• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Penggunaan Google Classroom Pada Pembelajaran Tematik di Masa Pandemi Covid-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Efektivitas Penggunaan Google Classroom Pada Pembelajaran Tematik di Masa Pandemi Covid-19"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 5 (1) : 132 – 141 132`

Jurnal Riset Pendidikan Dasar

Efektivitas Penggunaan Google Classroom Pada Pembelajaran Tematik di Masa Pandemi Covid-19

Noviya Santi

Universitas Bengkulu noviyaputri12@gmail.com

Feri Noperman

Universitas Bengkulu ferinoperman@gmail.com

Dalifa

Universitas Bengkulu dalifa@gmail.com

Abstract

This study aims to determine the effectiveness of using Google Classroom in thematic learning during the Covid-19 Pandemic. This research is a quantitative research. The method used is an experiment with the type of One-Shot Case Study design. The population in this study was a public elementary school within the Teluk Segara sub-district with A accreditation. The sampling technique used was Two Stage random sampling. The sample in this study was the VC class at SD Negeri 8 Bengkulu City as the experimental class. The research instrument used was a test sheet in the form of multiple choice. The test is taken once, namely after the learning activity takes place. Based on the students' posttest results, the average posttest score of students was 77. Because the average posttest score of students exceeded the Minimum Completeness Criteria (KKM) score of 75, it can be concluded that the use of Google Classroom in thematic learning during the Covid-19 pandemic 19 are categorized as quite effective.

Keywords: Google Classroom, Learning in a Pandemic Period, Elementary Student

Pendahuluan

Dunia digemparkan dengan kemunculan fenomena penyebaran virus baru yang mematikan yaitu Covid-19 pada bulan Desember 2019. Bermula dari provinsi Wuhan, China hingga menyebar keseluruh dunia dan tidak terkecuali Indonesia.

Pandemi Covid-19 ini menyebabkan dampak yang menyebar ke berbagai sektor kehidupan, bahkan termasuk ke dalam sektor pendidikan. Dalam bidang pendidikan hal yang paling dirasakan adalah penutupan sementara lembaga-lembaga pendidikan. Hal ini dilakukan guna memutus rantai penyebaran virus Covid-19 dikalangan peserta didik. Pemerintah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19). Pemerintah menerapkan kebijakan proses pembelajaran dilakukan dari rumah dengan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau daring (dalam jaringan).

(2)

Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 5 (1) : 132 – 141 133

Merujuk pada peraturan pemerintah di atas yang menganjurkan peserta didik belajar dari rumah, menciptakan permasalahan baru dalam dunia pendidikan yaitu tata cara pelaksanaan pembelajaran. Maka pembelajaran daring pun dijadikan sebagai solusi untuk permasalahan ini. Dengan diterapkannya pembelajaran daring, maka kegiatan pembelajaran akan tetap berjalan. Guru dapat melakukan pembelajaran daring dengan berbagai inovasi yang telah dikembangkan. Seorang guru harus bisa memastikan kegiatan pembelajaran tetap berjalan meskipun tidak bertatap muka dengan peserta didik, diperlukan inovasi pembelajaran yang didesain dan dilaksanakan oleh guru dengan penggunaan media yang tepat, seperti media daring (online) (Mulatsih, 2020).

Dengan adanya alih sistem pembelajaran dari tatap muka menjadi daring ini membutuhkan media pembelajaran yang mudah digunakan dan efisien. Namun pembelajaran daring yang dilakukan saat ini masih memiliki berbagai kelemahan.

Salah satu kelemahan tersebut adalah kurangnya penguasaan peserta didik terhadap aplikasi pembelajaran daring. Arosyd & Usman (2020) menyatakan salah satu kelemahan pembelajaran daring adalah pengguna kurang menguasai aplikasi yang digunakan. Hal yang sama dikemukakan oleh Hidayat (2020) yang mengemukakan tentang peserta didik yang kurang menguasai aplikasi pembelajaran.

Oleh karena itu pembelajaran online harus dilakukan dengan penggunaan aplikasi yang mudah dipahami peserta didik sebagai media pendukung kegiatan pembelajaran online, salah satunya adalah google classroom. Menurut Arifin (2019),

“Google classroom (GC) adalah aplikasi yang diciptakan oleh Google pada tahun 2014 dan merupakan aplikasi Learning Management System (LMS) yang dihubungkan dengan akun Email, sehingga mudah untuk digunakan”. Penggunaan GC dapat dijadikan sebagai media alternatif dalam proses pembelajaran daring. Hal yang sama dikemukakan oleh Naserly (2020), yang menyatakan GC merupakan layanan portal yang efisien untuk memudahkan guru dalam mengelola materi dan tugas ajar. Selain memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, GC dianggap sebagai media pembelajaran yang tidak membutuhkan kuota berlebihan dalam penggunaanya, karena GC diciptakan dengan pengaksesan layaknya media sosial.

GC merupakan pilihan LMS terbaik yang memiliki berbagai keunggulan dalam penggunaanya bagi pengguna, berbagai fitur yang tersedia pada aplikasi GC juga mudah digunakan, produk ini juga gratis untuk digunakan, sehingga para pengguna tidak mengeluarkan biaya selain dari pemakaian kuota. GC memiliki kelebihan yaitu platform ini mempunyai ruang penyimpanan yang terintegrasi dengan Google Drive, dan Gmail. Selain itu, pengguna juga dapat berbagi dan mengintegrasikan video, gambar, file atau menggabungkan URL perpustakaan atau bahkan URL video pembelajaran dari aplikasi Youtube (Alfina, 2020). GC juga mempermudah peserta didik untuk mengirimkan tugas dimana saja melalui Handphone, dan terdapat interaksi antara guru dan peserta didik melalui komentar pribadi.

Hal ini sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Fauzan dan Arifin (2019) berjudul “the effectiveness of google classroom media on the students’ learning outcomes of madrasah ibtidaiyah teachers education departement“, yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan GC sebagai media efektif untuk digunakan. Dalam hal kualitas pembelajaran, penggunaan media google lebih efektif dan menyenangkan, hal ini ditunjukkan dengan antusiasme dari peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menggunakan media GC. Hal ini didukung oleh pendapat dari Mayanti & Wiryanto (2020) yang berjudul “efektivitas penggunaan aplikasi google classroom untuk mengukur pencapaian indikator terhadap pembelajaran matematika materi pengolahan data kelas V SD di tengah situasi lockdown akibat virus Covid-19”, yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan aplikasi Google Classroom sebagai media pembelajaran mampu menghasilkan proses pembelajaran efektif yang

(3)

Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 5 (1) : 132 – 141 134

melibatkan peserta didik aktif secara individual. Tingkat intensitas dan waktu penggunaan media GC sangat praktis dan efisien karena dapat digunakan dimanapun dan kapanpun. Sehingga tidak ada alasan bagi peserta didik untuk terlambat mengirimkan tugas.

Persamaan penelitian yang sudah ada yaitu terletak pada penggunaan aplikasi GC sebagai media pembelajaran daring, sedangkan perbedaannya terletak pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya dengan pembelajaran yang digunakan yaitu matematika. Sedangkan peneliti akan meneliti tentang penggunaan GC yang akan diteliti pada jenjang Pendidikan Dasar dengan variabel berupa efektivitas penggunaan Google Classroom pada pembelajaran tematik dimasa pandemi.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti menganggap pentingnya topik penelitian ini diangkat karena jika hasil belajar peserta didik mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), maka aplikasi GC efektif untuk digunakan pada pembelajaran tematik di masa pandemi Covid-19, karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Efektivitas penggunaan Google Classroom pada pembelajaran tematik di masa pandemi Covid-19” dengan tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan langkah-langkah penggunaan Google Classroom pada pembelajaran tematik di masa Pandemi Covid-19, dan untuk mengetahui efektivitas penggunaan Google Classroom pada pembelajaran tematik di masa Pandemi Covid- 19.

Metode

Jenis peneitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan Desain penelitian yang digunakan adalah one-shot case study. Sehingga tidak terdapat kelompok kontrol dalam penelitian ini dan hanya ada kelompok eksperimen yang diberi perlakuan khusus berupa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan aplikasi Google Classroom. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi dan lembar tes. Penelitian ini dilakukan di kelas V SD Negeri 08 Kota Bengkulu dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 yaitu (1) lembar tes dalam bentuk soal pilihan ganda untuk aspek pengetahuan yang terdiri atas 20 soal dengan rentang skor mulai 0-100 ; (2) lembar observasi sikap ; (3) lembar observasi keterampilan. Soal pilihan ganda ini disusun berdasarkan indikator dan ketercapaian hasil belajar peserta didik. Untuk mendapatkan data yang valid, sebelum digunakan dalam penelitian harus diuji validasi oleh ahli perangkat pembelajaran, dengan langkah-langkah: (1) penyusunan kisi-kisi instrumen penelitian, (2) pembuatan instrumen, (3) validasi instrumen, (4) uji coba instrumen, (5) analisis instrumen yang terdiri dari:

a. Uji validitas

Untuk mengukur validitas soal menggunakan rumus korelasi Product Moment yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Gambar 1 rumus korelasi Product Moment Keterangan:

rxy = angka indeks korelasi r product moment

∑ = jumlah hasil perkalian antara dan

= jumlah skor soal (x)

= jumlah skor soal (y) N = Jumlah seluruh sampel

(Winarni, 2018:116)

(4)

Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 5 (1) : 132 – 141 135

Tabel 1 Kriteria Validitas

Nilai r Kevalidan

0,80 - 1,0 Sangat tinggi

0,60 - 0,79 Tinggi

0,40 - 0,59 Cukup

0,20 - 0,39 Rendah

0,00 - 0,19 Tidak Valid

(Winarni, 2018:136-137) b. Uji reliabilitas

Reabilitas tes menggunakan rumus Spearman Brown:

Gambar 3.2 rumus Spearman Brown Keterangan:

ri = Reliabilitas internal seluruh instrument

rb = Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan belahan kedua (Sugiyono, 2018: 131) c. Uji tingkat kesukaran soal

Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab benar JS = JUmlah seluruh siswa peserta tes Kriteria indeks kesukaran:

Tabel 2 Kriteria Indeks kesukaran P Indeks Kesukaran 0,0 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang 0,71 – 1,0 Mudah

(Winarni, 2018: 137)

d. Uji daya beda soal

Untuk menghitung besarnya indeks daya beda soal, secara sederhana dapat dilakukan dengan rumus :

Keterangan : D = daya beda

JBA = jumlah menjawab benar kelompok atas JBB = jumlah menjawab benar kelompok bawah JA = banyaknya peserta tes kelompok atas JB = banyaknya peserta tes kelompok bawah Kriteria daya beda:

P =

𝐵

𝐽𝑆

D =

𝐽𝐵𝐴

𝐽𝐴

JB𝐵

J𝐵

(5)

Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 5 (1) : 132 – 141 136

Tabel 3 Kriteria daya beda

Indeks

diskriminasi Daya Beda

0,0 – 0,19 Jelek

0,2 – 0,39 Cukup

0,4 – 0,69 Baik

0,7 – 1,0 Baik Sekali

(Winarni, 2018: 138) Hasil belajar peserta didik yang diperoleh melalui tes dapat diolah dengan menggunakan langkah-langkah berikut:

Mencari skor rata-rata (mean) dari tes:

Keterangan :

̅ = nilai rata-rata tes

∑ = Jumlah total nilai tes = jumlah peserta tes

(Winarni, 2018:67) Setelah diperoleh rata-rata tes hasil belajar peserta didik, maka peneliti dapat menilai efektivitas proses pembelajaran dengan menggunakan Google Classroom. Untuk menentukan keefektifan pembelajaran digunakan rumus :

Keterangan :

PRM Total = rata-rata hasil tes peserta didik Nmax total = nilai maksimal tes

Untuk menilai efektivitas Google Classroom dalam kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4

Tabel 4 Kriteria keefektifan pembelajaran

Persentase Kriteria

79-100 Efektif

61-78 Cukup efektif

0-60 Tidak efektif

(Wicaksono, 2011)

Hasil dan pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian diperoleh melalui pembelajaran tematik tema 8 Lingkungan Sahabat Kita, subtema 1 Manusia dan Lingkungan, pembelajaran 2 yang dilaksanakan menggunakan media Google Classroom dalam proses kegiatan pembelajaran pada kelas V C. Hasil belajar siswa berupa (1) pengetahuan; (2) sikap dan (3) keterampilan.

1. Deskripsi Penggunaan Google Classroom pada pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik pada penelitian ini diselenggarakan secara daring dengan menggunakan platform Google Classroom. Fitur Google Classroom yang digunakan dalam penelitian ini adalah fitur anggota untuk menambahkan peserta didik pada

𝑋̅ = ∑𝑋 𝑛

Persentase hasil =

𝑃𝑅𝑀 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙

𝑁 max 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

x 100

%

(6)

Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 5 (1) : 132 – 141 137

kelas maya di Google Classroom, fitur forum sebagai ruang kelas maya pada Google Classroom, dan fitur tugas (assigment) untuk peneliti memberikan tugas pada peserta didik yang kemudian dikumpulkan pada fitur yang sama.

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran tematik dengan menggunakan media Google Classroom yaitu: (1) Menentukan tema. Pada penelitian ini, tema yang digunakan adalah tematik tema 8 Lingkungan Sahabat Kita, subtema 1 Manusia dan Lingkungan, pembelajaran 2. (2) Pengintegrasian tema dengan kurikulum yang berlaku dengan mengutamakan dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. (3) Desain rencana pembelajaran. Setelah penentuan tema dan pengintegrasian mata pelajaran dengan dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. (4) Aktivitas kelompok dan diskusi. Yang memberi ruang bagi peserta didik dan guru untuk mengeksplorasi subjek. Dalam penelitian ini, pembelajaran yang dilakukan sebanyak 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 3x35 menit. Pembelajaran dilakukan di kediaman masing-masing melalui metode daring dengan penggunaan media Google Classroom. Langkah-langkah kegiatan inti pembelajaran menggunakan media Google Classroom yaitu memahami masalah, menyusun rencana pemecahan masalah, menjalankan rencana pemecahan masalah, dan meninjau kembali hasil pelaksanaa.

Setelah kegiatan pembelajaran selesai, peneliti dan peserta didik melakukan refleksi dengan cara bertanya jawab mengenai kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Hal ini berguna sebagai wadah untuk mengungkapkan perasaan dan pengalaman peserta didik selama proses pembelajaran. Selain itu refleksi juga berguna sebagai wadah peserta didik agar mengemukakan permasalahan atau hambatan yang ditemui dalam proses pembelajaran daring dengan menggunakan Google Classroom sehingga untuk pembelajaran selanjutnya dapat lebih efisien dan efektif.

2. Efektivitas Hasil Belajar Pengetahuan

Setelah kegiatan pembelajaran dilakukan maka peserta didik diberikan posttest untuk mengetahui kemampuan akhir kelas V C. Berikut analisis deskripsi data hasil postest kelas V C disajikan pada tabel 5

Tabel 5 Hasil Analisis Data Postest Kelas V C

Deskripsi Postest

Bahasa Indonesia IPA Nilai

Tertinggi 9 10

Nilai

Terendah 2 5

Rata-rata 7,56 7,84

Berdasarkan data tabel 5, diperoleh hasil posttest berada pada rentang persentase 61%-78%, maka dapat disimpulkan bahwa Penggunaan Google Classroom Pada Pembelajaran Tematik di Masa Pandemi Covid-19 dikategorikan cukup efektif.

3. Hasil Belajar Aspek Sikap

Dalam penelitian ini sikap yang diobservasi yaitu : (A) sikap disiplin dan (B) sikap tanggung jawab Adapun hasil pengamatan sikap pembelajaran tematik yang dengan menggunakan Google Classroom untuk kelas eksperimen disajikan pada gambar 2

(7)

Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 5 (1) : 132 – 141 138

Gambar 2 Diagram Hasil Belajar Aspek Sikap Kelas VC

4. Hasil Belajar Aspek Keterampilan

Dalam penelitian ini keterampilan yang diobservasi yaitu: (1) Merangkum peristiwa yang terdapat pada teks “Siklus Air”; (2) Membuat Gambar siklus air.

Adapun hasil pengamatan keterampilan untuk kelas eksperimen disajikan dalam tabel 4.3. berikut ini:

Gambar 3 Diagram Hasil Belajar Aspek Keterampilan Kelas VC

Dari persentase yang didapat berdasarkan hasil kinerja peserta didik yaitu 76% pada butir 1 (Merangkum peristiwa yang terdapat pada teks “Siklus Air”) dan 100% pada butir 2 (Membuat Gambar siklus air), maka pembelajaran yang dilakukan sudah efektif.

Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V C SDN 8 Kota Bengkulu sebagai kelas eksperimen. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring dikediaman masing- masing peserta didik. Proses pembelajaran daring dilakukan dengan menggunakan Google Classroom sebagai media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mendukung hasil belajar peserta didik. Yaumi (2018) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan signifikan antara penggunaan media dengan peningkatan hasil belajar. Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses kegiatan

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Kurang Cukup Baik Sangat Baik

Tanggung Jawab (A) Tanggung Jawab (B) Disiplin (A)

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

BI IPK 4.8.1 BI IPK 4.8.2 IPA IPK 4.8.1

Kurang Cukup Baik Sangat Baik

(8)

Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 5 (1) : 132 – 141 139

pembelajaran dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan daya kreativitas peserta didik dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Hal ini didukung oleh

Pada kegiatan pembelajaran daring, peneliti melakukan pengelolaan kelas secara daring yang dilakukan dengan cara: (1) menggunakan media gambar dan video tentang “siklus air” agar proses pembelajaran menjadi menarik, (2) pembelajaran daring dilakukan melalui aplikasi Google Classroom termasuk pengumpulan tugas peserta didik, sehingga memudahkan peserta didik dan guru dalam mengelola tugas, (3) agar kegiatan pembelajaran daring berjalan lancar dan kondusif, dapat dilakukan dengan menjalin interaksi yang baik dengan peserta didik di awal kegiatan pembelajaran dengan menanyakan kabar peserta didik ataupun mengingatkan peserta didik untuk selalu mematuhi protokol kesehatan di masa Pandemi. Sehingga pada saat proses pembelajaran daring berlangsung, peserta didik menjadi lebih aktif dan antusias dalam kegiatan belajar. Hal ini terlihat dari peserta didik yang tidak ragu untuk bertanya mengenai materi pembelajaran yang dikarenakan proses kegiatan pembelajaran dilakukan tanpa bertatap muka sehingga mengakibatkan timbulnya keberanian dalam diri peserta didik untuk mengajukan pertanyaan mengenai materi pembelajaran yang kurang dipahami.

Untuk mengetahui tingkat efektivitas kegiatan pembelajaran maka dilakukan penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik pada pembelajaran tematik dalam kurikulum 2013 meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Hal ini sejalan dengan pendapat Malawi &

Kadarwati (2017) yang menyatakan bahwa penilaian pada pembelajaran tematik meliputi tiga aspek yaitu aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan.

Hal ini diperkuat dengan teori yang dikemukakan dari Taksonomi Bloom dalam Slamento (2010) yang menyatakan hasil belajar diukur dalam tiga ranah yaitu ranah Kognitif (pengetahuan), ranah Afektif (sikap), dan ranah psikomotor (keterampilan) . Berdasarkan presentase hasil belajar peserta didik pada aspek sikap menunjukan hasil pada kategori sangat baik dan baik sebanyak 88%. Sikap Tanggung Jawab butir A sebanyak 15 peserta didik dengan kategori baik dan sebanyak 7 peserta didik dengan kategori sangat baik, sikap Tanggung Jawab butir B sebanyak 17 peserta didik dengan kategori baik dan sebanyak 8 peserta didik dengan kategori sangat baik. Sedangkan pada sikap Disiplin sebanyak 10 peserta didik dengan kategori baik dan 15 peserta didik dengan kategori sangat baik.

Sedangkan pada aspek pengetahuan yang diperoleh kelas VC dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia 70 dan IPA 75, sebanyak 22 peserta didik yang mencapai nilai KKM dengan presentase mencapai 88%, sedangkan pada mata pelajaran IPA sebanyak 19 peserta didik yang mencapai nilai KKM dengan presentase mencapai 76%. Pada aspek keterampilan, ketuntasan hasil belajar berada pada kategori baik dan Sangat Baik. Hal ini tertuang dalam permendikbud No. 14 (2014) yang menyatakan bahwa capaian optimum untuk ketuntasan kompetensi keterampilan ditetapkan paling kecil 2,67 pada retang nilai B- yang berada pada kategori baik. Berdasarkan hasil belajar peserta didik, didapat pada butir A peserta didik yang berada pada kategori Baik yaitu 14 siswa dan Sangat Baik ada 5 siswa. Pada butir B, 15 siswa berada pada kategori baik, 5 siswa berada pada kategori sangat baik.

Berdasarkan hasil yang diperoleh peserta didik pada penilaian tiga aspek yaitu aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan, maka dapat dinyatakan bahwa Google Classroom sebagai media pembelajaran cukup efektif untuk digunakan dimasa pandemi.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran dilakukan sebanyak 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 3x35 menit melalui Google Classroom dengan menggunakan fitur anggota, fitur forum dan fitur tugas. Kegiatan pembelajaran daring diawali dengan guru membuka kegiatan pembelajaran dan melakukan

(9)

Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 5 (1) : 132 – 141 140

kegiatan apersepsi. Selanjutnya peserta didik diminta membaca teks nonfiksa yang kemudian akan didiskusikan bersama guru. Setelah kegiatan pembelajaran selesai, peneliti dan peserta didik melakukan refleksi sebagai wadah peserta didik untuk mengemukakan permasalahan atau hambatan yang ditemui dalam proses pembelajaran daring.

Setelah kegiatan pembelajaran selesai dilakukan, maka peserta didik akan diberi posttest untuk mengetahui tingkat penguasaan materi peserta didik. setelah di analisis didapat pada aspek kognitif (pengetahuan), dengan rata-rata nilai posttest peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia 7,56, dan IPA 7,84 Dan untuk efektivitas proses pembelajaran dengan menggunakan Google Classroom didapat persentase hasil mata pelajaran Bahasa Indonesia 75,6%, dan IPA sebesar 78,4%.

yang masuk pada kategori cukup efektif. Hasil belajar aspek sikap pada kelas VC lebih banyak siswa yang berada pada kategori Baik dan Sangat Baik yaitu pada aspek sikap tanggung jawab butir 1 sebanyak 22 siswa, dan sikap tanggung jawab butir 2 ada 25 siswa. Pada aspek sikap Disiplin terdapat 10 peserta didik pada kategori baik, 15 siswa pada kategri sangat baik. Sedangkan pada hasil belajar aspek keterampilan didapat pada butir A peserta didik yang berada pada kategori Baik yaitu 14 siswa dan Sangat Baik ada 5 siswa. Pada butir B, 15 siswa berada pada kategori baik, 5 siswa berada pada kategori sangat baik. Pada butir C ada 16 siswa berada pada kategori baik, 9 siswa berada pada kategori sangat baik.

Berdasarkan tiga aspek hasil belajar di atas terlihat bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal. Dapat disimpulkan bahwa Google Classroom cukup efektif untuk digunakan pada pembelajaran tematik di masa pandemi covid-19.

A. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Diharapkan agar guru selalu mengembangkan kemampuan dan juga pemahamannya terkait perkembangan teknologi informasi yang nantinya dapat digunakan dalam proses pembelajaran daring agar pembelajaran menjadi lebih menarik.

2. Media pembelajaran menggunakan Google Classroom agar dipadukan dengan platform aplikasi lain seperti Youtube, Whatsapp dan Google Formulir untuk memperjelas materi pembelajaran.

3. Orang tua sebaiknya selalu mendampingi peserta didik ketika proses pembelajaran melalui Google Classroom berlangsung agar aktivitas pembelajaran daring berjalan lancar.

4. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melaksanakan penelitian lebih dari 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu pembelajaran yang lebih lama.

REFERENSI

Ais, R.,(2020). Komunikasi Efektif di Masa Pandemi Covid-19. Banten: Makmood Publishing.

Alfina, O.(2020). Penerapan LMS-Google Classroom dalam Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid-19. Majalah Ilmiah METHODA, 10(1), 38 46, https://doi.org/10.46880/methoda.v10i1.537.

Arifin, F. & Fauzan, F.,. (2019). The Effectiveness of Google Classroom Media on the Students’ Learning Outcomes of Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education Department. Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI, 6(2), 271-285, https://doi.org/10.24235/al.ibtida.snj.v6i2.5149.

(10)

Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 5 (1) : 132 – 141 141

Arosyd, I. M. R. & Usman, R., (2020). Analisis Kelemahan dan Kekuatan dalam Pembelajaran Daring di Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.

Jurnadeutsch als fremdsprache in indonesien, 4 (2): 12-19, http://journal2.um.ac.id/index.php/dafina/article/download/16870/6676.

Hidayat, H, Wicaksono, M. F., Rahmatya, M. D., Lubis, R., & Nurhayati, S., (2020), Optimalisasi Pemanfaatan Aplikasi Google Classroom dan Google Form sebagai Penunjang Pembelajaran Daring di SMA Negeri 5 Cimahi. Indonesian community service and empowerment (IcomSE), 1(2), 569-577, https://ojs.unikom.ac.id/index.php/icomse/article/view/3876/2083.

Malawi, I. & Kadarwati, A. (2017). Pembelajaran Tematik (Konsep dan Aplikasi).

Magetan: CV. AE Media Grafika.

Naserly, M. K. (2020). Implementasi Zoom, Google Classroom, dan Whatsapp Group dalam Mendukung Pembelajaran Daring (Online) pada Mata Kuliah Bahasa Inggris Lanjut. Journal of Chemical Information and Modeling, 4(2),155–165, https://jurnaldikpora.jogjaprov.go.id/index.php/jurnalideguru/article/view/129.

Slamento, (2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Sugiyono,(2018). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Kemendikbud, (2020). Surat Edaran Nomor 15/2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19. Jakarta: Kemendikbud

Winarni, E.W, (2018). Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif, Kualitatif PTK R&D.

Jakarta: Bumi Aksara

Yaumi, M.,(2018). Media dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia Group

Referensi

Dokumen terkait

1. Ditinjau dari aspek Context yang meliputi tujuan pembelajaran dan kebutuhan pembelajaran pada pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi COVID-19

1. Pola Pembelajaran guru SD Negeri Ngelowetan selama masa pandemi Covid-19 adalah menggunakan model pembelajaran daring. Teknik pembelajaran daring menggunakan

Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Syswianti e.al (2020) tentang “Evaluasi Pembelajaran Daring dengan Menggunakan Aplikasi Zoom di Masa Pandemi Covid-19

Berdasarkan Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa pelatihan yang telah dilaksanakan sudah dapat membantu memberikan ketrampilan pada guru-guru PONPES Imam Muslim

Hal ini juga selaras dengan penelitian Nirfayanti & Nurbaeti (2019) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan media pembelajaran google classroom terhadap

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran pada masa pandemi Covid –19 dilakukan dengan cara daring atau melalui website atau media lainnya serta luring

Jadi kesimpulannya, penggunaan media komunikasi daring google classroom dalam kegiatan perkuliahan selama masa pandemic covid-19 di Universitas Dehasen Bengkulu

Dengan demikian kerjasama yang baik antara guru, siswa, orangtua siswa dan pihak sekolah/madrasah menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring lebih efektif.