• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku agresif seseorang atau sekelompok orang. Bullying merupakan segala bentuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. perilaku agresif seseorang atau sekelompok orang. Bullying merupakan segala bentuk"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bullying merupakan istilah yang menggambarkan beberapa tindakan atau sebuah perilaku agresif seseorang atau sekelompok orang. Bullying merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa dengan sengaja terhadap orang lain, yang memiliki tujuan untuk menyakiti dan dilakukan dengan secara terus menerus.

Bullying juga sering disamakan dengan konflik atau sebuah perselisihan biasa antara dua orang. Padahal antara konflik dengan bullying adalah sesuatu hal yang sangat berbeda dan tidak bisa disamakan. Bullying merupakan suatu bentuk kekerasan di mana seseorang mengintimidasi seseorang atau sekelompok orang secara psikologis atau fisik, dan orang atau sekelompok orang itu lebih lemah dan dia pikir dia atau mereka memiliki kemampuan untuk melakukan apa pun terhadap korban. Korban juga menganggap dirinya lemah, tidak berdaya dan selalu merasa terancam.

Kini, bullying adalah istilah yang sangat tidak asing lagi bagi warga Indonesia.

Bullying merupakan tindakan menggunakan kekuasaan untuk menyakiti seorang atai sekelompok orang secara verbal, fisik, dan psikologis, membuat korbannya merasa frustrasi, kaget, dan tidak berdaya. Pengganggu sering juga disebut sebagai pengganggu

(2)

2

menggunakan terminologi. Penindas tidak mengenal jenis kelamin atau usia. Bahkan, bullying sering terjadi di sekolah dan dilakukan oleh remaja.1

Pada era globalisasi saat ini, masyarakat dihadapkan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, dan kemajuan teknologi pada era globalisasi saat ini mengubah pola hidup masyarakat dari lokal menuju global. Teknologi sangat

memudahkan, menguntungkan, dan bermanfaat untuk masyarakat. Kecanggihan

teknologi melalui internet juga memudahkan orang untuk berinteraksi dengan orang lain tanpa harus berkomunikasi secara tatap muka tanpa batasan geografis. Apalagi saat ini masyarakat sudah mengetahui banyak tentang media sosial. Media sosial memiliki banyak pengaruh, bahkan juga mengalihkan media konvensional lain. Dengan

menggunakan media social, misalnya Instagram, Twitter, Facebook, dan lain sebagainya, masyarakat dengan sangat mudah bisa mendapatkan bermacam-macam informasi.

Bahkan akses untuk melihat berita sekarang juga sudah bisa dijangkau menggunakan media sosial. Media sosial juga banyak digunakan oleh masyarakat untuk mencari suatu informasi, mencari kawan, atau membangun self-image seseorang.

Dari media social yang sangat luas jangkauannya, perlu diketahui bahwa media sosial juga bisa berdampak yang negatif bagi masyarakat apabila tidak digunakan dengan bijak.

Banyak dari remaja yang menjadi korban bullying lebih beresiko mengalami berbagai masalah kesehatan, baik secara fisik maupun mental di sekitar lingkungan sekolah, atau bahkan penurunan semangat untuk belajar dan prestasi akademis.

1Ela Zain Zakiyah, 2017, Faktor yang Mempengaruhi Remaja dalam Melakukan Bullying, Vol 4, No 2, Hal 325.

(3)

3

Cyberbullying merupakan istilah yang ditambahkan ke dalam kamus OED pada tahun 2010. Istilah ini mengacu kepada penggunaan teknologi informasi untuk

menggertak orang dengan mengirim atau memposting teks yang mempunyai sifat mengancam atau mengintimidasi.

Cyberbullying lebih gampang dilakukan dibanding dengan kekerasan

konvensional dikarenakan pelaku disini tidak perlu menghadapi korban. Mereka bisa dengan mudah melontarkan kata-kata yang buruk dengan mengintimidasi korban karena para pelaku berada di balik layar computer atau telepon seluler tanpa melihat hasilnya pada diri korban.

Kenyataannya menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Jo Undang-Undang No.

19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, pasal 27 ayat (3)

“Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dan dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan denda paling banyak Rp750.000,000 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah)”.

Nyatanya, sesudah berlakunya undang-undang tersebut, tindak pidana cyberbullying masih kurang untuk bisa ditekan dan diselesaikam secara maksimal , baik asal segi kualitas juga kuantitas, serta ini adalah tugas dan tanggungjawab dari semua pihak guna mengatasinya.

Berkenaan dengan tindak pidana cyberbullying, saat ini kelihatan sanksi aturan atau

(4)

4

instrumem hukum yg sangat lemah, pidana penjara hanya dengan 4 (empat) tahun, akan tetapi dampak yang disebabkan asal perbuatan tadi sangatlah merugikan. Maka menggunakan kondisi tersebut, perkara cyberbullying di Indonesia sudahberada di taraf yg cukup mengkhawatirkan. Begitu pula, yg sangat memprihatinkan bahwa penanganan terhadap kasus cyberbullying tak sepenuhnya di proses secara tuntas, dari sejumlah perkara yang terjadi, hanya minim yang mungkin sampai ke pengadilan. Hal tersebut terjadi Karena kurangnya kiprah asalpemerintah buat mensosialisasikan kepada warga bahwa cyberbullying tergolong kedalam sebuah tindak pidana yg kentara pengaturan aturan nya.

Terkait hal perlakuan penanggulangan kejahatan, maka penegak aturan lebih cepat menangani perkara-perkara kejahatan yg menimbulkan korban secara konkret mirip pembunuhan. Reaksi dari masyarakat sangat cepat pada proses sang penegak aturan.

Hal ini berbanding terbalik menggunakan perkara-kasus kejahatan yang terjadi di global virtual.

berdasarkan uraian diatas, penelitian ini sangat penting buat dilakukan karena di era modern ini banyak kenyataan kejahatan yg berkaitan dengan teknologi internet yang lalu dikemukakan dalam judul “Perlindungan Hukum Terhadap Korban Cyberbullying Menurut Hukum di Indonesia”.

B. Rumusan Masalah

1. BagaimanaPengaturan Perlindungan Hukum Terhadap Korban Cyberbullying ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan Pengaturan Perlindungan Hukum TerhadapKorbanCyberbullying

(5)

5

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a) Penulisan aturan ini diperlukan guna menyampaikan sumbangsih gagasan konseptual tentang pengaturan tentang eksekusi cyberbullying serta mengapa mediasocial sering digunakan menjadi tindak pidana cyberbullying.

b) Penulisan aturan ini dibutuhkan guns menjadi tambahan surat keterangan, literatur atau bahan-bahan informasi ilmiah dan acuan bagi penulisan hukum selanjutnya.

2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti

Menambah wawasan pengetahuan peneliti mengenai pengaturan tetngg aturan cyberbullying serta mengapa media sosial sring dipergunakan sebagai tindak pidana cyberbullying. sehingga peneliti menerima suatu pengalaman antara teori yg didapat selama perkuliahan dengan gagasan konseptual yang ada fenomena di lapangan.

b. Bagi rakyat

Dapat menambah informasi tentang bagaimana pengaturan wacana hukuman cyberbullying dan mengapa media umum sering dipergunakan tindak pidana cyberbullying.

c. Bagi Pemerintah

(6)

6

Bisa menyampaikan sumbangan pemikiran dan menjadi bahan kajian bagi pemerintah khususnya nagi pemangku kepentingan buat menjadi bahan penelitian bagaimana penerapan hukum cyberbullying pada indonesia.

E. Metode Penelitian 1) Jenis penelitian

Jenis penelitianyang digunakan peneliti merupakan penelitian yuridis normative.Yang dimaksudkan jenis penilitian

yuridisnormativeyaitupenelitiandilakukandenganmenggunakanmengidentifikasi, mengkaji, serta menganalisis bahan hukum utama

yangberhubungandenganpenelitian.Penelitiаnyuridisnormаtifyаitupenelitiаnyаngdifoku skаnuntukmengkаjipenerаpаnkаidаh-kаidah аtаu normа-normаdаlаm hukum positif.2 Penelitiаnyuridisnormаtif dikenаl pulаdengаn pendekаtаn.kepustаkааn,

yаngdigunаkаnuntukmendаpаtkаn hаsil аnаlisis yuridis secаrа mendаlаm mengenаi lingkup kajian yang diteliti.

2) Pendekatan Penelitian

Metode pendekatan yang dipergunakan pada menganalisa serta membuatkan pertarungan didalam sebuah skripsi ikni artinya metode pendekatan yuridis normatif.

berdasarkan Soerjono Soekanto pendekatan yuridis normatif yaitu merupakan penelitian hukum yg dilakukan dengan cara meneliti bahan pustakaatau data sekunder sebagai bahan dasar buat diteliti denhgan menggunakan cara mengadakan penelusuran terhadap peraturan-peraturan serta literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yg diteliti.

2JohnnyIbrаhim, Teori MetodelogiPenelitiаnHukumNormаtif, BаyumediаPublishing,Surаbаyа,2006,hlm.295.

(7)

7

Penelitian aturan normatif (normative law research) memakai studi perkara hukum normatifberupa produl perilaku aturan, misalnya mengkajii rancangan undang-undang.

utama kajiannya artinyahukum yg dikonsepkan menjadi istiadat atau kaidah yang berlaku pada rakyardan menjadi acuan perilaku setiap orang. sehingga penelitian hukum normatif seriusdi inventarisasi aturan positif, asas-asas dan doktrin aturam, inovasi hukumpada masalah in concreto, sistematik hukum, tingkat sinkronisasi aturan, perbandingan suatu aturan, dan sejarah hokum, sesuai menggunakan jenis penelitiannya yakni penelitian hukum normatif (yuridis normatif), maka dari itubisa digunakan lebih asal satu pendekatan.dalam penelitian ini dipergunakan pendekatan perundang-undangan (Statute Approach) serta pendekatan konsep (conceptual approach).Pendekatan perundang-undangan dipergunakan buatmengetahui keseluruhan peraturan hukun khususnys hukum pidana di Indonesia.Pendekatan kasusbertujuan untuk menelaah penerapan istiadat-adat atau kaidah aturan yang dilakukam dalam praktik hukum.

Pendekatan yuridis normatif merupakan metode yg bisa digunakan dalam suaty penelitian yamg menekankan di ilmy aturan, tetapi di samping itu puls berusaha mempelajari kaidah-kaidah aturan yg berlaku dalam rakyat menggunakan cara menguji serta menyelidiku secara yuridis mengenai konflil yang diteliti menggunakan peraturan atau ketentuan-ketentuan yg kemudian dan ketika ini diberlakukan, supaya mendpatkan ilustrasi yang kentara tentang problem yang diteliti dalm skripsi ini.

3) sumber data

Penelitian aturan ini mengunakan bahan buku primer serta bahan buku sekunder.

menurut peter mahmud marzuki bahan buku utma adalah bahan aturan yang bersifat

(8)

8

otoritatif, merupakan mempunyai otoritas. Bhan-bahan hukum utama terdiri dari pembuatan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim.

Adapun bahhan aturan utama serta sekunder tersebut adalah sebagai berikut:

a. Bahan kitab primer

1. Undang-undang Republik indonesia tahun 1945

2. Menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Jo Undang- Undang No. 19 Tahun 2016 wacana info dan Transaksi elektronika.

3. Kitab Undang-Undang aturan Pidana (KUHP)

b. Bahan-bhan hukum sekunder yang terutama ialahh buku-kitab aturan termasuk skripsi, tesis, dan di sertai aturan, jurnal-jurnal hukum. Disamping itu pula, kamus-kamus aturan dan komenta-komentar atas putusan pengadilan. Bahan aturan sekunder yng digunakan penulis adalah jurnal-jurnal dan buku teks yang terkait dengan tindak pidana cyberbullying.

4) Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan bahan hukum dimaksudkan buat memperoleh bahan hukum dalam penelitian. Metode pengumpulan bahan aturan mendukung dan berkaitan dengan pemaparan penulisan atran ini artinya studi dokumen (studi kepustakaan) studi dokumen meruakan sesuatu alat pengumpulan bahan aturan yg dilakukan melalui bahan hukum tertulis.

5) Metode analisis data

Penelitian bahan hukm ini menggunakan teknik analisis bahan hukum menggunakan metode deduktif.dngan analisis normatif kualitatif yaituteori aturan, asas hukum,

(9)

9

aturam positif yang berlaku, Pola berpikir deduktif ini terdapat 2 (dua) premis buat menciotakan analisis terhadap aturan yaitu premis mayor yg ialah aturan hkum yang berlaku serta premis minor merupakanfakta hukum atau kondisi empiris dalam aplikasi suatu hukum hukum. lalu dari ke 2 premis tersebut ditarik konklusi.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan proposal tersebut terdiri asal 4 bagian bab sebagai tahapan pada penulisan, yaitu:

Bab I Pendahuluan

Bab I menguraikan tentang : latar belakang persoalan, rumusan persoalan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, sistematika penulisan.Bab II Tinjauan Konseptual

Bab II menguraikan tentang :Pengertian Perlindungan Hukum, Bullying dan Korban Bullying,Media sosial dan Fungsi Media Sosial, Bentuk-bentuk Kejahatan cyberbullying, tinjauan tentang Teori-Teori Pemidanaan, tinjauan tentang Ketentuan Pidana dalam kejahatan cyberbullying.

Bab III Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini menguraikan hasil rumusan masalah tentang, Bagaimana Pengaturan Perlindungan Hukum Terhadap Korban CyberbullyingMenurut Hukum di Indonesia

Bab IV Penutup

Bab ini berisikan mengenai kesimpulan dan saran mengenai penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

keluar dari dalam reaktor ke wadah penampung sisa reaksi, oleh karena itu biogas yang terbentuk dapat diukur dengan mengukur jumlah bahan sisa reaksi yang

Informasi yang terdapat dalam publikasi ini kualitasnya tergantung dari ketersediaan data di masing-masing Dinas/UPT yang berada di Wilayah Kecamatan Kalanganyar dan aparat

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan sebagai kapasitor dalam menyampaikan

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia penghuni panti mengkonstruksikan proses kematian sebagai suatu siksaan tubuh yang menakutkan, proses kematian juga

Berdasarkan pengertian tentang komunikasi massa yang sudah dikemukakan oleh para ahli komunikasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi

World Health Organization (WHO) telah menegaskan bahwa harga air harus terjangkau. Namun di Cochabamba, Bolivia seorang warga harus mengeluarkan sekurangnya 25%