• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IV PADA MASA PANDEMI COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IV PADA MASA PANDEMI COVID-19"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

p-ISSN: 2407-2451, e-ISSN: 2621-0282

DOI: https://doi.org/10.24252/auladuna.v7i2a10.2020

PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IV PADA MASA PANDEMI COVID-19

THE TEACHERS’ ROLE IN INCREASING THE LEARNING INTEREST OF CLASS IV STUDENTS IN THE COVID-19

PANDEMIC ERA

Marwa1, Munirah2, Andi Dian Angriani3,Suharti4, A. Sriyanti5, Rosdiana6

1,2,3,4,5,6

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin

1,2,3,4,5,6

Jl. H.M. Yasin Limpo, Samata, Gowa,

Email: [email protected]1, [email protected]2, dian.angriani@uin- alauddin.ac.id3, [email protected]4, [email protected]5,

[email protected]6

Submitted:08-12-2020, Revised:18-12-2020, Accepted:23-12-2020

Abstrak

Pelaksanaan pembelajaran di Indonesia dalam menghadapi masa covid-19 menuntut guru untuk tetap berperan aktif dalam meningkatkan minat belajar peserta didik. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan peran guru dalam meningkatkan minat belajar peserta didik serta untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat proses pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan peran guru dalam meningkatkan minat belajar peserta didik selama masa pandemi covid-19 yaitu 1) pembelajaran dilaksanakan secara luring atau BDR, 2) menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, 3) menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, 4) penerapan media pembelajaran menggunakan laptop dan fasilitas belajar yang ada di rumah, 5) memperlihatkan hasil belajar, 6) pemberian motivasi, tugas, pujian dan hukuman atas hasil kerja peserta didik, 7) melakukan penilaian, 8) menjalin kerjasama antara guru dan orang tua.Sedangkan yang menjadi faktor utama pendukung guru guna meningkatkan kembali minat belajar peserta didik adalah dengan memanfaatkan fasilitas rumah yang mendukung pembelajaran dan sarana belajar. Kemudian yang jadi faktor utama penghambat guru adalah keterbatasan waktu yang dimiliki guru dan juga peserta didik saat melaksanakan proses belajar mengajar.

Kata Kunci: Peran Guru, Minat Belajar, Covid-19

Abstract

The implementation of learning in Indonesia in facing the Covid-19 required teachers to increase students' interest in learning. This research aimed to describe the role of the teacher in increasing students' interest in learning and finding the supporting and inhibiting factors of the learning process. The method used was descriptive qualitative. The results indicated that the teachers’ role in increasing students' interest in learning during the Covid-19 pandemic, namely 1) learning carried out offline or BDR, 2) creating a pleasant learning atmosphere, 3) using a variety of learning methods, 4) implementing learning media using laptops and learning facilities at home, 5) showing the learning outcomes, 6) giving motivation, reports, and authority over the students’ works, 7) doing an assessment, 8) establishing cooperation between teachers and parents. Meanwhile, the main factor supporting teachers to increase students' interest in learning was utilizing home facilities that support the learning process. The main factor inhibiting the teacher was the limited time that the teacher and students have when carrying out the teaching and learning process.

Keywords: The Teachers’ Role, Learning Interests, the Covid-19

(2)

AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

How to Cite: Marwa, Munirah, Angraini, A. D., Suharti, Sriyanti, A., Rosdiana. (2020). Peran Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik Kelas IV pada Masa Pandemi COVID-19.

AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 7(2), 215-227.

1. Pendahuluan

Ahmad Tafsir (2004) mengemukakan bahwasanya guru ialah orang yang punya tanggung jawab pada keberlangsungan proses pertumbuhan dan juga perkembangan potensi pelajar, baik potensi kognitif ataupun psikomotoriknya. Guru ialah anggota masyarakat yang kompeten, juga mendapat amanah dari anggota masyarakat ataupun pemerintah agar menyelenggarakan tugas, fungsi serta perannya dengan baik, dimana perannya ialah mengajar, mendidik, dan membimbing serta membantu pihak pelajar agar apa yang mereka diharapkan dapat tercapai. Dalam UU No. 14 di Tahun 2005 guru ialah pendidik profesional yang tugasnya mendidik, membimbing, mengarahkan, mengajar, menilai, serta mengevaluasi siswa di semua jenis pendidikan (Warsono, 2017).

Ada tiga fungsi seorang guru, yakni sebagai sosok perencana, sosok pelaksana, dan sosok penilai (Kirom, 2017). Menurut Rusman (2016) ada beberapa peran guru dalam proses belajar yang dianggap penting, yakni:

a. Sebagai demonstrator. Guru semestinya mempunyai bahan untuk mengajar sekaligus mengembangkannya karena hal ini menentukan pencapaian peserta didik. Guru juga harus menolong peserta didik supaya mereka bisa menerima dan menguasai ilmu yang diajarkan.

b. Sebagai manajer kelas. Guru sepatutnya bisa menangani kelas dengan begitu baik. Semua kegiatan terarah dan diawasi, serta suasana dan kondisi umum di kelas juga perlu diolah dengan baik.

c. Sebagai mediator juga fasilitator. Sebagai mediator guru mempunyai pemahaman dan juga pengetahuan tentang media pendidikan, media harus sesuai materi, tujuan, metode, dan kemampuan guru serta peserta didiknya. Sebagai fasilitator guru mengusahakan sumber belajarnya baik itu narasumber, majalah, ataupun buku tulis yang bisa menunjang dan memudahkan pembelajaran.

d. Sebagai evaluator. Guru sudah semestinya memberi evaluasi sebagai penilaian untuk mengetahui tercapainya tujuan pembelajaran atau tidak.

e. Sebagai motivator. Guru perlu menjadi pendorong peserta didik untuk meningkatkan dan menstimulus gairah semangat belajar peserta didik.

Saat ini semua negara di dunia termasuk juga Indonesia sedang menghadapi virus baru yang bernama Corona virus disease 2019 yang bisa menyerang organ pernafasan manusia. Virus ini pertama kali dilaporkan di Indonesia di tanggal 2 maret 2020 (Susilo, Rumende, Pitoyo, Santoso, Yulianti, & Herikurniawan, 2020).

Pencegahan dari pandemi ini yang utama adalah isolasi agar penyebarannya bisa dikendalikan (Handayani, Hadi, Isbaniah, Burhan, & Agustin, 2020). Isolasi mengakibatkan beberapa bidang dirugikan, salah satunya bidang pendidikan. Segala aktivitas belajar di sekolah awalnya berjalan dengan normal seketika terhenti sejak munculnya virus ini. Sehingga solusi yang diberikan menteri pendidikan dan kebudayaan RI Nadiem Makarim berdasarkan lampiran Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang pembelajaran tatap muka (luring) untuk sementara waktu diubah menjadi dalam jaringan (daring) sebagai upaya pencegahan penularan covid-19 (Kemdikbud, 2020).

(3)

Menurut Tarkar (2020) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa penutupan sekolah mempengaruhi metodologi pembelajaran dan penilaian. Terlebih pada pandemi covid-19, sekarang ini pembelajaran dan penilaian dilakukan secara jarak jauh sehingga seorang guru harus mampu menilai secara teliti dan dengan menimbang kondisi peserta didik yang mempunyai latar belakang yang tidak sama baik itu dari faktor ekonomi, karakter peserta didik selama mengikuti pembelajaran dan dari segi pendidikan keluarganya.

Sejak virus corona ada di Indonesia, salah satu bidang yang dirugikan adalah bidang pendidikan. Untuk peserta didik sendiri pandemi Covid-19 berdampak pada kondisi belajar dimana mereka merasa ada paksaan belajar dengan jarak jauh tanpa adanya sarana serta prasarana yang mencukupi seperti kurangnya handphone atau laptop yang bisa digunakan untuk belajar. Kondisi pandemi ini juga mematuk orang tua untuk harus bisa menggunakan teknologi dan tentunya juga harus menyediakan kuota yang biayanya ditanggung sendiri. Sama halnya dengan guru, pandemi dengan kondisi baru membuat para guru harus beradaptasi kembali dengan kondisi belajar jarak jauh, proses adaptasi ini tentu memberi dampak pada kualitas mengajar dan hasil belajar peserta didik. Para alumni juga terganggu dengan kondisi belajar yang semestinya mereka mendapat komposisi belajar yang lebih matang tapi karena pandemi kondisi belajar justru membuat mereka kurang bisa berkonsentrasi, kondisi pasar kerja pun mengerucut dan sulit didapat bagi para alumni (Aji, 2020). Selain itu kondisi seperti sekarang membuat peserta didik jadi jenuh karena dirumahkan terlalu lama, mereka mau segera mungkin bisa ke sekolah dan bermain dengan teman-temannya (Purwanto, Pramono, Asbari, Santoso, Wijayanti, Hyun, & Putri, 2020).

Dari wawancara terbuka yang dilaksanakan peneliti pada salah satu wali kelas di SDN 103 Kalimporo, dikemukakan beberapa masalah yang berkaitan dengan aktivitas belajar para pelajar, salah satunya yaitu minat belajar mereka yang perlahan-lahan menurun sejak awal pandemi covid-19 akibat tidak terlaksananya proses pembelajaran secara langsung. Menurut Herdiyanto (2019) dalam hasil penelitiannya rendahnya minat siswa maka akan menghambat pembelajaran dan akan mengakibatkan prestasi belajar siswa rendah, begitupun sebaliknya dengan tingginya minat belajar siswa maka akan mendorong prestasi siswa.

Kemudian salah satu peserta didik yang bersekolah di SDN 103 Kalimporo mengemukakan bahwa lebih suka saat belajar dengan teman-teman dibanding harus belajar sendiri di rumah. Pelajaran yang tidak bisa dijelaskan ibu guru secara langsung, jadi membuat peserta didik tidak mengerti merasa cepat jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran jarak jauh karena seperti yang diketahui bahwa pada usia anak sekolah dasar khususnya peserta didik kelas IV masih cenderung lebih semangat belajar sambil bermain bersama guru dan teman-temannya dibandingkan harus belajar sendiri di rumah dan dibimbing langsung oleh orangtua atau kerabat dekat.

Menurut Susanto (2013), minat berarti kegemaran atau juga gairah yang tinggi kepada sesuatu. Seorang pelajar yang punya rasa suka/gemar pada suatu pelajaran pasti akan mudah perhatiannya terpusat pada materinya, hal inilah yang bisa membuat pelajar jadi giat hingga mencapai potensi yang diinginkan. Sehingga salah satu hal yang bisa memengaruhi berhasil/tidaknya pembelajaran siswa adalah minat. Minat belajar mempunyai pengaruh yang sangat besar pada aktivitas belajar seseorang. Peserta didik yang mempunyai minat akan termotivasi menemukan hal yang tidak diketahuinya.

Begitupun sebaliknya, jika peserta didik yang tidak punya minat dalam belajar maka akan merasa cepat bosan, menghindar dalam artian tidak ada rasa ingin tahu yang

(4)

AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

mendalam terhadap suatu hal yang berhubungan dengan pelajaran. Oleh karenanya pada masa pandemi covid-19 ini sebagai seorang guru seharusnya dapat memilih strategi yang tepat dalam mengajar serta agar dapat membangkitkan kembali minat belajar peserta didik dalam kondisi apapun.

Dalam interaksi pembelajaran, minat merupakan kecenderungan diri pada sesuatu yang memuat rasa gembira, kesungguhan, perhatian, dan adanya strategi untuk mencapai tujuan (Sirait, 2016). Siswa yang sudah berminat untuk belajar akan lebih konsentrasi dari siswa yang lain. Berdasarkan hasil penelitian Nurhasanah & Sobandi (2016) hasil belajar dari peserta didik bisa ditingkatkan apabila minat belajarnya juga meningkat. Kemudian disimpulkan bahwa minat belajar termasuk dorongan pada seseorang untuk belajar. Menurut Safari sebagaimana yang dikutip oleh Sulistyani, Sugianto, & Mosik (2016), beberapa indikator minat belajar yakni: perasaan gembira, ada rasa tertarik, perhatian, dan partisipasi siswa.

Oleh karena itu, pentingnya penelitian ini dilakukan sebagai upaya peneliti untuk memaparkan hasil temuan di lapangan dan didukung beberapa hasil penelitian berdasarkan masalah yang diteliti. Berdasarkan hasil temuan tersebut dapat diketahui hal-hal apapun yang dilakukan guru supaya minat belajar siswa meningkat setelah proses pembelajaran jarak jauh ini diterapkan kemudian dapat memberikan gambaran tentang hal-hal apapun yang jadi faktor pendukung dan penghambat guru untuk meningkatkan minat belajar peserta didik selama masa pandemi covid-19 di Indonesia.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana peran guru dalam melaksanakan proses pembelajaran selama masa pandemi covid-19 guna meningkatkan kembali minat belajar peserta didik.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang bisa disusun, dipaparkan dan dianalisis untuk mendeskripsikan tentang kebenaran dari data yang telah diperoleh. Penelitian ini dilaksanakan yaitu di SDN 103 Kalimporo Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Adapun sumber data penelitian ini yaitu guru kelas, guru bidang studi dan peserta didik kelas IV, serta dokumen-dokumen yang dapat mendukung hasil penelitian.

Metode pengumpulan data yang digunakan ialah (1) observasi, kegiatan ini berlangsung sebanyak dua kali. Pertama dilakukan sebelum mengamati secara langsung peneliti mendatangi rumah siswa guna melihat aktivitas belajarnya sebelum masuk tahun ajaran baru pada awal pandemi covid-19 menggunakan sistem pembelajaran secara jarak jauh dengan pendampingan orang tua belajar di rumah, lalu observasi kedua dilakukan saat masuk tahun ajaran baru dan kegiatan BDR secara luring ini sudah diterapkan untuk melihat bagaimana usaha guru saat pembelajaran supaya minat belajar siswa kembali meningkat didik setelah lockdown di masa pandemi covid-19. (2) wawancara, kegiatan wawancara dilakukan sebelum melaksanakan penelitian untuk mengetahui gambaran umum terkait dengan masalah yang terjadi di lapangan dan saat melakukan penelitian, serta (3) dokumentasi, peneliti menggunakan dokumentasi seperti beberapa dokumen yang ada kaitannya dengan penelitian dan foto-foto pada saat melaksanakan penelitian.

Teknik analisis datanya memakai reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan. Pengujian keabsahannya data bisa dilakukan dengan menggunakan

(5)

triangulasi sumber dan waktu, yang dimana sumber data yang sudah didapat dengan cara wawancara, observasi serta dokumentasi yang diperoleh dari guru kelas, guru bidang studi dan peserta didik. Kemudian untuk triangulasi waktu data yang telah dikumpulkan dengan cara memverifikasi kembali data melalui informasi yang sama dengan waktu yang berbeda. Peneliti menggunakan pedoman wawancara dengan waktu yang berbeda dengan sumber lainnya. Untuk mendapat data yang benar dengan observasi, peneliti mengadakan pengamatan yang bukan hanya satu kali saja. Dengan mendapatkan hasil tersebut dilakukan beberapa minggu untuk merangkum semua hasil yang telah didapatkan oleh peneliti, baik itu hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.

3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Hasil

3.1.1. Peran Guru dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik Kelas IV pada Masa Pandemi Covid-19

Dari hasil observasi langsung di awal masa pandemi covid-19 terhadap aktivitas belajar peserta didik, peneliti menemukan terjadi penurunan minat belajar peserta didik, ini dilihat dari kondisi peserta didik dari segi fasilitas belajar dan tidak semua peserta didik memiliki handphone atau laptop untuk mendapatkan informasi dan mengakses pembelajaran secara online.

Berikut ini penulis akan memaparkan hasil wawancara bersama dengan guru di SDN 103 Kalimporo terkait bagaimana peran guru dalam meningkatkan minat belajar peserta didk di masa pandemi covid-19 yang disesuaikan dengan indikator-indikator peran guru. Terkait dengan bagaimana peran guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran selama masa pandemi covid-19 sebagaimana hal yang disampaikan oleh Responden 1 beliau mengatakan:

“Sebelum memasuki tahun ajaran baru, semua aktivitas belajar siswa semua dilakukan di rumah dengan bimbingan orang tua. Proses pembelajaran tetap terlaksana dengan cara pemberian tugas melalui grup whatsapp. Namun tidak semua orangtua siswa memiliki HP android sehingga ibu yang mencari data-data siswa yang rumahnya berdekatan dengan siswa yang tidak memiliki HP agar bekerjasama dan mengirim tugasnya bersama dengan siswa yang memiliki HP android.

Kemudian Responden 2 juga mengatakan bahwa:

“Ibu mengirim tugas melalui grup wa, kemudian setelah siswa mengerjakan tugas barulah di kirim melalui grup tersebut”.

Adapun yang disampaikan oleh Responden 3 beliau mengatakan bahwa:

“Upaya yang ibu lakukan selama pandemi covid-19 agar melaksanakan proses pembelajaran dengan mengadakan proses pembelajaran secara luring (luar jaringan). Kenapa secara luring khususnya Pemerintah Kabupaten Bulukumba memang menganjurkan untuk tetap mengadakan proses pembelajaran jarak jauh yang dimana ada tiga pilihan yaitu pembelajaran daring/dalam jaringan, luring/luar jaringan dan kombinasi. Namun berdasarkan hasil rapat dari sekolah kami agar tetap melaksanakan proses pembelajaran kami semua sepakat mengambil proses pembelajaran secara luring.”

Hal serupa juga disampaikan oleh Responden 4 beliau mengatakan bahwa:

“Sebelumnya ibu mencari data identitas siswa mulai di tempat tinggal, nomor telepon dan harus mencari informasi mengenai lokasi tempat tinggal siswa di

(6)

AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

dua titik antara kalimporo dan kaneka sehingga ibu dapat mengambil satu tempat/rumah di antara dua lokasi tersebut untuk melaksanakan proses BDR (Belajar Dari Rumah) tersebut”.

Demikian pula pernyataan serupa yang disampaikan oleh Responden 5 beliau mengatakan bahwa:

“Dengan pelaksanaan belajar secara luring, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang siswa jadi setiap kelompok datang sesuai dengan jadwal belajar yang telah disampaikan melalui grup whatsapp. Pembelajaran ini dilaksanakan 2 x sepakan khusus untuk tematik dan 1 x sepekan untuk masing masing mata pelajaran”.

Hal tersebut disampaikan pula salah satu peserta didik, Hajarul Aswad mengatakan bahwa:

“Kami belajar daring sebelum bulan 7, pas bulan 7 baru belajar luring”

Berdasarkan hasil wawancara di atas pada awal masa pandemi covid-19 pembelajaran tatap muka diganti menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ). Proses pembelajaran tetap terlaksana dengan melaksanakan proses pembelajaran secara luring.

Hal tersebut dilaksanakan dengan mengikuti prosedur keputusan bersama 4 menteri tentang penyelenggaraan pendidikan.

Penurunan minat belajar peserta didik diketahui setelah memasuki tahun ajaran baru yang dimana saat wawancara peneliti dengan Nur Ainun Nisa (siswa), ia mengatakan bahwa

“Waktunya pertama kali corona, malas-malaski belajar karena belajar jaki di rumah. Tugas ji biasa di kasihki sama ibu dan na suruhki ibu untuk belajar di rumah masing-masing dan kalau sudah selesai mi tugas dikirim mi”.

Terjemahan

“Pada awal pandemi covid-19, biasanya saya malas belajar di rumah karena hanya tugas yang diberikan lalu di pelajari di rumah kemudian di kumpul lewat grup kalau sudah selesai”.

Kemudian hal tersebut diperjelas kembali dari salah satu peserta didik, Andi Rifki

“Waktunya tidak ke sekolah ki, disuruh jaki belajar di rumah baru mama biasa temaniki belajar di rumah. Lebih ku suka ki kalau belajar sama teman-teman daripada belajar sendiri di rumah. Biasa tidak dimengerti juga pelajaran karena tidak bisa na jelaskan ibu”.

Terjemahan

“Pada awal pandemi kami diarahkan untuk belajar di rumah masing-masing dan mama juga ikut berperan dalam proses pembelajaran di rumah. Saya lebih menyukai saat belajar bersama teman-teman dibandingkan harus belajar sendiri di rumah. Pelajaran tidak bisa dijelaskan oleh ibu guru secara langsung sehingga saya biasanya kurang mengerti.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, pada awal masa pandemi covid-19 peserta didik merasa malas dan lebih menyukai saat belajar bersama dengan teman-teman dibandingkan harus belajar di rumah saja. Tugas yang diberikan hanya melalui grup kemudian setelah selesai dikirim. Hal tersebut juga disampaikan bahwa materi pelajaran tidak dipahami lantaran tidak dijelaskan oleh guru secara langsung. Sehingga pada awal pembelajaran luring ini mulai diterapkan di sekolah, guru mulai mengulang kembali materi-materi yang di ajarkan semester lalu namun hal yang tersebut membuat para guru berupaya dalam menangani masalah tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Responden 6 beliau mengatakan bahwa:

(7)

“Selama belajar di rumah materi-materi yang sudah saya ajarkan sudah di lupakan siswa bahkan pada saat saya memberikan kode untuk membantu siswa mengingat materi tersebut masih saja siswa tidak dapat menjawab”.

Kemudian Responden 7 juga mengatakan:

“Terdapat penurunan minat belajar dan itu dapat dilihat dari beberapa indikator diantaranya siswa tidak banyak berperan aktif selama pembelajaran secara luring, siswa banyak mengalami kesulitan belajar dalam kegiatan proses belajar mengajar dan yang terakhir yaitu penurunan pencapaian nilai siswa terhadap pemenuhan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM)”.

Hal yang serupa diperkuat dengan yang disampaikan oleh Responden 8 beliau mengatakan bahwa:

“Bahkan setelah diterapkan pembelajaran luring masih ada beberapa siswa yang masih malas datang untuk belajar di rumah yang telah ditentukan. Kemudian tugas yang diberikan biasanya diberikan itu dikerjakan oleh orangtuanya atau kakaknya. Berbeda dengan pembelajaran dengan tatap muka, akan ada pemahaman tersendiri yang didapatkan apabila belajar secara tatap muka”.

Proses pembelajaran di awal pandemi tidak belajar begitu efektif disebabkan proses pembelajaran hanya dilakukan di rumah masing-masing peserta didik dengan bimbingan orangtua. Selama masa pandemi aktivitas belajar peserta didik di rumah kurang maksimal dan lebih banyak bermain dibandingkan dengan sebelum pandemi masuk di Indonesia sehingga penurunan minat belajar peserta didik di masa pandemi menurun secara drastis. Berdasarkan dari hasil wawancara diatas, awal pandemi tidak ada tatap muka bersama guru selama 4 bulan kemudian setelah memasuki tahun ajaran baru 2020/2021, proses pembelajaran baru terlaksana.

3.1.2. Faktor pendukung dan penghambat guru dalam meningkatkan minat belajar peserta didik pada masa pandemi

Dari lapangan melalui hasil observasi dan hasil wawancara kemudian dibuktikan dengan foto-foto dokumentasi didapat hasil:

a. Faktor pendukung guru yang bisa membuat minat belajar peserta didik selama masa pandemic meningkat ialah buku penunjang yang dimiliki guru dan peserta didik, pemanfaatan IT (laptop guru) sebagai media pembelajaran, kombinasi kurikulum KTSP dan K-13 yang mengaktifkan para guru dalam proses pembelajaran BDR dan yang terakhir adalah peran orangtua. Semua harus saling terpenuhi satu sama lain untuk mendukung berjalannya proses belajar mengajar.

Jika ada satu komponen yang hilang maka pembelajaran akan tetap terlaksana namun tidak berjalan secara maksimal.

b. Faktor penghambat guru ialah ketersediaan sarana dan prasarana sebagai media pembelajaran, waktu dalam pelaksanaan proses belajar hanya 2 jam sehingga guru harus memaksimalkan proses belajar agar tujuannya yang inginkan dapat terlaksana, buku penunjang yang dimiliki peserta didik terbatas sehingga peserta didik harus saling berbagi satu sama lain, kemudian media komunikasi yang masih terbatas di miliki para orangtua. Kemudian jarak rumah antara rumah guru dan beberapa peserta didik jauh sehingga orangtua atau keluarga harus turut terlibat agar peserta didik tetap ikut melaksanakan proses pembelajaran.

(8)

AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

3.2. Pembahasan

Dari proses penelitian yang sudah dilaksanakan peneliti dengan bantuan tiga instrumen penelitian yakni pedoman observasi, pedoman wawancara, format dokumentasi. Pedoman observasi ini dilakukan untuk mengamati kegiatan peserta didik selama melaksanakan kegiatan belajar mengajar saat awal masa covid-19 dan setelah memasuki tahun ajaran baru 2020/2021. Pedoman wawancara dilaksanakan agar mengetahui tugas guru saat melaksanakan proses belajar mengajar selama covid-19 serta tugas guru dalam mengembangkan minat belajar siswa, sedangkan bagi format dokumentasi sebagai instrumen pendukung selama penelitian ini berlangsung berupa foto hasil wawancara, kegiatan belajar luring peserta didik dan berupa dokumen- dokumen yang mendukung dalam penelitian ini.

Adapun hasil penelitian yang diperoleh bahwa sejak di awal masa pandemi covid-19 masuk ke Indonesia, proses pelaksanaan belajar mengajar di SDN 103 Kalimporo tidak terlaksana sebagaimana mestinya. Berdasarkan surat edaran dari 4 Menteri perihal petunjuk melaksanakan belajar mengajar tahun ajaran 2019/2020 dan tahun akademik 2020/2021 pada masa pandemi corona virus disease 2019 (covid-19), dengan penuh pertimbangan kepala sekolah beserta jajarannya bersepakat mengambil keputusan untuk tetap melaksanakan proses belajar mengajar secara luring dengan menerapkan Belajar Dari Rumah (BDR).

Namun tidak menutup kemungkinan masih ada beberapa orangtua yang terkendala dengan pembelajaran di rumah, seperti halnya dengan hasil penelitian dari Luthfiah (2020) tentang persepsi orang tua perihal belajar online di rumah saat masa pandemi covid-19. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa para orangtua tidak selalu bisa mendampingi anaknya belajar. Orangtua tersebut harus bekerja sebagai buruh tani di ladang atau sawah dan ada pula orang tua yang kesehariannya bekerja di pabrik agar dapat mencukupi keperluan sehari-hari. Oleh karena itu ia tidak memiliki kesempatan untuk menemani anak mereka belajar online di rumah. Sehingga tidak menutup kemungkinan saat proses belajar mengajar di masa covid-19 ini terdapat orangtua yang diuntungkan dan ada juga orang tua yang dirugikan.

Kemudian berdasarkan hasil penelitian dari Wardani & Ayriza (2020) tentang masalah orang tua saat mendampingi anak belajar saat pandemi covid-19, hasil penelitiannya menunjukkan yaitu, masalah orang tua dalam menemani anak belajar di rumah yaitu minimnya pengetahuan dalam materi oleh orang tua, tidak memiliki waktu luang untuk menemani anak karena harus beraktifitas, orang tua kurang sabar saat menemani anak belajar di rumah, orang tua sulit mengoperasikan gadget, dan masalah mengenai jaringan internet.

Proses belajar mengajar baru mulai terlaksana pada bulan juli tahun ajaran baru 2020/2021 dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara luring atau biasa disebut dengan belajar dari rumah (BDR). Proses pelaksanaan BDR ini dilaksanakan setiap pekan sebanyak 3 kali untuk belajar tematik dan sekali mengenai penjaskes dan pendidikan agama islam serta budi pekerti. Pelaksanaan proses belajar mengajar ini di 2 titik daerah yaitu Kalimporo dan Kaneka yang awalnya berlokasikan di rumah peserta didik namun setelah melihat keadaan tidak memungkinkan sehingga beralih di rumah guru. Kedua lokasi tersebut disesuaikan dengan jarak tempuh serta memudahkan peserta didik tetap ikut melaksanakan proses pembelajaran.

Alasan utama guru dalam memilih pembelajaran jarak jauh secara luring di masa pandemi ini dengan beberapa hal yang menjadi pertimbangan para guru dengan melihat

(9)

situasi dan kondisi peserta didik sehingga pada awal masa pandemi ini pembelajaran hanya dilaksanakan di rumah masing-masing melalui bimbingan orangtua atau kerabat dekat peserta didik.

Proses pembelajaran tetap terlaksana dengan cara guru mengirim tugas-tugas melalui grup whatsapp dengan pendampingan orangtua atau kerabat peserta didik.

Segala aktivitas belajar ini dilaksanakan melalui HP android. Namun, banyak kendala yang dihadapi peserta didik dengan sistem pembelajaran ini disebabkan kebanyakan orangtua belum memiliki HP android sehingga siswa harus bekerjasama dengan siswa yang sudah memiliki HP android untuk mendapatkan informasi mengenai tugas yang diberikan oleh guru.

Mengenai penelitian dari Purwanto, Pramono, Asbari, Santoso, Wijayanti, Hyun, & Putri (2020) terkait dampak pandemi covid-19 bahwa sekolah diliburkan terlalu lama sehingga peserta didik cenderung mulai jenuh dan merasa ingin pergi ke sekolah bersama teman-temannya. Dampak yang dirasakan juga berpengaruh pada kehilangan jiwa sosial yang di miliki peserta didik karena kurangnya interaksi selama belajar di rumah saja. Hal tersebut membuat anak merasa jenuh untuk belajar sehingga mempengaruhi minat belajarnya. Berbeda halnya saat anak-anak dapat belajar bersama dengan teman sebayanya, pembentukan karakter akan terbentuk, jiwa sosial akan muncul dan rasa keingintahuannya terhadap sesuatu akan meningkat seiring dengan perkembangannya waktu.

Dalam mengantisipasi hal tersebut para guru berinisiatif untuk tetap melaksanakan pembelajaran tatap muka agar bisa mengembangkan kembali keinginan belajar siswa. Tidak terlaksananya kegiatan ekstrakurikuler setiap pekan sehingga guru hanya berfokus kepada proses pembelajaran di masa pandemi.

Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi juga bisa mengembangkan kembali keinginan belajar siswa. Menggunakan metode yang monoton bisa membuat siswa merasa cepat jenuh dan merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan jika guru menggunakan lebih dari satu metode dalam mengajar dan mengajar siswa untuk agar berperan dalam belajar mengajar dapat membuat siswa mengingat pelajaran yang diajarkan karena ikut terlibat.

Berdasarkan hasil penelitian dari Abrar (2017) yang dimana terdapat beberapa faktor yang memiliki hubungan yang kuat dan mempengaruhi antara metode mengajar dan minat belajar siswa, yaitu: tujuan pembelajaran (guru dapat menyesuaikan materi pelajaran dan metode pelajaran dengan menerapkan metode yang bervariasi), bahan pelajaran (guru harus menyesuaikan kemampuan dan kesiapan mental siswa dalam menarik minat belajar siswa), pendidik (guru harus menggunakan metode sesuai dengan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran agar guru tidak merasa terbebani pada saat pelaksanaan pembelajaran), peserta didik (penerapan suatu metode perlu di sesuaikan dengan tingkat kemampuan psikologis peserta didik dalam memahami pembelajaran), dan situasi mengajar (guru harus mampu memahami situasi belajar dan menyesuaikan metode pembelajaran agar siswa tidak merasa lelah saat belajar).

Sehingga penggunaan metode yang bervariasi ini dapat menarik keinginan belajar peserta didik.

Penerapan media pembelajaran yang menarik juga dapat memberikan kesan menarik saat belajar karena siswa tidak akan berandai-andai dengan apa yang disampaikan gurunya. Penggunaan media pembelajaran ini juga bisa menunjang siswa memberikan makna tersendiri terkait dengan materi yang telah diajarkan. Sama halnya yang disampaikan oleh Kemp dan Dayton dalam Isran & Rohani (2018) menyatakan

(10)

AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

delapan manfaat media pembelajaran yaitu: menyeragamkan materi pembelajaran, membuat proses belajar mengajar menjadi menarik, membuat proses belajar lebih interaktif, mengefisienkan waktu penyajian oleh guru, mengembangkan kualitas dari pembelajaran peserta didik, menjadikan proses belajar bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, membuat sikap positif peserta didik mengenai bahan belajar maupun mengenai proses belajar itu dapat ditingkatkan.

Hal serupa yang selama ini guru lakukan dari turun temurun dengan melihatkan nilai hasil belajar peserta didik atau memperlihatkan secara langsung nilai dari jawaban yang telah dikerjakan peserta didik. Hal ini dilaksanakan guru agar memancing siswa yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata untuk termotivasi dan berusaha memperbaiki kesalahannya untuk mendapatkan hasil yang baik sama halnya dengan peserta didik yang mendapatkan nilai yang bagus.

Penilaian dalam proses pembelajaran ini tidak hanya dilakukan guru dari satu aspek saja melainkan ada beberapa indikator penilaian yang harus dinilai oleh guru yaitu penilaian keterampilan dan penilaian sikap (sosial dan spiritual). Berdasarkan hasil penelitian dari Hahal (2020) yang menyatakan bahwa adanya kekurangan dari hal yang harusnya didapatkan siswa ketika terjadi penutupan sekolah ataupun kampus. Ujian harusnya dilaksanakan peserta didik pada kondisi normal, dengan keadaan mendadak disebabkan dampak pandemi covid-19, sehingga ujian dibatalkan atau di tunda.

Penilaian internal bagi sekolah mungkin dianggap kurang efektif tetapi bagi keluarga peserta didik penilaian sangatlah penting untuk keberlangsungan masa depan peserta didik.

Target skill ataupun keahlian dari peserta didik yang semestinya tahun ini mendapatkan nilai berdampak pada treatment untuk tahun mendatang, maka hilang harapan peserta didik yang dapat menguasai berbagai kemampuan di tahun ini tetapi tidak memperoleh penilaian yang seharusnya. Hal tersebut membuat para guru pada pelaksanaan pembelajaran BDR yang dilaksanakan di rumah guru harus mampu menilai dengan baik terkait dengan peningkatan hasil belajar maupun keterampilan siswa saat pandemi covid-19, karena penilaian dari guru juga dapat memicu minat dan motivasi dari dalam diri peserta didik untuk melaksanakan hal yang lebih baik dari yang sebelumnya serta memperbaiki kesalahan-kesalahan sebelumnya.

Selanjutnya dalam kurikulum 2013 peserta didik dipacu agar berperan aktif saat pembelajaran tetapi di masa pandemi dengan mengkombinasikan kurikulum KTSP dalam pembelajaran. Mengapa demikian, karena pada masa ini jika peserta yang di tuntut untuk berperan aktif secara penuh maka pembelajaran tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga khusus masa pandemi ini guru juga harus berperan aktif dalam pembelajaran.

Selanjutnya pemberian tugas yang memicu peserta didik untuk mengetahui sampai mana pemahaman siswa mengenai dengan materi yang telah disampaikan.

Keberhasilan peserta didik tidak hanya datang dari dorongan dari dalam diri anak tapi perlu di dukung juga dari gurunya sendiri sehingga seorang guru perlu mengapresiasi hasil belajar peserta didik. Guru harus memberikan pemahaman kepada peserta didik mengenai tugas yang ada, bukanlah sebuah beban untuk diselesaikan, melainkan sebuah proses yang harus dilalui untuk mempermudah peserta didik untuk memahami materi.

Hal pendukung guru dalam mengembangkan keinginan belajar peserta didik diantaranya yaitu buku penunjang, pemanfaatan IT dan media pembelajaran yang ada, dengan mengkombinasikan KTSP dan K-13 sehingga guru juga turut berperan aktif selama proses pembelajaran. Paling utama yaitu:

(11)

1. Keterlibatan orangtua peserta didik dalam membantu anak didik agar tetap belajar dirumah. Keterlibatan orangtua juga dapat menunjang dalam mngembangkan kemauan belajar siswa dan ikut membantu guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing di rumah. Keterlibatan orang tua juga dapat membantu guru saat proses perkembangan kognitif peserta didik di rumah sehingga orang tua juga dapat mampu mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi minat anaknya.

2. Hubungan kerjasama guru dan siswa yang bersama-sama berperan aktif dalam pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran akan berjalan dengan lancar apabila terdapat hubungan kerjasama antara orang tua dan guru sehingga khususnya pada masa pandemi covid-19 saat ini orang tua dapat memantau lebih lama perkembangan anaknya di rumah.

3. Memanfaatkan fasilitas belajar yang ada di sekitar rumah sebagai media alternatif yang mendukung proses pembelajaran. Dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah membuat peserta didik dapat belajar hal baru mengenai benda-benda yang ada di sekitarnya yang bisa dijadikan sebagai asal dari ilmu pengetahuan dan tidak terlepas dari pengawasan guru.

Selain itu yang menjadi hal penghambat guru dalam mengembangkan keinginan belajar pada masa pandemi covid-19 ini yaitu:

1. alat peraga yang dipakai dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada di rumah sehingga keterbatasan media pembelajaran ini guru sebaiknya harus lebih kreatif dalam penyampaian materi dengan memanfaatkan alat-alat yang ada.

Khususnya pada mata pelajaran olahraga, peserta didik tidak dapat menyentuh alat peraga secara langsung dan tidak dapat melakukan praktik disebabkan keterbatasan alat peraga atau media pembelajaran selama pembelajaran secara luring ini diterapkan di rumah.

2. Waktu dalam pelaksanaan proses pembelajaran secara luring ini hanya berlangsung 2 jam setiap pertemuan. Keterbatasan waktu yang dimiliki guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran selama masa pandemi covid-19, guru harus mampu mengatur waktu sedemikian rupa agar setiap pertemuan tujuan pembelajaran dapat tercapai dan peserta didik juga mampu memahami materi yang disampaikan. Kurangnya ketersediaan waktu yang diberikan pemerintah menjadikan guru harus lebih kreatif saat memberikan materi secara singkat, padat dan jelas.

3. Terbatasnya buku penunjang yang dimiliki peserta didik. Keterbatasan buku penunjang yang dimiliki peserta didik juga termasuk kendala yang paling utama selama proses belajar luring diterapkan di rumah guru, mengingat buku-buku yang menjadi sumber belajar peserta didik berada di perpustakaan sekolah sehingga untuk mengakses materi pelajaran juga terbatas.

4. Kurangnya waktu serta terbatasnya fasilitas HP android yang dimiliki orangtua dan peserta didik.

Berdasarkan hasil penelitian dari Anugrahana (2020), bahwa salah satu hambatan yang dialami orang tua selama pandemi covid-19 ini adalah beberapa anak tidak memiliki HP, ada yang memiliki HP tetapi terkendala dengan koneksi internet atau sinyal, orang tua mempunyai HP tetapi orang tua beraktifitas seharian sehingga orang tua hanya mendampingi ketika malam hari, keterbatasan koneksi internet, beberapa orang tua yang tidak paham dengan teknologi.

(12)

AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam

Kurangnya ketersediaan HP android sebagai sarana bertukar membuat sebagian guru, peserta didik dan orang tua tidak dapat berkomunikasi secara langsung. Sebelum di terapkan pembelajaran luring, peserta didik sebagian harus rela berbagi dan saling membantu dengan teman kelasnya untuk saling bertukar informasi terkait dengan tugas yang diberikan guru. Minimnya orang tua yang tidak memiliki HP android sebagai saran belajar anak di masa pandemi sehingga para guru memberikan solusi bahwa pembelajaran daring dialihkan ke pembelajaran luring agar memudahkan peserta didik dapat melaksanakan pembelajaran dan orang tua juga tidak turut merasa terbebani dengan tuntutan yang mengharuskan memiliki HP android.

4. Simpulan

Selama masa pandemi covid-19 terjadi penurunan minat belajar peserta didik.

Adapun peranan guru untuk kembali meningkatkan minat belajarnya peserta didik di masa pandemi covid-19 dan rasa semangatnya untuk belajar diantaranya: melaksanakan proses pembelajaran secara luring dengan mengikuti protokol kesehatan, guru menciptakan situasi belajar yang membuat senang agar peserta didik jadi tertarik saat melaksanakan proses pembelajaran, atau guru bisa mengambil metode campuran yang tidak monoton supaya peserta didik merasa tidak cepat jenuh dalam belajar. Sedangkan yang menjadi faktor utama pendukung guru guna meningkatkan kembali minat belajar peserta didik adalah dengan memanfaatkan fasilitas rumah yang mendukung pembelajaran dan sarana belajar. Kemudian yang jadi faktor utama penghambat guru ialah keterbatasan waktu yang dimiliki guru dan juga peserta didik saat melaksanakan proses belajar mengajar.

Daftar Pustaka

Aji, R. H. S. (2020). Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia: Sekolah, Keterampilan, dan Proses Pembelajaran. SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar- I, 7(5). https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i5.15314

Handayani, D., Hadi, D. R., Isbaniah, F., Burhan, E., & Agustin, H. (2020). Penyakit Virus Corona 2019. Jurnal Respirologi Indonesia, 40(2).

https://doi.org/https://doi.org/10.36497/jri.v40i2.101

Herdiyanto, R. (2019). Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS SD Negeri 2 Badransari Tahun Ajaran 2019/2020 [Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro]. http://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/923

Kemdikbud, P. W. (2020). Mendikbud Terbitkan SE tentang Pelaksanaan Pendidikan

dalam Masa Darurat Covid-19. 24 Maret 2020.

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/mendikbud-terbitkan-se-tentang- pelaksanaan-pendidikan-dalam-masa-darurat-covid19

Kirom, A. (2017). Peran Guru dan Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran Berbasis Multikultural. Al-Murabbi: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 3(1).

https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/pai/article/view/893

Luthfiyah, S. Z. (2020). Persepsi Orangtua Mengenai Pembelajaran Online di Rumah selama Pandemi Covid-19. Jurnal Dialektik, 2(2).

https://journal.umbjm.ac.id/index.php/idealektik/article/view/554

Nugrahana, A. (2020). Solusi dan Harapan: Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi Covid-19 Oleh Guru Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 10(3). https://doi.org/https://doi.org/10.24246/j.js.2020.v10i3.p282-

(13)

289

Nurhasanah, S., & Sobandi, A. (2016). Minat Belajar sebagai Determinan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 1(1).

https://doi.org/https://doi.org/10.17509/jpm.v1i1.3264

Purwanto, A., Pramono, R., Asbari, M., Santoso, P. B., Wijayanti, L. M., Hyun, C. C.,

& Putri, R. S. (2020). Studi Eksploratif Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. Journal of Education, Psychology and Counseling, 2(1). https://ummaspul.e-journal.id/Edupsycouns/article/view/397 Rusman. (2016). Model-Model Pembelajaran (4th ed.). PT Raja Grafindo Persada.

S, I. R. K.-K., & Rohani. (2018). Manfaat Media dalam Pembelajaran. Jurnal AXIOM, 7(1). https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30821/axiom.v7i1.1778

Sirait, E. D. (2016). Pengaruh Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika.

Jurnal Formatif: Pendidikan MIPA, 6(1).

https://doi.org/https://dx.doi.org/10.30998/formatif.v6i1.750

Sulistyani, A., Sugianto, & Mosik. (2016). Metode Diskusi Buzz Group dengan Analisis Gambar untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa. Unnes Physics Education Journal, 5(1). https://doi.org/https://doi.org/10.15294/upej.v5i1.12696 Sulthani, D. A. (2017). Hubungan Metode Mengajar dengan Minat Belajar di MTs

Aisiyah Ujung Belakang Olo Padang. Jurnal Pendidikan Islam, 3(2).

https://doi.org/http://dx.doi.org/10.24014/potensia.v3i2.3336

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M., &

Herikurniawan. (2020). Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini.

Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1).

https://doi.org/http://dx.doi.org/10.7454/jpdi.v7i1.415

Tafsir, A. (2004). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdikarya.

Tarkar, P. (2020). Impact Of Covid-19 Pandemic On Education System. International Journal Of Advanced Science And Technology, 29(9).

http://sersc.org/journals/index.php/IJAST/article/view/16620

Wardani, A., & Ayriza, Y. (2020). Analisis Kendala Orang Tua dalam Mendampingi Anak Belajar di Rumah Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi: Jurnal

Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1).

https://doi.org/https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.705

Warsono. (2017). Guru: Antara Pendidik, Profesi, dan Aktor Sosial. The Journal of Society & Media, 1(1). https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26740/jsm.v1n1.p1-10

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Adapun tugas akhir ini berjudul “ SISTEM ALAT PIJAT REFLEKSI KAKI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA16 DENGAN TAMPILAN HMI (SOFTWARE) ”, disusun sebagai salah satu

Berdasarkan hasil analisis varian (ANAVA) pada tabel 4.1.3 dan sesuai tabel 4.2.3 diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh konsentrasi ekstrak Ageratum conyzoides dan

Guru dapat meningkatkan minat belajar peserta didik, ketika guru tersebut mampu memberikan peserta didik kesempatan untuk mendapat hasil yang baik yaitu pada saat

Sudah adanya peran dari guru BK untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik tinggal kelas dengan memberikan layanan BK kepada peserta didik tinggal kelas tersebut

Peran Orang Tua Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Anak Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Masa Pandemi COVID-19 Pada Peserta Didik Kelas Iii Min 2 Pringsewu

Disimpulkan bahwa pemberian satu dosis vaksin ND tunggal maupun vaksin kombinasi ND-AI, ternyata mampu memicu respons kekebalan protektif terhadap ND dengan menghasilkan titer

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan penelitian, sistem bidan-bidan telah berupaya melakukan koordinasi kerja dalam rangka mencapai SPM cakupan