• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIMBINGAN ROHANI ISLAM MELALUI PROGRAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BIMBINGAN ROHANI ISLAM MELALUI PROGRAM"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

i

BIMBINGAN ROHANI ISLAM MELALUI PROGRAM MUJAHADAH PADA SANTRI PONDOK PESANTREN BABUSSALAM

DESA MENTAWAK BARU KECAMATAN AIR HITAM KABUPATEN SAROLANGUN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Bimbingan Penyuluhan Islam

Fakultas Dakwah

Oleh:

LAILATUL MUTMAINAH 303171270

PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2020

(2)

ii

Arfan, S. Th.I., M.Soc. Sc., Ph.D Jambi, 30 November 2020 Massuhartono, S.Pd.I, MA.SI

Kepada Yth.

Alamat : Fakultas Dakwah Bapak Dekan

UIN STS Jambi Fakultas Dakwah

Jl. Raya Jambi-Ma. Bulian UIN STS Jambi

Simp. Sungai Duren di-

Muaro Jambi Jambi

NOTA DINAS Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh.

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuai dengan persyaratan yang berlaku di Fakultas Dakwah UIN STS Jambi, maka kami berpendapat bahwa skripsi saudari (Lailatul Mutmainah) dengan judul ―Bimbingan Rohani Islam Melalui Program Mujahadah Pada Santri Pondok Pesantren Babussalam Desa Metawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun‖ telah dapat diajukan untuk dimunaqashahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (SI) dalam Program Studi Bimbingan Penyuluh Islam pada Fakultas Dakwah UIN STS Jambi.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan kepada Bapak/ibu, semoga bermanfaat bagi kepentingan Agama, Nusa Dan Bangsa.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pembimbing I

Arfan, S. Th.I., M.Soc.Sc., Ph.D NIP. 197901082009121005

Pembimbing II

Massuhartono, S.Pd.I, MA.SI NIDN. 20224038801

(3)

iii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Lailatul Mutmainah

Nim : 303171270

Tempat/ Tanggal Lahir : Suka Negara, 26 Januari 1998

Jurusan : Bimbingan Penyuluh Islam

Alamat : Jl. Wilis RT. 24 Desa Mentawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul

―Bimbingan Rohani Islam Melalui Program Mujahadah Pada Santri Pondok Pesantren Babussalam Desa Metawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun‖ adalah benar karya asli saya, kecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai ketentuan yang berlaku di Indonesia dan ketentuan di Fakultas Dakwah UIN STS Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh melalui Skripsi ini.

Jambi, 30 November 2020 Penulis

(4)

iv

(5)

v

TRANSLITERASI

A. Alfabet

Arab Indonesia Arab Indonesia

ا ` ط Th

ب B ظ Zh

ت T ع `a

ث Ts غ Gh

ج J ؼ F

ح Ch ؽ Q

خ Kh ؾ K

د D ؿ L

ذ Dz ـ M

ر R ف N

ز Z ك W

س S ق H

ش Sy ء ؍

ص Sh ل Y

ض Dh

(6)

vi B. Vokal dan Harkat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

َىا A َىا Aa لًا Aa

َيا U لىا Ii كىا Aw

ًَا I كيا Uu لىا Ay

C. Ta’ Marbutah

Transliterasi untuk ta’ marbutah ini ada dua macam:

1. Ta’ Marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka transliterasinya adalah /h/.

Contoh:

Arab Indonesia

ةلاص Salaah

ةارم Mir‘ah

2. Ta’Marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan dammah, maka transliterasinya adalah /t/.

Contoh:

Arab Indonesia

ةيبتلاَةرازك Wizaarat al-Tarbiyah

ةارم

َ

نمزلا Mir‘at al-zaman

3. Ta’ Marbutah yang berharakat tanwin maka transliterasinya adalah /tan/tin/tun.

Contoh:

Arab Indonesia

ةئجف Fajannatan

(7)

MOTTO

هةَّنِئَم ۡطهمۡل ٱ هسۡفَّنل ٱ اَهتَُّيَأَٰٓ َي ٢۷

ٗةَّي ِضۡرَّم ٗةَي ِضإَر ِكِ بَر َٰلَ إ َٰٓيِعِجۡر ِ ٱ يِد َبِع ِفِ ِلِهخۡد أَف ٢٨

٢٩ ِتَِّنَج ِلِهخۡد ٱَو ٣٣

―Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhoi-Nya. Maka masuklah kedalam jaamah hamba-hamba-Ku dan

masuklah ke dalam syurgaku” (Q.S Al-Fajr: 27-30)

vii

(8)

viii ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kegiatan bimbingan rohani Islam melalui program Mujahadah pada santri Pondok Pesantren Babussalam Desa Mentawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun. Penelitian dipilih karena Pondok Pesantren Babussalam merupakan satu-satunya Pondok Pesantren yang melaksanakan Mujahadah di Kecamatan Air Hitam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Bimbingan rohani Islam melalui program Mujahadah, mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat, dan mengetahui apa hasil bimbingan rohani Islam melalui program Mujahadah pada santri Pondok Pesantren Babussalam Desa Mentawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun.

Jenis penelitian yang digunakan penelitian lapangan yang menggunakan metode kualitatif. Pengambilan informan penelitian menggunakan metode Snowball Sampling, yang merupakan santri dan ustadz Pondok Pesantren Babussalam. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan, observasi selama 14 hari pada bulan Oktober- November 2020, wawancara dengan 17 informan yang merupakan 11 santri dan 4 orang ustadz dan dua wali santri, serta dokumentasi data-data yang berkaitan dengan tema penelitian.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa metode bimbingan rohani Islam melalui program Mujahadah pada santri Pondok Pesantren Babussalam Desa Mentawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun dilakukan melalui metode membaca secara bersama teks Rotibul Hadad dan Simtudduror, pada sepertiga akhir malam, berdzikir dengan suara keras dan menghayatinya. Namun ada juga faktor-faktor penghambat pelaksanaan kegiatan bimbingan rohani Islam melalui program Mujahadah ini yaitu keterbatasan waktu, keterbatasan pembimbing dan kondisi sebagian santri yang merasa capek dan mengantuk setelah mengkuti kegiatan seharian. Hambatan lainnya adalah sumber daya penerangan yang kerap mati. Sementara faktor pendukungnya meliputi dukungan yang kuat dari ustadz dan wali santri, serta fasilitas air yang lancar dan tempat yang bersih. Penelitian ini mememukan pula bahwa program ini berdampak baik terhadap para santri, seperti berperilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari sesuai pengakuan dari wali santri dan ustadz Pondok Pesantren Babussalam bahwa para santri melaksanakan sholat tepat waktu, senantiasa bersholawat, menjalankan ibadah-ibadah sunah dan berakhlak mulia

(9)

ix

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah dengan hati yang ikhlas dan lantunan al-Fatihah beriring Sholawat menadahkan doa dalam syukur yang tiada terkira. Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk:

Kedua orang tua yang sangat saya cintai dan sayangi yaitu Bapak Sodirun Supriyatno dan Ibu Sri Maryati, yang selalu memberikan dukungan, semangat, kasih sayang, ketulusan dalam mendidik dengan penuh kesabaran, dan senantiasa berjuang serta selalu mendoakan keberhasilanku. Saudara kandungku yang sangat ku cintai dan sayangi yaitu mbak Umi Rohimah, dan adik ku Anang Ahmad M, Irfan Firmansyah, Nisfi Hikmatun Nisyaroh, yang selalu menjadi motivasi dan semangat untuk mencapai keseberhasilan serta menyelesaikan studi dengan tepat waktu.

Keluarga besarku, yang tidak henti-hentinya memberikan semangat dan motivasi sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan. Teman-teman seperjuangan Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) angkatan 2017, sahabatku Umi Farida Ningsih, Elsa Wulandari, dan terkhususnya kelas BPI A yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam penulisan ini. Bapak dosen pembimbing yang telah memberikan motivasi, arahan, dan bimbingan serta mendorong demi tercapainya penyelesaian tugas akhir ini. Almamater tercinta yang ku banggakan UIN STS Jambi.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Selanjutnya sholawat dan salam penulis tetap tercurahkan kepada pangkuan agung Nabi Muhammad SAW yang telah senantiasa menjadi panutan dan tauladan semua umat islam.

Suka cita serta perjalanan panjang yang telah penulis lalui akan menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi penulis dalam menyelesaikan karya sederhana ini. Segala upaya yang telah penulis lewati dalam menyelesaikan Skripsi yang berjudul ―Bimbingan Rohani Islam Melalui Program Mujahadah Pada Santri Pondok Pesantren Babussalam Desa Mentawak Baru KecamatanAir Hitam Kabupaten Sarolangun‖, yaitu untuk mendapatkan gelar Strata Satu (S.1) Prodi Bimbingan Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah UIN STS Jambi.

Skripsi ini bukanlah hasil karya dari perjuangan diri sendiri, namun dalam penulisan nya terdapat banyak pihak yang turut membantu, memotivasi, dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu ucapan terimakasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Su‘aidi Asy‘ari, MA., Ph.D selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Bapak Dr. Zulqarnain, M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Dr. Abdullah Yunus, M.Pd.I selaku Ketua Prodi Bimbingan Penyuluhan Islam.

4. Bapak Arfan, S. Th.I., M.Soc.Sc., Ph.D, selaku dosen pembimbing I, dan Bapak Massuhartono, S.Pd.I, MA.SI selaku dosen pembimbing II, yang senantiasa selalu membimbing dan memotivasi saya dalam penyempurnaan Skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah UIN STS Jambi, terimakasih banyak atas ilmu yang telah diberikan, semoga kelak dapat bermanfaat bagi penulis dan orang banyak.

(11)

xi

6. Seluruh karyawan dan karyawati dilingkungan Fakultas Dakwah UIN STS Jambi.

7. Kepala Perpustakaan UIN STS Jambi serta Bapak Kepala Perpustakaan wilayah Jambi.

8. Bapak Zainal Arifin, S.Pd selaku Ketua Pondok Pesantren Babusalam Desa Mentawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun.

9. Santriwan dan santriwati di Pondok Pesantren Babussalam Desa Mentawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun.

10. Teman-teman seperjuangan BPI angkatan 2017, sahabat Umi, Elsa, Terimakasih atas semangat dan dukungan kalian, sehingga penulis dapat terus optimis dan semangat dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kita serta melimpahkan rahmat dan berkah-Nya didunia dan akhirat.

Jambi, 30 November 2020 Penulis

Lailatul Mutmainah 30317270

(12)

xii DAFTAR ISI

COVER

NOTA DINAS ... ii

SURAT PERNYATAAN ORIENTASI SKRIPSI ... iii

TRANSLITERASI ... iv

MOTTO ... vi

ABSTRAK ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Permasalahan... 4

C. Batasan Masalah... 4

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

E. Kerangka Teori... 6

F. Metode Penelitian... 14

G. Studi Relevan ... 19

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Pondok Pesatren Babussalam ... 23

B. Sejarah Pondok Pesatren Babussalam ... 23

C. Identitas Pondok Pesantren Babussalam ... 25

D. Visi Dan Misi Pondok Pesantren Babussalam ... 27

E. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Babussalam ... 29

F. Keadaan Santri Pondok Pesantren Babussalam ... 29

G. Sarana Dan Prasarana Pondok Pesantren Babussalam... 30

(13)

xiii

H. Kegiatan Santri Pondok Pesantren Babussalam ... 31 BAB III METODE BIMBINGAN ROHANI ISLAM MELALUI PROGRAM MUJAHADAH PONDOK PESANTREN BABUSSALAM

A. Metode Bimbingan Rohani Islam Melalui Dzikir Rotibul Hadad . 37 B. Metode Bimbingan Rohani Islam Melalui Simtuduror ... 42 BAB IV FAKTOR PENDUKUNG SERTA PENGHAMBAT DAN HASIL BIMBINGAN ROHANI ISLAM MELALUI PROGRAM MUHADAH PADA SANTRI PONDOK PESANTREN BABUSSALAM

A. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat

1. Faktor Pendukung ... 46 2. Faktor Penghambat ... 55 B. Hasil Bimbingan Rohani Islam Melalui Program Mujahadah Pada

Santri

1. Frekuensi Ibadah Santri Meningkat ... 59 2. Kegiatan Bersholawat Meningkat ... 61 3. Berperilaku Baik dalam Kehidupan Sehari-hari ... 62 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 65 B. Implikasi Penelitian ... 66 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Data Santri Pondok Pesantren Babussalam ... 34

Tabel 2.2 : Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Babussalam ... 35

Table 2.3 : Kegiatan Santri Pondok Pesantren Babussalam ... 35

Table 2.4 : Kurikulum Pesantren Babussalam ... 40

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bimbingan rohani Islam menurut Tohirin Musnamar adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan diakhirat. Adapun yang dimaksud dengan hidup selaras adalah dengan ketentuan Allah artinya sesuai dengan pedoman yang ditentukan Allah sesuai dengan Sunnatullah, dan sesuai dengan hakikatnya sebagai mahluk Allah, menyadari eksistensi diri sebagai mahluk Allah yang diciptakan untuk mengabdi kepada- Nya, mengabdi dalam arti seluas-luasnya. Sebagai mahluk Allah SWT mempunyai dua bagian tubuh yaitu jasmani dan rohani.1

Rohani adalah bagian dari tubuh yang sangat sulit untuk menjabarkannya menurut penulis mengartikan rohani atau ruh, maka ruh adalah sebuah aspek yang penting dalam kelangsungan kehidupan manusia yang bila tanpanya manusia tidak bisa hidup atau bergerak. Pengertian Islam berasal dari bahasa Arab yang berarti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salima diubah menjadi aslama yang berati berserah diri. Dengan demikian arti Islam adalah berserah diri, selamat, kedamaian. Ajaran Islam bersumber dari al Quran dan hadist yang mana kedua sumber tersebut dalam praktiknya harus disampaikan atau didakwahkan kepada seluruh manusia demi menggapai tujuan dari pengertian Islam itu sendiri.2

Tindakan atau upaya penanaman nilai-nilai memperdalam agama Islam pada kehidupan manusia dapat dilakukan dengan berbagai macam kegiatan kegamaan salah satunya Mujahadah, Posisi Mujahadah bila dilihat dan dikaji secara mendalam sesungguhnya mempunyai kesamaan dengan kedudukan sholat, doa, wirid, dzikir, dll. Dimana sebuah Mujahadah juga merupakan sebuah ikhtiar

1Tohari Musnamar, Dasar- dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta:UII Press, 1992), 5

2Asy‘ari, Akhwan Mukarom, Nur Hamim, dkk, Pengantar Studi Islam, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2008), 2

(16)

manusia membersihkan diri dengan tujuan melatih diri dan medekatakan diri kepada Allah melalui aktifitas dzikrullah secara normal.

Mujahadah mempunyai makna berjuang, dengan mengingat makna sumpah janji manusia atas Allah SWT, maka manusia semestinya akan menjalani hidup dengan bersungguh-sungguh. Manusia muslim pantang untuk merendahkan martabatnya dengan bermalas-malas, mengemis, membuang kesempatan, dan waktu, mengambil keuntungan diatas kerugian orang lain dan sebagainya.

Sebaliknya manusia muslim selalu diharapkan oleh Allah untuk hidup produktif, kreatif, inovativ dan adaptif, sehingga menimbulkan kenyamanan hidup, kemakmuran ekonomi dan keadilan untuk semua masyarakat. Bagi orang awam, menunaikan segala perintah dan menjauhi segala larangan Allah ta‘ala secara istiqomah juga termasuk dalam kategori Mujahadah, segala usaha demi mengejar keridhoan Allah termasuk kedalam golongan Mujahadah berpegang dan beramal secara beterusan juga dianggap sebagai Mujahadah. Bagi orang awam, menunaikan segala perintah dan menjauhi segala larangan Allah ta‘ala secara istiqomah juga termasuk dalam kategori Mujahadah, segala usaha demi mengejar keridhoan Allah termasuk kedalam golongan Mujahadah.3

Secara konteks akhlaq, Mujahadah adalah mencurahkan segala kemampuan untuk melepaskan diri dari segala hal yang menghambat pendekatan diri terhadap Allah SWT, baik hambatan yang bersifat internal maupun eksternal. Hambatan yang bersifat internal datang dari jiwa yang mendorong untuk berbuat keburukan (nafs amarah bi as-sui’), hawa nafsu yang tidak terkendali, dan kecintaan kepada dunia. Sedangkan hambatan eksternal datang dari syaitan, orang-orang kafir, munafik dan para pelaku kemaksiatan dan kemungkaran. Untuk mengatasi dan melawan semua hambatan (internal dan eksternal) tersebut diperlukan kemauan keras dan perjuangan yang sungguh—sungguh itulah yang disebut Mujahadah.4 Mujahadah merupakan salah satu program yang dilaksanakan dipesantren .

3Yasir Abdul Rahman, Implementasi Konsep Muahadah Mujahadah Muraqabah Muhasanah dan Mu’aqobah Dalam Layanan Customer”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol.

VIII, No.2, Juni 2014

4Ilyas Yunahar, Kuliah Akhlak (Yogyakarta : Pustaka Pelajar), 109

(17)

Dalam menghadapi perkembangan zaman, pesantren telah melakukan berbagai inovasi yang lebih baik disamping tetap mempertahankan tradisi yang telah ada dan menjadi pedoman kehidupan. Salah satu tradisi yang tidak terlepas dari pesantren adalah Mujahadah. Bagaimanapun Mujahadah menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan santri, karena ketika kelak sudah lulus, santri diharapkan memiliki pedoman keistiqomahan untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT, agar tidak mudah terbawa oleh arus globalisasi dan tidak terpapar krisis spiritual maupun moral, sehingga dalam kesehariannya tampil sebagai sosok yang berperilaku religius berakhlak mulia dan selalu menanamkan nilai-nilai keIslaman.

Pondok pesantren Babussalam melaksanakan kegiatan rutin Mujahadah sebagai bagian dari program qiyamul lail. Juga sebagai bentuk upaya bersungguh- sungguh dalam mendekatkan diri kepada Allah, Mujahadah yang ada di Pondok Pesantren Babussalam, dilaksanakan dua kali dalam satu minggu. Mujahadah dilakukan setiap malam Selasa dan malam Jumat yang dipimpin oleh Ketua Pondok Pesantren. Kegiatan diawali dengan sholat sunah tahajud, dilanjutkan dengan semaan al-Quran dan kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Mujahadah Dzikir Rotibul Hadad, Simtuduror (pembacaan zikir tahlil, wirid, asmaul husna dan doa) dilanjutkan dengan kegiatan sholawat yang dipimpin oleh ketua pondok pesantren Babussalam yang diakhiri dengan kegiatan mauidhotul hasanah yang di isi oleh Kyai (pengasuh pondok pesantren) Kegiatan Mujahadah selain upaya mendekatkan diri kepda Allah SWT, kegiatan Mujahadah juga bertujuan untuk mendoaakan para Kyai pendahulu yang sudah meninggal, selain itu dalam kegiatan Mujahadah dilakukan kegiatan berupa pelaksanaan sholat-sholat sunah, kemudian bacaan dzikir, tahlil dan doa.

Mujahadah dilaksanakan sebagai bentuk penanaman nilai Islam pada diri santri semua yang ikut melaksanakan Mujahadah. Nilai-nilai Islam yang telah melekat pada jiwa seseorang akan menuntun orang tersebut untuk berperilaku sesuai dengan batasan agama. Karena kuat lemahnya keimanan seseorang akan mempengaruhi perilaku seseorang. Sehingga adanya bimbingan rohani Islam melalui program Mujahadah yang ada di Pondok Pesantren Babussalam ini

(18)

diharapkan dapat meningkatkan keimanan santri, sehingga perilaku santri juga akan semakin baik, kuat dan berkualitas di sisi Allah SWT.

Berdasarkan dari permasalahan di atas, penelitian ini akan berfokus kepada program Mujahadah dan diberi judul ―Bimbingan Rohani Islam Melalui Program Mujahadah pada Santri Pondok Pesantren Babussalam Desa Mentawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun‖.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka pokok masalah penelitian ini adalah: bagaimana pelaksanaan bimbingan rohani Islam yang dilakukan di Pondok Pesantren Babussalam Desa Mentawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun melalui program Mujahadah pada Santri pesantren tersebut.

Dalam upaya memfokuskan pokok masalah tersebut, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana metode bimbingan rohani Islam melalui program Mujahadah yang diterapkan Pondok Pesantren Babussalam Desa Mentawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun ?

2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat bimbingan rohani Islam melalui program Mujahadah yang diterapkan Pondok Pesantren Babussalam Desa Mentawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun ?

3. Apa hasil bimbingan rohani Islam melalui program Mujahadah pada santri Pondok Pesantren Babussalam Desa Mentwak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun dalam konteks rohani Islam ?

C. Batasan Masalah

Skripsi berjudul ―Bimbingan Rohani Islam melalui program Mujahadah pada Santri Pondok Pesantren Babussalam Desa Mentawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun‖ pada dasarnya memuat referensi dan temuan dilapangan yang dikaji atau dianalisa dalam pembahasan ini. Namun, penelitian ini hanya membatasi pembahasan pada bimbingan rohani Islam yang telah

(19)

dilaksanakan oleh Pengelola Pondok Pesantren Babussalam melalui program Mujahadah pada santri di Pondok Pesantren Babussalam Desa Mentawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan dengan batasan masalah penelitian, maka tujuan diadakan penelitian ini adalah:

1. Tujuan

a. Mengetahui metode bimbingan rohani Islam di Pondok Pesantren Babussalam Desa Mentawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun.

b. Mendeksripsikan apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat bimbingan rohani Islam yang diterapkan di Pondok Pesantren Babussalam Desa Mentawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun.

c. Mengetahui bagaimana hasil bimbingan rohani Islam melalui program Mujahadah pada santri Pondok Pesantren Babussalam Desa Mentawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun.

2. Adapun kegunaan dalam penelitian ini adalah:

a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawancara mengenai bimbingan rohani Islam melalui program Mujahadah pada santri Pondok Pesantren Babussalam Desa Mentawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun.

b. Bagi pembaca, penelitian ini dapat memberikan informasi secara tertulis tentang bimbingan rohani Islam melalui program Mujahadah pada santri Pondok Pesantren Babussalam Desa Mentawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun.

(20)

E. Kerangka Teori

1. Bimbingan Rohani Islam a. Pengertian Bimbingan

Bimbingan rohani Islam sangat luas cakupannya. Oleh karena itu agar mudah untuk dipahami pengertian bimbingan rohani Islam tersebut, maka alangkah baiknya untuk dipisahkan terlebih dahulu arti dan pengertian antara bimbingan, rohani dan Islam.

1) Bimbingan

Secara etimologi kata bimbingan merupakan terjemahan dari bahas Inggis

“guidance”. Kata “guidance” adalah kata dalam bentuk mashdar (kata benda) yang beasal dai kata kerja “to guide” artinya menunjukan, membimbing, atau menuntun orang lain ke jalan yang benar. Jadi, kata “guidance” berarti pemberian petunjuk, pemberian bimbingan atau tuntunan kepada orang lain yang membutuhkan.

Menurut W.S Winkel bimbingan berarti pemberian bantuan kepada sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dalam mengadakan penyesuaian diri tehadap tuntunan-tuntunan hidup. Bantuan bersifat psikis (kejiwaan) ―pertolongan‖ finansiil, media, dan lain sebagainya. Dengan adanya bantuan ini, seseorang akhinya dapat mengatasi sendiri masalah yang dihadapinya sekarang dan menjadi lebih mapan untuk untuk menghadapi masalah yang akan dihadapi kelak ini menjadi tujuan bimbingan. Jadi, yang memberikan bantuan menganggap orang lain mampu menuntun dirinya sendiri meskipun kemampuan itu mungkin harus digali dan dikembangkan melalui bimbingan.5

Menurut Bimo Walgito bimbingan adalah pemberian bantuan dan pertolongan kepada individu atau kelompok yang mengartasi permasalahan yang dihadapi agar individu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. 6

M.C Daniel menjelaskan, bimbingan adalah bagian dari proses layanan yang diberikan kepada individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-

5M. Arifin, pedoman Pelaksanaan Bimbingan Penyuluh Agama, (Jakarta: PT. Golden Terayan Press, 2000), Cet ke-1, 1

(21)

rencana dan interpretasi-interpretasi yang diperlukan untuk menyesuaikan dirinya yang baik. 7

Bantuan bimbingan diperuntukan bagi semua individu yang memerlukannya, artinya, bimbingan diperuntukkan bagi semua individu tanpa pengecualian asal mereka memiliki kemungkinan untuk bangkit atau lebih maju daripada kondisi yang sudah ada dan mau menerima bantuan. Bimbingan tidak hanya ditunjukkan pada individu yang bermasalah atau mengelami gangguan belajar tetapi untu semua individu agar dapat berkembang secara optimal dalam proses perkembangannya. Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dimbimbing agar mencapai kemandirian dalam pemahaman, penerimaan, pengarahan, dan perwujudan diri dengan norma-norma agama sehingga didapat kebahagiaan dan kesejahteraan hidup.

2) Rohani

Kata rohani berasal dari roh atau ruh. Menurut Toto Tasmara, ruh adalah

―fitrah manusia yang dengan itu pula, manusia menjadi berbeda dengan binatang kekuatan yang melangit dan betanggung jawab.‖ Akan tetapi dapat juga melanggar berbagai norma-norma secara moral. 8

Dalam kamus bahasa Indonesia kontemporer dijelaskan bahwasanya rohani adalah kondisi kejiwaan seseorang dimana terbentuk hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dalam budi pekerti seseorang melalui hubungan manusia dengan sesama manusia dengan ajaran yang dianutnya. 9

Selanjutnya perlu difahami maksud ruh. Ruh adalah sebab kehidupan, ia juga nama bagi nafsu karena nafsu adalah bagian dari ruh juga. Kerana nafsu juga sumber kehidupan anggota badan dan tubuh. Adapun dari segi istilah ruh dapat didefinisikan sebagai berikut:

7Bimo Walgoto, Bimbingan Penyuluh di Sekolah, (Yogyakarta : ANdi Offset, 1993), 4

8 Toto Kasmara, Kesejahteraan Ruhaniah (Jakarta : GIP 2001), Cet ke-2, 55

9Petter Salim dan Yummmy Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer(Jakarta:

Modern English, 1991) 229

(22)

Menurut Imam Al-Ghazali dan para ahli hakikat, ulama-ulama kalam serta kebanyaan kaum sufi dan kaum filosof menyatakan ruh adalah esensi yang murni bukan jasim dan tidak memiliki sifat jasim, terikat dengan badan dengan kaitannya yang fungsinya mengatur dan menggerakkan, bukan kaitannya yang sifatnya hubungan bagian dengan kkesatuan, bukan juga kaitannya antara tempat dan yang menempati, ia benar kekal setelah rusaknya badan serta mengetahui hal- hal yang global dan terinci. 10

Adapun rohani merupakan isim nisbat yang berfungsi mengaitkan sesuatu kepada yang lainnya. Jadi rohani adalah suatu yang dilakukan dengan roh yang bermakna susunan benda halus, unsur-unsur halus atau gahib yang keberadannya merupakan syarat utama bagi proses hayati, lebih-lebih yang hubungannya dengan kesadaran, pikiran dan kemauan. Unsur-unsur halus tersebut mencakup: jiwa, akal, hati dan nafsu. 11

3) Islam

Secara terminologis (istilah, maknawi) dapat dikatakan Islam adalah agama wahyu yang berintikan tauhid atau keesaan Alla SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhmmad SAW sebagai utusann-Nya yang terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia, dimana pun dan kapan pun, yag ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Wahyu yang ditutrunkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada segenap umat manusia sepanjang masa, suatu sistem keyakinan dan tata ketentuan yang mengatur segala kehidupan dan penghidupan asasi manusia meliputi seluruh aspek dalam berbagai hubungan:

dengan Allah SWT, sesama manusia, dan alam lainnya. Islam adalah agama Allah SWT yang didalamnya terdapat ajaran-ajaran yang telah diwahyukan kepada para Rosul-Nya.12

Bimbingan rohani Islam menurut Tohirin Musnamar, proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan

10Abdur Rahman Al Burquni, al-hidayah as- Sa’diyah fi al-Hikmah Thabi’yah, (Cairo : al- Manar al- Islamiyah, 1222 H), 28

11Abdul Halim Mahmud, Pendidikan Ruhani, (Jakarta : Gema Insani Pres, 2000), 70

12Misbahuddin Jamal, Konsep Al- Islam Dalam Al quran”,Jurnal Al-Ulum, Vol. 11 No. 2.

Desember 2011

(23)

petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan diakhirat. Adapun yang dimaksud dengan hidup selaras adalah dengan ketentuan Allah artinya sesuai dengan pedoman yang ditentukan Allah sesuai dengan Sunnatullah, dan sesuai dengan hakikatnya sebagai mahluk Allah, menyadari eksistensi diri sebagai mahluk Allah yang diciptakan untuk mengabdi kepada- Nya, mengabdi dalam arti seluas-luasnya. Sebagai mahluk Allah SWT mempunyai dua bagian tubuh yaitu jasmani dan rohani.13

Rohani adalah bagian dari tubuh yang sangat sulit untuk menjabarkannya menurut penulis mengartikan rohani atau ruh, maka ruh adalah sebuah aspek yang penting dalam kelangsungan kehidupan manusia yang bila tanpanya manusia tidak bisa hidup atau bergerak. Pengertian Islam berasal dari bahasa Arab yang berarti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salima diubah menjadi aslama yang berati berserah diri. Dengan demikian arti Islam adalah berserah diri, selamat, kedamaian. Ajaran Islam bersumber dari al Quran dan hadist yang mana kedua sumber tersebut dalam praktiknya harus disampaikan atau didakwahkan kepada seluruh manusia demi menggapai tujuan dari pengertian Islam itu sendiri.14

Jadi bimbingan rohani Islam selain menurut Tohirin Musnamar diatas adalah proses pemberian bantuan kepada individu berupa informasi, rencana dan tindakan melalui lisan dan tulisan bersumber dari al Quran dan hadist dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi berkaitan dengan rohani individu, agar dapat mendapatkan kesabaran dalam menghadapi masalahnya dan berujung kepada kemaslahatan dan kedamaian individu.

Bimbingan rohani Islam menurut Yahya adalah suatu pelayanan bantuan yang diberikan kepada individu yang mengalami masalah dalam hidup keberagamaannya, ingin mengembangkan dimensi dan potensi keberagamaannya seoptimal mungkin, baik secara individu maupun kelompok, agar menjadi manusia yang mandiri dan dewasa dalam beragama, dalam bimbingan akidah, akhlak, dan muamalah, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung

13Tohari Musnamar, Dasar- dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta:UII Press, 1992), 5

14Asy‘ari, Akhwan Mukarom, Nur Hamim, dkk, Pengantar Studi Islam, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2008), 2

(24)

berdasarkan keimanan dan ketaqwaan yang terdapat didalam al-Quran dan hadist.15

Menurut Zakiah Daradjat metode bimbingan rohani Islam ini lebih ditekankan pada pembinaan perilaku, seperti: konsultasi jiwa, bimbingan dan penyuluhan, diskusi terbatas atau ceramah-ceramah, sesuai dengan sasaran dan kebutuhan yang diperlukan individu. Bimbingan rohani Islam diajarkan untuk memberi bantuan yang terarah dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah secara optimal sehingga dapat hidup dan menjalankan tugas sesuai dengan tuntunan al-Quran dan hadist. Menyeru kepada kebajikan dan mencegah kemungkaran. 16

Berdasarkan uraian diatas mengenai pengertian bimbingan rohani Islam, maka dapat disimpulkan bimbingan rohani Islam adalah segala usaha dan tindakan yang mengarah kepada kegiatan dalam membentuk, memelihara serta meningkatkan kondisi rohani seseorang terhadap pengalaman nilai-nilai Islam, juga untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT agar mendapat keselamatan dunia dan akhirat.

b. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Rohani Islam

Adapun tujuan bimbingan itu sendiri menurut Aunur Rahim Faqih adalah:

1) Membantu klien untuk mengebangkan pemahaman diri sendiri sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi, dan kesempatan yang ada.

2) Memberi dorongan didalam mengarahkan diri, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dalam keterlibatan diri dalam masalah yang ada.

3) Mengmbangkan nilai dan sikap menyeluruh serta perasaan sesuai dengan penerimaan diri.

4) Membantu klien untuk hidup didalam kehidupan yang seimbang dalam berbagai aspek, fisik, mental, dan sosial. 17

Fungsi bimbingan menurut Dewa Ketut Sukardi:

15 Jaya Yahya, Spiritualisasi Islam, jakarta:1994 Ruhama. 6

16 Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974). 63

17Aunur Rahim faqih, Bimbingan Konseling Dalam Islam, (Yogyakarta: VII Press 2001),cet ke 2, 54

(25)

a) Fungsi presentif, sebagai pencegah terhadap timbulnya masalah b) Fungsi pemahaman, yang menghasilkan pemahaman tentang sesuatu.

c) Fungsi perbaikan, yang menghasilkan solusi dari berbagai permasalahan yang dialami.

d) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, membantu dlam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya dalam memlihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan. 18

c. Ruang Lingkup Bimbingan Rohani Islam

1) Pemeliharaan, yaitu tata cara memelihara ruhani manusia agar tumbuh dalam fitrahnya secara optimal bagi kesejahteraan kehidupan manusia.

2) Pengobatan, yaitu bagaimana mengobati rohani manusia jika mengalami gangguan sakit dari berbaga penyakit rohani, termasuk dari penyait asmani yang dapat mempengaruhi kesucian dan kesehatan rohani.

3) Pengembangan, yaitu bagaimana membimbing, memelihara, dan mengembangkan kualitas rohani agar tubuh dan berkembang secara maksimal guna menjaga, memelihara, dan mengembangkan spiritual manusia secara maksimal untuk kesejahteraan dan keselamatan manusia. 19

2. Mujahadah

a. Pengertian Mujahadah

Mujahadah dalam bahasa arab berasal dari kata jahada, yang mempunyai arti perang fisik, memaksa, bersungguh-sungguh mencurahkan segala kemampuan dan melawan atau menundukan hawa nafsu.20 Berjuang melawan hawa nafsu adalah menyapihnya, membawa keluar dari keinginan-keinginan tercela dan mengharuskannya untuk melaksanakan syari‘at Allah, baik perintah maupun

18Dewa Ketut Sukardi, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Penyuluh Disekolah, (Jakarta:

Rineka Cipta 2000), 26-27

19Isep Zaenal Arifin, Bimbingan Dan Perawatan Rohani Islam di Rs (Bandung: Fokus Media 2107), 1

20Sokhi Huda, Tasawuf Kultural : Fenomena Sholawat wahdiyah (Yogyakarta: Lkis, 2008), 193

(26)

larangannya.21 Menurut al-Shadiqi, Mujahadah ialah kemampuan diri untuk menekan dorongan hawa nafsu yang selalu ingin brbuat hal-hal yang tidak benar, lalu mampu memaksakan untuk berbuat hal-hal ang baik.22

Rasyid menjelaskan pengertian Mujahadah dengan mengutip bebrapa sufi, bahwa Mujahadah berasal dari kata jihad, yang artinya berusaha dengan sungguh-sungguh dengan mengerahkan segala kekuatan pada jalan yang diyakini baik dan benar. Dalam pengertian kaum sufi Mujahadah yaitu upaya spiritual melawan hawa nafsu dan berbagai kecenderungan jiwa rendah. Mujahadah adalah perang terus menerus melawan hawa nafsu dan perang ini dianggap sebagai perang besar (Al-jihad al –Akbar) dan perang ini menggnakan senjata samawi berupa dzikir kepada Allah. Sedangkan menurut al-Qusyayairi, Mujahadah adalah suatu upaya untuk membebaskan diri dari kekangan hawa nafsu yang menjadi sifat manusiawi dan berusaha mengendalikan diri serta tidak memperturutkan kehendaknya dalam kebanyakan waktu. Al-Ghazali mendefinisikan Mujahadah sebagai pengerah kesungguhan dalam menyingkirkan nafsu dan syahwat atau menghapusnya sama sekali. 23

b. Bacaan Mujahadah

Seperti halnya amalan lain, yang sebagai bacaannya diambil dari potongan ayat al-Quran, amalan Mujahadah uga sebagai bacaannya terdirir atas ayat al-Quran dan sholawat. Keyakinan-keyakinan dikemukakan oleh para pengamal menandakan adanya indikasi hidupnya al-Quran pada tataran realitas, tetapi belum tentu secara subtansial makna yang tersurat dipahami oleh para pengamal. Akan tetapi, hal ini sudah meengindikasikan bahwa al-Quran telah menjadi pedoman kehidupan bagi masyarakat umum.

Adapun ayat al-Quran yang dibaca pada waktu Mujahadah adalah sebgai berikut: al-fatihah 1.000 kali, yasin, al- Ikhlas, al-Falaq, an- Nas, al- Baqarah ayat 1-5, ayat kursi, akhis surah al-Baqarah, at taubah ayat 18-19 sebanyak 7 kali dan

21A. Isa, Hakikat Tasawuf (Bandung: Pustaka Hidayah 2010), 200

22 Majhudin, Akhlak Tasawuf Jilid 1 (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), 200

23Isma‘il, Ensiklopedi Tasawuf Jilid I (Bandung : Angkasa, 2008), 817

(27)

bacaan isma’ul al-Azam. 24 Dasar Pelaksanaan Mujahadah sesuai dengan Firman Allah QS. Al-Ankabut ayat :69

َاىنىليػبيسٍَميهَّػنىػيًدٍهىػنىلَاىنيًفَاكيدىىاىجَىنيًذَّلا

َ ۚ

ََّفًإىك

َىوَّللا َ

َىعىمىل َ

َىيًنًسٍحيمٍلا َ

َ

َ:توبكنعلا(

٩٦ )

―Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhoan) kami, benar- benar akan kami tunjukan kepada mereka jalan-alan kami. Dan sesungguhnya Allah SWT benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik‖ (Q.S Al-Ankabut: 69)25

c. Macam-macam Mujahadah

Macam-macam Mujahadah antara lain:

1) Mujahadah Yaumiah adalah Mujahadah yang dilakukan secara berjamaah yang dilaksanakan setiap hari.

2) Mujahadah Usbu‘iyyah adalah Mujahadah yang dilakukan secara berjamaah yang dilaksanakan seminggu sekali.

3) Mujahadah Syahriah adalah Mujahadah yang dilakukan secara beramaah dan dilaksanakan sebulan sekali.

4) Mujahadah Ra‘busanah adalah Mujahadah yang dilakuan secara beramaah dan dilaksanakan tiga minggu sekali.

5) Mujahadah Nishfusana adalah Mujahadah yang dilakukan secara berjamaah dan dilaksanakan setengah tahun sekali.

6) Mujahadah Kubro adalah Mujahadah besar-besar yang dilakukan dalam bulan muharam dan bulan rojab dalam lingkunngan pusat.

7) Mujahadah khusus adalah Mujahadah yang dilakukan secara terus- menerus dalam waktu yang sudah ditentukan.

8) Mujahadah nonstop adalah Mujahadah yang dilakukan secara terus menerus dalam waktu yang sudah ditentukan.

9) Mujahadah momenti/wakiya adalah Mujahadah yang dilaksanakan pada waktu tertentu yang diintruksikan oleh pengurus pusat. 26

24 Moh. Muhtador, Pemaknaan ayat al-Qur’an dalam Mujahadah, Jurnal Penelitian, Vol. 8 No. 1, Februari 2014

25Al- Qur‘an Surah Al- Ankabut Ayat 69, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsir al-Quran, al-Quran dan Terjemahannya, Departemen Agama RI.

26Sa‘id Hawwa, Perjalanan ruhani menuju Allah sebuah konsep Tasawuf Gerakan Islam Kontemporer, (Solo: Era Intermedia, 2002)

(28)

3. Pondok Pesantren

Pondok pesantren berasal dari kata pondok dan pesantren. Pondok berasal dari kata Arab “fundug” yang bermakna tempat penginapan atau asrama. Sedangkan kata pesantren berasal dari kata santri yang breawalan dengan ―pe‘ dan berakhiran ―an‖ berarti tempat tinggal para santri atau boarding school. Keduanya mempunyai hubungan yang sama, yakni menuju pada suatu perumahan untuk kediaman (tempat tinggal) dan belajar santri (peserta didik). Sedangkan kata santri Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata santri mengandung dua makna. Arti pertama adalah orang yang mendalami ilmu agama, dan kedua adalah orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh atau orang saleh.

Menurut istilah kata santri berasal dari kata shastri yang dalam bahasa India berarti orang yang mempelajari kitab suci. Santri berdasarkan peninjauan tindak langkahnya adalah ―orang yang berpegang teguh dengan al- Quran dan mngikuti sunah Rosul SAW serta teguh pendirian.‖ Ini adalah arti dengan bersandar sejarah dan keyataan yang tidak dapat diganti dan diubah selama-lamanya. 27

Santri secara umum adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan ilmu agama Islam disuatu tempat yang dinamankan pesantren, biasanya menetap ditempat tersebut hingga pendidikannya selesa. Menurut bahasa, istilah santri berasal dari bahasa sansakerta, shastri yang memiliki arti kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan. 28

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Dalam hal ini pendekaan penelitian bertujuan untuk menguaraikan pendekatan yang digunakan dalam peneltitian. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian deksriptif dngan menggunakan metode kualitatif.

27 Ahmad Syamsu Rizal, Pesantren Corak Edukasi Dalam Pendidikan Pesantren, dari Pola Tradisi ke Pola Modern” dalam Jurnal Pendidikan Agama Islam- Ta‘alim, Vol 9, No 2 (2011)

28 Harun Asrohah, Pesantren di Jawa (Depag)

(29)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedekatan penelitian lapangan yang bersifat kualitatif. Jenis penelitian ini digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi peneliti. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif deksriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengangkat atau menganalisis sebuah fakta, keadaan serta fenomena yang terjadi kemudian menampilkan hasil data dengan apa adanya.29

2. Setting dan Subjek Penelitian

Setting dalam hal ini adalah lokasi tempat penelitian lapangan yang dilakukan. Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan peelitian dalam mengungkap fenomena atau peristiwa yang sebenarnya terjadi dari objek yang sedang diteliti dalam rangka mendapatkan data yang akurat.

Setting dalam penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Babussalam Desa Mentawak Baru, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun.

Subjek merupakan responden dan informan yang akan dimintai keterangan. Penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling yaitu teknik pengambilan sampel data dimana sampel diperoleh melalui proses bergilir dari satu responden ke responden yang lain.30

3. Sumber dan Jenis Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah manusia, peristiwa, dokumentasi. Data-data adalah yang kaitannya dengan upaya Bimbingan Rohani Islam Melalui Program Mujahadah Pada Santri.

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari manusia, peristiwa, dan dokumentasi yang terdapat di Pondok Pesantren Babussalam Desa Mentawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun.

Sumber data manusia berbentuk perkataan, maupun tindakan orang yang bisa memberikan data melalui wawancara. Sumber data suasana atau peristiwa berupa suasana yang bergerak (peristiwa) ataupun diam (suasana)

29Sugiono, Metode Penelitian Dan R & D, (Bandung Alfabeta,2013), 224

30Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), 15

(30)

meliputi, ruangan, suasana, dan proses. Sumber data documenter atau berbagai referensi yang menjadi bahan rujukan dan berkaitan langsung dengan masalah yang diteliti.31

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama melalui observasi atau wawancara dilapangan. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua berupa dokumentasi serta peristiwa yag bersifat lisan dan tertulis.32 Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yakni buku-buku, catatan, atau internet sebagai pendukung.

4. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan jenis penelitian kualitatif dan sumber data yang digunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi, observasi dan wawancara. Untuk mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian diperlukan cara-cara atau teknik pengumpulan data teertentu sehingga proses penelitian beralan lancar.

Dalam pengumpulan data diperlukan data yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dalam penelitian ini untuk memperoleh data dan informasi yang tepat dan valid, maka peneliti menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.

a. Observasi

Teknik observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.

Teknik observasi digunakan untuk mengetahui secara langsung begaimana Bimbingan Rohani Islam melalui program Mujahadah pada santri Pondok Pesantren Babussalam, peneliti akan mempersiapkan lembar

31Sugiono, Metode Penelitian Dan R & D,…230

32 Sugiono, Metode Penelitian Dan R & D,…143

(31)

observsasi. Instrumen yang digunakan dalam observasi inni yaitu: Handphone, dan alat tulis (terlampir)33

Dengan penjabaran pengamatan:

1) Bagaimana bimbingan rohani Islam yang dilaksanaan melalui program Mujahadah pada santri Pondok Pesantren Babussalam Desa Mentawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun.

2) Apa faktor penghambat dan pendukung bimbingan rohani Islam melalui program Mujahadah pada santri Pondok Pesantren Babussalam Desa Mentawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun.

3) Bagaimana tindak lanjut bimbingan rohani Islam Melalui program Mujahadah pada santri di Pondok Pesantren Babussalam Desa Mentawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun.

b. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang secara lisan oleh dua orang atau lebih dengan bertatap muka, mendengarkan secara langsung inforrmasi-infosmasi atau keterangan-keterangan. 34Dalam penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur (Unstrucctured Interview)yaitu wawancara yang bebas yakni peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang ditanyakan. Sehingga dalam melakukan wawancara ini, peneliti hanya membawa garis-garis besar menganai hal-hal yang berkaitan dengan upaya:35

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang menggunakan dokumen sebagai sumber penelitian. Dokumen merupakan

33 Sugiono, Metode Penelitian Dan R & D,…223

34 Narbuko Cholid & Achmadi Abu, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT. Bumi Aksara), 83

35Sugiono, Metode Penelitian Dan R & D,…223

(32)

catatan peristiwa yang sudah lalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya nomumental dari seseorang.

Ketiga teknik pengumpulan data diatas digunakan secara simultan dalam penelitian ini, dalam arti digunakan untuk saling melengkapi diantara satu dan lainnya sehingga data yang diperoleh memiliki tingkat validitas keabsahan yang baik untuk diadikan sebagai sumber informasi dalam penelitian ini.

5. Metode/ Tehnik Analisis Data

Metode analisis data yang dilakukan dalam peenelitian ini adalah dengan melakukan pengumpulan data secara keseluruhan serta menyederhanakan seluruh data yang terkumpul kemudian mengkajinya dalam seseuatu susunan yang sistematis untuk selanjutnya dapat diolah dan ditafsirkan atau dimaknai dengan baik. Analisis merupakan proses pemecahan data menjadi komponen-komponen yang lebih kecil berdasarkan elemen dan struktur tertntu.

G. Pemeriksaan Keabsahan Data 1. Perpanjangan Keikutsertaan

Pelaksanaan perpanjangan keikutsertaan dilakukan lewat keikutsertaan peneliti dilokasi secara langsung dan cukup lama, dalam upaya mendeteksi dan memperhitungkan penyimpangan yang mungkin mengurangi keabsahan data, karena kesalahan penilaian data, oleh peneliti atau responden, disengaja atau tidak disengaja.

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara telliti, rinci, dan berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol dalam penelitian. Faktor- faktor terebut kemudian ditelaah, sehingga peneliti dapat memahami faktor tersebut.

(33)

3. Trianggulasi

Trianggulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabunngkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.

4. Diskusi dengan Teman Sejawat

Langkah terakhir untuk menamin keabsahan data, peneliti akan melakukan diskusi dengan teman seawat, guna memastikan bahwa data yang diterima benar-benar real dan bukan semata persepsi sepihak dari peneliti atau informan. Melalui cara tersebut peneliti mengharapkan mendapatkan sumbangan, masukan,dan saran yag berharga dan konstruktif dalam meninjau keabsahan bahasa.

H. Studi Relevan

Studi relevan memiliki fungsi yang sama dengan tinjauan pustaka dalam penelitian pustaka, yaitu memuat bahasan tentang penelusuran penulis terhadap berbagai bahan litaratur yang berkaitan dengan topik pembahasan atau juga bahan-bahan literature yang telah memberikan inspirasi dalam pendalam materi penelitian. Studi relevan sering juga disebut penelitian terdahulu atau literature review, adalah bagian dari proposal yang mendiskusikan laporan penelitian, tulisan (buku atau jurnal) atau kegiatan akademis lainnya seperti seminar terdahulu berkenaan atau berdekatan dengan fokus kajian yang akan dilakukan. Dari segi posisinya, studi relevan bisa saja sebagai tulisa yang berdiri sendiri. Bagian dari sebuah proposal atau penelitian atau bagian dari sebuah makalah.

Berdasarkan penelusuran peneliti, terdapat karya yang membahas tentang bimbingan rohani dan Mujahadah yaitu:

1. Karya Siti Qoniatul Maghfiroh (2018) dengan judul ―Manajemen Mujahadah Dalam Membentuk Perilaku Religius Santri di Pondok Pesantren Nurul Ummahat Kota Gede Yogyakarta‖, salah satu mahasiswi jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimna manajemen Mujahadah disebuah pesantren serta pengaruhnya terhadap religius para santrinya.

(34)

Persamaan penelitian ini sama-sama membahas tentang Mujahadah, kesamaan juga terletak pada metode kualitatif deksriptif, dengan tujuan mendeksripsikan fenomena yang terjadi, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisi data dengan cara mereduksi, penyaian data dan menarik kesimpulan. Perbedaan karya ini dengan karya penulis yang pertama yaitu lokasi penelitiannya. Lokasi Karya ini terdapat pada lokasi Pondok Pesantren Nurul Ummahat Kota Gede Yogyakarta, sedangkan karya penulis terdapat dilokasi Pondok Pesantren Babussalam Desa Mentawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Saolangun, kedua karya ini membahas tentang manajemen Mujahadah, sedangkan karya penulis membahas tentang bimbingan rohani Islam melalui program Mujahadah pada santri. 36

2. Karya Iswanto (2019) dengan judul ―Pembentukan Karakter Religius Masyarakat Melalui Mujahadah Asmaul Husna di Masjid Baitul Mutaqin Rejasari Purwokerto Banyumas‖. Salah satu mahasiswa jurusan pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Purwokerto.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Mujahadah asmaul husna dapat berperan dalam membentuk karakter religius masyarakat.

Persamaan dalam penelitian ini sama- sama membahas tentang Mujahadah sebgai pokok utamanya, kesamaan juga terletak pada metode kualitatif deksriptif, dengan tujuan mendeksripsikan fenomena yang terjadi, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data wawancara, observasi dan dokumentasi terdapat dalam Permasalahan pada penelitian ini adalah pembentukan karakter religius masyarakat melalui Mujahadah asmaul husna, perbedaan karya ini dengan karya penulis terdapat pada permasalahan penelitian. Permasalahan karya ini yaitu Pembentukan Karakter Religius Masyarakat Melalui Mujahadah Asmaul Husna di Masjid Baitul Mutaqin Rejasari Purwokerto Banyumas. Sedangkan karya penulis yaitu Bimbingan

36 Siti Qoniatul Maghfiroh, Skripsi : Manajemen Mujahadah Dalam Membentuk Perilaku Religius Santri di Pondok Pesantren Nurul Ummahat Kota Gede Yogyakarta”,Tahun ajaran 2018

(35)

rohani Islam melalui program Mujahadah pada santri di pondok pesantren Babussalam Desa Mentawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun. 37

3. Karya Nilna Muna (2019) dengan judul ‖Efektivitas Mujahadah Manaqib Rosul dengan Self Regulated Learning‖ (Studi pada Siswa MTS Darusssalam Berni Mijen Demak). Oleh salah satu mahasiswi UIN Walisongo Fakultas Ushuluddin dan Humaniora. Persamaan dalam penelitian ini sama-sama membahas Mujahadah sebagai pokok utamanya. Perbedaannya terdapat dalam metode penelitian yang digunakannya yaitu dengan pnelitian kuantitatif pendekatan lapangan penentuan samplenya digunakan teknik cluster random, sedangkan karya penulis menggunakan metode kualitatif deksriptif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah Evektivitas Mujahadah Manaqib Rosul Dengan Self Regulated Learning, perbedaan karya ini dengan karya penulis terdapat pada permasalahan dan lokasi penelitiannya. Lokasi penelitian karya ini terdapat pada lokasi Mts Darussalam Berni Mijen Demak.

Sedangkan karya penulis terdapat dilokasi Pondok Pesantren Babussalam Desa Mentawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun. 38

Penelitian mengenai Mujahadah yang dilakukan beberapa peneliti sebelumnya berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan saat in, dalam hal ini penulis melakukan penelitian menganai Bimbingan Rohani Islam melalui Program Mujahadah pada santri. Metode penelitian yang digunakan oleh beberapa peneliti sebelumnya berbeda dengan metode penelitian yang dilakukan oleh penulis.

37 Iswanto, Skripsi: Pembentukan Karakter Religius Masyarakat Melalui Mujahadah Asmaul Husna di Masjid Baitul Mutaqin Rejasari Purwokerto Banyumas.Tahun Ajaran 2017

38 Siti Nilna Muna, Skripsi: ”Efektivitsas Mujahadah Manaqib Rosul dengan Self Regulated Learning” (Studi pada Siswa MTS Darusssalam Berni Mijen Demak. Tahun Ajaran 2019

(36)

Penelitian yang penulis lakukan yaitu menggunakan metode penelitian kualitatif deksriptif yang mana bertujuan untuk mengangkat menganalisis sebuah fakta, keadaan serta fenomena yang terjadi kemudian menampilkan hasil data dengan apa adanya. Setting dalam penelitian yang dilakuan penulis juga berbeda dengan beberapa peneliti sebelumnya, penulis melakukan penelitian yang mana bertempat di Pondok Pesantren Babussalam Desa Mentawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam Melalui Program Mujahadah Pada Santri, kemudian penelitian yang penulis lakukan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

(37)

23 BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Letak Geografis

Secara Geografis, Pondok Pesantren Babussalam Terletak di Jl. Krakatau Rt. 15 Dusun Sumber Dadi Desa Mentawak Baru Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun dan didirikan diatas tanah seluas 0,4375 Ha, berbatasan dengan:

Lahan pondok pesantren Babussalam:

1. Luas tanah : 4.375 m2

2. Lahan Kosong : 1.875 m2

3. Yang sudah terpakai : 2.500 m2

4. Sumber Tanah : Wakaf

a. Sebelah Utara : Desa Bukit Suban

b. Sebelah Timur : Desa Pematang Kabau c. Sebelah Selatan : Desa Baru

d. Sebelah Barat : Mentawak Ulu

B. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Babussalam

Berdasarkan wawancara peneliti dengan ketua Pondok Pesantren beliau mencertitakan bahwa, Pondok Pesantren Babussalam berdiri pada tahun 1992 didirikan oleh Hadrotussyaikh Kyai Irfan, yang berasal dari Bandung, beralamat di Jl. Krakatau Rt 15, Desa Mentawak Baru. Kec Air Hitam. Kab Sarolangun Jambi, pada tahun 1986 beliau mengikuti program transmigrasi ke Jambi, pengajian berawal di majlis ta‘lim di langgar/mushala, yang saat itu masih berupa bangunan sederhana dengan dinding papan dan atap ilalang, beriringnya waktu salah satu penduduk yang bernama Bapak Sujadi yang masih berdekatan dengan lokasi pesantren mewakafkan sebuah bangunan rumah untuk dijadikan madrasah, mengingat banyak santri yang malamnya menginap karena subuhnya mengaji maka atas inisiatif masyarakat dengan dana swadaya dibangunlah kobong/ asrama putra. Nama Babussalam Tafa‘ul wa tabaruk (mengikuti karena mengambil

(38)

berkah) dari pondok pesantren dimana Bapak Kyai pernah mesantren di Cililin, Bandung, maka dibuatlah nama Babussalam tersebut sebagai nama induk lembaga pendidikan di Pondok Pesantren Babussalam yaitu pendidikan takhosus, MTs Babussalam dan Madrasah Diniyah Takmiliyah Babussalam, Sedangkan Yayasan Al-Irfaniyah diambil dari nama Bapak Kyai dengan menisbatkan beliau kedalam nama Yayasan, Sebagai pengasuh dan pendiri Pondok Pesantren Babussalam.

Kala itu Pondok Pesantren Babussalam masih menggunakan sistem salafi di bantu Putra Cikal beliau yaitu Zainal Arifin, sepulang dari pesantren tahun 2007 mulai diformulasikan sistem kelas sehingga pembelajaran tidak hanya didasarkan pada pemerataan penguasaan santri tetapi lebih dimudahkan untuk dimasukkan pada kelas yaitu dimulai dari kelas sifir awal, sifir tsani, satu wustho, dua wustho dan tiga wustho.

Madrasah Tsanawiyah Babussalam adalah salah satu tingkat/jenjang yang ada di Pondok Pesantren Babussalam, sejarah berdirinya MTs Babussalam tidak terlepas dari sejarah berdirinya Pesantren. Seiring berjalannya waktu dan tuntutan kebutuhan masyarakat khususnya, penyelenggaraan pesantren dengan sistem salafi di rasakan masih belum memenuhi kebutuhan masyarakat zaman sekarang, dimana tuntutan potensi duniawi dan ukhrawi di zaman sekarang sangat di butuhkan. Berangkat dari amanat Hadrotussyaikh Romo Kyai Misbahul Munir sebagai guru dan mursyid di keluarga besar Kyaiaiai. Irfan, dan Drs.KH. Asep Sodikin Ismail sebagai Kakak dari bapak Kyai dan Pengasuh Pondok pesantren Darul Inayah Bandung, mengingat tantangan dan kebutuhan zaman yang semakin kompleks maka lembaga pendidikan khususnya pesantren harus mengembangkan sayap dan berinovasi dalam metode dan orientasi duniawi dan ukhrawi, maka pondok pesantren harus menyelenggarakan pendidikan formal. pesan itulah yang berulangkali di sampaikan beliau kepada Kyai Irfan selaku pengasuh Pondok Pesantren Babussalam, yang menjadi motivasi dalam penyelenggaraan MTs Babussalam. Setelah beberapa tahun berproses pembelajaran salafi, maka setelah kepulangan putra Kyai Irfan yang kedua dari studi di Bandung maka MTs Babussalam pada hari Rabu pon Tanggal 3 Juni 2015 secara resmi di buka

(39)

bersamaan dengan acara haflah akhirussanah, dengan mengusung visi ― Unggul dalam prestasi, luhur dalam budi, menggapai ridha ilahi‖.

SMA Terpadu Babussalam adalah jenjang lanjutan dari jenjang sebelumnya dan menjawab permintaan masyarakat terlebih wali santri untuk menyelenggarakan jenjang selanjutnya, mengingat pendidikan dalam rangka pembekalan keilmuan harus paripurna/tuntas, SMA Terpadu Babussalam hadir dalam rangka penyempurnaan materi pembelajaran di MTs sehingga 6 tahun sekolah merupakan modal awal untuk mengembangkan diri dan keilmuan setelah menjadi alumni, SMA Terpadu Babussalam di buka secara simbolis pada haflah akhirussanah tanggal 29 April 2019 bertepatan pada 13 Sya‘ban 1439 H.39

C. Identitas Pondok Pesantren

1. Nama Pondok Pesantren : Babussalam 2. Nama Pimpinan : Kyai Irfan

3. Alamat :Desa Mentawak Baru Rt 15 Kecamatan Air

Hitam Kabupaten Sarolangun Propinsi

Jambi

4. Tahun Izin Operasional : 08 Agustus 2007 5. Tahun Pendirian : 08 Agustus 1992 6. Nomor Statistik Pesantren : 512015030020 7. Penyelenggara : Yayasan

8. Nama Yayasan : YAYASAN PENDIDIKAN AL-

IRFANIYAH

9. Nama Ketua Yayasan : Zainal Arifin

10. Akta Notaris : Dahri Iskandar,Sh.M.Kn No:13 Tgl 12-12-

2014

11. SK KEMENHUKAM : NO AHU-00I0800.50.80.2014 Tgl 18-12-

201440

39Zainal Arifin, Ketua Pondok Pesantren Babussalam, Wawancara Dengan Peneliti 29 Oktober 2020, Catatan Hasil Wawancara

40Dokumentasi, Identitas Pondok Pesantren Babussalam, 29 Oktober 2020

(40)

Berikut disebutkan secara rinci data pengasuh pndok pesantren Babussalam data santri dan jenjang pendidikannya:

1. Data Pengasuh/Pendidik

a) Ustadz : 12 Orang

b) Ustadzah : 7 Orang

Pendidikan Ustadz/Ustadzah

a) S-1 : 9 Orang

b) D-3 : 2 Orang

c) D-1 : 1 Orang

d) SLTA : 3 Orang

e) SLTP : 4 Orang

f) SD : 0 Orang

2. Data Santri

a) Jumlah Santri : Putra 80 Orang,Putri 150 Orang = 230 Orang

b) Santri Mukim : Putra 70 Orang, Putri 110 Orang = 180 Orang

c) Santri Non Mukim : Putra 20 Orang, Putri 30 Orang = 50 Orang Untuk lebih jelas mengenai kegiatan santri dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1

Data Sntri Pondok Pesantren Babussalam41

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan 1 Sifir awal

2 Sifir tsani 3 Satu wusto 4 Dua wusto 5 Tiga wusto

41 Dokumentasi, Data Santri, Tanggal 29 Oktober 2020

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabulasi silang dapat diketa- hui bahwa kualitas data yang tidak baik lebih banyak berasal dari kelompok bidan desa yang memiliki masa kerja baru (<6 tahun) dengan

Isi dari undang-undang narkotika misalnya, boleh saja teori pada pernyataan suatu pasalnya mengatakan bahwa orang tua yang anaknya adalah seorang pecandu

Dengan mengetahui gambaran intensi berhubungan seksual pranikah serta kontribusi dari sikap terhadap tingkah laku, norma subjektif dan persepsi tentang kontrol tingkah laku

JAWA TIMUR 1 Kabupaten Pacitan 2 Kabupaten Ponorogo 3 Kabupaten Trenggalek 4 Kabupaten Tulungagung 5 Kabupaten Blitar 6 Kabupaten Kediri 7 Kabupaten Malang 8 Kabupaten Lumajang

Dampak negatif yang ditimbulkan oleh fenomena ini sangat pelik, salah satunya adalah premanisme yang tentu saja berbahaya dan akan mengganggu ketenangan masyarakat.

Klasifikasi adalah proses yang digunakan ilmuwan untuk mengadakan penyusunan atau pengelompokkan atas objek-objek atau kejadian-kejadian. Keterampilan klasifikasi dapat dikuasai

Sistem penyimpanan obat di Gudang Medis Sub Bagian Logistik menggunakan metode FIFO dan dalam pelaksanaannya terkendala oleh jumlah SDM yang tidak sesuai dengan

Mengingat salah satu persyaratan dari hasil skrining yang diinginkan untuk mendapatkan senyawa penghambat fungsi Pgp atau MRP1 adalah kemampuannya menghambat