Universitas Kristen Maranatha ii
ABSTRAK
Pajak merupakan sumber dana yang berkontribusi paling besar dalam membiayai Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) negara kita. Sehingga ada tuntutan agar penerimaan di bidang sektor pajak harus terus meningkat.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat penerimaan pajak penghasilan badan sebelum dan sesudah pemeriksaan khusus, serta mengetahui seberapa besar konstribusi hasil pemeriksaan khusus terhadap penerimaan pajak penghasilan badan.
Objek penelitian pada penulisan skripsi ini adalah tingkat penerimaan pajak penghasilan badan sebelum dan sesudah pemeriksaan khusus untuk tahun anggaran 2004. Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah KPP Bandung Tegallega. Pemeriksaan khusus yang dimaksud adalah pemeriksaan khusus yang dilaksanakan dan diselesaikan pada tahun 2004, terhadap SPT Tahunan pajak penghasilan Wajib Pajak badan Tahun 2003.
Penelitian ini bersifat deskritif dengan menggunakan metode studi kasus dimana data yang diperoleh selama penelitian ini akan dianalisis dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori-teori yang ada.
Hipotesa yang diambil adalah ”Terdapat perbedaan yang signifikan antara penerimaan pajak penghasilan badan sebelum pemeriksaan khusus dan sesudah pemeriksaan khusus” Hipotesa diuji dengan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan penelitian di KPP Bandung Tegallega yang kemudian diolah dan diuji dengan Paired Sample T-test.
Hasilnya tingkat penerimaan PPh badan dari 19 Wajib Pajak sebelum pemeriksaan khusus Rp. 2.556.140.037 dan sesudah pemeriksaan khusus naik sebesar Rp. 3.393.430.876, koreksi fiskal positif Rp. 687.622.622 ditambah denda Rp. 139.668.217 merupakan tambahan penerimaan pajak penghasilan badan dari hasil pemeriksaan khusus yakni sebesar Rp. 827.290.839 dan hasil uji statistik menunjukkan nilai t hitung lebih kecil daripada t tabel atau-2,760 <-2,1809.
Universitas Kristen Maranatha iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK...ii
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH………...iii
DAFTAR ISI……….v
DAFTAR TABEL………...x
DAFTAR GAMBAR………xi
DAFTAR LAMPIRAN……….xii
BAB I PENDAHULUAN……….1
1.1.Latar Belakang masalah………..1
1.2.Identifikasi Masalah………6
1.3.Tujuan Penelitian………6
1.4.Kegunaan Penelitian………6
1.5.Rerangka Pemikiran………7
1.6.Alat Uji Hipotesis………...10
1.7.Waktu dan Lokasi Penelitian………..11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….12
2.1 Pajak………....12
2.1.1 Pengertian Pajak………. 12
2.1.2 Peran dan Fungsi Pajak………...13
2.1.2.1 Peran Pajak Dalam Pembangunan………..13
2.1.2.2 Fungsi Pajak………14
2.1.3 Sistem Pemungutan Pajak………...14
2.1.4 Pembagian Pajak menurut Golongan, Sifat Dan Pemungutannya………16
2.1.5 Pengertian Istilah Pajak di Indonesia………..17
Universitas Kristen Maranatha iv
2.2.1 Pajak Penghasilan………....18
2.2.2 Subjek Pajak Penghasilan………....19
2.2.3 Objek Pajak Penghasilan………..20
2.2.4 Penghasilan Kena Pajak………...22
2.2.5 Tarif Pajak Penghasilan……… ………23
2.2.6 Cara Pelunasan Pajak………...24
2.3 Surat Pemberitahuan……….25
2.3.1 Pengertian Surat Pemberitahuan………..25
2.3.2 Jenis-jenis Surat Pemberitahuan………..26
2.4 Pemeriksaan Pajak……… ……...26
2.4.1 Pengertian Pemeriksaan Pajak………..26
2.4.2 Mekanisme Pemeriksaan Pajak………....27
2.4.3 Tujuan Pemeriksaan Pajak………...29
2.4.4 Ruang Lingkup Pemeriksaan Pajak……….30
2.4.5 Norma Pemeriksaan Pajak………… ………...31
2.4.6 Pedoman Pemeriksaan Pajak………...36
2.4.7 Jenis-jenis Pemeriksaan Pajak………...38
2.4.8 Tata Cara Pemeriksaan Pajak………..39
2.4.9 Tahap-tahap Pemeriksaan Pajak………..42
2.5 Pemeriksaan Khusus……… ………45
2.5.1 Tata Cara Pemeriksaan khusus………....46
2.5.2 Ruang Lingkup Pemeriksaan Khusus………..48
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN……….49
3.1 Objek Penelitian………...49
3.1.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Bandung Tegallega………..49
Universitas Kristen Maranatha v
3.1.3 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak
Bandung Tegallega……….54
3.1.4 Uraian Tugas Kantor Pelayanan Pajak Bandung Tegallega……….58
3.2 Metode Penelitian………....65
3.2.1 Metode Yang Digunakan……….65
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data………...66
3.2.3 Operasionalisasi Variabel……….... 67
3.2.4 Analisa Data Dan Pengujian Hipotesis………....68
3.2.5 Rancang Uji Hipotesis……….69
3.2.6 Statistika………..70
3.2.6.1 Prosedur SPSS………....70
3.2.6.2 Cara Mengambil Keputusan………71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………72
4.1 Hasil Penelitian………72
4.1.1 Pemeriksa Pajak di KPP Bandung Tegallega………..72
4.1.1.1 Kompetensi Pemeriksa………72
4.1.1.2 Independensi Pemeriksaan………...73
4.1.2 Pelaksanaan Pemeriksaan Khusus di KPP Tegallega……...74
4.1.2.1 Pelaksanaan Pemeriksaan khusus………...74
4.1.2.2 Tingkat Penerimaan Pajak Penghasilan Badan Sebelum Pemeriksaan Khusus………..76
4.1.2.3 Tingkat Penerimaan Pajak Penghasilan Badan Sesudah Pemeriksaan Khusus………..77
Universitas Kristen Maranatha vi
Sesudah Pemeriksaan Khusus……….79
4.2.2 Penghitungan Statistik dan Prosedur SPSS……….80
4.2.3 Konstribusi Pemeriksaan Khusus Terhadap Pencapaian Target Penerimaan Pajak Penghasilan Badan Di KPP Bandung Tegallega………86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. .89
5.1 Kesimpulan………..89
5.2 Saran-saran………..90
DAFTAR PUSTAKA……… 91 Riwayat Hidup
Lampiran-lampiran
Universitas Kristen Maranatha vii
Daftar Tabel
Tabel 1 Realisasi Penerimaan Pajak dari 2002-2004 3 Tabel 2.1 Tarif Wajib Pajak Orang Pribadi 23 Tabel 2.2 Tarif Wajib Pajak Badan 23 Tabel 3.1 Tabel Perbandingan Variabel dependen 68 Tabel 4.1 Tingkat Penerimaan Pajak Penghasilan Badan 76
Sebelum Pemeriksaan Khusus
Tabel 4.2 Tingkat Penerimaan Pajak Penghasilan Badan 77 Sesudah Pemeriksaan khusus
Tabel 4.3 Penerimaan Pajak Sebelum Pemeriksaan Khusus 82 Sesudah Pemeriksaan khusus
Tabel 4.4 Hasil Olahan SPSS 83 Tabel 4.5 Rencana Dan Realisasi Penerimaan Pajak Di KPP Bandung Tegallega Tahun Anggaran 2004 86 Tabel 4.6 Konstribusi Pemeriksaan Khusus Terhadap Realisasi Penerimaan Pajak Di KPP Bandung Tegallega
Universitas Kristen Maranatha viii
Daftar Gambar
Universitas Kristen Maranatha ix
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Hasil Pemeriksaan Khusus Di KPP Tegallega Untuk Tahun Anggaran 2004. Lampiran 2 Anggaran Dan Realisasi Di KPP Tegallega Untuk Tahun Anggaran 2004. Lampiran 3 Struktur Organisasi Di KPP Bandung Tegallega.
Anggaran dan Realisasi KPP Tegallega
Anggaran Realisasi
Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Kemandirian suatu negara dapat dilihat dari sumber-sumber penerimaan baik
untuk pembiayaan pemerintah maupun untuk pembangunan. Sebagaimana terlihat
pada APBN, sumber penerimaan negara pada dasarnya terbagi menjadi 2 sumber
utama yaitu penerimaan dalam negeri dan pinjaman luar negeri. Semakin besar
pinjaman LN maka dapat dikatakan semakin tidak mandiri pelaksanaan pemerintahan
dan pembangunan di negara dimaksud. Untuk itu pada masa sekarang ini pemerintah
mulai mengurangi ketergantungan terhadap penerimaan dari luar negeri dan berupaya
untuk meningkatkan penerimaan dari dalam negeri.
Penerimaan dalam negeri pada prinsipnya dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu
penerimaan bukan pajak dan penerimaan pajak. Penerimaan bukan pajak seperti
penerimaaan dari minyak bumi dan gas alam sangat tergantung kepada pasar minyak
dunia dan kebijakan OPEC. Demikian pula penerimaan dari ekspor non migas yang
senantiasa dipengaruhi oleh kebijakan negara tujuan ekspor dan negara pesaing
seperti kuota impor, dumping, dan lain-lain. Sedangkan penerimaan pajak merupakan penerimaan yang paling aman dan handal, karena ia bersifat fleksibel, dan menjadi
salah satu instrumen bagi pemerintah untuk mengatur perekonomian, yang lebih
mudah untuk dipengaruhi dibandingkan dengan penerimaan bukan pajak Pengaruh
Universitas Kristen Maranatha 2
dengan mengeluarkan paket-paket kebijakan baru mengenai pajak.
Kebijakan-kebijakan baru yang dikeluarkan pemerintah tujuan utamanya untuk membantu
meningkatkan konstribusi penerimaan pajak.
Meningkatnya konstribusi penerimaan pajak di Indonesia mulai terlihat dari
dari tahun 1980 sampai dengan saat ini. Peningkatan ini disebabkan banyak faktor
antara lain adanya kebijakan baru mengenai perpajakan, menurunnya peranan
penerimaan dari minyak bumi dan gas alam dan terjadinya krisis ekonomi yang
dimulai pada pertengahan tahun 1997 yang berdampak besar kepada peranan
penerimaan pajak dalam APBN. Dengan meningkatnya konstribusi penerimaan pajak
diharapkan dapat memberikan pengaruh. Pengaruh tersebut antara lain dapat
mengeser peranan penerimaan bukan pajak yaitu: minyak dan gas alam, juga
mengganti peranan pinjaman luar negeri yang selama ini ternyata menjadi sumber
utama dari pembiayaan pembangunan. serta adanya perubahan paradigma dalam
menetapan anggaran APBN dari anggaran defisit menuju anggaran berimbang yang
juga menuntut meningkatnya konstribusi penerimaan dari sektor pajak.
Sehingga dengan banyaknya harapan dan tuntutan terhadap penerimaan sektor
pajak, menjadikan penerimaan pajak sebagai sumber penerimaan negara mempunyai
kedudukan yang sangat penting dan strategis. Berikut ini kita dapat melihat realisasi
Universitas Kristen Maranatha 3
Tabel 1
Realisasi Penerimaan Pajak dari 2002-2004 (Dalam Triliun)
2002 2003 2004
Realisasi Penerimaan pajak 210.1 242 279.2
Sumber: Direktorat Pajak, 2004.
Dalam rangka merealisasikan rencana atau target penerimaan tersebut
pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak, secara terus menerus dan
berkesinambungan melaksanakan upaya konkret dengan berpegang pada prinsip
keadilan, pemerataan beban pajak, serta penegakan hukum untuk meningkatkan
jumlah wajib pajak terdaftar melalui ekstensifikasi wajib pajak dan mengoptimalkan
pemungutan pajak melalui kegiatan intensifikasi wajib pajak. Ekstensifikasi dan
intensifikasi subjek dan objek pajak merupakan jalan pintas yang diakui
keampuhannya dalam meningkatkan penerimaan pajak.
Kegiatan ekstensifikasi wajib pajak dilakukan berdasarkan kerjasama dengan
intansi lain seperti: Bank, PLN, Telkom dan lain-lain. Dari kerjasama tersebut
diperoleh data-data transaksi ekonomi yang dilakukan oleh seorang wajib pajak.
Dengan memanfaatkan data yang diperoleh dari mereka jumlah wajib pajak terdaftar
diharapkan akan bertambah. Kegiatan intensifikasi bertujuan untuk meningkatkan
jumlah pajak terutang dari wajib pajak yang telah terdaftar. Hal ini dilakukan dengan
menerapkan system control yang ketat terhadap pelaksanaan pembayaran, pemotongan, dan pemungutan pajak. Selain itu mekanisme pengujian ketaatan wajib
Universitas Kristen Maranatha 4
terhadap penerimaan pajak. Ini juga didukung oleh kenyataan dengan kondisi
perekonomian yang sulit pada masa sekarang yang dapat ditunjukkan dengan
penurunan volume ekspor akibat penurunan daya beli masyarakat, yang membuat
para wajib pajak melakukan kecurangan dan manipulasi. Kenyataan ini dapat
mempengaruhi jumlah anggaran dan realisasi yang sudah dibuat, salah satunya oleh
kantor pelayanan pajak.
Untuk menyiasati hal itu Dirjen pajak menjalankan program knowing your tax payer. Program ini mengharuskan pejabat pajak untuk benar-benar mengenali wajib pajak yang berada di wilayah kerjanya, bukan hanya identitas wajib pajak akan tetapi
secara tepat mengetahui hal-hal detail seperti lokasi usaha, jenis dan perkembangan
usaha, jumlah karyawan, pemegang saham, jenis-jenis produk, proses produksi, tata
cara transaksi dan hal lainnya. Ada beberapa macam jenis pemeriksaan yang
dilakukan oleh Dirjen pajak salah satunya pemeriksaan khusus yaitu pemeriksaan
yang dilakukan terutama terhadap wajib pajak sehubungan dengan adanya keterangan
atau masalah yang berkaitan dengan wajib pajak tersebut. Pemeriksaan ini sifatnya
sangat selektif dan hanya dilaksanakan bila terdapat:
1) Adanya dugaan melakukan tindak pidana di bidang perpajakan.
2) Pengaduan masyarakat, termasuk melalui Kotak Pos 5000.
3) Terdapat data baru atau data yang semula belum terungkap yang dilakukan
melalui pemeriksaan ulang berdasarkan instruksi Direktur Jenderal Pajak
4) Permintaan Wajib Pajak.
Universitas Kristen Maranatha 5
6) Untuk memperoleh informasi atau data tertentu dalam rangka pelaksanaan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
KPP sebagai salah satu unit pelaksana pemeriksaan pajak dibawah Dirjen,
setelah memperoleh izin berupa lembar penugasan pemeriksaan( LP2) dari direktur
pemeriksaan, penyidikan, dan penagihan perpajakan Dirjen pajak, melaksanakan
pemeriksaan khusus. Diharapkan dengan dilaksanakan pemeriksaan khusus ini,
diperoleh tambahan penerimaan yang signifikan untuk memenuhi rencana atau target
penerimaan pajak yang sebelumnya dibebankan kepadanya sebelum tahun anggaran
tertentu.
Dari uraian diatas dapat timbul pertanyaan yaitu apakah kebijakan
pemeriksaan khusus cukup berhasil dalam mempengaruhi pencapaian target
penerimaan pajak tersebut? Untuk menilai keberhasilan dari pelaksanaan
pemeriksaan khusus ini perlu dibandingkan antara tingkat penerimaan pajak sebelum
dan sesudah pemeriksaan khusus.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut di KPP Tegallega, namun penulis hanya membatasi dengan
mengukur tingkat penerimaan penghasilan wajib pajak badan saja. Penelitian ini
dituangkan dalam skripsi dengan judul:
“ Analisis perbandingan tingkat penerimaan pajak penghasilan badan sebelum
Universitas Kristen Maranatha 6
1.2. Identifikasi masalah
Penulis mengidentifikasi hal-hal yang menjadi dasar pelaksanaan penelitian ini
sebagai berikut:
a. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan atas tingkat penerimaan pajak
penghasilan badan sebelum dan sesudah pemeriksaan khusus pada KPP.
b. Seberapa besar konstribusi pemeriksaan khusus dalam pencapaian target
penerimaan pajak penghasilan badan pada KPP Tegallega.
1.3. Tujuan penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut:
1) Untuk menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan atas tingkat
penerimaan pajak penghasilan badan sebelum dan sesudah
pemeriksaan khusus pada KPP Tegallega.
2) Untuk mengetahui seberapa besar konstribusi pemeriksaan khusus
dalam pencapaian target penerimaan pajak penghasilan badan pada
KPP Tegallega
1.4. Kegunaan penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:
1. Bagi penulis diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan secara
Universitas Kristen Maranatha 7
2. Bagi KPP khususnya dan Dirjen pajak umumnya diharapkan hasil penelitian
ini dapat memberikan informasi sebagai bahan pertimbagan dan evaluasi
dalam meningkatkan penerimaan pajak.
3. Bagi penulis lain untuk dapat dijadikan referensi.
1.5. Rerangka pemikiran
Definisi pajak menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro,SH ( Buku Perpajakan,
2002: 1 ).
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Karena sifat pajak yang dipaksakan maka pajak harus dipungut berdasarkan
Undang-Undang. pemerintah bersama DPR secara konsisten melakukan
penyempurnaan. Penyempurnaan dilakukan terhadap peraturan perundang-undangan
pajak yang dimulai dari tahun 1983. Dalam tahun 1983 sistem pemungutan pajak
berubah dari official assement system menjadi self assement system yaitu wajib pajak diberi kepercayaan penuh untuk menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak
yang harus dibayarnya. Sampai dengan diberlakukannya paket UU pajak baru, yaitu
UU pajak tahun 2000, self assement system tetap diberlakukan sebagai sarana untuk menghitung, menyetor dan melaporkan pajak terutang yang digunakan, media itu
Universitas Kristen Maranatha 8
SPT dibagi menjadi 2 jenis SPT yaitu SPT masa dan SPT tahunan. SPT masa
adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan
pembayaran pajak yang terutang dalam suatu masa pajak atau pada suatu saat.
Sedangkan SPT Tahunan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk
melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak yang terutang dalam suatu tahun
pajak. Dari pengertian diatas laporan penghitungan dan pembayaran pajak serta hal
lainnya yang tercantum dalam SPT, sepenuhnya berasal dari wajib pajak. Hal ini
penting, yang mempengaruhi keberhasilan self assement system adalah tingkat
kepatuhan wajib pajak. Tingkat kepatuhan wajib pajak dapat dilihat atas dasar
indikator sebagai berikut:
a. Patuh terhadap kewajiban interim yaitu: dalam pelaporan dan pembayaran
atau pemungutan pajak setiap bulannya.
b. Patuh terhadap kewajiban tahunan, yakni menghitung dan melaporkan
perhitungan pajak dalam SPT pada akhir tahun pajak, serta bila ada melunasi
utang pajak.
c. Patuh terhadap ketentuan materil dan yuridis formal perpajakan melalui
pembukuan sebagaimana mestinya.
Untuk menjamin supaya jumlah pajak terutang yang dilaporkan WP telah
sesuai dengan Ketentuan perpajakan yang berlaku, maka perlu diterapkan mekanisme
pengawasan. Dan salah satunya diterapkan melalui pemeriksaan. Pemeriksaan adalah
serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan keterangan
Universitas Kristen Maranatha 9
lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan, kewenangan Dirjen pajak untuk melakukan pemeriksaan diatur dalam
pasal 29 ayat 1 UU KUP.
Pada prinsipnya pemeriksaan dapat dilakukan terhadap semua wajib pajak,
namun sulit dilakukan karena keterbatasan sumberdaya manusia, dalam hal ini
pemeriksaan di Direktorat Jenderal Pajak. Pemeriksaan terutama dilakukan terhadap
wajib pajak yang SPTnya menyatakan lebih bayar, karena hal ini telah diatur dalam
UU KUP. Disamping itu pemeriksaan juga dilakukan terhadap wajib pajak tertentu
dan wajib pajak yang tingkat kepatuhannya dianggap rendah.
Pemeriksaan disamping untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak,
bertujuan pula untuk meningkatkan penerimaan pajak dan mencegah rasa
ketidakadilan didalam perlakuan perpajakan diantara sesama wajib pajak. Dengan
pemeriksaan, diharapkan wajib pajak dapat memahami peraturan perpajakan yang
berlaku dan segera memperbaiki jika terdapat kekeliruan dan kesalahan dalam
melaporkan kewajiban perpajakannya. Pemeriksaan diharapkan dapat menumbuhkan
kesadaran masyarakat bahwa tidak seorangpun yang dapat menghindari
kewajibannya sebagai warga negara dalam membayar pajak.
Ada beberapa macam jenis pemeriksaan yang dilakukan oleh Dirjen pajak,
salah satunya pemeriksaan khusus, yaitu pemeriksaan yang dilakukan terhadap wajib
pajak sehubungan dengan adanya informasi data, laporan kemungkinan terjadinya
penyimpangan pajak atau pengaduan yang berkaitan dengannya serta untuk
Universitas Kristen Maranatha 10
peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk karena permintaan wajib pajak,
dan juga pemeriksaan ini sifatnya selektif.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas penulis menetapkan hipotesis sebagai berikut:
“Terdapat perbedaan yang signifikan antara penerimaan pajak penghasilan
badan sebelum pemeriksaan khusus dan sesudah pemeriksaan khusus”
1.6. Alat Uji Hipotesis
Salah satu cara yang digunakan untuk menguji anggapan atau hipotesis dasar
yang bersifat sementara dari hasil analisa statistik sehingga dapat ditarik
kesimpulannya adalah statistik mengenai diterima atau ditolaknya suatu hipotesis.
Metode statistik yang dapat dibuat untuk menguji fakta atau data tersebut
adalah dengan mengunakan Uji Dua Sampel Dependen ( Paired sample T-Test ). Rumusan sebagai berikut:
t= ð
•sd
nsd=
∑
d2−(∑
d)2/n/n−1Keterangan:
t = nilai distribusi t.
sd = standar deviasi.
ð = nilai rata-rata.
n = jumlah pengamatan berpasangan.
Universitas Kristen Maranatha 11
Hipotesis statistik:
Ho:
µ
=a artinya : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penerimaanpajak penghasilan badan sebelum pemeriksaan khusus dan
sesudah pemeriksaan khusus.
H•:
µ
•a artinya : Terdapat perbedaan yang signifikan antara penerimaan pajak
penghasilan badan sebelum pemeriksaan khusus dan
sesudah pemeriksaan khusus.
1.7. Waktu dan Lokasi Penelitian.
Adapun sumber informasi untuk penelitian ini dilakukan di kantor pelayanan
pajak Tegallega yang beralamat di Jalan Soekarno Hatta no 121. Sedangkan
penelitian dilakukan selama 1 bulan yang dimulai dari tanggal 13 maret sampai 13
Universitas Kristen Maranatha Daftar Pustaka
Erly Suandy, Hukum Pajak, Jakarta, Salemba Empat, 2000.
Erly Suandy, Perencanaan Pajak, Jakarta, Salemba Empat, 2001.
Mardiasmo, Perpajakan, Yogyakarta, Andi Yogyakarta, 2003.
Nur Indriantoro & Bambang Supomo, Penelitian Bisnis, Yogyakarta, BPFE, 2002.
Sudjana, Statistika, Bandung, Tarsito, 1997.
UU Pajak Tahun 2000, Salemba Empat, 2000
www.pajak.go.id
www. klikpajak.com
www. kiospajak.com
Dokumen
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 545/KMK.04/2000.