• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN MUTU TERPADU MENUJU AKREDITASI PROGRAM/LEMBAGA SATUAN PAUD DAN DIKMAS DI PROVINSI MALUKU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMETAAN MUTU TERPADU MENUJU AKREDITASI PROGRAM/LEMBAGA SATUAN PAUD DAN DIKMAS DI PROVINSI MALUKU"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Ilmiah PATITA –BPPAUD dan Dikmas Maluku Vol.6 Ed.1, 2019 | 44

PEMETAAN MUTU TERPADU MENUJU AKREDITASI PROGRAM/LEMBAGA SATUAN PAUD DAN DIKMAS DI

PROVINSI MALUKU

Corneles Matoke

Staf BPPAUD dan Dikmas Maluku

Abstract

One of the efforts to fulfill the unit accreditation of PAUD and Dikmas is the implementation of institutional quality mapping as a first step towards accreditation. Integrated quality mapping becomes an important step to be able to anticipate various efforts to fulfill National Education Standards (SNP) in units of PAUD and Dikmas. Optimizing the mapping of the quality in units of PAUD and Dikmas has become an important factor that must be carried out by all the unit of components that are involved in the process of mapping the quality of PAUD and Dikmas. Integrated quality mapping is an effort of cohesiveness between various parts in the implementation of PAUD and Dikmas accreditation to collaborate including Provincial BAN PAUD PNF, BPPAUD and Dikmas of Maluku Province, Partner Organizations and PAUD and Dikmas Institutions themselves, starting from the planning, implementation, evaluation and sustainability stages so that the optimal final result is being achieved

Keywords: Integrated Quality Mapping, Dikmas PAUD Unit, Accreditation

PENDAHULUAN

Pendidikan nonformal sebagaimana dinyatakan dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 26 ayat 1 merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang yang diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat, selanjutnya dalam ayat 2 dinyatakan pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional” dan ayat (3)

menyatakan bahwa “pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendi- dikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik”.

Pendidikan non formal meliputi pendidikan anak usia dini, pendidikan kecakapan hidup, pelatihan dan penyuluhan, pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan dan pendidikan lainnya diluar jalur pendidikan formal yang pelaksanaannya dilakukan melalui satuan-satuan pendidikan non formal diantaranya Satuan pendidikan anak usia dini (PAUD), Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(2)

Jurnal Ilmiah PATITA –BPPAUD dan Dikmas Maluku Vol.6 Ed.1, 2019 | 45 (PKBM), kelompok belajar, Majlis Ta`lim dan

Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) maupun satuan pendidikan yang sejenis.

Seiring dengan waktu tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan non formal bagi masyarakat pada satuan-satuan pendidikan non formal semakin menguat, sehingga penyelenggaran pendidikan non formal yang dilaksanakan harus dapat terjamin mutu hasil pelaksanaannya. Pemerintah dalam menjawab dan menjembatani tuntutan ini telah menetapkan standar jaminan mutu pendidikan non formal dalam 8 (delapan) komponen SNP yaitu, Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (SPTK), Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, serta Standar Penilaian Pendidikan sebagaimana termuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2015.

Guna menilai kelayakan dan kualitas pendidikan pada satuan dan/atau program PAUD Dikmas, maka perlu dilaksanakan akreditasi pada satuan dan /atau program PAUD Dikmas melalui pemenuhan standar nasional pendidikan berdasarkan pada instrumen penilaian indikator sebagaimana termuat dalam 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan. Akreditasi satuan dan/atau program PAUD Dikmas pada dasarnya merupakan salah satu bentuk penilaian (assessment) dengan membandingkan apa yang ada dan apa yang dituntut dalam standar yang telah ditetapkan dalam upaya menjaga dan menjamin mutu (quality assurance & quality control). Sejalan dengan itu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah, maka pengelolaan PAUD dan Dikmas menjadi kewenangan Pemerintah di tingkat Kabupaten/Kota yang mana Dinas pendidikan kabupaten/kota dalam sub urusan manajemen pendidikan hanya mengatur pengelolaan pendidikan dasar dan pengelolaan pendidikan anak usia dini dan nonformal. Hal ini berimplikasi bagi penjamainan mutu penyelenggaraan PAUD dan Dikmas yang menjadi tanggungjawab Pemerintah Kabupaten/Kota. Oleh sebab itu tak dapat dipunggiri bahwa tanggungjawab terhadap penyelenggaran PAUD dan Dikmas senantiasa menjadi ruang tuntutan dan perhatian bersama sampai saat ini karena diperhadapkan pada berbagai tantangan dalam penyelenggaraannya, baik ketersediaan sarana prasarana, pendanaan kegiatan, kompetensi dan kualifikasi serta kesejahteraan para pendidik, manajeman pengelolaan maupun pengawasan pelaksanaan sehingga berdampak pada pencapaian mutu yang diharapkan.

Kondisi satuan PAUD dan Dikmas yang ada di Kabupaten/kota di Maluku masih banyak yang belum terakreditasi. Data BAN PAUD PNF tahun 2017 menunjukan bahwa sebanyak sebanyak 1.437 lembaga/satuan, LKP sebanyak 108 lembaga/satuan, PKBM sebanyak 52 lembaga/satuan dan SPNF SKB sebanyak 6 lembaga/satuan. Hal ini tentunya menjadi perhatian dan permasalahan bersama karena sangat berhubungan dengan terjaminnya mutu pendidikan PAUD dan Dikmas di Maluku. Kurangnya perhatian, koordinasi, sinkroniassi dan rasa tanggungjawab/komitmen terhadap penyiapan lembaga/satuan PAUD dan Dikmas sesuai tugas dan tanggungjawab masing-masing kelembagaan (Dinas Pendidikan Kab/Kota, BPPAUD dan Dikmas dan lembaga terkait

(3)

Jurnal Ilmiah PATITA –BPPAUD dan Dikmas Maluku Vol.6 Ed.1, 2019 | 46 lainnya) maupun hal terkait lainnya menjadi

bagian penting yang menyebabkan lambatnya akreditasi kelembagaan. Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya-upaya nyata yang dimulai dengan penataan pemetaan mutu kelembgaan satuan PAUD dan Dikmas

Salah satu upaya mendasar menuju akreditasi satuan PAUD dan Dikmas maka pelaksanaan pemetaan mutu terpadu menjadi sebuah langkah penting untuk dapat mensiasati berbagai upaya untuk pemenuhan Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada satuan-satuan PAUD dan Dikmas yang ada di Kabupaten/Kota di Maluku. Pemetaan mutu terpadu merupakan suatu upaya keterpaduan antara berbagai pihak dalam pelaksanaan akreditasi PAUD Dikmas untuk bekerjasama diantaranya BAN PAUD PNF Provinsi, BPPAUD dan Dikmas Provinsi Maluku, Organisasi Mitra dan Lembaga PAUD dan Dikmas itu sendiri dalam memetahkan mutu yang akan memberikan potret pemenuhan SNP pada satuan PAUD dan Dikmas yang ada di Kabupaten/Kota dimana jumlah satuan PAUD Dikmas dalam memenuhi Standar Nasional Pendidikan dapat diketahui dengan jelas sehingga dilakukan langkah-langkah dalam pembenahannya jika ada satuan PAUD Dikmas yang masih lemah dalam pemenuhan setiap indikator dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP).

PEMBAHASAN

Penjaminan Mutu Satuan PAUD dan Dikmas melalui Akreditasi

Kualitas pendidikan (quality of education) dalam makna kualitatif dan kuantitatif barang kali mudah dilaksanakan, akan tetapi sukar dinyatakan di dalam realitas.

Mutu dapat diartikan sebagai derajat kepuasan

luar biasa yang diterima oleh kustomer sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Menurut Indra Bastian (2006) Mutu pendidikan secara sederhana yaitu target khusus dari tujuan tujuan Pada konteks pendidikan pengertian mutu mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam proses pendidikan yaitu input yang meliputi bahan ajar (kognitif, afektif atau psikomotorik), metodologi, sarana sekolah, dukungan administrasi, sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif. Mutu dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu(Suryosubroto, 2004).

Dalam lingkungan sistem pendidikan, khususnya sekolah sebagai satuan pedidikan formal maupun lembaga-lembaga satuan pendidikan non formal, penjaminan mutu merupakan tuntutan yang harus difokuskan oleh pihak sekolah atau lembaga pendidikan non formal demi kemajuan bersama. Hal ini didasarkan pada penyelenggaraan pendidikan yang bermutu merupakan hal yang menjadi sorotan utama. Setiap komponen pemangku kepentingan pendidikan (orang tua, masyarakat, dunia kerja, pemerintah) dalam peranan dan kepentingannya masing-masing memeiliki kepentingan terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

Pendidikan dapat dikatakan berhasil apabila mempunyai mutu yang lebih baik atau berkualitas dan begitu juga sebaliknya.

Menurut Kristianty (2005) mutu adalah perasaan menghargai terhadap sesuatu yang lebih baik daripada yang lain.

Crosby dalam Abdul dan Nurhayati (2010) menyatakan bahwa mutu ialah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan.

(4)

Jurnal Ilmiah PATITA –BPPAUD dan Dikmas Maluku Vol.6 Ed.1, 2019 | 47 Suatu produk memiliki mutu apabila sesuai

dengan standar atau kriteria mutu yang telah ditentukan, standar mutu tersebut meliputi bahan baku, proses produksi, dan produk jadi.

Standar mutu merupakan acuan penting dalam mengukur pencapaian mutu PAUD dan Dikmas. Menurut Sopiatin dalam Nur Zazin ( 2011) mutu pendidikan secara multidimensi meliputi aspek mutu input, proses, dan output.

Oleh karenanya, pengembangan pencapaian mutu harus secara holistik dimulai dari input, proses, dan output. Sedangkan Suryadi dan Tilaar dalam Aprilian, (2014) mengemukakan hawa mutu pendidikan adalah kemampuan suatu lembaga pendidikan untuk memanfaatkan sumber-sumber pendidikan sebaik mungkin guna meningkatkan kemampuan dalam belajar. Kemampuan ini sangat menunjang anak didik supaya mampu memberikan kualitas atau mutu yang didambakan sesuai dengan tujuan sekolah.

Pemerintah dalam menjawab dan menjembatani tuntutan mutu pendidikan telah menetapkan standar jaminan mutu pendidikan non formal dalam 8 (delapan) komponen SNP yaitu, Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (SPTK), Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, serta Standar Penilaian Pendidikan sebagaimana termuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2015.

Pemenuhan terhadap 8(delapan) komponen SNP sebagaimana tersebut di atas wajib dipenuhi oleh setiap lembaga Satuan PAUD dan PNF dalam upaya penjaminan mutu penyelenggaran pendidikan bagi masyarakat.

Penjaminan mutu merupakan penetapan standar pengelolaan pendidikan secara konsisten dan berkelanjutan (continous improvement).Seiring dengan itu untuk memastikan bahwa setiap satuan pendidikan telah menerapkan konsep penjaminan mutu yang berkelanjutan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka pelaksanaan akreditasi bagi satuan PAUD dan PNF perlu untuk dilakukan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal 60 ayat (1) dan (3) menyebutkan bahwa akreditasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan jalur pendidikan formal dan nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan berdasarkan kriteria yang bersifat terbuka. Standar yang diacu adalah standar Nasional Pendidikan yang dibuat Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang meilputi standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana/prasarana, pegelolahan pembiayaan, dan penilaian.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (PP RI No.32/2013) pada Pasal 1 Ayat 28 yang menyatakan bahwa akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan/atau satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Sejalan dengan itu, Pasal 1 Ayat 33 PP RI No.32/2013 menyatakan bahwa implementasi akreditasi pada Pendidikan Nonformal dilaksanakan oleh Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Nonformal (BAN-PNF).

Jamal (2011) mengemukakan bahwa akreditasi adalah proses penilaian dengan

(5)

Jurnal Ilmiah PATITA –BPPAUD dan Dikmas Maluku Vol.6 Ed.1, 2019 | 48 indikator tertentu berbasis fakta. Asesor

melakukan pengamatan dan penilaian sesuai realitas, tanpa ada manipulasi, sedangkan menurut Anwar (2003) bahwa akreditasi sebagai suatu proses penilaian kualitas dengan menggunakan kriteria baku mutu yang ditetapkan dan bersifat terbuka.

Proses akreditasi dilaksanakan melalui beberapa tahapan mulai dari penilaian diri (selfassessment), penyiapan berbagai dokumen yang perlu diajukan menjalani akreditasi, penilaian eksternal oleh tim asesmen yang independen, dan penetapan keputusan akreditasi. Keputusan akreditasi tergantung pada penilaian mutu berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan. Keputusan akhir dari sebuah proses atau prosedur akreditasi yang berwibawa perlu dilakukan secara wajar meskipun diakui bahwa validitas terhadap hasil penilaian itu masih terbatas.

Dengan demikian maka pencapaian mutu PAUD dan Dikmas dapat diukur dengan membandingkan hasil pencapaian program dengan standar nasional yang telah ditetapkan dalam proses akreditasi kelembagaan.

Komponen input, proses dan output, lembaga PAUD dan Dikmas dikatakan bermutu apabila aktivitas pelayanan yang dilakukan betul-betul mengarah pada pencapaian hasil yang diharapkan dengan mendayagunakan input- input yang ada secara terpadu, harmonis dan optimal sesuai dengan standar yang ditetapkan dan telah melalui proses pengakreditasian lembaga maupun program kegiatan.

Permasalahan dalam Penjaminan Mutu PAUD dan Dikmas dalam Pelaksanaan Akreditasi

Implementasi mutu pendidikan hingga saat ini masih menghadapi berbagai macam

permasalahan satuan-satuan PAUD dan Dikmas. Menurut Moerdiyanto (2012) perma- salahan terkait dengan implementasi mutu pendidikan antara lain: a) belum tersosialisasikannya secara utuh Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan mutu pendidikan; b) pelaksanaan penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan masih terbatas pada pemantauan komponen mutu di satuan pendidikan; c) pemetaan mutu masih dalam bentuk pendataan pencapaian mutu pendidikan yang belum terpadu dari berbagai penyelenggara pendidikan; dan d) tindak lanjut hasil pendataan mutu pendidikan yang belum terkoordinir dari para penyelenggara dan pelaksana pendidikan pada berbagai tingkatan.

Peningkatan kualitas atau mutu PAUD dan Dikmas di Maluku tidaklah mudah. Hal ini disebabkan beberapa hal yaitu: a) Masalah pada pendidiknya dimana tidak sedikit lembaga PAUD dan Dikmas yang masih asal- asalan berjalan disebabkan karena usia yang relatif baru ataupun sudah lama namun pendidiknya masih kurang berkualitas, belum kreatif dan inovatif; b) Lembaga PAUD dan Dikmas sebagian besar dalam pelaksanaan program masih bersifat asal jalan, asal dapat peserta didik tanpa memperhatikan kualitas pelayanan pendidikan, baik dari segi sarana prasarana, tenaga pendidik/pengasuh, maupun metode pembelajarannya dan c) Tenaga pendidik yang berkualifikasi dan berkom- pentensi yang ada sangat terbatas, serta yang berlatar belakang pendidik PAUD dan Dikmas, masih heterogen bahkan tak sedikit yang berdasar pengalaman semata.

Selain permasalaahn tersebut diatas ditangarai pulan bahwa perhatian pemerintah kabupaten/kota yang ada di Maluku terkait dengan peningkatan mutu satuan PAUD dan

(6)

Jurnal Ilmiah PATITA –BPPAUD dan Dikmas Maluku Vol.6 Ed.1, 2019 | 49 Dikmas juga belum maksimal. Hal ini dapat

dicermati dari kurangnya perhatian pemerintah dari pengalokasian anggaran untuk pengembangan program PAUD dan Dikmas.

Dari aspek pembinaan melalui pendampingan kepada satuan-satuan PAUD Dikmas terasa hampar sehingga satuan-satuan PAUD dan Dikmas yang ada dalam masyarakat mengalami mati suri dimana lembaganya ada namun aktiftasnya tidak berjalan padahal pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat telah menjadi tanggungjawab pemerintah daeeah. Kurangya perhatian pemerintah daerah kabupaten/kota ini juga sangat berdampak pada pencapaian mutu satuan PAUD dan Dikmas yang ada sehingga pencapaian akreditasi lembaga/satuan PAUD dan Dikmas Maluku hingga sampai saat ini masih sangat rendah.

Tuntutan pelaksanaan akreditasi kelembagaan PAUD dan Dikmas yang semakin menguat sebagai kewajiban yang harus dipenuhi oleh Lembaga PAUD dan Dikmas dalam masyarakat sehingga membutuhkan perhatian, dukungan dan kerjasama dari semua pihak guna membantu memberikan penguatan kepada setiap satuan PAUD dan Dikmas agar pemenuhan SNP (Standar Nasional Pendidikan) dapat tercapai.

Pihak terkait dimaksud antara lain Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, BPPAUD dan Dikmas sebagai UPT Kemdikbud di daerah/provinsi, BAN PAUD PNF Provinsi, Organisasi mitra (Himpaudi, IGTKI, Forum PKBM, Forum LKP, Forum Pamong Belajar) provinsi dan kabupaten serta Perguruan Tinggi.

Tentunya para pihak terkait berperan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing namun bermuara pada upaya penguatan mutu

satuan PAUD dan Dikmas sesuai dengan SNP yang ditentukan.

Pemetaan Mutu sebagai bagian dari Upaya Penjaminan Mutu Pendidikan

Pemetaan adalah upaya memilah, mengelompokkan, dan/atau mengklasifika- sikan suatu objek menurut kriteria tertentu.

Apabila mutu dijadikan indikator pemetaan, maka hasil pemetaan dapat diklasifikasi mulai dari sangat bermutu sampai sangat tidak bermutu Pemetaan mutu merupakan salah satu langkah strategis untuk memperoleh data yang memadai sebagai dasar pengembangan satuan PAUD dan Dikmas.

Pemetaan mutu satuan PAUD dan Dikmas merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan setiap satuan PAUD dan Dikmas menurut Standar Nasional Pendidikan (SNP). Parameter kelayakan ini adalah indikator-indikator SNP yang dirumuskan oleh BAN PAUD dan PNF yang meliputi delapan standar. Semakin sesuai dengan indikator-indikator tersebut, Satuan PAUD dan Dikmas makin layak sebagai penyelenggara program pendidikan nonformal (PAUD dan Dikmas) .

Sasaran dan ruang lingkup pemetaan mutu program dan/atau satuan adalah seluruh satuan PAUD dan Dikmas yang memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) yang terdiri atas Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) sebagai satuan pendidikan, dan satuan pendidikan sejenis lainnya. Pemetaan mutu bukan sekadar untuk mengelompokan atau mengklasifikasi setiap satuan PAUD dan Dikmas dalam kategori tertentu, melainkan harus memberikan

(7)

Jurnal Ilmiah PATITA –BPPAUD dan Dikmas Maluku Vol.6 Ed.1, 2019 | 50 manfaat sebesar-besarnya bagi kemajuan

pendidikan anak usia dini maupun pendidikan masyarakat. Oleh karena itu, pemetaan mutu satuan PAUD dan Dikmas dapat dimanfaatkan untuk kepentingan yang lebih luas lagi.

Perdirjen PAUD dan Dikmas Nomor 1 tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Pemetaan Mutu Program dan/atau Satuan PAUD dan Dikmas menguraikan bahwa pemetaan mutu satuan PAUD dan Dikmas bermafaat : a. sebagai potret mutu setiap satuan PAUD dan Dikmas;

b. sebagai dasar pelaksanaan perbaikan setiap satuan PAUD dan Dikmas; c. sebagai dasar pelaksanaan pembinaan, pembimbingan, pendampingan, dan fasilitasi bagi setiap satuan PAUD dan Dikmas; dan d. sebagai dasar dalam membangun komitmen untuk mencapai satuan PAUD dan Dikmas yang terakreditasi.

Mencermati manfaat pemetaan mutu tersebut di atas maka jelaslah bahwa pemetaan mutu merupakan langkah awal yang cukup penting untuk dilakukan sebelum suatu lembaga/satuan PAUD dan Dikmas mengajukan permohonan untuk diakreditasi BAN PAUD dan PNF. Oleh sebab itu dapat dikatakan pula bahwa pemetaan mutu adalah bagian dari upaya penjaminan mutu pendidikan PAUD dan Dikmas. Hal ini didasari bahwa proses pemetan mutu harus dilakukan sebelum adanya akreditasi kelembagan yang merupakan sebuah argumentatif pengakuan terhadap mutu penyelenggaraan program dan/atau satuan PAUD dan Dikmas.

Dengan dilaksanakannya pemetaan mutu secara akurat maka akan diketahui dengan jelas tingkat ketercapaian atau tidak tercapainya indikator-indikator yang termuat dalam delapan standar nasional pendidikan dan menjadi dasar penting untuk melakukan proses

perbaikan secara berkelanjutan terhadap pencapaian SNP pada setiap satuan PAUD dan Dikmas.

Pemetaan Mutu Terpadu Satuan PAUD dan Dikmas menuju Akreditasi

Pemetaan mutu dalam implementasinya adalah proses penjaringan data dan informasi tentang ketercapaian dan ketidaktercapaian indikator-indikator SNP serta permasalahan- permasalahan yang dihadapi oleh satuan PAUD dan Dikmas. Oleh karena itu, petugas pemetaan mutu wajib mendatangi setiap satuan PAUD dan Dikmas untuk mengamati kondisi fisik (gedung, ruang belajar, ruang admi- nistrasi, serta sarana dan prasarana) dan nonfisik (proses pengelolaan dan pembe- lajaran), sekaligus melakukan wawan-cara dan pemeriksaan dokumen.

Pemetaan mutu bukan sekedar untuk mengelompokan atau mengklasifikasi satuan dan program pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat menurut kriteria tertentu, melainkan sebagai jawaban atas kebutuhan informasi yang sistematis, lengkap, dan objektif. Persoalan dan kebutuhan informasi makin mendesak seiring dengan keinginan untuk mewujudkan pengelolaan satuan dan penyelenggaraan program PAUD dan Dikmas yang efektif dan efisien serta berhasil dan berdaya guna. Oleh karena itu, pemetaan mutu satuan dan/atau program harus dilakukan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan agar maksud dan tujuannya dapat tercapai secara optimal.

Pentingya proses pemetaan mutu yang harus dilakukan sebagai sebuah jawaban untuk dapat memberikan kontribusi sesuai dengan manfaat yang diharapkan dalam pelaksanaan pemetaan mutu bagi satuan PAUD dan

(8)

Jurnal Ilmiah PATITA –BPPAUD dan Dikmas Maluku Vol.6 Ed.1, 2019 | 51 Dikmas. Persoalan yang muncul selama ini

dalam proses pemetaan mutu di Maluku dibawah koordinasi UPT BPPAUD dan Dikmas Maluku sebagai salah satu fungsi yang diemban sejak dialihkan sebagai UPT Pusat Kemendibud dibawah Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas sejak tahun 2017 hingga tahun 2018, antara lain : 1) belum maksimalnya peranan Tim Pelaksana di tingkat Kabupaten/kota dalam melaksanakan proses pemetaan mutu satuan PAUD dan Dikmas, 2) kurangnya tenaga pelaksana Pemetaan mutu kabupaten/kota yang berkompeten, 3) luasnya wilayah jangkauan dimana satuan PAUD dan Dikmas berada, 4) belum tersedianya biaya yang memadai guna memaksimalkan pelaksanaan pemetaan mutu, 5) hasil pemetaan mutu belum dimanfaatkan dengan baik pada tataran Dinas Pendidikan Kabupaten/kota untuk pembinaan/pendampingan lanjut menuju akreditasi kelembagaan, 6) belum maksimal kerjasama/keterlibatan BAN PAUD PNF provinsi dalam pelaksanaan pemeetaan mutu, 7) satuan PAUD dan Dikmas belum mempersiapkan diri guna pelaksanaan kegiatan pemetaan mutu.

Optimalisasi pemetaan mutu satuan PAUD dan Dikmas menjadi faktor penting yang harus dilakukan oleh semua komponen yang terlibat dalam proses pemetaan mutu satuan PAUD dan Dikmas. Oleh sebab itu perlu adanya kerjasama antar semua komponen tidak bisa bekerja sendiri dan perlu dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan. Pelaksanaan mutu secara terpadu menjadi sebuah alternatif dalam menjembatani permasahalan yang dihadapi dalam proses pemetaan mutu satuan paud dan Dikmas di Maluku. Terpadu dimaksudkan adanya kerjasama dan koodinasi dalam setiap

proses pemetaan mutu satuan PAUD dan Dikmas sehingga hasil pelaksanaan pemetaan mutu dapat menjadi konsumsi bersama dalam upaya akreditasi kelembagaan PAUD dan Dikmas sebagai penjaminan mutu pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat.

Keterpaduan dalam pemetaan mutu satuan PAUD dan Dikmas harus diimplementasikan oleh semua pihak yang terlibat/terkait mulai dari tahapan persiapan/

perencanaan, pelaksanaan/implementasi, eva- luasi dan keberlanjutan. Pada tahapan perencanaan/persiapan Tim pelaksana pemetaan mutu pada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota harus dibentuk dan terdiri dari unsur-unsur sebagaimana termuat dalam perdirjen PAUD Dikmas nomor 01 tahun 2016 tentang juknis pemetaan mutu satuan PAUD dan Dikmas misalnya terdiri dari unsur pamong belajar, asesor, penilik juga unsur terkait lainnya yang nantinya berperan dalam kegiatan pemetaan mutu ditingkat kabupaten/kota dan dibawah koordinasi kasubag PAUD dan PNF Kabupaten/Kota. Tim ini seharusnya bersifat parmanen di tingkat kabupaten/kota minimal dalam jangka waktu dua sampai tiga tahun maksudnya agar kerja Tim Pelaksana paling tidak dapat menunjukan hasil kerja yang dilaksanakan.

Dalam implementasi pemetaan mutu maka Tim pelaksana harus memulai dengan mengemukakan jumlah sasaran pemetaan mutu PAUD dan Dikmas pada tingkat kabupaten/kota dengan membandingkan data dari BAN PAUD PNF tentang jumlah satuan PAUD/Dikmas yang sudah dan belum terakreditasi setiap tahunnya. Hasil komparatif data sasaran pemetaan mutu satuan PAUD dan Dikmas Kabupaten/Kota kemudian disampaikan kepada BPPAUD dan Dikmas

(9)

Jurnal Ilmiah PATITA –BPPAUD dan Dikmas Maluku Vol.6 Ed.1, 2019 | 52 Maluku untuk dijadikan sasaran dalam proses

pemetaan mutu provinsi secara komprehensif sesuai dengan tugas dan fungsi yang diemban oleh UPT BPPAUD dan Dikmas. Hal ini dikarenakan Tim Pelaksana Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota lebih mengetahui dengan tepat jumlah sasaran dan kondisi kelembagaan satuan PAUD Dikmas yang akan dilakukan pemetaan mutu namun seringkali kurang memperhatikan data hasil BAN PAUD PNF dibawah koordinasi bidang PAUD Dikmas Dinas Pendidikan Kabupaten/kota, sehingga perlu disinkronkan secara seksama dan akurat sehingga tidak merugikan atau meninggalkan satuan PAUD dan Dikmas yang ada di kabupaten/kota terutama yang belum terpetakan mutunya ataupun yang sudah terakreditasi namun memiliki nilai yang belum mencukupi.

Keterpaduan data sasaran pemetaan mutu sangat penting sehingga output yang nantinya dihasilkan sesuai yang diharapkan dalam proses pemetaan mutu dan menjadi acuan untuk penyiapan akreditasi kelembagaan PAUD Dikmas pada tingkat kabupaten/kota setiap tahunnya. Secara teknis pelaksanaan pemetaan mutu Tim Inti BPPAUD dan Dikmas harus memastikan bahwa tim pelaksana pemetaan mutu kab/kota telah siap untuk melaksanakan proses pemetaan mutu sesuai dengan sasaran pemetaan mutu yang telah ditetapkan. Implikasinya adalah hasil pemetaaan mutu satuan PAUD dan Dikmas Kabupaten/kota yang dimasukan dalam sistem aplikasi pemetaan mutu Ditjen PAUD dan Dikmas harus menggambarkan kondisi riil hasil lapangan pemetaan mutu dari satuan PAUD dan Dikmas. Penting dipahami bahwa dengan menyatakan kondisi riil yang sebenarnya oleh Tim Pelaksana Pemetaan

Mutu Kabupaten/Kota akan sangat membantu untuk pelaksanaan kegiatan lanjutan dalam bentuk supervisi. Oleh sebab itu Tim Pelaksana harus dapat menjangkau semua satuan PAUD dan Dikmas dan meneliti semua indikator SNP secara baik dan benar yang telah dipenuhi oleh Satuan PAUD dan Dikmas.

Data hasil input kedalam sistem aplikasi kemudian verifikasi oleh Tim Inti BPPAUD dan Dikmas secara online namun dapat pula secara ofline. Pelaksanaan secara ofline untuk memastikan dengan benar dan valid setiap data hasil pemetaan mutu oleh Tim Inti BPPAUD dan Dikmas terhadap hasil capaian online yang dilakukan oleh Tim Pelaksana Kabu- paten/Kota. Proses ini penting dalam keterpaduan pelaksanaan pemetaan mutu, karena seringkali proses-proses pemetaan mutu yang harus tersentuh langsung di lapangan tidak secara konsisten dilakukan dan sangat berdampak pada hasil yang dicapai. Instrumen terkadang diberikan kepada satuan PAUD dan Dikmas oleh Tim Lapangan tanpa proses pendampingan dalam pengisiannya. Tentu dengan kondisi seperti ini nilai keakuratan yang diperoleh pasti sangat minim dan sangat merugikan satuan PAUD dan Dikmas. Dengan melakukan verifikasi secara ofline maka proses-proses seperti ini bisa direduksi.

Hasil capaian pelaksanaan pemetaan mutu setelah verifikasi baik secara online maupun ofline maka pelaksanaan analisa data hasil pemetaan harus dilakukan dan menjadi pekerjaan dari Tim Inti BPPAUD dan Dikmas sebagai bentuk awal evaluasi dalam proses penyiapan satuan PAUD dan Dikmas untuk pemenuhan Standar Nasional Pendidikan.

Pelaksanaan analisa data hasil pemetaan yang dilakukan Tim Inti BPPAUD dan Dikmas melalui Tim analisa yang dibentuk perlu

(10)

Jurnal Ilmiah PATITA –BPPAUD dan Dikmas Maluku Vol.6 Ed.1, 2019 | 53 dikoordinasikan dan disinkronkan pula dengan

BAN PAUD PNF.

Upaya koordinasi dan sinkronisasi dalam proses analisa hasil pemetaan mutu dimaksudkan agar rekomendasi yang dihasilkan dapat tervalidasi secara baik.

Tentunya dalam makna keterpaduan hal ini merupakan suatu langkah yang cukup strategis mengingat bahwa langkah selanjutnya adalah proses supervisi hasil pemetaan mutu satuan PAUD dan Dikmas. Rekomendasi yang sesuai akan memberikan manfaat dalam proses supervisi yang akan dilakukan pada tingkat kabupaten/kota.

Dari uraian tersebut di atas maka proses pemetaan mutu bukanlah suatu kegiatan yang terpisahkan dalam posisi peran dan tugas masing-masing kelembagaan tetapi merupakan keterpaduan dari kerjasama yang dibangun secara komprehensif dan terpadu dari implementasi peran dan tanggungjawab masing-masing lembaga yang terlibat dalam proses pemetaan mutu satuan PAUD dan Dikmas terutama di Provinsi Maluku.

PENUTUP

Pelaksanaan pemetaan mutu merupakan bagian dari upaya penjaringan data dan informasi tentang ketercapaian dan ketidaktercapaian indikator-indikator SNP serta permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh satuan PAUD dan Dikmas sehingga pemetaan mutu merupakan langkah awal yang cukup penting untuk dilakukan sebelum suatu lembaga/satuan PAUD dan Dikmas mengajukan permohonan untuk diakreditasi BAN PAUD dan PNF. Oleh sebab itu dapat dikatakan pula bahwa pemetaan mutu adalah bagian dari upaya penjaminan mutu pendidikan PAUD dan Dikmas.

Pemetaan mutu satuan PAUD dan Dikmas menjadi faktor penting yang harus dilakukan oleh semua komponen yang terlibat dalam proses pemetaan mutu satuan PAUD dan Dikmas, sehingga semua komponen yang terlibat didalamnya tidak bisa bekerja sendiri dan perlu dilaksanakan secara bersama, terpadu dan berkesinambungan. Keterpaduan dalam pemetaan mutu satuan PAUD dan Dikmas harus diimplementasikan oleh semua pihak yang terlibat/terkait mulai dari tahapan persiapan/perencanaan, pelaksanaan/imple- mentasi, evaluasi dan keberlanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul dan Nurhayati. 2010. Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Aprilian, Adam. (2014). Makalah Mutu Pendidikan. http://adamaprilian.

blogspot.com/2014/12/makalah-mutu- pendidikan.html. diakses pada tanggal 19 Maret 2019.

Anwar Arifin, 2003. Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang Sisdiknas.Jakarta:

Ditjen Kelembagaan Agama Islam Depag.

Indra Bastian, 2006 Akuntansi Pendidikan, Jakarta: Erlangga.

Jamal Ma‟mur Asmani, 2011 Tips praktis membangun dan mengolah administrasi sekolah, Jogjakarta:Diva Press.

Kristianty, Theresia, 2005. Peningkatan Mutu Pendidikan Terpadu Cara Deming.

Jurnal Pendidikan Penabur - No.04/

Th.IV / Juli 2005.

Moerdiyanto, 2012. Strategi Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan

(11)

Jurnal Ilmiah PATITA –BPPAUD dan Dikmas Maluku Vol.6 Ed.1, 2019 | 54 (SPPMP) oleh Pemerintah

Kabupaten/Kota. Artikel Penjaminan Mutu Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta.

Nur Zazin, 2011. Gerakan Menata Mutu Pendidikan: Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2015

tentang Perubahan Kedua PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Dirjen PAUD dan Dikmas Nomor 01 tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Pemetaan Mutu Program dan/atau Satuan PAUD dan Dikmas. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen PAUD dan Dikmas.Jakarta

Suryosubroto.B, 2004 Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta.

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(12)

Jurnal Ilmiah PATITA –BPPAUD dan Dikmas Maluku Vol.6 Ed.1, 2018 | 55

SEKEDAR TENTANG JURNAL ILMIAH PATITA

Jurnal Ilmiah BPPAUD dan Dikmas Maluku diberi nama “PATITA” yang diangkat dari istilah lokal daerah Maluku dimana Patita merupakan kegiatan makan bersama orang basudara dalam acara pesta rakyat/adat yang mana setiap orang diwajibkan membawa makanan dari rumah masing-masing untuk disajikan bersamaan pada tempat yang dialas dengan daun kelapa/daun pisang atau para-para yang terbuat dari bambu atau dahan sagu (gaba-gaba). Ini mengandung makna suatu kehidupan yang berbagi kasih antar sesama masyarakat dari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Nilai filosofis dari penamaan ini mengandung makna bahwa Jurnal Ilmiah BPPAUD dan Dikmas Maluku merupakan kumpulan dari berbagai kajian ilmiah yang akan dijadikan sebagai bahan bacaan/referensi/sumber pengetahuan bagi semua orang/khalayak umum/pihak/lembaga terkait sehingga pada akhirnya akan memberikan nilai guna dan manfaat bagi pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat.

Jurnal Ilmiah “PATITA” BP PAUD dan Dikmas Maluku difokuskan untuk menyajikan berbagai tulisan/Artikel Ilmiah dari hasil kajian pengembangan Program Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat serta upaya peningkatan mutu Pendidik dan Tenaga kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat yang dilakukan berdasarkan hasil penelitian (Artikel Penelitian/Empiris) dan Non Penelitian.

Naskah Artikel yang akan dimasukan dalam Jurnal Ilmiah PATITA hendaknya memperhatikan beberapa hal sebagai beriku :

1. Naskah/artikel ditulis dengan spasi 1 ½ pada kertas A4 (21 x 29,7 cm) dengan huruf bertipe Time New Roman font 12. Naskah dapat ditulis dengan Bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.

Panjang artikel tidak lebih dari 7.000 kata atau + 25 halaman A4.

2. Naskah belum pernah dipublikasikan atau tidak dalam penyuntingan di jurnal berkala lain.

3. Naskah yang diterbitkan dapat berupa hasil sebuah penelitian dan konseptual/Non Penelitian 4. Batas atas, bawah, kiri, kanan sekurang-kurangnya 2,5 cm

5. Rujukan didalam teks naskah dan daftar rujukan harus dicermati dengan benar dan lengkap dalam hal tahun dan tempat publikasi.

6. Topik Naskah/Artikel lebih diarahkan pada aspek-aspek pengembangan program/kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat serta Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) PAUD dan Dikmas

7. Jika artikel menggunakan pendekatan survei atau eksperimen, maka seluruh instrumen (Kuisioner, kasus, rencana wawancara, dan lainnya) harus dilampirkan.

8. Hal-hal lain yang belum jelas dapat ditanyakan langsung ke alamat Redaksi Jurnal PATITA seperti tersebut di bawah ini

(13)

Jurnal Ilmiah PATITA –BPPAUD dan Dikmas Maluku Vol.6 Ed.1, 2018 | 56 9. Format Penulisan Artikel

Hasil Penelitian (Empiris) Non Penelitian (Konseptual) 1.Judul

2.Abstrak

3.Key Words/ kata-kata Kunci 4.Pendahuluan

5.Kajian Teoritis 6. Metode

7.Hasil dan Pembahasan

8.Penutup (Kesimpulan & Saran) 9.Daftar Pustaka

1.Judul 2.Abstrak

3.Key Words /kata-kata Kunci 4.Pendahuluan

5.Pembahasan

6.Penutup (Kesimpulan &

Saran)

7.Daftar Pustaka

10. Penulisan Daftar Pustaka dan hal-hal lain dapat dikomunikasikan dengan Tim Pengelola Jurnal PATITA BPPAUD dan Dikmas Maluku atau dapat dilihat pada Pedoman penulisan Jurnal PATITA BPPAUD dan Dikmas Maluku.

Naskah/Artikel disampaikan/dikirimkan kepada Tim Pengelola Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat “PATITA” BPPAUD dan Dikmas Maluku via Pos dengan alamat : Kantor BPPAUD dan Dikmas Maluku

Jl. Tihu Waelela Kantor LPMP Ruang Biologi Telp/Fax (0911) 341706 Ambon atau melalui e-mail : pauddikmasmaluku@kemdikbud.go.id

dengan memperhatikan :

1) Cetakan naskah sebanyak 2 eksemplar dan file naskah dalam bentuk CD direkam didalam program pengolah kata Microsoft Word versi 2003 atau yang terakhir

2) Biodata dan alamat penulis korespondensi perlu disertakan dalam lembaran terpisah (alamat kantor, alamat rumah, hp, e-mail, telepon rumah)

Pengiriman via pos hendaknya memperhatikan interval waktu pengiriman, penerimaan, review dan publikasi. Setiap Naskah/Artikel yang termuat dalam Jurnal BPPAUD DIKMAS Maluku akan menerima imbalan sesuai dengan dana tersedia. Artikel yang telah dipublikasikan di Jurnal “PATITA” BPPAUD dan Dikmas Maluku menjadi hak cipta BPPAUD dan Dikmas Maluku. Untuk tujuan edukatif, isi dari Jurnal PATITA dapat dicopi atau direproduksi selama menyebutkan sumber dari artikel tersebut. Permintaan tertulis harus diajukan kepada Tim Pengelola Jurnal PATITA untuk memperoleh ijin memproduksi isi dari Jurnal PATITA untuk tujuan lainnya selain tujuan tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Proses verifikasi pemetaan mutu pada lembaga pendidikan anak usia dini, pendidikan masyarakat (PKBM), SKB adalah atas usulan dari Dinas pendidikan

RENCANA KERJA PENGENDALIAN MUTU DAN EVALUASI DAMPAK PROGRAM PAUD DAN DIKMAS TAHUN 2020 PENILIK DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG.. DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG