangat menarik 5 4 3 2 1 Tidak menarik Diskusi yang baik 5 4 3 2 1 Diskusi terbatas

Relevan dengan pekerjaan 5 4 3 2 1 Tdk relevan dgn pekerjaan Dilaksanakan dengan baik 5 4 3 2 1 Dilaksanakan dengan buruk

Manajemen waktu yg baik 5 4 3 2 1 Manajemen waktu yg buruk Tujuan program pelatihan

tercapai 5 4 3 2 1 Tujuan program pelatihan tidak tercapai

4. Berikan Penilaian Anda terhadap penguasaan unit-unit kompetensi yang disampaikan oleh:

4.1 Menyusun Program Pelatihan [P.854900.011.01]

Tercapai 5 4 3 2 1 Tidak Tercapai 4.2 Merencana Penyajian Materi Pelatihan [P.854900.016.01]

Tercapai 5 4 3 2 1 Tidak Tercapai 4.3 Melaksanakan Pelatihan Tatap Muka (face to face) [P.854900.017.01]

Tercapai 5 4 3 2 1 Tidak Tercapai

(16)

4.4 Memfasilitasi Pelaksanaan pelatihan di tempat kerja (OJT pemagangan) Tercapai 5 4 3 2 1 Tidak Tercapai

4.5 Assesment/UJK

Tercapai 5 4 3 2 1 Tidak Tercapai

5. Sejauh manakah kesiapan Anda untuk mengikuti uji kompetensi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) ?

Sangat Siap 5 4 3 2 1 Tidak Siap

6. Sejauh manakah anda akan menyarankan orang lain dengan masalah yang serupa dengan anda untuk mengikuti program ini?

Menyarankan 5 4 3 2 1 Tidak sama sekali

Bagian II – SARANA PENDUKUNG

7. Sejauh mana pelayanan dari Panitia selama penyelenggaran program pelatihan ini?

Sangat baik 5 4 3 2 1 Buruk 8. Bagaimana penilaian anda terhadap lokasi pelatihan?

Sangat baik 5 4 3 2 1 Buruk 9. Bagaimana penilaian anda terhadap ruang pelatihan?

Sangat baik 5 4 3 2 1 Buruk

Bagian III – INSTRUKTUR

10. Silahkan berikan penilaian anda untuk masing-masing fasilitator dengan melingkari angka dari skala 5 (‘YA’ atau Sangat baik) ke 1 (‘TIDAK’ atau Sangat buruk)

Fasilitator :

……… Fasilitator :

……… Fasilitator :

………

(a) Penguasaan

materi 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 (b) Pengaturan sesi 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 (c) Persiapan 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 (d) Presentasi/

Gaya dan penyampaian

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 (e) Tanggapan

pada peserta 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 (f) Menciptakan

suasana belajar yang baik

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

(17)

Bagian IV – PENYELENGGARAAN PEMAGANGAN

11. Jumlah peserta pemagangan di perusahaan saudara:

TAHUN NAMA PROGRAM MAGANG JML

PESERTA

JML PENEMPATAN Sebelum 2017

2017 2018

Rencana 2019 dst

Bagian V – LAIN-LAIN

……….

……….

……….

……….

……….

……….

……….

……….

……….

(18)

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

DIREKTORAT BINA INSTRUKTUR DAN TENAGA PELATIHAN

Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lantai 6 Blok B Jakarta Selatan

Sertifikat Pelatihan

No ………

Direktur Bina Instruktur Dan Tenaga Pelatihan, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Dan Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, menyatakan:

Nama : ...

Tempat, Tanggal Lahir : ...

Perusahaan : ...

Jabatan : ...

TELAH MENGIKUTI

Pelatihan Koordinator Pemagangan yang diselenggarakan di ... Kabupaten/Kota ..., Provinsi ... dari tanggal ... s.d. ... ... 2019 atau setara dengan 40 jam pelatihan.

..., ... ... 2019 Direktur/Kepala

...

NIP. ...

(19)

DAFTAR MATERI

PELATIHAN KOORDINATOR PEMAGANGAN

NO JUDUL UNIT KOMPETENSI KODE UNIT

I KELOMPOK UNIT KOMPETENSI INTI

1.1. Melakukan Pengorganisasian SDM Pelatihan P. 854900.028.01

1.2. Menilai Kinerja SDM Pelatihan P.854900.029.01

1.3. Melaksanakan Administrasi SDM Pelatihan P.854900.030.01

1.4. Melakukan Pemetaan Potensi dan Kompetensi Individu

1.5. Mengelola Proses Pemantauan Terhadap Pencapaian Kinerja Pekerja II KELOMPOK NON UNIT KOMPETENSI

2.1. Kebijakan pelatihan vokasi -

2.2. Konsep CBT -

Kasubdit/Kabid/Kasi

...

NIP. ...

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pihak lain yang bukan direktur utama/pimpinan perusahan/pengurus koperasi yang namanya tidak tercantum dalam akta pendirian/anggaran dasar, sepanjang pihak lain

Although BLT was better than DMC (Luyben, et al, 1988), Dougherty and Cooper (2003) have proved that the applications of the non-adaptive DMC tuning strategy in the three

Penelitian yang dilakukan oleh Hapsari, dkk (2007) hanya membahas tentang permasalahan dan konflik, lalu disertai dengan strategi penyelesaian konflik, sedangkan

[r]

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan koordinator KIA, dimana sebagian besar responden yang mendapatkan skor kurang dari rata-rata, dalam penerapan fungsi pengarahan

terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ngantru adalah. , didalam tabel interpretasi nilai Cohen’s maka 82%

Serves as Chief Financial Officer and Corporate Planning since 2012, Director of MBSS (since 2010), also serves as Member of Risk Management Committee of PT Petrosea Tbk

 For the improved line, the track length and total length of the engineering structures were shorter, the cost of construction was lower and volume of required earthworks