• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN DAN KETERSEDIAAN FASILITAS KOTA DI KOTA GUNUNGSITOLI PASCA GEMPA TAHUN 2006-2010.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERKEMBANGAN DAN KETERSEDIAAN FASILITAS KOTA DI KOTA GUNUNGSITOLI PASCA GEMPA TAHUN 2006-2010."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN DAN KETERSEDIAAN

FASILITAS KOTA DI KOTA GUNUNGSITOLI

PASCA GEMPA TAHUN 2006 - 2010

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

HARRY MELKY PUTRA MENDROFA NIM. 308131045

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)

vi

ABSTRAK

Harry Melky Putra Mendrofa, NIM 308131045, Perkembangan dan Ketersediaan Fasilitas Kota di Kota Gunungsitoli Pasca Gempa Tahun 2006 – 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Perkembangan Fasilitas Kota di Kota Gunungsitoli Tahun 2006 – 2010 (2) Ketersediaan Fasilitas Kota di Kota Gunungsitoli Pasca Gempa Tahun 2006 – 2010.

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Gunungsitoli. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah sekaligus sampel yaitu wilayah Kota Gunungsitoli yang memiliki fasilitas kota, fasilitas itu meliputi sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana peribadatan, dan sarana perbelanjaan dan niaga. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik studi dokumenter dan teknik observasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Perkembangan fasilitas kota di Kota Gunungsitoli Tahun 2006 – 2010 dilihat dari sarana pendidikan yaitu TK berkembang 45 % pertahun, SD berkembang 1,24 % pertahun, SMP berkembang 9 % pertahun, SMA berkembang 9,14 % pertahun ; dilihat dari sarana kesehatan yaitu rumah sakit dan puskesmas tidak mengalami perubahan atau tetap, puskesmas pembantu berkembang 5,17 % pertahun, apotik berkembang 22,5 % pertahun, dan balai pengobatan berkembang 10 % pertahun; dilihat dari sarana peribadatan yaitu mesjid berkembang 5,6 % pertahun, gereja berkembang 0,24 % pertahun, dan vihara tidak mengalami pertambahan; dilihat dari sarana perbelanjaan dan yaitu pasar berkembang 5 % pertahun, bank tidak mengalami perubahan atau tetap, koperasi berkembang 1,06 % pertahun dan toko berkembang 3,16 % pertahun. (2) Ketersediaan fasilitas kota di Kota Gunungsitoli Tahun 2006-2010 dilihat dari sarana pendidikan yaitu TK kurang 100 unit dari kriteria penentuan baku, SD lebih 25 unit dari kriteria penentuan baku, jumlah SMP lebih 3 unit dari kriteria baku dan SMA kurang 1 unit dari kriteria penentun baku ; sarana kesehatan berupa rumah sakit dan puskesmas telah sesuai dengan kriteria kebutuhan. Jumlah puskesmas pembantu kurang 3 unit dari kriteria kebutuhan, apotik lebih 4 unit dari kriteria penentuan baku, dan balai pengobatan masih kurang 39 unit dari kriteria penentuan baku; sarana peribadatan berupa mesjid, gereja dan vihara (sarana peribadatan) lebih 397 unit dari kriteria kebutuhan; sarana perbelanjaan dan niaga berupa pasar lebih 1 unit dari kriteria penentuan baku, bank lebih 3 unit dari kriteria penentuaan baku, koperasi lebih 195 unit dari kriteria yang dibutuhkan dan toko lebih 104 unit dari kriteria penentuan baku.

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas

limpahan kasih dan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah PERKEMBANGAN DAN

KETERSEDIAAN FASILITAS KOTA DI KOTA GUNUNGSITOLI PASCA

GEMPA TAHUN 2006 –2010”.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, karena keterbatasan dan kurangnya pengetahuan penulis. Untuk itu

dengan segala keterbukaan penulis menerima saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan penelitian ini.

Skripsi ini dapat disusun dan terlaksana dengan baik karena adanya bantuan,

arahan, nasehat, bimbingan dan dukungan dari banyak pihak, baik dukungan moril

dan materil yang banyak membantu penulis. Pada kesempatan ini dengan

kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Restu, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Medan dan sekaligus dosen di Jurusan Pendidikan Geografi.

3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Geografi Universitas Negeri Medan sekaligus sebagai dosen pembimbing

akademik penulis.

5. Ibu Dra. Asnidar, M.Si selaku sekertaris Jurusan Pendidikan Geografi

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

6. Bapak Drs. Muhammad Arif, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak/Ibu Dosen yang ada di Jurusan Pendidikan Geografi, terimakasih buat

(6)

iv

8. Bapak Hajat Siagian selaku pegawai di jurusan yang telah banyak membantu

penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Bapak/Ibu yang ada di Kantor Bappeda Gunungstitoli yang telah banyak

membantu dalam memperoleh data.

10.Bapak/Ibu yang ada di Kantor BPS Kota Gunungsitoli.

11.Teristimewa buat kedua orang tua yang sangat penulis sayangi dan cintai

Papa (Alm) yang pasti bangga melihat keberhasilan anaknya dan Mama

terhebat dan tercantik di dunia yang sungguh luar biasa memberi cinta, kasih

sayang, doa, dukungan, pengorbanan yang tiada terhingga, terimakasih buat

semuanya.

12.Buat saudara-saudaraku, abang satu Marthin DS Mendrofa, SH dan kakak

Helminariang Dakhi, AmKeb, kakak dua Imelda PA Mendrofa, Amd dan

abang Beniami Waruwu, SPd, abang dua Krisman T Mendrofa, SE, adekku

Wyldar A Mendrofa dan tak lupa jagoan baru Franky Zaroduho Mendrofa

terimakasih buat semua dukungan doa, motivasi, kasih sayang dan juga

pengorbanan yang diberikan.

13.Sahabat-sahabat terbaikku Aprialdi Ramadhan SPd, Andrie Kesuma Saragih

SPd, Rizal Hasan SPd, Muslim Ansari SPd, Intan Juniati SPd dan Suriawati

SPd kalian orang-orang hebat yang pernah aku kenal, thanks buat

pengalaman-pengalaman seru yang telah kita lalui bersama dan juga buat

dukungan yang diberi selama ini.

14.Spesial thanks buat Hanyku Triani Juni Sianturi, SPd yang selalu menemani

penulis dalam penyelesaian skripsi ini, thanks buat support positif yang

diberikan selama ini.

15.Teman-teman di Jurusan Pendidikan Geografi, terkhusus buat kelas B

Reguler 2008 ; Sediman Sinaga, Febri, Adha, Evi Gustina, Nuraini, Harits,

Doni, Anri, Akbar, Andri, Ary, Tere, Dwi, Sartika, Erna, Eva, Roma, dan

lainnya. Terima kasih buat pengalaman yang luar biasa selama di bangku

perkuliahan. Kalian adalah orang-orang hebat yang pernah kukenal.

16.Kepada adek-adek stambuk 2010, Berry Waldayan, Juju, Arifin dan yang lain

(7)

v

17.Kawan-kawan kos wongso 13, Tino, Oby, Albert, Heppy, Nove dan yang

lain. Thanks buat pertempuran selama ini.

Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang

telah banyak membantu penulis selama dalam penyelesaian skripsi ini. Tiada yang

dapat penulis berikan selain doa kepada Tuhan semoga semakin diberkati. Pada

akhirnya harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat

sebagai pembaca pada umumnya dan khususnya berguna bagi rekan-rekan

mahasiswa Geografi.

Medan, Agustus 2012 Penulis,

(8)

viii DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... vi

LEMBAR KEASLIAN TULISAN ... vii

DAFTAR ISI ... viii

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 38

D. Teknik Pengumpulan Data ... 30

E. Teknik Analisis Data ... 30

BAB IV DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. Kondisi Fisik ... 32

(9)

ix

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 49

B. Pembahasan ... 71

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai Negara berkembang terus mengalami

perubahan-perubahan yang menuju pada perkembangan baik fisik maupun sosialnya.

Perkembangan fisik tergambar dari perkembangan setiap wilayah baik kota maupun

desa, dan sosialnya tergambar pada tingkat ekonomi serta ilmu pengetahuan dan

teknologi. Perkembangan kota adalah suatu proses perubahan keadaan perkotaan dari

suatu keadaan ke keadaan lain dalam waktu yang berbeda.

Pesatnya perkembangan suatu kota dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik

seperti : topografi, ketinggian tempat, jaringan jalan, panjang jalan, letak, iklim,

sumber daya alam dan faktor-faktor non fisik seperti : pertumbuhan penduduk,

kepadatan penduduk, jumlah penduduk, ekonomi yang sangat kompleks di daerah

perkotaan. Sesuai dengan pendapat Sughandi (1984) mengatakan “ perkembangan

ekonomi, sosial, kelembagaan dan teknologi serta fisik lingkungan itu, saling

berkaitan satu sama lain sebagai satu fungsi mekanisme pengembangan wilayah

daerah dan kota”.

Dalam dua dekade terakhir ini, kota-kota mengalami perkembangan yang

meningkat. Perkembangan ini ditandai dengan tingginya pertumbuhan penduduk,

pesatnya perluasan kota, meningkatkannya perkembangan ekonomi yang ditandai

(11)

perdagangan skala besar dan gejala yang paling menarik yaitu trend urbanisasi

semakin tinggi (Manning & Effendi, 1985). Oleh karena itu tidak mengherankan,

bila ada proyek dari United Nations bahwa tahun 2025 diperkirakan lebih dari dua

per tiga (⅔) penduduk perkotaan di dunia (70,41%) bermukim di negara-negara

berkembang yang paling mengherankan yaitu bahwa pertumbuhan ini diikuti dengan

tingkat urbanisasi yang tinggi. Sebagai contoh pada tahun 1950 penduduk

diper-kotaan 17%, pada tahun 1970 menjadi 24,7% dan terus meningkat yaitu pada tahun

1990 sudah mencapai 37%. Dalam tempo 40 tahun telah mencapai 2 kali lipat, suatu

peningkatan pertumbuhan yang cukup tinggi. Hal ini juga terjadi di Indonesia, yang

diperkirakan pada tahun 2025 (diperkirakan 240 juta jiwa) mencapai 60%

(diperkirakan 144 juta) penduduk sudah tinggal diperkotaan.

Pertumbuhan penduduk perkotaan yang cepat, terjadi akibat arus urbanisasi

ini, telah menjadi masalah di kota-kota besar, terutama berkaitan dengan penyediaan

fasilitas, dimana pertumbuhan penduduk yang tinggi seringkali tidak diimbangi

dengan penyediaan fasilitas sosial ekonomi, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Hal ini terjadi menjadi permasalahan di dalam pengembangan wilayah, dimana

terjadi perbedaan di dalam tingkat pertumbuhan dan perkembangan antardaerah

sekitarnya.

Sejalan dengan hal di atas, fasilitas-fasilitas sosial yang terdapat di kota harus

memadai dengan kualitas yang baik pula. Kemudahan transportasi dan komunikasi,

tersedianya jaminan air bersih (PAM), listrik, pemukiman yang sehat, mudahnya

mendapat hiburan, tersedianya tempat-tempat hiburan dan masih banyak lagi

(12)

Perkembangan dan ketersediaan berbagai fasilitas kota tentunya didukung

oleh langkah-langkah antisipasi pada kemungkinan adanya kerusakan baik akibat

pemakaian manusia maupun oleh kerusakan yang disebabkan oleh alam. Menyadari

hal itu diharapkan agar dalam pembangunan berbagai fasilitas kota tetap

memperhatikan potensi bencana yang sewaktu-waktu dapat menyebabkan kerusakan

bahkan kehancuran sehingga dapat mengurangi dampak resiko akibat bencana.

Mitigasi menurut UU No. 24 Tahun 2007 tentang penganggulangan bencana,

merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui

pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi

bencana, dalam hal ini bencana gempa bumi, serta bertujuan mengurangi dan

mencegah resiko kehilangan jiwa dan harta benda dengan pendekatan struktural dan

nonstruktrural (Godschalk dkk, 1999).

Negara Indonesia bahkan dunia, beberapa tahun terakhir ini kerap kali

dilanda berbagai bencana alam yang silih berganti. Gempa bumi merupakan salah

satu bencana yang telah lama menorehkan kekuatan menakjubkan dalam benak

manusia. Gempa bumi adalah goncangan pada permukaan bumi yang dihasilkan dari

gelombang seismik akibat pelepasan energi secara tiba-tiba dari dalam bumi

(Hunt:1984). Bencana gempa bumi banyak mengakibatkan kerugian bagi manusia.

Tidak hanya harta benda, jiwa manusia pun dapat terenggut oleh bencana gempa

bumi. Manusia tidak dapat mencegah datangnya gempa bumi, tetapi hanya dapat

mengantisipasinya sehingga tidak menimbulkan kerusakan dan kerugian yang besar.

Letak Kota Gunungsitoli diantara bidang zona penunjaman (subduksi)

lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia menjadikan Kota Gunungsitoli sebagai

(13)

bahwa sejak Desember 2004 sampai Januari 2005 tercatat telah terjadi gempa bumi

sebanyak 3.835 kali atau rata-rata 319 kali setiap bulan dengan skala gempa bumi

antara 4,5 Skala Rithcer (SR) dengan skala kerusakan I-II MMI pada bulan Januari

2005 sampai dengan 8,7 SR dengan skala MMI VIII-IX pada bulan Maret 2005.

Selain itu beberapa kejadian bencana gempa bumi yang terjadi di Pulau Nias seperti

yang terjadi pada tahun 1861(8,5 SR),tahun 1907 (8,3 SR), dan pada tanggal 26

Desember 2004 (8,9 SR).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis jumlah penduduk

kota Gunungsitoli sebelum gempa adalah 76.017 jiwa yang terus meningkat hingga

pada tahun 2010 berjumlah 126.202 jiwa (BPS Kabupaten Nias). Pertambahan

penduduk ini tentunya berpengaruh pada ketersedian fasilitas publik untuk

mendukung aktifitas masyarakat. Sebelum Gempa pada bulan Maret 2005, kota

Gunungsitoli memiliki berbagai fasilitas berupa bangunan seperti rumah sakit 1 unit,

sarana pendidikan berupa TK 11 sekolah, SD 62 Sekolah, SMP 14 sekolah, SMA 13

sekolah dan 4 perguruan tinggi dan sarana lainnya (BPS Kabupaten Nias).

Kota Gunungsitoli merupakan salah satu kota di wilayah kepulauan di pesisir

Barat Pulau Sumatera, dan termasuk daerah tertinggal di wilayah pemerintahan

Propinsi Sumatera Utara. Posisi geografisnya yang terpisah dari daratan pulau

Sumatera, terkesan terisolir dari berbagai aktivitas, sehingga akselerasi pembangunan

dalam segala aspek dan dimensi kehidupan relatif tertinggal dari daerah lain.

Upaya-upaya memperbesar akses pembangunan di kota Gunungsitoli melalui penetapan

sejumlah kebijakan yang dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan terus

dilakukan. Namun demikian, hingga bergulirnya otonomi daerah, kota Gunungsitoli

(14)

Keadaan ini semakin diperburuk dengan bencana alam yang melanda kota

Gunungsitoli pada tahun 2005 yang lalu, telah mengakibatkan infrastruktur strategis

dan sarana prasarana lainnya mengalami kehancuran atau kerusakan. Kondisi ini

menimbulkan dampak yang sangat luas dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat

sehingga sebagian besar masyarakat kehilangan akses dalam memenuhi berbagai

kebutuhan sosial.

Untuk membangun kembali kerusakan akibat kejadian bencana alam di Kota

Gunungsitoli, Pemerintah Pusat telah menempuh kebijakan melalui kegiatan

rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana alam dengan pembentukan Badan

Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias yang masa tugasnya telah berakhir pada

April 2009. Pasca pengakhiran tugas BRR NAD-Nias di Kota Gunungsitoli

selanjutnya oleh Pemerintah Daerah melanjutkan proses tersebut ke arah fase

pembangunan regular. Pembangunan Kota Gunungsitoli pasca gempa ini perlu untuk

dipelajari dalam hal perkembangan dan ketersediaan fasilitas kota yang mendukung

pada kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat yang nantinya akan menentukan

perkembangan suatu wilayah perkotaan.

B.Identifikasi Masalah

Masalah penyediaan fasilitas kota tidak terlepas dari ruang kota. Pertambahan

penduduk di Kota Gunungsitoli yang meningkat adalah pertumbuhan penduduk yang

alami dan juga diakibatkan oleh urbanisasi. Peristiwa gempa pada tahun 2005 telah

mengakibatkan infrakstruktur strategis dan sarana prasarana lainnya mengalami

kehancuran atau kerusakan. Kondisi ini menimbulkan dampak yang sangat meluas

(15)

kehilangan akses dalam memenuhi berbagai kebutuhan sosial dasarnya. Peristiwa

gempa ini tentunya menimbulkan masalah pada ketersedian fasilitas-fasiltas yang

dibutuhkan masyarakat ditambah dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun

ketahun.

Ketersediaan fasilitas-fasilitas kota yang dibutuhkan seperti sarana

pendidikan, sarana kesehatan, sarana keagamaan dan sarana perbelanjaan dan niaga,

sudah menjadi sebuah keharusan dalam menunjang aktifitas kehidupan masyarakat.

Pada dasarnya keberadaan fasilitas kota merupakan faktor penarik terhadap

penduduk dan fungsi-fungsi kota untuk datang ke arahnya. Perkembangan dan

ketersediaan fasilitas kota tersebut semakin bertambah dengan upaya-upaya

rehabilitasi atau pembangunan kembali serta upaya pencegahan atau antisipasi

terhadap potensi bencana dikemudian hari dan ini merupakan masalah dalam

perkembangan suatu wilayah kota.

C.Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini peneliti membatasi objek penelitian agar lebih terarah.

Maka penulis membatasi masalah pada perkembangan sarana pendidikan (SD, SMP,

SMA), sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, balai

pengobatan dan apotik), sarana keagamaan (mesjid, gereja, vihara), dan sarana

perbelanjaan dan niaga (pasar, bank, koperasi dan toko). Serta ketersediaan fasilitas

kota di Kota Gunungsitoli pasca gempa tahun 2005.

D. Perumusan Masalah

(16)

1. Bagaimana perkembangan fasilitas kota (sosial dan ekonomi) di Kota

Gunungsitoli pasca gempa tahun 2006 – 2010 ?

2. Bagaimana ketersediaan fasilitas kota (sosial dan ekonomi) di Kota Gunungsitoli

pasca gempa tahun 2006 – 2010 ?

E.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perkembangan fasilitas kota (sosial dan ekonomi) di Kota

Gunungsitoli pasca gempa Tahun 2006 – 2010.

2. Untuk mengetahui ketersediaan fasilitas kota (sosial dan ekonomi) di Kota

Gunungsitoli yang dibangun pasca gempa tahun 2006 – 2010.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat member manfaat sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan bagi penentu kebijakan, khususnya pemerintah kota

Gunungsitoli dalam rangka pengembangan fasilitas kota pasca gempa.

2. Sebagai bahan referensi bagi penulis lain yang ingin meneliti permasalahan yang

sama namun pada lokasi yang berbeda.

3. Menambah wawasan penulis tentang perkembangan kota Gunungsitoli.

4. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelas sarjana pendidikan di Jurusan

(17)

78

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo (2006). Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Bintarto. 1983. Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Budihardjo, Eko. 2003. Kota dan Lingkungan. Jakarta : LP3ES.

Conyers, Diana. 1991. Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga. Yogyakarta : Gajah Mada University, Press.

Daljoeni, N. 1987. Geografi Desa Kota. Bandung : Alumni.

Eni, Maulida. 2011. Perkembangan Fasilitas Kota Banda Aceh Pasca Tsunami Tahun 2005 – 2009. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unimed.

Ginting, Elvira. 2011. Perkembangan Fasilitas Perkotaan di Kota Tebing Tinggi Dari Tahun 2005 – 2010. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unimed.

http://www.scribd.com/doc/73559784/24/Sarana-perdagangan-dan-niaga, (Online) diakses 9 April 2012 pukul 20.00 WIB

http://www.scribd.com/doc/51198138/permendiknas-no-24-tahun-2007, (Online) diakses 22 April 2012 pukul 23.00

Jayadinata. 1987. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan dan Wilayah. Bandung: ITB.

(18)

79

Koestoer, R.H. 1997. Perspektif Lingkungan Desa – Kota. Jakarta : UI-Press.

Manik, Seprinalia. 2006. Studi Tentang Perkembangan Pemukiman dan Fasilitas Kota Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unimed.

Manullang, Luciyanti. 2004. Pertambahan Penduduk dan Perkembangan Fasilitas Perkotaan di Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Dari Tahun 1995 – 2002. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unimed.

Muta’ali. L. 2000. Teknik Analisis Regional. Yogyakarta : UGM-Press.

Pragen, J. Ellen, dkk. 2006. Bumi Murka. Bandung. Pakar Raya

Sadyohutomo, M. 2009. Manajemen Kota dan Wilayah. Jakarta : Bumi Aksara.

Sembiring, Elfiyanti. 2002. Perkembangan Fasilitas Perkotaan di Kota Binjai Tahun 1995 – 2000. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unimed.

Soekanto, 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali.

Tarigan, R. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : Bumi Aksara.

Yunus, H.S. 2005. Klasifikasi Kota. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik kualitas perairan kolong kaolin dan hubungannya terhadap kelimpahan fitoplankton untuk

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode intervensi yang efektif antara layanan pesan singkat dan booklet terhadap peningkatan kepatuhan terapi

Salah satu antisipasi dalam menghandle kelemahan masing-masing standar terhadap jaringan nirkabel ini adalah dengan mengupas setiap standarisasi yang dikembangkan oleh IEEE

Kampus Hijau Bumi Tridhar ma Anduonohu, Kendar i 93232 Telp. Bunga Cengkeh Sultra Alamat :

Sebelum menggunakan sistem, bagian administrasi tidak dapat menginput barang yang telah terjual sebelum para ambasador kembali ke kantor untuk mengumpulkan formulir yang

The query optimizer[3] in MS SQL Server 2005 selects a plan for a given query based on cost model, the database metadata, database statistics, system resources, and the query

[r]

[r]