Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Brawijaya 3026
Evaluasi Dan Rekomendasi Perbaikan Desain Antarmuka Pengguna Menggunakan Metode Think Aloud Dan Pendekatan Human Centered
Design (HCD) (Studi Kasus: Aplikasi iPusnas)
Arbi Ramadhan Akbar Asmanputra1, Hanifah Muslimah Az-Zahra2, Kariyoto3 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]
Abstrak
Perpusnas melalui bagian Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) yang bekerjasama dengan Aksaramaya memiliki misi untuk melakukan peningkatan secara terus-menerus pada aplikasi iPusnas dengan target adanya aplikasi iPusnas versi 2.0, dengan wajah baru yang lebih berfokus pada kebutuhan pengguna.
Penelitian ini dilakukan untuk membantu pihak Perpusnas dan Aksaramaya dalam memberikan rekomendasi perbaikan desain antarmuka pengguna aplikasi berbasis mobile pada platform Android dengan menggunakan pendekatan Human Centered Design (HCD) yang didukung dengan metode Think Aloud pada saat pelaksanaan evaluasi usability. Pemberian rekomendasi perbaikan dilakukan melalui fase inspiration dan ideation pada pendekatan HCD. Fase inspiration berfokus untuk menemukan permasalahan usability yang ada pada aplikasi iPusnas saat ini dengan melakukan evaluasi usability dengan melibatkan 15 partisipan. Hasil evaluasi usability aplikasi iPusnas pada fase inspiration menghasilkan 11 permasalahan utama yang ditemukan oleh partisipan. Pemberian ide solusi pada fase ideation menghasilkan rancangan wireframe untuk 21 fitur yang perlu diperbaiki, dengan hasil evaluasi wireframe terdapat 6 permasalahan yang masih dirasakan oleh partisipan. Hasil akhir penelitian yang berupa rekomendasi perbaikan antarmuka pengguna didapatkan setelah melakukan evaluasi yang menemukan 11 permasalahan pada rancangan desain antarmuka pengguna yang dibuat berdasarkan hasil evaluasi wireframe.
Kata kunci: Aplikasi iPusnas, usability, evaluasi think aloud, human centered design, aplikasi mobile, Android.
Abstract
The National Library of Indonesia through the Data and Information Center (Pusdatin) in collaboration with Aksaramaya has a mission to make continuous improvements to the iPusnas application with the target of the iPusnas application version 2.0, with a new face that focuses more on user needs. This research was conducted to assist the National Library of Indonesia and Aksaramaya in providing recommendations for improving the user interface design of mobile-based applications on the Android platform using the Human Centered Design (HCD) approach supported by the think aloud method during the usability evaluation. Recommendations for improvements are made through the inspiration and ideation phases of the HCD approach. The inspiration phase focuses on finding usability problems that exist in the current iPusnas application by conducting a usability evaluation involving 15 participants. The results of the usability evaluation of the iPusnas application in the inspiration phase resulted in 11 main problems found by the participants. Giving solution ideas in the ideation phase resulted in a wireframe design for 21 features that needed to be improved, with the results of the wireframe evaluation there were 6 problems that were still felt by the participants. The final result of the research in the form of recommendations for user interface improvements is obtained after conducting an evaluation which found 11 problems in the user interface design which were made based on the results of the evaluation of the wireframe.
Keywords: iPusnas application, usability, think aloud evaluation, human centered design, mobile application, Android.
1. PENDAHULUAN
Dengan tuntutan zaman yang serba digital dan juga pengguna internet yang semakin banyak di Indonesia, Perpusnas bekerjasama dengan PT. Woolu Aksara Maya (Aksaramaya) untuk mengembangkan perpustakaan digital pertamanya, sehingga pada tahun 2016 Perpusnas akhirnya meluncurkan aplikasi perpustakaan digital pertamanya dengan nama iPusnas. Dengan proyeksi pengguna yang akan terus meningkat di tahun-tahun berikutnya, maka Perpusnas ingin terus meningkatkan kualitas antarmuka serta usability dari aplikasi iPusnas. Berdasarkan dokumen hasil evaluasi kinerja iPusnas yang dibuat oleh bagian Pusat Pengembangan Pustakawan Perpusnas, bahwa sebanyak 70,59% pengguna belum sepenuhnya puas dengan performa aplikasi iPusnas.
Beberapa kendala yang dihadapi oleh pengguna disebabkan oleh realibilitas aplikasi, fitur e- reader yang perlu ditingkatkan, jumlah antrian yang tinggi serta aturan peminjaman yang kurang fleksibel. Perpusnas melalui bagian Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) yang bekerjasama dengan Aksaramaya memiliki misi untuk melakukan peningkatan secara terus- menerus pada aplikasi iPusnas dengan target adanya aplikasi iPusnas versi 2.0, yang lebih berfokus pada kebutuhan pengguna. Hal ini didasari pada banyaknya masukan dari segi usability aplikasi yang dinilai masih sulit untuk dimengerti serta tidak sepenuhnya memenuhi kebutuhan pengguna.
Langkah awal yang dapat dilakukan dalam tahapan perbaikan aplikasi iPusnas adalah dengan mengevaluasi aplikasi iPusnas dari sisi usability. Langkah awal evaluasi usability adalah dengan melakukan testing menggunakan metode Think Aloud Testing. Think Aloud Testing adalah sebuah metode testing, dimana pengguna akan menggunakan aplikasi yang ingin diuji kemudian mereka akan mengungkapkan pendapat mereka tentang aplikasi tersebut kedalam bentuk kata-kata (Nielsen, 1993). Selain menghasilkan hasil dari evaluasi usability aplikasi iPusnas, penelitian ini juga memberikan rancangan perbaikan antarmuka aplikasi iPusnas yang sesuai dengan kebutuhan pengguna dengan menggunakan penedekatan Human Centered Design (HCD).
HCD merupakan sebuah pendekatan desain yang memusatkan pada kebutuhan manusia/pengguna, yang nantinya akan
disesuaikan kedalam proses desain dan pengembangan yang berbeda (IDEO, 2015).
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka dapat ditarik rumusan permasalahan yang ingin diselesaikan melalui penelitian ini, diantaranya adalah bagaimana hasil evaluasi usability aplikasi iPusnas saat ini dengan menggunakan metode Think Aloud Testing?, lalu bagaimana rekomendasi perbaikan desain antarmuka pengguna aplikasi iPusnas?
Tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk menggali permasalahan usability pada aplikasi iPusnas saat ini dengan evaluasi usability menggunakan metode Think Aloud Testing dan untuk memberikan rekomendasi rancangan perbaikan antarmuka aplikasi iPusnas berdasarkan temuan permasalahan usability dengan menggunakan pendekatan Human Centered Design.
Manfaat dari penelitian ini nantinya adalah dengan memberikan uraian permasalahan usability kepada pihak instansi yakni Perpusnas dan Aksaramaya mendapatkan dan rekomendasi perbaikan antarmuka yang ada pada aplikasi iPusnas sehingga dapat dijadikan acuan untuk peningkatan kualitas usability aplikasi iPusnas di masa mendatang. Serta menjadikan penelitian ini sebagai bahan literatur untuk penelitian serupa di masa mendatang.
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN 2.1. Usability
Standar internasional ISO 9241-11 (2018), mendefinisikan usability sebagai sejauh mana sebuah sistem, produk, atau layanan dapat digunakan oleh penggunanya untuk mencapai tujuan mereka dengan memperhatikan efektivitas, efisiensi, dan kepuasan pengguna dalam konteks penggunaan tertentu. Usability juga merupakan tingkatan kemampuan antarmuka aplikasi dapat digunakan untuk mempermudah pengguna dalam menyelesaikan task (Pressman, 2012).
2.2. Think Aloud Testing
Think Aloud merupakan salah satu metode untuk menguji usability yang ada pada suatu antarmuka produk/aplikasi yang menitikberatkan pada pengguna. Pada metode Think Aloud, pengguna akan mengutarakan
secara verbal terhadap apa yang mereka pikirkan saat menggunakan sistem. Dengan cara verbalisasi ini, maka pengamat dapat menginterpretasikan pada bagian antarmuka mana yang memiliki masalah (Nielsen, 1993).
2.3. User-Centered Digital Libraries
Penelitian yang dilakukan oleh Yin Leng Theng, dkk pada tahun 2000 menghasilkan sebuah design guidelines untuk sebuah perpustakaan digital. Penelitian ini membahas tentang permasalahan pada perpustakaan digital berbasis web dari The Networked Computer Science Technical Reference Library (NCSTRL), The New Zealand Digital Library (NZDL), dan The ACM Digital Library (ACMDL). Menurut Yin Leng Theng, dkk.
Terdapat beberapa aspek yang perlu dimiliki oleh sebuah perpustakaan digital, 6 diantaranya adalah tampilan layar, terminology dan informasi sistem, mudah dipelajari, navigasi, pengambilan informasi, dan menyelesaikan tugas.
2.3. Human Centered Design
Gambar 1. Fase Pada Pendekatan Human Centered Design (IDEO)
IDEO (2015) mendefinisikan Human Centered Design (HCD) sebagai pendekatan kreatif untuk pemecahan masalah yang dimulai dengan memahami pengguna dan diakhiri dengan solusi inovatif yang dibuat khusus untuk memenuhi kebutuhan mereka. Terdapat tiga fase dalam pendekatan HCD menurut IDEO (2015), yaitu:
a. Inspiration
Peneliti berfokus kepada memahami pengguna dengan lebih baik. Pada fase ini, peneliti akan memulai dengan mendefinisikan konteks penggunaan aplikasi iPusnas yang meliputi penentuan kriteria pengguna untuk dijadikan partisipan evaluasi dan melakukan evaluasi usability terhadap aplikasi iPusnas saat ini untuk menggali permasalahan yang ada
pada aplikasi iPusnas.
b. Ideation
Hasil observasi pada saat wawancara evaluasi usability selanjutnya akan dibahas bersama dengan pihak stakeholder, kemudian peneliti akan memahami hasil observasi bersama dengan stakeholder untuk diidentifikasi sehingga bisa menjadi peluang untuk pemberian rekomendasi perbaikan desain. Pada fase ini akan ada beberapa ide yang dapat lanjut sebagai solusi dan ada beberapa ide yang akan dibuang. Hasil dari fase ini adalah wireframe aplikasi dan rancangan desain antarmuka pengguna yang akan diuji langsung kepada pengguna. Masukan dari pengguna selanjutnya akan dijadikan acuan sebagai perbaikan hasil ide solusi yang telah dibuat, proses ini akan berjalan secara iteratif sehingga ide solusi siap untuk diimplementasikan kedalam bentuk aplikasi.
c. Implementation
Fase implementation adalah fase akhir dimana semua ide yang telah ada akan diwujudkan produk nyata untuk disampaikan kepada pengguna. Pada fase ini juga peneliti dituntut untuk berpikir bagaimana cara memaksimalkan dampak dari hasil implementasi yang telah dibuat dengan membangun kemitraan, menyempurnakan model bisnis, dan mempertahankan pengguna.
3. METODOLOGI
Gambar 2. Alur Metodologi Penelitian
3.1. Identifikasi Masalah
Pada tahapan ini, peneliti mengindentifikasi permasalahan awal yang ada pada aplikasi iPusnas. Permasalahan ini didapat berdasarkan hasil kajian evaluasi kinerja aplikasi iPusnas yang dilakukan oleh bagian Pusat Pengembangan Pustakawan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Selain itu penggalian permasalahan pada penelitian ini juga didapat melalui wawancara kepada pihak Perpustakaan Nasional Republik Indonesia melalui bagian Pusat Data dan Informasi sebagai penanggung jawab aplikasi dan pihak Aksaramaya selaku pengembang aplikasi.
3.2. Studi Literatur
Tahapan studi literatur pada penelitian ini berfokus pada pemahaman teori dan metode yang dapat membantu dalam penemuan solusi dari permasalahan yang telah teridentifikasi sebelumnya. Peneliti mendalami teori seputar evaluasi usability serta pembuatan antarmuka pengguna yang digunakan sebagai penyelesaian masalah pada aplikasi iPusnas. Studi dilakukan dengan memahami penelitian-penelitian mengenai aplikasi iPusnas atau penelitian serupa yang pernah dilakukan sebelumnya.
Studi juga dilakukan dengan mengumpulkan teori yang berasal dari buku dan jurnal yang dapat mendukung penyelesaian permasalahan yang ada. Teori yang dipelajari antara lain teori
mengenai Evaluasi Usability, Think Aloud Testing, dan Human Centered Design.
3.3. Inspiration
Pada tahap ini, penulis akan menentukan kriteria pengguna yang didapat dari hasil diskusi bersama pihak stakeholder. Jumlah responden atau partisipan yang diikutsertakan pada penelitian ini akan disesuaikan berdasarkan pernyataan dari Nielsen (2000) serta Ericsson dan Simon (1993) mengenai jumlah responden yang harus direkrut pada penelitian kualitatif atau proses evaluasi bahwa pada evaluasi yang memiliki banyak kategori pengguna dapat diambil perwakilan sebanyak 3 orang dari masing-masing kategori pengguna, maka pada penelitian ini ditentukan bahwa jumlah partisipan evaluasi tidak lebih dari 15 orang dan partisipan evaluasi akan tetap sama mulai sejak awal evaluasi hingga evaluasi tahap akhir. Setelah merekrut partisipan, maka penulis melanjutkan dengan melakukan evaluasi usability untuk menggali permasalahan yang ada pada aplikasi iPusnas saat ini.
3.4. Ideation
Data hasil dari proses evaluasi selanjutnya akan dianalisa oleh penulis dengan mengubah data tersebut menjadi informasi permasalahan yang jelas dengan membahasnya bersama dengan stakeholder dan mempetakannya berdasarkan prinsip desain User Centered Digital Libraries untuk menghasilkan informasi permasalahan usability yang ingin diberikan solusi. Tahap ideation selanjutnya berlanjut pada perancangan wireframe sebagai bentuk ide solusi pertama. Wireframe dibuat untuk mempermudah proses pembuatan antarmuka pengguna, yang sebelumnya wireframe akan direview terlebih dahulu bersama partisipan.
Tahap akhir dari fase ideation adalah dengan membuat rancangan desain antarmuka pengguna, rancanga desain selanjutnya akan direview kembali bersama dengan partisipan.
3.5. Kesimpulan dan Saran
Pada bagian akhir dari penelitian ini, penulis akan membuat berdasarkan hasil dari tahapan-tahapan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya untuk menjawab permasalahan yang ingin diberikan solusi. Dari kesimpulan yang telah dibuat maka peneliti dapat memberikan saran mengenai penelitian ini untuk dijadikan acuan bagi penelitian
selanjutnya yang serupa dengan penelitian ini.
4. ANALISIS PEMBAHASAN
4.1. Pendefinisian Konteks Penggunaan Langkah awal yang dilakukan pada fase inspiration adalah dengan mendefinisikan konteks penggunaan aplikasi, langkah yang dilakukan adalah dengan menentukan kriteria pengguna berdasarkan target pengguna aplikasi iPusnas yang didapatkan atas hasil diskusi antara penulis bersama pihak stakeholder yang dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Kriteria Target Pengguna Aplikasi iPusnas Kriteria Pengguna Kode Mengunduh dan menggunakan aplikasi iPusnas karena hanya mengikuti tren saja ketika pandemi Covid-19
KP-1
Senang membaca buku dan pernah menggunakan aplikasi perpustakaan digital/penyedia bahan bacaan digital untuk mencari bahan bacaan pribadi
KP-2
Tertarik dengan fitur media sosial yang ada dalam aplikasi. KP-3
Pengguna yang mencari buku/jurnal/referensi penelitian dari instansi pemerintah atau
penulis tertentu KP-4
Belum pernah menggunakan aplikasi perpustakaan digital/penyedia bahan bacaan
digital. KP-5
Task scenario digunakan untuk memberikan objektif yang harus dicapai oleh responden dalam evaluasi usability penelitian ini. Task scenario adalah penjabaran lebih rinci dari user goals yang disusun berdasarkan fitur utama yang ada pada aplikasi, hal ini sesuai dengan publikasi oleh Susan Farrell (2017) yang menulis bahwa goals harus bertitik berat pada aspek penting yang ada pada sistem (fitur utama sistem).
Tabel 2. Task Scenario Task Scenario Kode Lakukan registrasi akun
menggunakan email TS-1
Lakukan logout setelah berhasil registrasi
menggunakan email TS-2
Lakukan login menggunakan
email TS-3
Menyukai salah satu aktivitas user yang berhasil menambahkan buku pada feeds
TS-4
Temukan riwayat buku yang telah selesai dipinjam oleh pengguna
TS-5 Temukan daftar antrian buku yang ingin dipinjam oleh
pengguna TS-6
Temukan status badge yang saat ini diperoleh TS-7 Ubah foto profil pengguna TS-8 Temukan detail dan sinopsis
dari suatu buku TS-9
Pinjam buku tentang agama TS-10 Berikan rating pada buku
yang telah dipinjam TS-11 Berikan ulasan pada buku
yang telah dipinjam TS-12 Temukan daftar peminjam
dari buku yang telah dipinjam TS-13 Temukan ulasan dari
pengguna lain dari buku
tentang psikologi TS-14 Temukan daftar buku
berdasarkan kategori statistika TS-15 Temukan daftar koleksi buku
dari ePustaka “Popular” TS-16 Ikuti ePustaka “Popular” TS-17 Berikan ulasan pada ePustaka
“Popular” TS-18
Gabung ke ePustaka
“Popular” TS-19
Berikan bookmark pada salah satu halaman saat membaca
buku digital TS-20
Ubah tipe transisi halaman menjadi kiri ke kanan pada
saat membaca buku digital TS-21
4.2. Hasil Evaluasi Usability
Berikut adalah temuan permasalahan usability yang didapatkan setelah dilaksanakannya evaluasi usability pada aplikasi iPusnas. Data temuan permasalahan usability yang dialami oleh partisipan evaluasi selanjutnya akan dibahas bersama pihak
stakeholder yakni pihak Perpusnas pada fase ideation.
Tabel 3. Permasalahan Usability Aplikasi iPusnas No Permasalahan Usability
1 Tidak ada tombol registrasi pada saat halaman awal login.
2
Manajemen menu yang perlu dirapihkan, contohnya adalah penempatan tombol logout yang seharusnya ada pada menu profile atau setting.
3 Penggunaan icon menu yang kurang familiar bagi pengguna.
4 Tidak ada penjelasan atau penamaan pada beberapa icon menu.
5 Tidak ada halaman homepage.
6
Beberapa menu masih menggunakan fitur dropdown dan scroll yang dirasa kurang efektif, contohnya pada halaman menu collection dan bookshelf.
7 Tidak ada opsi untuk mengganti preferensi bahasa.
8
Perlu ada penyederhanaan beberapa proses dalam aplikasi seperti proses peminjaman buku, dan penghapusan halaman menu ePustaka dari fitur utama.
9 Tombol rating yang sulit untuk ditemukan.
10
Penyederhanaan fitur di beberapa halaman seperti rumitnya tombol menu pada saat membaca buku, dan penambahan tombol setting pada saat membaca buku.
11
Beberapa sistem navigasi yang perlu dirapihkan seperti navigasi untuk memberikan rating pada buku, navigasi mencari ePustaka, dll.
4.3. Pembahasan Ide Solusi
Hasil penyusunan informasi permasalahan usability selanjutnya akan dipetakan berdasarkan User Centered Digital Libraries Guidelines untuk membantu penyampaian permasalahan yang dirasakan oleh pengguna kepada pihak stakeholder yang selanjutnya akan didiskusikan terkait pemberian ide solusi yang dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Pemetaan Permasalahan Usability Terhadap Guidelines
User Centered Digital
Libraries Guidelines Kode Permasalahan Kegunaan fitur di
perpustakaan digital dapat membantu pengguna
menyelesaikan tugasnya.
MS-1, MS-4, MS-9, MS- 10, MS-7
Perpustakaan digital
harus mudah
digunakan bagi pengguna baru
MS-3, MS-4, MS-5, MS-9
Elemen navigasi pada sebuah perpustakaan digital sangatlah penting, karena navigasi sama halnya seperti peta, tidak boleh membuat pengguna menjadi tersesat di dalam sistem.
MS-2, MS-8, MS-10, MS- 11
Baiknya kualitas fitur pencarian, kualitas hasil pencarian, dan kemudahan
pengambilan/pengun duhan informasi.
MS-8, MS-11
Tampilan
perpustakaan digital harus menampilkan dengan jelas informasi yang ingin disampaikan kepada pengguna.
MS-4, MS-6
4.4. Perancangan Wireframe
Langkah awal pemberikan rekomendasi perbaikan antarmuka pengguna pada fase ideation adalah melakukan perancangan wireframe berdasarkan permasalahan yang dirasakan oleh pengguna. Perancangan desain wireframe dilakukan secara iteratif berdasarkan teori didalam pendekatan HCD, dimana tahapan pembuatan solusi tetap harus berfokus pada kebutuhan pengguna dan solusi yang diberikan kemudian harus dilakukan review bersama pengguna. Ada 21 rancangan desain wireframe.
Peneliti juga membuat flow untuk menjelaskan alur kerja pada setiap halaman wireframe yang telah dibuat.
Gambar 2. Wireframe Halaman Homepage
Rancangan desain dan flow wireframe yang telah dibuat selanjutnya akan dievaluasi oleh seluruh partisipan evaluasi yang telah ditentukan sebelumnya. Evaluasi wireframe akan dilakukan menggunakan metode think- aloud dan berfokus pada susunan, struktur, layout, navigasi, serta organisasi konten yang ada pada aplikasi. Terdapat 6 permasalahan utama pada wireframe yang telah dibuat yang dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Permasalahan pada Wireframe
No Permasalahan
1 Tidak ada navigasi pada welcome screen.
2
Proses registrasi dan login yang cukup rumit karena masih menggunakan verifikasi melalui email.
3
Tidak ada profil dan pop-up notifikasi saat melakukan validasi di halaman lupa password.
4
Penggunaan icon yang masih kurang sesuai seperti icon untuk halaman pengaturan dan icon mengikuti profil pengguna lain.
5
Organisasi konten yang perlu dirancang ulang seperti kurangnya kegunaan informasi rating pada halaman buku yang sedang dipinjam, merubah informasi pada detail ePustaka, dan menambahkan menu untuk melihat seluruh ulasan pengguna terhadap suatu buku.
6 Pengaturan layout pada beberapa halaman sehingga ukurannya tidak terlalu kecil.
Hasil akhir desain wireframe aplikasi adalah hasil solusi perbaikan dari permasalahan yang dirasakan pengguna saat mencoba rancangan desain wireframe yang telah dibuat sebelumnya. Hasil akhir desain wireframe ini akan dijadikan sebagai landasan untuk membuat desain antarmuka pengguna pada tahapan selanjutnya. Contohnya ada pada perbaikan layout pada halaman homepage, perubahan variasi layout pada homepage dengan mengubah layout kategori trending. Hal ini ditujukan sebagai jawaban atas permasalahan variasi layout pada homepage yang terlihat kecil.
Gambar 3. Perbaikan Wireframe Halaman Homepage
4.5. Perancangan Desain Antarmuka
Perancangan desain antarmuka pengguna merupakan tahapan akhir yang ada pada pendekatan HCD, bertujuan untuk memberikan solusi akhir bagi permasalahan yang ada pada aplikasi. Rancangan desain antarmuka pengguna sebagai solusi akhir pada pendekatan HCD selanjutnya akan disusun berdasarkan struktur alur kerja halaman menjadi prototype aplikasi yang dibuat dengan tujuan untuk mempermudah proses evaluasi desain solusi
dengan pengguna.
Gambar 4. Rancangan Antarmuka Halaman Login
Rancangan desain antarmuka aplikasi yang telah dibuat selanjutnya kan dievaluasi bersama pengguna untuk mencari permasalahan usability yang masih ada pada rancangan desain aplikasi.
Pengguna akan menggunakan prototype aplikasi dengan mengerjakan serangkaian alur kerja untuk mencapai user goals yang telah diberikan. Permasalahan yang ditemukan pada
rancangan desain antarmuka aplikasi selanjutnya dibahas secara singkat bersama pihak stakeholder dalam rangka pemberian solusi perbaikan. Pada tabel 5, dapat dilihat terkait daftar permasalahan yang terdapat pada rancangan desain antarmuka pengguna.
Tabel 5. Permasalahan pada Rancangan Desain Antarmuka Pengguna
No Permasalahan
1
Navigasi welcome screen masih perlu perbaikan contohnya pada halaman pertama masih terdapat panah navigasi ke kiri dan tombol lewati sebaiknya tidak dinamakan “Lewati Tutorial” karena informasi yang ditampilkan bukan informasi tutorial.
2
Pada proses login dan registrasi tidak perlu adanya halaman awal untuk memilih login atau registrasi dan tambahkan kolom isian untuk mengisi nama saat registrasi.
3
Perlu ditampilkan informasi nomor HP dan penjelasan pada countdown yang ada pada saat verifikasi kode OTP.
4 Pada saat lupa password lebih baik mengisi email dibandikan nomor HP.
5
Pada halaman rak buku, perlu ditambahkan contoh card bagaimana jika ada buku yang sedang dalam antrian.
6
Nama menu yang perlu diubah, seperti menu “Sedang Dipinjam” pada halaman rak buku, lebih baik diubah menjadi
“Pinjaman Buku”.
7
Pada halaman riwayat, rating yang ditampilkan seharusnya tidak berbentuk desimal karena pemberian rating hanya dari user saja bukan rata-rata dari keseluruhan.
8
Perlu ditambahkan ulasan singkat pada card buku yang telah selesai diberi penilaian.
9
Pada saat ada pengguna lain yang melihat profil user, perlu ditampilkan tombol untuk mengirimkan pesan.
10
Pada halaman pilih bahasa, perlu diberikan penanda preferensi bahasa yang saat ini sedang digunakan.
11
Pada halaman detail ePustaka, informasi total buku tersedia kurang diperlukan oleh pengguna dan dapat diganti dengan informasi total koleksi yang ada.
Perbaikan desain antarmuka pengguna dilakukan dengan mengacu pada solusi yang telah dibahas dengan pihak stakeholder.
Terdapat beberapa perbaikan pada rancangan desain antarmuka pengguna yakni pada
halaman welcome screen, login, registrasi, lupa password, rak buku, profil, pengaturan pilihan preferensi bahasa aplikasi, dan detail ePustaka.
Pada halaman login, dihapusnya halaman pilihan untuk melakukan login atau registrasi, maka pada halaman login ditambahkan tombol yang akan mengarahkan pengguna untuk melakukan registrasi akun. Serta adanya penambahan informasi nomor HP pengguna dan penjelasan countdown pada saat melakukan verifikasi OTP.
Gambar 5. Perbaikan Desain Antarmuka Halaman Login
5. PENUTUP 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Evaluasi usability aplikasi iPusnas yang dilakukan pada fase inspiration, dilakukan terhadap 15 orang partisipan evaluasi yang terbagi kedalam 5 kategori pengguna aplikasi. Evaluasi usability mengujikan 21 fitur utama aplikasi iPusnas yang tertuang dalam bentuk user goals dan task scenario, menghasilkan 11 permasalahan utama yang dirasakan oleh partisipan evaluasi saat menggunakan aplikasi iPusnas.
Permasalahan yang dirasakan oleh partisipan evaluasi terdapat pada fitur registrasi karena tombol registrasi tidak bisa ditemukan oleh pengguna, kemudian terdapat manajemen menu utama yang kurang melihat urgensi fitur seperti ePustaka dan notifikasi yang masuk ke dalam panel menu utama, penggunaan icon
yang kurang familiar bagi user karena beberapa icon tidak menggunakan panduan dari Material Design, tidak ada nama menu pada panel menu utama, tidak ada halaman homepage, beberapa menu masih menggunakan fitur dropdown dan scroll yang dirasa kurang menyenangkan untuk digunakan oleh user contohnya pada halaman menu collection dan bookshelf, tidak ada pengaturan untuk mengganti preferensi bahasa aplikasi, beberapa proses yang masih belum sederhana seperti proses peminjaman buku, navigasi yang masih banyak permasalahan seperti untuk memberikan penilaian pada buku, dan terakhir adalah permasalahan terkait terlalu banyaknya tombol menu pada saat sedang membaca buku.
2. Pemberian rekomendasi perbaikan desain antarmuka pengguna aplikasi iPusnas yang dilakukan pada tahap ideation pendekatan HCD diawali dengan membahas permasalahan yang ditemukan pada fase inspiration. Daftar permasalahan selanjutnya didiskusikan bersama dengan pihak stakeholder untuk memberikan ide solusi pada permasalahan usability aplikasi.
Untuk langkah perbaikan awal desain antarmuka pengguna, penulis melakukan perancangan wireframe dengan total hasil 21 rancangan wireframe, rancangan wireframe selanjutnya dievaluasi kepada partisipan yang sama pada saat evaluasi di fase inspiration. Evaluasi wireframe menghasilkan 22 permasalahan yang dirasakan oleh partisipan, dan kemudian dirangkum setelah dibahas bersama dengan pihak stakeholder menjadi 6 permasalahan utama. Hasil akhir wireframe selanjutnya dituangkan kedalam bentuk desain prototype untuk selanjutnya dapat dievaluasi kembali kepada partisipan dengan mengujikan 19 task scenario. Hasil evaluasi menunjukkan masih terdapat 11 permasalahan yang kemudian diberikan perbaikan sehingga menjadi rancangan perbaikan desain antarmuka pengguna aplikasi iPusnas.
5.2. Saran
Berdasarkan pemaparan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Melanjutkan tahapan fase HCD ke fase implementation, dimana rekomendasi perbaikan desain antarmuka pengguna diimplementasikan menjadi real product yang dapat digunakan oleh masyarakat umum.
2. Melakukan evaluasi usability lanjutan untuk menilai kualitas usability aplikasi jika rekomendasi perbaikan desain antarmuka pengguna sudah diimplementasikan menjadi aplikasi real product.
3. Penelitian tidak hanya melibatkan pengguna aplikasi dalam mengevaluasi usability aplikasi, tetapi juga bisa melibatkan ahli yang telah berpengalaman dalam bidang perpustakaan digital dan juga ahli yang telah berpengalaman dalam bidang user interface dan user experience.
6. DAFTAR PUSTAKA
IDEO, 2015. The Field To Human Centered Design. 1st ed. Canada: IDEO.org.
ISO, 2018. ISO 9241-11: Ergonomics of human-system interaction — Part 11:
Usability: Definitions and concepts.
s.l.:International Organization for Standardization.
Septiadi, E., 2018. Evaluasi Kinerja Ipusnas Menggunakan ISO 11620-2014, Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
McCloskey, M., 2014. Norman Nielsen Group:
Turn User Goals into Task Scenarios for Usability Testing. [Daring] Tersedia melalui:
http://www.nngroup.com/articles/task- scenarios-usability-testing/. [Diakses 28 November 2020].
Pressman, R. S., 2012. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi Edisi 7 (Buku Satu). Yogyakarta: Andi.
Nielsen, J., 2000. Why You Only Need to Test with 5 Users. [Daring]
Tersedia melalui:
https://www.nngroup.com/articles/why- you-only-need-to-test-with-5-users/.
[Diakses 25 September 2020].
Nielsen, J., 1993. Usability Engineering. 1st ed.
San Fransisco: AP Professional.
Jakob, N., 2012. Usability 101. [Daring]
Tersedia melalui:
https://www.nngroup.com/articles/usabi lity-101-introduction-to-usability/.
Gray, D. & Salzman, C. M., 1998. Repairing Damaged Merchandise: A Rejoinder.
Human-Computer Interaction, 13(3), pp. 325-335.
Ericsson, A. K. .. & Simon, A. H., 1993.
Protocol Analysis: Verbal Reports as Data. Massachusetts. s.l.:Cambridge Theng Leng, Y. et al., n.d. Design Guidelines
and User-Centred Digital Libraries.
London, Interaction Design Centre.