PSIKOLOGI UIN SUSKA RIAU PROGRAM SARJANA
SKRIPSI
Disusun guna memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Psikologi
OLEH:
NURUL LAELY 11860122264
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU 2023
i
ii
iii
iv
v MOTTO
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”
“Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).”
(QS. Al-Insyirah: 5-7)
“Yang pasti teruslah bergerak. Istirahat sebentar pun tidak masalah, asalkan tidak terlena. Jangan kalah sama diri sendiri.”
(Carrin Fu)
Yakin dan percaya bahwa kamu bisa mencapai impian walaupun orang lain meremehkan mu.
(Nurul Laely)
vi
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Sehingga peneliti mempersembahkan karya tulis ini
kepada:
Kedua orangtua peneliti yaitu Ayahanda Tulus Wijiono dan Ibunda Tri Mulyati.
Terimakasih sudah selalu mendoakan, mendukung, dan memberi semangat dari awal perkuliahan sampai sekarang.
Teruntuk Adik-adikku serta sahabat-sahabatku, terimakasih untuk dukungan, semangat dan sarannya selama ini sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan antara Self Compassion dan Kontrol Diri dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau Program Sarjana”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) di UIN Suska Riau.
Peneliti menyadari selama proses mengerjakan skripsi ini, terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik, saran, serta masukan yang membangun dari berbagai pihak. Dalam penyelesaian skripsi peneliti menerima bantuan baik langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesampatan ini, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hairunnas, M.Ag., selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
2. Bapak Dr. Kusnadi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitasi Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
3. Bapak Dr. H. Zuriatul Khairi, M.Ag., M.Si., selaku Wakil Dekan I, Ibu Dr.
Vivik Shofiah, S.Psi., M.Si., selaku Wakil Dekan II, dan Ibu Yuslenita Muda,
viii
S.Si., selaku Wakil Dekan III Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
4. Ibu Dr. Sri Wahyuni, M.A., M.Psi., Psikolog selaku Ketua Program Studi Psikologi, dan Ibu Ricca Angreini, S.Psi., M.A., selaku Sekretaris Program Studi Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
5. Bapak Dr. Khairil Anwar, S.Ag., M.A., selaku Pembimbing Akademik yang bersedia meluangkan waktu, membimbing dan memberi nasehat selama perkuliahan berlangsung.
6. Bapak Dr. H. Zuriatul Khairi, M.Ag., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah bersedia memberikan ide pikiran, serta mendukung dan mengarahkan selama proses penyelesain skripsi ini.
7. Ibu Elyusra Ulfah, M.Psi., Psikolog., selaku narasumber I yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dan saran mengenai skripsi peneliti.
8. Ibu Desma Husni, S.Pdi., S.Psi., M.A., Psikolog., selaku narasumber II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dan saran mengenai skripsi peneliti.
9. Seluruh dosen Fakutas Psikologi yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya, sehingga peneliti dapat memperoleh manfaat yang berguna bagi kehidupan peneliti.
10. Seluruh staf akademik, staf administrasi, dan staf perpustakaan yang telah membantu dalam mengurus surat-surat, administrasi pengajuan skripsi ini dan hal lainnya.
ix
11. Ayah Tulus dan Ibu Tri sebagai orang tua peneliti serta kedua adikku Ilham dan Afifah yang selalu mendoakan, mendukung, dan memberi semangat dari awal perkuliahan sampai sekarang.
12. Seluruh teman-teman kelas B angkatan 2018 dan TPP kelas B, yang telah memberikan dukungan, semangat dan kebersamaan yang terjalin selama diperkuliahan ini.
13. Teman-teman seperjuangan Alvi, Winda, Erni, Elna, Aulia dan Dewi yang sudah mendoakan, memberi motivasi, semangat serta yang sudah membantu peneliti selama pengerjaan skripsi.
14. Kepada seluruh subjek penelitian yaitu mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2019-2021, yang telah membantu dan berpartisipasi dalam penelitian ini.
15. Seluruh pihak yang sudah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan sau tersatu, peneliti mengucapkan terimakasih semoga Allah membalas semua kebaikan dengan pahala.
16. Terakhir, saya ingin berterimakasih kepada diri saya sendiri yang telah bekerja keras dan bersungguh-sungguh mengerjakan skripsi ini.
Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti serta pembaca. Kritik dan saran peneliti terima untuk membangun skripsi ini agar menjadi lebih baik.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Pekanbaru, 7 Desember 2022 Peneliti,
Nurul Laely
x DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ...ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIASI ...iii
SURAT HASIL TURNITIN ...iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR BAGAN ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
ABSTRAK ... xvi
ABSTRACT ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Keaslian Penelitian ... 9
E. Manfaat Penelitian ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12
A. Prokrastinasi Akademik... 12
1. Definisi Prokrastinasi Akademik ... 12
2. Aspek-Aspek Prokrastinasi Akademik ... 14
3. Faktor-Faktor Prokrastinasi Akademik ... 15
B. Self Compassion ... 17
1. Definisi Self Compassion ... 17
2. Aspek-Aspek Self Compassion... 19
C. Kontrol Diri ... 20
1. Definisi Kontrol Diri ... 20
2. Aspek-Aspek Kontrol Diri ... 21
xi
D. Kerangka Berpikir ... 23
E. Hipotesis ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
A. Desain Penelitian ... 26
B. Identifikasi Variabel Penelitian... 26
C. Definisi Operasional ... 26
1. Prokrastinasi Akademik ... 26
2. Self Compassion ... 29
3. Kontrol Diri ... 31
D. Subjek Penelitian ... 32
1. Populasi ... 32
2. Sampel ... 33
3. Teknik Pengambilan Sampel ... 34
E. Metode Pengumpulan Data... 35
1. Skala Prokrastinasi Akademik ... 35
2. Skala Self Compassion ... 36
3. Skala Kontrol Diri... 37
F. Uji Coba Alat Ukur ... 38
1. Uji Validitas ... 38
2. Uji Daya Diskriminasi Aitem ... 38
3. Uji Reliabilitas ... 42
G. Analisis Data ... 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44
A. Pelaksanaan Penelitian ... 44
1. Permohonan Izin ... 44
2. Pelaksanaan Try Out ... 45
3. Pelaksanaan Penelitian ... 45
B. Hasil Penelitian ... 46
1. Deskripsi Subjek Penelitian ... 46
2. Uji Asumsi... 47
3. Uji Hipotesis ... 49
C. Analisis Tambahan ... 51
xii
1. Kategorisasi Data Penelitian ... 51
2. Sumbangan Efektif Tiap Aspek... 56
D. Pembahasan ... 60
BAB V PENUTUP... 67
A. Kesimpulan ... 67
B. Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 69
LAMPIRAN ... 72
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Populasi... 33
Tabel 3. 2 Sampel ... 35
Tabel 3. 3 Blueprint Skala Try Out Prokrastinasi Akademik... 36
Tabel 3. 4 Blueprint Skala Try Out Self-Compassion ... 37
Tabel 3. 5 Blueprint Skala Try Out Kontrol Diri ... 37
Tabel 3. 6 Blueprint Skala Prokrastinasi Akademik Setelah Try Out ... 39
Tabel 3. 7 Blueprint Skala Prokrastinasi Akademik Untuk Penelitian ... 40
Tabel 3. 8 Blueprint Skala Self-Compassion Setelah Try Out ... 41
Tabel 3. 9 Blueprint Skala Self-Compassion Untuk Penelitian ... 41
Tabel 3. 10 Blueprint Skala Kontrol Diri Setelah Try Out ... 42
Tabel 3. 11 Blueprint Skala Kontrol Diri Untuk Penelitian ... 42
Tabel 3. 12 Hasil Uji Reliabilitas ... 43
Tabel 4. 1 Deskripsi Subjek Penelitian ... 47
Tabel 4. 2 Uji Normalitas ... 48
Tabel 4. 3 Uji Linearitas... 48
Tabel 4. 4 Uji Hipotesis ... 49
Tabel 4. 5 Nilai Kontribusi ... 50
Tabel 4. 6 Nilai Kontribusi Tiap Variabel ... 50
Tabel 4. 7 Rumus Kategorisasi ... 52
Tabel 4. 8 Gambaran Hipotetik dan Empirik Prokrastinasi Akademik ... 52
Tabel 4. 9 Kategorisasi Variabel Prokrastinasi Akademik ... 53
Tabel 4. 10 Gambaran Hipotetik dan Empirik Self Compassion ... 54
Tabel 4. 11 Kategorisasi Variabel Self Compassion ... 54
Tabel 4. 12 Gambaran Hipotetik dan Empirik Kontrol Diri ... 55
Tabel 4. 13 Kategorisasi Variabel Kontrol Diri ... 55
Tabel 4. 14 Analisis Cross Product dan Bobot Tiap Aspek Self Compassion ... 57
Tabel 4. 15 Sumbangan Efektif Tiap Aspek Self Compassion ... 57
Tabel 4. 16 Analisis Cross Product dan Bobot Tiap Aspek Kontrol Diri ... 59
Tabel 4. 17 Sumbangan Efektif Tiap Aspek Kontrol Diri ... 59
xiv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2. 1 Kerangka Berpikir ... 25
xv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A Lembar Validasi Alat Ukur ... 73
LAMPIRAN B Alat Ukur Try Out ... 126
LAMPIRAN C Tabulasi Data Try Out ... 135
LAMPIRAN D Reliabilitas dan Daya Diskriminasi Aitem ... 143
LAMPIRAN E Alat Ukur Penelitian ... 153
LAMPIRAN F Tabulasi Data Penelitian ... 161
LAMPIRAN G Alat Ukur Penelitian di Gform ... 181
LAMPIRAN H Uji Asumsi ... 190
LAMPIRAN I Uji Hipotesis... 193
LAMPIRAN J Analisis Tambahan ... 196
LAMPIRAN K Surat-Surat Penelitian ... 201
xvi
HUBUNGAN ANTARA SELF COMPASSION DAN KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SUSKA RIAU PROGRAM SARJANA
Nurul Laely [email protected]
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau ABSTRAK
Prokrastinasi akademik merupakan penundaan mengerjakan tugas-tugas dalam bidang akademik. Diantara faktor yang memengaruhi prokrastinasi akademik adalah faktor internal yaitu self compassion dan kontrol diri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara self compassion dan kontrol diri dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau Program Sarjana. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 247 mahasiswa Fakultas Psikologi. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportionate stratified random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala prokrastinasi akademik, skala self compassion dan skala kontrol diri. Analisis data menggunakan regresi berganda dengan bantuan SPSS 20 for windows. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diperoleh nilai F sebesar 68,674 dengan nilai signifikan 0,000 ≤0,05 dengan demikian hipotesis penelitian diterima. Artinya terdapat hubungan antara self compassion dan kontrol diri dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau program sarjana.
Kata kunci: Self Compassion, Kontrol Diri, Prokrastinasi Akademik, Mahasiswa.
xvii
THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF-COMPASSION AND SELF- CONTROL WITH ACADEMIC PROCRASTINATION IN STUDENTS OF
THE FACULTY OF PSYCHOLOGY UIN SUSKA RIAU UNDERGRADUATE PROGRAM
Nurul Laely [email protected]
Faculty of Psychology, Sultan Syarif Kasim Riau State Islamic University ABSTRACT
Academic procrastination is delaying the completion of academic tasks. Internal elements, such as self-compassion and self-control, are among the factors that influence academic procrastination. This research aimed to examine the association between self-compassion and self-control, and academic procrastination among undergraduate students at the Faculty of Psychology, UIN Suska Riau. The number of samples used in this research was 247 faculty members of psychology.
Proportionate Stratified Random Sampling is the sampling method used. The process of collecting data employs the academic procrastination scale, the self- compassion scale, and the self-control scale. SPSS 20 For Windows was utilized for data analysis using multiple regression. Based on the results of multiple regression analysis, a F value of 68.674 with a significant deal of 0.000 ≤0.05 was obtained, confirming the research hypothesis. This means that there is a relationship between self-compassion and self-control with academic procrastination in undergraduate students at the Faculty of Psychology, UIN Suska Riau.
Key Words: Self-Compassion, Self Control, Academic Procrastination, Students.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Kualitas sumber daya manusia (SDM) memangku posisi berarti di dalam memajukan sebuah bangsa. Salah satu sumber daya manusia yang akan memajukan bangsa adalah mahasiswa. Mahasiswa berdasarkan artinya yakni seorang yang menimba ilmu di perguruan tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008). Orang- orang yang berusia antara 18-25 tahun yang terdaftar secara resmi guna menempuh kuliah disebut mahasiswa (Hulukati & Djibran, 2018).
Seorang mahasiswa perlu menyelesaikan tugas akademik maupun tugas non akademiknya. Tugas akademik adalah tugas formal yang berkaitan dengan akademik, contohnya membuat laporan atau makalah, mempersiapkan powerpoint untuk presentasi, persiapkan diri dengan belajar sebelum ujian atau mencatat materi sebelum kuliah dimulai (Mita et al., 2020). Sementara itu, tugas non akademik yaitu tugas yang tidak berkaitan dengan hal akademik, contohnya aktif dan ikut organisasi kemahasiswaan atau organisasi lain (Susanti & Nurwidawati, 2014).
Mahasiswa sering dihadapkan pada tuntutan. Tuntutan berupa mengikuti proses akademik hingga mencapai keberhasilan akademik menjadi salah satunya.
Akan tetapi kerap kali mahasiswa kesulitan mengatur waktu sehingga tidak mampu menyelesaikan tugas. Hal ini dapat mengakibatkan mahasiswa membuang waktu untuk mengerjakan tugas kuliah, sehingga menyebabkan menunda-nunda.
Menunda-nunda tugas dipandang oleh beberapa orang sebagai perilaku negatif. Orang yang menunda-nunda diduga menyandang kapasitas kognitif yang lebih rendah dari kelompoknya, bahkan tidak peduli dengan kualitas tugasnya.
Menunda-nunda dianggap sebagai penghambat bagi mahasiswa untuk meraih keberhasilan akademik, yang berakibat mengurangi kualitas dan kuantitas belajar, meningkatkan stress, dan berdampak negatif pada aktivitas mahasiswa (Dharma, 2020).
Banyak alasan yang mendasari seorang mahasiswa menunda-nunda mengerjakan tugasnya. Dalam hasil survei ke mahasiswa diantara alasan-alasan tersebut yaitu manajemen waktu yang kurang baik, tugas yang sulit dipahami, rasa malas, kurang motivasi, mood yang berubah, dan lingkungan tidak mendukung.
Selain itu ada alasan lain yaitu perilaku mahasiswa yang kebanyakan menghabiskan waktunya untuk urusan hiburan belaka, dibandingkan urusan akademiknya (Ulum, 2016). Hal ini terlihat dari kegiatan yang lumrah mereka lakukan saat waktu luang seperti bermain gadget, menonton film atau drama, tidur, bermain dengan teman, membaca novel, dll. Senada dengan alasan mahasiswa menunda-nunda oleh Solomon & Rothblum (1984), antara lain takut gagal, cemas, standar yang tinggi, kurang percaya diri dalam membuat tugasnya, lebih tertarik aktivitas lain, terlibat dalam kegiatan diluar akademik, kurangnya dukungan teman, terlalu malas menyelesaikan tugas.
Keterlambatan dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan diistilahkan sebagai prokrastinasi. Menurut Ferrari et al. (1995) penundaan pada jenis pekerjaan dalam bidang akademik disebut dengan prokrastinasi akademik. Solomon &
Rothblum (1984) berpendapat bahwa prokrastinasi suatu tendensi untuk menunda ataupun merampungkan seluruh tugas untuk melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat, dapat mempengaruhi kinerja, tidak pernah menuntaskan tugas tepat pada waktunya, dan tak jarang telat menghadiri pertemuan-pertemuan.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa prokrastinasi akademik sering terjadi dikalangan mahasiswa. Ini dapat dibuktikan dari penelitian di luar negeri oleh Burka & Yuen (2008) menunjukkan 75% mahasiswa di perguruan tinggi menjadi prokrastinator, dan 50% lagi merupakan seorang yang konsisten melakukan prokrastinasi. Berikutnya penelitian dari Indonesia yaitu penelitian Muyana (2018) yang menunjukkan hasil kategorisasi prokrastinasi akademik dikalangan mahasiswa Prodi BK berada pada kategori tinggi sebanyak 70%. Lalu ada penelitian Mita et al. (2020) yang meneliti prokrastinasi akademik dikalangan mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda menemukan bahwa prokrastinasi akademik tergolong sangat tinggi 16,4%, tergolong tinggi 20,9%, tergolong sedang 51,6%, tergolong rendah 22,8%, dan tergolong sangat rendah 9%.
Perilaku prokrastinasi akademik ditemukan juga pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau. Sejalan dengan temuan terdahulu yang diperoleh Rahayu (2018). Hasil menunjukkan perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa berada dalam kategorisasi sedang sebesar 48,9%. Agustina (2019) memperlihatkan prokrastinasi akademik pada mahasiswa ada pada kategori sedang dengan 41,27%.
Lalu Junaidi (2020) perilaku prokrastinasi akademik oleh mahasiswa pada kategorisasi rendah sebesar 33,57%, kemudian sebesar 34,26% pada tingkat kategorisasi sedang dan terakhir kategorisasi tinggi sebesar 32,17%.
Selanjutnya berdasarkan hasil survei yang dilaksanakan ke mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska tahun 2021 menunjukkan adanya prokrastinasi akademik yang terjadi dikalangan mahasiswa. Dalam survei tersebut didapatkan informasi mengenai penyebab terjadinya prokrastinasi. Diantara penyebab terjadinya prokrastinasi akademik pada mahasiswa adalah bermain gadget, tugas yang sulit dipahami, menunda dalam mengerjakan tugas, manajemen waktu yang kurang baik, memilih istirahat, mengerjakan pekerjaan rumah dan terkendala jaringan yang tidak bagus.
Prokrastinasi akademik menimbulkan dampak negatif pada mahasiswa jika terus dilakukan. Dampak yang ditimbulkan antara lain tugas yang diberikan tidak terselesaikan, merasakan perasaan takut serta khawatir bila tugasnya tidak selesai, hasil tugas yang dikerjakan menjadi kurang optimal, nilai akademik menurun, dan lambat untuk lulus kuliah. Menurut Ferrari & Díaz-Morales (2007) prokrastinasi memiliki dampak negatif pada mahasiswa seperti terlambat menyelesaikan tugas dan gagal menyelesaikan tugas, tetapi memiliki konsekuensi lain seperti perasaan tidak nyaman, gelisah, rasa bersalah, murka, panik, takut dll. Selain itu, menurut Glenn (dalam Ghufron & S, 2020) prokrastinasi akademik juga memiliki dampak negatif seperti membuat tidur tidak teratur, dapat menimbulkan depresi kronis, menyebabkan stress dan penyebab kelainan psikologis lainnya.
Ada 2 faktor yang menyebabkan prokrastinasi akademik menurut Ferrari et al. (1995). Pertama faktor internal yang berasal dari dalam diri yaitu kondisi fisik individu dan kondisi psikologis individu. Kedua faktor eksternal yang berasal dari
luar diri yaitu gaya pengasuhan dan kondisi lingkungan. Dan yang menjadi fokus penelitian ini adalah faktor internal mengenai kondisi psikologis individu.
Seperti yang dijelaskan diatas alasan mahasiswa menunda-menunda antara lain karena takut gagal, cemas, dan kurang percaya diri dalam mengerjakan tugasnya. Hal ini tentunya akan berdampak negatif pada mahasiswa sehingga mahasiswa akan melakuakan prokrastinasi akademik. Untuk mengatasi dampak prokrastinasi akademik pada mahasiswa yaitu dengan cara tidak berlebihan menyalahkan dirinya sendiri. Perasaan kasih sayang kepada diri sendiri dan menerima kemampuan serta masalah yang ada disebut self compassion. Self compassion adalah menyayangi dirinya sendiri saat menghadapi kesulitan, kegagalan, atau kekurangan pribadi, mengakui bahwa semua terjadi pada setiap manusia dan tidak memberikan penilaian negatif (K. D. Neff, 2011).
Self compassion merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya prokrastinasi akademik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hardianti (2019) yang menunjukan adanya hubungan negatif antara self compassion dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau.
Diperkuat dengan hasil penelitian terdahulu oleh Rananto & Hidayati (2017) bahwa terdapat hubungan negatif signifikan antara self compassion dengan prokrastinasi, serta self compassion memberi sumbangan efektif 9,2% terhadap prokrastinasi.
Tinggi rendahnya self compassion berpengaruh terhadap individu. Individu dengan self compassion yang tinggi tidak akan menganggap situasi negatif sebagai bencana, dan tidak akan menghindari tugas yang sulit karena takut akan gagal
(Allen & Leary, 2010). Senada dengan Karinda (2020) yang menyatakan bahwa individu yang memiliki self compassion minim merasa cemas dan kurang dalam melakukan self-hanicapping seperti menunda-nunda tugas daripada individu yang tidak self compassion. Selain itu seorang yang memiliki self-compassion yang tinggi juga akan cenderung lebih dapat menerima keadaan dirinya seperti ketika mengalami kegagalan akademik tanpa menyalahkan bahkan menghakimi diri sendiri secara belebihan sehingga mempercepat proses untuk bangkit yang pada akhirnya tingkat prokrastinasi akademik seseorang semakin rendah (Zaini &
Muslimin, 2022).
Sedangkan individu dengan self compassion rendah akan mengalami kesulitan dan masalah di bidang akademik. Sesuai dengan Sirois (2013) mengemukakan individu yang mempunyai tingkat self compassion yang rendah dapat menimbulkan self judgement yang melibatkan evaluasi diri secara negatif sehingga individu menyalahkan dan mengkritik diri sendiri saat mengalami kesulitan atau gagal mengerjakan tugas akademik.
Dari hasil survei ada alasan yang menyebabkan mahasiswa menunda-nunda mengerjakan tugas karena manajemen waktu yang kurang baik serta banyak menghabiskan waktunya untuk urusan hiburan belaka, dibandingkan urusan akademiknya. Hal ini membuat mahasiswa tidak dapat mengontrol dirinya dengan baik sehingga mahasiswa tidak bisa mengukur prioritas utama yang harus dia lakukan untuk mengerjakan tugas akademik. Menurut Janssen & Carton (1999) kualitas internal seseorang berperan dalam mempengaruhi perilaku prokrastinasinya. Terdapat 5 kualitas diri yang terkait dengan prokrastinasi yaitu
rendahnya kontrol diri (self control), harga diri (self esteem), kesadaran diri (self consciousness), efikasi diri (self efficacy) dan kecemasan sosial. Dari 5 kualitas diri yang terkait dengan prokrastinasi diatas, yang menjadi fokus dari penelitian ini adalah kontrol diri.
Kontrol diri menurut Ghufron & S (2020) merupakan kemampuan individu mengendalikan perilaku. Mengendalikan perilaku mengandung arti melakukan pertimbangan sebelum memutuskan sesuatu untuk bertindak (Azalia et al., 2019).
Sedangkan Goldfried dan Merbaum (dalam Ghufron & S, 2020) mendefinisikan kontrol diri adalah kemampuan buat menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan dalam bentuk perilaku yang akan memuat ke konsekuensi positif bagi individu.
Kontrol diri merupakan salah satu faktor yang memberi pengaruh pada prokrastinasi akademik. Hal ini berdasarkan hasil beberapa penelitian, yaitu dari Steel (2007) dalam hasil penelitiannya menemukan bahwa adanya korelasi negatif yang kuat antara kontrol diri dan prokrastinasi akademik. Sejalan dengan penelitian Azalia et al. (2019) memperlihatkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara self control (kontrol diri) dengan prokrastinasi akademik serta memiliki kontribusi sebanyak 38,2% pada mahasiswa.
Secara umum setiap mahasiswa mempunyai kontrol diri yang berbeda-beda.
Mahasiswa yang punya kontrol diri tinggi berusaha menggunakan waktu sambil mengarahkan perilakunya dengan studi atau kuliah secara optimal. Selain itu juga mahasiswa dengan kontrol diri tinggi mampu mengontrol perilakunya untuk segera
menyelesaikan tugas. Mahasiswa tersebut mampu mengatur stimulusnya sehingga dapat mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki dan mampu menghadapi stimulus tersebut.
Sementara itu mahasiswa yang punya kontrol diri rendah tidak berusaha menggunakan waktunya dan mengarahkan perilakunya untuk belajar atau kuliah secara optimal. Hingga mahasiswa tersebut cenderung melakukan sesuatu hal yang menyenangkan, dan akhirnya menunda-nunda dalam belajar atau kuliah. Selain itu ketika dihadapkan pada pilihan antara melakukan sesuatu yang menyenangkan sekarang namun baru dirasakan nanti, kemampuan seorang mahasiswa untuk mengendalikan diri sangatlah berperan (Mita et al., 2020). Seseorang yang mempunyai kontrol diri rendah cenderung mengambil keputusan yang dianggap menyenangkan dirinya sendiri dibandingkan mengerjakan tugas akademiknya.
Dari pemaparan diatas, peneliti ingin melaksanakan penelitian berjudul
“Hubungan antara Self Compassion dan Kontrol Diri dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau Program Sarjana”.
B. Rumusan Masalah
Pada penelitian ini rumusan masalahnya “Apakah ada hubungan antara self compassion dan kontrol diri dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau program sarjana?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui adanya hubungan antara self compassion dan kontrol diri dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau program sarjana.
D. Keaslian Penelitian
Keaslian dari penelitian ini berdasarkan dari penelitian-penelitian terdahulu yang menyimpan kesamaan pada penelitian ini, namun terdapat beberapa perbedaan didalamnya. Penelitian yang dilakukakan oleh peneliti adalah hubungan antara self-compassion dan kontrol diri terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Berikut ini merupakan penelitian terdahulu yang telah dilakukan:
Rananto & Hidayati (2017) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Self Compassion dan Prokrastinasi Siswa SMA Nasima Semarang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan antara self compassion dengan prokrastinasi pada siswa SMA Nasima di Semarang. Kesamaan yang akan peneliti lakukan ialah variabel bebasnya self compassion. Perbedaanya ialah di variabel terikatnya prokrastinasi dan variabel bebasnya kontrol diri. Selain itu terdapat perbedaan subjek, teknik pengambilan sampel, serta teknik analisis data.
Agustina (2019) melakukan penelitian berjudul “Hubungan antara Kontrol Diri dan Efikasi Diri dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa”. Hasil menunjukkan bahwa adanya hubungan antara kontrol diri dan efikasi diri dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Persamaannya terletak pada variabel X1 kontrol diri dan variabel Y prokrastinasi akademik serta teknik analisis datanya
regresi berganda. Perbedaannya terletak pada variabel bebas X2, peneliti menggunakan self compassion. Selain itu ada perbedaan teknik pengambilan sampel, penelitian sebelumnya memakai simple random sampling sedangkan peneliti memakai proportional stratified random.
Azalia et al. (2019) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Self Control dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan 2016”. Hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara self control dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa jurusan ilmu pendidikan 2016.
Kesamaannya antara lain variabelnya menggunakan self control (kontrol diri) dan prokrastinasi akademik, juga subjeknya sama-sama menggunakan mahasiswa.
Perbedaanya ada di variabel self compassion yang dipakai peneliti, teknik pengambilan sampelnya, serta teknik analisis datanya.
Hardianti (2019) melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Self Compassion dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau”. Hasil penelitian mengungkapkan ditemukan hubungan signifikan antara self compassion dengan prokrastinasi akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau. Kesamaanya antara lain variabelnya menggunakan self compassion dan prokrastinasi akademik, penggunaan subjek yang sama, serta teknik pengambilan sampel. Perbedaan variabel bebas X2 terletak pada kontrol diri yang digunakan peneliti, serta teknik analisis datanya.
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Dengan adanya penelitian ini, peneliti mengharapkan dapat membawa manfaat terkhusus dalam bidang psikologi pendidikan. Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai hubungan antara self compassion dan kontrol diri dengan prokrastinasi akademik. Lalu penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi tambahan untuk tugas kuliah. Selain itu, bisa dijadikan bahan acuan juga tinjauan untuk melakukan penelitian lain yang berkaitan dengan self compassion, kontrol diri, serta prokrastinasi akademik.
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi juga pemahaman bagi mahasiswa, tentang pentingnya bersikap baik terhadap diri sendiri (self compassion) dalam menghadapi kesulitan yang ada terutama kesulitan akademik, serta pentingnya mengontrol diri agar terhindar dari perilaku menunda-nunda tugas akademik.
12 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Prokrastinasi Akademik 1. Definisi Prokrastinasi Akademik
Istilah prokrastinasi berakar dari kata dalam bahasa Latin procrastination. Secara terminologi procrastination berasal dari dua kata yaitu pro yang bermakna “maju” dan cratinus yang bermakna “besok”. Sehingga ketika digabungkan arti dari prokrastinasi secara bahasa adalah menunda sampai besok. Menunda sampai besok berarti tidak ada waktu yang ditentukan bisa besok hingga besoknya lagi.
Beberapa ahli menyalurkan beberapa gagasan mereka mengenai prokrastinasi. Solomon & Rothblum (1984) menyatakan prokrastinasi adalah kecenderungan tidak logis untuk menunda-nunda tugas yang harus diselasikan sampai menyebabkan ketidaknyamanan pada individu. Senada dengan itu menurut Ulum (2016) secara umum prokrastinasi didefinisikan sebagai kecenderungan tidak rasional untuk menunda maupun mengerjakan suatu tugas. Berbeda dengan pendapat diatas Steel (2007) mengungkapkan prokrastinasi merupkan tindakan menunda dengan sengaja meskipun tahu bahwa tindakan itu akan berdampak buruk.
Akademik berasal dari kata bahasa Yunani academos merupakan nama taman di Athena yang dijadikan seperti perguruan tinggi. Itu diambil dari nama pahlawan yang terbunuh di perang Troya. Orang yang mengikuti perguruan disebut acadeist, sedangkan perguruannya disebut academia. Akademik
memiliki arti bersifat akademis. Akademis ialah pembelajaran yang berhubungan dengan akademi, bersifat ilmu pengetahuan (Departemen Pendidikan Indonesia, 2008). Dapat diketahui bahwa akademik adalah keadaan seseorang dapat menyampaikan dan menenrima ide, pemikiran, dan ilmu pengetahuan sekaligus dapat mengujinya (Nailil, 2016).
Prokrastinasi didalam ruang lingkup akademik disebut sebagai prokrastinasi akademik. Ferrari et al. (1995) menyatakan prokrastinasi akademik ialah penundaan pada jenis pekerjaan dalam area akademik. Senada dengan itu Solomon & Rothblum (1984) mengungkapkan bahwa prokrastinasi akademik suatu kecenderungan menunda atau menyelesaikan seluruh tugas demi kegiatan yang tidak bermanfaat, hingga mempengaruhi kinerja, tidak pernah menuntaskan tugas tepat waktu, dan tak jarang terlambat menghadiri pertemuaan-pertemuan.
Sementara itu menurut Ellis & Knaus (1977) prokrastinasi akademik yaitu menunda sampai waktu mendatang atau tindakan menunda tugas yang direncanakan untuk diselesaikan. Ini sejalan dengan Muyana (2018) yang mengatakan prokrastinasi akademik ialah mengulur waktu ketika memulai ataupun menyelesaikan tugas yang diberikan, hingga menyebabkan keterlambatan saat menyelesaikan tugas hingga saat-saat terakhir.
Berdasarkan uraian tersebut ditarik kesimpulan bahwa prokrastinasi akademik adalah perilaku secara sengaja menunda-nunda ketika memulai,
maupun menyelesaikan tugas akademik, hingga saat-saat terakhir untuk melakukan kegiatan lain.
2. Aspek-Aspek Prokrastinasi Akademik
Prokrastinasi akademik ditunjukan dalam aspek tertentu menurut Ferrari et al. (1995), berikut ini penjelasannya:
a. Penundaan untuk Memulai dan Menyelesaikan Tugas
Seseorang yang menunda-nunda menyadari tugas yang dihadapi harus segera dikerjakan. Akan tetapi, seorang prokrastinator leih memilih menunda mengerjakan, serta menuda untuk menyelesaikan tugas yang ada sampai akhir.
b. Keterlambatan dalam Mengerjakan Tugas
Seorang prokrastinator membutuhkan wkatu yang lebih lama untuk menyelesaikan tugasnya. Prokrastinator membuang waktunya untuk membuat perencanaan yang berlebihan. Hingga ia tidak dapat menyelesaikan tugasnya karena tidak memperhatikan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Keterlambatan diartikan seorang terlambat dalam menyelesikan tugas, sehingga ini menjadi ciri besar dari prokrastinasi akademik.
c. Kesenjangan Waktu antara Rencana dan Kinerja Aktual
Orang yang suka menunda kesulitan dalam menyelesaikan tugas tepat waktu. Seorang penunda sering menghadapi keterlambatan saat
menetapkan jangka waktu yang ditentukan orang lain atau yang dia tetapkan sendiri. mungkin orang tersebut sudah merencanakan untuk mulai mengerjakan sesuai waktu yang ditentukan, akan tetapi dia malah tidak mengerjakannya sesuai rencana. Ini akan mengakibatkan penunda terlambat dan gagal dalam menyelesaikan tugasnya.
d. Melakukan Aktivitas yang Menyenangkan
Seorang penunda secara sengaja lalai mengerjakan tugas untuk mempergunakan waktu yang tersedia demi melakukan kegiatan lain yang dianggap menyenangkan juga menghibur, seperti nonton, jalan-jalan, membaca, mendengar musik, bermain dan sebagainya, hingga menghabiskan waktu yang dimiliki untuk menyelesaikan tugasnya.
Dari uraian diatas, diketahui bahwa terdapat empat aspek-aspek dari prokrastinasi akademik, diantaranya penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual dan melakukan aktivitas yang menyenangkan.
3. Faktor-Faktor Prokrastinasi Akademik
Berikut faktor-faktor prokrastinasi akademik bersumber dari teori Ferrari et al. (1995) dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
1) Faktor internal yang berasal dari diri diantaranya:
a. Kondisi Fisik Individu
Faktor internal individu yang berpengaruh terhadap munculnya prokrastinasi akademik ialah kondisi fisik juga kondisi kesehatan individu, seperti kelelahan. Orang yang lelah, lebih cenderung untuk menunda-nunda daripada mereka yang tidak lelah.
b. Kondisi Psikologis Individu
Beberapa ciri kepribadian juga mempengaruhi munculnya perilaku prokrastinasi, contohnya triad kompetensi sosial yang terlihat dari tingkat pengaturan diri dan ketakutan dalam hubungan sosial. Derajat motivasi akan berpengaruh terhadap prokrastinasi pada seseorang, dimana semakin tinggi motivasi individu untuk menyelesaikan tugas maka kecenderungan prokrastinasi akademik semakin rendah. Selain itu terdapat faktor lain yang menyebabkan prokrastinasi akademik yaitu self- compassion dan kontrol diri .
2) Faktor eksternal, yang berasal dari luar diri diantaranya:
a. Gaya Pengasuhan
Penelitian oleh Ferrari et al., (1995) menjumpai jika pola asuh otoriter ayah menyebabkan kecenderungan suka menunda-nunda kronis pada anak perempuan, sedangkan pola asuh otoritatif ayah menyebabkan anak perempuan tidak suka menunda-nunda. Ibu yang suka menunda- nunda cenderung menghasilkan anak perempuan yang suka menunda- nunda atau prokrastinasi.
b. Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan mendorong prokrastinasi akademik sebagian besar berada pada lingkungan yang diawasi dengan buruk dibandingkan dengan lingkungan yang diawasi sepenuhnya.
Dari uraian diatas, diketahui bahwa terdapat 2 faktor dari prokrastinasi akademik, diantaranya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari kondisi fisik individu, kondisi psikologis individu termasuk self- compassion dan kontrol diri. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari gaya pengasuhan, dan kondisi lingkungan.
B. Self Compassion 1. Definisi Self Compassion
Self compassion muncul dari kata compassion. Secara etmologi kata compassion berasal dari bahasa Latin, com yang memiliki arti kata bersama- sama, dan pati yang memiliki arti menderita dengan. Menurut Wispé (1991) compassion merupakan perasaan tersentuh dengan penderitaan orang lain, menjadi sadar akan rasa sakit orang lain dan tidak menghindarinya serta berkeinginan meringankan penderitaan yang mereka alami. Sehingga secara sederhana compassion diartikan sebagai kasih sayang kepada orang lain.
Self compassion menjadi konsep baru yang diambil dari filosofi Buddhis, yang biasa disebut sebagai belas kasih diri. Self compassion adalah perasaan tersentuh dan terbuka atas penderitaan yang dialami diri, memiliki kemauan untuk meringankan kesulitan serta menyembuhkan diri dengan
kebaikan (K. Neff, 2003a). Menurut K. Neff (2003a) self compassion mencakup kesadaran untuk tidak menyalahkan terhadap rasa sakit, kekurangan, serta kegagalan, menganggap pengalaman sebagai bagian besar pengalaman manusia.
Self compassion berarti sikap baik dan pengertian kepada diri sendiri saat merasa sakit atau mengalami sakit atau mengalami kegagalan, bukan mengkritik diri memperlakukan pengalaman yang ada seperti bagian pengalaman yang ada seperti bagian pengalaman manusia yang luas dan sepenuhnya sadar akan pikiran dan emosi yang menyakitkan, bukan mengidentifikasinya secara berlebihan (K. Neff, 2003b). Hal ini senada dengan Krieger et al. (2016) mengatakan self compassion menggambarkan sikap yang penuh kasih sayang dan kebaikan hati pada diri sendiri jika terjadi kegagalan, kelemahan pribadi atau sakit fisik.
Selain beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli diatas, Reyes mengatakan hal yang berbeda. Menurut Reyes (2012) self compassion merupakan keadaan yang mencakup dari kebaikan diri, perhatian, kebijaksanaan, serta kesamaan yang mengubah penderitaan maka menghasilkan tindakan yang meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan diri serta kesejahteraan orang lain.
Dari pendapat ahli diatas, diperoleh kesimpulan self compassion adalah sikap kasih sayang dan kebaikan terhadap diri saat mengalami kesulitan dalam
hidup seperti kegagalan, penderitaan, dan kekurangan diri, menganggap itu adalah bagian kehidupan manusia dan memandangnya secara objektif.
2. Aspek-Aspek Self Compassion
Menurut K. Neff (2003a) self compassion dibagi menjadi 3 aspek, sebagai berikut:
a. Self Kindness
Self kindness adalah kapasitas untuk memahami dan menerima diri sendiri serta memberikan kelembutan tanpa menyakiti maupun menghakimi diri sendiri. Dengan self kindness individu akan merasa lebih hangat kepada dirinya saat menghadapi rasa sakit juga kekurangan, dan membuat individu mengerti dirinya dengan tidak menyakiti ataupun mengkritik diri saat menghadapi masalah. Individu dengan self kindness akan lebih cenderung untuk peduli dan pengertian terhadap dirinya daripada mengkritik atau menghakimi diri (self judgement) (K. D. Neff, 2011).
b. Common Humanity
Common humanity secara umum ialah persepsi individu tentang kesulitan, kegagalan, dan tantangan sebagai bagian kehidupan manusia yang dialami setiap orang, tidak hanya dialami oleh dirinya sendiri.
Common humanity melihat ketidaksempurnaan merupakan bagian dari kondisi manusia sehingga orang dapat melihatnya dalam perspektif yang luas. Namun ada juga individu yang merasa terisolasi (isolation), karena
menganggap dirinya orang yang paling menderita dibanding yang lain (K.
D. Neff, 2011).
c. Mindfulness
Mindfulness ialah kapasitas individu guna melihat, menerima dan menghadapi kenyataan dengan jelas tidak menghakimi situasi yang terjadi.
Suatu tindakan dengan melihat sesuatu secara objektif disebut mindfulness.
Dengan mindfulness akan mencegah individu untuk terbawa oleh rasa sakit dan berlebihan dalam menafsirkan sesuatu (overidentification). Saat individu akan melebih-lebihkan apa yang terjadi padanya itu dapat membuatnya terbawa oleh pikiran dan emosi negatif (K. D. Neff, 2011).
Dari uraian diatas, diketahui bahwa terdapat tiga aspek-aspek dari self- compassion. Yaitu self kindness, common humanity, mindfulness.
C. Kontrol Diri 1. Definisi Kontrol Diri
Kontrol diri secara umum diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengontrol dirinya sendiri. Beberapa ahli mendefinisikan kontrol diri menurut pendapat mereka. Menurut Averill (1973) kontrol diri merupakan variabel psikologis yang didalamnya ada kemampuan untuk memodifikasi perilaku, kemampuan dalam mengelola informasi yang diinginkan dan tidak diinginkan, juga kemampuan untuk memilih suatu tindakan yang diyakini.
Averill berfokus pada kemampuan mengatur untuk bertindak sesuai dengan keyakinan diri (Dwi Marsela & Supriatna, 2019).
Kontrol diri menurut Calhoun dan Acocella (Ghufron & S, 2020) ialah rangkaian pengarahan fisik, psikologi, dan sifat pada diri seseorang, yang berarti kontrol diri rangkaian proses untuk membentuk dirinya sendiri. Lalu menurut Goldfried dan Merbaum (Ghufron & S, 2020) pengendalian diri didefinisikan sebagai kemampuan dalam menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan hingga seseorang membawa pada hasil yang positif. Selain itu kontrol diri adalah keputusan yang dibuat melalui pertimbangan struktur perilaku untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Berdasarkan penjelasan diatas, kontrol diri merupakan kemampuan dan keyakinan yang dipunyai setiap diri individu untuk mengarahkan, mengatur, mengendalikan, dan merubah perilaku ke arah positif.
2. Aspek-Aspek Kontrol Diri
Aspek-aspek kontrol diri ada 3 menurut Averill (1973) terdiri dari:
a. Kontrol Perilaku (Behavior Control)
Kesiapan maupun kemampuan individu merespon secara langsung dengan mengubah situasi yang tidak menyenangkan. Kontrol perilaku dibagi menjadi 2 yaitu:
1) Mengatur Pelaksanaan (Regulated Administration), individu mempunyai kemampuan untuk menentukan siapa saja yang dapat mengendalikan situasi apa dia sendiri atau dari luar dirinya (eksternal).
2) Memodifikasi Stimulus (Stimulus Modifiability), individu mempunyai kemampuan untuk mengetahui cara dan waktu menghadang stimulus yang tidak diinginkan.
b. Kontrol Kognitif (Cognitive Control)
Kemampuan seseorang untuk mengelola informasi yang tidak diinginkan, caranya dengan menginterpretasi, mengevaluasi, maupun menghubungkan peristiwa ke struktur kognitif untuk adaptasi psikologi ataupun pengurangan stress. Kontrol kognitif terbagi 2, yaitu:
1) Memperoleh Informasi (Information Gain), individu yang mempunyai informasi mengenai situasi yang tidak menyenangkan, maka individu akan lebih mengantisipasi situasi itu dengan berbagai pertimbangan.
2) Melakukan Penilaian (Appraisal), individu yang mempunyai kemampuan menilai dan menafsirkan situasi atau peristiwa dengan memperhatikannya dari segi positif subjektif.
c. Mengontrol Keputusan (Decisional Control)
Kemampuan seseorang dalam memilih hasil maupun tindakan berdasarkan apa yang diyakini atau disetujui olehnya. Kontrol keputusan berfungsi jika individu dapat memilih dengan bebas berbagai kemungkinan tindakan.
Dari pemaparan diatas, diketahui terdapat 3 aspek-aspek kontrol diri menurut Averill (1973). Yaitu kontrol perilaku (behavior control), kontrol kognitif (cognitive control), dan mengontrol keputusan (decisional control).
D. Kerangka Berpikir
Sebagai mahasiswa seringkali dituntut untuk menyelesaikan tugas akademik maupun tugas non akademik. Tapi seringkali yang menjadi masalah dikalangan mahasiswa adalah tugas akademiknya. Tugas akademik merupakan tugas yang diberikan dalam lingkup akademik, seperti membuat laporan atau makalah, belajar untuk ujian, maupun membaca materi sebelum perkuliahan dimulai. Dengan manajemen waktu yang kurang baik, dan takut gagal, cemas, kurang percaya diri dapat menyebabkan mahasiswa kesulitan mengatur waktu sehingga membuat mahasiswa menunda-nunda saat mengerjakan tugas kuliahnya.
Perilaku menunda-nunda dalam mengerjakan tugas kuliah disebut sebagai prokrastinasi akademik.
Prokrastinasi akademik merupakan perilaku yang kerap kali dilakukan oleh mahasiswa. Adapun ciri mahasiswa yang melakukan prokrastinasi akademik yaitu penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas, keterlambatan dalam mengerjakn tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, serta melakukan aktifitas yang menyenangkan. Prokrastinasi akademik memiliki dampak negatif pada mahasiswa seperti terlambat menyelesaikan tugas dan gagal menyelesaikan tugas, tetapi memiliki konsekuensi lain, seperti perasaan tidak nyaman, gelisah, rasa bersalah, murka, panik, takut, dll (Ferrari & Díaz-Morales, 2007)
Faktor yang dapat mempengaruhi prokrastinasi akademik adalah self compassion. Self compassion merupakan kemampuan individu untuk berbuat baik kepada dirinya sendiri ketika menghadapi kesulitan, kegagalan dan kekurangan, serta mengakui bahwa itu terjadi pada setiap manusia, dan memberikan penilaian objektif. Adapun ciri-ciri dari individu yang self compassion ialah memiliki self kindness, common humanity, dan mindfulness.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan hubungan antara self compassion dengan prokrastinasi akademik. Hasil peneltian terdahulu dari Rananto & Hidayati (2017) yang menyatakan bahwa semakin tinggi self compassion maka prokrastinasi akademiknya rendah begitu juga sebaliknya. Sejalan dengan penelitian Hardianti (2019) yang memperlihatkan adanya hubungan negatif antara self compassion dengan prokrastinasi akademik. Serta penelitian terbaru dari Zaini & Muslimin (2022) yang menunjukkan bahwa self compassion memiliki pengaruh terhadap prokrastinasi akademik sebesar 13,71%.
Selain self compassion, faktor kontrol diri juga dapat mempengaruhi prokrastinasi akademik. Kontrol diri merupakan kemampuan dan keyakinan yang dipunyai setiap diri individu untuk mengarahkan, mengatur, mengendalikan, dan merubah perilaku ke arah positif. Ciri-ciri individu yang mempunyai kontrol diri antara lain dapat mengontrol perilaku, mengontrol kognitif, dan mengontrol keputusan.
Beberapa hasil penelitian untuk membuktikan hubungan kontrol diri dengan prokrastinasi akademik diantaranya dari Steel (2007) menemukan adanya korelasi
negatif yang kuat antara kontrol diri dan prokrastinasi akademik. Selain itu, penelitian Azalia et al. (2019) memperoleh hasil adanya hubungan negatif yang signifikan antara self control (kontrol diri) dengan prokrastinasi akademik yang berarti jika kontrol dirinya rendah maka prokrastinasi akademiknya akan tinggi dan sebaliknya. Juga peneltian dari Mita et al. (2020) yang menunjukkan hubungan kontrol diri dengan prokrastinasi akademik memiliki sumbangan sebesar 15,1%.
Bagan 2. 1
Kerangka Berfikir
E. Hipotesis
Hipotesis yang akan peneliti ajukan pada penelitian ini yakni adanya hubungan antara self compassion dan kontrol diri dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau program sarjana.
Self compassion
Prokrastinasi akademik Kontrol diri
26 BAB III
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Penelitian ini menerapkan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan sebuah metode yang menitikberatkan pada data-data angka yang dianalisis kemudian dirangkai melewati prosedur pengukuran serta dikerjakan dengan analisis statiska (Azwar, 2021). Dalam penelitian ini memakai desain kuantitatif korelasional untuk melihat pola hubungan antara 2 variabel bebas yaitu self compassion dan kontrol diri dan juga 1 variabel terikat yaitu prokrastinasi akademik.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 variabel sebagai berikut:
Variabel bebas 1 (X1) : Self Compassion Variabel bebas 2 (X2) : Kontrol Diri
Variabel terikat (Y) : Prokrastinasi Akademik
C. Definisi Operasional 1. Prokrastinasi Akademik
Prokrastinasi akademik adalah mahasiswa yang dengan sengaja menunda dalam memulai serta mengakhiri tugas-tugas akademik, terlambat dalam mengerjakan tugas-tugas akademik, mengalami kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, dan melakukan aktivitas yang menyenangkan dibandingkan mengerjakan tugas. Yang ditandai dengan:
a) Menunda memulai tugas makalah yang diberikan dosen b) Mengulur waktu untuk menyelesaikan review jurnal c) Memperlambat menuntaskan tugas kelompok d) Menunda mengulas materi yang disampaikan dosen e) Memperlama dalam menyelesaikan tugas resume f) Lambat untuk mengulang materi sebelum Ujian
g) Memerlukan waktu yang lebih lama dalam mengerjakan tugas makalah h) Menghabiskan banyak waktu dalam mengerjakan tugas kelompok i) Membuang waktu dalam mengerjakan tugas review jurnal
j) Mengulur untuk mengerjakan tugas presentasi k) Menunda dalam membuat resume materi
l) Mengerjakan tugas makalah mendekati waktu pengumpulan tugas
m) Mengerjakan tugas kelompok tidak sesuai dengan waktu yang direncanakan
n) Terlambat menyelesaikan tugas makalah sesuai tenggat waktu yang diberikan dosen
o) Gagal dalam menyelesaikan tugas resume sesuai dengan jadwal yang telah disusun
p) Melewatkan jadwal yang telah ditentukan dalam pengerjaan tugas review jurnal
q) Melewati jadwal yang telah ditetapkan r) Lalai dalam mengikuti jadwal perkuliahan
s) Terlambat mengerjakan tugas review jurnal karena menonton t) Memilih istirahat membuat terlambat menyelesaikan tugas makalah u) Menunda mengerjakan tugas kuliah karena bermain game
v) Bermain gadget membuat terlambat mengerjakan tugas kelompok bersama teman
w) Melihat sosial media membuat menunda mengulas kembali materi perkuliahan
x) Menggunakan waktu luang untuk jalan-jalan bersama teman membuat terlambat menyelesaikan tugas makalah.
Adapun indikator dari prokrastinasi akademik adalah menunda dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas makalah, review jurnal, tugas kelompok, mengulas materi, tugas resume, dan mengulang materi sebelum ujian. Mengalami keterlambatan dalam mengerjakan tugas makalah, tugas kelompok, tugas review jurnal, tugas presentasi, dan resume materi. Memiliki kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual dalam tugas kelompok, tugas makalah, tugas resume, tugas review jurnal, jadwal perkuliahan.
Melakukan aktifitas yang menyenangkan seperti menonton, memilih istirahat, bermain game, bermain gadget, melihat sosial media, dan jalan-jalan.
2. Self Compassion
Self compassion adalah kemampuan seseorang untuk bersikap kasih sayang dan berbuat baik terhadap diri (self kindness) saat mengalami kesulitan dalam hidup seperti kegagalan, penderitaan, dan kekurangan diri, menganggap itu adalah bagian kehidupan manusia (common humanity) dan memandangnya secara objektif (mindfulness). Yang ditandai dengan:
a) Memberikan kelembutan dengan tidak menyakiti diri sendiri ketika mengalami waktu yang sulit
b) Menerima segala kelebihan dan kekurangan diri sendiri c) Menerima saat gagal mendapat nilai yang bagus
d) Menyalahkan diri ketika terlambat menyelesaikan tugas makalah yang diberikan dosen
e) Tidak mengkritik diri saat kesulitan menjawab pertanyaan dari dosen f) Tidak menghakimi diri ketika ada hal-hal yang tidak disukai dalam diri saya g) Menyadari kesulitan mengerjakan ujian merupakan hal yang dialami oleh
setiap mahasiswa.
h) Memandang kegagalan menyelesaikan tugas dengan tepat waktu pernah terjadi pada setiap orang
i) Memahami bahwa tantangan dalam mengerjakan tugas kelompok dialami setiap mahasiswa
j) Melihat ketidaksempurnaan sebagai bagian dari kondisi manusia
k) Tidak merasa terisolasi ketika memikirkan kekurangan yang ada pada diri l) Tidak menyalahkan orang lain ketika merasa sedih
m) Berusaha untuk tetap semangat ketika salah menjawab pertanyaan dalam soal ujian
n) Memahami kesedihan saat tidak menyelesaikan tugas review jurnal sesuai jadwal
o) Melihat sesuatu hal menyakitkan terjadi dengan perspektif objektif.
p) Menjaga emosi ketika ada teman yang tidak ikut mengerjakan tugas kelompok
q) Menaggapi dengan perasaan terbuka ketika mengalami kegagalan dalam bidang akademik
r) Merenungkan kekurangan/pandangan negatif tentang diri.
Adapun indikator dari self compassion adalah self kindness ketika mengalami waktu yang sulit, kelebihan dan kekurangan diri, gagal mendapat nilai yang bagus, terlambat menyelesaikan tugas makalah, kesulitan menjawab pertanyaan dari dosen, hal yang tidak disukai diri. Common humanity saat kesulitan mengerjakan ujian, gagal menyelesaikan tugas tepat waktu, tantangan mengerjakan tugas kelompok, ketidaksempurnaan, memikirkan kekurangan diri, merasa sedih. Mindfulness ketika salah menjawab pertanyaan ujian, tidak menyelesaikan tugas makalah sesuai jadwal, melihat suatu hal yang menyakitkan, ada teman yang tidak mengerjakan tugas kelompok, mengalami kegagalan akademik, kekurangan tentang diri.
3. Kontrol Diri
Kontrol diri adalah kemampuan individu dalam mengontrol perilaku (behavior control), kontrol pada kognitif (cognitive control) dan kontrol dalam keputusan (decisional control). Yang ditandai dengan:
a) Menghindari ajakan teman untuk bermain ditengah perkuliahan
b) Mengabaikan teman yang mengajak berbicara saat dosen menjelaskan materi
c) Menolak jika ada teman yang mengajak jalan-jalan dibanding mengerjakan tugas makalah
d) Tetap datang kuliah tepat waktu dibanding mengikuti ajakan teman e) Menaati arahan dosen agar mengerjakan tugas sesuai jadwal
f) Mendengarkan dengan baik ketika teman yang sedang presentasi g) Memikirkan dampak dari tidak mengikuti perkuliahan
h) Membuat jadwal sebelum mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dosen i) Menengambil hal positif saat tugas yang dikerjakan dikoreksi
j) Merasa bersalah ketika tidak ikut serta dalam mengerjakan tugas kelompok k) Menilai teman yang bolos kuliah perilakunya tidak dapat dicontoh
l) Berusaha tetap tenang saat emosi ketika menghadapi teman yang tidak mau mengerjakan tugas kelompok
m) Mengambil keputusan antara bermain bersama teman atau mengikuti perkuliahan
n) Mengisi jam kosong perkuliahan dengan mereview materi atau mengerjakan tugas
o) Menanyakan kepada dosen ketika ada pelajaran yang kurang dipahami p) Mengingatkan teman ketika bolos dari perkuliahan itu tidak baik q) Menolong teman yang kesulitan dalam mengerjakan tugas
r) Menjalankan peran sebagai seorang mahasiswa sesuai dengan kewajiban Adapun indikator dari kontrol diri adalah kontrol perilaku dengan menghindari ajakan teman, mengabaikan teman yang mengajak bicara, menolak ajakan teman untuk jalan-jalan, datang kuliah tepat waktu, menaati arahan dosen, dan mendengarkan teman presentasi. Mengontrol kognitif dengan memikirkan dampak tidak ikut kuliah, membuat jadwal, merasa bersalah tidak ikut tugas kelompok, tidak mencontoh teman yang bolos, tenang saat teman tidak mau mengerjakan tugas kelompok. Mengontrol keputusan dengan bermain bersama teman atau mengikuti perkuliahan, mereview materi atau mengerjakan tugas, menanyakan pelajaran yang kurang dipahami, mengingatkan teman yang bolos, menolong teman, dan menjalankan peran sebagai mahasiswa.
D. Subjek Penelitian 1. Populasi
Populasi ialah area umum yang terdiri dari objek atau subjek yang memiliki kualitas dan ciri tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk digali dan diambil kesimpulan (Sugiyono, 2013). Populasi yang digunakan merupakan mahasiswa program sarjana yang aktif kuliah di Fakultas Psikologi UIN Suska Riau angkatan 2019-2021, dengan rincian datanya:
Tabel 3. 1 Populasi
Angkatan Semester Jumlah
2021 II 178
2020 IV 283
2019 VI 187
Total 648
Sumber: Bagian Akademik Fakultas Psikologi UIN Suska Riau Tahun 2021-2022 2. Sampel
Sampel ialah bagian dari sejumlah karekteristik yang dipunyai oleh populasi (Sugiyono, 2013). Karakteristik sampel yang digunakan berupa, mahasiswa aktif yang berkuliah di Fakultas Psikologi UIN Suska Riau, jenjang sarjana, berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan, dan terdiri dari angkatan 2019-2021. Penetapan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin (Sarwono, 2006) berikut ini:
𝑛 = 𝑁
1 + 𝑁𝑒2 Keterangan:
n: ukuran sampel N: ukuran populasi
e: batas toleransi kesalahan (error)
Populasi mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau sebanyak 648 orang, batas toleransi error sebesar 0,05.
𝑛 = 𝑁 1 + 𝑁𝑒2
𝑛 = 648
1 + 648(0,05)2
𝑛 = 648 2,62 𝑛 = 247
Didapatkan sampel untuk penelitian ini sebanyak 247 orang, dari mahasiswa angkatan 2019-2021.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini memakai teknik probability sampling. Probability sampling merupakan teknik yang memberi peluang sama pada suatu populasi yang akan dijadikan sampel (Sugiyono, 2013). Pada teknik probability sampling yang dipakai merupakan teknik proportionate stratified random sampling. Teknik ini dipakai jika sampel yang ada tidak homogen serta berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2013). Prosedur pengambilan sampel dengan menggunakan cara yaitu pengundian, dan yang diundi dalam penelitian ini adalah kelasnya. Pengundian dipilih untuk meminimalisir ketidakadilan dalam memilih subjek yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Berikut cara penghitungan sampel:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛×𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas, didapatkan hasil setiap subkelompok untuk jumlah sampel yang akan dipegunakan pada penelitian ini.
Tabel 3. 2 Sampel
Angkatan Semester Populasi Sampel
2021 II 178 68
2020 IV 283 108
2019 VI 187 71
Total 648 247
Sumber: Bagian Akademik Fakultas Psikologi UIN Suska Riau Tahun 2021-2022 E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini memakai 3 skala, yaitu skala prokrastinasi, skala self compssion dan skala kontrol diri.
1. Skala Prokrastinasi Akademik
Skala prokrastinasi akademik disusun dan dibuat oleh peneliti dengan mengacu pada aspek-aspek prokrastinasi akademik dari Ferrari et al. (1995).
Skala prokrastinasi akademik ini berjumlah 48 aitem. Skala penelitian ini menggunkan 4 alternatif jawaban. Yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Didalam skala ini aitem berisi favorable dan unfavorable. Aitem favorable dan unfavorable mempunyai skor penilaian dengan ketentuan sebagai berikut, aitem favorable : Sangat Sesuai = 4, Sesuai = 3, Tidak Sesuai = 2, Sangat Tidak Sesuai = 1. Aitem unfavorable : Sangat Sesuai = 1, Sesuai = 2, Tidak Sesuai = 3, Sangat Tidak Sesuai = 4.
Tabel 3. 3
Blueprint Skala Try Out Prokrastinasi Akademik
No Aspek Favorable Unfavorable Jumlah
Aitem 1. Menunda-nunda dalam
memulai serta
menyelesaikan tugas-tugas akademik
17, 1, 47, 39, 30, 3
29, 38, 18, 2, 19, 40
12
2. Mengalami keterlambatan dalam mengerjakan tugas- tugas akademik
20, 48, 5, 6, 7, 32
4, 21, 31, 41, 22, 8
12
3. Memiliki kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual
23, 42, 10, 24, 34, 12
9, 33, 43, 11, 25, 44
12
4. Melakukan aktifitas yang lebih menyenangkan
13, 26, 36, 15, 16, 28
35, 14, 45, 27, 37, 46
12
Total 48
2. Skala Self Compassion
Skala self compassion disusun dan dibuat oleh peneliti dengan mengacu pada aspek-aspek self compassion dari Neff (2003a). Skala tersebut berjumlah 36 aitem. Skala penelitian ini menggunakan 4 alternatif jawaban. Yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).
Didalam skala ini aitem berisi favorable dan unfavorable. Aitem favorable dan unfavorable mempunyai skor penilaian dengan ketentuan sebagai berikut, aitem favorable : Sangat Sesuai = 4, Sesuai = 3, Tidak Sesuai = 2, Sangat Tidak Sesuai = 1. Aitem unfavorable :Sangat Sesuai = 1, Sesuai = 2, Tidak Sesuai = 3, Sangat Tidak Sesuai = 4.
Tabel 3. 4
Blueprint Skala Try Out Self Compassion
No Aspek Favorable Unfavorable Jumlah
Aitem 1. Self Kindness 1, 4, 12, 25, 9,
20
30, 17, 31, 18, 24, 13
12 2. Common
Humanity
8, 32, 5, 34, 11, 29
21, 7, 16, 27, 26, 14
12 3. Mindfulness 2, 35, 3, 10, 15,
22
33, 6, 28, 23, 36, 19
12
Total 36
3. Skala Kontrol Diri
Skala kontrol diri disusun dan dibuat oleh peneliti dengan mengacu pada aspek-aspek kontrol diri dari Averill (1973). Skala tersebut berjumlah 36 aitem. Skala penelitian ini menggunkan 4 alternatif jawaban. Yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).
Didalam skala ini aitem berisi favorable dan unfavorable. Aitem favorable dan unfavorable mempunyai skor penilaian dengan ketentuan sebagai berikut, aitem favorable : Sangat Sesuai = 4, Sesuai = 3, Tidak Sesuai = 2, Sangat Tidak Sesuai = 1. Aitem unfavorable :Sangat Sesuai = 1, Sesuai = 2, Tidak Sesuai = 3, Sangat Tidak Sesuai = 4.
Tabel 3. 5
Blueprint Skala Try Out Kontrol Diri
No Aspek Favorable Unfavorable Jumlah
Aitem 1. Kontrol Perilaku
(Behavior Control)
1, 22, 36, 12,30,24
11, 29, 2, 23, 13, 3
12 2. Kontrol Kognitif
(Cognitive Control)
14, 4, 16, 26, 17, 6
31, 15, 25, 5, 32, 33
12 3. Kontrol Keputusan
(Decesional Control)
18, 27, 8, 20, 28, 10
7, 34, 19, 9, 21, 35
12
Total 36
F. Uji Coba Alat Ukur
Alat ukur yang dipergunakan untuk penelitian ini, sudah terlebih dahulu diuji coba (try out) sebelum melakukan penelitian. Uji coba dilaksanakan untuk melihat validitas, reliabilitas, dan indeks daya diskriminasi aitem pada skala yang akan digunakan. Alat ukur yang digunakan untuk uji coba ialah skala prokrastinasi akademik, skala self compassion, dan skala kontrol diri.
1. Uji Validitas
Validitas ialah kemampuan sebuah tes untuk mengukur secara akurat atribut yang diukurnya. Suatu tes yang mempunyai validitas tinggi jika fungsi alat ukurnya menghasilkan eror yang minimal. Artinya skor dari tes tersebut tidak berbeda dari hasil skor yang sesungguhnya (Azwar, 2018). Pada penelitian ini memakai validitas isi. Validitas isi adalah validasi yang memastikan sejauhmana item-item didalam tes mewakili komponen dari materi yang diukur. Validitas isi dalam penelitian ini diukur dengan analisis rasional atau profesional judgment (Azwar, 2018). Pada penelitian ini yang melakukan validitas isi skala adalah pembimbing serta penguji.
2. Uji Daya Diskriminasi Aitem
Daya diskriminasi aitem ialah sejauh mana suatu aitem dapat membedakan individu yang mempunyai dan tidak mempunyai atribut yang diukur (Azwar, 2019). Menurut Azwar (2019) uji daya diskriminasi aitem dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dan distribusi skor skalanya. Dengan menghitung koefisien korelasi tersebut akan mendapatkan hasil koefisien korelasi aitem total.