• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab VI Sumber Dan Pengumpulan Data

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab VI Sumber Dan Pengumpulan Data"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Bab VI

Sumber Dan Pengumpulan Data

Kompetensi Dasar: Setelah menyelesaikan

materi ajar ini mahasiswa dapat memahami

tentang menganalisis data, pengertian,jenis data,teknik pengumpulan data

PENDAHULUAN

ata adalah sekumpulan informasi.dalam pengertian bisnis,data adalah sekumpulan informasi yang di perlukan untuk pengambilan keputusan. Data ini perlu disusun dan disimpan dengan menggunakan metode tertentu, sehingga jika sewaktu-waktu diperlukan segera dapat dicari kembali dengan mudah dan cepat. Untuk memudahkan penyimpanan dan pencarian kembali data, pada umumnya data diberi nama sesuai dengan informasi yang tercakup didalamnya. Sebagai contojh misalnya data penjualan, data produksi, data pemeliharaan mesin, data pemeliharaan bahan, data perkembangan perusahaan, dan sebagainya.

Mula-mula akan dibahas mengenai berbagai macam jenis data. Dari sisi pengumpulan data, data dipisahkan berdasar sumber data dari mana data tersebut diperoleh. Dari seumber data primer diperoleh data primer, sedangkan dari sumber data sekunder diperoleh data sekunder. Sumber data primer adalah pemberi informasi yang pertama. Dalam penelitian kepuasaan pemakai produk tertentu, sumber data primer adalah para saksi mata yang melihat sendiri bagaimana kecelakaan tersebut terjadi. Sumber data sekunder adalah orang atau lembaga yang telah mengumpulkan data, baik dari sumber data primer maupun dari sumber data sekunder yang lain. Daftar harga bahan pokok dari bebrapa daerah tertentu yang sudah dikumpulkan oleh wartawan merupakan data sekunder. Data jumlah perusahaan pada suatu daerah tertentu telah dikumpulkan dan disimpan oleh lembaga pemerintah atau swasta juga merupakan data sekunder.

(2)

84

KOMPETENSI DASAR

Setelah menyelesaikan materi ajar ini mahasiswa dapat memahami tentang menganalisis data, pengertian,jenis data,teknik pengumpulan data

INDIKATOR

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan tentang data, pengertian

2. Menjelaskan tentang jenis data,

3. Menjelaskan tentang teknik pengumpulan data



PENYAJIAN MATERI

6.1 JENIS DATA

6.1.1. Data Kuantitatif vs Kualitatif

Data diperoleh dengan mengukur nilai satu atau lebih variable dalam sampel (atau populasi). Semua data, yang pada gilirannya merupakan variable yang kita ukur, dapat diklasifikasikan menjadi data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numeric (angka), yang dapat dibedakan menjadi :

• Data interval, yaitu data yang diukur dengan jarak diantara dua titik pada skala yang sudah diketahui. Sebagai contoh: suhu udara dalam celcius berkisar antara interval 0 derajat hingga 100 derajat; nilai GMAT atau TOEFL bagi mahasiswa yang mau belajar di luar negeri; jumlah bulan dalam satu tahun. • Data rasio, yaitu data yang diukur dengan suatu proporsi. Sebagai contoh:

persentase jumlah penganggur di propinsi x; nilai inflasi Indonesia pada tahun 2000.

Data kualitatif, di lain pihak, adalah data yang tidak daoat diukur dalam skala numeric. Namun karena dalam statistic semua data harus dalam bentuk angka, maka data kualitatif umumnya dikuantitatifkan agar dapat diproses lebih lanjut.

(3)

85 Caranya adalah dengan mengklasifikasikan dalam bentuk kategori. Pada dasarnya jenis data kualitatif digolongkan menjadi :

1. Data nominal, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kategori. Sebagai contoh, industri di Indonesia oleh Biro Pusat Statistik digolongkan menjadi :

• Industri rumah tangga, dengan jumlah tenaga kerjanya 1-4 orang, yang diberi kategori 1.

• Industri kecil, dengan jumlah tenaga kerja 5-19 orang, yang diberi kategori 2.

• Industri menengah, dengan jumlah tenaga kerja 20-100, yang diberi kategori 3.

• Industri besar, dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100, yang diberi kategori 4.

Ingat bahwa angka yang menyatakan ketegori inimenunjukkan bahwa posisi data sama derajatnya. Dalam contoh di atas, angka 4 tidak berarti industry besar nilainya lebih tinggi disbanding industry kecil yang angkanya 1. Angka ini sekedar menunjukkan kode kategori yang berbeda.

2. Data Ordinal, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kategori, namun posisi data tidak sama derajatnya karena dinyatakan dalam skala peringkat (Tabachnick & Fidell, 1996: 8). Sebagai contoh, tingkat kepadatan penduduk suatu daerah dikategorikan:

• Sangat rendah diberi kode 1. • Rendah diberi kode 2. • Moderat diberi kode 3. • Tinggi diberi kode 4. • Sangat tinggi diberi kode 5.

Dengan demikian, kita dapat merangkum macam data berdasarkan data kuantitatif-kualitatif sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 6.1.

(4)

86

6.1.2. Data Menurut Dimensi Waktu

Selain itu, ada juga yang menggolongkan data berdasarkan dimensi waktunya ( Hanke & Reitsch, 1998: 64-5; Sumodiningrat & Kuncoro, 1991 : bab 3 ), yaitu : • Data runtut waktu (times series), yaitu data yang secara kronologis disusun

menurut waktu pada suatu variable tertentu. Data runtut waktu digunakan untuk melihat pengaruh perubahan dalam rentang waktu tertentu. Variasi terjadinya variable adalah antar waktu. Data runtut waktu dibedakan menjadi: • Data harian, misalnya data kurs Rp/US$ setiap hari, data indeks harga

saham per hari.

• Data mingguan, misalnya data pengunjung rumah sakit setiap minggu (7 hari).

• Data bulanan, misalnya data suku bunga deposito dengan jangkan waktu satu bulan (30 hari).

• Data kuartalan, misalnya data penjualan setiap 3 bulan.

• Data tahunan, misalnya data pendapatan nasional setiap tahun (12 bulan). • Data silang tempat ( cross section ), yaitu data yang dikumpulkan pada suatu

titik waktu. Ibaratnya, seperti snap shot (potret ) pada suatu waktu tertentu. Data silang tempat digunakan untuk mengamati respon dalam periode yang sama, sehingga variasi terjadinya adalah antar pengamatan.

Gambar 6.1 Jenis Data

Data Kuantitatif Kualitatif Dimensi Wktu Sumber Interval Rasio Nominal Ordinal Runtut Waktu Silang Tempat Pooling Internal Eksternal Primer Sekunder

(5)

87 Dengan demikian, data ini biasanya lebih sesuai untung mendukung pembuktian dari perilaku individu, perubahan, atau wilayah.

• Data input-output yang diterbitkan setiap 5 tahun sekali

• Data sensus yang diterbitkan setiap 10 tahun sekali. Sebagai contoh: sensus penduduk untuk setiap kabupaten pada tahun 2000; sensus ekonomi dari setiap perusahaan di setiap kabupaten pada tahun 1995.

• Data jumlah penduduk miskin pada setiap desa di Propinsi DIY pada tahun tertentu.

• Laporan keuangan perusahaan yang ada di Bursa Efek pada tahun tertentu. Data Poolling,adalah antara data runtut waktu dan silang tempat. Misalnya, kita ingin mengamati perilaku PAD (Pendapatan Asli Daerah ) untuk masing0masing kabupaten/kota di Propinsi DIY selama 10 tahun terakhir. Karena jumlah daya silang tempat terdiri atas 4 kabupaten (bantul,gunung kidul,sleman,kulon progo) dan 1 kota ( Yogyakarta), sedang data runtut waktu yang diamati 10 tahun, maka jumlah observasi yang dimiliki sebanyak 50 ( 5 kali 10 ).

6.1.3. Data Menurut Sumber

Berdasarkan sumbernya, sumber data umumnya berasal dari (Hanke & Reitsch, 1998: bab 3 ) :

• Data Internal (berasal dari dalam organisasi tersebut ) atau eksternal ( berasal dari luar organisasi tersebut).

• Data primer atau data sekunder. Data primer biasanya dengan survey lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original. Di lain pihak, data sekunder biasanya telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data ( lihat Tabel 6.1 ) dan dipublikasikan kepada masyrakat pengguna data.

(6)

88

6.2. PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Secara singkat dapat dikatakan bahwa data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain. Peneliti dapat mencari data sekunder ini melalui sumber data sekunder. Pada dewasa ini sumber data sekunder semakin banyak jumlahnya, dan tidak terbatas kepada lembaga pemerintah saja. Melihat perkembangan permintaan data, semakin banyak lembaga swasta yang membuka pelayanan permintaan data sekunder.

Bagi peneliti,kekurangan data bukan merupakan persoalan kecil, karena dapat menjadi sumber kegagalan penelitian yang dilakukan. Sehubungan dengan pelayanan permintaan data sekunder ini, hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mengadakan penyimpanan data sehingga data tersebut akan dapat diperoleh kembali dengan cepat dan mudah pada saat di perlukan. Secara tradisional, data akan disimpan alam media cetak dan disimpan rapi menurut klasifikasi tertentu sehingga mudah untuk ditemukan kembali. Sehubungan dengan semakin berkembangnya cara penyimpanan datas sekunder, peneliti seharusnya mengetahui cara mencari kembali data sekunder kalau tidak ingin mendapatkan kesulitan dalam pencarian data sekunder yang diperlukan.

6.2.1. Teknologi Penyimpanan Informasi

Dengan semakin baiknya metode penyimpanan data, pencarian kembali data sekunder ini menjadi semakin mudah dan cepat. Dewasa ini sesuai dengan perkembangan teknologi, data sekunder tidak hanya disimpan dalam media cetak. Penyimpanan data sekunder melalui media cetak memerlukan tempat yang sangat banyak, sementara pencarian kembali data yang diperlukan seringkali mengalami kesulitan. Jika data sekunder yang disimpan tidak begitu banyak, proses penyimpanan dan pencarian kembali ini menjadi persoalan yang serius di dalam perusahaan.

Semakin maju dan besar suatu perusahaan, data yang perlu disimpan dan sewaktu-waktu diperlukan kembali menjadi semkain banyak, penyimpanan seluruh data dalam media cetak menjadi tidak efisien. Disamping memerlukan tempat yang

(7)

89 banyak, dan ini sudah memerlukan persoalan yersendiri, pencarian kembali data pada saat yang diperlukan akan memakan waktu lama. Pengambilan keputusan yang penting sering tertunda atau bisa karena data yang diperlukan tidak dapat dipersiapkan pada saatnya, atau bahkan tidak dapat ditemukan. Dewasa ini sudah saatnya manejemen memperhatikan cara penyimpanan data dengan dukungan teknologi baru. Penyimpanan data sekunder dewasa ini tidak terbatas melalui media cetak saja, melainkan dengan berbagai macam media lain. Perkembangan teknologi memungkinkan perusahaan menyimpan data dalam bentuk microfilm yang snagat menghemat tempat penyimpanan. Setiap halaman buku laporan tahunan perusahaan, jika disimpan dalam microfilm hanya memerlukan tempat tidak lebih dari dua kali satu centimeter. Melalui media ini, data yang semula memerlukan tempat yang besar, dapat disimpan dalam tempat yang kecil.

Sejalan dengan perkembangan teknologi computer, data dapat disimpan didalam pita magnetic atau magnetic tape. Penyimpanan mellaui media ini relative murah dan dapat menyimpan data dalam jumlah yang banyak. Pita magnetic ijni , sebagaimana dalam kset untuk menyimpan lagu, menyimpan data secara urut dari awal sampai akhir. Kelemahan yang ada juga sebagaimana dalam rekaman music, kesulitan yang timbul apabila data yang segera diperlukan berada ditengah. Untuk mencari data yang berada ditengah, kita harus menunggu beberapa saat terlebih dahulu, karena pita magnetic harus dibaca dari awal.

Penyimpanan melalui magnetic disk dapat dilakukan secara lebih cepat dan memungkinkan pencarian data secara langsung. Computer mikr sekarang apda umumnya diperlengkapi dengan hard disk dengan kapasitas yang cukup besar, sementara data dalam jumlah yang lebih besar juga dapat disimpan dalam floppy disk. Di samping magnetic disk, data juga dapat disimpan dalam optical disk, sering disebut sebagai optical laser atau compact disk. Data yang sangat banyak dapat disimpan melalui media ini. Sebuah optical disk berukuran 5,25 inch dapat menyimpan data sebanding dengan 250.000 halaman teks. Dewasa ini penyimpanan data di dalam CD-ROM ( Compact Disk Read-Only Memory ) merupakan hal yang sangat umum. Computer mikro juga diperlengkapi dengan

(8)

90 perlatan untuk membaca CD-ROM sehingga pencarian data dapat dilakukan dengan mudah. Kemajuan teknologi juga memungkinkan adanya pelayanan on-line data base. Melalui pelayanan ini, peneliti dapat mencari data sekunder melalui fasilitas pencarian data yang tersedia. Dengan demikian data yang diperlukan akan dapat diperoleh dalam waktuj yang cepat. Semakin banyak tersediannya data yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, semakin baik kualitas penelitian yang dilakukan. Data sekunder sebagai sumber informasi yang diperoleh dari berbagai sumber disajikan dalam gambar 6.2.

Distribusi Tradisional Data Sekunder Jalur tidak langsung dengan Jalur Langsung

Perantara Penyedia Informasi

(Pemerintah)

Perpustakaan (penyimpanan dokumen & buku milik pemerintah)

Perusahaan pemakai

Penyedia Informasi (Pemerintah)

(9)

91 Distribusi Tradisional Data Sekunder

Komputerisasi Distribusi Tidak Lamgsung Dengan Perantara

Distributor dengan computer, langsung

6.2.2. Penggunaan Data Sekunders

Ada dua alas an penggunaan data sekunder dalam penelitian bisnis dan ekonomi yaitu :

1. Efektivitas Biaya

Biaya pencarian data sekunder lebih murah daripada pencarian data primer. Jika data sekunder yang ada dapat mencukupi kebutuhan data untuk penelitian yang sedang dilakukan, peneliti akan dapat menghemat biaya penelitian dalam jumlah yang besar.

Penyedia Informasi A (data sensus pemerintah) Penyedia Informasi B (toko kelontong-data skaner eceran ) Penyedia Informasi C (perusahaan peneliti pemirsa-data pemerisa TV) Penjual /distributor eksternal ( komputerisasi database menggabungkan ketiga sumber data untuk

wilayah geografis tertentu)

Perusahaan pemakai

Penyedia informasi ( just-in- time inventory partner) database dengan komputer

(10)

92 2. Penghematan Waktu

Waktu yang diperlukan untuk mencari data sekunder lebih singkat daripada untuk data primer. Jika data yang diperlukan sudah tersedia dalam bentuk data sekunder, maka pengumpulan data primer kalaupun masih diperlukan, akan dilakukan untuk jumlah yang lebih kecil. Jadi waktu penelitian secara keseluruhan akan menjadi lebih pendek.

Dalam penelitian bisnis, data sekunder digunakan dalam empat kategori, yaitu : • Pengenalan masalah

• Penjelasan masalah

• Formulasi alternatif yang layak • Penyelesaian permasalahan penelitian

Melalui pemantuan data sekunder secara kontinyu, manajemen dapat mengetahui perubahan lingkungan bisnis yang terjadi. Perubahan lingkungan tidak selalu berdampak negative bagi perusahaan, namaun perlu untuk diantisipasi. Dari perubahan lingkungan yanga ada, manajemen mungkin perlu mengubah kebijakan strategis. Untuk melakukan hal tersebut perlu penelitian untuk mendukung keputusan strategis yang akan diambil.

Melalui data sekunder, peneliti akan memperoleh gamabaran yang lebih jelas dari permasalahan yang dihadapi. Kejelasan permasalahan ini perlu bagi peneliti, karena masalah yang tidak jelas akan menjadi sulit untuk diselidiki. Penulisan proposal penelitian juga dipermudah dengan informasi yang berada dalam data sekunder. Informasi yang relevan dengan penelitian yang dilakukan dapat diperoleh melalui data sekunder.

Sebelum suatu keputusan ditentukan, beberapa alternative kebutuhan disusun terlebih dahulu. Tersedianya informasi yang relevan dari data sekunder dapat membantu penyusunan alternatif keputusan. Sebagai suatu contoh misalnya, data tentang jumlah penduduk, tingkat kepadatan dan pendapatan kota akan sangat membantu untuk penelitian mengenai pendirian pasar swalayan.

(11)

93 Data sekunder tidak hanya dapat membantu memperjelas masalah, penyusunan alternatuf keputusan, melainkan keputusan juga dapat diambil berasar data sekunder yang dikumpulkan. Data sekunder yang relevan dan lengkap, dapat dipergunakan sebagai dasar keputusan yang diperlukan dalam perusahaan. Sebagaimana contoh di atas, kalau data tentang jumlah penduduk, tingkat pendapatan dan kepadatan kota dari seluruh kota besar yang ada dapat diperoleh, keputusan untuk mendirikan pasar swalayan dapat ditentukan berdasar data sekunder.

6.2.3 Metode Pencarian data

Sebelum peneliti melakukan pencarian data sekunder, ia harus menentukan macam data yang diperlukan. Data sekunder dapat berisis informasi yang bersifat umum ataupun informasi yang spesifisik. Pertimbangan utama untuk menentukan macam data yang diperlukan adalah permasalahan yang telah ditentukan oleh peneliti. Kebutuhan data untuk penelitian guna penyusunan strategi pengembangan perusahaan jangka panjang akan berbeda dengan kebutuhan data untuk penyusunan keputusan penggantian mesin.

Pencarian Data Secara Manual

Pencarian data manual meliputi penelusuran data sekunder secara fisik melalui penggunaan indeks, bibliografi, dan referensi pustakawan. Metode ini merupakan metode yang paling sering dipergunakan karena sebagaian besar organisasi bisnis belum mempunyai database yang komprehensif. Untuk menemukan data dengan metode ini, diperlukan pengetahuan tentang metode penyimpanan data yang dipergunakan dan lokasi dari data yang diperlukan. Dari sudut pandang peneliti, lokasi data sekunder dapat dipisahkan menjadi internal dan eksternal.

Lokasi internal adalah penyimpanan data dalam perusahaan. Dari lokasi internal diperoleh data internal, yaitu data sekunder yang telah tersedia di perusahaan.

(12)

94 Pada umumnya data internal dipisahkan menjadi dua macam, yaitu data khusus dan umum. Perbedaan diantara keduanya adalah keuangan, personalia, proses produksi, dari suatu perusahaan pada umumnya tidak dipublikasikan untuk umum, sehingga tidak tersedia untuk umum. Data umum berisi informasi yang berasal dari luar perusahaan, namun dikumpulkan dan disimpan dalam perusahaan untuk kepentingan pengambilan keputusan. Beberapa contoh dari data ini adalah perkembangan perusahaan pesaing, peraturan-peraturan perusahaan yang berkaitan dengan operasi perusahaan, dan beberapa data yang dipublikasikan untuk umum yang relevan dengan kegiatan perusahaan.

Hambatan utama bagi peneliti dalam penggunaan data internal adalah belum terdapat standarisasi penyajian data. Kesulitan sering timbul manakala peneliti harus membandingkan satu perusahaan dengan perusahaan lain, karena data yang tercantum pada masig-masing perusahaan belumtentu mempergunakan klasifikasi yang sama. Idealnya seluruh data internal disusun dengan menggunakan satu stabdar yang sama sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian maupuan keputusan dengan mudah. Dalam perusahaan modern pada umumnya data disusun berdasar system informasi manajemen secara terpadu. System ini merupakan akar penggunaan computer untuk pengelolaan data perusahaan sehingga mampu menyusun informasi yang berguna dan menyajikannya dengan cepat pada saat diperlukan.

Lokasi eksternal adalah penyimpanan data dimana saja diluar perusahaan. Data ini jumlah dan jenisnya sangat banyak, dibuat dan disimpan oleh berbagai pihak. Banyak lembaga baik negeri maupun swasta yang mengumpulkan, menyusun, dan menyajikan data, dan ini merupakan sumber data eksternal yang tidak dapat dihitung jumlah dan jenisnya. Namun demikian, meskipun jumlah dan jenis data yang diperlukan belum tentu ada, klasifikasi yang dipergunakan masing-masing lembaga juga belum tentu sama.

Data eksternal dapat berasal dari berbagai lembaga pemerintahan, perusahaan, asosiasi perdagangan, universitas, dan lembaga pelayanan data baik yang

(13)

95 bertujuan social maupun swasta. Lembaga-lembaga penyusunan data juga merupakan tempat penyimpanan data sekunder yang cukup banyak.

Untuk memudahkan pencarian data eksternal ini,peneliti dapat mengguanakan beberapa petunjuk yang terdapat pada :

• Petunjuk penelitian dan bibliografi • Ensiklopedia, kamus dan buku penuntun • Indeks

• Sumber-sumber statistik • Referensi untuk perusahaan • Sumber-sumber lain

Perkembangan yang relatif baru dalam teknologi penyimpanan data ini, terutama di Negara maju, adalah yang ada tersediannya data dalam media CD-ROM. Data yang disimpan dalam CD-ROM ini dapat dibaca oleh komputer mikro dan dapat dibaca kapan saja dikehendaki oleh peneliti.

Pencarian Data Melalui Kontak Langsung

Metode pencarian data sekunder melalui kontak langsung ini sangat berkembang di Negara maju, dimana fasilitas pendukung untuk kepentingan tersebut telah tersedia. Metode ini bisa dipergunakan oleh peneliti apabila tersedia terminal computer yang dipergunakan olh peneliti yang dpat berhubungan langsung dengan sumber atau distributor dari data sekunder yang diperlukan. Dimaksudkan dengan pencarian data sekunder melalui kontak langsung adalah peneliti menggunakan terminal computer tersebut dan dapat mencari data yang diperlukan secara langsung.

Beberapa alasan penggunaan metode ini adalah sebagai berikut : • Penghematan waktu

(14)

96 Penghematan waktu untuk mencari data sekunder dengan mempergunakan metode ini sangat signifikan. Prosedur pencarian data sekunder dengan metode ini sangat cepat.

• Kecermatan

Peneliti akan lebih yakin dengan data sekunder yang ditemukannya karena berbagai kutipan yang penting akan lebih mudah ditemukan.

• Kenaikan relevansi

Peneliti akan dpat menyeleksi serta memisahkan konsep kunci dan peristilahan baku untuk mengidentifikasi kutipan dan artikel yang mempunyai relevansi dengan permasalahan yang dinilai.

• Efektivitas biaya

Penurunan waktu pencarian data dan kenaikan relevansi data sekunder yang diketemukan membuahkan efektifitas yang tinggi.

Sifat dan nilai dari data sekunder harus dievaluasi terlebih dahulu sebelum data tersebut dipergunakan untuk pengambilan keputusan. Baik data tersebut adalah data internal maupun eksternal, sebelum dipergunakan untuk pengambilan keputusan perlu dievaluasi, karena tujuan pengumpulan data oleh lembaga yang mengempulkan belum tentu sama dengan tujuan peneliti. Data sekunder, bagaimanapun merupakan informasi yang kedua bagi peneliti apabila data tersebut relevan dan dapat diterapkan dalam pengambilan keputusan.

Kriteria untuk evaluasi data sekunder dapat diringkas pada Gambar 6.3. pada intinya kriteria yang harus dipertimbangkan adalah sebagai berikut (Sekaran, 2000):

1. Ketepatan waktu

Faktor waktu sangat menentukan apakah data sekunder dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan atau tidak. Tersedianya pada saat yang diperlukan merupakan pertimbangan penting. Disamping itu perlu diketahui apakah data tersebut merupakan data terbaru dan masih mencerminkan keadaan sekarang. Bila telah ketinggalan jaman, ddata terfsebut tidak bisa di gunakan sebagai alat ukur pengambilan keputusan,

(15)

97 2. Relevansi

Relevansi data sangat perlu untuk dipertimbangkan. Sangat mungkin peneliti mempunyai data yang masih baru, namun belum tentu relevan dengan permasalahan yang dihadapi. Data yang tidak atau kurang relevan tidak perlu dipergunakan sebagai dasar pengambilan keputusan walaupun merupakan data terbaru.

3. Akurasi

Ketelitian dalam proses pengumpulan data sekunder perlu dievaluasi sebelum digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Pada umumnya peneliti akan menemui kesulitan untuk melihat ketelitian data, terutama dari proses pengumpulan data oleh penyedia data sekunder. Oleh karena itu data sekunder perlu dievaluasi dengan cermat dari sisi kelengkapan data, sumber data, dan metode pengumpulan data yang dilakukan oleh penyedia data sekunder.

6.3. Pengumpulan Data Primer

Seperti telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, pedoman umum dalam melakukan penelitian adalah memanfaatkan semua kemungkinan dalam mengidentifikasi dan mengumpulkan data primer yang diharapkan dapat memecahkan masalah pengambilan keputusan. Hanya saja seringkali data sekunder tidak mencukupi untuk menjawab permasalahan. Bahkan dalam banyak kasus, tidak tersedia data sekunder yang dibutuhkan. Dalam keadaan seperti ini, peneliti mau tidak mau harus mencari data primer sendiri yang dibutuhkan dalam formulasi studi dan disain penelitian.

Pengumpulan data primer (PDP) merupakan bagian integral dari proses penelitian bisnis dan ekonomi yang sering kali diperlukan untuk tujuan pengambilan keputusan. Data primer dapat didefinisikan sebagai data yang dikumpulkan dari sumber-sumber asli untuk tujuan tertentu. Subbab ini akan memfokuskan pada aspek manajerial dan tata cara PDP untuk tujuan pengambilan keputusan. Dimulai dengan pengantar singkat mengenai hakekat PDP, berbagai metode

(16)

98 utama PDP akan disajikan, dengan titik berat pada perilaku dan kontrol masing-masing metode.

6.3.1. Hakekat PDP

Bila data sekunder telah dicari dan diketemukan namun tidak mencukupi untuk kebutuhan informasi, maka PDP merupakan pilihan yang agaknya tidak dapat ditawar. Data primer biasanya tidak tersedia dalam bentuk yang sudah dikompilasi, sehingga merupakan tugas peneliti untuk mengumpulkannya dengan cara yang paling efisien dan dalam format yang bermanfaat bagi tujuan pengambilan keputusan.

Sebagai contoh, katakanlah manajer puncak Indomie mengajukan masalah kepada staf litbangnya sebagai berikut: "Bagaimana tanggapan konsumen Indonesia terhadap mie instant Indomie setelah timbul kasus keracunan mie instan di beberapa propinsi?" Staf peneliti besar kemungkinan akan memulai tahapan penelitiannya dengan mencari data sekunder, baik dari sumber internal maupun eksternal, untuk menjawab masalah tersebut. Bila data sekunder yang diperolehnya terbatas atau ketinggalan jaman atau tidak mencukupi, maka is harus memutuskan apakah mengumpulkan data primer sendiri atau tidak. Pada titik ini, kita memulai proses penelitian bisnis sebagaimana telah diuraikan pada bab yang lalu.

Keputusan mengumpulkan data primer pada dasarnya memilih metode untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. Ada dua metode utama PDP, yaitu pasif dan aktif. Perbedaan antara kedua metode ini bermuara pada ada tidaknya pertanyaan-pertanyaan tertulis atau verbal yang diarahkan selama proses pengumpulan data. Perbedaan ini jangan dikacaukan dengan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Dalam banyak kasus,penelitian kualitatif dapat didefinisikan sebagai studi yang tidak dapat dikuantitatifkan, merupakan analisis mendalam dari satu atau beberapa observasi, dan biasanya menggunakan pertanyaan-pertanyaan atau observasi responder yang tidak terstruktur. Di lain

(17)

99 pihak,penelitian kuantitatif biasanya menggunakan sampel yang lebih banyak, menggunakan pertanyaan/observasi yang terstruktur, serta dianalisis secara statistik atau numerik. Baik PDP pasif dan aktif dapat dilakukan pada penelitian kualitatif dan kuantitatif.

PDP pasif merupakan observasi karakter, dengan alat mekanik atau manual, dari elemen-elemen studi. PDP pasif ini amat bermanfaat dalam mendapatkan data baik dari orang maupun jenis elemen studi yang lain. Fokus observasi meliputi karakteristik individu, objek, organisasi, dan semua jenis hal yang menarik perhatian peneliti.

PDP aktif menanyai responden, baik secara personal maupun tidak. PDP aktif lebih lulus dibanding PDP pasif karena metode PDP aktif menghendaki responder untuk aktif berpartisipasi dalam proses pengumpulan data, sedangPDP pasif tidak. PDP pasif hanya mensyaratkan peneliti untuk menangkap karakteristik tertentu tanpa menanyai individu secara langsung.

Agar semakin memperjelas perbedaan dua metode ini, mari kita lihat contoh penggunaan metode PDP aktif dan pasif dalam penelitian bisnis. Bila kita mengumpulkan data mengenai pola kepemimpinan manajer dengan mengamati aktivitas manajer dalam lingkungan kerjanya, ini termasuk pengumpulan data pasif. Namun, bila kita meminta manajer untuk mengisi kuesioner yang isinya menanyakan mengenai pola kepemimpinannya, maka ini merupakan pengumpulan data aktif.

Dalam praktek amat sering dijumpai berbagai kemungkinan variasi dari masing-masing metode. Berbagai variasi dari masing-masing metode PDP, yang dibedakan berdasarkan 3 dimensi, yaitu: derajat kesamaran (degree of disguise), derajat struktur dan metode pengumpulan (Davis & Cosenza, 1993:264-5).

(18)

100 Derajat kesamaran memperhatikan apakah tujuan studi diketahui atau tidak oleh responden.Dalam beberapa kasus mungkin perlu untuk menyembunyikan tujuan studi dari responden karena dikhawatirkan terjadi bias. Misalnya, penelitian mengenai motivasi didasarkan pada fakta bahwa manusia tidak dapat atau tidak mau menceritakan perasaannya yang terdalam. Karenanya, tujuan studi tidak dinyatakan kepada responden agar responder dapat mengidentifikasi motivasi dan kesenangannya secara tidak bias kepada peneliti.

Derajat struktur memusatkan perhatian pada formalisasi proses pengumpulan data. Studi observasi yang terstruktur berarti peneliti mencari karakteristik atau tingkah laku tertentu berdasarkan daftar pertanyaan, baik tertulis maupun verbal, yang telah disiapkan sebelumnya. Observasi yangtak terstruktur menghendaki peneliti untuk secara aktif mengamati situasidengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak formal atau hanya sedikit terstruktur, sekedar dapat mengarahkan peneliti dalam mendapatkan informasi.

Metode pengumpulan menunjukkan cara bagaimana data diperoleh dariunit -unit analisis dalam penelitian. Hai ini bisa dilakukan dengan cara manualmaupun komputer. Contoh observasi manual adalah bila peneliti mengamati jumlah mobil yang melewati suatu perempatan pada hari -hari tertentu dalampenelitian untuk mencari tempat lokasi supermarket yang potensial. Sebagai alternatifnya, kita dapat meletakkan computerized

counter di perempatan tersebut untuk melakukan observasi yang sama.

Metode-metode pengumpulandata dengan cara aktif agak berbeda dengan cara pasif. Dalam PDP aktif, klasifikasi metode pengumpulan didasarkan pada alat utama apa yang dimiliki peneliti dalam menyampaikan pertanyaan: apakah menjumpai secara personal, lewat telepon, surat, dan komputerisasi.

(19)

101

6.3.2. PDP Pasif

Yang dimaksud dengan PDP pasif sebagai suatu metode riset adalah observasi yang memiliki beberapa ciri:

1. Mewujudkan tujuan penelitian

2. Dikumpulkan dan dicatat secara sisitematis 3. Validitas dan reabilitas selalu dicek dan dicontrol

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, metode PDP pasif umumnya dapat dikategorikan menurut derajat kesamaran, derajat struktur dan metode pengumpulannya.Kendati dalam praktek variasi dari bebrapa metode ini hampir tidak terbatas. Tabel 6.1.menyajikan contoh masing-masing metode tersebut dalam konteks suatu penelitian yang didesain untuk mengetahui reaksi penonton bioskop terhadap Ikla n Produk Baru. Table ini setidaknya memberikan gambaran ide dasar dari masing -masing pendekatan dalam proses pengumpulan data.

Kendati PDP pasif telah sering dipergunakan sebagai cara utama dalam pengumpulan informasi, seringkali data yang dihasilkan tidak mencukupi untuk pengambilan keputusan karena dua alasan: Pertama, penggunaan metode PDP pasif berarti karakteristik, tingkah laku, dan lain-lain, diamati ketika hal tersebut terjadi. Cara ini tidak selalu dimungkinkan dalam riset bisnis. Sebagai contoh, banyak pola pengeluaran rumah tangga diketemukan berhubungan dengan variabel demografi dan variabel sejarah hidup lain dari rumah tangga tersebut. Metode PDP pasif, dalam kasus ini, tidak begitu sesuai untuk mengukur variabel-variabel tersebut.

(20)

102 Table 6.1. Contoh Metode PDP Aktif

Variasi Metode

Manual Komputerisasi

Terstruktur Tak Terstruktur Terstruktur Tak Terstruktur

Tersamar Tanpa sepengetahuan

pemilik bioskop peneliti mengamati dan mencatat :

(1) minat penonton

terhadap produk terseb ut:

(2) apakah penonton

memperhaikan seluruh

iklan itu atau tidak.

Tanpa sepengetahuan pemilik bioskop,peneliti yang duduk disamping responden mencoba mengidentifikasi tanggapannya terhadap iklan tersebut. Tanpa sepengetahuan penonton, tempat duduk penonton dipasamgi sejenis alat yang mampu mencatat gerakan responden salama iklan itu ditayangkan. Tanpa sepengetahuan penonton, sebuah video dipasang untuk merekam reaksi penonton terhadap iklan

produk baru itu

Tidak tersamar

Penelitim yang

menjelaskan tujuan riset kepada

responden,mengamati dan

mencatat: (1) minat

penonton terhadap produk

tersebut; (2) apakah

penonton memperhatikan

seluruh iklan itu atau tidak. Peneliti, yang menjelaskan tujuan riset kepada responden, mengamati semua tingkah laku responden untuk mengidentifikasi tanggapannya terhadap produk baru tersebut. Peneliti, yang menjelaskan tujuan riset kepada penonton, mengamati reaksi mata dan tingkah

lau responden lewat monitor. Peneliti yang menjelaskan tujuan riset kepada penonton, mengamati reaksi responden lewat rekaman video.

Sumber: Davis & Consenza (1993: 268)

Alasan kedua, metode PDP pasif sering harus dilengkapi dengan metode PDP lain karena PDP pasif sering menghasilkan informasi yang bisa saja berbeda bila situasinya berbeda. Masalah utama yang dihadapi teknik observasi, terutama dengan cara manual, adalah bahwa data yang dikumpulkan merupakan penafsiran dari apa yang diamati oleh si peneliti. Akibatnya,peneliti yang berbeda mungkin saja menafsirkan arti yang berbeda untuk fenomena yang sama. Masalah yang terakhir inilah yang menimbulkan pertanyaan mengenai validitas penilaian para peneliti.

6.3.3. PDP Aktif

Penelitian bisnis kontemporer sangat menggantungkan pada penggunaan metode PDP aktif. Ini didasarkan fakta bahwa bisnis pada dasarnya adalah fenomena sosial yang berhubungan dengan manusia. Akibatnya, data yang diperlukan untuk membuat keputusan harus berasal dari manusia itu sendiri. PDP aktif dirancang terutama untuk memperoleh informasi dari responden manusia. Kelebihan utama metode ini adalah versatility-nya. Semua jenis informasi abstrak

(21)

103 berupa opini, sikap, kehendak, dan pengharapan dapat diperoleh melalui survei. Kelemahan dari metode ini adalah, kualitas informasi akan sangat bergantung pada kemampuan dan kemauan responder untuk bekerja sama dengan peneliti. Seringkali responden akan menolak untuk diwawancarai atau enggan untuk membalas Surat survei karena alasan pribadi,atau mereka memandang topik yang sedang diteliti terlalu sensitif. Berikut akan diuraikan lebih lanjut mengenai jenis-jenis metode PDP aktif, yaitu wawancara personal, wawancara lewat telepon, wawancara dengan pos, dan wawancara lewat komputer.

Wawancara Personal

Wawancara personal (personal interviewing) diartikan sebagai wawancara antar orang, yaitu antara peneliti (pewawancara) dengan responder (yang diwawancarai), yang diarahkan oleh pewawancara untuk tujuan memperoleh informasi yang relevan. Pewawancara biasanya telah menyiapkan rencana wawancara, sering tertulis, yang berisi pertanyaan -pertanyaan yang difokuskan untuk menjawab masalah penelitian. Ada beberapa kesalahan yang sering dijumpai dalam wawancara personal, yang secara garis besar dikategorikan menjadi kesalahan tidak merespon (nonresponse errors) dan kesalahan merespon (response errors). Kesalahan tidak-merespon adalah kesalahan karena responden yang dimasukkan dalam desain studi tidak dapat dicapai/ditemui. Misalnya, bila kita akan mewawancarai 50 bos konglomerat terbesar di Indonesia

Mendapatkan data mengenai gaya manajerialnya, kita mungkin menghadapi masalah bahwa bos-bos tersebut menolak menjawab pertanyaan kita karena agenda kegiatannya amat sibuk, masalah kerahasian perusahaan, atau karena kita tidak dapat mengalokasikan mereka dalam periode pengumpulan data. Berdasarkan pengalaman, ada beberapa saran untuk mengatasi masalah ini, misalnya dengan menelpon kembali, atau mengontak lagi wawancara yang ditolak karena yang bersangkutan tidak berada di tempat, atau memperkenalkan pewawancara terlebih dahulu kepada responden, atau ditiadakannya prosedur

(22)

104 persetujuan resmi untuk berpartisipasi dalam studi tersebut. Saran lain yang sering dianjurkan adalah dalam perencanaan pengumpulan untuk data juga dimasukkan kerangka waktu untuk melakukan wawancara dengan tujuan meminimumkan kemungkinan responden tidak berada di tempat/di rumah. Misalnya, amat besar kemungkinan menjumpai seseorang di rumah antara hari Senin hingga Jumat pada jam -jam antara jam 17.00 sampai jam 21.00.

Kesalahan merespon muncul bila terdapat perbedaan antara data yang dilaporkan dengan nilai variabel yang sebenarnya. Kesalahan semacam ini dapat digolongkan setidaknya dalam empat macam, yaitu:

1. Keanekaragaman Wawancara (Interview Variability)

Kesalahan ini terutama berkaitan dengan perbedaan dalam situasi- wawancara dan karakter si pewawancara. Umumnya, kualitas wawancara tergantung pada kemam puan dan standardisasi situasi wawancara dibanding karakter khusus si pewawancara.Karena itu seleksi, pelatihan, dan pemantauan untuk petugas pewawancara amat penting untuk mengurangi kesalahan wawancara.

2. Struktur dan Urutan Pertanyaan

Kesalahan ini muncul karena format dan urutan pertanyaan -pertanyaan dapat menimbulkan bias pada hasil studi. Ini bermuara pada masalah kontrol dan minimisasi bentuk kesalahan semacam ini. Kendati ada banyak pedoman dalam seni mengajukan pertanyaan, agaknya titik kritis dalam wawancara personal adalah kemampuan komunikasi si pe wawancara.

3. Metode Administrasi

Kesalahan ini muncul karena si pewawancara menstimulasi jawaban sehingga secara umum jawaban tersebut dapat diterima.

4. Kesalahan Responden

Kesalahan ini diakibatkan oleh ketidaktepatan, baik disengaja atau tidak,oleh responden. Kesalahan ini bisa terjadi karena jawaban responder sengaja dibuat berbeda dengan yang sebenarnya, atau

(23)

105 bisa juga karena kurangnya pengetahuan si responden.

Wawancara personal memang merupakan metode pengumpulan data primer yang mahal. Namun sekaligus bisa menjadi metode yang amat efektif karena tingginya derajat interaksi antara pewawancara dengan responden. Karena itu, bila kita ingin menggunakan metode PDP ini, kita perlu merencanakan penggunaan prosedurnya secara efisien. Caranya, dengan seleksi dan pelatihan yang baik bagi pewawancara, serta memantau dan melakukanwawancara dengan benar.

Ada beberapa pedoman yang barangkali penting diperhatikan. Pertama, setidaknya kita memilih pewawancara atas dasar kemampuan intelektual responden yang hendak diwawancarai. Kedua, pewawancara harus memiliki kemampuan dasar komunikasi yang memungkinkan bersimpati secara tepat kepada responden. Ketiga, pewawancara harus menyadari dan bertanggung jawab terhadap tugasnya. Begitu para pewawancara telah diseleksi, tahap selanjutnya adalah melatihnya. Faktor-faktor yang seharusnya dimasukkan dalam setiap program pelatihan wawancara adalah:

1. Pewawancara baru hendaknya dibekali prinsip-prinsip pengukuran dan pengertian fungsi pengumpulan data, yang sekaligus sebagai dasar untuk mengevaluasi perilaku pewawancara.

2. Tanamkan teknik-teknik mewawancarai yang efektif dan baik.

3. Berikan kesempatan untuk berlatih dan mengevaluasi dengan mengadakan role-playing.

4. Lakukan evaluasi yang cermat tentang pelaksanaan wawancara terutama pada awal pengumpulan data yang sebenarnya.

5. Lakukan pelatihan untuk memberi kode jawaban-jawaban wawancara.

6. Libatkan pewawancara dalam penyusunan jadual wawancara, bi lamana mungkin.

(24)

106 Tahapan terakhir dalam perenc anaan wawancara personal berhubungan dengan pelaksanaan wawancara di lapangan. Agar wawancara dapat berjalan sukses, persyaratan berikut harus dipenuhi, yaitu: 1. Akses

Aks es m eru pakan kem am puan res ponde n unt uk m en yam pai kan informasi yang ditanyakan oleh pewawancara. Ini amat berkaitan dengan masalah struktur wawancara dan pertanyaan. Bila pertanyaan-pertanyaan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak menyerang dan mudah dimengerti oleh responden, maka akses akan terjadi.

2. Kepercayaan/niat baik

Syarat ini menghendaki pewawancara agar membina hubungan baik dengan responden. Dasar syarat ini adalah perasaan saling percaya dan dilandasi niat baik antara pewawancara dengan responden. Ini bisa dipenuhi apabila situasi wawancara menyenangkan bagi responden dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tidak menyinggung perasaan responden.

3. Keahlian

Keahlian di sini adalah keahlian pewawancara. Ini akan menyebabkan hasil wawancara dapat dipercaya, memperoleh legitimasi, dan dapat dipertanggungjawabkan. Bila syarat ini dipenuhi maka responden pun akan merasa bahwa mereka menyumbangkan sesuatu dalam proses wawancara.

4. Motivasi

Motivasi responden di sini berarti kemauan dan hasrat pihak yang diwawancarai untuk memberikan informasi yang diminta oleh pewawancara. Motivasi bersama-sama dengan tiga syarat wawancara lainnya akan menentukan sukses tidaknya wawancara. Karena itu kiat menumbuhkan dan menjaga motivasi responden perlu diperhatikan dalam setiap wawancara, ya itu:

(25)

107 (1) Usahakan situasi pada saat pengumpulan data tidak diganggu oleh

pihak lain;

(2) Ingat baik-baik nama responden Anda; (3) Jagalah netralitas;

(4) Jagalah kerahasiaan;

(5) Dengarkan dengan penuh perhatian dan antusias apa yang diucapkan oleh responden;

(6) Jangan menanyakan lebih rinci isu-isu yang sensitif;

(7) Beritahu responden bagaimana dan mengapa ia dipilih sebagai responden;

(8) Ceritakan mengenai diri dan organisasi Anda bila memungkinkan.

Wawancara Telepon

Wawancara telepon (telephone interviewing) merupakan komunikasi antara pewawancara dan responden dengan menggunakan telepon sebagai alat untuk mencapai tujuan penelitian. Meskipun telepon dapat digunakan untuk penelitian balk yang terstruktur atau tak terstruktur, yang tersamar maupun tak tersamar, dalam banyak kasus cara ini paling sesuai untuk jenis pengumpulan data yang terstruktur dan tak tersamar. Dengan kata lain, wawancara telepon jarang digunakan untuk wawancara yang tak terstruktur dan tersamar karena keterbatasan waktu, tiadanya kontak visual, dan minimnya kontak intim antar individu.

Keuntungan penggunaan telepon dalam PDP adalah efisiensi biaya dan kecepatan pengumpulan data. Di lain pihak, kesulitan utama menggunakan cara ini adalah kenyataan bahwa tidak semua orang/perusahaan/organisasi memiliki telepon. Pada gilirannya, hal ini Bering menimbulkan kesalahan tidak-merespon karena tidak mencukupinya spesifikasi kerangka pengambilan sampel.

Wawancara Lewat Pos

(26)

108 menggunakan kuesioner tertulis yang dikirim lewat pos untuk mencapai tujuan penelitian tertentu. Metode ini paling sering digunakan oleh peneliti bisnis untuk memperoleh data mengenai berbagai macam hal. Keuntungan utama menggunakan metode ini adalah anonimit as dan kerahasiaan responden terjaga rapi. Kelemahannya terutama karena metode ini sering menghasilkan tanggapan yang rendah.

Wawancara Lewat Komputer

Wawancara lewat komputer (computerized interviewing) adalah metode PDP yang menggunakan proses secara elektronik atau komputer. Metode ini amat populer dewasa ini karena fleksibilitas, akses terhadap hasil penelitian segera dapat diketahui, dan administrasinya amat mudah. Pengguna metode ini meliputi evaluasi tentang jasa hotel/losmen, aplikasi kepuasan langganan, penilaian tentang produk dan program televisi baru, dan lain-lain.

PERBANDINGAN METODE-METODE PDP

Perbandingan metode pengumpulan data sebenarnya amat sulit karena tidak ada satu metode yang paling baik digunakan dalam segala situasi. Peneliti, harus mengevaluasi secara menyeluruh kebutuhan data mengenai suatu masalah, dengan memperhatikan kendala waktu dan biaya untuk mengerjakan proyek tersebut. Peneliti disarankan untuk mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode tersebut. Dalam praktek, seringkali peneliti mengkombinasikan beberapa metode sedemikian rupa sehingga kelebihan dari masing-masing metode dapat dieksploitasi.

LATIHAN/TUGAS/PERCOBAAN

1. Sebutkan sumber data yang terbaik untuk data-data berikut ini:

a. Populasi, pendapatan daerah, dan tenaga kerja provinsi Jawa Barat dan Riau.

b. Peta provinsi-provinsi dari kota-kota bedar di Indonesia. c. Data demografis Indonesia dan negara-negara lainnya.

(27)

109 d. Trend perceraian di Indonesia.

e. Penjualan tahunan sepuluh besar perusahaan fast food .

2. Carilah data dari BPS (http://www.bps.go.id) mengenai : a. GNP kuarter pertama 1996

b. Investasi asing dan dalam negeri menurut wilayah untuk kuarter pertama 1996

c. Ekspor barang dan jasa kuarter pertama 1996

3. Gunakan internet untuk mempelajari tentang Indonesia. a. Kunjungi http://www.indonesiatoday.com.

b. Gunakan Yahoo untuk mengunjungi CIA FACTBOOK

c. Kunjungi INFOSEEK atau hotbot dan gunakan Indonesia sebagai

search word. Informasi apa saja yang dapat diperoleh ?

4. FINDSVP adalah perusahaan penyedia informasi mengenai berbagai macam industri. Kunjungi homepage FIND/SVP di http://www.findsvp.com dan pilih salah satu indutri. Informasi industri apa saja yang tersedia?

5. Kunjungi statistik Kanada di http://www.statcan.ca/start.html. a. Bahasa apa saja yang digunakan dalam website ini?

b. Basis data (database) apa saja yang mungkin menarik peneliti bisnis?

PUSTAKA RUJUKAN

1. Burhan Bungin, 2010. Metodologi Penelitian Sosial; Format-faormat

Kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press.

2. Haris Herdiansyah,2010. Metode Penelitian Kualitatif. Salemba Humanika. Jakarta.

3. Emzir, 2010. Analisis Data: Metode Penelitian Kualitatif. Rajawali Pers.

(28)

110 5. Anselm Strauss & Juliet Corbin. 2003. Dasar-Dasar Penelitian

Kualitatif: Tatalangkah dan Teknik-teknik Teorisasi Data. Pustaka

Pelajar.

6. Nur Indriantoro & Bambang Supomo.2002. Metodologi Penelitian Bisnis. BPFE. Yogjakarta.

7. Donald R. Cooper, Pamela S. Schindler.2006. Business Research

Methods. Mc Graw Hill.

8. Sugiyono. 2007.Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

9. Uma Sekaran, 2003. Research Methods For Business. John Wiley & Sons. Inc.

10. Kuncoro, Mudrajad, 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit Erlangga, Jakarta

11. Augusty, Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gambar

Gambar 6.1  Jenis Data

Referensi

Dokumen terkait

1. Bagi perusahaan industri, terdapat kekurangan dalam dimensi akuntansi lingkungan fisik dan akuntansi lingkungan moneter yaitu kadang-kadang perhitungan dan

Hasil Granger causality model IPI untuk instrumen moneter Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) pada Gambar 6 (a) menunjukkan bahwa pembiayaan syariah memberikan

Deskripsi : Suatu ukuran yang menggambarkan tingkat kepatuhan dalam Pengelolaan BMN lingkup Ditjen Perikanan Tangkap yang telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang

Untuk mengedit nomor plat truk, langkahnya adalah mengambil teks yang ada dalam EditText setelah user mengisikan nomor platnya. Namun belum ada aturan yang melarang

Rinitis vasomotor merupakan suatu gangguan fisiologik neurovaskular mukosa hidung dengan gejala hidung tersumbat, rinore yang hebat dan kadang – kadang dijumpai adanya bersin

Dengan demikian X 2 hitung lebih besar dari pada X 2 tabel, sehingga dapat dikatakan bahwa luas lahan yang dikelola mempunyai hubungan nyata dengan tingkat

Apalagi dengan pesatnya perkembangan teknologi pada saat ini, khususnya smartphone dengan sistem Android membuat hampir semua keinginan dan kebutuhan penggunanya