Ir. ZURAIDA TITIN MARIANA, M.Si
PERMASALAHAN
AIR TEKNOLOGI
PENGELOLAAN AIR
• Dalam pengelolaan tata air makro pada lahan rawa lebak menggunakan SISTEM POLDER.
• Pada sistem polder diperlukan bangunan air, saluran besar, pompa inlet, pompa oulet, &
tanggul keliling yang tangguh
• Bangunan air yang terdiri dari pompa digunakan dalam sistem polder Alabio pada lahan rawa lebak Kab. Hulu Sungai Utara (HSU) Kal-Sel
SISTEM POLDER
Sistem Polder Alabio di Kab Hulu Sungai Utara Kal-Sel
PERMASALAHAN
AIR TEKNOLOGI
PENGELOLAAN AIR
• Dalam pengelolaan tata air mikro (ditingkat petani) pada lahan rawa lebak menggunakan SISTEM DRAINASE BERSEKAT untuk mempertahankan tinggi muka air pd musim kemarau dg cara membuat tabat (dam overflow) sesuai dengan ketinggian muka air yang diinginkan pada setiap jarak tertentu (100-500 m)
Tabat (dam overflow)
PERMASALAHAN
AIR TEKNOLOGI
PENGELOLAAN AIR
• Dalam pengelolaan tata air mikro (ditingkat petani) pada lahan rawa lebak menggunakan SISTEM POMPA
Pada musim kemarau, pengairan untuk tanaman padi di lahan lebak dengan cara
memompa air yang ada di sungai atau saluran , dan memasukkannya ke petak sawah
PERMASALAHAN AIR
• Sungai di daerah lebak ini tidak mampu menampung semua air, sehingga meluap membanjiri dataran banjir di kiri kanan sungai.
• Fluktuasi genangan air sangat sukar diprediksi. Banjir di lahan rawa lebak, khususnya di
kawasan Kalimantan sering bersifat mendadak
MENANAM
VARIETAS YANG ADAPTIF
Di Kalimantan,
Keterlambatan tanam punya resiko besar,
oleh karena itu penetapan waktu tanam sangat penting
Padi Rintak
• Lahan rawa lebak yg ditanami padi pada musim kemarau disebut sawah timur, dan jenis padinya disebut padi rintak (padi rawa lebak)
• Merupakan padi berumur pendek (hanya 4 bulan)
• Di lahan rawa lebak pd musim kemarau ini, jenis padi rintak yg banyak ditanam petani berasal dari padi sawah irigasi (misalnya
Cisakon, Cisanggarung, Ciherang; IR 66, 64 dan 42
TEKNOLOGI PENGELOLAAN
LAHAN LEBAK
Padi Air Dalam
• Lahan rawa lebak yg ditanami padi pada musim hujan disebut sawah barat, dan jenis padinya disebut padi surung atau padi air dalam ( deepwater rice)
• Padi air dalam ini punya sifat khusus yaitu dapat
memanjang (elongate) mengikuti kenaikan genangan air dan dapat bangkit kembali apabila rebah.
Kemampuan memanjang ini karena pertumbuhan buku akar yg terus menerus yg pada padi sawah umumnya tidak ditemukan
• Contoh padi : varietas Nagara, Tapus, dan Alabio dengan potensi hasil 2,0 – 2,5 ton/ha
TEKNOLOGI PENGELOLAAN
LAHAN LEBAK
Padi di Lahan Rawa Lebak
Padi Air Dalam Padi Rintak
Penataan lahan
& tanaman
Pada Lebak Pematang (dangkal) yaitu lahan lebak
yang tinggi genangan airnya kurang dari 50 cm selama kurang dari 3 bulan, atau dapat disamakan dengan
kategori Watun I-II.
TEKNOLOGI PENGELOLAAN
LAHAN LEBAK
Zona ini diarahkan penggunaannya untuk permukiman, pekarangan, kebun buah- buahan, dan lahan untuk prasarana umum.
Sistem pertanaman dengan teknik surjan dapat dilaksanakan di zona ini.
Penataan lahan
& tanaman
Pada Lebak Tengahan yaitu lahan lebak yang tinggi genangan airnya 50-100 cm selama 3-6 bulan. Setara dengan Watun III-IV yang sepanjang tahun relatif tidak kekurangan air.
TEKNOLOGI PENGELOLAAN
LAHAN LEBAK
Penggunaannya untuk wilayah persawahan lebak.
Sebagai tambahan usaha tani, pada galengan- galengan sawah ditanam palawija dan sayuran.
Sistem pertanaman dengan teknik surjan, tergantung kondisi air genangan.
Penataan lahan
& tanaman
Pada lebak dalam yaitu lahan lebak yang tinggi genangan airnya lebih dari 100 cm selama lebih dari 6 bulan.
Setara Watun V yang merupakan areal dengan posisi lebih dalam dari Watun IV.
TEKNOLOGI PENGELOLAAN
LAHAN LEBAK
Pemanfaatan lain yang selama ini telah berlangsung adalah untuk budidaya perikanan air tawar, dan bila
memungkinkan dapat dijadikan tempat rekreasi air secara terbatas dan sebagai waduk penampungan air banjir
alamiah, juga untuk budidaya tanaman palawija &
hortikultura pada musim kering yang panjang (kemarau) akibat adanya anomali iklim seperti EI-Nino.
RAWA LEBAK NAGARA HSS PADA MUSIM KEMARAU
Persemaian
• Sistem persemaian merupakan salah satu komponen penting dalam usaha tani padi rintak.
• Bibit yg ditanam harus sehat, umur tdk terlalu tua, bibit cukup tinggi agar tdk terendam air saat ditanam
• Padi rintak di tanam pd awal musim
kemarau (menjelang surutnya air, maka persemaian lebih dulu pd saat genangan air rawa masih dalam yaitu dengan
persemaian kering basah & persemaian apung.
TEKNOLOGI PENGELOLAAN
LAHAN LEBAK
Persemaian kering basah
Persemaian dg kepadatan benih 200-250g/m2 yg dilakukan ditempat kering (di tepi rawa atau pematang) & setela umur 10 hari ditempatkan ke tempat basah. Pada umur 25 hari bibit pd sistem semai kering basah telah tumbuh kuat dan tinggi sehingga dapat ditanam pd lahan dg tinggi genangan air 5-15 cm. Jika kondisi
lapangan belum memungkinkan, bibit dapat dipelihara sampai umur 30 hari
TEKNOLOGI PENGELOLAAN
LAHAN LEBAK
Persemaian apung
Persemaian yang dilakukan pada tempat persemaian
dari rakit batang pisang yang telah diberi lumpur dan diikat pada suatu tempat agar tidak
terbawa arus air rawa.
TEKNOLOGI PENGELOLAAN
LAHAN LEBAK
Pemupukan
• Tingkat kesuburan tanah di lahan lebak bervariasi dari rendah sampai sedang sehingga untuk meningkatkan
produktivitasnya perlu pemupukan.
• Takaran pupuk yg diperlukan tergantung kondisi kesuburan & varietas yang di
tanam
TEKNOLOGI PENGELOLAAN
LAHAN LEBAK
Pemupukan
• Untuk padi surung : 45-90 kg N + 45-90 kg P2O5 + 25-50 kg K2O per ha
• Untuk padi rintak dg varietas responsif pemupukan : 90- 135 kg N + 50-70 kg P2O5 + 50 kg K2O per ha
• Untuk padi rintak dg varietas yg tidak responsif
pemupukan seperti
Martapura & Margasari : 45- 70 kg N + 70 kg P2O5 + 60 kg K2O per ha
TEKNOLOGI PENGELOLAAN
LAHAN LEBAK
Pupuk N diberikan 2 tahap : 1/3 bagian diberikan bersamaan dg pupuk P dan K pd
saat tanam,
sedangkan sisanya diberikan pd saat tanaman berumur 30
hari
Pemupukan
Untuk tanaman jagung : 90-135 kg N + 45-90 kg P2O5 + 25-50 kg K2O per ha
Untuk tanaman kacang-kacangan : 45 kg N + 75 kg P2O5 + 50 kg K2O per ha
Untuk tanaman hortikultura : selain diberi pupuk anorganik diperlukan juga pupuk organik (pupuk kandang 3-5 ton/ha)
TEKNOLOGI PENGELOLAAN
LAHAN LEBAK
Di dataran rawa belakang pada lahan rawa lebak berkembang tanah gambut
Asam fenolat di lahan gambut dapat bersifat toksik
PERLU TEKNOLOGI UNTUK MENGATASI
Pengaruh buruk dari derivat asam-asam fenolat dapat dikurangi dengan pemberian kation-kation polivalen seperti Al, Fe, Cu, Zn (Rachim, 1995;
Prasetyo, 1996; Saragih 1996).
Penurunan asam-asam fenolat disebabkan oleh adanya erapan kation-kation polivalen oleh tapak reaktif gugus fungsional asam-asam organik
sehingga membentuk senyawa kompleks yang resisten (Stevenson, 1994).
TEKNOLOGI UNTUK MENGATASI PENGARUH BURUK ASAM FENOLAT
PADA TANAH GAMBUT
Tapak-tapak reaktif di dalam tanah gambut berasal dari
gugus fungsional asam organik yang mengandung oksigen (C=O, –OH, dan –COOH), terutama dari gugus –OH asam fenolat.
• Penelitian Saragih (1996) menunjukkan bahwa kation Fe+3 lebih efektif dan stabil berikatan
dengan senyawa-senyawa organik dalam gambut dibandingkan dengan kation Al+3, Ca+2, Cu+2, dan Fe+2.
• Penggunaan kation Fe sangat baik bagi
pengikatan P sehingga dapat mengkonservasi dan meningkatkan ketersediaan P (Rachim, 1995).
Hasil Penelitian
Pemberian bahan amelioran tanah mineral takaran 7,5%
erapan maksimum Fe pada tanah gambut Air Sugihan Kiri Sumatera Selatan menurunkan konsentrasi asam siringat, asam kumarat dan asam vanilat berturut-turut 88, 67, dan 36% (Hartatik, 2003)
Hasil Penelitian
Penurunan asam-asam fenolat ini disebabkan
oleh adanya interaksi antara kation Fe dari bahan amelioran sebagai jembatan kation dan asam-
asam fenolat melalui proses polimerisasi.
Kation Fe bereaksi dengan ligan organik
membentuk ikatan kompleks. Asam-asam organik berperan sebagai penyumbang pasangan
elektron (donor), sedangkan kation Fe berperan sebagai penerima elektron (aseptor) (Tan, 1993).
Hasil Penelitian
Penurunan konsentrasi asam- asam fenolat dalam tanah
gambut pada prinsipnya tidak dimaksudkan untuk
menghabiskan konsentrasi asam-asam organik tersebut, karena hampir seluruh reaksi kimia yang terjadi di dalam tanah tersebut berada pada tapak reaktif dari berbagai
gugus fungsional asam-asam organik yang mengandung oksigen (–C=O, –OH, dan – COOH).
TEKNOLOGI UNTUK MENGATASI PENGARUH BURUK ASAM FENOLAT PADA TANAH GAMBUT
Oleh karena itu untuk menurunkan konsentrasi asam-asam organik yang
meracun dalam tanah gambut harus dirancang,
agar tidak sampai menghilangkan fungsinya sebagai media tumbuh tanaman,
serta fungsinya sebagai pusat pertukaran kimia
(koloid).
TEKNOLOGI UNTUK MENGATASI
PENGARUH BURUK ASAM FENOLAT PADA TANAH GAMBUT
• Pengkayaan tanah mineral dengan pemberian terak baja mampu menurunkan konsentrasi
asam-asam fenolat pada tanah gambut.
• Peningkatan proporsi terak baja dari 10% hingga 50% menyebabkan menurunnya interaksi yang terjadi antara asam-asam fenolat dengan Fe yang terkandung dalam amelioran.