1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank Islam merupakan Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam biasa disebut dengan bank tanpa bunga yaitu lembaga keuangan atau perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada al-Qur’an dan hadis Nabi SAW atau dengan kata lain bank Islam yaitu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.1
Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.
Dalam melakukan kegiatan usahanya Bank Syariah menyediakan sarana investasi bagi penyimpan dana dengan sistem bagi hasil, dan pada sisi penyaluran dana masyarakat disediakan fasilitas pembiayaan investasi dengan sistem bagi hasil serta pembiayaan perdagangan. Investasi bagi penyimpan dana berarti nasabah yang menyimpan dananya pada bank dianggap sebagai penyedia dana akan memperoleh bagi hasil dari usaha bank sebagai pengelola dana yang sifatnya tidak tetap dan tidak pasti sesuai dengan besar kecilnya hasil usaha bank.
1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers,2014), hal.2
2 Dalam melakukan kegiatan usahanya bank syariah menyediakan sarana investasi bagi penyimpan dana dengan sistem bagi hasil, dan pada sisi penyaluran dana masyarakat disediakan pembiayaan investasi dengan sistem bagi hasil serta pembiayaan perdagangan
Pembiayaan merupakan penyediaan uang atau tagihan dari kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang membiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu.
Pembiayaan baik sepenuhnya atau sebagian terhadap suatu usaha yang tidak berbentuk saham tetap menjadi milik Bank sehingga pada waktu berakhirnya kontrak bank berhak memperoleh bagi hasil dari usaha atau keuntungan (margin) yang ditetapkan oleh bank .2
Pada dasarnya produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah yaitu:
produk penyaluran dana diantaranya akad murabahah. Murabahah adalah transaksi jual beli dimana bank menyebut jumlah keuntungannya.Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli.Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (margin).
Salah satu pembiayaan yang memakai akad akad murabahah adalah take over. Take over merupakan pengalihan hak dan kewajiban, pada hukum Islam take over dapat disamakan dengan (hiwalah) atau pengalihan hutang.
2 Ahmad Mukadi , Hukum Lembaga Pembiayaan, (Kembangan-Jakarta: Permata Puri Media,2013), hal.3-4
3 Pada Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi take over disediakan bagi nasabah yang ingin beralih dari bank konvensional kepada bank syariah, dan bank bukopin cabang bukittinggi hanya menyediakan take over untuk nasabah yang barasal dari bank konvensional dan tidak menyediakan untuk nasabah yang berasal dari bank syariah.take over juga belum optimal dilakukan. Hal ini disebabkan oleh berubahnya biaya yang dikeluarkan oleh bank yang menerima take over. Perubahan biaya dari nasabah tersebut mencapai beberapa persen dari biaya yang ditetapkan pada awal akad, sehingga nasabah yang harus melunasinya.
Melihat akan pentingnya proses take over pada Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi, maka perlu dilakukan evaluasi dan penelitian lebih lanjut agar tercapai semua proses take over.
Dari permasalahan di atas maka penulis memberi judul: Prosedur Take over pada Pembiayaan Murabahah (studi kasus Bank Syariah bukopin Cabang Bukittinggi)
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan maka dapat diidentifikasi masalah ini sebagai berikut :
1. Take over sangat beresiko karena hutang yang di take over bisa berubah.
2. Take over disediakan dengan tujuan untuk mengajak nasabah yang masih
4 menggunakan layanan bank konvensional untuk beralih kepada layanan bank syariah
3. Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi tidak menyediakan layanan take over bagi nasabah yang berasal dari bank syariah.
C. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Perumusan masalah
Berdasarkan pemaparan dalam identifikasi masalah di atas dan agar penulis ini dapat lebih terfokus dan terarah, maka penulis membuat rumusan masalah yaitu : Bagaimana prosedur take over pada pembiayaan murabahah di Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi .
2. Batasan masalah
Berdasarkan pada latar belakang dan perumusan masalah di atas dan luasnya masalah, maka penelitian ini dibatasi pada: Proses take over pada pembiayaan murabahah pada Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah proses take over dengan pembiayaan murabahah, serta mengetahui klasifikasi hutang nasabah kepada bank konvensional dalam
5 pembiayaan take over syariah.
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah:
a. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi program DIII demi mendapatkan gelar A.Md pada instansi terkait.
b. Untuk menambah wawasan penulis mengenai dunia perbankan secara umum dalam melaksanakan kegiatan perbankan, terutama di perbankan syariah.
c. Sebagai bahan penelitian lebih lanjut pada program DIII perbankan syariah, dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menggunakan penelitian ini sebagai sumber ide dan referensi dalam pengembangan penelitian mengenai perbankan syariah selanjutnya.
E. Penjelasan Judul
Untuk memberikan pemahaman mengenai judul yang diteliti maka penulis memaparkan penjelasan judul dari penelitian ini sebagai berikut:
Prosedur Take over : Adalah proses pembiayaan yang timbul sebagai akibat dari perpindahan pembiayaan terhadap transaksi non syariah yang telah berjalan yang dilakukan oleh bank syariah atas permintaan nasabah.3
Pembiayaan : Adalah kepercayaan, lembaga pembiayaan
3 Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), hal 248
6 selaku shahibul mal menaruh kepercayaan
kepada seseorang untuk melaksanakan amanah yang diberikannya.4
Murabahah : Transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
PT. Bank Syariah
Bukopin Cabang
Bukittinggi
: Bank yang melaksanakan kegiatan usahanya dengan prinsip syariah dalam lalu lintas pembayaran yang beralamat di Jln.
Perintiskemerdekaan No. 16 Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat.
Berdasarkan judul di atas maka penelitian ini akan membahas bagaimana prosedur take over yang diterapkan atau diaplikasikan pada PT.
Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi.
F. Kajian Terdahulu
Nama: Rahmat Hidayat (3112.062) dengan judul Penerapan Prinsip Prudensial Bank Pada Pembiayaan Dengan Fasilitas Take over Pada PT. Bank BRI Syariah KCP Bukittinggi. Membahas tentang bagaimana penerapan prinsip prudential banking pada fasilitas take over sedangkan penulis
4 Veithzal Rivai, Islamic Financial Management, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hal 03
7 membahas tentang berubahnya biaya yang ditentukan yang sudah ditentukan keuntungannya (margin).
Nama : Rifa Hasnadi (3110.046) dengan judul Implementasi Fasilitas Take over Pada Pembiayaan Murabahah di PT. Bank Muamalat Indonesia Capem Bukittinggi. Membahas tentang keuntungan ekonomis yang didapat oleh nasabah maupun bank dalam fasilitas take over dan alasan bank muamalat tidak menyediakan fasilitas take over bagi nasabah yang berasal dari bank syariah, sedangkan penulis membahas tentang prosedur take over pada pembiayaan murabahah yang berubah.
G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif yaitu pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel ataupun lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Bank Syariah Bukopin cabang Bukittinggi .waktu penelitian yaitu pada tanggal 05 Januari sampai 05 Februari.
3. Jenis dan Sumber Data
a. Data primer data primer adalah data yang diperoleh dan digali dari sumber utamanya, baik berupa data kualitatif maupun data kuantitatif.
8 Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih baik melalui wawancara maupun observasi.5 Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari melakukan wawancara kepada praktisi Bank syariah Bukopin cabang Bukittinggi khususnya bagian PMS (Pelaksana Marketing support).
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data untuk mendukung permasalahan dan peristiwa yang akan dibahas yang diperoleh dari perpustakaan, majalah maupun bahan bacaan lainnya. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari internal bank melalui dokumen-dokumen yang ada di Bank seperti, arsip, buku pedoman bank, brosur, dan sumber lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.
4. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada responden yang diwawancarai sehingga mendapatkan keterangan secara lisan dan responden. Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara secara langsung dengan petugas bank bagian marketing pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi
b. Dokumentasi
5 Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT.
Raja GrafindoPersada, 1999), hal. 122
9 Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable, dokumentasi berupa catatan notulen dan lain-lai.Seperti dengan melihat arsip atau dokumentasi yang ada dilapangan tempat penelitian.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu mengamati seluruh data primer dan data sekunder yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, dokumen Bank, dan tinjauan pustaka yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses take over dengan pembiayaan murabahah pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi.
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dan penulisan, maka penulis membagi pembahasan ini menjadi 4 bab:
Bab I terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan dan batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penjelasan judul, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II berisikan tentang landasan teori yang terdiri dari, konsep prosedur take over, pembiayaan, angsuran kredit dan landasan syariah.
Bab III berisikan tentang hasil penelitian yang memaparkan dan menggambarkan tentang gambaran umum Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi dan proses take over pembiayaan angsuran kredit bank tersebut, dan kenyataan di lapangan, yang terdiri dari analisa penulis terhadap masalah
10 yang dibahas.
Bab IV berisikan penutup yang terdiri dari kesimpulan dari pembahasan dan saran dan kritik yang membangun.
11 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pembiayaan
Istilah pembiayaan pada intinya I believe,I Trust,saya percaya atau saya menaruh kepercayaan, pembiayaan artinya kepercayaan, lembaga pembiayaan yang sebagai shahibul mal menaruh kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan amanah yang diberikan dana tersebut harus digunakan dengan adil, dan harus disertai dengan ikatan dan syarat yang jelas.
Pembiayaan juga dapat diartikan penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang membiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu atau dengan imbalan bagi hasil.6
1. Unsur-unsur Pembiayaan
a. Adanya dua pihak, yaitu pemberi pembiayaan dan penerima pembiayaan, hubungan pemberi dan penerima merupakan kerja sama yang saling menguntungkan. Yang diartikan pula sebagai kehidupan tolong- menolong sebagaimana firman Allah SWT dalam Q,S: al- Ma’idah (5): 2
:ةدئالما( ... ِناَوْدُعْلاَو ِْثِْْلْا ىَلَع اوُنَواَعَ ت َلََو ىَوْقَّ تلاَو ِِّبِْلا ىَلَع اوُنَواَعَ تَو ...
2 )
Artinya: “…dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa dan jangan tolong menolong dalam
6 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2008), hal 82
12 (mengerjakan) dosa dan pelanggaran …” (QS. Al-Maidah:
2)
b. Adanya kepercayaan shahibul mal kepada mudharib yang didasarkan atas prestasi dan potensi mudharib.
c. Adanya persetujuan, berupa kesepakatan pihak shahibul mal dengan pihak lainnya yang berjanji membayar dari mudharib kepada shahibul mal
d. Adanya penyerahan barang, jasa, atau uang dari shahibul mal kepada mudharib.
e. Adanya unsur waktu, yang merupakan unsur essensial pembiayaan, pembiayaan terjadi karena unsur waktu, baik dilihat dari shahibul mal maupun mudharib.
f. Adanya unsur resiko (degree of risk), baik dipihak shahibul mal maupun mudharib. Risiko dipihak shahibul mal adalah gagal bayar (risk of default) baik karena kegagalan usaha (pinjaman komersial) atau ketidakmampuan bayar (pinjaman konsumen) atau karena ketidaksediaan membayar. Risiko di pihak mudharib adalah kecurangan dari pihak pembiayaan, antara lain berupa shahibul mal yang dari bermaksud untuk mencaplok perusahaan yang diberi pembiayaan atau tanah yang dijaminkan.
2. Tujuan Pembiayaan
Dalam tujuan pembiayaan pada dasarnya terdapat dua fungsi yang berkaitan dari pembiayaan,
13 a. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari pembiayaan berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari usaha yang dikelola bersama nasabah, bank hanya akan menyalurkan pembiayaan kepada usaha nasabah yang diyakini mampu mengembalikan pembiayaan yang telah diterimanya.
b. Safety, keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitabilitas dapat benar-benar tercapai tanpa hambatan yang berarti.
c. Tujuan bagi nasabah memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat luas dan meningkatkanproduktivitas usaha.
d. Tujuan pembiayaan bagi masyarakat umum adalah masyarakat dapat menunjang pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan kesempatan kerja.7
3. Pengertian murabahah
Murabahah adalah transaksi jual beli dimana bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli.Ditambah keuntungan (margin).Ke dua belah pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad, dalam perbankan murabahah selalu dilakukan dengan cara pembayaran cicilan.Dalam transaksi ini barang
7 Veithzal Rivai, Islamic Financial Management,…, hal 5-6
14 diserahkan segera setelah akad, sementara pembayaran dilakukan secara tangguh/cicilan.
Dalam definisi murabahah juga disebut adanya “keuntungan yang disepakati”, karakteristik murabahah adalah si penjual harus memberi tahu pembeli tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut.
Para ulama mazhab berbeda pendapat tentang biaya apa saja yang dapat dibebankan kepada harga jual barang tersebut. Ulama mazhab Maliki membolehkan biaya yang langsung terkait dengan transaksi jual beli itu dan biaya yang tidak langsung terkait dengan transaksi tersebut,namun memberikan nilai tambah pada barang itu.Ulama Syafi’i membolehkan biaya yang secara umum timbul dalam suatu transaksi jual beli kecuali biaya tenaga kerjanya sendiri. Ulama Hanafi membolehkan membebankan biaya yang secara umum timbul dalam suatu transaksi jual beli, ulama Hambali berpendapat semua biaya langsung maupun tidak langsung dapat dibebankan pada harga jual selama biaya itu harus dibayarkan kepada pihak ketiga dan akan menambah nilai barang yang dijual.
Jadi dapat dikatakan bahwa ke empat mazhab membolehkan pembebanan biaya langsungyang harus dibayarkan kepada pihak ketiga.
Murabahah dapat dilakukan dengan pesanan atau tanpa pesan dan tunai atau cicilan, melalui pesanan penjual boleh meminta pembayaran
15 hamish ghadiyah yakni uang tanda jadi ketika ijab kabul. Secara cicilan murabahah jaga diperkenankan adanya perbedaan dalam harga barang untuk cara pembayaran yang berbeda.
Murabahah dapat dibedakan menjadi tiga kelompok,
a. Pembiayaan murabahah yang didanai dengan investasi tidak terikat b. Pembiayaan yang didanai dengan investasi terikat
c. Pembiayaan murabahah yang didanai dengan modal bank.8 4. TakeOver
a. Pengertian Take over
Take over dalam Kamus Bahasa Inggris – Indonesia adalah mengambil alih.
Take over menurut istilah Islam yaitu, disebut dengan hiwalah, hiwalah merupakan pemindahan beban hutang dari muhil atau madin (orang yang berhutang) pihak yang memberikan hutang (muhil) dan pihak yang menjadi tanggungan (muhil alaih) berarti dalam hal ini terdapat tiga orang yang terlibat, sedangkan syarat-syarat dari hiwalah ini adalah persetujuan para pihak-pihak tersebut. Dalam pembahasan ini hiwalah diganti dengan take over.
Take over merupakan salah satu bentuk pelayanan bank syariah dalam membantu masyarakat mengalihkan transaksi non syariah yang telah berjalan menjadi transaksi yang sesuai dengan syariah
8 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, …, hal 113-117
16 berdasarkan permintaan nasabah, dalam hal ini bank syariah mengambil alih hutang nasabah di bank konvensional dengan cara memberikan jasa hiwalah atau menggunakan qard yang disesuaikan dengan ada tidaknya unsur bunga dalam hutang nasabah kepada bank konvensional.
Dalam bahasa Indonesia take over adalah pengalihan hutang atau piutang dari orang yang berhutangatau berpiutang kepada orang lain yang wajib menanggung dan menerimanya.
Menurut Ahmad Antonio K Muda, take over adalah pengambilalihan atau dalam lingkup suatu perusahaan adalah perubahan kepentingan pengendalian suatu perseroan.9
Sedangkan take over menurut Dewan Syariah Nasional No 31/DSN-MUI/VI 2002 yang disebut juga dengan pengalihan hutang, pengalihan hutang yang dimaksud disini adalah pengalihan transaksi non syariah yang telah berjalan menjadi transaksi yang sesuai dengan syariah, atau take over merupakan proses perpindahan kredit nasabah di bank konvensional menjadi pembiayaan dengan prinsip jual beli yang berdasarkan syariah.
Dalam proses take over ini bank syariah sebagai pihak yang akan melakukan take over terhadap kredit yang dimiliki oleh calon
9 Ahmad Antonio K Muda, Kamus Lengkap Ekonomi, (Jakarta: Gramedia Pers, 2003), hal 331
17 nasabahnya di bank konvensional, bertindak sebagai wakil dari calon nasabahnya untuk melunasi sisa kredit yang terdapat di bank asal, mengambil bukti lunas, surat asli agunan, sehingga barang (yang dikreditkan) menjadi milik nasabah secara utuh, kemudian untuk melunasi hutang nasabah kepada bank syariah maka nasabah tersebut menjual kembali barang yang dikreditkan tersebut kepada bank syariah. Kemudian bank syariah akan menjual rumah tersebut kepada nasabah dengan pilihan kombinasi akad yang tertera dalam fatwa DSN-MUI/VI/2002 tentang pengalihan hutang.
Dalam pembiayaan berdasarkan take over ini bank syariah mengklasifikasikan hutang kepada bank konvensional menjadi dua macam yaitu, hutang pokok plus bunga dan hutang pokok saja. Dalam menangani hutang nasabah berbentuk hutang pokok plus bunga, bank syariah memberikan jasa qard (pinjam uang) sebab alokasi penggunaan qard tidak terbatas, termasuk untuk menalangi hutang yang berbasis bunga, sedangkan yang berbentuk hutang pokok saja bank syariah memberikan jasa hiwalah (alih hutang piutang) sebab hiwalah tidak bisa untuk menalangi hutang yang berbasis bunga.
Dengan demikian dalam memberikan pembiayaan bank syariah dapat mengklasifikasikan pembiayaan yang diajukan nasabah ke dalam dua kategori yaitu, pembiayaan take over dan non take over, baik pembiayaan take over dan nontake over.
18 Faktor selanjutnya yang perlu diperhatikan oleh bank syariah adalah apakah pembiayaan tersebut berbentuk sindikasi atau non sindikasi, jika pembiayaan berupa non take over berupa sindikasi, maka bank perlu mengetahui apakah sindikasinya merupakan korporasi (perusahaan) atau bukan. Jika ya, maka alur modal awal yang diberikan masing-masing bank dilebur menjadi satu kesatuan sehingga keuntungan dan kerugian menjadi hak dan tanggung jawab bersama sesuai dengan proporsi modal masing-masing.Namun jika tidak korporasi maka, bank tidak mendapat fasilitas pembiayaan.Selanjutnya bank syariah juga harus mengklasifikasikan apakah pembiayaan tersebut modal kerja, investasi, atau konsumtif.
Sedangkan jika pembiayaan take over dalam bentuk sindikasi, maka bank harus mengetahui apakah hutang nasabah hanya terdiri dari hutang pokok atau hutang pokok plus bunga. Jika hanya hutang pokok saja maka bank sebaiknya memberikan jasa hiwalah, namun jika hutang pokok plus bunga maka bank syariah memberikan qard kepada nasabah, sehingga nasabah dapat melunasi hutangnya di bank konvensional dan aset tersebut menjadi hak milik nasabah secara penuh.
Dalam take over (hiwalah) ini dapat disesuaikan dengan hadist Nabi SAW yaitu:
19
هنعهللايضرةريرهيبأنع :
لاقملسوهيلعهللاىلصيبنلانأ :
عمكدحاعبتااذاوملظينغللاطم
عبتيلفئيلمىل (
يراخبلاهاور )
Artinya: “Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Menunda nunda pembayaran hutang oleh orang yang mampu adalah suatu kezhaliman, maka jika seseorang diantara kamu dialihkan hak penagihan piutangnya(dihiwalahkan) kepada pihak yang mampu terimalah” (HR. Bukhari) .
b. Prinsip Take over Syariah 1) Tolong menolong
2) Tidak boleh menimbulkan riba
3) Tidak digunakan untuk transaksi objek yang haram atau maksiat c. Manfaat Take over
1) Suku bunga bank konvensional yang fluktuatif membuat angsuran kredit menjadi tidak menentu dan kondisi ini sangat terasa apabila terjadi krisis ekonomi, tetapi akan terasa sangat menguntungkan nasabah bank syariah karena sistem yang dipakai adalah sistem jual beli dimana keuntungan bank telah ditetapkan diawal perjanjian.
2) Kekecewaan nasabah terkait dengan laporan pembayaran angsuran yang diberikan bank konvensional yang ternyata setiap membayar angsuran kredit pada awal tahun perjanjian sebahagian besar hanya untuk membayar bunganya saja dan untuk pembayaran pokoknya hanya sedikit sekali sehingga out standing pokok kredit turunnya
20 tidak signifikan, sedangkan di bank syariah setiap pembayaran angsuran antara pembayaran pokok dengan pembayaran margin hampir berimbang, sehingga penurunan out standing pokok kredit signifikan.
3) Bebas dari unsur riba, karena pembiayaan tidak didasarkan pada bunga
d. Kendala dalam Take over
Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam proses take overyaitu:
1) Sisa yang akan dilunasi oleh nasabah pada bank syariah bukopin bisa saja berubah-ubah dalam tahunnya dan tidak menetap
2) Jaminan tidak bisa diambil dihari yang sama, dan akan terus bertambah jika tidak segera dilunasi
e. Tujuan Take over
Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan bank syariah di Indonesia, semakin besar pula keinginan dan kesadaran masyarakat untuk menjalankan roda perekonomian berdasarkan prinsip al-Qur’an dan as-Sunnah. Bank sebagai salah satu lembaga yang berbisnis di bidang perekonomian tentu lebih cepat tanggap dengan hal ini, salah satu bentuk jasa pelayanan kebutuhan masyarakat adalah take over, disini bank syariah berusaha untuk memfasilitasi masyarakat yang
21 ingin memindahkan transaksinya agar dapat berjalan sesuai dengan syariah.
Take over juga bertujuan untuk membantu masyarakat mengalihkan transaksi non syariah yang telah berjalan menjadi transaksi yang sesuai dengan syariah.
f. Konsep Ekonomi Islam Tentang Take over
Take over adalah salah satu bentuk muamalah yang dibenarkan dalam Islam, sepanjang dalam segala proses transaksinya terpelihara dari hal-hal yang terlarang oleh ketentuan syariah. Take over dalam syariah disebut juga dengan hiwalah, hiwalah adalah secara etimologi berasal dari kata halayasy-syahaulan berarti berpindah dari tempatnya.
Adapun hiwalah secara terminology adalah memindahkan hutang dari tanggungan muhil (orang yang memindahkan) kepada tanggungan mahal’alaihi (orang yang berhutang kepada muhil).
Ada beberapa ketentuan hiwalah berdasarkan hukum Islammenurut Syafi’iyah, rukun hiwalah sebagai berikut:
1) Muhil, orangyang menghiwalahkan atau memindahkan hutang 2) Muhal, orang yang dihiwalahkan, orang yang mempunyai hutang
kepada muhil
3) Muhal’alaihi, orang yang menerima hiwalah 4) Shigat, ijab qabul.
22 Menurut Hanafiyah sebagai berikut:
1) Muhil, orang yang memindahkan hutang,dan dilakukan orang yang berakal.
2) Rah al-dayn, orang yang menerima hiwalah 3) Muhal’alaihi, orang yang dihiwalahkan 4) Adanya hutang muhil kepada muhal’alaihi
Ketentuan hiwalah dalam fatwa DSN Nomor 12/DSN- MUI/IV/2000 sebagai berikut:
1) Rukun hiwalah adalah muhil yaitu, orang yang berhutang dan sekaligus berpiutang.
2) Pernyataan ijab qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak(akad).
3) Akad dituangkan secara tertulis melalui korespondensi atau menggunakan cara komunikasi modern.
4) Hiwalah harus dilakukan dengan persetujuan muhil, muhal, dan muhal’alaih
5) Kedudukan dan kewajiban para pihak harus dinyatakan dalam akad secara tegas.
6) Jika transaksi hiwalah telah dilakukan, pihak yang terlibat hanyalah muhal dan muhal’alaihi dan hak penagihan muhal berpindah kepada muhal’alaihi.
23 BAB III
PROSES TAKE OVER PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI PT. BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG BUKITTINGGI
A. Monografi PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi
Nilai- nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Bukopin sejak awal pendiriannya. Perjalanan PT. Bank Syariah Bukopin dimulai dari sebuah Bank umum, PT Bank Persyarikatan Indonesia yang diakuisasi oleh PT Bank Bukopin Tbk untuk dikembangkan menjadi Bank Syariah. Bank Syariah Bukopin mulai Beroperasi dengan melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah setelah memperoleh izin operasi Syariah dari Bank Indonesia pada tanggal 27 Oktober 2008 dan pada tanggal 11 Desember 2008 telah diresmikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia.
Komitmen penuh dari PT Bank Bukopin Tbk sebagai pemegang saham mayoritas diwujudkan dengan menambah setoran modal dalam rangka untuk menjadikan PT. Bank Syariah Bukopin sebagai Bank Syariah dengan pelayanan terbaik.
Pada tanggal 10 Juli 2009 melalui Surat Persetujuan Bank Indonesia, PT. Bank Bukopin Tbk telah mengalihkan Hak dan Kewajiban Usaha Syariah- nya kedalam PT. Bank Syariah Bukopin.
B. Visi dan Misi Bank Syariah Bukopin
24 Visi Bank Syariah Bukopin yaitu
“Menjadi Bank Syariah pilihan dengan pelayanan terbaik”, Misi Bank Syariah Bukopin sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan terbaik pada nasabah 2. Membentuk sumber daya insane yang professional
3. Memfokuskan pengembangan usaha pada sector UMKM ( Usaha Mikro Kecil Menengah )
4. Meningkatkan nilai tambah pada stakeholder
Untuk mencapai Visi Dan Misi sesuai dengan arah kebijakan PT. Bank Syariah Bukopin menetapkan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengembangan usaha dengan fokus pada sector UMKM 2. Mengembangkan usaha komersial
3. Mengembangkan usaha costumer
4. Penyediaan jasa-jasa fee-based kepada nasabah
5. Memperkuat teknologi dan jaringan pelayanan (outlet) 6. Memperkuat SDI
7. Peningkatan kualitas pengelolaan risiko dan kepatuhan
Bank Syariah Bukopin memiliki nilai budaya, nilai budaya tersebut yaitu:
1. Amanah 2. Integritas 3. Peduli 4. Kerjasama
25 Struktur Organisasi PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi
PIMPINAN CABANG IMDIBKRI
MENEJER OPERASIONAL DAN PELAYANAN
IRWAN
RPP
DEFRIANTA SUKIRMAN
ACCOUNT OFFICER
 YOGA PHARESKA
 ANDRIAN MANANDA
 IBRAHIM HELMI
RELATIONSHIP OFFICER
 AFDAL AGUSTARIZAL
 TRISKA SYAFITRI
26 MANEJER OPERASIONAL
DAN PELAYANAN CABANG IRWAN
SDI NOVI ARYANTI
SAC SITI KHADIJAH
KO. PELAYANAN CAPEM MOHAMMAD AULIA
CS
HUDYA WILMA NORMAN
TELLER
SUSILAWATI/FAUZIAH
SUPPORT PEMBIAYAAN
IP
DODY MARTADINATA
LEGAL AULIA ADE PUTRA AGUS MARTUA HSB ADM PELAPORAN
ROSI ABRIANI ADM PEMBIAYAAN
SLAMET BUDIMAN TRANSFER KLIRING
DAN INKASO SRI YUMELDA
SUNDRIES SILFIA SUKMA
SARANA &LOGISTIK DODY WAHYUDI
ADM &
PEMBUKUAN
PENGANDAAN ATK &
INVENTARIS TI
DODY WAHYUDI
INTERNAL CONTROL LOVEANI SISCA
ARSIP
REKONSIALISASI
VERIFIKASI
DESK NONMONITORING
27 C. Produk-Produk Bank Syariah
1. Produk Pendanaan Bank Syariah Bukopin a. Produk Tabungan
Simpanan dana pihak ketiga pada bank berdasarkan prinsip wadiah dan mudharabah untuk perorangan, badan usaha/hukum yang penarikannya hanya dapat menurut syarat tertentu yang disepakati, namun tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro/alat pembayar menurut syarat tertentu yang disepakati. Adapun jenis-jenis produk tabungan yang ada pada Bank Syariah Bukopin adalah:
1) TabunganKu iB
Merupakan simpanan yang dikelola dengan prinsip wadi’ah dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama-sama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Manfaat dari tabungan ini adalah : a) Persyaratan mudah dan ringan
b) Keamanan dana terjamin c) Setoran minimal ringan
d) Dapat dijadikan jaminan pembiayaan
e) Bank dapat memberikan bonus, namun tidak diperjanjikan di
28 awal.
Fasilitas yang diberikan : a) Mendapatkan buku TabunganKu Ib b) Mendapatkan kartu ATM
c) Fasilitas ATM 24 jam di seluruh jaringan ATM Bukopin
d) Sarana untuk pembayaran tagihan pembayaran listrik, PAM, Telepon, Pendidikan, dan Kartu Kredit serta pembelian isi ulang pulsa seluler
e) Sarana penyaluran zakat, infaq dan shodaqoh
f) Real Time on line di seluruh outlet Bank Syariah Bukopin dan Bank Bukopin
g) Kemudahan transaksi penyetoran, penarikan tunai, dan pemindahbukuan tabungan di seluruh kantor Bank Syariah Bukopin.
Persyaratan dan ketentuan : a) Diperuntukkan bagi perorangan
b) Usia ≥ 17 tahun : Fotocopy KTP/SIM/Paspor c) Mengisi formulir kartu ATM
d) Pelajar/ usia< 17 tahun : Fotocopy kartu pelajar / surat keterangan sekolah disertai dokumen identitas dan surat persetujuan orang tua atau wali.
e) Setoran awal : Rp. 20.000,-
29 f) Setoran berikutnya : Rp. 10.000,-
g) Saldo minimum : Rp. 20.000,- h) Penarikan melalui teller
Minimal Rp. 100.000,-
Maksimal Rp. 100 Juta/hari (dengan konfirmasi) i) Penarikan melalui ATM : Maks Rp. 10 Juta / hari j) Pemindahbukuan di ATM : Maks Rp. 25 Juta / hari 2) Tabungan iB SIAga
Merupakan simpanan dalam mata uang rupiah yang penyetoran dan penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu, akad yang digunakan dalam produk Tabungan iB SIAga ini adalah wadi’ahyad Dhamanah.
Manfaat dari produk ini adalah : a) Keamanan dana terjamin
b) Dapat digunakan sebagai jaminan pembiayaan sesuai dengan kebijakan pembiayaan dan referensi Bank
c) Dapat ditarik atau disetor diseluruh kantor Bank Syariah Bukopin
d) Bebas biaya administrasi bulanan e) Mendapatkan kartu ATM
30 f) Bank dapat memberikan bonus, namun tidak diperjanjikan di
awal
g) Perlindungan asuransi secara gratis untuk nasabah dengan saldo rata-rata akhir bulan minimal Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)
Fasilitas yang diberikan berupa : a) Tabungan dalam mata uang Rupiah b) Penabung adalah nasabah perorangan
c) Fasilitas ATM 24 Jam di ATM Bukopin dan jaringan ATM Prima / BCA
d) Sarana untuk melakukan pembayaran tagihan pembayaran listrik, PAM, telepon, pendidikan, kartu kredit dan pembelian isi ulang pulsa telepon selular.
e) Sarana untuk penyaluran zakat, infaq dan shadaqah Persyaratan dan ketentuan sebagai berikut : a) Fotocopy kartu identitas diri : KTP / SIM / Paspor
b) Mengisi formulir aplikasi pembukaan tabungan dan permohonan kartu ATM
c) Menyerahkan setoran awal Rp. 50.000,- d) Setoran berikutnya minimal Rp. 10.000,-
e) Maksimum penarikan melalui teller Rp. 100.000.000,- /hari (dengan konfirmasi)
3) Tabungan iB SiAga Bisnis
31 Adalah simpanan yang diperuntukkan bagi perorangan dan badan usaha, yang penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan syarat dan ketentuan tertentu yang telah disepakati dan tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau media lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Simpanan yang berprisip Mudharabah Mutlaqah, yang berarti Bank (mudharib) diberikan kuasa penuh penabung (shahibul maal) untuk menggunakan dana tersebut tanpa larangan / batasan dan Bank (mudharib) wajib memberitahukan kepada penabung (shahibul maal) mengenai nisbah (porsi) bagi hasil yang diperoleh dan resiko yang timbul serta ketentuan penarikan dana sesuai dengan akad.
4) Tabungan iB Rencana
Merupakan simpanan berjangka yang dikelola dengan prinsip bagi hasil, untuk memenuhi perencanaan pendidikan dan multiguna di masa yang akan dating, sekaligus memberikan manfaat proteksi asuransi jiwa secara cuma-cuma.
Akad yang digunakan yaitu Mudharabah Mutlaqah, dimana Bank (mudharib) diberikan kuasa penuh oleh penabung (shahibul maal) untuk menggunakan dana tersebut tanpa larangan/batas dan Bank (mudharib) wajib memberitahukan kepada penabung (shahibul maal) mengenai nisbah (bagi hasil)
32 keuntungan yang diperoleh dan risiko yang timbul serta ketentuan penarik dana sesuai dengan akadnya.
Manfaat dari produk ini adalah:
a) Kepastian dana untuk pendidikan sesuai rencana.
b) Investasi untuk kebutuhan multiguna dan masa depan.
c) Sarana investasi dengan bagi hasil yang menguntungkan dan kompetitif.
d) Mengingatkan kedisplinan penabung untuk menabung.
Fasilitas yang diperoleh:
a) Autodebet rekening tabungan iB Siaga dan Giro iB.
b) Stater kit terdiri dari Buku Tabungan, Sertifikat Tabungan, Sertifikat Asuransi dan Buku Panduan.
c) Setoran insidentil yang dapat dilakukan setiap saat sehingga akumulasi saldo lebih cepat meningkat.
d) Real time online di seluruh outlet Bank Bukopin dan Bank Syariah Bukopin.
e) Perlindungan asuransi gratis :
(1) Apabila nasabah meninggal dunia, maka setoran bulanan akan diteruskan hingga maksimal Rp. 500 juta/nasabah.
(2) Mendapatkan santunan duka sebesar 29x setoran bulan maksimal Rp.100 juta/nasabah (untuk nasabah yang meninggal akibat kecelakaan).
33 Persyaratan dan ketentuaannya:
a) Pilihan manfaat untuk Pendidikan dan Multiguna b) Diperuntukan bagi perorangan.
c) Setoran bulanan : Rp 100.000 – Rp. 5.000.000,- d) Jangka waktu kontrak : 1 – 18 tahun.
e) Wajib memiliki Tabungan iB Siaga atau Giro iB.
f) Pencairan dana Pendidikan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan jenjang pendidikan minimal setelah 3 tahun menabung.
g) Pencairan dana Multiguna hanya dapat dilakukan di akhir kontrak.
5) Tabungan iB Haji
Adalah simpanan untuk perorangan dalam bentuk mata uang rupiah yang mempunyai rencana menunaikan ibadah Haji atau Umroh. Akad yang digunakan adalah akad wadi’ah yad dhamanah.
Manfaat dari produk ini adalah:
a) Keamanan dana terjamin
b) Kemudahan dalam menrencanakan ibadah Haji/Umroh c) Setoran ringan
Fasilitas yang diberikan yaitu:
34 a) On-line dengan SISKOHAT Kementrian Agama Pusat
b) Asuransi jiwa
c) Real time on line di seluruh outlet Bank Bukopin dan Bank Syariah Bukopin
d) Bonus berupa gift menarik Persyaratan dan ketentuan:
a) Diperolehan bagi perorangan
b) Tanda Pengenal : KTP/SIM/Paspor c) Setoran Awal : Rp. 500.000,-
d) Saldo minimum SISKOHAT : Sesuai ketentuan Kementrian Agama
e) Dana tidak dapat diterik kecuali rekening ditutup b. Giro iB
Merupakan simpanan yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikan dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau sarana perintah pembayaran lainnya atau melalui pemindah bukuaan.
Akad yang digunakan dalam produk ini adalah wadi’ah yad dhamanah yang berarti Bank dapat memanfaatkan dana dan menyalurkan dana yang disimpan serta menjamin bahwa dan tersebut dapat ditarik setiap saat oleh nasabah.
Manfaat dari produk ini adalah:
35 a) Keamanan dana terjamin
b) Dapat dicairkan sewaktu-waktu
c) Dapat digunakan sebagai referensi Bank d) Dapat dijadikan jaminan pembiayaan
e) Dapat ditarik dan disetor di seluruh outlet Bank Syariah Bukopin dan Bank Bukopin
f) Real time online
Fasilitas yang diberikan:
a) Buku cek atau bilyet giro
b) Pengiriman laporan rekening Koran setiap bulan dalam bentuk statement
c) Bank sesuai kebijakannya dapat memberikan bonus yang tidak diperjanjikan di awal
Persyaratan dan kententuannya sebagai berikut:
a) Diperuntukan bagi perorangan dan badan usaha b) Mengisi Aplikasi Pembukuan Rekening
c) Menyerahkan fotocopy Kartu Identitas Diri (KTP/SIM/Paspor) d) Khusus badan hokum, menyerahkan fotocopy dokumen yang
terkait dengan identitas usaha : SIUP, NPWP, Akta Pendirian, Izin Usaha, dll.
e) Setoran awal :
36 Perorangan & Koperasi Rp. 1.000.000,-
Yayasan & Perusahaan Rp. 2.000.000,- c. Deposito iB
Merupakan jenis simpanan dalam mata uang rupiah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian yang disepakati antara deposan dengan pihak bank.
Pilihan yang aman dan tepat untuk menyimpan dana yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan akad mudharabahmutlaqah yaitu system bagi hasil, dimana bank diberikan kekuasaan penuh oleh deposan untuk menggunakan dana tersebut tanpa larangan / batasan dan bank memberitahukan kepada penabung mengenai nisbah yang diperoleh.
Manfaat dari produk ini adalah : a) Keamanan dana terjamin
b) Sarana investasi berjangka sesuai syariah c) Bebas biaya administrasi bulanan
d) Bagi hasil yang kompetitif berdasarkan nisbah yang disepakati e) Dapat digunakan sebagai referensi Bank
f) Dapat digunakan sebagai jaminan pembiayaan Fasilitas yang diberikan :
a) Dapat diperpanjang otomatis (Automatic Roll Over) b) Jangka waktu fleksibel 1, 3, 6, dan 12
37 c) Bagi hasil dapat diambil tunai, transfer atau pemindahbukuan
Persyaratan dan ketentuan :
a) Diperuntukkan bagi perorangan dan badan usaha b) Mengisi aplikasi pembukaan rekening Deposito iB.
c) Menyerahkan fotocopy Kartu Identitas Diri (KTP/SIM/Paspor) d) Khusus badan hokum, menyerahkan fotocopy dokumen yang
terkait dengan identitas usaha : SIUP, NPWP, Akta pendirian, Ijin usaha, dll.
e) Nominal minimum : Rp. 1.000.000,- f) Administrasi bulanan : Tidak ada g) Pajak bagi hasil : 20%
h) Denda/penalty pencairan sebelum jatuh tempo
Nominal s/d Rp. 100.000.000 : Rp25.000,- Nominal Rp. 100.000.001 s/d Rp 1 M : Rp50.000,-
Nominal > Rp1M : Rp100.000,-
2. Produk Jasa Bank Syariah Bukopin a. Cash Management
Cash management adalah layanan perbankan elektronik yang memudahkan nasabah dalam melakukan akses inquiry saldo dan transaksi secara Real Time On Line melalui terminal computer dari lokasi usaha masing-masing sehingga pengelolaan keuangan menjadi lebih efektif, efisien, dan tersentralisasi.
38 Manfaatnya yaitu :
1) Real Time On Line.
2) Mengetahui saldo simpanan setiap saat.
3) Mencetak rekening koran kapan pun.
4) Pemindahbukuan langsung tanpa harus datang ke bank.
5) Transfer (RTGS & LLG) langsung tanpa harus datang ke bank.
6) Dioperasikan di sistem operasi windows.
7) Multi user, kewenangan user ditentukan nasabah.
8) Data dapat didownload dalam bentuk teks, lotus, dan database.
Fasilitas yang diberikan:
1) Inquiry saldo, melihat saldo dan nomor rekening yang didaftarkan : a) Giro
b) Deposito c) Pembiayaan d) Jadwal Angsuran
e) Nomor rekening pihak ketiga di BSB dan Bank Bukopin 2) Overbook (pemindah bukuan), melakukan pemindah bukuan dana
dari giro ke rekening Bank Syariah Bukopin atau Bank Bukopin.
a) Normal transfer (hari yang sama) b) Future transfer (maks H + 7)
c) Otorisasi oleh maker, checker, approval
3) Transfer, pengalihan dana dari suatu rekening ke rekening lain
39 yang terdaftar.
a) RTGS (cut off : 14.00) b) LLG (cut off : 11.00)
c) Otorisasi oleh maker, checker, approval
4) Summary (mutasi rekening), informasi mutasi rekening giro, Mutasi hari ini.
b. Wakaf Uang
Wakaf Uang adalah yang dilakukan seseorang, kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang yang dapat dikelola secara produktif dan hasilnya dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan ekonomi umat.
c. Save Deposit Box
Save Deposit Box adalah jasa bagi nasabah untuk menyimpan barang-barang berharga dan dokumen pribadi yang rahasia dengan sistem pengaman yang berteknologi tinggi.
Manfaatnya yaitu :
1) Memberikan keamanan dan kenyamanan
2) Menyimpanan semua barang-barang berharga anda Fasilitasnya adalah :
1) Dilengkapi dengan teknologi modern 2) Tersedia dalam beberapa ukuran
3) Pembayaran sewa Save Deposit Box langsung 3 tahun diberikan
40 bebas sewa 1 tahun tanpa biaya.
Persyaratan dan ketentuan:
1) Peruntukan bagi perorangan dan badan usaha 2) Memiliki rekening di Bukopin Syariah 3) Tanda Pengenal : KTP, SIM, atau Paspor
4) Khusus badan hukum : SIUP, NPWP, Akta Pendirian, Izin Usaha, dll
5) Mengisi Aplikasi d. SMS Banking
Fasilitas layanan kepada nasabah untuk melakukan transaksi perbankan berbasis teknologi tinggi. SMS banking bermanfaat bagi nasabah yaitu nasabah dapat mengaksesnya kapan dan dimana saja, aman dan nyaman, layanan 24 jam, memiliki banyak manfaat dalam satu layanan, mudah cara menggunakannnya, dan dapat membayar segala tagihan.
e. ATM
Fasilitas layanan kepada nasabah untuk melakukan transaksi perbankan dengan perangkat mesin ATM (Automated Teller Machine) yang dimiliki atau ditunjuk oleh Bank Syariah Bukopin.
Manfaatnya adalah : 1) Penarikan tunai dengan cepat 2) Praktis dan aman
41 3) Bebas antri
4) Dapat dilakukan kapan dan dimana saja
5) Fasilitas untuk membayar berbagai jenis tagihan 6) Bebas biaya administrasi bulanan
Fasilitas yang diberikan:
1) Informasi saldo 2) Tarik tunai 3) Pemindah bukuan 4) Fund transfer
5) Pembayaran tagihan ( listrik, PAM, telepon, HandPhone, dan kertu kredit).
6) Pembelian pulsa
7) Pembayaran Zakat, Infaq, dan Sadaqah Persyaratan dan ketentuan:
1) Diperuntukkan bagi perorangan
2) Memiliki tabungan iB SIAga Bank Syariah Bukopin 3) Mengisi formulir kartu ATM
4) Gratis administrasi bulanan f. Kliring
Produk jasa yang disediakan untuk menjembatani tukar menukar surat berharga (cek, bilyet giro, warkat) yang diterbitkan perbankan antara bank-bank yang menjadi anggota kliring. Anggota
42 kliring ditentukan oleh Bank Indonesia.
Ketentuannya :
1) Warkat yang dapat dikliringkan : cek, bilyet giro serta warkat kredit dan debet dengan format standar yang telah ditentukan Bank Indonesia.
2) Bilyet kliring & tolakan kliring : sesuai ketentuan yang berlaku.
g. Transfer
Produk jasa yang disediakan Bank Syariah Bukopin untuk memindahkan sejumlah dana atas perintah si pemberi amanat dari Kantor Cabang Bank Syariah Bukopin kepada penerima transfer pada bank lain atau pemindahan dana dari bank lain untuk nasabah Bank Syariah Bukopin sebagai penerima. Biaya transfer untuk nasabah &
non-nasabah sesuai ketentuan yang berlaku.
h. BI-RTGS
BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana dalam mata uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara online antar peserta per transaksi secara individual. Sistem BI-RTGS diselenggarakan Bank Indonesia.
Peserta dari BI-RTGS ini adalah :
Seluruh Bank dan pihak selain Bank, yang dibedakan menjadi peserta langsung dan peserta tidak langsung.
1) Peserta Langsung adalah peserta yang dapat melakukan transaksi RTGS Terminal milik peserta.
43 2) Peserta tidak langsung pelaksanaannya dilakukan oleh BI
menggunakan RTGS Terminal milik BI.
Manfaatnya yaitu:
1) Pengiriman dana lebih cepat.
2) Dana lebih aman, dengan jaminan keamanan sistem penyelenggaraan.
Mekanismenya:
1) Nasabah memberikan instruksi kepada bank untuk mentransfer dananya ke bank lain.
2) Bank pengirim memproses transfer pada komputer RTGS Terminal (RT), selanjutnya ditransmisikan ke RTGS Central Computer (RCC) di BI.
3) RCC memproses transfer dana
4) Informasi transfer telah diselesaikan (settled) akan ditransmisikan secara otomatis oleh RCC ke RT bank pengirim dan bank penerima 5) Bank penerima meneruskan transfer dana ke rekening penerima i. Payment Point
Fasilitas jasa perbankan yang memberikan jasa kepada nasabah untuk melakukan pembayaran (melalui counter Teller & ATM) atas tagihan-tagihan yang bersifat rutin.
j. Internet Banking
Internet Banking adalah fasilitas layanan yang diberikan kepada nasabah Bank Syariah Bukopin untuk melakukan transaksi
44 perbankan melalui internet, kapan saja, dimana saja, yang mempermudah penggunanya memperoleh info rekening, transfer, pembayaran tagihan dan pembelian voucer prabayar yang dilengkapi fitur SMS Token yang dapat meningkatkan keamanan transaksi melalui internet banking.
k. Kartu iB SIAga Visa Electron
Jasa yang diberikan kepada nasabah untuk dapat melakukan transaksi belanja dan transaksi lainnya di marchant atau ATM yang berlogo VISA atau VISA Electron.
l. Virtual Account
Virtual Account adalah layanan berbasis sistem teknologi yang berisi rincian transaksi-transaksi secara terperinci (nomor sub rekening bayangan dari satu rekening yang bertujuan untuk mengakomodir keinginan nasabah dalam identifikasi transaksi setoran yang masuk ke rekening).
3. Produk Pembiayaan Bank Syariah Bukopin a. Pembiayaan iB Jual-Beli (murabahah)
Merupakan pembiayaan jual beli dengan harga perolehan ditambah dengan margin yang telah disepakati untuk memenuhi konsumsi maupun modal kerja dan investasi.
Persyaratan pembiayaan jual beli dapat digambarkan dengan tabel sebagai berikut :
45 Tabel 3.1
Persyaratan Pembiayaan Jual Beli
NO JENIS DOKUMEN PEGAWAI WIRASWASTA PROFESIONAL
1 Copy identitas diri   
2 Copy surat nikah   
3 Copy kartu keluarga   
4 Surat izin praktik/ Sk Profesional
- - 
5 Salinan rekening Koran/ tabungan 3 bulan terakhir
  
6 Slip gaji asli tiga bulan terakhir
 - -
7 Salinan rekening PLN/PAM/TLP
  
8 Surat keterangan perusahaan/ Sk pengangkatan
pegawai
 - -
9 NPWP/SPT PPH 21   
10 Laporan Neraca, Laba/Rugi
-  -
11 Akta pendirian perusahaan
-  -
12 Copy SIUP, TDP   -
b. Pembiayaan iB Kepemilikan Mobil
Merupakan fasilitas pembiayaan kepemilikan mobil yang menggunakan akad murabahah. Yaitu jual beli barang sebesar harga
46 perolehan ditambah dengan margin yang telah disepakati. Adapun dokumen-dokumen yang disyaratkan untuk Pembiayaan iB Mobil dapat digambarkan dengan table sebagai berikut :
Tabel 3.2
Persyaratan Pembiayaan iB Mobil
NO KETERANGAN UMUM KARYAWAN PROFESIONAL
1 Fotocopy KTP
(Suami/Istri/KK/Surat Nikah)
  
2 Fotocopy rekening tabungan/ giro 3 bulan terakhir
  
3 Fotocopy tagihan PLN/PAM/TLP dan Karti Kredit
  
4 Fotocopy NPWP   
5 Slip gaji bulan terakhir (asli) dan surat keterangan kerja
-  -
6 Surat izin kerja / tanda profesi
- - 
7 Keterangan penghasilan  - 
c. Pembiayaan iB Kepemilikan Rumah
Merupakan fasilitas pembiayaan kepemilikan rumah tinggal, ruko, rukan, apartemen, atau rumah peristirahatan (vila) baik kondisi baru maupun lama dan prioritas pembiayaan untuk kepemilikan pertama dan ditempati sendiri. Akad yang digunakan dalam produk ini adalah akad murabahah.
47 Adapun dokumen sebagai persyaratan dalam produk ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3.
Persyaratan Pembiayaan iB Kepemilikan Rumah
NO KETERANGAN UMUM KARYAWAN PROFESIONAL
1 Fotocopy KTP
(Suami/Istri/KK/Surat Nikah)
  
2 Fotocopy rekening tabungan / giro 3 bulan terakhir
  
3 Fotocopy tagihan PLN/PAM/TLP dan kartu kredit
  
4 Fotocopy NPWP  
5 Slip gaji bulan terakhir (asli) dan surat keterangan kerja
-  -
6 Surat izin kerja / tanda profesi
- - 
D. Prosedur Take over pada Pembiayaan Murabahah Yang Dilakukan oleh PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi
1. Persiapan Fasilitas Take over
a. Calon nasabah mengisi formulir aplikasi pengajuan dan menyerahkannya beserta dokumen yang dipersyaratkan.
b. Formulir aplikasi pengajuan yang telah diisi oleh calon nasabah disertai dokumen yang dipersyaratkan diterima oleh account manager.
48 c. Account manager menerima formulir aplikasi pengajuan calon nasabah
dan mengecek kelengkapan dokumen.
2. Analisis Pembiayaan
a. Melakukan verifikasi identitas nasabah seperti mencocokkan nama dan alamat nasabah sesuai dengan KTP, akta nikah, kartu keluarga, dan rekening pribadi.
b. Melakukan verifikasi pendapatan-pendapatan baik itu penghasilan tetap nasabah maupun penghasilan tidak tetap calon nasabah.
c. Pemeriksaan kondisi pembiayaan calon nasabah melalui unit support pembiayaan dengan tujuan untuk mengetahui apakah calon nasabah tidak termasuk daftar pembiayaan bermasalah yang dikeluarkan oleh bank Indonesia.
3. Realisasi Pembiayaan
a. Berdasarkan keputusan komite pembiayaan yang tertuang dalam UP, maka account manager menyusun offering yang berisikan hasil offering letter rangkuman dari keputusan komite pembiayaan.
b. Offering latter diserahkan kepada USP, untuk dilakukan review.
c. Offering latter diserahkan kepada nasabah, apabila nasabah menyetujui dan menyanggupi persyaratan dan kondisi yang telah ditetapkan, maka nasabah menandatangani offering latter tersebut.
d. Setelah menerima offering letter yang telah ditandatangani oleh
49 nasabah maka USP, akan menyiapkan akad.
e. Akad pembiayaan akan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
f. Setelah USP melakukan prosedur yang akan diperlukan maka account manager bias menerbitkan memorandum dropping pembiayaan dan menginput data customer base.
g. Setelah account manager semua persyaratan yang diminta komite maka USP melakukan pemeriksaan terakhir.
h. Memorandum dropping selanjutnya dimintakan persetujuan operasional manager untuk diproses pencairan.
i. Sebelum memberikan persetujuan pencairan operational manager melakukan pemeriksaan persyaratan dropping.
j. Operational manager memberikan persetujuan dropping pembiayaan setelah melakukan pemeriksaan dan semua persyaratan telah dilengkapi oleh account manager.
k. Setiap pencairan pembiayaan harus mendapat otorisasi dari operasional manager.
4. Pencairan Pembiayaan.
E. Persyaratan prosedur take over
Adapun syarat bagi nasabah yang ingin melakukan proses take over ini adalah :
1. Persyaratan Calon Nasabah Take over
a. Perorangan (WNI) cakap hukum yang berusia minimal 21 tahun atau
50 maksimal 55 tahun untuk karyawan dan 60 tahun untuk wiraswasta atau propesional pada saat jatuh tempo pembiayaan.
b. Dapat diajukan oleh pasangan suami istri dengan sumber penghasilan untuk angsuran diakui secara bersama (joint income)
c. Dapat diajukan dengan sumber pendapatan gabungan dari gaji karyawan dan penghasilan sebagai wiraswata atau professional.
d. Untuk akad murabahah dimungkinkan uang muka 0% dengan syarat calon nasabah bersedia menyerahkan agunan tambahan yang diminta oleh bank.
e. Dilindungi oleh asuransi jiwa sehingga pembiayaan akan dilunasi oleh perusahaan asuransi apabila nasabah meninggal dunia.
2. Persyaratan Administrative untuk Pengajuan a. Formulir permohonan pembiayaan untuk individu b. Fotocopy KTP dan kartu keluarga
c. Fotocopy NPWP untuk flafon pembiayaan diatas 100 juta d. Fotocopy surat nikah (bila sudah menikah)
e. Asli slip gaji dan surat keterangan kerja (untuk pegawai atau karyawan.
f. Fotocopy mutasi rekening buku tabungan atau statement giro 3 bulan terakhir
g. Fotocopy rekening telepon dan listrik 3 bulan terakhir.
51 h. Laporan keuangan atau laporan usaha (untuk wiraswasta dan
professional)
i. Fotocopy dokumen bangunan yang akan dibeli: SHM/SHGB,IMB dan denah bangunan.
3. Biaya Administrasi dan Biaya Lain
a. Biaya administrasi dikenakan pada nasabah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Biaya notaris atau PPAT dan pengikatan agunan (termasuk pengecekan kesahan sertifikat) serta biaya balik nama.
c. Biaya premi asuransi jiwa dan asuransi kebakaran d. Biaya taksasi agunan.10
F. Mekanisme Prosedur Take over Bank Syariah Bukopin
5. Bank menjual kembali ke nasabah dengan marjin
1. Nasabah mengajukan permohonan
3. Nasabah melunasi hutangnya 2. Bank melakukan pengikatan 4. Nasabah menjual aset ke bank
10Bank Syariah Bukopin, Buku Panduan Produk Bank Bukopin, ( Jakarta: Bank Bukopin, 2010) hal 15-16
Bank Konvensional
Nasabah Bank Syariah
Bukopin
52 6. Nasabah menandatangani akad murabahah
Dan melunasi qard Gambar : Skema Prose Take over Bank Syariah Bukopin Penjelasan:
1. Nasabah mengajukan permohonan, dan nasabah meminta Bank Bukopin untuk mengambil alih hutang tersebut dari bank konvensional, pada proses ini nasabah diminta mengisi formulir aplikasi take over untuk diserahkan pada bank. Setelah itu bagian marketing akan menilai apakah nasabah layak diberi fasilitas take over, dan apakah nasabah tersebut tidak mempunyai masalah pada bank asal, serta menilai apakah jaminan nasabah sesuai dengan jumlah hutang pada bank konvensional sebelum dilakukan penyerahan jaminan asli bukti pemilik agunan pembiayaan dilakukan verifikasi keabsahannya oleh notaris PPAT yang merupakan rekan bank yang telah disetujui oleh pihak bank asal ke badan pertahanan nasional. Apabila asli bukti kepemilikan agunan pembiayaan tidak dapat diserahkan oleh calon nasabah maka pengecekan dapat dilakukan dengan cara mencocokan copy sertifikat dengan informasi agunan yang ada dalam hasil BI checking dan dipastikan berapa hutang nasabah di bank yang akan di take over oleh Bank Bukopin.
2. Selanjutnya dilakukan Pengikatan oleh pihak bank atau pihak legal setelah permohonan take over nasabah disetujui11,
11 Aulia Ade Putra, Pihak Legal Bank Syariah Bukopin, Wawancara Pribadi, Bukittinggi 07 Maret 2016
53 3. Kemudian Perhitungan pelunasan yang dilakukan oleh pihak bank, dimana pihak bank akan melakukan penghitungan hutang nasabah pada bank asal, mulai dari hutang pokok sampai dengan pelunasan biaya angsuran perbulannya.
4. Setelah itu Pelunasan atau pembayaran dana take over dilakukan oleh bank secara tunai atau over booking ke rekening. Pinjaman atas nama nasabah yang bersangkutan di bank asal sebesar kewajibannya, setelah bank menerima cover note dari pihak asal yang menyatakan setelah pihak bank asal menyatakan secara efektif menerima kewajiban calon nasabah, maka akan dilakukan pelepasan atas sertifikat agunan dengan menyerahkan kepada Bank Syariah Bukopin berupa rincian total kewajiban nasabah yang akan di take over asli bukti kepemilikan agunan dan bukti pelunasan pembiayaan atas nama calon nasabah.
5. Selanjutnya Penyerahan jaminan atau menjual kembali ke nasabah dengan ketentuan margin, dimana pihak bank asal nasabah take over menyerahkan atau melepaskan jaminan nasabah yang sebelumnya dijaminkan untuk diserahkan kepada bank syariah. Dan jaminan tersebut harus sama dengan jaminan yang diserahkan pada bank asal contohnya jaminannya sertifikat tanah maka jaminan yang akan diserahkan pada Bank Bukopin haruslah sertifikat tanah juga.
6. Setelah itu barulah nasabah menandatangani akad murabahah yang telah disepakati dan nasabah melunasi kewajiban tiap bulannya di bank
54 yang menerima take over nasabah tersebut.
Pada Bank Syariah Bukopin fasilitas take over tentunya memiliki keuntungan, salah satu keuntungan ekonomis yang didapat Bank Bukopin yaitu keuntungan margin pada tiap bulannya yang bisa saja berubah dan disesuaikan dengan flafon pembiayaan dari proses take over tersebut, dan biaya administrasi dari setiap fasilitas yang diajukan nasabah. Dan keuntungan yang didapat oleh nasabah adalah tambahan flafon pembiayaan dari jumlah pembiayaan pada bank sebelumnya, dan ditentukan dengan besarnya jaminan yang diberikan oleh nasabah12.
Dalam pelaksanaanya proses take over dilaksanakan menggunakan akad murabahah pada saat nasabah ingin menambah jumlah pembiayaannya pada Bank Syariah Bukopin. Pada saat proses take over ini terdapat beberapa kemungkinan yang menjadi pertimbangan bagi bank dalam pengambialihan hutang nasabah, pertimbangan tersebut adalah apakah Bank Bukopin mentake over dengan menetapkan margin yang ditetapkan oleh kesepakatan dua belah pihak tidak akan selalu sama atau berubah (plus bunga) atau bank hanya men take over hutang pokok nasabah saja,
Sesuai dengan hasil kutipan wawancara dengan pimpinan cabang dan pihak legal Bank Bukopin Cabang Bukittinggi yaitu:
12Imdibkri, Pimpinan Cabang Bank Syariah Bukopin Bukittinggi, Wawancara Pribadi, Bukittinggi 20 Juni 2016
55 Pengambilalihan hutang plus bunga atau ketetapan margin yang tidak selalu sama (berubah) yang dilakukan dengan tujuan bahwa jika melakukan suatu kebaikan hendaklah dilakukan dengan tuntas jangan setengah-setengah, filosofinya, sama seperti membeli seorang budak, kita seorang umat Islam harus membeli dengan tujuan menyelamatkan budak tersebut, padahal membeli budak dalam ajaran Islam dilarang. Akan Tetapi demi menyelamatkan hidup seorang budak tersebut maka kita harus membelinya.
Dalam pelaksanaannya Bank Syariah Bukopin juga mensyaratkan adanya jaminan dan agunan dalam proses take over tersebut, jaminan yang diberikan harus sama dengan jaminan yang telah ada. Dan apabila jaminan yang sebelumnya berupa sertifikat tanah maka, jaminan yang diberikan nasabah setelah take over haruslah sertifikat tanah pula. Hal ini disebabkan karena jika jaminan berbeda maka keabsahan akad yang digunakan akan menjadi rusak. Bukankah syarat sah akad tersebut haruslah jelas objeknya atau bendanya, jika objek tersebut tidak jelas maka, akad yang kita buat akan rusak dan transaksi yang telah dilakukan akan menjadi dosa.
56 BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT Bank Bukopin Syariah Cabang bukittinggi dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:
1. Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi memberikan fasilitas take over dengan menetapkan hutang pokok dan hutang plus bunga.
2. Proses take over pada PT bank syariah bukopin cabang bukittinggi sudah menerapkan dan mengaplikasikan aturan – aturan syariah dalam pelaksanaannya, hal ini terlihat dari tujuan dasar take over ini ialah untuk membantu masyarakat untuk beralih dari transaksi yang non syariah ke transaksi yang berbasis syariah dalam setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarkat.
3. Nasabah maupun pihak bank sama- sama mendapatkan keuntungan dari take over ini, keuntungan yang didapat oleh bank yaitu dari biaya administrasi dari pembiayaan take over maupun margin yang diperoleh setiap bulannya, sedangakan keuntungan bagi nasabahnya ialah keuntungan yang berupa penambahan flafond pembiayaan yang tentunya lebih besar dari bank asal.
4. Tujuan bank bukopin syariah cabang bukittinggi lebih mengutamakan take over dari bank konvensional dan tidak menerima nasabah yang berasal dari bank syariah adalah karena proses take over yang dilakukan dari bank syariah ini akan dapat mengurangi keabsahan akad atau menciderai akad.