• Tidak ada hasil yang ditemukan

URGENSI TIK DALAM PEMBELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "URGENSI TIK DALAM PEMBELAJARAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

URGENSI TIK DALAM PEMBELAJARAN

Asih Kristyaning Ayu

Guru TIK dan Bimbingan TIK SMP N 3 Mrebet Purbalingga

Abstract: Information and Communication Technology is a media or aids used to transfer data either to obtain a data / information or provide information to learners and can be used as a means of communication both one way and two directions. In line with the development of information technology and information technology-based learning is very rapid, should the school responded carefully to what is aspired in the change of educational paradigm can be realized. The tendency that has been developed in the utilization of information and communication technology (ICT) in learning is e-learning program.

Key Words: ICT, learning, learners

Abstrak: Teknologi Informasi dan Komunikasi (selanjutnya disebut TIK) adalah sebuah media atau alat bantu yang digunakan untuk tranfer data baik itu untuk memperoleh suatu data / informasi maupun memberikan informasi kepada peserta didik serta dapat digunakan sebagai alat komunikasi baik satu arah maupun dua arah. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan pembelajaran berbasis teknologi informasi yang sangat pesat, hendaknya sekolah menyikapinya dengan seksama agar apa yang dicita-citakan dalam perubahan paradigma pendidikan dapat segera terwujud. Kecenderungan yang telah dikembangkan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran adalah program e-learning.

Kata kunci: TIK, pembelajaran, peserta didik

PENDAHULUAN

Pengaruh globalisasi semakin terasa dengan menjamurnya saluran informasi dalam berbagai bentuk seperti elektronik maupun non elektronik seperti surat kabar, majalah, radio. TV, telepon, fax, komputer, internet, satelit komunikasi dan sebagainya. Teknologi komunikasi dan informasi yang terus berkembang cenderung akan mem- pengaruhi segenap bidang kehidupan termasuk bidang pendidikan, yang akan semakin banyak diwarnai oleh oleh teknologi komunikasi dan informasi. Secara khusus untuk pendidikan akan dirasakan adanya kecenderungan: (a) ber- gesernya pendidikan dari sistem berorientasi pada guru/dosen/lembaga ke sistem yang ber- orientasi pada siswa/ mahasiswa/peserta didik.

(b) tumbuh dan makin memasyarakatnya pendi- dikan terbuka/jarak jauh. (c) semakin banyak- nya pilihan sumber belajar yang tersedia. (d)

diperlukannya standar kualitas global dalam rangka persaingan global dan (e) semakin diper- lukannya pendidikan sepanjang hayat (life long learning).

Teknologi Informasi dan Telekomunikasi pada era kontemporer berkembang sangat pesat, dimulai dengan ditemukannya system komputer hingga komunikasi dunia maya yang bisa dinikmati melalui telepon selular dengan akses GPRS. Namun demikian, banyak orang yang ma- sih awam tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi tersebut. Hal ini terlihat dari kurang optimalnya penggunaan sarana teknologi dan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Ada berbagai manfaat yang dapat diambil dari Teknologi Informasi dan Komunikasi (se- lanjutnya disebut TIK). Salah satunya adalah manfaat TIK yaitu dalam dunia pendidikan terutama dalam proses pembelajaran. Teknologi

(2)

Asih Kristyaning Ayu

Urgensi TIK dalam Pembelajaran

dan informasi telah menjadi faktor pendukung dalam proses pembelajaran, salah satunya pemanfaatannya sebagai media pembelajaran, untuk mempermudah guru dalam memyam- paikan materi pelajaran dan mempermudah siswa dalam menangkap materi yang diberikan.

Selain itu internet juga sangat menunjang pembelajaran, karena melalui internet kita dengan mudah dapat mengakses berbagai informasi yang kita inginkan dengan cepat dan murah, sehingga akan menambah wawasan dan pengetahuan kita sebagai guru dan peserta didik.

Namun kenyataan dilapangan terutama pendidikan di sekolah-sekolah terpencil masih belum mengetahui dan memanfaatkan teknologi dan informasi dalam menunjang pembelajaran.

Sehingga teknologi dan informasi belum dapat digunakan secara maksimal dalam meningkatkan mutu pendidikan.

TIK telah memberi pengaruh yang sangat besar dalam pembelajaran, selain mengeser makna pembelajaran, dan meningkatkan motiva- si dan semangat belajar siswa, TIK juga telah mengubah peran guru, guru yang dulu menjadi satu-satunya sumber informasi sekarang tidak lagi, sekarang guru berperan sebagai fasilitator dan siswa diharuskan lebih aktif dalam mengali informasi baik di buku maupun di internet, sehingga wawasan siswa menjadi lebih luas.

Namun perlu dilakukan optimalisasi penggunaan TIK dalam pembelajaran agar TIK dapat dimanfaatkan secara optimal dalam menunjang proses pembelajaran guna meningkatkan mutu pendidikan

Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang di atas ada beberapa rumusan masalah yang akan dikaji sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan Teknologi dan Informasi?

2. Apakah manfaat Teknologi dan Informasi dalam kehidupan sehari-hari?

3. Apakah urgensi Teknologi dan Informasi dalam pembelajaran?

4. Apakah ada pengaruh diterapkannya TIK dalam pembelajaran?

5. Bagaimana mengoptimalkan TIK dalam pembelajaran?

Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian Teknologi dan informasi

2. Untuk mendalami manfaat Teknologi dan Informasi dalam kehidupan sehari-hari.

3. Untuk mendalami urgensi Teknologi dan Informasi dalam pembelajaran.

4. Untuk mengetahui pengaruh diterapkannya TIK dalam pembelajaran.

5. Untuk mengetahui cara-cara mengoptimalkan TIK dalam pembelajaran.

Manfaat Penulisan

Kajian ini diharapkan dapat memeberikan informasi yang berharga bagi pembaca dalam memahami manfaat Teknologi dan Informasi terutama manfaat Teknologi dan informasi dalam pembelajaran.

LANDASAN TEORI

Pengertian Teknologi dan Informasi

Ada beberapa pendapat yang dkemukakan oleh para ahli tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi antara lain:

1. Menurut Eric Deeson menyatakan bahwa teknologi Informasi adalah kebutuhan manu- sia di dalam mengambil dan memindahkan, mengolah dan memproses informasi dalam konteks sosial yang menguntungkan diri sendiri dan masyarakat secara keseluruhan.

2. Haag & Keen (1996) Menyatakan Teknologi informasi adalah Seperangkat alat yang membantu Anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubung- an dengan pemrosesan informasi

3. Menurut Puskur Diknas Indonesia, Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi.

 Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, peng- gunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi

 Teknologi komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke perangkat yang lain.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Teknologi Informasi dan komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan,

(3)

manipilasi, pengelolaan dan tansfer/pemindahan informasi antar media.

Dari pendapat para ahli maka dapat disim- pulkan bahwa TIK adalah sebuah media atau alat bantu yang digunakan untuk transfer data baik itu untuk memperoleh suatu data/informasi maupun memberikan informasi kepada orang lain serta dapat digunakan sebagai alat komu- nikasi baik satu arah maupun dua arah.

Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Peningkatan kualitas hidup semakin menun- tut manusia untuk melakukan berbagai aktifitas yang dibutukan dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya. Teknologi Informasi dan Komunikasi yang perkembangannya begitu cepat secara tidak langsung mengharuskan manusia untuk menggunakannya dalam segala aktivitas- nya. Beberapa penerapan dari Teknologi Infor- masi dan Komunikasi antara lain dalam perusa- haan, dunia bisnis, sektor perbankan, pendidi- kan, dan kesehatan.

1. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Perusahaan

Penerapan Teknologi Informasi dan Komu- nikasi banyak digunakan para usahawan. Kebu- tuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan teknologi informasi dalam lingkungan kerja.

Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi menyebabkan perubahan bada kebiasaan kerja.

Misalnya penerapan Enterprice Resource Plan- ning (ERP). ERP adalah salah satu aplikasi pe- rangkat lunak yang mencakup sistem manajemen dalam perusahaan, cara lama kebanyakan

2. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Bisnis

Dalam dunia bisnis Teknologi Informasi dan Komunikasi dimanfaatkan untuk perdagangan secara elektronik atau dikenal sebagai E- Commerce. E-Commerce adalah perdagangan menggunakan jaringan komunikasi internet.

3. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Perbankan

Dalam dunia perbankan Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah diterapkannya transaksi perbankan lewat internet atau dikenal dengan Internet Banking. Beberapa transaksi yang dapat dilakukan melalui Internet Banking antara lain transfer uang, pengecekan saldo, pemindah-

bukuan, pembayaran tagihan, dan informasi rekening.

4. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan

Pergeseran paradigma dalam pranata pendi- dikan yang semula terpusat menjadi desentra- listis membawa konsekuensi dalam pengelolaan pendidikan, khususnya di tingkat sekolah. Kebi- jakan tersebut dapat dimaknai sebagai pembe- rian otonomi yang seluas-luasnya kepada sekolah dalam mengelola sekolah, termasuk di dalamnya berinovasi dalam pengembangan kurikulum dan model pembelajaran. Otonomi yang luas itu, hendaknya diimbangi dengan perubahan yang berorientasi kepada kinerja dan partisipasi secara menyeluruh dari komponen pendidikan yang terkait. Kondisi ini gayut dengan perubahan kurikulum yang sedang diluncurkan dewasa ini oleh pemerintah, yakni kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang disempurnakan dengan kurikulum 2013.

Konsekuensi yang harus ditanggung oleh sekolah adalah restrukturisasi dalam pengelolaan seko- lah (capacity building), profesionalisme guru, penyiapan infrastruktur, kesiapan siswa dalam proses belajar dan iklim akademik sekolah.

Kebijakan penerapan KTSP, Kurikulum 2013 dan pemberian otonomi pendidikan juga di- harapkan melahirkan organisasi sekolah yang sehat serta terciptanya daya saing sekolah.

Sejalan dengan perkembangan teknologi infor- masi dan pembelajaran berbasis teknologi informasi yang sangat pesat, hendaknya sekolah menyikapinya dengan seksama agar apa yang dicita-citakan dalam perubahan paradigma pen- didikan dapat segera terwujud. Kecenderungan yang telah dikembangkan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran adalah program e-learning. Bera- gam istilah dan batasan telah dikemukakan oleh para ahli teknologi informasi dan pakar pen- didikan. Secara sederhana e-learning dapat difahami sebagai suatu proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi berupa komputer yang dilengkapi dengan sarana telekomunikasi (internet, intranet, ekstranet) dan multimedia (grafis, audio, video) sebagai media utama dalam penyampaian materi dan interaksi antara pengajar (guru/dosen) dan pembelajar (siswa/mahasiswa). Permasalahan yang dihadapi sekolah saat ini adalah pada tingkat kesiapan peserta belajar, guru, infra-

(4)

Asih Kristyaning Ayu

Urgensi TIK dalam Pembelajaran

struktur sekolah, pembiayaan, efektifitas pembe- lajaran, sistem penyelenggaraan dan daya dukung sekolah dalam menyelenggarakan pem- belajaran berbasis TIK. Lalu, apakah mungkin program e-learning dapat dilaksanakan di sekolah? Ini yang menjadi esensi dari kebermaknaan e-learning di sekolah

Teknologi pembelajaran terus mengalami perkembangan seirng perkembangan zaman.

Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari- hari makalah teknologi informasi dan Komuni- kasi sering dijumpai kombinasi teknologi audio/

data, video/data, audio/video, dan internet. In- ternet merupakan alat komunikasi yang murah dimana memungkinkan terjadinya interaksi antara dua orang atau lebih. Kemampuan dan karakteristik internet memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar jarak jauh (E-Learning) menjadi lebih efektif dan efisien sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik.

5. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Kesehatan

Sistem berbasis kartu cerdas (smart card) dapat digunakan juru medis untuk mengetahui riwayat penyakit pasien yang datang ke rumah sakit karena dalam kartu tersebut para juru medis dapat mengetahui riwayat penyakit pasien. Digunakannya robot untuk membantu proses operasi pembedahan serta penggunaan komputer hasil pencitraan tiga dimensi untuk menunjukkan letak tumor dalam tubuh pasien.

Urgensi TIK dalam Pembelajaran

Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan sebagai upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara, merupakan wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayaguna- an teknologi dalam membantu proses pem- belajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran radio maupun televisi pendidikan adalah tidak adanya interaksi imbal balik yang seketika.

Siaran bersifat searah, dari nara sumber belajar atau fasilitator kepada pembelajar. Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan movie) memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila televisi

hanya mampu memberikan informasi searah (terlebihlebih bila materi tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis teknologi internet memberikan peluang ber- interaksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed).

Pembelajaran berbasis Internet memungkin- kan terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan teknolo- gi video conference yang dijalankan berdasar teknologi Internet, memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke jaringan computer. Internet sebagai salah satu penerapan terkini dari teknologi informasi dan komunikasi adalah salah satu sumber pembe- lajaran yang selama belasan tahun belakangan ini terus dikembangkan (Calhoun, 1999). Dari sekedar tempat mencari informasi yang amat luas dan sebagai media komunikasi antar sesama pembelajar di dunia maya tanpa batasbatas ruang dan waktu, sampai ke pengembangan system pembelajaran berbasis web, serta LMS (Learning Management Systems), semakin hari peranan Internet dalam proses pembelajaran semakin penting. Sekarang sudah dikenal secara luas berkembangnya suatu konsep pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang disebut elearning, yang versi online- nya harus didukung oleh sambungan Internet.

Badan Akreditasi Nasional (BAN) di Indone- sia misalnya, pada saat ini telah membakukan penyediaan sarana koneksi halaman 3 dari 5 Internet dengan kapasitas minimal 1 Kbps permahasiswapada setiap kampus. Seorang pe- serta didik yang benar-benar akan belajar secara intensif, tidak lagi hanya tergantung pada ketersediaan guru atau dosenyang berkualitas saja, melainkan harus mempu mengoptimal- kan segenap sumber belajar yang tersedia, termasuk Internet. Teknologi Internet memung- kinkan terbangunnya suatu jaringan pembe- lajaran (learning network) baik antara pem- belajar dengan pembelajar lainnya, maupun antara pembelajar dengan berbagai sumber pembelajaran, yang melampaui batas-batas dinding sekolah, bahkan melampaui batas- batas negara sekali pun. Dengan demikian akan terwujudlah era kolaborasi global dalam system pembelajaran, sehingga bagi seorang pembelajar, dunia akan menjadi semacam “kam-

(5)

pus global” tempat ia belajar terus menerus sepanjang hidupnya.

1. Buku Elektronik

Buku elektronik atau ebook adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan komputer untuk menayangkan informasi multimedia dalam bentuk yang ringkas dan dinamis. Ke dalam e- book dapat diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga infor- masi yang disajikan lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional. Jenis ebook paling sederhana adalah yang sekedar memindahkan buku konvensional menjadi bentuk elektronik yang ditayangkan oleh komputer. Dengan teknologi ini, ratusan buku dapat disimpan dalam satu keping CD atau compact disk (kapasitas sekitar 700MB), DVD atau digital versatile disk (kapasitas 4,7 sampai 8,5 GB), atau pun flashdisk (saat ini kapasitas yang tersedia sampai 4 GB). Bentuk yang lebih kompleks dan memerlukan rancangan yang lebih cermat ada pada misalnya Microsoft Encarta dan Encyclopedi Britannica yang merupakan ensiklopedi dalam format multimedia. Format multimedia memung- kinkan ebook menyediakan tidak saja informasi tertulis tetapi juga suara, gambar, movie dan unsure multimedia lainnya. Penjelasan tentang satu jenis musik, misalnya, dapat disertai dengan cuplikan suara jenis musiktersebut sehingga pengguna dapat dengan jelas memahami apa yang dimaksud oleh penyaji.

2. E-learning

Beragam definisi dapat ditemukan untuk e- learning. Victoria L. Tinio, misalnya, menyatakan bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua tingkatan, formal maupun nonformal yang menggunakan jaringan komputer (intranet mau- pun ekstranet) untuk pengantaran bahan ajar, interaksi, dan/atau fasilitasi (Tinio, tt: 4). Untuk pembelajaran yang sebagian prosesnya berlang- sung dengan bantuan jaringan internet, sering disebut sebagai online learning. Definisi yang lebih luas dikemukakan pada working paper SEAMOLEC, yakni e-learning adalah pembelaja- ran melalui jasa elektronik (SEAMOLEC, 2003:1).

Meski beragam definisi namun pada dasarnya disetujui bahwa e-learning adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik seba- gai sarana penyajian dan distribusi informasi.

Dalam definisi tersebut tercakup siaran radio maupun televisi pendidikan sebagai salah satu bentuk e-learning.

Meskipun per definisi radio dan televise pendidikan adalah salah satu bentuk e-learning, pada umumnya disepakati bahwa e-learning mencapai bentuk puncaknya setelah bersinergi dengan teknologi internet. Internet-based lear- ning atau web-based learning dalam bentuk pa- ling sederhana adalah web-site yang dimanfa- atkan untuk menyajikan materi-materi pembela- jaran. Cara ini memungkinkan pembelajar meng- akses sumber belajar yang disediakan oleh nara sumber atau fasilitator kapanpun dikehen- daki. Bila diperlukan, dapat pula disediakan mailing-list khusus untuk situs pembelajaran tersebut yang ber-fungsi sebagai forum diskusi.

Fasilitas e-lear-ning yang lengkap disediakan oleh perangkat lunak khusus yang disebut perangkat lunak pengelola pembelajaran atau LMS (learning management system). LMS mutakhir berjalan berbasis teknologi internet sehingga dapat diakses dari manapun selama tersedia akses ke internet (Hari Wibawanto, 2006). Fasilitas yang disediakan meliputi penge- lolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan proses pem- belajaran termasuk pengelolaan evaluasi pembe- lajaran serta pengelolaan komunikasi antara pembelajar dengan fasilitator-fasilitatornya.

Fasilitas ini memungkinkan kegiatan belajar dikelola tanpa adanya tatap muka langsung di antara pihak-pihak yang terlibat (administrator, fasilitator, peserta didik atau pembelajar).

‘Kehadiran’ pihak-pihak yang terlibat diwakili oleh email, kanal chatting, atau melalui video conference.

3. Aplikasi Lain

Selain e-book dan fasilitas e-learning, berba- gai aplikasi lain bermunculan (dan kadang saling berintegrasi sehingga menimbulkan sinergi) sebagai dampak ikutan perkembanganTIK ter- utama internet. E-zine dari kata e-magazine, merupakan bentuk digital dari majalah konven- sional. Penerbitan majalah berformat digital memungkinkan ditekannya ongkos produksi (karena tidak perlu mencetak) dan distribusi (karena sekali diupload ke server, seluruh dunia bisa mengaksesnya). Pemutakhiran isinya juga dapat dilakukan dengan sangat cepat sehingga perkembangan mutakhir dapat disajikan dengan lebih cepat. Termasuk dalam kategori e-zine ini adalah e-newspaper yang berfokus pada berita terkini dan e-journal yang memfokuskan diri pada laporan hasil-hasil penelitian. E-laboratory,

(6)

Asih Kristyaning Ayu

Urgensi TIK dalam Pembelajaran

merupakan bentuk digital dari fasilitas dan proses-proses laboratorium yang dapat disimu- lasikan secara digital. Pada dasarnya, perangkat lunak ini adalah perangkat lunak animasi dan simulasi yang dapat dikemas dalam keping CD, DVD maupun disajikan pada web-site sebagai web-based application (perangkat lunak yang berjalan pada jaringan internet).

Blog atau weblog adalah perkembangan mutakhir di bidang web-based application. Ide semula adalah menyediakan fasilitas electronic diary atau buku harian elektronik untuk remaja.

Pengguna dapat mengisi buku harian tersebut semudah menulis email, mengunggah (upload) ke server hanya dengan mengklik ikon, dan hasil- nya adalah tayangan tulisan di layar browser.

Pemakai internet di manapun berada dapat melihat publikasi tersebut dengan mengakses alamat situs. Dari sisi kandungan isi, blok sekarang banyak berisi gagasan, ide, dan opini pribadi tentang satu masalah yang menarik secara subyektif. Meskipun akurasi informasi yang tersaji masih bisa diperdebatkan, tetapi yang penting adalah blog memungkinkan seseorang tanpa pengetahuan desain web-site dapat dengan mudah membuat web-site pribadi dan mengelola maupun memutakhirkan isinya dengan sangat mudah. Kemudahan lain adalah tersedianya banyak server blog gratis. Dalam konteks pemanfaatannya bagi proses pembela- jaran, kandungan isi blog pembelajar, misalnya, dapat menjadi umpan balik bagi fasilitator.

TIK sebagai Media Pembelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bukan merupakan teknologi yang berdiri sendiri, tetapi merupakan kombinasi dari hardware dan software. Hal penting yang harus diperhatikan dalam pemanfaatan TIK sebagai media pem- belajaran yaitu hardware dan software yang tersedia dan metode pembelajaran yang akan digunakan. Beberapa pemanfaatan TIK dalam pembelajaran diantaranya, presentasi, demons- trasi, eksperiment virtual dan kelas virtual.

Presentasi merupakan cara yang sudah lama digunakan, yang sekarang telah berkembang dari pemakaian OHP menjadi komputer/laptop dan LCD proyektor. Ada beberapa keuntungan jika kita memanfaatkan TIK diantaranya kita bisa menampilakan Animasi dan video, sehingga tampilannya menjadi lebih menarik dan memu- dahkan siswa untuk menangkap materi yang disampaikan. Belakangan ini kita menggunakan

software yang paling banyak digunakan untuk presentasi yakni microsoft powerpoint. Pada presentasi pun beberapa hal yang harus diper- hatikan dalam pembuatan presentasi, diantara- nya: jangan terlalu banyak tulisan yang harus ditampilkan aagar mudah dimengerti oleh peserta didik, tulisan jangan terlalu kecil agar mudah terlihat, perbanyak memasukkan gambar dan animasi agar menarik dan memotivasi untuk belajar dan usahakan bentuk presentasi yang interaktif agar peserta didik mudah memahami.

Kedua adalah demonstrasi. Demonstrasi biasanya digunakan untuk menampilkan suatu kegiatan di depan kelas, misalnya eksperimen.

Dengan TIK kita bisa membuat suatu film cara- cara melakukan suatu kegiatan misalnya cara melakukan pengukuran dengan mikrometer yang benar sehingga dengan cara ini peserta didik bisa diarahkan untuk melakukan kegiatan yang benar atau mengambil kesimpulan dari kegiatan tersebut. Selanjutnya adalah eksperimen virtual maksud dari eksperimen virtual disini adalah suatu kegiatan laboratorium yang dipindahkan di depan komputer. Peserta didik bisa melakukan beberapa eksperimen dengan memanfaatkan software virtual eksperimen. Metode ini bisa digunakan jika tidak mempunyailaboratorium IPA yang lengkap atau digunakan sebelum melakukan eksperimen yang sesungguhnya. Yang terakhir kelas virtual maksud kelas virtual disini adalah siswa belajar mandiri berbasis web, misalnya menggunakan moodle. Pada kelas maya tersebut, siswa akan mendapat materi, tugas dan tes secara online. Gurupun memperoleh kemudahan dalam memeriksa tugas dan menilai hasil ujian siswa terutama hasil siswa akan dinilai secara otomatis.

Dengan pemanfaatan TIK seperti di atas diharapkan perubahan cara berpikir dalam prose pembelajaran yakni dapat melakukan perubahan paradigma dari sentralisasi menjadi otonomi, dari teacher-based menjadi resource-based, dan dari teacher centre menjadi student centre.

Dengan berkembangnya penggunaan TIK diharapkan akan ada pergeseran-pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan (2) dari ruang kelas ke dimana dan kapan saja. (3) dari kertas ke

”online” (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja (5) dari waktu siklus ke waktu nyata.

Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-medi komunikasi seperti telepon, komputer, internet, dan email.

(7)

Interaksi antar guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memeberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa.

Demikian pula siswa dapat memperoleh infor- masi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space dengan menggu- nakan komputer dan internet hal yang paling mutahir adalah berkembangnya apa yang disebut

”cyber teaching” seperti kelas virtual yang telah dijelaskan di atas.

Pengaruh/damapak diterapkannya TIK dalam pembelajaran

1. Pergeseran pandangan tentang pembelajaran

Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu (1) siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru, (2) harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru, dan (3) guru harus memilikio pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencaqpai standar akademik. Sejalan dengan pesatnya perkembangan TIK, maka telah terjadi perge- seran pandangan tentang pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam pandangan tradisional di masa lalu (dan masih ada pada masa sekarang), proses pembelajaran dipandang sebagai: (1) sesuatu yang sulit dan berat, (2) upoaya mengisi kekurangan siswa, (3) satu proses transfer dan penerimaan informasi, (4) proses individual atau soliter, (5) kegiatan yang dilakukan dengan menjabarkan materi pelajaran kepada satuan-satuan kecil dan terisolasi, (6) suatu proses linear. Sejalan dengan perkem- bangan TIK telah terjadi perubahan pandangan mengenai pembelajaran yaitu pembelajaran sebagai: (1) proses alami, (2) proses sosial, (3) proses aktif dan pasif, (4) proses linear dan atau tidak linear, (5) proses yang berlangsung integratif dan kontekstual, (6) aktivitas yang berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat, dan kulktur siswa, (7) aktivitas yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan pemecahan masalah nyata baik individual maupun kelompok.

Hal itu telah menguban peran guru dan siswa dalam pembelajaran. Peran guru telah berubah dari: (1) sebagai penyampai pengeta- huan, sumber utama informasi, akhli materi, dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasili- tator pembelajaran, pelatih, kolaborator, naviga- tor pengetahuan, dan mitra belajar; (2) dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih banyak memberi- kan lebih banyak alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran.

Sementara itu peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami perubahan yaitu: (1) dari pene- rima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran, (2) dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagai pengetahuan, (3) dari pembelajaran sebagai aktiivitas individual (soliter) menjadi pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain.

Lingkungan pembelajaran yang di masa lalu berpusat pada guru telah bergesar menjadi ber- pusat pada siswa. Secara rinci dapat digambar- kan sebagai berikut:

Lingkungan Berpusat pada guru Berpusat pada siswa Aktivitas kelas Guru sebagai

sentral dan bersifat didaktis

Siswa sebagai sentral dan bersifat interaktif

Peran guru Menyampaikan fakta-fakta, guru sebagai akhli

Kolaboratif, kadang-kadang siswa sebagai akhli Penekanan

pengajaran

Mengingat fakta- fakta

Hubungan antara informasi dan temuan Konsep

pengetahuan

Akumujlasi fakta secara kuantitas

Transformasi fakta- fakta

Penampilan keberhasilan

Penilaian acuan norma

Kuantitas pemahaman , penilaian acuan patokan Penilaian Soal-soal pilihan

berganda

Protofolio,

pemecahan masalah, dan penampilan Penggunaan

teknologi

Latihan dan praktek Komunikasi, akses, kolaborasi, ekspresi

2. Kreativitas dan kemandirian belajar

Dengan memperhatikan pengalaman bebe- rapa negara sebagaimana dikemukakan di atas, jelas sekali TIK mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap proses dan hasil pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas.

TIK telah memungkinkan terjadinya individuasi, akselerasi, pengayaan, perluasan, efektivitas dan produktivitas pembelajaran yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan sebagai

(8)

Asih Kristyaning Ayu

Urgensi TIK dalam Pembelajaran

infrastruktur pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Melalui pengguna- an TIK setiap siswa akan terangsang untuk belajar maju berkelanjutan sesuai dengan po- tensi dan kecakapan yang dimilikinya. Pembela- jaran dengan menggunakan TIK menuntut kreativitas dan kemandirian diri sehingga memungkinkan mengembangkan semua potensi yang dimilikinya..

Dalam menghadapi tantangan kehidupan modern di abad-21 ini kreativitas dan keman- dirian sangat diperlukan untuk mampu beradap- tasi dengan berbagai tuntutan. Kreativitas sangat diperlukan dalam hidup ini dengan beberapa alasan antara lain: pertama, kreativitas memberi- kan peluang bagi individu untuk mengaktuali- sasikan dirinya, kedua, kreativitas memungkin- kan orang dapat menemukan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah, ketiga, kreativitas dapat memberikan kepuasan hidup, dan keem- pat,kreativitas memungkinkan manusia mening- katkan kualitas hidupnya. Dari segi kognitifnya, kreativitas merupakan kemampuan berfikir yang memiliki kelancaran, keluwesan, keaslian, dan perincian. Sedangkan dari segi afektifnya krea- tivitas ditandai dengan motivasi yang kuat, rasa ingin tahu, tertarik dengan tugas majemuk, berani menghadapi resiko, tidak mudah putus asa, menghargai keindahan, memiliki rasa humor, selalu ingin mencari pengalaman baru, menghargai diri sendiri dan orang lain, dsb.

Karya-karya kreatif ditandai dengan orisinalitas, memiliki nilai, dapat ditransformasikan, dan dapat dikondensasikan. Selanjutnya kemandirian sangat diperlukan dalam kehidupan yang penuh tantangan ini sebab kemandirian merupakan kunci utama bagi individu untuk mampu mengarahkan dirinya ke arah tujuan dalam kehidupannya. Kemandirian didukung dengan kualitas pribadi yang ditandai dengan pengu- asaan kompetensi tertentu, konsistensi terhadap pendiriannya, kreatif dalam berfikir dan ber- tindak, mampu mengendalikan dirinya, dan memiliki komitmen yang kuat terhadap berbagai hal.

Dengan memperhatikan ciri-ciri kreativitas dan kemandirian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa TIK memberikan peluang untuk ber- kembangnya kreativitas dan kemandirian siswa.

Pembelajaran dengan dukungan TIK memung- kinkan dapat menghasilkan karya-karya baru yang orsinil, memiliki nilai yang tinggi, dan dapat dikembangkan lebih jauh untuk kepentingan

yang lebih bermakna. Melalui TIK siswa akan memperoleh berbagai informasi dalam lingkup yang lebih luas dan mendalam sehingga mening- katkan wawasannya. Hal ini merupakan rang- sangan yang kondusif bagi berkembangnya kemandirian anak terutama dalam hal pengem- bangan kompetensi, kreativitas, kendali diri, konsistensi, dan komitmennya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap pihak lain.

3. Peran guru

Semua hal itu tidak akan terjadi dengan sendirinya karena setiap siswa memiliki kondisi yang berbeda antara satu dengan lainnya. Siswa memerlukan bimbingan baik dari guru maupun dari orang tuanya dalam melakukan proses pembelajaran dengan dukungan TIK. Dalam kaitan ini guru memegang peran yang amat penting dan harus menguasai seluk beluk TIK dan yang lebih penting lagi adalah kemampuan memfasilitasi pembelajaran anak secara efektif.

Peran guru sebagai pemberi informasi harus bergeser menjadi manajer pembelajaran dengan sejumlah peran-peran tertentu, karena guru bukan satu-satunya sumber informasi melainkan hanya salah satu sumber informasi. Dalam bukunya yang berjudul “Reinventing Education”, Louis V. Gerstmer, Jr. dkk (1995), menyatakan bahwa di masa-masa mendatang peran-peran guru mengalami perluasan yaitu guru sebagai:

pelatih (coaches), konselor, manajer pembelaja- ran, partisipan, pemimpin, pembelajar, dan pengarang. Sebagai pelatih (coaches), guru harus memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi siswa untuk mengembangkan cara-cara pembe- lajarannya sendiri sesuai dengan kondisi masing- masing. Guru hanya memberikan prinsip-prinsip dasarnya saja dan tidak memberikan satu cara yang mutlak. Hal ini merupakan analogi dalam bidang olah raga, di mana pelatih hanya memberikan petunjuk dasar-dasar permainan, sementara dalam permainan itu sendiri para pemain akan mengembangkan kiat-kiatnya sesuai dengan kemampuan dan kondisi yang ada.

Sebagai konselor, guru harus mampu menciptakan satu situasi interaksi belajar- mengajar, di mana siswa melakukan perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak ada jarak yang kaku dengan guru. Disamping itu, guru diharapkan mampu memahami kondisi setiap siswa dan memban- tunya ke arah perkembangan optimal. Seba- gai manajer pembelajaran, guru memiliki keman-

(9)

dirian dan otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola keseluruhan kegiatan belajar-menga- jar dengan mendinamiskan seluruh sumber- sumber penunjang pembelajaran. Sebagai parti- sipan, guru tidak hanya berperilaku mengajar akan tetapi juga berperilaku belajar dari interaksinya dengan siswa. Hal ini mengandung makna bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi anak, akan tetapi ia sebagai fasilitator pembelajaran siswa.

Sebagai pemimpin, diharapkan guru mampu menjadi seseorang yang mampu menggerakkan orang lain untuk mewujudkan perilaku menuju tujuan bersama. Disamping sebagai pengajar, guru harus mendapat kesempatan untuk mewu- judkan dirinya sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam berbagai kegiatan lain di luiar mengajar. Sebagai pembelajar, guru harus secara terus menerus belajar dalam rangka menye- garkan kompetensinya serta meningkatkan kualitas profesionalnya. Sebagai pengarang, guru harus selalu kreatif dan inovatif menghasilkan berbagai karya yang akan digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. Guru yang mandiri bukan sebagai tukang atau teknisi yang harus mengikuti satu buku petunjuk yang baku, melainkan sebagai tenaga yang kreatif yang mampu menghasilkan berbagai karya inovatif dalam bidangnya. Hal itu harus didukung oleh daya abstraksi dan komitmen yang tinggi sebagai basis kualitas profesionaliemenya

Optimalisasi Pemanfaatan TI dalam Pembelajaran

Kehadiran TI pada saat ini sudah tidak mungkin dihindarkan lagi. Oleh karena itu, diperlukan kesiapan untuk menerima TI, dan kemampuan untuk memanfaatkanya seoptimal mungkin. Untuk dapat memanfaatkan TI dalam pembelajaram secara optimal, diperlukan hal – hal berikut:

1. Visi Pembelajaran, yang menjelaskan bagai- mana pembelajaran seharusnya: karakteristik, proses dan paradigmanya – di masa menda- tang. TI mcmbawa peruhahan dalam berbagai aspek pembelajaran, termasuk paradigma pernbelajarannya. Apakah pembelajaran tetap berfokus pada materi dan tenaga pengajar Ataukah pembelajaran yang diinginkan adalah yang berfokus pada siswa atau kompetensi?

Apakah pembelajaran akan memiliki sifat fleksibel, dari sisi peserta pembelajaran serta akses? Apakah pembela.jaran dipersepsikan

memerlukan TI? Dalam hal ini, perlu ada kejelasan isi pembelajaran yang meman- faatkan TI, sehingga TI dapat dimanfaatkan dengan optimal.

2. Realokasi sumber daya. Hal ini sangat penting karena dari waktu ke waktu penerimaan setiap lembaga pendidikan relatif tidak meningkat. Untuk memanfaatkan TI, yang memiliki initial cost yang sangat timggi, diperlukan keberanian pimpinan Lembaga pendidikan untuk mereloalokasikan sumber daya sesuai denganprioritas yang ditentukan.

Alokasi sumberdaya ini dapat dibuat secara bertahap dan sistematis.

3. Strategi implementasi. Sesuai dengan alokasi sumberdaya yang dibuat bertahap, maka strategi implementasi pun perlu dilakukan secara bertahap dan sistematik. Pentahapan ini menjamin bahwa langkah yang dilakukan tidak terlalu besar sehingga dapat memutar- balikkan tradisi pembelajaran yang sekarang sudah berjalan dan banyak orang sudah merasa nyaman dengan hal itu. Pentahapan juga dapat memberikan gambaran tentang keuntungan dari pemanfaatun TI, contoh keberhasilan pemanfaatan TI yang kemudian dapat dimamfaatkan kepada kasus-kasus lainnya, serta nilai tambah yang dapat diperoleh melalui pemanfaatan TI (misalnya keterampilan tenaga pengajar, siswa)

4. Infrastruktur. Sarana dan prasarana menjadi sangat penting dalam upaya pemanfaaran TI dalam pembela’jaran. Pemanfaatan TI sangat bergantung pada kehadiran perangkat keras pendukung, perangkat lunak, jaringan, serta sumberdaya manusia yang dapat mendukung.

Jika salah satu tidak tersedia, maka peman- faatan TI tidak akan optimal.

5. Akses siswa kepada Teknologi Informasi.

Walaupun pemanfaatan sudah dirancang dengan sistematis dan cermat, jika siswa tidak atau belum memiliki akses terhadap TI, maka pemanfaatan TI akan menjadi beban semata.

Jika memungkinkan, institusi pendidikan dapat menyediakan TI yang dapat diakses oleh siswa atau institusi pendidikan dapat menjamin bahwa siswa dapat mengakses TImisalnya melalui penyediaan daftar warnet, computer and internet rental.

6. Kesiapan tenaga pengajar. Pembelajaran merupakan proses untuk knowledge prodtion knowleg transmission, dan knowledge appl- ication. Sementara itu, TI adalah alat yang

(10)

Asih Kristyaning Ayu

Urgensi TIK dalam Pembelajaran

dapat mempermudah dan mempercepat terjadinya proses tersebut. Tenaga pengajar perlu memiliki sikap dan pengetahuan yang jelas tentang hal tersebut, sehingga tidak menjadikan TI sebagai pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, persiapan tenaga pengajar dimulai dari tahap penyadaran, sampai tahap adopsi dan pemanfaatan perlu dilakukan, melalui berbagai cara, seperli pelatihan, learning by doing, sekolah lanjut.

Kesiapan tenaga pengajar meliputi computer., and intenet literacy, pengetahuan teknis dan operasional komputer dan internet, keteram- pilan merancang pembelajaran berhasis TI keterampilan memproduksi pembelajaran berbasis TI, serta keterampilan mengintegra- sikan TI dalam sistem pembelajaran secara umum. Institusi pendidikan perlu melakukan penataan tentang penghargaan bagi tenaga pengajar yang telah mulai berpartisipasi dalarn pemanfaatan TI, sebagai salah satu bentuk motivasi ekstemal.

7. Kendali mutu dan penjaminan mutu. Inisiasi pembelajaran berbasis TI perlu disikapi sebagai proyek pengembangan kualitas pem- belajaran. Dalam hal ini, perencanaan secara konseptual maupun operasional merupakan syarat yang tidak dapat ditawar. Pemantauan inisiasi selama dilaksanakan juga merupakan mekanisme pengendalian mutu yang tidak dapat dihindarkan, kemudian evaluasi keber- hasilan (cost-efftctiveness dan cost efficiency) menjadi mata rantai akhir untuk menentukan sejauhmana pembelajaran berbasis TI dapat memberikan hasil yang optimal. Perlu diya- kinkan bahwa pembelajaran berbasis TI akan memberikan hasil sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, bukan- nya berkurang atau menyimpang.

8. Kolaborasi dan konsorsiurn. Pembelajaran berbasis TI tidak mungkin untuk berdiri sendiri. Kolaborasi dan pengembangan jeja- ring keahlian merupakan landasan dasar dari keberhasilan pembelajaran berbasis TI.

Artinya, dituntut kerjasama dari berbagai pihak dalam beragam peran untuk dapat mengembangkan pembelajaran berbasis TI, melaksanakannya, serta mengevaluasi serta merevisi untuk kemudian meningkatkan kualitasnya. Kedelapan strategi tersebut me- merlukan perencanaan dan juga sumberdaya yang tidak sedikit. Apakah kita mampu dan mau melakukan semua itu? Menurut

Machiavelli dalam bukunya The Prince: “There is nothing more difficu/t to plan, more doubful of success, nor more dangerous to manage than the creation of a new order of things”. Jika memang kita perlu berubah, maka kita dapat melakukanyya.

PENUTUP

TIK adalah sebuah media atau alat bantu yang digunakan untuk tranfer data baik itu untuk memperoleh suatu data / informasi maupun memberikan informasi kepada orang lain serta dapat digunakan sebagai alat komunikasi baik satu arah maupun dua arah. Beberapa penerapan dari Teknologi Informasi dan Komunikasi antara lain dalam perusahaan, dunia bisnis, sektor perbankan, pendidikan, dan kesehatan. Urgensi TIK dalam pembelajaran yaitu: e-learning, e- book, aplikasi lain (e-magazine) dan sebagai media pembelajaran Pengaruh/dampak diterap- kannya TIK dalam pembelajaran yaitu: perge- seran pandangan tentang pembelajaran, kreati- vitas dan kemandirian belajar serta peran guru.

Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: visi pembelajaran, realokasi sumber daya, strategi implementasi, infrastruk- tur, akses siswa kepada teknologi informasi, kesiapan tenaga pengajar, kendali mutu dan penjaminan mutu, dan kolaborasi dan kon- sorsium.

Saran

Kepada para guru untuk lebih mengem- bangkan kreatifitas dalam penggunaan TIK sebagai media pembelajaran, dengan demikian teknologi tidak hanya sebagai konsumerisme tapi lebih produktif dalam menyokong keberhasilan pembelajaran. Demikian tulisan ini, saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat penulis harapkan, demi perbaikan penulisan di masa yang akan datang. Selamat membaca.

DAFTAR PUSTAKA

Hartati, Tati. 2009, Multimedia Sebagai Media Pembelajaran, http://biologi-staincrb. web.

id/ \blog/multimedia-sebagai-media-pem- belajaran, 24 Desember 2016

Hartoyo. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Pembelajaran Bahasa.

Semarang: Pelita Insani. 2010.

(11)

Haryanto, Edy. Teknologi Informasi dan Komu- nikasi: Konsep dan Perkembangannya. 24 Desember 2016.

Mohamad Surya, Potensi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran di Kelas, 24 Desember 2016 Prabowo, Darmawan Ady. http:// blognoesa.

co.cc/artikel/penerapan-tik-dalam-

pendidikan-di-indonesia/, 24 Desember 2016

Prastowo, Andi. Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta : Diva Press. 2012.

Ratna Sari Utami, 2007, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Sekolah Menengah Pertama pada Pokok Bahasan Dalil Pythagoras(Kelas VIII Semester 1 SMP Muhammadiyah 4 Surakarta). Skripsi.

Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rosalina. Pemanfaatan TIK Sebagai Media Pembelajaran di Masa Depan, http//www .engineeringtown.com/home/teacher/index.

php?option=com_content&view=artikel&id=

115:pemanfaatan-tik-sebagai-media- pembelajaran.html, 01 Januari 2017.

Wahidin, 2009, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media Pembela- jaran, http//makalahkumakalahmu. Word press .com/2009/03/18, 24 Desember 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Kedudukan Bank selaku pemegang Hak Tanggungan dengan berakhirnya jangka waktu Sertipikat Hak Guna Bangunan yang berada diatas Hak Pengelolaan (HPL) dan sedang menjadi objek

Pada akhirnya, esai ini berakhir pada suatu kesimpulan bahwa European International Society ditinjau dari konsep yang dikemukakan oleh Hedley Bull, David Armstrong, dan Adam Watson

Paling tidak ada tiga persoalan pokok terkait kinerja lembaga R&D saat ini, yakni: [1] kontribusi lembaga R&D dalam pembangunan ilmu pengetahuan dan

Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan didapatkan bahwa perlakuan terbaik penambahan tepung biji cempedak dalam pembuatan roti tawar ini adalah perlakuan TC1, yaitu

Pengukuran linearitas dilakukan dengan mencacah Bioscan standard plate di bagian linearitas selama 2 menit pada kondisi alat dengan channel 256, lebar kolimator 10 mm

Persoalan yang terkait dengan sains dan teknologi akan dihadapi setiap individu pada level personal, komunitas, nasional bahkan global (OECD, 2009). Selanjutnya

(4) Buku teks pelajaran kimia sekolah menengah atas (SMA) dan madrasah aliyah (MA), sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Peraturan Menteri ini, memenuhi syarat kelayakan

Berdasarkan hasil percobaan diatas, prototip yang telah dikembangkan dapat berhasil digunakan untuk akuisisi data dengan spesifikasi yang diperlukan untuk membuat