i
KINERJA KEUANGAN PADA PT.BUMI KARSA MAKASSAR
HASNI 10573 02506 11
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASAR
2015
ii
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang terbentuk berdasarkan Surat Keputusan Rektor Unismuh Makassar, Nomor 074 tahun 1436 H/2015 M. Skripsi ini telah dipertahankan di depan tim penguji pada hari Minggu tanggal 23 Agustus 2015 yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, Dzulqaidah 1436 H 28 Agustus 2015 M
PANITIA UJIAN :
Pengawasan umum : Dr. H. Irwan akib, M.Pd (...) (Rektor Unismuh Makassar)
Ketua : Dr. H. Mahmud Nuhung, M. A (...) (Dekan fakultas Ekonomi dan Bisnis)
Sekretaris : H. Sultan Sarda, SE., MM (...) (wakil Dekan fakultas Ekonomi dan Bisnis)
Tim Penguji :
1. Dr. H. Mahmud Nuhung, M. A (...)
2. Ishak, SE., MM., Ak., CA (...)
3. Dr. Andi Rustam, SE., MM., Ak., CA (...)
4. Muh. Nur Rasyid, SE., MM (...)
iii
INTERNAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PT.BUMI KARSA MAKASSAR
Nama Mahasiswa : HASNI
No. Stambuk : 1057302506 11
Fakultas/Jurusan : EKONOMI DAN BISNIS/AKUNTANSI
Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Telah diperiksa dan diujikan oleh tim penguji pada hari Minggu, 23 Agustus 2015.
Makassar, Agustus 2015 Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. H. Mahmud Nuhung, MA Ishak, SE., M.Si., Ak.CA NBM: 4977964 NBM: 1073408
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar Universitas Muhammadiyah Makassar
Dr. H. Mahmud Nuhung, MA Ismail Badollahi, SE.,M.Si.,Ak.
NBM: 497794 NBM: 1073428
iv
Nama : Hasni
Nim : 10573 025066 11
Program Studi : Akuntansi Fakultas : Fakultas
Perguruan tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Peran dan Fungsi Audit Internal Terhadap Kinerja Keuangan pada PT.Bumi Karsa Makassar. Benar-benar asil penelitian sendiri dan bukan merupakan pelanggaran hak cipta (plagiat).
Dalam skripsi ini tidak terdapat karya pendapat yang telah ditulis atas dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama dan dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di atas baik sengaja maupun tidak sengaja, dengan hal ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai ahsil tulisan saya sendiri ini, yang berarti Gelar Sebagai Sarjana Ekonomi (SE) dan ijazah yang telah diberikan oelh universitas muhammadiyah makassar batal saya terima atau tdak sah.
Makassar, Oktober 2015 Yang membuat pernyatan
Hasni
Nim : 10573 02506 11
v
Keuangan pada PT.Bumi Karsa Makassar. (Pembimbing I : Dr. H. Mahmud Nuhung, MA Dan Pembimbing II : Ishak, SE., M.Si., Ak.CA)
Skirpsi ini membahas tentang Pengaruh dan fungsi audit internal terhadap kinerja keuangan pada PT.Bumi Karsa Makassar.
Penelitian ini dilakukan pada PT.Bumi Karsa yang merupakan perusahaan yang berorientasi pada proyek konstruksi nasional seperti jalan, jembatan, bendungan, irigasi, bandar udara, gedung-gedung perkantoran, dan fasilitas umum lainnya telah menumbuhkan kepercayaan pemerintah masyarakat umum.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Internal Audit berpengaruh Terhadap Kinerja Keuangan dan Sejauh mana peranan dan fungsi Internal Audit Terhadap Kinerja Keuangan PT.Bumi Karsa. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui pengaruh internal audit terhadap kinerja keuangan dan sejauh mana peran dan fungsi internal audit terhadap kinerja keuangan PT.Bumi Karsa. Jenis penelitian yang digunakan yaitu regresi linear sederhana yang menggambarkan seberapa besar pengaruh peran dan fungsi Audit Internal terhadap Kinerja Keuangan pada PT. Bumi Karsa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dari hasil analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi antara peran dan fungsi audit dengan kinerja keuangan (r) adalah 0,569. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang cukup kuat antara peran dan fungsi audit internal dengan kinerja keuangan.
Sedangkan arah positif karena nilai r positif, berarti semakin tinggi peran dan fungsi audit internal maka semakin meningkat kinerja keuangan.
Kata Kunci : Peran Audit Internal , Fungsi Audit Internal , Kinerja Keuangan
vi
Persembahan
Ayahanda dan ibundaku, beserta Keluargaku tersayang
Terima kasih atas segenap ketulusan cinta & kasih sayangnya selama ini. Do’a, nasehat, motivasi dan semangat, perjuangan dan pengorbanan untuk ananda...
Semoga limpahan karunia-Nya senantiasa tercurah kepada kalian semua. Aamiin..
Pengetahuan yang benar tidak diukur dari seberapa banyak anda menghafal dan seberapa banyak yang mampu anda jelaskan, melainkan, pengetahuan yang benar adalah ekspresi kesalehan (melindungi diri dari apa yang Allah larang dan bertindak atas apa yang Allah amanatkan)
(Abu Na’im)
Jika seseorang bepergian dengan tujuan mencari ilmu, maka Allah akan menjadikan perjalanannya seperti perjalanan menuju surge.
(Nabi Muhammad SAW)
vii
ﺎﻧﺪﯿﺳ ﻦﯿﻠﺳﺮﻤﻟاو ءﺎﯿﺒﻧﻻا فﺮﺷا ﻰﻠﻋ مﻼﺴﻟاو ةﻼﺼﻟاو ﻦﯿﻤﻟ ﺎﻌﻟا بر ﺪﻤﺤﻟا ﺪﻌﺑ ﺎﻣا .ﻦﯿﻌﻤﺟأ ﮫﺒﺤﺻو ﮫﻟأ ﻰﻠﻋو ﺪﻤﺤﻣ
Segala puji bagi Allah, Tuhan yang telah menciptakan ciptaanNya dalam bentuk yang bermacam-macam. Aku bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya dan memohon ampunan-Nya dan bertaubat dari segala dosa yang dapat menghilangkan nikmatNya dan menurunkan siksa-Nya. Aku bersaksi sesungguhnya tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah yang telah menciptakan langit dan bumi serta seluruh isinya. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Hamba Allah, RasulNya dan pilihanNya diantara ciptaan-Nya, yang telah diutus sebagai rahmat dan teladan bagi seluruh alam semesta, petunjuk jalan bagi manusia, bukti kebenaran-Nya bagi orang-orang yang ingkar.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Peran dan Fungsi Audit Internal
terhadap Kinerja Keuangan Pada PT. Bumi Karsa Makassar” disusun dan
diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai derajat Sarjana Strata 1 Jurusan
Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar. Selama
proses penyelesaian studi di fakultas ekonomi sekaligus penulisan skripsi ini,
penulis memperoleh banyak pembelajaran. Terselesaikannya penulisan skripsi ini,
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan
viii
1. Orang tua saya, “Mama dan Papa” HJ.SYAMSIAH dan H.YALONG atas segala keikhlasan dan jerih payahnya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan studi sampai perguruan tinggi.
2. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd, Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak DR. H. Mahmud Nuhung, M.A, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar dan Pembimbing I saya yang selalu memberikan masukan dan pembelajaran bagi penulis dengan ikhlas mendidik, membina, dan menambah pengetahuan selama mengikuti jenjang pendidikan.
4. Bapak Ishak,SE.M.Si., Ak, CA, Selaku pembimbing II yang telah sabar membimbing saya selama proses penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Ismail Badollahi, SE. M.Si. Ak, CA, Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
6. Seluruh Staf akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, mulai dari pegawai tata usaha hingga para dosen yang telah mengajar, menyalurkan ilmunya, dan membimbing dengan ikhlas serta memberikan arahan kepada penulis.
7. Kepada perwakilan PT. Bumi Karsa Makassar yang telah memberi izin
untuk melaksanakan penelitian dan terkhusus kepada Ibu Yuki, Ibu Nia, dan
ix
8. Special Thanks Kepada kakak - kakakku dan keluarga yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil.
9. The someone Wahid Halik dan Sahabatku Ayyu dan Rhyma dan geng yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah setia dan baik hati memberikan motivasi,dorongan,dukungan dan bantuan selama menempuh pendidikan sampai penulisan skripsi.
10. Teman-teman mahasiswa jurusan Ak – 4 2011 terkhusus Rezky Budiawati, Andi Risna, Fatry, Linda ,Febby dan Zulfa serta semuanya yang tidak bisa disebut satu persatu yang telah menjadi sahabat yang baik dan senantiasa memberikan semangat dalam barbagai suka maupun duka selama penulis di bangku perkuliahan sampai sekarang ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan penyusunan tidak luput dari kekurangan-kekurangan baik isinya maupun penyajiannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakannya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Terima kasih.
Makassar, Juli 2015
Hasni
x
LEMBAR PENGESAHAN ...ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii
SURAT PERNYATAAN SKRIPSI ...iv
ABSTRAK ...v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...vi
KATA PENGANTAR...vii
DAFTAR ISI...x
DAFTAR GAMBAR...xiii
DAFTAR TABEL. ...xiv
BAB I PENDAHULUAN...1
A.Latar Belakang ...1
B.Rumusan Masalah ...3
C.Tujuan Penelitian...3
D.Manfaat Penelitian ...4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...5
A.Pengertian Auditing ...5
B.Pengertian Internal Auditing ...9
1. Tujuan Internal Auditing...10
2. Ruang Lingkup Internal Auditing ...11
C.Fungsi Audit Internal ...13
D.Kedudukan Audit Internal...18
E.Wewenang dan Tanggung Jawab Audit Internal...20
F.Laporan Audit Internal ...21
xi
I.Pengaruh Dan Peranan audit dalam menilai kinerja keuangan ...27
J.Kerangka Pemikiran ...27
K.Hipoteseis Penelitian...29
BAB III METODE PENELITIAN ...30
A.Lokasi dan Waktu Penelitian ...30
B.Desain Penelitian...30
C.Populasi dan Sampel ...30
D.Jenis Data ...31
E.Teknik Pengumpulan Data ...31
F.Metode Analisis Data ...32
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN...36
A.Sejarah Singkat Perusahaan ...36
B.Visi dan Misi Perusahaan ...38
1. Visi...38
2. Misi ...38
3. Kebijakan Quality Healty Safety and Enviromental(QHSE)...38
C.Manajemen Mutu ...38
D.Struktur Organisasi Perusahaan ...39
E.Tugas dan Fungsi...40
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN...45
A.Hasil Penelitian ...45
1.Kuesioner ...45
2.Jenis Kelamin Responden ...45
xii
5.Lama Responden Bekerja ...48
B.Uji Kualitas Data ...49
1.Pengujian Validitas ...49
2.Pengujian Reliabilitas ...52
3.Pengujian Hipotesis ...53
4.Pengujian Signifikan Persial(Uji-t)...55
5.Pengujian Korelasi ...56
C. Pembahasan Penelitian...57
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...59
A.Kesimpulan ...59
B.Saran...60
DAFTAR PUSTAKA...61
LAMPIRAN...63
RIWAYAT HIDUP...74
xiii
Gambar 4.1 Profil Perusahaan ... 39
xiv
Tabel 4.1 Profil Perusahaan... 37
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Responden ... 46
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 47
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja... 48
Tabel 5.5 Hasil Pengujian Validitas Peran dan Fungsi Audit internal... 50
Tabel 5.6 Hasil Pengujian Validitas Kinerja Keuangan ... 51
Tabel 5.7 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 52
Tabel 5.8 Koefisien determinasi kinerja keuangan ... 53
Tabel 5.9 Hasil Perhitungan analisis Regresi Linear Sederhana atas Peran dan Fungsi Audit Internal terhadap Kinerja Keuangan ... 54
Tabel 5.10 Hasil Pengujian Signifikan Persial(Uji-t)... 55
Tabel 5.11 Hasil Perhitungan Analisis Sederhana atas Peran dan Fungsi
Audit Internal terhadap Kinerja Keuangan... 57
1 A. Latar Belakang Penelitian
Perusahaan, baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan mempertajam persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga perlu pemikiran yang makin kritis atas pemanfaatan secara optimal penggunaan berbagai sumber dana dan daya yang ada. Sebagai konsekuensi logis dari timbulnya persaingan yang semakin tajam, ada tiga kemungkinan yaitu mundur, bertahan atau tetap unggul dan bahkan semakin berkembang. Agar perusahaan dapat bertahan atau bahkan berkembang diperlukan upaya penyehatan dan penyempurnaan meliputi peningkatan produktivitas, efisiensi serta efektifitas pencapaian tujuan perusahaan. Menghadapi hal ini, berbagai kebijakan dan strategi terus diterapkan dan ditingkatkan. Kebijakan yang ditempuh manajemen antara lain meningkatkan pengawasan dalam perusahaan (internal control).
Dalam perusahaan, pelaksanaan pengawasan dapat dilaksanakan secara langsung oleh pemiliknya sendiri dan dapat pula melalui sistem internal control.
Dengan semakin berkembangnya perusahaan maka kegiatan dan masalah yang
dihadapi perusahaan semakin kompleks, sehigga semakin sulit bagi pihak
pimpinan untuk melaksanakan pengawasan secara langsung terhadap seluruh
aktivitas perusahaan. Dengan demikian maka dirasakan perlunya bantuan
manajer-manajer yang profesional sesuai dengan bidang yang ada dalam
organisasi misalnya bidang pemasaran, produksi, keuangan dan lain-lain. Perlu adanya struktur organisasi yang memadai, yang akan menciptakan suasana kerja yang sehat karena setiap staf bisa mengetahui dengan jelas dan pasti apa wewenang dan tanggung jawabnya serta dengan siapa ia bertanggung jawab.
Selain itu, dengan bertambah besarnya perusahaan diperlukan suatu pengawasan yang lebih baik agar perusahaan dapat dikelola secara efektif. Salah satu sistem pengawasan yang baik adalah melalui sistem internal control.
Untuk menjaga agar sistem internal control ini benar-benar dapat dilaksanakan, maka sangat diperlukan adanya auditor internal atau bagian pemeriksaan intern. Fungsi pemeriksaan ini merupakan upaya tindakan pencegahan, penemuan penyimpangan-penyimpangan melalui pembinaan dan pemantauan internal control secara berkesinambungan. Bagian ini harus membuat suatu program yang sistematis dengan mengadakan observasi langsung, pemeriksaan dan penilaian atas pelaksanaan kebijakan pimpinan serta pengawasan sistem informasi akuntansi dan keuangan lainnya.
Dalam suatu perusahaan, auditor internal menilai apakah sistem
pengawasan intern yang telah ditetapkan manajemen berjalan dengan baik dan
efisien, apakah laporan keuangan menunjukkan posisi keuangan dan hasil usaha
yang akurat serta setiap bagian benar-benar melaksanakan kebijakan sesuai
dengan rencana dan prosedur yang telah ditetapkan. Pemeriksaan intern
memberikan informasi yang tepat dan objektif untuk membantu manajemen dalam
mengambil keputusan sehingga dapat meningkatkan kemampuan manajemen dan
mengurangi kemungkinan yang dapat merugikan perusahaan.
Melihat besarnya peran yang dapat diberikan oleh internal audit kepada manajemen, maka penulis mencoba untuk melihat pentingnya peranan internal auditor untuk membantu manajemen dalam menjalankan kegiatan perusahaan.
Maka penulis melakukan peninjauan dan penelitian pada PT. Bumi Karsa dengan judul ”Pengaruh Peran dan Fungsi Auditor Internal terhadap Kinerja Keuangan pada PT.BUMI KARSA MAKASSAR.”
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini masalah-masalah yang akan dibahas secara fokus pada pembahasan selanjutnya, adalah sebagai berikut:
“Apakah Internal Audit berpengaruh Terhadap Kinerja Keuangan dan Sejauh mana peranan dan fungsi Internal Audit Terhadap Kinerja Keuangan PT.Bumi Karsa ?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang telah dirumuskan di atas, yaitu:
Untuk mengetahui pengaruh internal audit terhadap kinerja keuangan dan
sejauh mana peran dan fungsi internal audit terhadap kinerja keuangan PT.Bumi
Karsa.
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap akan ada manfaat yang dapat diambil oleh berbagai pihak sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Selain menjadi penyelesaian salah satu kewajiban dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 (satu) di Universitas Muhammadiyah Makassar, sekaligus juga menambah pengetahuan, wawasan dan pemahaman akan aplikasi teori-teori yang didapat selama perkuliahan di lapangan.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai masukan pada proses pengambilan keputusan dalam perbaikan khususnya mengenai peran dan fungsi internal audit dan kinerja keuangan.
3. Bagi Para Pembaca
Sebagai bahan informasi atau pengetahuan tambahan mengenai peranan
dan fungsi internal audit terhadap kinerja keuangan.
5 A. Pengertian Auditing
Auditing berasal dari bahasa latin, yaitu ”audire” yang berarti mendengar atau memperhatikan. Mendengar dalam hal ini adalah memperhatikan dan mengamati pertanggungjawaban keuangan yang disampaikan penanggung jawab keuangan, dalam hal ini manajemen perusahaan. Pada perkembangan terakhir sesuai dengan perkembangan dunia usaha, pendengar tersebut dikenal dengan auditor atau pemeriksa. Sedangkan tugas yang diemban oleh auditor tersebut disebut dengan ”auditing”.
Untuk dapat memahami lebih lanjut pengertian auditing, maka perlu dikemukakan pendapat Kohler yang menyatakan sebagai berikut:
Auditing is an explorotary, critical review by a profesional account of the underlying internal control and accounting records of a business enterprises or other economic unit, precedent to the expression by the auditor of an opinion of the propriety (fairness) of its financial statement.
Dari definisi diatas dapat diketahui tiga sasaran pokok pemeriksaan yaitu:
1. Pemeriksaan atas pengawasan intern
Dalam hal ini pengawasan intern meliputi pengawasan akuntansi dan
pengawasan administrasi.
2. Pemeriksaan atas catatan keuangan
Catatan keuangan meliputi catatan yang memuat satuan uang seperti faktur pembelian, faktur penjualan, bukti penerimaan uang, daftar gaji, buku harian, buku besar, buku tambahan dan lain sebagainya.
3. Pemeriksaan atas catatan lain
Catatan lain meliputi seluruh catatan diluar catatan keuangan seperti anggaran dasar, notulen rapat, data statistik dan sebagainya. Selanjutnya Moenaf Regar memberikan pengertian auditing sebagai berikut:
Pemeriksaan (auditing, general audit, financial audit) adalah serangkaian pemeriksaan kegiatan yang bebas dilakukan oleh akuntan untuk meneliti daftar keuangan dari suatu perusahaan yang dilaksanakan menurut norma pemeriksaan akuntan untuk dapat memberikan (atau menolak memberikan) pendapat mengenai kewajaran dari daftar keuangan yang diperiksa.
Pendapat diatas mengandung pengertian bahwa pemeriksaan yang
dilakukan oleh akuntan (auditor) terhadap daftar keuangan perusahaan harus
dilaksanakan secara bebas, tanpa adanya tekanan dari pihak manapun dan juga
dilaksanakan menurut norma pemeriksaan yang telah ditetapkan oleh yang
berwenang. Kata bebas yang dimaksud dalam hal ini adalah suatu sikap yang
tidak berpihak dalam melaksanakan pemeriksaan untuk sampai kepada pemberian
pendapat, baik dalam kenyataan (in fact) maupun dalam penglihatan (in
appearance). Sedangkan norma pemeriksaan adalah suatu ukuran untuk
mengetahui mutu pelaksanaan pemeriksaan. Selanjutnya pengertian auditing dikemukakan dalam bentuk yan lebih luas oleh Arens dan James sebagai berikut:
Auditing adalah suatu proses dengan apa seseorang yang mampu dan independen dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari keterangan yang terukur dari suatu kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari keterangan yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Definisi di atas dapat dijelaskan lebih lanjut berdasarkan unsur-unsur yang dicakup sebagai berikut:
1. Pengumpulan dan penilaian bukti
Yang dimaksud dengan bukti disini adalah segala keterangan yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah keterangan atau informasi yang diperiksa tersebut sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2. Keahlian dan kebebasan
Seorang auditor harus mempunyai pengetahuan yang cukup agar
dapat memahami kriteria-kriteria yang digunakan dan cukup mampu atau
kompoten untuk mengetahui dengan pasti jenis dan jumlah fakta yang
dibutuhkan agar pada akhir pemeriksaan ia dapat menarik kesimpulan
yang tepat. Auditor juga harus memiliki sikap mental yang bebas atau
independen.
3. Satuan ekonomi tertentu
Setiap kali akan dilakukan suatu audit, ruang lingkup pertanggungjawaban auditor harus dinyatakan secara jelas, yang terutama harus dilakukan adalah menegas satuan ekonomi yang dimaksud dan periode waktunya.
4. Data keterangan yang terukur dan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan Untuk mempermudah penilaian keterangan, data harus dapat dikumpulkan dengan mudah, berarti data tersebut disusun dalam suatu sistem akuntansi. Data yang disajikan manajemen tersbut dibandingkan dengan kriteria atau standar yang telah ditetapkan.
5. Pelaporan
Hasil akhir suatu pemeriksaan adalah menerbitkan laporan yang berisi kesimpulan dan temuan yang didapat selama pemeriksaan berlangsung sampai selesai. Isi dan bentuk laporan biasanya berbeda, tergantung pada maksud, tujuan dan sifat pemeriksaan yang dilakukan.
Tetapi suatu laporan harus dapat menjelaskan pada pembaca mengenai kesamaan antara informasi yang dinyatakan dengan angka, kriteria atau ukuran yang ada.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pemeriksaan bertujuan
memberikan gambaran tentang kesesuaian yang diperiksa berupa kegiatan, data
atau bukti dengan kriteria yang ditentukan oleh orang yang mempunyai keahlian
yang bebas untuk memberikan kesimpulannya melalui alat komunikasi yang
dituangkan dalam bentuk laporan. Secara umum, tujuan pemeriksaan yang
dilakukan auditor adalah untuk meningkatkan kepercayaan (credibility) daftar keuangan yang disajikan manajemen, dengan memberikan pendapat mengenai kelayakan dari daftar keuangan yang disajikan tersebut.
B. Pengertian Internal Auditing
Apabila diteliti dalam berbagai buku, tidak ada perbedaan yang mendasar mengenai pengertian internal auditing. Para ahli sepakat menyatakan bahwa internal auditing adalah suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi guna menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan guna memberikan saran-saran kepada manajemen.
Kegiatan penilaian ini bersifat independen bukanlah dalam arti absolut yang berarti bebas dari semua ketergantungan seperti halnya eksternal auditor, tetapi maksudnya bahwa pemeriksa intern bebas dari pengaruh atau kekuasaan pihak yang diperiksanya sehingga diharapkan akan dapat memberikan penilaian yang objektif. The Institute of Internal Auditors, suatu organisasi di Amerika Serikat memberikan definisi internal auditing sebagai berikut:
Internal Auditing adalah kegiatan penilaian yang independen dalam organisasi untuk mereview operasi sebagai jasa yang diberikan kepada manajemen. Jadi internal auditing merupakan pengendalian manajerial, yang melaksanakan fungsinya dengan mengukur dan mengevaluasi keefektifan pengendalian lain.
Definisi di atas, mengandung pengertian bahwa internal auditing
merupakan suatu aktifitas penilaian yang bebas dalam organisasi, yang tugasnya
meliputi seluruh bidang kegiatan operasi perusahaan. Definisi ini juga
menegaskan bahwa tujuan utama pemeriksaan ditekankan pada aspek pengawasan menajemen (management control).
a. Tujuan Internal Auditing
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, auditing bertujuan untuk mengadakan penilaian atas kekayaan dan menilai kewajaran penyajian laporan keuangan. Pada dasarnya tujuan tersebut tidak jauh berbeda dengan tujuan internal auditing, hanya saja internal auditing berorientasi kepada kepentingan perusahaan.
Tujuan internal auditing adalah membantu anggota organisasi melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Internal auditing menyediakan analisis, penilaian-penilaian, rekomendasi, nasehat dan informasi mengenai kegiatan objek yang diperiksa. Tujuan pemeriksaan termasuk meningkatkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar, Tujuan tersebut hanya dapat dicapai dengan meneliti dan menilai apakah pelaksanaan sistem pengawasan intern bidang akuntansi, keuangan dan oeprasi berfungsi dengan baik dan memenuhi kriteria tertentu.
Tugas auditor internal adalah menyelidiki dan menilai pengendalian intern dan efisiensi pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi. Dengan demikian internal auditing merupakan bentuk pengendalian yang fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektivitas unsur-unsur pengendalian intern yang lain.
Internal auditing merupakan kegiatan penilaian yang bebas yang terdapat
dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan
dan kegiatan lain, untuk memberikan jasa kepada manajemen. Internal auditing
berhubungan dengan semua tahap kegiatan perusahaan, sehingga tidak hanya terbatas pada pemeriksaan terhadap catatan akuntansi. Adapun tujuan internal auditing sebagai berikut:
1. Pemeriksaan dan penilaian terhadap baik atau tidaknya pengendalian akuntansi dan pengendalian administratif dan mendorong penggunaan cara-cara yang efektif dengan biaya yang efektif dengan biaya yang minimum.
2. Menentukan sampai seberapa jauh pelaksanaan kebijaksanaan manajemen puncak dipatuhi.
3. Menentukan sampai seberapa jauh kekayaan perusahaan dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari segala macam kerugian.
4. Menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan dalam perusahaan.
5. Memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan-kegaitan perusahaan.
b. Ruang Lingkup Internal Auditing
Ruang lingkup internal auditing dapat dibagi atas dua bagian, yaitu financial audit dan operasional audit, seprti yang dijelaskan oleh Ruchyat Kosasih:
Aktivitas pemeriksaan intern menyangkut dua hal, yaitu:
a. Pemeriksaan Keuangan (Financial Audit)
Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan yang ditujukan untuk
membuktikan keakuratan data keuangan dan operasi, keefektifan pengawasan
intern yang meliputi verifikasi atas keberadaan harta benda perusahaan dan
menyakinkan bahwa pengamanannya cukup memadai dan pencatatannya
dilakukan dengan tepat. Untuk lebih jelasnya lagi diberikan batasan financial audit sebagai berikut:
Financial audit atau pemeriksaan keuangan adalah verifikasi eksistensi kekayaan dan menyakinkan bahwa pengamanannya cukup dan apakah sistem akuntansi dan sistem pelaporan dapat dipercaya termasuk pembahasan internal control.
Dari pengertian di atas maka auditor internal harus mengadakan konfirmasi hutang dan piutang, memeriksa efektif atau tidaknya sistem akuntansi yang ada dan prosedur yang berhubungan dengan sistem internal control.
b. Pemeriksaan Operasional
Pemeriksaan operasional dilaksanakan pada berbagai tingaktan manajemen (level of management), objek yang dinilai adalah aktivitas operasi, kebijaksanaan dan daya guna usaha.
Federal Financial Institute in Canada, memberikan definisi Operasional Audit sebagai berikut:
Operational audit adalah suatu aktivitas penilaian independen sistematis
dalam suatu organisasi untuk menilai operasi-operasi seluruh departemen
sebagai pemberi jasa pada manajemen. Tujuan keseluruhan audit operasi
adalah membantu semua tingkat manajemen agar dapat melaksanakan
tanggung jawab mereka dengan efektif dengan menyajikan pada mereka
analisa-analisa penelitian, rekomendasi-rekomendasi yang objektif dan
komentar-komentar yang tepat mengenai efektifitas ditinjau.
Menurut pendapat Arthur W. Holmes dalam buku Auditing Norma dan Prosedur mengatakan sebagai berikut:
Adapun tujaun dari operasi audit adalah terutama menyangkut pencapaian sasaran-sasaran operasional seperti humas, efisiensi produksi atau efisiensi operasional, keefektifan operasional dan keefektifan manajerial.
Dari beberapa definisi tersebut dapat diketahui bahwa operasional audit ditekankan pada penelitian yang bebas dan dilakukan dengan sistematis atas seluruh pelaksanaan kegiatan operasi perusahaan dan untuk melaksanakan operasi audit perlu adanya gabungan pemeriksaan dengan berbagai ahli. Mengenai hal ini S. Hadibroto mengatakan sebagai berikut:
Auditor (pemeriksa) diharapkan menguasai berbagai bidang ilmu yaitu:
ilmu ekonomi, manajemen, hukum, moneter dan sebagainya. Maka dari itu seyogyanya sebagai pemeriksa bertindak sebuah tim yang sifatnya multi displiner, khusus dari pola pemeriksa disyaratkan menguasai ilmu organisasi (manajemen).
C. Fungsi Audit Internal
Pada mulanya audit internal dalam suatu perusahaan mempunyai fungsi
yang terbatas, yaitu mengadakan pengawasan atas pembukuan, namun sejalan
dengan meningkatnya sistem informasi akuntansi, aktivitas internal auditor tidak
lagi berputar pada pengawasan pembukuan semata-mata.
Akan tetapi mencakup pemeriksaan dan evaluasi terhadap kecukupan dan efektivitas sistem organisasi, sistem internal control dan kualitas kertas kerja manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
Fungsi audit internal yang dikemukakan oleh Holmes dan Overmayer yang menggolongkan secara terperinci:
1. Menentukan baik tidaknya internal control dengan memperhatikan pemeriksaan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah dilaksanakan.
2. Bertanggung jawab dalam menentukan apakah pelaksanaan sesuai dengan rencana policy dan prosedur yang telah ditetapkan sampai nilai apakah hal tersebut telah diperbaiki atau tidak,
3. Menverifikasi adanya keuntungan kekayaan atau asset termasuk mencegah dan menentukan penyelesaian.
4. Menverifikasikan dan menilai tingkat kepercayaan terhadap sistem akuntansi dan pelaporan.
5. Melaporkan secara objektif apa yang diketahui kepada manajemen disertai rekomendasi perbaikan.
Pendapat lain tentang fungsi pemeriksaan adalah menurut General Accounting Officer yang diterjemahkan oleh Sumardjo Tjitrosidojo adalah sebagai
berikut:
1. Menemukan berbagai situasi untuk meniadakan pemborosan dan daya
guna yang tidak baik.
2. Menyarankan perbaikan dalam bidang kebijaksanaan prosedur dan struktur organisasi.
3. Menciptakan alat penguji terhadap hasil pekerjaan para individu dan berbagai unit organisasi.
4. Mengawasi ketaatan pada syarat-syarat yang telah ditentukan oleh anggaran dasar dan undang-undang.
5. Mencek akan adanya tindakan-tindakan yang tidak atau belum disetujui, penyelewengan dan tidak wajar secara lain.
6. Mengidentifikasikan tempat-tempat yang mengandung kemungkinan timbulnya kesulitan kegiatan masa depan.
7. Menciptakan saluran komunikasi antara berbagai tingkatan dan pimpinan tertinggi.
Dari fungsi audit internal yang diuraikan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa pada dasarnya fungsi audit internal dalam perusahaan adalah untuk
mengawasi pelaksanaan sistem pengawasan intern dan memberikan saran
perbaikan kepada manajemen bila ditemukan kelemahan dan penyimpangan baik
yang terdapat pada sistem tersebut maupun dalam pelaksanaannya dalam
perusahaan. Untuk keefektifan fungsi audit internal ini maka ada sasaran-sasaran
audit tertentu yang harus ditetapkan dan harus senantiasa dikaji ulang. Sasaran
audit intern ini menurut Arthur W. Holmes dan David C. Burns dapat dibagi atas
dua bagian yaitu:
a. Saran pengawasan akuntansi dilaksanakan dengan cara:
a. Mengidentifikasikan jenis kekeliruan dan penyelewengan akuntansi yang mungkin terjadi.
b. Menetapkan prosedur yang harus mencegah atau menemukan dan penyelewengan semacam itu.
c. Menguji transaksi serta prosedur-prosedur untuk menentukan apakah prosedur-prosedur yang diperlukan sudah digariskan dan dipatuhi secara memuaskan.
d. Mengevaluasi semua jenis kekeliruan dan penyelewengan yang tidak cukup oleh prosedur pengendalian internal yang ada ini akan membantu dalam menentukan pengaruhnya terhadap sifat, waktu atau luasnya prosedur auditing lainnya yang mungkin diperlukan.
b. Sasaran pengawasan administrasi dilaksanakan dengan cara:
a. Evaluasi atas upaya-upaya organisasi seperti yang dicerminkan oleh hubungan laporan dalam perusahaan.
b. Tinjauan yang cermat atas bagan organisasi dan uraian posisi yang menjelaskan pembagian upaya itu. Tinjauan ulang ini harus diperlihatkan apakah penyediaan atau pengendalian atas setiap orang di dalam perusahaan memadai atau tidak boleh ada seorangpun menempati posisi yang bertentangan dengan kebijaksanaan pengendalian intern yang sehat.
c. Evaluasi atas saluran komunikasi di dalam perusahaan khususnya
komunikasi dengan manajemen puncak dan dengan komite audit,
saluran ini harus ditetapkan dengan jelas sehingga pelaporan akan tetap aktual dan objektif.
d. Pengujian dan evaluasi atas kebijaksanaan perusahaan.
Berdasarkan uraian pada kedua sasaran tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Tekanan pengawasan akuntansi adalah menentukan keandalan dari sistem pengawasan intern yang dapat mencegah/menemukan keandalan adanya kekeliruan dan penyelewengan yang material dalam pelaksanaan akuntansi.
2. Tekanan pengawasan administrasi adalah tujuan yang meliputi tanggung jawab, untuk menentukan apakah ada ketaatan terhadap kebijaksanaan perusahaan dan mencatat serta melaporkan adanya penyimpangan terhadap pelaksanaan suatu kebijaksanaan.
Baik fungsi akuntansi maupun fungsi administrasi yang mencakup dalam auditor internal harus dilaksanakan secara sinkron dalam meningkatkan efektivitas sistem internal control perusahaan, dan fungsi auditor internal sebagai staf manajemen harus mampu memeriksa, baik aspek keuangan maupun administrasi.
Ditinjau dari kemampuan internal audit, maka manajemen mempunyai
wewenang dalam menetapkan personil yang akan melaksanakan tugas auditor
internal. Penetapan tersebut hendaknya dilakukan secara selektif memenuhi
syarat sebagaimana dikatakan Ruchyat Kosasih, bahwa syarat yang harus
dipenuhi seorang internal auditor adalah sebagai berikut:
a. Staf pemeriksa intern harus diangkat atas dasar kecakapan dan kemampuan serta ada kemungkinan untuk maju ke posisi yang lebih tinggi.
b. Setiap pemeriksa intern harus kontinyu mendapat pendidikan dan latihan yang cukup dalam bidangnya serta memperbaiki (mengupgrade) dirinya sendiri (self improvement).
c. Semua pemeriksa intern harus mempertahankan sikap independen dalam semua pekerjaan dan data yang relevan.
D. Kedudukan Audit Internal
Berhasil tidaknya suatu audit internal dalam perusahaan sangat dipengaruhi oleh kedudukan dalam struktur organisasi perusahaan. Audit internal hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga memungkinkannya untuk dapat melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya dengan baik serta dapat menjamin kebebasannya. Dalam hal ini The Institute of Internal Auditors menyatakan bahwa:
Internal auditing is a staff or advisory dunction rather than a line operating funstion. Therefore the internal auditor does not exercise direct authority over other person in the organization.
Jadi kedudukan auditor internal dalam suatu perusahaan merupakan posisi
staf. Ini berarti bahwa posisi ini diadakan untuk memberikan informasi, saran dan
rekomendasi kepada manajemen yang bertanggung jawab atas pencapaian tujuan
perusahaan.
Konflik antara audit internal dan para manajer sering terjadi disebabkan kedua belah pihak tidak ada saling pengertian sebagaimana mestinya tentang kedudukan dan pandangan masing-masing. Para manajer menganggap para internal auditor mempunyai pandangan yang terlalu ketat mengenai peraturan dan penilaian transaksi-transaksi, serta bertindak sebagai penyelidik yang sering mencari keterangan tentang penyimpangan-penyimpangan kecil dari prosedur- prosedur yang telah ditetapkan. Sementara ini para auditor internal merasa manajer-manajer tersebut tidak memperhatikan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya dengan baik serta tidak mau menerima saran-saran yang diberikan.
Secara garis besarnya ada tiga alternatif kedudukan auditor internal dalam struktur organisasi, yaitu:
1. Langsung bertanggung jawab pada dewan komisaris.
Hal ini banyak dilakukan dalam perusahaan-perusahaan bank dan asuransi. Dalam perusahaan-perusahaan ini internal audit merupakan penjaga bagi dewan komisaris. Secara teoritis maka seluruh organisasi termasuk direktur utama dapat diteliti oleh auditor internal.
2. Bertanggung jawab pada direktur utama
Cara ini agak jarang dipakai mengingat direktur dengan tugas-
tugasnya yang berat biasanya tidak mempunyai waktu untuk mempelajari
laporan audit internal dan kemudian melakukan tindakan-tindakan koreksi
berdasarkan laporan tersebut.
3. Yang paling sering dilaksanakan adalah bahwa audit internal bertanggung jawab pada fungsionaris keuangan yang tertinggi.
Fungsionaris tersebut mungkin berfungsi sebagai direktur bidang keuangan dan bendahara maupun controller. Yang penting adalah bahwa fungsionaris tersebut adalah yang bertanggung jawab atas koordinasi daripada persoalan-persoalan keuangan dan akuntansi.
E. Wewenang dan Tanggung Jawab Audit Internal
Selain kedudukan audit internal dalam organisasi, hal penting lainnya dalam pelaksanaan fungsi pemeriksaan intern adalah penetapan secara jelas tentang tanggung jawab dan wewenang yang dimiliki oleh audit internal.
Perincian wewenang dan tanggung jawab pemeriksa hendaknya dibuat secara hati-hati dan mencakup semua wewenang yang diperlukan serta tidak mencantumkan tanggung jawab yang tidak akan dipikulnya. Wewenang yang berhubungan dengan tanggung jawab tersebut harus memberikan akses penuh kepada audit internal tersebut untuk berurusan dengan kekayaan dan karyawan perusahaan yang relevan dengan pokok masalah yang dihadapi. Internal auditharus bebas dalam mereview dan menilai kebijaksanaan, rencana, prosedur dan catatan.
Holmes menguraikan dan menilai tanggung jawab audit internal sebagai berikut:
a. Memberikan informasi dan nasehat kepada manajemen dan menjalankan
tanggung jawab ini dengan cara konsisten dengan kode etik Institute of
Internal Auditor.
b. Mengkoordinasikan kegiatan dengan orang lain agar berhasil mencapai sasaran audit dan sasaran perusahaan
Dalam menjalankan fungsinya, audit internal tidak memikul tanggung jawab langsung dan juga tidak mempunyai wewenang atas kegiatan-kegiatan yang sedang diperiksa itu. Oleh karena itu, pemeriksaan dan penilaian auditor internal tidak membebaskan orang lain dalam perusahaan itu dari tanggung jawab.
Dengan kata lain auditor internal harus bebas membahas dan menilai kebijaksanaan, rencana, prosedur dan pencatatan yang ada, tetapi tidak berarti auditor internal menggantikan tugas pejabat yang diperiksanya tersebut.
Tanggung jawab auditor internal terhadap ketidakberesan yang ditemukan dikaitkan dengan norma pemeriksaan akuntan. Dalam financial audit, kesalahan yang material akan mempengaruhi kewajaran laporan keuangan yang kelak diaudit oleh akuntan publik. Karena itu auditor internal bertanggung jawab sesuai dengan norma pemeriksaan akuntan untuk merencanakan pemeriksaan agar dapat menemukan kesalahan yang material. Tanggung jawab ini tidak berarti auditor harus dapat menemukan setiap kesalahan.
F. Laporan Audit Internal
Laporan audit internal merupakan saran pertanggungjawaban audit internal atas penugasan pemeriksaan oleh pimpinan. Melalui laporan ini audit internal akan mengungkapkan dan menguraikan kelemahan yang terjadi dan keberhasilan yang telah dicapai.
Audit internal dalam melakukan pemeriksaan senantiasa diikuti dengan
pembuatan laporan, yang mana hal ini adakah merupakan hasil akhir dari
pekerjaannya. Laporan harus disusun, sehingga pimpinan perusahaan dapat mengerti permasalahannya dan segera mengambil keputusan mengenai tindakan seperlunya. Laporan ini sedapat mungkin ringkas, jelas dan lengkap. Fakta yang dilaporkan harus menggambarkan seluruh kegiatan perusahaan yang diperiksa.
Maksudnya laporan harus objektif dan dapat dipertanggungjawabkan dengan bukti-bukti pendukung yang kuat. Laporan ini sebaiknya dibuat tepat pada waktunya, karena laporan yang terlambat akan kurang atau tidak bermanfaat.
Laporan audit internal pada dasarnya adalah merupakan laporan intern perusahaan. Bentuk laporan ini dapat berbeda-beda dari perusahaan ke perusahaan lainnya, karena bentuk yang standar tidak ada ditetapkan, berbeda dengan laporan yang dibuat akuntan publik. Namun laporan pemeriksaan intern harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Cermat
Laporan secara keseluruhan haruslah berdasarkan fakta. Setiap pernyataan, angka dan referensi harus didasarkan atas bukti-bukti yang kuat. Pemeriksa harus berusaha dengan segala upaya agar laporannya dapat dipercaya atau diandalkan. Keandalan haruslah menjadi ciri dari laporan permeriksa. Laporan haruslah ditulis dan didokumentasikan agar dapat dipercaya serta menyakinkan. Apapun yang dikemukakan di dalam laporan harus cukup bukti pendukungnya.
2. Jelas
Tujuan laporan pemeriksaan adalah agar diambil tindakan yang
perlu. Oleh karen itu laporan harus efektif. Dan agar efektif, laporan
haruslah jelas. Kejelasan menyangkut banyak hal, tetapi pada pokoknya hal ini harus disadari pemeriksa ketika ia menulis atau menyampaikan laporannya. Pemeriksa harus memperhatikan dan menghindarkan hal-hal yang menyebabkan laporan menjadi tidak jelas. Adapun sebab-sebab ketidakjelasan suatu laporan ialah karena:
a. Pemeriksa tidak memahami pokok masalah yang dilaporkannya.
b. Laporan ditulis dengan gaya bahasa yang membosankan atau ditulis secara bertele-tele.
c. Struktur laporan jelek, gagasan-gagasan yang disajikan dengan urutan yang baik akan lebih mudah dipahami. Kalimat-kalimat dan paragrap- paragrap yang kacau dapat menyebabkan temuan yang penting menjadi tidak terlihat. Ide-ide atau gagasan-gagasan yang sangat diperlukan oleh manajemen mungkin menjadi tidak terkomunikasikan.
d. Banyak menggunakan istilah-istilah teknis dan istilah khusus yang kurang lazim.
e. Temuan-temuan dilaporkan tanpa diuraikan latar belakangnya.
f. Memberikan informasi mengenai latar belakang adalah penting untuk
dapat memahami suatu proses atau keadaan atau untuk memahami
berapa pentingnya sesuatu hal. Apabila pemeriksa merekomendasikan
suatu prosedur yang baru, pertama-tama ia harus menjelaskan mengenai
prosedur yang sekarang berlaku, apa kekurangan-kekurangannya,
akibat-akibat apa yang mungkin timbul jika prosedur tersebut
digunakan. Dengan demikian manajemen akan lebih terbuka dan lebih mudah diyakinkan akan perlunya melaksanakan usul-usul pemeriksa.
g. Uraian yang panjang lebar mengenai hal yang bersifat teknis.
3. Ringkas
Ringkas berarti membuang hal-hal yang tidak berguna atau yang berlebih-lebihan. Ringkas bukan berarti pendek, sebab mungkin suatu pokok persoalan memerlukan uraian yang luas. Akan tetapi ringkas berarti menghilangkan apa yang tidak relevan dan tidak material, seperti gagasan- gagasan, temuan-temuan, kalimat-kalimat dan sebagainya, yang tidak menunjang tema pokok laporan.
4. Tepat Waktu
Laporan resmi dibuat tidak untuk dijadikan suatu dokumen sejarah, tetapi untuk meminta dilakukan suatu tindakan. Laporan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan manajemen akan informasi yang mutakhir.
Tujuan tersebut tidak akan tercapai apabila laporan tidak tepat waktunya.
Mengenai unsur-unsur dari suatu laporan pemeriksaan disebutkan bahwa:
Bagimanapun bentuk laporan, laporan tersebut harus memuat satu atau lebih unsur-unsur berikut ini: suatu intisari, suatu pendahuluan atau pengantar, suatu ruang lingkup, suatu pendapat dan temuan-temuan.
Pernyataan-pernyataan mengenai temuan-temuan itu sendiri harus memuat
unsur-unsur tertentu. Unsur-unsur untuk temuan positif: wewenang,
tujuan, kondisi. Untuk temuan-temuan negatif suatu intisari, kriteria,
fakta, pengaruh/akibat yang ditimbulkan, sebab-musabab dan
rekomendasi. Grafik-grafik dapat merupakan bumbu suatu laporan dan menambah ilustrasi-ilustrasi yang diperlukan.
Selanjutnya Lianto Hidayat Susanto menguraikan berbagai informasi yang harus dicantumkan pada laporan internal auditor sebagai berikut:
a. Nomor laporan yang mencerminkan jenis laporan, letak arsip dan sebagainya
b. Ditujukan kepada siapa c. Tanggal dibuatnya laporan
d. Ruang lingkup pekerjaan dan jenis pekerjaan yang dilakukan e. Pendapat dan kesimpulan
f. Tanda tangan internal auditor (penanggung jawab pemeriksaan) g. Saran jika memang ditemukan sesuatu yang telah final.
h. Keterangan tentang lampiran
i. Keterangan mengenai distribusi laporan j. Keterangan mengenai tim yang terlibat.
Selanjutnya bentuk laporan internal auditor dapat dibagi atas dua bagian.
Seperti yang dikemukakan oleh JB. Heckert, sebagai berikut:
a. Tulis (written) 1) Tabulasi
a) Laporan akuntansi formal b) Statistik
2) Uraian/paparan singkat
3) GrafikSuatu kombinasi dari berbagai bentuk di atas b. Lisan (oral)
1) Persentase formal group. Seperti penggunaan alat visual 2) Konvensi-konvensi individu.
Banyak ragam laporan pemeriksaan, baik dalam ukuran maupun style.
Tidak ada suatu bentuk laporan yang standar. Contoh laporan pemeriksaan yang dimuat di bawah ini diambil dari organisasi pemeriksaan yang berbeda, untuk menunjukkan adanya berbagai variasi.
G. Definisi Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan- aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau GAAP (General Acepted Accounting Principle) , dan lainnya.
H. Tahap-tahap dalam Menganalisis Kinerja Keuangan
Penilaian kinerja setiap perusahaan adalah berbeda-beda karena itu tergantung kepada ruang lingkup bisnis yang dijalankannya. Jika perusahaan tersebut bergerak pada bisnis pertambangan maka itu berbeda dengan perusahaan yang bergerak pada bisnis pertanian serta perikanan.
Ada 5 tahap dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum, yaitu :
a. Melakukan review terhadap data laporan keuangan
b. Melakukan perhitungan
c. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh d. Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap berbagai permasalahan
yang ditemukan
e. Mencari dan memberikan pemecahan masalah (solution) terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan
I. Pengaruh dan Peranan Audit dalam Menilai Kinerja Keuangan
Bagi pihak lembaga keuangan penilaian kinerja suatu organisasi adalah sangat penting, karena itu menggambarkan bagaimana sebenarnya kondisi pengelolaan organisasi tersebut secara keseluruhan. Karena pada saat keputusan pemberian kredit dilakukan sebuah lembaga seperti perbankan akan menanggung resiko (future Risk) jika dalam debitur tersebut tidak mampu untuk melunasi kewajiban angsuran kredit hingga lunas.
Dalam dunia audit dikenal dengan namanya audit keuangan dan audit manajemen. Audit keuangan sumber penilaiannya adalah dilihat pada laporan keuangan perusahaan yang merupakan cerminan gambaran kesehatan keuangan suatu perusahaan. Data-data keuangan adalah merupakan data-data masa lalu, namun dari data-data tersebutlah kita dapat mem-forcast tentang bagaimana kondisi perusahaan tersebut pada masa depan.
J. Kerangka Pemikiran
Audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu
organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang
dilaksanakan. Audit internal dapat dijadikan sebagai suatu pengawasan yang
berkelanjutan. Tujuannya adalah untuk membantu pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggungjawabnya dengn memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang di audit. Dengan dilaksanakan audit internal akan mendapatkan kedisiplinan dalam pelaksanaan kegiatan usaha. Kedisiplinan dalam pelaksanaan kegiatan usaha yang dilaksanakan akan mempengaruhi kinerja keuangan tersebut.
Menurut hardanto (2006), audit intenal audit menjadi acuan ketepatan waktu seluruh pelaporan keuangan dan menentukan kinerja keuangan pada perusahaan. Sedangkan menurut Umar (2002), menyatakan adanya pengaruh audit internal dengan kinerja keuangan yaitu sebagai berikut:
”untuk membuat informasi keuangan data yang dibutuhkan antara lain dari hal-hal yang berhubungan dengan kinerja keuangan dalam perusahaan dari data internal perusahaan yang diperoleh dari hasil proses audit internal dan dari hasil intelijen keuangan”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dipengaruhi oleh audit internal dalam melakukan pemeriksaan untuk mengetahui tingkat kewajaran keuangan perusahaan tersebut. Selain itu, audit internal dapat memberikan saran-saran yang dibutuhkan di perusahaan untuk meningkatkan kualitas kinerja dalam menghasilkan informasi keuangan yang berguna untuk pihak-pihak yang berkepentingan.
Menurut penelitian yang dilakukan Hanifah (2009) menyatakan audit
internal secara silmultan dan parsial berpengaruh signifikan dengan arahan positif
terhadap kinerja keuangan. Keberpengaruhan ini mengandung makna jika audit
internal efektif bersama-sama saling bersinergi maka dapat meningkatkan kinerja keuangan. Sejalan dengan penelitian Hanifah (2009), menurut penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013) Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa audit internal berpengaruh sugnifikan terhadap kinerja keuangan dan pengaruhny bersifat positif. Maka dapat dikatakan bahwa semakin baik audit internal maka kinerja keuangan juag akan meingkat.
Dari beberapa penjelasan yang telah dikemukakan diatas, penuli beranggapan bahwa adanya pengaruh antara audit internal terhadap kinerja keuangan. Adapun anggapan ini dituangkan dalam bagan kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
H. Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini, dapat dirumuskan hipotesis yaitu dugaan atau jawaban sementara atas permasalahan yang telah dirumuskan yang akan diuji kebenarannya secara empiris. Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah dan tinjauan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan di awal, maka hipotesis penelitian ini adalah Audit internal berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
PT. BUMI KARSA
AUDIT INTERNAL
KINERJA
KEUANGAN
30 A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dilokasi pada PT.Bumi Karsa Makassar Wisma Kalla 11th Floor Jl. Sam Ratulangi No. 08. Adapun waktu peneliti adalah 2 bulan ( dua bulan ) dimulai dari Maret - April 2015.
B. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah berupa penelitian kepustakaan dan penelitian ke lapangan. Penelitian kepustakaan ditempuh dengan cara membaca literatur-literatur yang berhubungan dengan internal auditor. Penelitian ke lapangan dilakukan dengan cara meninjau peranan dan fungsi auditor internal dalam perusahaan, yaitu PT. Bumi Karsa Makassar.
C. Populasi dan Sampel
Berikut adalah penjelasan mengenai populasi dan sampel yang akan digunakan oleh peneliti.
a. Populasi adalah jumlah keseluruhan dari kelompok individu, kejadian- kejadian yang menarik perhatian peneliti untuk diteliti atau diselidiki.
Populasi dari penelitian ini adalah auditor internal pada PT.Bumi Karsa Makassar.
b. Sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek
penelitian. Tujuan penemuan sampel adalah untuk memperoleh
keterangan mengenai objek penelitian dengan cara mengamati sebagian saja dari populasi. Karena jumlah populasi kurang dari 50 responden.
Maka metode pemilihan sampel yang digunakan adalah metode sensus,yaitu penyebaran kuesioner dilakukan pada semua populasi.
D. Jenis data
Jenis data yang penulis kumpulkan berupa data primer dan data sekunder.
Data primer diambil langsung dari objek penelitian (PT. Bumi Karsa) antara lain:
1. Sejarah singkat perusahaan
2. Struktur atau bagan organisasi perusahaan 3. Data yang berhubungan dengan audit intern
Sedangkan data sekunder diperoleh penulis dari kuesioner, buku-buku, dan literatur-literatur yang berhubungan dengan audit intern.
E. Teknik Pengumpulan Data Data dilakukan dengan:
1. Observasi, yaitu melakukan serangkaian pengamatan langsung terhadap auditor internal pada PT. Bumi Karsa.
2. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban dan informasi yang diperlukan oleh peneliti.
3. Kepustakaan, yaitu mengumpulkan sejumlah informasi mengenai teori-
teori audit intern dan teori lain yang mendukung.
F. Metode Analisis Data 1. Skala Pengukuran
Skala yang digunakan untuk mengukur nilai kuesioner menggunakan Skala Likert. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok tentang sesuatu hal (Riduwan, 2006: 88).
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijjabarkan menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Setiap jawaban memiliki nilai yang berbeda sesuai dengan bobotnya, yaitu:
5 = Sangat Setuju (SS) 4 = Setuju (S)
3 = Netral(N)
2 = Tidak Setuju (TS)
1 = Sangat Tidak Setuju (ST) 2. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji Validitas instrumen digunakan untuk mengetahui kelayakan butir- butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel.
Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel
tertentu. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Perhitungan Validitas dilakukan dengan mengkorelasikan nilai-nilai kuesioner tiap-tiap pertanyaan dengan total skor, dan hasilnya dibandingkan dengan nilai r kritis (r tabel) (Ghozali, 2001:122).
Kriteria pengujian validitas:
r hitung > r tabel = valid r hitung < r tabel = tidak valid b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2001:132). Reliabilitas pertanyaan dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha> dari 0.60.
3. Uji Korelasi
Uji korelasi yang digunakan adalah uji korelasi product moment, yang
dilambangkan dengan (r). Uji Korelasi berganda digunakan untuk mengetahui
ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk
dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka dapat
digunakan pedoman seperti tabel berikut yang dikemukakan oleh Riduwan
(2006:228):
Tabel 3.1
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien (r) Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat Rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Riduwan, Dasar-dasar Statistika, 2006: 228.
Penafsiran hasil korelasi (r) dapat dilakukan dengan cara melihat tanda panah pada nilai (r), yaitu (Riduwan, 2006: 228):
1. r = -1 menunjukkan adanya hubungan yang negatif, atau hubungan yang berlawanan. Artinya jika X naik maka Y turun atau sebaliknya.
2. r = 0 menunjukkan tidak terdapat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
3. r = 1 menunjukkan hubungan yang kuat dan searah. Artinya jika X mengalami kenaikan maka akan diikuti dengan kenaikan pada variabel Y.
Begitu juga sebaliknya jika X menurun maka akan diikuti dengan penurunan pada Y.
Selanjutnya, setelah diperoleh nilai r maka dicari nilai Koefesien
Determinasi (r
2) dengan mengkuadratkan hasil r kemudian dikalikan dengan
seratus persen (r
2x100%). Koefesien Determinasi digunakan untuk
mengetahui persentase hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat.
4. Uji Regresi Linear Sederhana
Menurut Sugiyono (2012: 270) regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Analisis regresi dalam hal ini digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh peran dan fungsi Audit Internal terhadap Kinerja Keuangan pada PT. Bumi Karsa.
Menurut (Sugiyono, 2012 : 270) Rumus Regresi Linear Sederhana adalah sebagai berikut :
Y = a + bX
Keterangan : X = Audit Internal
Y = Kinerja Keuangan
a = Nilai konstan
b = Koefisien Regresi
36 A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT.Bumi Karsa didirikan di Ujung Pandang pada tanggal 14 februari 1969.
Hingga saat ini karya pengabdian PT.Bumi Karsa turut membantu menunjang pembangunan nasional yang tersebar di berbagai pelosok tanah air, khususnya di kawasan Indonesia timur.
Keberhasilan PT. Bumi Karsa dalam berbagai macam proyek konstruksi nasional seperti jalan, jembatan, bendungan, irigasi, bandar udara, gedung-gedung perkantoran, dan fasilitas umum lainnya telah menumbuhkan kepercayaan pemerintah masyarakat umum.
Suatu kebanggan bagi PT. Bumi Karsa dapat memberikan kepuasan bagi pelanggannya melalui inovasi yang terus menerus, peningkatan kualitas dan pelayanan dengan tepat waktu.
Kami yakin PT. Bumi Karsa dengan pengalaman serta penggunaan sumber daya yang efektif dan efesien, memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggannya.
Sebagai bagian dari komunitas perusahaan konstruksi tentunya PT.Bumi Karsa tidak terlepas dari pengaruh perubahan dan tuntutan globalisasi. Kamipun berkomitmen untuk mampu memenuhi tuntutan dan permintaan pasar serta beradaptasi terhadap perubahan-perubahan tersebut.
Untuk itu kami senantiasa mempersiapkan sumber daya yang handal agar
mampu mengikuti tuntutan global dengan menekankan pada kualitas SDM yang
profesional, yang didukung dengan teknologi terkini. Kami yakin dengan sikap hidup serta etos kerja yang kami miliki, mampu menghantarkan PT.Bumi Karsa sebagai perusahaan yang berdaya saing tinggi dan inovatif.
Tabel 4.1 Profil perusahaan
Nama Badan Usaha : BUMI KARSA, PT
Alamat Badan Usaha :
Wisma Kalla 11th Floor Jl. Sam Ratulangi No. 08
Kabupaten : Kota Makassar
Kode Pos : 90132
Telepon : 0411-851898
Fax : 0411-851617
Email : bk@bumikarsa.co.id
Website : www.bumikarsa.co.id
NPWP : 01.134.214.4-812.000
Bentuk Badan Usaha : Badan Usaha Nasional Jenis Badan Usaha : Pelaksana
Kekayaan Bersih Badan Usaha (Rp)
: 78.641.072.947
Sumber : Data Dari PT.Bumi Karsa Makassar
B. Visi Dan Misi Perusahaan 1. Visi
Menjadi perusahaan infrastruktur berskala internasional yang berdaya saing dan inovatif.
2. Misi
Membumi dan berkarya bersama dengan mitra dan pelanggan.
3. Kebijakan Quality Healty Safety and Enviromental (QHSE)
Manajemen PT.Bumi Karsa bertekat akan mencapai kepuasan pelanggan dengan menerapkan sistem manajemen QHSE (Quality Healty Safety and Enviromental) dan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dan teknologi serta menunjang program pengembangan penerapan manajemen QHSE guna meningkatkan kemampuan perusahaan.
C. Manajemen Mutu
PT.Bumi Karsa berkomitmen untuk memberikan produk terbaik kepada pelanggan dan mitra kerja, dengan mengedepankan kualitas dan efektivitas waktu serta efesiensi biaya yang didukung oleh penerapan teknologi terkini.
Kami juga percaya sumber daya manusia yang handal merupakan salah
satu faktor utama dalam menjamin suatu kualitas. Proses seleksi karyawan yang
berbasis kompensasi, pembinaan dan pelatihan karyawan merupakan faktor
penunjang SDM yang handal.
Kami pun menerapkan manajemen peduli lingkungan, dengan mengaplikasikan berbagai program dan teknologi ramah lingkungan sebagai upaya penyelamatan dan pelestarian lingkungan sekitarnya.
D. Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 4.2
Bagan Struktur Organisasi PT.Bumi Karsa Makassar
z
Sumber : PT.Bumi Karsa Makassar
DIREKTUR UTAMA
SEKRETARIS PERUSAHAAN
SATUAN PENGAWAS
INTERN
DIREKTUR OPERASI 1
DIREKTUR KEU DAN ADM DIREKTUR
OPERASI 2
SR MANEJER UNIT BISNIS
PERALATA N DAN PLANT
SR MANAJER PEMASARA
N 1.2
SR MANAJER PLANNING, CONTROL ,
QHSE
SR MANAJER PROCURMENT
MANAJER KEU &
AKUNTANSI
MANAJER SDM &
UMUM MANAJER IT