• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

Universitas Kristen Petra

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Indonesia merupakan negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil. Terbukti dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mana secara meyakinkan terus mengalami pertumbuhan dengan besaran diatas 5% rata- rata per tahun (BPS, nd). Hal ini bahkan menarik perhatian beberapa lembaga rating dan lembaga penelitian internasional yang melakukan prediksi tentang masa depan ekonomi Indonesia. World Bank(2003) dalam laporan The New global Economy, lembaga rating G-Sachs dan Standard Chartered Bank untuk Indonesia tahun 2050 membuat analisis, bahwa diperkirakan Indonesia akan masuk dalam salah satu negara pusat pertumbuhan ekonomi dunia (growth pool) pada tahun 2025. Sedangkan menurutsurvei yang dilakukan oleh Japan Bank For International Cooperation (2001) tentang kepercayaan para investor untuk mencari efisiensi didalam melakukan kegiatan produksi di negara lain,Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi tujuan utama perusahaanmultinasional di Jepang, dengan maksud untuk melakukan kegiatan produksi dengan biaya yang lebihmurah.

Sebagai negara yang sedang berkembang, kebutuhan dana dalam mendukung pembangunan menjadi sangat krusial. Hal ini terbukti dari tingginya kebutuhan pembangunan infrastruktur dan pembangunan lainnya di Indonesia yang ternyata cukup besar. Jika dilihat dari fakta pada periode SBY jilid II saja, kebutuhan pendanaan infrastruktur terus meningkat. Pemerintah memperkirakan rata-rata investasi infrastruktur selama 2010-2014 mencapai Rp1.923,7 triliun (LP3E, nd) naik sekitar 30% dari periode sebelumnya. Bank Dunia (nd) menyebutkan, untuk mencapai tingkat pertumbuhan sebesar 6% per tahun, Indonesia membutuhkan pembiayaan infrastruktur sebesar 5% per tahun dari PDB atau sekitar Rp 260 triliun. Dalam kondisi seperti ini, sudah seharusnya Indonesia meningkatkan jejaring kerja sama dengan negara lain demi terlaksananya pembangunan nasional.

(2)

2

Universitas Kristen Petra

Salah satu cara untuk membangkitkan atau menggerakkan perekonomian nasional adalahdengan mendatangkan modal dari luar negeri, modal asing ini dapat diberikan baik kepada pemerintah maupun kepada pihak swasta (Atmadja, 2000), yang umumnya dalam bentuk hibah bantuan (grant), utang pembangunan (official development assistance), Foreign Direct Investing (FDI),portfolio investment, dan kredit perdagangan (ekspor impor). Modal asing ini dapat

diberikan baik kepada pemerintah maupun kepada pihak swasta (Atmadja, 2000).

Dari berbagai alternatif pendanaan, FDI dianggap sebagai opsi pendanaan yang karakteristiknya memiliki resiko yang lebih kecil jika dibandingkan dengan jenis penanaman modal yang lainnya. Panayotou (1998) menjelaskan bahwa FDI lebih baik dalam menjaminkelangsungan pembangunaan yang diakibatkan penanaman modal, dibandingkan dengan bentuk investasi langsung lain yang berupa aliran bantuan atau modalportofolio, sebab terjadinya FDI disuatu negara akan diikuti dengan transfer of technology, know-how, management skill, serta resiko usaha yang relatif kecil dan lebih profitable.

Investasi, khususnya investasi asing sampai hari ini merupakan faktor penting untuk menggerakkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Sebelum krisis tahun 1997-1998 angka investasi asing mencapai 40.627,9 juta US dollar dan mendanai 618 proyek (BKPM, 2001). Besaran FDI tidak selalu konstan/sama dari waktu ke waktu, pertumbuhan FDI di Indonesia periode 1991- 1996 mencapai 57.7% per tahun, melambat menjadi 29.3% per tahun dalam periode 1999-2007 (BPKM, nd). Kemerosotan FDI di Indonesia terjadi pada periode krisis ekonomi 1997 dan periode 2001-2004, kemudian meningkat sampai tahun 2005 dan menurun kembali tahun berikutnya yaitu tahun 2006 (BPKM, nd).

Peningkatan yang cukup tajam terjadi setahun selanjutnya yaitu tahun 2007, sedangkan tahun-tahun selanjutnya perkembangan FDI masih berfluktuasi. Hal ini membuat Investor asing menjadi lebih berhati-hati dalam menanamkan uangnya di Indonesia.Detil besaran FDI dapat dilihat dari grafik 1.1.

(3)

3

Universitas Kristen Petra

Grafik 1.1 Grafik perkembangan FDI periode 1994-2012 (USD dollar)

Terlihat dari grafik 1.1, FDI mengalami kemerosotan di beberapa periode, akan tetapi FDI juga mengalami peningkatan di tahun-tahun tertentu. World Bank (2006), mengemukakan bahwapeningkatan investasi selamabeberapa tahun terakhir di Indonesia disebabkan olehbeberapa faktor, yaitu pertumbuhan ekonomi yang meningkat dengan cepat, tingkat sukubunga yang rendah, dan peningkatan di dalam stock market. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Singh dan Jun (1995) dalam mengamati beberapa variabel yang diduga mempengaruhi masuknya FDI di negara-negara berkembang, menemukan bahwa political risk, GDP, GNP, exchange rate, dan terutama wage cost merupakan variabel-variabel yang paling menentukan terhadap masuknya FDI di suatu negara.

Sistem politik/pemerintahan dan ekonomi merupakan suatu hal yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Penelitian yang dilakukan oleh Delloitte (2012) menemukan bahwa pergantian kekuasaan/pemilihan presiden di Kenya mempunyai dampak yang signifikan untuk kegiatan ekonomi, industri, dan pada minat investor asing di Kenya. Selain faktor politik, faktor berikutnya yang sangat mempengaruhi adalah faktor ekonomi yang diwakili oleh Gross Domestic Bruto (GDP).Hubungan keduanya dapat diamati saat periode krisis moneter tahun 1997,

0,00 5000,00 10000,00 15000,00 20000,00 25000,00 30000,00

FDI

FDI Milliyar USD

Year

Sumber : Bank Indonesia, BPKM

Sumber : BPKM (nd)

(4)

4

Universitas Kristen Petra

dimana Foreign Direct Investing di Indonesia jauh mengalami penurunan. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Sadono Sukirno (2004) dalam bukunya yang menyatakan bahwa dengan tingkat pendapatan nasional yang tinggi akan mempengaruhi pendapatan masyarakat, dana selanjutnya pendapatan masyarakat yang tinggi tersebut akan memperbesar permintaan terhadap barang-barang dan jasa dan hal ini akan mendorong masuknya lebih banyak investasi. Disamping itu, untuk lebih menggambarkan kondisi ekonomi suatu negara, beberapa jurnal penelitian juga banyak yang memasukan variabel Gross National Product sebagai variabel penelitian mereka terhadap FDI. Seperti jurnal penelitian Singh dan Jun (1995), ditemukan bahwa variabel GNP memiliki pengaruh terhadap FDI. Hal ini juga di dukung dari penelitian sebelumnya yaitu dari Bandera dan White (1968) menemukan GNP menjadi penentu yang signifikan atas FDI di AS.

Disamping faktor politik dan pertumbuhan ekonomi, pergerakan valuta asing juga memiliki peran terhadap arus masuknya investasi asing. Chen (2005), yang meneliti pengaruh Interest rate dan exchange rate kepada FDI, menemukan bahwa exchange rate atau kurs lebih mempunyai pengaruh dalam menjelaskan fluktuasi FDI dari pada Interest rate. Pada jurnal tersebut dijelaskan bahwa kurs berpengaruh 78% sedangkan suku bunga rill hanya 28% terhadap FDI. Penelitian itu juga didukung dengan penelitian dari Sapriannor(2006) yang menyatakan bahwa tidak adanya hubungan antarasuku bunga internasional dengan FDI.

Kemudian berkenaan dengan variabel wage cost atau biaya tenaga kerja Singh dan Jun (1995), pada jurnal penelitiannya menemukan bahwa wage cost merupakan faktor variabel yang paling mempengaruhi FDI di beberapa negara berkembang seperti China, Pakistan, dan Argentina. Untuk contoh di Indonesia sendiri pemutusan hubungan kerja yang dilakukan empat perusahaan asal Korea Selatan pada tahun 2013 (PT Winer 3, PT Hansol 1, PT Hensai 5, dan PT Olimpic) yang beroperasi di Cakung, Jakarta Timur dikarenakan kenaikan permintaan upah kerja yang tinggi.Mereka memilih negara dengan upah yang lebih rendah seperti Kamboja dan Myanmar.

Fluktuasi FDI sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor diatas, oleh karena itu peneliti ingin meneliti apakah faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap FDI di

(5)

5

Universitas Kristen Petra

Indonesia. Periode yang diambil adalah dari tahun 1994 sampai tahun 2012. Hal ini untuk dapat menggambarkan pergerakan FDI di Indonesia secara lebih jelas yaitu tiga tahun sebelum krisis tahun 1997-1998, saat krisis, dan sampai tahun 2012. Faktor-faktor tersebut perlu dianalisa dan diuji apakah faktor-faktor tersebut mempunyai pengaruh terhadap FDI. Hal ini dikarenakan FDI merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan suatu bangsa.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka terdapat masalah yang akan dibahas, yaitu :

1. Apakah Political Risk, GDP, GNP, kurs USD, dan wage cost berpengaruh signifikan terhadap FDI secara parsial pada periode 1994-2012?

2. Apakah Political Risk, GDP, GNP, kurs USD, dan wage cost secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap FDI pada periode 1994- 2012?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian adalah sebaga berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh Political Risk, GDP, GNP, kurs USD, dan

wage cost secara parsial terhadap FDI pada periode 1994-2012.

2. Untuk mengetahui pengaruh Political Risk, GDP, GNP, kurs USD, dan wage cost secara bersama-sama terhadap FDI 1994-2012.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai masukan kepada pembaca agar dapat mengetahui kondisi perekonomian Indonesia yang berhubungan dengan FDI.

2. Sebagai masukan kepada pemerintah berupa gambaran pengaruh variabel politik dan ekonomi terhadap FDI, terutama instansi-instansi terkait.

(6)

6

Universitas Kristen Petra

3. Untuk menambah wawasan penulis dalam perekonomian Indonesia khususnya yang berhubungan dengan penanaman modal asing.

4. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang sedang meneliti topik yang berkaitan dengan penelitian ini.

Gambar

Grafik 1.1 Grafik perkembangan FDI  periode 1994-2012 (USD dollar)

Referensi

Dokumen terkait

Ketika orang-orang dari budaya yang berbeda mencoba untuk berkomunikasi, upaya terbaik mereka dapat digagalkan oleh kesalahpahaman dan konflik bahkan

Dengan cara yang sama untuk menghitung luas Δ ABC bila panjang dua sisi dan besar salah satu sudut yang diapit kedua sisi tersebut diketahui akan diperoleh rumus-rumus

Dari teori-teori diatas dapat disimpulkan visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk

 Inflasi Kota Bengkulu bulan Juni 2017 terjadi pada semua kelompok pengeluaran, di mana kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan mengalami Inflasi

Penataan promosi statis ialah suatu kegiatan untuk mempertunjukkan, memamerkan atau memperlihatkan hasil praktek atau produk lainnya berupa merchandise kepada masyarakat

Pendapat tersebut juga sesuai dengan pendapat Sudjana (2008, p.56) bahwa evaluasi produk mengukur dan menginterpretasi penca- paian program selama pelaksanaan program

Variabel adversity quotient, lingkungan keluarga, dan minat berwirausaha diukur dengan skala Likert, yaitu skala dipergunakan untuk mengetahui setuju atau tidak

3 Scatter plot hasil clustering algoritme PAM untuk k=17 7 4 Scatter plot hasil clustering algoritme CLARA untuk k=19 9 5 Plot data titik panas tahun 2001 sampai dengan