• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Pengantar PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Kata Pengantar PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

i Kata Pengantar | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

(2)

ii Kata Pengantar | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Kata Pengantar

Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena dengan rahmah dan rahim-Nya Rancangan Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Negeri Curup 2020 – 2024 dapat disusun dan diselesaikan. Adapun yang menjadi dasar penyusunan Rancangan Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Negeri Curup 2020 – 2024 ini mengacu pada Surat Sekretaris Mahkamah Agung R.I Nomor 1604/SEK/OT.01.2/11/2019 tanggal 15 November 2019 tentang Penyampaian Dokumen SAKIP.

Rancangan Rencana Strategis Pengadilan Negeri Curup 2020-2024 ini berisi visi, misi, tujuan dan sasaran strategis, arah kebijakan, strategi, kerangka regulasi dan kelembagaan, serta target kinerja dan kerangka pendanaan.

Selanjutnya perkembangan lingkungan dan isu-isu strategis juga menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan Rancangan Rencana Strategis ini. Sehingga Rencana Strategis ini dapat dilaksanakan untuk mencapai kondisi yang diharapkan pada lima tahun yang akan datang. Oleh karena itu kualitas pelaksanaan tugas dan fungsi Pengadilan Negeri Curup harus ditingkatkan, nilai-nilai organisasi harus dijunjung tinggi oleh segenap komponen yang ada di dalamnya seperti integritas, independensi, dan profesionalisme harus ditegakkan dan diperkuat.

Penyusunan Rancangan Rencana Strategis Pengadilan Negeri Curup 2020 – 2024 ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan akuntabilitas kinerja Pengadilan Negeri Curup melalui perencanaan yang efektif dan terarah, pelaksanaan kegiatan yang berorientasi pada hasil (result oriented). Namun kami menyadari apabila masih ada kekurangan, maka tidak menutup kemungkinan adanya perbaikan-perbaikan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan isu-isu strategi yang berkembang di Pengadilan Negeri Curup. Semoga Reviu Rencana Strategis ini benar-benar bermanfaat untuk mendukung visi Pengadilan Negeri Curup, yaitu “Terwujudnya Pengadilan Negeri Curup yang Agung”.

Ketua Pengadilan Negeri Curup

Syarip, S.H., M.H.

NIP. 19640407 199303 1 002

(3)

iii Daftar Isi | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Daftar Isi

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Kondisi Umum ... 1

1.1.1 Proses Peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel. ... 1

1.1.2 Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara. ... 4

1.1.3 Akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan. ... 6

1.1.4 Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan ... 7

1.2 Potensi Dan Permasalahan ... 8

BAB II ... 12

VISI, MISI DAN TUJUAN ... 12

2.1 Visi ... 12

2.2 Tujuan dan Sasaran Strategis... 15

BAB III ... 17

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ... 17

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Mahkamah Agung ... 17

3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Pengadilan Negeri Curup ... 18

3.3 Kerangka Regulasi... 28

3.4 Kerangka Kelembagaan ... 30

BAB IV ... 39

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ... 39

4.1 Target Kinerja ... 39

4.2 Kerangka Pendanaan... 39

BAB V... 45

PENUTUP ... 45

LAMPIRAN... 46

(4)

iv Daftar Isi | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

“Pengadilan Negeri Curup memiliki potensi yang dapat digunakan dalam rangka mendorong peningkatan pelayanan publik kepada pengguna Pengadilan dan memiliki kendala/tantangan yang harus

diwaspadai/ditindaklanjuti agar tidak menghambat/menggangu pelayanan publik kepada pengguna Pengadilan”

(5)

1 BAB I | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Kondisi Umum

Dalam reviu rencana strategis Pengadilan Negeri Curup Tahun 2015- 2019, arah kebijakan dan strategi Pengadilan Negeri Curup terdiri dari 4 (empat) indikator utama, yaitu proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel, efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara, akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan, dan kepatuhan terhadap putusan Pengadilan. Untuk menunjang pencapaian keempat indikator tersebut Pengadilan Negeri Curup juga telah menyusun sasaran strategis dan program kegiatan yang pada hakekatnya merupakan pilar-pilar reformasi birokrasi yang meliputi perubahan pola pikir dan budaya kerja, penataan tata laksana, penyempurnaan proses bisnis, peningkatan disiplin dan manajemen Sumber Daya Manusia, pengembangan informasi dan teknologi serta good governance.

1.1.1 Proses Peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.

Dalam rangka melaksanakan tugas dan wewenangnya, Pengadilan Negeri Curup menerapkan proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel. Selama periode 2016-2019, capaian yang diraih oleh Pengadilan Negeri Curup dalam penerapan proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel seperti yang tercantum dalam tabel di bawah ini:

Tabel 1 Capaian Kinerja Pengadilan Negeri Curup Tahun 2019

No. Indikator Kinerja

Realisasi

2016 2017 2018 2019

1 Persentase sisa perkara perdata yang diselesaikan

100% 100% 100% 100%

2 Persentase sisa perkara pidana yang diselesaikan

100% 100% 100% 100%

3 Persentase perkara perdata yang diselesaikan tepat waktu

96.95% 87.5% 88.91% 96.34%

(6)

2 PENDAHULUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB 4 Persentase perkara pidana

yang diselesaikan tepat waktu

95.35%

5 Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding

97.75% 97.74% 91.71% 96%

6 Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi

96.92%

7 Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali

100%

8 Persentase perkara pidana yang diselesaikan dengan Diversi

75% 33% 33% 33%

9 Index Kepuasan Pencari Keadilan

70.35% 84.05 86.978 100

Terkait dengan penyelesaian sisa perkara tahun sebelumnya dan upaya penurunan sisa perkara tahun berjalan, Pengadilan Negeri Curup melakukan strategi dengan mengirim surat kepada Kepala Kejaksaan Negeri Curup agar melakukan pelimpahan berkas sebelum minggu kedua bulan Desember. Untuk memantau agar penyelesaian perkara dilaksanakan tepat waktu Ketua Pengadilan Negeri Curup melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin terkait dengan proses perkara dari awal sampai dengan minutasi melalui SIPP.

Selanjutnya Pengadilan Negeri Curup juga menyadari bahwa dalam upaya mencapai visi, misi, tujuan, sasaran strategis terdapat aspirasi masyarakat yang semakin dinamis. Aspirasi masyarakat yang merupakan harapan pengguna Pengadilan kepada Pengadilan Negeri Curup juga dijadikan sebagai masukan dalam penyusunan rancangan rencana strategis ini. Aspirasi masyarakat tersebut didapatkan dalam serangkaian survey kepuasan masyarakat atas pelayanan yang

(7)

3 PENDAHULUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

diberikan oleh Pengadilan Negeri Curup dalam 3 (tiga) tahun terakhir.

Salah satu masukan terpenting adalah dimensi-dimensi pelayanan yang harus ditingkatkan oleh Pengadilan Negeri Curup pada masa yang akan datang. Adapun hasil suvei kepuasan masyarakat atas pelayanan pengadilan Negeri Curup adalah sebagaimana dalam grafik/tabel berikut:

Tabel 2 Hasil Survei IKM Pengadilan Negeri Curup

No Periode Hasil Survey Kepuasan

Masyarakat

1. Mei 2019 s.d Oktober 2019 96, 648

2. Oktober 2018 s.d. Maret 2019 85,87

3. Mei 2018 s.d. Oktober 2018 86,978

4. Oktober 2017 s.d. Maret 2018 84,11

5. Mei 2017 s.d. Oktober 2017 84,05

6. Oktober 2016 s.d Maret 2017 72,11

Berdasarkan hasil survey kepuasan masyarakat yang sudah dilakukan oleh Pengadilan Negeri Curup, adapun dimensi-dimensi pelayanan yang perlu untuk ditingkatkan antara lain waktu pelayanan, implementasi maklumat pelayanan, prosedur pelayanan, kompetensi petugas, kualitas pelayanan terkait budaya kerja 3S (senyum, salam, sapa), serta keramahan dalam memberikan pelayanan.

Sementara itu untuk menjawab tantangan atas kemudahan proses berurusan di Pengadilan, Mahkamah Agung melalui Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum sudah menerapkan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).

Hal ini didasarkan pada Keputusan Direktur Jenderal Badan

Peradilan Umum Mahkamah Agung R.I Nomor

3239/DJU/SK/HM02.3/11/2019 tanggal 12 November 2019 tentang Perubahan atas Keputusan Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung R.I Nomor 77/DJU/SK/HM02.3/2/2018 tentang Pedoman Standar Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) pada Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri, dimana dengan segala keterbatasan yang ada Pengadilan Negeri Curup telah mengupayakan

(8)

4 PENDAHULUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

semaksimal mungkin sarana dan prasarana terkait dengan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) tersebut. Kondisi meja Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pengadilan Negeri Curup seperti terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 1 Meja Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pengadilan Negeri Curup

1.1.2 Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara.

Dari periode 2015-2019, capaian yang diperoleh dalam upaya peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara pada Pengadilan Negeri Curup mencakup ketepatan waktu pengiriman isi putusan pidana dan perdata kepada para pihak, pengiriman berkas perkara yang diajukan banding, kasasi dan Peninjauan Kembali secara lengkap dan tepat waktu, putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah putus sudah mencapai 100%. Sementara keberhasilan untuk perkara yang diselesaikan melalui mediasi masih tergolong fluktuatif.

Tingkat keberhasilan mediasi belum efektif yaitu berkisar 16%. Hal ini disebabkan oleh karena mediasi di lingkungan Pengadilan Negeri Curup belum menjadi pilihan utama bagi pencari keadilan dalam penyelesaian

(9)

5 PENDAHULUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB sengketa/perkara.

Beberapa faktor penghambat kegagalan mediasi di Pengadilan Negeri Curup antara lain:

 Belum semua Hakim memperoleh pelatihan mediasi sehingga pemahaman mereka tentang mediasi belum seragam;

 Jumlah Hakim yang masih terbatas sehingga mereka lebih fokus untuk menyelesaikan perkara secara litigasi;

 Kurangnya pengetahuan para pihak yang berperkara tentang keuntungan penyelesaian perkara melalui mediasi;

 Efektivitas pengelolaan dan penyelesaian perkara secara lebih detil dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 3 Efektivitas Pengelolaan dan Penyelesaian Perkara

No Indikator Kinerja Realisasi

2016 2017 2018 2019 a. Persentase isi putusan yang

diterima oleh para Pihak tepat waktu

100% 100% 100% 100%

b. Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi

47,06% 11,11% 16,66% 50%

c. Persentase berkas perkara yang diajukan banding, kasasi dan peninjauan kembali secara lengkap dan tepat waktu

100% 100% 100% 100%

d. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah putus

100% 100% 100% 100%

Selanjutnya dalam upaya menjawab aspirasi masyarakat terkait kebutuhan atas pelayanan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan, mengikuti tuntutan dan perkembangan zaman serta pelayanan administrasi peradilan yang cepat dan efisien, Mahkamah Agung dalam hal ini sudah merespon aspirasi masyarakat tersebut secara serius dengan mengeluarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2018 tentang Administrasi

(10)

6 PENDAHULUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Perkara di Pengadilan secara Elektronik, yang lebih akrab dengan istilah e- court. E-Court merupakan terobosan yang diluncurkan oleh Mahkamah Agung dibidang administrasi pelayanan peradilan berbasis elektronik dengan memanfaatkan teknologi informasi (TI) yang meliputi layanan bagi Pengguna terdaftar untuk pendaftaran perkara, mendapatkan taksiran panjar biaya perkara, pembayaran dan pemanggilan yang dilakukan dengan saluran elektronik dan secara daring. Adapun layanan-layanan yang pada pada aplikasi e-court ialah e-filing (pendaftaran perkara online di pengadilan), e- payment (pembayaran panjar biaya perkara online) dan e-summons (pemanggilan pihak secara daring).

Selanjutnya untuk mengatur persidangan secara elektronik, mahkamah Agung mengeluarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2019 tentang Administrasi Perkara dan Persidangan di Pengadilan Secara Elektronik. Dampak dari keluarnya peraturan terbaru tersebut, Mahkamah Agung melakukan terobosan baru dalam aplikasi e-Court dengan menambahkan menu e-litigation (persidangan secara elektronik). Dengan adanya payung hukum ini, diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi siapapun untuk mengajukan tuntutan hak, baik gugatan maupun permohonan tanpa harus datang ke pengadilan.

Pengadilan Negeri Curup, setelah keluarnya Peraturan Mahkamah Agung ini juga sudah merespon dengan cepat terkait pelayanan pengadilan secara elektronik tersebut dengan menerbitkan Keputusan Ketua Pengadilan Negeri Curup Nomor W8.U2/119/KPN/SK/1/2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan Administrasi Perkara Secara Elektronik pada Pengadilan Negeri Curup Tahun 2020 dan Keputusan Ketua Pengadilan Negeri Curup Nomor W8.U2/120/KPN/SK/1/2020 tentang Penujukan Tim Pengelola e-court.

Adapun pelaksanaan e-court di Pengadilan Negeri Curup selama Tahun 2019 sudah melayani 11 layanan untuk perkara permohonan.

1.1.3 Akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan.

Capaian atas pelayanan bantuan hukum bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan selama periode 2015-2019 rata-rata mencapai 100%.

Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat merespon baik adanya

(11)

7 PENDAHULUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

pelayanan bantuan hukum bagi masyarakat tidak mampu di pengadilan. Berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung Perma Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman pemberian layanan hukum bagi masyarakat tidak mampu di pengadilan, Pengadilan Negeri Curup telah melaksanakan Posbakum yang meliputi kegiatan Pembebasan biaya perkara kepada masyarakat miskin. Hal ini dimaksudkan guna membantu masyarakatkan miskin dan terpinggirkan dalam memperoleh kemudahan akses pengadilan.

Mahkamah Agung dalam hal ini telah menetapkan alokasi anggaran Tahun 2020 untuk kegiatan pelaksanaan posbakum ke dalam DIPA 03 Pengadilan Negeri Curup sebesar Rp.24.000.000,.

Dalam pelaksanaannya, Pengadilan Negeri Curup bekerja sama dengan dua lembaga bantuan hukum yaitu Lembaga Bantuan Hukum Bhakti Alumni Unib dan Lembaga bantuan Hukum Narendra Dipa.

Posbakum menjadi media konsultasi hukum bagi para pihak tidak mampu dalam berperkara di Pengadilan. Sayangnya, sampai dengan akhir Tahun 2019, belum ada laporan pelaksanaan kegiatan konsultasi hukum, sehingga untuk kedepannya diharapkan adanya upaya untuk lebih mendorong masyarakat tidak mampu untuk memanfaatkan jasa konsultasi hukum secara cuma-cuma di Pengadilan Negeri Curup melalui Pos Bantuan Hukum.

1.1.4 Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan

Kepatuhan terhadap putusan pengadilan dalam hal ini adalah putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (eksekusi) atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap (BHT). Eksekusi adalah melaksanakan “secara paksa” putusan pengadilan terhadap pihak yang kalah dalam perkara, sebagai upaya untuk merealisasikan kewajiban dari pihak yang kalah dalam perkara guna memenuhi prestasi sebagaimana ditentukan dalam putusan Hakim, melalui perantaraan Panitera/Jurusita/Jurusita Pengganti pada pengadilan tingkat pertama. Dalam administrasi permohonan dan penyelesaian pelaksanaan eksekusi Pengadilan Negeri Curup berpedoman kepada Surat

(12)

8 PENDAHULUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Keputusan Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung R.I.

Nomor 40/DJU/SK/HM.02.3/1/2019 tentang Pedoman Eksekusi pada Pengadilan Negeri.

Selama periode 2017 – 2019 terdapat peningkatan atas capaian kepatuhan terhadap putusan pengadilan sebagaimana dalam table berikut:

Tabel 4 Persentase Putusan Perkara Perdata yang Ditindaklanjuti

No Indikator Kinerja Realisasi

2017 2018 2019 a. Persentase putusan perkara perdata yang

ditindaklanjuti

0% 60% 0%

Selanjutnya berdasarkan surat Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung R.I. Nomor 136/DJU/OT01.3/1/2016 tanggal 18 Januari 2016 tentang Akreditasi Pengadilan di Lingkungan Badan Peradilan Umum, Pengadilan Negeri Curup juga telah mengikuti program akreditasi yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung R.I (Ditjen Badilum) tersebut. Setelah dilaksanakannya assesment oleh Tim Akreditasi Penjaminan Mutu pada tanggal 29 Agustus 2017, Pengadilan Negeri Curup menerima sertifikat akreditasi dengan predikat

“A” Exellent. Dilanjutkan dengan surveillance kedua oleh Pengadilan Tinggi Bengkulu pada tanggal 12 Oktober 2019 dengan rekomendasi tetap dengan predikat “A” Exellent. Hal ini semakin menegaskan bahwa Pengadilan Negeri Curup selain dituntut untuk mampu menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan di Pengadilan, juga dituntut untuk mampu mewujudkan performa/kinerja Pengadilan Negeri Curup yang unggul.

1.2 Potensi Dan Permasalahan

Dalam rangka melaksanakan fungsi penyelesaian perkara, mulai dari menerima, memeriksa dan memutus perkara, serta memberikan pelayanan kepada masyarakat, Pengadilan Negeri Curup memiliki potensi yang dapat menjadi unsur pendorong peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Selain itu terdapat persalahan yang juga harus diwaspadai agar tidak menganggu proses pelayanan publik di Pengadilan negeri Curup.

(13)

9 PENDAHULUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Beberapa potensi dan permasalahan yang dihadapi Pengadilan Negeri Curup dapt berasal dari lingkungan internal maupun eksternal. Untuk mempermudah identifikasi masalah, dilakukan pemetaan sebagai berikut:

Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel

Tabel 5 Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel

Permasalahan Tantangan Potensi

a.Masih terdapatnya tunggakan perkara tahun sebelumnya sehingga kurang menunjang efektifitas dalam meningkatkan produktifitas

penyelesaian perkara.

a. Mekanisme prosedur penerimaan perkara belum efektif mencapai sasaran mengurangi tumpukan perkara untuk tahun berikutnya.

a. Pimpinan Pengadilan menyampaikan surat pemberitahuan kepada pihak Kejaksaan Negeri untuk tidak

melimpahkan berkas menjelang akhir tahun.

Karena akan

berpengaruh kepada penambahan jumlah sisa perkara yang belum diselesaikan untuk tahun berikutnya.

Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara

Tabel 6 Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara

Permasalahan Tantangan Potensi

a.Tingkat keberhasilan mediasi : ±10%

sehingga belum secara efektif meningkatkan produktifitas penyelesaian perkara.

b. Kelambatan

penyelesaian perkara perdata berimplikasi dengan semakin besar biaya disertai dengan prosedur panjang

menimbulkan kerugian dan ketidakpastian hukum bagi para pihak.

c. Belum semua hakim memperoleh

pelatihan mediasi sehingga

pemahaman mereka tentang mediasi belum seragam.

a. Mekanisme prosedur mediasi belum efektif mencapai sasaran penyelesaian perkara.

b. Mediasi belum dilaksanakan secara maksimal di

pengadilan Negeri Curup.

c. Jumlah hakim terbatas sehingga mereka lebih fokus menyelesaikan perkara secara ligitasi.

d. Tuntutan masyarakat sangat besar untuk meningkatkan akses peradilan dengan penyederhanaan proses persidangan.

a. Hakim telah mendapatkan pelatihan mediasi meskipun masih sebagian.

b. Adanya Perma Nomor Nomor 1 Tahun 2016 tentang prosedur mediasi di Pengadilan

c. Adanya Perma Nomor 4 Tahun 2019 tentang Perubahan Perma Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata cara penyelesaian gugatan sederhana .

(14)

10 PENDAHULUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Peningkatan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan

Tabel 7 Peningkatan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan

Permasalahan Tantangan Potensi

a. Adanya sikap masyarakat yang malu/tidak yakin bila mendapat perlakuan khusus sebagai orang miskin dan mereka biasanya tinggal di pinggir

kabupaten/kota.

b. Pembebasan biaya perkara/prodeo kepada masyarakat miskin tidak bisa direalisasikan pada Pengadilan Negeri Curup dikarenakan anggarannya tergolong kecil dan tidak ada masyarakat yang mengajukan

penyelesaian perkara dengan pembebasan biaya perkara/prodeo c. Pelaksanaan

sidang keliling/zitting plaats masih belum mampu memenuhi permintan masyarakat karena kondisi bagungan gedung zittingplaats yang rusak berat dan keterbatasan

anggaran

a.Penetapan target perkara belum memanfatkan data potensi perkara miskin dilihat dari jumlah penduduk miskin tiap kabupaten/kota.

b.Alokasi anggaran tidak mampu menutup seluruh komponen biaya penyelesaian perkara yang akan dibiayai.

c. pelaksanaan sidang keliling terkendala dengan tempat sidang bila tidak ada alokasi anggaran untuk kebutuhan operasional siding.

a. Perma no. 1 tahun 2014 tentang Pedoman pemberian layanan

hukum bagi

masyarakat tidak mampu di pengadilan.

b. Mengupayakan

anggaran yang lebih proposional untuk penyelesaian perkara melalui pembebasan biaya perkara ke Dirjen Badilum.

c. Melaporkan kondisi riil tempat sidang keliling secara online melalui aplikasi pelaporan secara elektronik melalui website dan mengupayakan

anggaran untuk kebutuhan operasional sidang

Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan

Tabel 8 Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan

Permasalahan Tantangan Potensi

a. Biaya eksekusi putusan pengadilan

tidak bisa

direalisasikan pada Pengadilan Negeri Curup dikarenakan anggarannya tergolong kecil.

a. Alokasi anggaran tidak mampu menutup seluruh komponen biaya eksekusi putusan pengadilan yang akan dibiayai.

a. Mengupayakan

anggaran yang lebih proposional untuk biaya eksekusi putusan pengadilan ke Dirjen Badilum.

(15)

11 PENDAHULUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

“DALAM VISI TERWUJUDNYA PENGADILAN NEGERI CURUP YANG AGUNG MEMPUNYAI ARTI BAHWA PENGADILAN NEGERI CURUP HARUS MENJAGA KEMANDIRIAN DALAM MEMERIKSA, MEMUTUS,

DAN MENYELESAIKAN PERKARA, MEMBERIKAN PELAYANAN YANG BERKEADILAN KEPADA PENCARI KEADILAN, MENINGKATKAN KUALITAS KEPEMIMPINAN, DAN HARUS

MENINGKATKAN KREDIBILITAS DAN TRANPARANSI”

(16)

12 BAB II | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

BAB II

VISI, MISI DAN TUJUAN

2.1 Visi

Rancangan Rencana Strategis Pengadilan Negeri Curup 2020-2024 pada hakekatnya merupakan pernyataan komitmen bersama mengenai upaya terencana dan sistematis untuk meningkatkan kinerja serta cara pencapaiannya melalui penataan, perbaikan, penertiban, penyempurnaan dan pembaharuan terhadap sistem, kebijakan terkait penyelesaian perkara agar tercapai proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel, peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara, peningkatan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan serta peningkatan kepatuhan terhadap putusan pengadilan. Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas, serta memperhatikan aspirasi masyarakat maka visi dan misi Pengadilan Negeri Curup adalah sebagai berikut:

2.1.1 Visi dan Misi

Visi Pengadilan Negeri Curup akan menjadi pandangan dan arah ke depan sebagai dasar acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam mencapai sasaran atau target yang ditetapkan dalam 5 tahun ke depan dan telah ditetapkan dalam Cetak Biru Mahkamah Agung 2010-2035.

Visi Pengadilan Negeri Curup dirumuskan sebagai berikut :

“Terwujudnya Pengadilan Negeri Curup Yang Agung”

Visi dimaksud bermakna sebagai berikut :

Menjalankan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk

(17)

13 VISI, MISI DAN TUJUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan melalui kekuasaan kehakiman yang merdeka dan penyelenggaraan peradilan yang jujur dan adil. Fokus pelaksanaan tugas pokok dan fungsi peradilan adalah pelaksanaan fungsi kekuasaan kehakiman yang efektif, yaitu menyelesaikan suatu perkara guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945, dengan didasari keagungan, keluhuran dan kemuliaan institusi.

Untuk mencapai visi tersebut, ditetapkan Misi Pengadilan Negeri Curup, yaitu :

1. Menjaga kemandirian Pengadilan Negeri Curup;

2. Memberikan pelayanan yang berkeadilan kepada pencari keadilan;

3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan Pengadilan Negeri Curup;

4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi Pengadilan Negeri Curup.

Penjelasan keempat misi ini, dalam rangka memastikan

“Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang Agung” adalah sebagai berikut:

1. Menjaga kemandirian Pengadilan Negeri Curup

Pengadilan Negeri Curup adalah lembaga yang mandiri dan harus bebas dari intervensi oleh pihak lain di luar kekuasaan kehakiman.

Kemandirian ini juga dimaksudkan para Hakim Pengadilan Negeri Curup dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam memutus perkara harus berdasarkan pada fakta dan dasar hukum yang diketahuinya, serta bebas dari pengaruh, tekanan atau ancaman, baik langsung atau tidak langsung, dari manapun dan dengan alasan apapun juga.

2. Memberikan pelayanan yang berkeadilan kepada pencari keadilan

(18)

14 VISI, MISI DAN TUJUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Tugas badan peradilan adalah menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Menyadari hal ini, orientasi pemberian pelayanan yang dilakukan Pengadilan Negeri Curup adalah dengan mempertimbangkan kepentingan pencari keadilan dalam memperoleh keadilan. Oleh karena itu adalah keharusan bagi Pengadilan Negeri Curup untuk meningkatkan pelayanan publik dan memberikan jaminan proses peradilan yang adil.

3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan Pengadilan Negeri Curup Kepemimpinan yang kuat merupakan faktor penting bagi optimalisasi efektivitas organisasi. Kepemimpinan berkaitan dengan hal-hal untuk mengatasi perubahan. Pemimpin menetapkan arah dengan mengembangkan suatu visi terhadap masa depan dan mengkomunikasikannya kepada setiap orang dan mengilhami orang- orang tersebut dalam menghadapi segala rintangan. Pemimpin harus mempunyai kemampuan memberi inspirasi bersama, yaitu memberikan gambaran ke masa depan dan membantu orang lain.

Pempimpin juga harus mempunyai kemampuan membuat model pemecahan, yaitu memberi keteladanan. Kempimpinan di Pengadilan Negeri Curup harus dapat mempengaruhi bawahan agar terbentuk kerjasama dalam kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.

4. Meningkatkan kredibilitas dan tranparansi Pengadilan Negeri Curup

Kredibilitas adalah keadaan/kondisi yang dapat dipercaya dan bisa dipertanggungjawabkan sebagaimana mestinya. Sementara transparansi adalah sesuatu hal yang tidak maksud tersembunyi di dalamnya, disertai dengan ketersediaan informasi yang lengkap yang diperlukan untuk kolaborasi, kerjasama dan pengambilan keputusan kolektif. Kredibilitas akan mendekatkan dengan integritas dan akuntabilitas. Pengadilan Negeri Curup dari waktu ke waktu selalu berupaya untuk meningkatkan kredibilitas dan transparansi organisasi dalam mendapatkan kepercayaan publik.

(19)

15 VISI, MISI DAN TUJUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB 2.2 Tujuan dan Sasaran Strategis

Dalam rangka mencapai visi dan misi Pengadilan Negeri Curup seperti yang telah dikemukakan di atas, maka visi dan misi tersebut harus dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis organisasi.

Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Pengadilan Negeri Curup berusaha mengidentifikasi apa yang akan dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi visi dan misinya dalam memformulasikan tujuan strategis ini dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki.

Lebih dari itu, perumusan tujuan strategis ini juga akan memungkinkan Pengadilan Negeri Curup untuk mengukur sejauh mana visi dan misi telah dicapai. Rumusan tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Mewujudkan proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel;

2. Mewujudkan peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara;

3. Mewujudkan peningkatan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan;

4. Mewujudkan peningkatan kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

Dalam rangka mendukung pencapaian 4 (empat) tujuan sebagaimana disebutkan di atas, Pengadilan Negeri Curup menetapkan 11 (sebelas) sasaran strategis yang ingin dicapai Pengadilan Negeri Curup Tahun 2020 - 2024 sebagai berikut :

1. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan mewujudkan proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel adalah:

a) Meningkatnya penyelesaian sisa perkara perdata dan pidana tahun sebelumnya;

b) Meningkatnya penyelesaian perkara perdata dan pidana secara tepat waktu;

c) Menurunnya perkara yang tidak mengajukan upaya hukum;

(20)

16 VISI, MISI DAN TUJUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

d) Meningkatnya penyelesaian perkara pidana anak dengan diversi;

e) Meningkatnya index kepuasan pencari keadilan terhadap layanan Pengadilan;

2. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan mewujudkan peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara adalah:

a) Mengirimkan salinan putusan perkara perdata dan pidana secara tepat waktu kepada para pihak;

b) Meningkatnya penyelesaian perkara melalui mediasi;

c) Mengirimkan berkas perkara yang diajukan Banding, Kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu;

d) Meningkatnya akses atas putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus.

3. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan mewujudkan peningkatan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan adalah:

a) Meningkatnya akses layanan bantuan hukum (Posbakum) bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan.

4. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan mewujudkan peningkatan kepatuhan terhadap putusan pengadilan adalah:

a) Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi).

(21)

17 BAB III | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

“Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang Agung”

BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Mahkamah Agung

Dalam arah kebijakan dan strategi , Mahkamah Agung RI dan Badan Peradilan di bawahnya, telah menetapkan visi, yaitu :

Visi besar Mahkamah Agung tersebut, membutuhkan langkah- langkah konkret sebagai panduan umum yang berfungsi menterjemahkan pesan-pesan yang terkandung dalam visi yang membentuk kinerja terarah,terukur, dan dituangkan dalam rumusan misi Mahkamah Agung.

Arah kebijakan Buku Cetak Biru untuk masa 2010 – 2035 telah menetapkan misi Mahkamah Agung sebagai berikut :

1. Meningkatkan Kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan;

2. Mewujudkan pelayanan prima bagi masyarakat pencari keadilan;

3. Meningkatkan akses masyarakat terhadap keadilan;

Pendekatan kerangka berpikir manajemen pengadilan yang unggul, menempatkan terdapat 7 (tujuh) area ”Peradilan Agung”, yaitu :

1. Kepemimpinan dan Manajemen pengadilan.

2. Kebijakan-kebijakan pengadilan.

3. Sumber daya manusia, sarana prasarana dan keuangan.

4. Penyelenggaraan persidangan,

5. Kebutuhan dan kepuasan pengguna pengadilan.

6. Pelayanan pengadilan yang terjangkau.

7. Kepercayaan dan keyakinan masyarakat pada pengadilan.

Dalam Cetak Biru Mahkamah Agung 2010-2035 sebagai arah kebijakan dan strategi jangka panjang Mahkamah Agung, telah menetapkan arahan kebijakan dalam beberapa strategi perubahan pada : (1) Fungsi Peradilan (2) Manajemen perkara, (3) Manajemen Sumber Daya Manusia, (4)

(22)

18 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Manajemen Sumber Daya Keuangan, (5) Manajemen Sarana dan Prasarana, (6) Manajemen Informasi Teknologi, (7) Transparansi Peradilan dan (8) Fungsi Pengawasan dalam rangka upaya yang diharapkan dapat menjadi arah operasional pencapaian visi dan misi Mahkamah Agung.

3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Pengadilan Negeri Curup

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi, tujuan dan sasaran yang ditetapkan, Pengadilan Negeri Curup memiliki arah kebijakan sebagai berikut:

Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.

Untuk mewujudkan proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel, ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut : (a) Penerapan pembagian susunan majelis hakim; (b) Pembatasan sisa perkara tahun sebelumnya; (c) Transparansi Kinerja melalui manajemen perkara berbasis Teknologi Informasi. Dengan uraian per arah kebijakan sebagai berikut :

a. Penerapan pembagian susunan Majelis Hakim

Penerapan pembagian susunan majelis Haki Pengadilan Negeri Curup berdasarkan SK Ketua Pengadilan Negeri Curup Nomor W8.U2/63/KPN/SK/1/2020 tentang Susunan Majelis Hakim, Hakim Anak, Hakim Tipiring/Tilang, majelis Hakim Lingkungan Hidup, majelis Hakim Pemilu dan Hakim Perdata Permohonan. Penunjukan Hakim ini juga tidak terlepas dari latar belakang diklat/sertifikasi yang sudah mereka dapatkan. Sehingga Pembagian susunan majelis Hakim ini diharapkan mampu (1) menjaga konsistensi putusan, (2) meningkatkan profesionalisme Hakim-Hakim yang ditunjuk (3) mempercepat proses penanganan perkara di Pengadilan Negeri Curup.

b. Pembatasan Sisa Perkara Tahun Sebelumnya

Proses penyelesaian sisa perkara tahun sebelumnya memilik pengaruh terhadap produktivitas proses penyelesaian perkara Pengadilan Negeri

(23)

19 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Curup pada tahun berikutnya. Oleh karena itu Pengadilan Negeri Curup berupaya untuk meminimalkan jumlah sisa perkara pada tahun sebelumnya dengan menerapkan mekanisme prosedur penerimaan perkara yang mampu mengurangi tumpukan perkara untuk tahun berikutnya dengan cara Ketua Pengadilan Negeri Curup menyampaikan surat pemberitahuan kepada pihak Kejaksaan Negeri untuk tidak melimpahkan berkas menjelang akhir tahun ( paling lambat minggu kedua Bulan Desember).

c. Transparansi Kinerja melalui manajemen perkara berbasis Teknologi Informasi.

Dalam rangka pelaksanaan administras pengadilan yang tertib, modern dan akuntabel, Mahkamah Agung Republik Indonesia telah menetapkan bahwa seluruh Pengadilan harus berbasis teknologi yaitu dengan Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP). Penerapan administrasi Pengadilan berbasis teknologi informasi juga berdasarkan Surat Edaran Direktur Jendeal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 3/DJU/HM02.3/6/2014 tentang Administrasi Pengadilan Berbasis Teknologi Informasi di Lingkungan Peradilan Umum.

Pengadilan Negeri Curup dalam meningkatkan administrasi, transparansi, dan akuntabilitas melalui manajemen perkara berbasis teknologi informasi ini telah menyediakan akses terhadap data yang akurat, lengkap dan mutakhir yang dikelola dalam suatu sistem standar yang terotomatisasi dan memungkinkan bagi Mahkamah Agung untuk mengawasi kinerja Hakim dan Staf Pengadilan lainnya, memonitor kinerja dan riwayat perkara, mengurangi penundaan dan tunggakan perkara, memberikan informasi yang dibutuhkan oleh para pencari keadilan, publik dan media.

(24)

20 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB Peningkatan Efektivitas Pengelolaan penyelesaian perkara

Untuk mewujudkan sasaran strategis peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara, ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut : (a) Penerapan jangka waktu penanganan perkara secara efektif;

(b) Proses berperkara yang sederhana dan murah. Dengan uraian per arah kebijakan sebagai berikut :

a. Penerapan Jangka Waktu Penanganan Perkara secara Efektif Jangka waktu penanganan perkara pada Pengadilan Negeri Curup sesuai dengan Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung Nomor 2 tahun 2014 tentang Penyelesaian Perkara di Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding pada 4 (empat) Lingkungan Peradilan menyatakan bahwa penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat Pertama paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan sedang penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat Banding paling lambat dalam waktu 3 (tiga) bulan, ketentuan waktu termasuk penyelesaian minutasi. Dalam rangka terwujudnya percepatan penyelesaian perkara, Pengadilan Negeri Curup senantiasa melakukan evaluasi secara rutin melalui laporan perkara yang dikirim oleh Kepaniteraan hukum kepada Pengadilan Tingkat Banding dan Mahkamah Agung.

Selain itu penerapan jangka waktu penanganan perkara secara efektif juga diwujudkan dalam manajemen waktu persidangan. Dimana Hakim, Jaksa, Pengacara, Saksi dan pihak-pihak yang terkait dengan proses persidangan tersebut harus hadir tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Sehingga kebiasaan “jam karet” di Pengadilan dapat diatasi.

b. Proses berperkara yang sederhana, cepat dan biaya ringan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dalam pasal 2 ayat (4) dijelaskan bahwa peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan.

(25)

21 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Sederhana mengandung arti pemeriksaan dan penyelesaian perkara dilakukan dengan cara yang efisien dan efektif. Asas cepat berkaitan dengan waktu penyelesaian yang tidak berlarut-larut. Sementara asas biaya ringan mengandung arti biaya perkara dapat dijangkau oleh masyarakat.

Lamanya proses berperkara di Pengadilan tentu saja menjadi beban bagi para pihak yang berperkara. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mediasi yang menggunakan metode win-win solution. Namun pada kenyataannya, metode ini tingkat keberhasilannya masih sangat kecil karena mediasi di lingkungan Pengadilan Negeri Curup belum menjadi pilihan utama bagi pencari keadilan dalam penyelesaian sengketa/perkara. Sehingga belum efektif meningkatkan produktivitas penyelesaian perkara.

Hal ini disebabkan mekanisme prosedur mediasi belum efektif mencapai sasaran karena mediasi belum dilaksanakan secara maksimal di pengadilan, belum semua hakim memperoleh pelatihan tentang mediasi sehingga pemahaman mereka tentang mediasi belum seragam, jumlah hakim terbatas, sehingga mereka lebih fokus pada penyelesaian perkara secara ligitasi. Diharapkan ke depan bisa dilakukan penajaman metode rekruitmen calon peserta pelatihan mediasi, meningkatkan sosialisasi manfaat mediasi.

Selain itu, untuk perkara perdata dengan diterbitkannya Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana juga mendukung penanganan perkara yang sederhana, cepat dan biaya ringan. Dimana setiap perkara yang gugatan materiinya maksimal 500 juta diselesaikan dengan tata cara dan pembuktian sederhana, yakni bisa diputuskan hakim tunggal, para pihak tidak perlu dibantu advokat, dan perkaranya pun harus diselesaikan paling lama 25 hari sejak sidang pertama.

(26)

22 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan

Untuk mewujudkan sasaran strategis peningkatan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan, Pengadilan Negeri Curup memiliki arah kebijakan sebagai berikut: (a) Pos Pelayanan Bantuan Hukum. Hal ini Sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan.

a. Pos pelayanan bantuan hukum.

Pelaksanaan Pos Layanan Bantuan Hukum ini disediakan untuk memberikan layanan hukum berupa informasi, konsultasi dan advis hukum, serta pembuatan dokumen hukum yang dibutuhkan masyarakat miskin dan tidak ada kemampuan membayar advokat.

Pemberian pelayanan bantuan hukum ini dimaksudkan untuk meringankan beban biaya yang harus ditanggung oleh masyarakat yang tidak mampu secara ekonomi di Pengadilan serta memberikan pelayanan prima kepada masyarakat pencari keadilan.

Meningkatkan kepatuhan terhadap putusan pengadilan Dengan arah kebijakan sebagai berikut :

Kepatuhan terhadap putusan pengadilan dalam hal ini adalah putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (eksekusi). Eksekusi adalah melaksanakan “secara paksa” putusan pengadilan terhadap pihak yang kalah dalam perkara, sebagai upaya untuk merealisasikan kewajiban dari pihak yang kalah dalam perkara guna memenuhi prestasi sebagaimana ditentukan dalam putusan Hakim, melalui perantaraan Panitera/Jurusita/Jurusita Pengganti pada pengadilan tingkat pertama.

Dalam administrasi permohonan dan penyelesaian pelaksanaan eksekusi Pengadilan Negeri Curup berpedoman kepada Surat Keputusan Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung R.I. Nomor 40/DJU/SK/HM.02.3/1/.2019 tentang Pedoman Eksekusi pada Pengadilan

(27)

23 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB Negeri.

Selanjutnya sampai saat ini untuk biaya eksekusi atas putusan Pengadilan masih bersumber dari pihak yang berperkara/pemohon, dan masih belum bisa merealisasikan pelaksanaan eksekusi yang biayanya dari anggaran negara. Dimana untuk anggaran untuk biaya eksekusi putusan pengadilan tersebut masih tergolong kecil sehingga tidak mencukupi untuk penanganan biaya eksekusi bagi Pemohon yang ingin mengajukan pembebasan biaya eksekusi atas putusan pengadilan. Upaya yang dilakukan Pengadilan Negeri Curup terhadap persoalan di atas adalah dengan terus mengupayakan anggaran yang lebih proposional untuk biaya eksekusi putusan Pengadilan ke Dirjen Badilum MA-RI.

(28)

24 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Tabel 9 Permasalahan, Tantangan, Potensi dan Strategi Arah Kebijakan

Permasalahan Tantangan Potensi Strategi

1. PROSES PERADILAN YANG PASTI, TRANSPARAN DAN AKUNTABEL Arah Kebijakan : Penerapan Pembagian Susunan Mejelis Hakim

a. Beragamnya jenis perkara di Pengadilan membutuhkan spesialisasi penganganan

penyelesaian perkara oleh para Hakim yang memiliki latar belakang

diklat/sertifikasi yang sudah mereka peroleh.

a. Masih terdapat para Hakim yang menangangi jenis perkara tertentu/khusus yang belum mengikuti diklat/belum memiliki sertifikasi yang dibutuhkan dalam penanganan perkara tertentu.

a. Hakim yang memiliki sertifikasi akan menjaga konsistensi putusan, meningkatkan profesionalisme Hakim dan mempercepat proses penanganan perkara.

a. Penempatan hakim dalam susunan majelis yang sesuai dengan bidang keahlian.

b. Pengajuan

permohonan kepada Badan Diklat Litbang Kumdil untuk mengikutsertakan Hakim Pengadilan Negeri Curup mengikuti diklat/sertifikasi Hakim.

Arah Kebijakan : Pembatasan Sisa Perkara Tahun Sebelumnya a. Masih terdapatnya

tunggakan perkara tahun sebelumnya sehingga kurang menunjang efektifitas dalam meningkatkan produktivitas

penyelesaian perkara

a. Mekanisme prosedur peneriman perkara belum efektif mencapai sasaran mengurangi tumpukan perkara untuk tahun berikutnya.

a. Pimpinan Pengadilan Negeri Curup menyampaikan surat pemberithaun kepada pihak Kejaksaan Negeri untuk tidak melimpahkan berkas perkara menjelang akhir tahun.

a. Untuk prosedur penerimaan perkara di Pengadilan Negeri Curup, Ketua Pengadilan Negeri Curup dan Panitera menginstruksikan kepada petugas PTSP untuk tidak menerima pelimpahan berkas perkara dari Kejaksaan Negeri menjelang akhir tahun.

(29)

25 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Permasalahan Tantangan Potensi Strategi

Arah Kebijakan : Transparansi Kinerja Melalui Manajemen Perkara Berbasis Teknologi Informasi

a. Tuntutan akan adanya suatu sistem standar yang terotomatisasi dan memungkinkan

Mahkamah Agung untuk mengawasi kinerja Hakim dan Staf Pengadilan Pengadilan Negeri Curup terhadap penganganan perkara di Pengadilan dan kebutuhan masyarakat akan informasi terhadap perkara sedang mereka hadapi di pengadilan, mulai dari waktu, biaya dan kepastian hukum yang harus cepat dan transaparan disampaikan oleh pihak Pengadilan.

a. Masih terdapatnya beberapa Hakim dan Panitera Pengganti yang belum menguasai aplikasi SIPP, sehingga masih terdapat keterlambatan dalam penginputan data persidangan.

a. SIPP atau CTS sudah diterapkan sejak Tahun 2014 sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Badilum MARI Nomor 3/DJU/HM02.3/6/2014 tentang Administrasi Pengadilan Berbasis Teknologi Informasi di Lingkungan Peradilan Umum.

a. Memperkuat kemampuan dan kesadaran Hakim dan Panitera Pengganti dalam penginputasn data perkara ke aplikasi SIPP,

mensosialisasikan setiap ada perubahan/perkembangan terhadap menu di aplikasi SIPP, serta mengingkatkan kerjasama dan koordinasi dengan pihak terkait yang berhubungan dengan penanganan perkara di Pengadilan.

(30)

26 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Permasalahan Tantangan Potensi Strategi

2. PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PENYELESAIAN PERKARA Arah kebijakan : Penerapan jangka waktu penanganan perkara secara efektif Kebijakan : Penerapan Jangka Waku Pengan perkara a.Ketidakpastian jadwal

sidang/waktu penyelesaian perkara, sehingga

menguras biaya, tenaga, waktu untuk menghadiri sidang di pengadilan.

a. dibutuhkan adanya konsistensi komitmen Hakim, Jaksa, Pengacara dan pihak yang berperkara untuk mematuhi jadwal sidang/court calendar yang telah ditetapkan.

a. Surat Edaran Ketua

Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2014 menyatakan bahwa penyelesaian perkara pada pengadilan tingkat pertama paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan.

a. Konsistensi komitmen Hakim, Kejaksaan, Kepolisian, Lapas untuk menyepakati jadwal persidangan yang telah ditetapkan melalui kegatan rapat koordinasi, coffee break, dan kegiatan lainnya yang menunjang

peningkatan pelayanan dan produktivitas penyelesaian perkara.

Permasalahan Tantangan Potensi Strategi

Arah Kebijakan : Proses berperkara yang sederhana, cepat dan biaya ringan a. Masih minimnya

pengetahuan masyarakat tentang penyelesaian perkara melalui mediasi dan masih minimnya tingkat kerberhasilan mediasi di Pengadilan Negeri Curup

b. Belum semua Hakim Pengadilan Negeri Curup memperoleh

pengetahuan tentang mediasi.

c. Kelambatan penyelesaian perkara perdata

berimplikasi dengan semakin besar biaya serta disertai dengan prosedur panjang menimbulkan kerugian dan ketidakpastian hukum bagi para pihak

a. P r o s e d u r Mediasi belum efektif mencapai sasaran dan belum menjadi pilihan utama dalam proses penyelesaian perkara perdata

b. Jumlah hakim yang terbatas sehingga mereka lebih fokus menyelesaikan perkara secara ligitasi c. Tuntutan masyarakat

sangat besar untuk meningkatkan akses peradilan dengan penyederhanaan proses persidangan

a. Perma Nomor 1 Tahun 2016 tentang prosedur mediasi di pengadilan

b. Mengajukan permohonan Pelatihan mediasi bagi para hakim Pengadilan Tingkat Pertama c. Peraturan MA Nomor 4

Tahun 2019 tentang Perubahan Peraturan MA Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penyelesaian Gugatan Sederhana

a. Sosialisasi manfaat mediasi

b. Penyempurnaan SOP mediasi.

c. Meningkatkan kemampuan Hakim dalam memutuskan tentang kriteria gugatan sederhana terhadap setiap gugatan yang masuk ke Pengadilan Negeri Curup.

(31)

27 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Permasalahan Tantangan Potensi Strategi

3. PENINGKATAN AKSES PERADILAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN TERPINGGIRKAN Arah Kebijakan : Pos Pelayanan Bantuan Hukum

a. Adanya sikap masyarakat yang malu/tidak yakin bila mendapat perlakuan khusus sebagai orang miskin dan mereka biasanya tinggal di pinggir kabupaten/kota.

a.Penetapan target perkara belum memanfatkan data potensi perkara miskin dilihat dari jumlah penduduk miskin tiap kabupaten/kota.

a. Perma no. 1 tahun 2014 tentang Pedoman pemberian layanan hukum bagi masyarakat tidak mampu di pengadilan.

a. Sosialisasi tentang jenis layanan pada Posbakum kepada masyarakat yang tidak mampu secara ekonomi untuk berperkara di Pengadilan Negeri Curup

4. MENINGKATKAN KEPATUHAN TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN Arah kebijakan : Putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti

a. Biaya eksekusi putusan pengadilan tidak bisa direalisasikan pada Pengadilan Negeri Curup dikarenakan anggarannya tergolong kecil.

a. Alokasi anggaran tidak mampu menutup seluruh komponen biaya eksekusi putusan pengadilan yang akan dibiayai.

a. Mengupayakan anggaran yang lebih proposional untuk biaya eksekusi putusan pengadilan ke Dirjen Badilum.

a. Memberikan rincian riil tentang biaya eksekusi perkara perdata kepada Dirjen Badilum untuk menjadi bahan pertimbangan untuk pengajuan anggaran tahun berikutnya.

(32)

28 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB 3.3 Kerangka Regulasi

Kerangka regulasi disusun dalam rangka mendukung pelaksanaan Rancangan Renstra 2020 – 2024 melalui identifikasi dan pengkajian regulasi atau peraturan-peraturan yang dibutuhkan guna mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran yang diharapkan dalam Renstra tersebut. Pada saat ini, Pengadilan Negeri Curup telah memiliki serangkaian peraturan perundang-undangan yang dapat mendukung tugas dan wewenangnya.

Dasar hukum tertinggi atas pelaksanaan tugas dan wewenang Mahkamah Agung Republik Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945. Sementara pada level Undang-Undang, pelaksanaan tugas dan wewenang Mahkamah Agung republik Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 yang sudah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman. Selanjutnya Mahkamah Agung memiliki 4 (empat) lembaga peradilan yang berada di bawahnya. Salah satunya adalan peradilan umum. Adapun dasar hukum pelaksanaan tugas dan wewenang peradilan umum adalah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1984, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 yang diubah Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009. Adapun tugas pokok dan fungsi Pengadilan Negeri diatur dalam Undang-Undang Nomor 49 tahun 2009 dalam pasal 55 sampai dengan pasal 67.

Selain produk hukum dalam bentuk peraturan perundang-undangan di atas, terdapat produk produk peraturan dalam bentuk Keputusan dan Peraturan Ketua Mahkamah Agung republik Indonesia yang mengikat secara internal maupun eksternal. Di mana secara substansi keputusan dan peraturan tersebut banyak mengatur mengenai prosedur, tata cara, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis dan perdoman dalam rangka penyelesaian perkara pidana maupun perdata di pengadilan tingkat pertama. Keseluruhan peraturan perundang- undangan, keputusan dan perturan Ketua Mahkamah Agung tersebut bertindak sebagai kerangka regulasi dalam mendukung pelaksanaan tugas dan wewenang Pengadilan Negeri Curup serta memberikan konstribusi positif terhadap implementasi Renstra 2015 -2019 sekaligus memberikan payung hukum terhadap berbagai perkara yang tengah ditangani oleh penegak hukum di

Pengadilan Negeri Curup.

(33)

29 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

KERANGKA REGULASI

Tabel 10 Kerangka Regulasi

Isu Strategis Arah Kebijakan 2020 - 2024

Arah Kerangka Regulasi

Kebutuhan Regulasi Terwujudnya proses

peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel

Perkara pidana dan perdata yang diselesaikan tepat waktu

Penyelesaian perkara pada

pengadilan tingkat pertama paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan termasuk minutasi

SEMA Nomor 2 Tahun 2014 tentang penyelesaian perkara di pengadilan tingkat pertama dan tingkat banding pada 4 (empat) lingkungan peradilan Peningkatan efektivitas

pengelolaan

penyelesaian perkara

Peningkatan penyelesaian perkara melalui mediasi

Peningkatan penyelesaian perkara melalui gugatan sederhana

Kebutuhan mediator-mediator handal dan profesional yang mampu menyelesaikan

permasalahan para pihak secara damai

Proses peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan

Perma Nomor 1 Tahun 2016 Tentang prosedur mediasi di Pengadilan

Perma Nomor 4 Tahun 2019 tentang Perubahan atas

Perma Nomor 2 Tahun 2015 tentang tata cara penyelesaian gugatan sederhana

Peningkatan akses peradilan bagi

masyarakat miskin dan terpinggirkan

Pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (Posbakum)

Pemberian layanan hukum berupa informasi, konsultasi dan advis hukum, serta pembuatan dokumen hukum yang dibutuhkan masyarakat miskin dan tidak ada kemampuan membayar advokat.

Perma Nomor 1 tahun 2014 tentang pedoman pemberian layanan hukum bagi masyarakat tidak mampu di pengadilan

Peningkatan kepatuhan terhadap putusan

pengadilan

Eksekusi putusan

pengadilan yang dibiayai oleh DIPA Pengadilan Negeri Curup

Alokasi anggaran yang lebih proporsional untuk seluruh komponen biaya eksekusi putusan pengadilan

SK KMA Nomor

026/KMA/SK/II/2012 tentang standar pelayanan Pengadilan SK Direktur Jenderal Badan

Peradilan Umum Mahkamah Agung R.I. Nomor

40/DJU/SK/HM.02.3/1/2019 tentang Pedoman Eksekusi pada Pengadilan Negeri.

(34)

30 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB 3.4 Kerangka Kelembagaan

Mengenai organisasi dan tata kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Pengadilan Negeri Curup telah diatur dalam Mahkamah Agung telah diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung nomor 7 tahun 2015 tentang Oganisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan Peradilan.

Peraturan Mahkamah Agung nomor 7 tahun 2015 tentang Oganisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan Peradilan :

Pasal 1

1) Ketua Pengadilan sebagai pimpinan Pengadilan bertanggung jawab atas terselenggaranya administrasi perkara pada Pengadilan.

2) Ketua Pengadilan melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan peradilan di Peradilan Tingkat Banding dan Peradilan Tingkat Pertama yang dibantu oleh Wakil Ketua Pengadilan.

3) Ketua Pengadilan menunjuk Hakim sebagai juru bicara pengadilan untuk memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan pengadilan.

4) Sebagai pelaksana administrasi perkara, Ketua Pengadilan menyerahkan kepada Panitera Pengadilan.

Pasal 2

Kepaniteraan Peradilan adalah aparatur tata usaha negara yang dalam menjalankan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua Pengadilan.

Pasal 4

Kesekretariatan Peradilan adalah aparatur tata usaha negara yang dalam menjalankan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua Pengadilan.

Gambar

Tabel 1 Capaian Kinerja Pengadilan Negeri Curup Tahun 2019
Tabel 2 Hasil Survei IKM Pengadilan Negeri Curup
Gambar 1 Meja Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pengadilan Negeri Curup
Tabel 3 Efektivitas Pengelolaan dan Penyelesaian Perkara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mikroatoll adalah karang yang hidup intertidal ini berbentuk cakram yang tumbuh keatas dipermukaan air laut yang terkena matahari selama surut terendah.. Ciri khusus dari

Rejang Lebong : Seluruh Kecamatan, Curup, Curup Selatan, Curup Tengah, Curup Timur, Curup Utara, Sindang Dataran, Sindang Kelingi, Sebagian Kecamatan, Bermani Ulu, Bermani Ulu Raya,

Dalam reviu rencana strategis Pengadilan Negeri Curup Tahun 2015-2019, arah kebijakan dan strategi Pengadilan Negeri Curup terdiri dari 4 (empat) indikator utama,

Rencana Strategi IAIN Curup RENCANA STRATEGI (RENSTRA) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup 2020 2045 Rencana Strategi IAIN Curup KATA PENGANTAR REKTOR Rencana Strategis (RENSTRA)

Berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung Perma Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman pemberian layanan hukum bagi masyarakat tidak mampu di pengadilan, Pengadilan

(5) Kawasan peruntukan Keselamatan dan Operasi Penerbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, yaitu kawasan udara sekitar bandar udara Buntu Kunik berupa

Anak autis merupakan salah satu jenis anak berkebutuhan khusus dengan bentuk gangguan tumbuh kembang, berupa sekumpulan gejala akibat adanya kelainan syaraf-syaraf

Menyadari hal ini, orientasi perbaikan yang dilakukan Pengadilan Negeri Makassar Kelas I A Khusus mempertimbangkan kepentingan pencari keadilan dalam memperoleh keadilan