• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN STRATEGI PEMASARAN, ILMU MANAJEMEN DASAR DAN ORIENTASI PASAR DALAM NEGERI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA UMKM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN STRATEGI PEMASARAN, ILMU MANAJEMEN DASAR DAN ORIENTASI PASAR DALAM NEGERI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA UMKM"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

112

PERAN STRATEGI PEMASARAN, ILMU MANAJEMEN DASAR DAN ORIENTASI PASAR DALAM NEGERI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA UMKM

Yos Xavir

Dosen Tetap STIE Insan Pembangunan ABSTRAK

Yang menjadi tantangan UMKM dari sisi pemasaran adalah masih lemahnya pengetahuan dan akses pemasaran produk yang masih mengandalkan cara sederhana mouth to mouth (pemasaran dari mulut ke mulut) atau gethok tular.

Upaya untuk meningkatkan kinerja sektor UMKM sudah dilakukan pemerintah dengan mengeluarkan berbagai dukungan dari sisi regulasi dan berbagai program insentif bagi UMKM, diantaranya keringanan pajak, bantuan permodalan dan pelatihan hingga anggarannya mencapai 123,46 trilyun di tahun 2021.

Dengan demikian, penelitian ini menawarkan wawasan baru tentang bagaimana UMKM memanfaatkan teknologi internet dengan belajar online untuk pengembangan usaha dan dengan demikian meningkatkan kinerja pemasaran secara keseluruhan. Pelatihan untuk UMKM bisa juga diselenggarakan oleh perguruan tinggi secara daring melalui program kerjasama dengan instansi pemerintah terkait di pemda / pemkot.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

Pada situasi yang masih masa pandemi, banyak masalah baru yang timbul. Penelitian pada umumnya bertujuan mencari pemecahan dari masalah. Maka dari itu penelitian ini bertujuan mengidentifikasi masalah seputar pemasaran UMKM dan ekonomi kreatif. Dan diharapkan melalui penelitian kualitatif dan ground theory dapat dibuat kesimpulan dan usulan penelitian lanjutan.

Kementerian Koperasi mengemukakan masalah likuiditas koperasi dan UMKM jadi pemicu rush money. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengakui pandemi telah berdampak besar pada sektor keuangan, seperti Bank, Industri Keuangan, Non Bank (Koperasi), dan Pasar Modal. Koperasi yang anggotanya bergerak di bidang UMKM juga terpukul sebagai konsekuensi pembatasan

aktivitas masyarakat yang mengakibatkan penurunan omset.

“Pelaku UMKM tidak dapat mengembalikan pinjaman kepada Koperasi, dan terjadilah Risiko Debitur Default (Gagal Bayar),” tutur Teten dalam Webinar Nasional

“Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Kinerja Koperasi”, pada Selasa 29 Sep 2020.

Di sisi lain, likuiditas Koperasi terganggu

karena adanya peningkatan penarikan dana

anggota yang cukup signifikan, tetapi tidak

diimbangi dengan pemasukan dari

pembayaran pinjaman anggota. Hal ini

berdampak besar pada ketidakpercayaan

anggota terhadap Koperasi, yang pada

akhirnya terjadi Rush Money dan masalah

hukum. “Oleh karenanya, untuk mengatasi

permasalahan yang ada saat ini, kebijakan

yang dilakukan pemerintah melalui program

PEN di antaranya Subsidi Bunga, Penempatan

Dana Pemerintah, Restrukturisasi Kredit,

(2)

113 Penjaminan Kredit Modal Kerja Baru, Pembiayaan Investasi kepada Koperasi melalui LPDB, diperlukan,” ujar Teten.

Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM, diketahui bahwa Koperasi mengalami permasalahan utama pada permodalan (46%) dan pemasaran penjualan (36%), sedangkan permasalahan produksi dan distribusi sebesar 7% serta bahan baku 4%.

Atas dasar itu, dibutuhkan pinjaman modal kerja, relaksasi kredit, kelancaran distribusi, dan kepastian permintaan.

Oleh karena itu, dalam rangka menanggulangi dampak pandemi COVID-19, pemerintah mencanangkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), dengan penganggaran sebesar Rp695,20 triliun. Sektor UMKM mendapat alokasi dana sebesar Rp123,46 triliun.

Program dirancang terdiri 3 (tiga) kategori, yakni KUMKM yang berstatus dampak bertahan, insentif pajak, relaksasi dan restrukturisasi kredit, perluasan pembiayaan, serta digitalisasi dan offtaker. Sedangkan KUMKM yang berstatus dampak bangkrut mendapat BLT (Bantuan Langsung Tunai).

Sedangkan di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tahun 2020 mengungkapkan empat masalah yang dihadapi pelaku UMKM sektor ekonomi kreatif di tengah pandemi.

1. Kesulitan mendapatkan bahan baku.

Masalah itu dipicu kebijakan pembatasan sosial skala besar (PSBB). Tak hanya dari domestik, bahan baku impor juga sulit

diperoleh karena semua negara membatasi arus logistik selama pandemi.

"Sejak PSBB hampir seluruh wilayah banyak pelaku ekonomi kreatif yang kesulitan dapat bahan baku karena kami akui banyak bahan baku yang masih perlu impor," ujar Wishnutama dalam pembukaan Karya Kreatif Indonesia (28 Agt 2020).

2. Permintaan terhadap produk-produk dari pelaku ekonomi kreatif yang berkurang.

3. Penurunan permintaan terhadap barang mereka membuat arus kas pelaku ekonomi kreatif ikut tertekan.

4. Pelaku ekonomi kreatif juga kesulitan melakukan pinjaman modal

Kemenparkraf mengklaim pihaknya sudah melakukan sejumlah inisiatif untuk mengatasi tantangan tersebut. Meliputi, mengikutsertakan UMKM terpilih untuk promosi online ke luar negeri. Kemenparkraf juga melakukan kerja sama dengan pemangku kepentingan untuk memberikan stimulus dan pinjaman modal bagi pelaku ekonomi kreatif.

Selain itu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi serta Kementerian Koperasi dan UKM meluncurkan program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.

Gerakan ini membantu menghubungkan pelaku UMKM dengan dunia digital.

Tidak dapat disangkal bahwa Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

memiliki peran sentral dalam ekonomi

(3)

114 Indonesia. Selain memiliki peran sentral dalam penyerapan tenaga kerja dan ekonomi Indonesia, UMKM juga dapat berperan sebagai motor untuk mendistribusikan hasil pembangunan ke seluruh pelosok dan wilayah di Indonesia.

Sektor UMKM merupakan salah satu sektor yang menjadi perhatian karena kontribusinya yang besar bagi ekonomi Indonesia. UMKM dianggap sektor yang tahap terhadap krisis keuangan global karena akses mereka yang kebanyakan bersifat konvensional.

Meskipun memiliki potensi yang besar, sektor UMKM di Indonesia umumnya memiliki beberapa kendala, misalnya, dari sisi internal ada sekitar 60-70% UMKM belum mendapat akses atau pembiayaan perbankan.

Disamping itu, pengelola umumnya belum dapat memisahkan antara uang untuk operasional rumah tangga dan usaha.

B. Perumusan Masalah

Sesuai dengan pendahuluan latar belakang yang dibahas sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan masalah yang dihadapi oleh UMKM yaitu

1. Likuiditas Koperasi dan UMKM 2. Kesulitan Bahan Baku

3. Permintaan Produk UMKM berkurang 4. Arus Kas UMKM berkurang

5. Kesulitan Pinjaman Modal

Keterbatasan waktu dan biaya maka penelitian ini dilakukan dengan metoda kualitatif berdasarkan ilmu riset induktif yang

sering dipakai oleh manajemen pemasaran, misal untuk mengetahui perilaku konsumen melalui observasi dan etnografi.

LANDASAN PEMIKIRAN

Berdasarkan permasalah di atas maka dapat diambil kesimpulan sementara bahwa 1. Likuiditas akibat tidak ada penjualan 2. Kesulitan bahan baku akibat distribusi 3. Permintaan berkurang akibat daya beli 4. Arus kas berkurang akibat sepi transaksi 5. Kesulitan pinjam akibat faktor pembukuan

Dari penyebab masalah diatas dapat dikerucutkan adalah masalah manajemen pemasaran, inovasi dan keuangan dasar.

Berbagai studi menunjukkan bahwa pemasaran dan inovasi orientasi produk pasar merupakan strategi yang dapat digunakan untuk menstimulus inovasi organisasi.

Pada umumnya ilmu ekonomi membahas produksi, distribusi dan konsumsi. Dari 3 hal tersebut dapat tercipta agregat permintaan dan penawaran di pasar. Yang pada gilirannya mendongkrak PDB melalui konsumsi dan belanja pemerintah (dari pajak).

Pemasaran yang ber-orientasi pasar dan

inovasi produk bersama-sama memiliki

dampak apa yang mau diproduksi. Sebagai

contoh jika UMKM tahu bahwa 80 persen

karyawan pabrik (atau bisa konsumen di

kelurahan) suka makan paginya bubur ayam,

maka pengusaha UMKM akan memproduksi

bubur ayam disertai sedikit inovasi rasa sesuai

selera konsumen.

(4)

115 Tetapi dikarenakan keterbatasan pengetahuan mengenai manajemen pemasaran dan hukum permintaan penawaran yang selanjutnya menyebabkan UMKM menjadi sulit untuk bersaing dan pada ujungnya sulit mendapatkan akses modal perbankan. Faktor lain kendala dari sisi sumber daya manusia (SDM). UMKM umumnya memiliki pengetahuan yang kurang mengenai teknologi produksi terbaru dan cara menjalankan quality control terhadap produk.

Kemampuan membaca kebutuhan pasar masih belum memadai, sehingga belum mampu menangkap dengan cermat kebutuhan yang diinginkan pasar.

Yang menjadi tantangan UMKM dari sisi pemasaran adalah lemahnya akses pemasaran produk yang masih mengandalkan cara sederhana mouth to mouth marketing (pemasaran dari mulut ke mulut). Belum menjadikan media sosial atau jaringan internet sebagai alat pemasaran.

Upaya untuk meningkatkan kinerja sektor UMKM sudah dilakukan pemerintah dengan mengeluarkan berbagai dukungan dari sisi regulasi dan berbagai program insentif bagi UMKM, diantaranya keringanan pajak, bantuan permodalan dan pelatihan.

Dengan demikian, penelitian ini menawarkan wawasan baru tentang bagaimana UMKM memanfaatkan teknologi internet dengan belajar online untuk pengembangan usaha dan dengan demikian meningkatkan kinerja pemasaran secara keseluruhan.

Penelitian ini diharapkan akan memberikan

kontribusi positif bagi perkembangan UMKM yang selama ini ada tetapi kurang mendapatkan dukungan terutama dalam ilmu pemasaran produknya dengan menggunakan strategi pemasaran yang sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya.

Peran pemerintah setempat juga diharapkan memberikan sosialisasi positif dalam mendukung usaha UMKM tersebut, terutama untuk ajakan belajar ilmu online secara berkala setiap minggu.

MATERI UNTUK UMKM

Memahami UMKM sangat penting karena keputusan pemasaran yang diterapkan oleh UMKM menentukan tingkat permintaan konsumen dan analisis pesaing, dan UMKM memperoleh pengetahuan tentang peluang pasar dan terlibat dalam inovasi produk yang mengarah ke penawaran.

Pertama yaitu bahasa yang digunakan adalah bahasa sederhana yang mudah dimengerti oleh pelaku UMKM. Ada pepatah masih bagus jika masih mau belajar.

Pemahaman UMKM tentang strategi pemasaran merupakan faktor penting bagi keberhasilan bisnis di masa sekarang. Hal ini mengacu pada serangkaian upaya perusahaan seperti promosi hasil produk yang dapat menarik calon pembeli.

Kedua adalah harga bersaing dan kualitas

yang dapat memenuhi selera pembeli,

Selanjutnya adalah penyalurannya (distribusi)

tepat waktu ditambah pelayanan memuaskan.

(5)

116 Istilah di pemasaran 4P dan 7P, tetapi dikemas dengan bahasa lokal dan kearifan lokal.

Tidak mudah orang awam seperti kebanyakan pelaku UMKM yang mengerti manajemen pemasaran dan strategi. Kadang harus belajar 2 sd 3 tahun untuk paham pemasaran, strategi, penawaran permintaan bahkan keuangan dasar sampai SOP.

Sedangkan keadaan membutuhkan ekonomi cepat pulih. Dibutuhkan pengajar pula yang bisa menjelaskan materi dengan bahasa sederhana dan mudah dipahami oleh pelaku UMKM.

Strategi pemasaran merupakan pendekatan pokok yang akan digunakan oleh unit bisnis dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan lebih dulu, di dalamnya tercantum keputusan-keputusan pokok mengenai target pasar, penempatan produk di pasar, bauran pemasaran dan tingkat biaya pemasaran yang diperlukan (Kotler, 2012).

Dalam konteks pengembangan usaha, inovasi produk adalah hal yang perlu mendapat perhatian utama dari UMKM, mengingat strategi ini berkaitan erat dengan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh UMKM.

Berikut adalah materi untuk UMKM yang terdiri dari 5 pembahasan yaitu

1. Strategi 2. Pemasaran

3. Penawaran Permintaan 4. Pembukuan Kas.

5. Inovasi Produk

A. Strategi

Adalah cara pendekatan secara yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.

Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.

Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada

umumnya orang sering kali

mencampuradukkan ke dua kata tersebut.

Strategi sering dikaitkan dengan Visi dan Misi, walaupun strategi biasanya lebih terkait dengan jangka pendek dan jangka panjang.

Contoh berikut menggambarkan perbedaannya, "Strategi untuk memenangkan keseluruhan kejuaraan dengan taktik untuk memenangkan satu pertandingan".

Pada awalnya kata ini dipergunakan untuk kepentingan militer saja tetapi kemudian berkembang ke berbagai bidang yang berbeda seperti strategi bisnis, olahraga (misalnya sepak bola dan tenis), ekonomi, pemasaran, perdagangan, manajemen strategi

B. Pemasaran

Pemasaran merupakan aktivitas dan

proses menciptakan, mengomunikasikan,

menyampaikan, dan mempertukarkan tawaran

(6)

117 yang bernilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat umum.

Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia membutuhkan air dalam memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka kebutuhan dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya yaitu misalnya segelas air merek Aqua yang bersih dan mudah dibawa. Maka manusia ini memilih Aqua botol yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan keinginannya yang juga mudah dibawa.

Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk, penetapan harga, pengiriman barang, dan mempromosikan barang. Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar.

Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.

C. Penawaran Permintaan

Penawaran Permintaan (supply and demand) dalam ilmu ekonomi, adalah menggambarkan hubungan-hubungan di pasar, antara para calon pembeli dan penjual dari suatu barang produk.

Model penawaran dan permintaan digunakan untuk menentukan harga dan

kuantitas yang terjual di pasar. Model ini sangat penting untuk melakukan analisis ekonomi mikro terhadap perilaku serta interaksi para pembeli dan penjual. Ia juga digunakan sebagai titik tolak bagi berbagai model dan teori ekonomi lainnya.

Model ini memperkirakan bahwa dalam suatu pasar yang kompetitif, harga akan berfungsi sebagai penyeimbang antara kuantitas yang diminta oleh konsumen dan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen, sehingga terciptalah keseimbangan ekonomi antara harga dan kuantitas.

Model ini mengakomodasi kemungkinan adanya faktor-faktor yang dapat mengubah keseimbangan, yang kemudian akan ditampilkan dalam bentuk terjadinya pergeseran dari permintaan atau penawaran.

Gambar 1 Penawaran dan Permintaan

Harga dari suatu produk (P), ditentukan

oleh keseimbangan antara tingkat produksi

pada harga tertentu (yaitu penawaran: S) dan

tingkat keinginan dari orang-orang yang

memiliki kekuatan membeli pada harga

tertentu (yaitu permintaan: D). Grafik ini

memperlihatkan adanya peningkatan

(7)

118 permintaan, dari D1 ke D2, seiring dengan peningkatan harga dan kuantitas (Q) produk yang terjual.

D. Pembukuan Kas

Adalah suatu proses pencatatan transaksi keuangan ke dalam buku. Transaksi meliputi penjualan, pembelian, pendapatan, dan pengeluaran oleh perseorangan maupun organisasi. Pembukuan merupakan tugas akuntansi yang paling dasar dan biasanya dilakukan oleh seorang ahli pembukuan.

Pembukuan berbeda dengan akuntansi.

Proses akuntansi biasanya dilakukan oleh seorang akuntan. Akuntan membuat laporan dari transaksi keuangan tercatat yang ditulis oleh ahli pembukuan. Terdapat beberapa metode umum pembukuan, semisal sistem pembukuan masukan-tunggal dan pembukuan berpasangan, kedua-dua sistem ini dapat dilihat sebagai pembukuan "nyata". Setiap proses yang melibatkan pencatatan transaksi keuangan adalah proses pembukuan.

B. Inovasi Produk

Inovasi produk dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan pelaku usaha pembuat produk untuk memperbaiki, meningkatkan, dan mengembangkan produk yang diproduksi selama ini. Produk yang dikembangkan tidak selalu dalam bentuk barang, tetapi bisa berupa peningkatan pelayanan. Menurut UU nomor 19 tahun 2002 bahwa inovasi merupakan suatu rangkaian pengembangan dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi ke dalam sebuah produk.

Inovasi suatu produk ini bisa terjadi karena beberapa hal, di antaranya adalah adanya feedback dari pelanggan, kombinasi hal yang sebelumnya sudah ada, hingga penemuan baru. Proses inovasi ini harus terus dilakukan sehingga produk menjadi terus berkembang, memiliki peningkatan, hingga mencapai keinginan dan selera konsumen, yang bisa dilakukan dengan cara memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

PENUTUP A. Kesimpulan

Diperlukan website untuk pembekalan materi pembelajaran pemasaran dan manajemen dasar atau kuliah khusus untuk UMKM dengan biaya murah dan jika digratiskan perlu adanya dukungan dari pemerintah daerah.

Adanya wadah/instansi di pemerintah daerah/ kota berupa pusat informasi pemasaran antar kabupaten / kota yang dapat membantu UMKM.

B. Saran

Materi yang diusulkan dalam penelitian ini masih sangat singkat dan bisa ditambah kemudian hari dan dibuat video pembelajaran yang menarik.

REFERENSI

Alma B. (2014). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. CV Alpha Betha.

Bandung.

Ali (2017). Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dinas Koperasi dan UMKM Kota Tangerang Selatan.

Pascasarjana Universitas Pamulang.

Endang (2012).Pengaruh Karakteristik

Wirausaha, Modal Usaha, Strategi

Pemasaran terhadap Perkembangan

UMKM di Desa Dayaan Kalilondo

(8)

119 Salatiga. Among Makarti, Vol.5 No.9, Juli 2012.

Ferdinand A. (2014). Metode Penelitian Manajemen, Edisi 5, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Knight, G. (2000). Entrepreneurship and marketing strategy: The SME under globalization. Journal of International Marketing.

Gendut S. (2009). Meningkatkan Kinerja Pemasaran UMKM Melalui Peran Lingkungan, Inovasi Produk dan Kreatifitas Strategi Pemasaran. Ekuitas.

Killa, M. F. (2014). Effect of Entrepreneurial Innovativeness Orientation , Product Innovation, and Value Co-Creation on Marketing Performance. Journal of Research in Marketing.

Kotler, P. (2014). Manajemen Pemasaran:

Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Erlangga, Jakarta.

Kotler, P dan Keller, K (2012). Marketing Management 12th Edition. Pearson Prentice Hall. Alih Bahasa H. Teguh Rusli.

Lila (2013). Pengaruh orientasi pasar dan kreativitas terhadap kinerja pemasaran pedagang pakaian jadi di Pasar Kliwon Kabupaten Kudus. Management Analysis Journal. Universitas Negeri Semarang.

Naili (2016). Determinants of Marketing Performance: Innovation, Market Capabilities and Marketing Performance. Jurnal Dinamika Manajemen.

Perez‐Luno, A., Saparito, P., &

Gopalakrishnan, S. (2016). Small and Medium‐Sized Enterprise's Entrepreneurial versus Market Orientation and the Creation of Tacit Knowledge. Journal of Small Business Management.

Sri L. (2012). Strategi Pemasaran Usaha Kecil dan Menengah. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 12 No.1.

Schiffman & Kanuk. (2007). Perilaku Konsumen, Indeks, Jakarta.

Tjiptono, Fandy. (2011). Manajemen dan Strategi Merek. CV Andi. Yogyakarta.

Windiana (2015). Analisis Pengaruh Orientasi Wirausaha, Kapabilitas Pencitraan terhadap Jaringan Usaha, dan Keunggulan Bersaing serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan. Jurnal Riset Ilmu Manajemen. Vol.1 No.1 Mei 2015.

Yusri et al (2017). Pengaruh orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan terhadap kinerja pemasaran dengan inovasi produk sebagai variabel intervening.

(Studi pada Kelompok Usaha Bersama (KUB) Gerabah di Desa Bumi Jaya Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang).

Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen

Tirtayasa (JRBMT), Vol.1 Mei 2017.

Gambar

Gambar 1 Penawaran dan Permintaan

Referensi

Dokumen terkait

Air laut memiliki banyak manfaat.Salah satunya, menghasilkan energi listrik dari pusat pembangkit listrik tenaga ombak.Sifat kontinyuitasnya yang tersedia terus setiap waktu

Selanjutnya penelitian dari Zebua dan Nurdjayanti (2001) menunjukkan bahwa 15,8 % perilaku membeli remaja dipengaruhi oleh konformitas. Dari beberapa fakta-fakta di atas

Unit pelaksana teknis yang selanjutnya disebut UPT adalah unsur pelaksana tugas teknis pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunungkidulc. Tugas pembantuan

Keberagaman (Pluralisme) sistem hukum yang hidup dan berlaku di Aceh mendapat kekuatan hukum dan pengakuan dari pemerintah Indonesia dengan disahkannya Undang-Undang

Dengan menggunakan pendekatan Business Model Canvas penulis akan lebih mudah dalam mengambil keputusan di perusahaan untuk melihat hubungan logis antara komponen dalam bisnis,

Berikut ini tampilan layar index Admin dan Siswa yang merupakan salah satu bentuk implementasi dari website yang dibuat untuk sistem informasi pendaftaran anak

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 311 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Kepala Daerah wajib mengajukan rancangan Peraturan Daerah

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis dalam pengembangan ilmu hukum pada umumnya. 1) Secara Teoritis,