• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sambutan Presiden RI pd Pelepasan Tim Nusantara Sehat Angkatan I, Jakarta, tgl 4 Mei 2015 Senin, 04 Mei 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sambutan Presiden RI pd Pelepasan Tim Nusantara Sehat Angkatan I, Jakarta, tgl 4 Mei 2015 Senin, 04 Mei 2015"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Senin, 04 Mei 2015

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

PELEPASAN TIM NUSANTARA SEHAT ANGKATAN I

DI ISTANA NEGARA, JAKARTA

TANGGAL 4 MEI 2015

Â

Â

Â

Â

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

(2)

Yang

saya hormati Para Menteri Kabinet Kerja,

Hadirin

sekalian, utamanya seluruh Anggota Tim Nusantara Sehat.

Setiap

bertemu dengan kepala negara dari negara mana pun, saya selalu bercerita.

Presiden atau perdana menteri-perdana menteri, Indonesia punya penduduk 250 juta, dan punya total pulau ada 17 ribu pulau. Mereka kaget semuanya, kaget betulan. 17 ribu? Iya 17 ribu. Indonesia emang

negara besar, pertanyaannya dari mereka adalah bagaimana mengelolanya?

Bagaimana kamu mendistribusikan logistiknya? Bagaimana kamu mendistribusi BBM? Bagaimana kamu memberikan pelayanan pendidikan? Bagaimana kamu memberikan pelayanan

kesehatan? Dia geleng-geleng, banyak yang geleng-geleng. 17 ribu pulau,

meskipun hampir tiap minggu saya ke kabupaten, ke kota, ke provinsi, terus, ya 5 tahun nggak akan habis, 17 ribu.

Tapi kalau kita bandingkan, inilah ketimpangan antara yang di sini dan yang di perbatasan, antara yang di sini dan pulau-pulau yang jauh dari kita. Inilah yang ingin kita

kejar.

Saya

ke Wamena, setelah ke Wamena, ke Jakarta. Bandingkan langsung, perbandingkan langsung sebetulnya langsung kelihatan, dari Wamena langsung terbang ke

Jakarta. Dalamnya hati ini, saya kira Saudara-saudara semua juga akan

mengatakan hal yang sama. Saya ke Entikong, perbatasan dari sana ke sini sama, jomplang. Jomplang itu apa? Gap- nya lebar sekali. Ke Pulau Sebatik

sama perbatasan. Inilah yang ingin kita kejar. Kenapa ada Tim Nusantara Sehat.

(3)

agar rakyat merasa negara itu hadir, negara itu melayani di mana pun rakyat kita itu berada. Inilah yang ingin kita kejar.

Saya

sangat berbangga sekali melihat tadi Saudara-saudara mempunyai sebuah tekad

yang kuat, niat baja, ada yang nanti dari barat ditaro di timur, mungkin dari sini ditaro juga di utara, di ujung-ujung, tapi saya melihat wajah-wajah

yang di sini nggak ada rasa

kelihatannya adanya saya lihat, rasanya optimis semuanya. Itu yang kita cari, ini angkatan pertama, ini tes angkatan pertama. Ditaro

berapa, 140? 143? 143? Saya nanti mau denger ada yang balik nggak, awas kalau ada

yang balik, saya denger, tak cek dari

mana yang balik. Kenapa harus balik? Nggak,

ini masih di dalam negeri, masih di negara kita sendiri.

Coba

lihat angka kematian ibu melonjak 359 per 100 ribu kelahiran, besar sekali. Angka kematian bayi 32 per 1000 kelahiran hidup. Inilah problem-problem besar kita.

Dan, sekali lagi, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Saudara-saudara, dengan sebuah tekad yang baik, dengan niat yang baik ingin memberikan pelayanan kepada masyarakat di mana pun Saudara-saudara nanti ditempatkan. Saya kira tadi training-nya

juga udah, yang saya lihat udah, udah lebih dari cukup lah, sudah kayak di Kopassus.

Kamu

coba saya minta satu atau dua orang, sini yang putri coba. Beneran saya tunjuk satu, satu coba sini! Ini satu, iya putri satu,

putra satu. Begitu, begitu 143 ini kita tempatkan, saya denger semuanya sehat, seneng, satu pun nggak ada yang balik, saya

kirim yang ke-2. Begitu yang ke-2 juga sama, saya kirim yang ke-3. Begitu yang ke-3 sama lagi, kirim yang ke-4. Terus-menerus, karena memang dibutuhkan pelayanan kesehatan untuk rakyat di pinggiran, di pulau-pulau, sangat dibutuhkan. Inilah tes yang pertama.

(4)

Presiden:

Nama siapa?

Â

Kandidaleu:

Kandidaleu, Kandidaleu.

Â

Presiden:

Kandi?

Â

(5)

Kandidaleu:

Kandida.

Â

Presiden:

Kandida?

Â

Â

Kandidaleu:

Leu.

(6)

Presiden:

Kandidaleu. Duh namanya bagus sekali. Dari mana?

Â

Kandidaleu:

Dari NTT.

Â

Presiden:

Dari NTT. Terus ditempatkan di mana?

(7)

Kandidaleu:

Di, kembali ke NTT di Rote Ndao.

Â

Presiden:

Enak dong kembali ke NTT lagi. Saya ...

Â

Kandidaleu:

Saya di kabupatennya.

(8)

Presiden:

Saya pikir ditaroh di barat. Dari NTT ditaroh di barat. Dari NTT kembali ke NTT.

Nggak apa-apa. Apa sih yang mau diberikan kepada rakyat?

Â

Kandidaleu:

Memberikan.

Â

Presiden:

Di anu apa? Di keperawatan, di gizi, atau di dokter, atau di apa?

(9)

Kandidaleu:

Profesi saya Bidan.

Â

Presiden:

Bidan, iya.

Â

Kandidaleu:

Ingin memberikan pelayanan

kepada masyarakat di Rote Ndao, atau di tempat, di penempatan saya, memberikan pelayanan yang lebih optimal.

(10)

Presiden:

Apa itu pelayanan optimal itu?

Â

Kandidaleu:

Seperti kesehatan ibu dan anak.

Â

Presiden:

Iya apa? Baik di, apa

misalnya ada ibu yang sakit, apa yang mau melahirkan, atau ibu yang, apa itu?

(11)

Â

Kandidaleu:

Misalkan ada persalinan di

puskesmas bersiap, siap sedia 24 jam untuk dipanggil.

Â

Presiden:

Benar?

Â

Kandidaleu:

Benar.

(12)

Presiden:

Saya lihat wajahnya benar, serius gitu loh kelihatan betul. Iya,

senang saya kelihatan anak-anak muda seperti ini. Tekad, berani, ya karena ke

depan memang kompetisinya akan semakin berat antarnegara, SDM-nya nanti, tarungnya nanti bukan hanya masalah kepandaian, tapi masalah tekadnya. Ini juga perlu. Nama?

Â

Nugraha Ramadan:

Nugraha Ramadan.

Â

Presiden:

(13)

Â

Nugraha Ramadan:

Dari Sulawesi Selatan.

Â

Presiden:

Sulawesi Selatan. Di tempatkan lagi di Sulawesi Selatan?

Â

Nugraha Ramadan:

(14)

Â

Presiden:

Nah ini.

Â

Nugraha Ramadan:

Puskesmas Meranti.

Â

Presiden:

(15)

Â

Nugraha Ramadan:

Provinsi Papua.

Â

Presiden:

Di Digoel. Nih, kalau dari Jakarta naik pesawat ke mana dulu?

Nugraha Ramadan:

Mungkin transit di Makassar.

(16)

Presiden:

Di Makassar.

Â

Nugraha Ramadan:

Terus selain ke ...

Â

Presiden:

Selain Makassar ke?

(17)

Nugraha Ramadan:

Lanjut ke Jayapura.

Â

Presiden:

Ke Jayapura? Setelah Jayapura

Â

Nugraha Ramadan:

Ke Merauke.

(18)

Presiden:

Ke Merauke, Merauke?

Â

Nugraha Ramadan:

Merauke 8 jam naik mobil ke Boven Digoel.

Â

Presiden:

Naik mobil 8 jam ke?

(19)

Nugraha Ramadan:

Boven Digoel.

Â

Presiden:

Boven Digoel, terus?

Â

Nugraha Ramadan:

Boven Digoel ke Miranti, perbatasan Papua Nugini.

(20)

Presiden:

Iya, berapa jam lagi itu katanya?

Â

Nugraha Ramadan:

Kalau jalan normal Pak, 4

jam, kalau mungkin agak hujan atau becek mungkin 1 hari bisa.

Â

Presiden:

Terbayang nggak, terbayang nggak seperti ini, dari sini ke Makassar, Makassar ke Jayapura, Jayapura ke Merauke, Merauke ke Boven Digoel, Boven Digoel masih lagi 4 jam.

Bayangkan, ya inilah fakta. Inilah yang ingin kita kejar, baik nanti

(21)

Â

Nugraha Ramadan:

Kalau bisa Pak.

Â

Presiden:

Ini serius betul, saya kalau

mau ke Mera, Jayapura, Merauke, Manokwari, iya nanti hari Rabu 4 hari. Terus ke mana, ke Ternate, Tidore, tapi ke pulau-pulau. Saya mau lihat betul bagaimana rakyat kita? Apakah kesulitannya? Solusi cepat apa yang bisa kita berikan?

jangka panjang apa yang bisa kita berikan? Hey, tadi namanya siapa?

Â

Nugraha

(22)

Nugraha Ramadan.

Â

Presiden:

Nggak takut Nug?

Â

Nugraha Ramadan:

Insya Allah Pak, siap. Nggak takut, sudah ikhlas.

Â

Presiden:

(23)

Saya catet khusus kamu, iya loh ini kan paling jauh, paling jauh,

paling jauh, saya sudah membayangkan di mana itu sudah bayangkan. Saya sudah pernah 2 tahun hidup di tengah hutan, 2 tahun betul-betul di tengah hutan,

dengan istri di tengah hutan, iya bener.

Ini saya sudah bayangkan nanti ogahannya akan seperti apa, udah saya bayangkan.

Nggak apa-apa, nggak apa-apa, asal yang paling penting, pertama niat, niatnya, udah. Kalau niat, ketemu apa pun itu biasanya sudah nggak akan ada, Insya Allah

nggak ada masalah. Gimana?

Â

Nugraha Ramadan:

Siap Pak.

Â

Presiden:

Apa sih yang sudah diberikan pelatihan ke kamu Nug?

(24)

Nugraha Ramadan:

Yang pertama, 5 hari pelatihan bela negara.

Â

Presiden:

Apa itu bela negara itu?

Nugraha Ramadan:

Artinya, pelatihan lebih

memahami bahwasanya inilah Indonesia, inilah tempat kita berpijak, seperti inilah Indonesia, dan kita ada untuk mereka, dan kitalah generasi yang akan membangun bangsa ini ke depan.

Â

(25)

Presiden:

Ini yang saya tunggu. Iya baik,

kembali ke tempat, terima kasih. Saya catet ya. Baiklah Saudara-saudara, udah

ada nanti akan menjadi betul-betul, akan menjadi sebuah ujung tombak

implementasi dari program Indonesia Sehat. Timnya, namanya Tim Nusantara Sehat, untuk implementasi program Indonesia Sehat yang ada di daerah-daerah

perbatasan, di kepulauan, baik melalui pendampingan maupun pemberian pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Dan sekali lagi, ini adalah Tim Nusantara Sehat yang pertama, akan dievaluasi, akan dikoreksi, diperbaiki, dan nanti akan ada

berikut ke-2, yang tim ke-3, tim ke-4, tim ke-5, tim ke-6, terus. Dan, dengan mengucap Bismillaahirrahmaanirrahiim,

pada malam hari ini saya lepas Tim Nusantara Sehat Angkatan Pertama. Selamat berjuang, selamat mengabdi kepada rakyat, kepada nusa, kepada bangsa, demi Indonesia yang sehat dan sejahtera.

Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI

Referensi

Dokumen terkait

Kuncinya menurut saya memang jangan ada yang main-main, udah itu aja, kalau nggak ada yang main-main pasti sistem kita ini tidak akan rusak, sistemnya rusak karena ada yang

Tetapi perlu saya sampaikan, setelah saya bertemu dengan pimpinan-pimpinan pemerintahan dan pemimpin negara, negara-negara ASEAN mereka semuanya juga takut, karena tidak

Iya, oke jadi yang sudah panen kemarin satu hektar dapat berapa

Tunjuk, tapi saya beri pertanyaan sulit tunjuk jari siapa yang berani.. Siapa yang berani tunjuk jari diberi pertanyaan tapi sulit, pertanyaan sulit sekali,

Saya dan Wakil Presiden pada kesempatan yang baik ini mengucapkan terima kasih. dan penghargaan kepada para menteri dan Jaksa Agung yang akan

Ini juga kesempatan yang baik bagi saya untuk mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas pelaksanaan kampanye Pemilu Legislatif, baik yang terbatas, delapan bulan lamanya,

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berjasa membantu penulis, dalam memberikan dukungan baik

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi seluruh pihak yang terlibat dalam pembuatan proposal dan kemudahan yang telah diberikan kepada penulis dalam