• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT RESIKO KREDIT PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk CABANG MAKASSAR SAM RATULANGI PATIMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS TINGKAT RESIKO KREDIT PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk CABANG MAKASSAR SAM RATULANGI PATIMA"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

PATIMA

105720402012

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

(2)
(3)
(4)

i

PATIMA

10572 04020 12

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Ekonomi (SE) pada Jurusan Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

(5)

ii

Judul skripsi : Analisi Tingkat Resiko Kredit Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar Sam Ratulangi

Nama : Patima

Stambuk : 105720402012

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Makassar, 2016

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Sultan Sarda, MM Faidhul Adziem, SE.,M.Si

Mengetahui : Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

Ketua Jurusan Manajemen

Drs.H.Mahmud Nuhung, MA KTAM. 497 794

Moh. Aris Pasigai, SE.,MM KTAM. 10 934 85

(6)
(7)

iv

Sebagai insan yang mempercayai keesaan-NYA, penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan nikmat kesehatan, nikmat berakal nikmat lain yang tak terhitung banyaknya. Sehingga proses tahapan penyusunan Skripsi yang berjudul “Analisis Tingkat Resiko Kredit Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar Sam Ratulangi”. Dapat berjalan sebagaimana yang di harapkan, dan tak lupa pula Salawat dan Salam selalu di salurkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini banyak mengalami kesulitan namun berkat adanya arahan, dorongan, bantuan baik moril maupun materil serta bimbingan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimah kasih yang sebesar besarnya kepada:

1. Ayahanda Ronta dan Ibunda Mari. Untuk kedua orang tua tercinta yang selalu memberi limpahan kasih sayang, dukungan moril maupun materi dan doa kepada penulis. Tidak lupa pula seluruh keluarga besar penulis.

2. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, SE, MA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

(8)

v

dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.

6. Bapak Koid Mashudi, selaku selaku HC & GA Officer pada Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar.

7. Segenap Dosen, Pegawai Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak membantu penulis selama ini. 8. Serta seluruh sahabat-sahabat Manajemen 9-12 Marwah, Rini, Hasni, Inha,

Erna, Riskah, Fitri, ayha’, Renshe, Didin, Narti Dan yang tidak sempat disebutkan satu persatu. yang telah membantu memberikan inspirasinya dalam skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini dapat bermamfaat bagi kita semua, penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini jauh dari kesempurnaan yang diharapkan oleh berbagai pihak. Dengan penuh kerendahan hati penulis menharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaannya. Terimah kasih.

Wassalam...

Makassar, 2016

(9)

vi

(Persero) Tbk Cabang Makassar Sam Ratulangi Dibimbing oleh Sultan Sarda dan Faidhul Adziem.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rasio resiko kredituntuk mengetahui apakah bank tersebut termasuk dalam kategori tidak sehat menurut Bank Indonesia (BI). Selain itu dengan menganalisis resiko kredit dapat diketahui prestasi keuangan perusahaan dari tahun ketahun.Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah Untuk mengetahui tingkat resiko kredit ditinjau dari Non Performing

Loan pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar. Penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatifkolektibilitas, Non Performing

Loan (NPL)di Bank tersebut. Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan

bahwa Kredit Non Performing Loan (NPL) pada PT. Bank Mandiri(Persero) Tbk. Cabang Makassar selama tiga tahun (2013-2015) mengalami Penurunan tiap tahunnya. Dilihat dari rata-rata persentase tingkat resiko kredit PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) yaitu 5%di bawah persentase untuk kredit kategori rendahdengan jumlah rata-rata 1,39%.Artinya Non Performing Loan(NPL) PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar selama tiga tahun periode (2013-2015) tergolong rendah.

(10)

vii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar belakang... 1 B. Rumusan masalah ... 3 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. manfaat penelitian... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5

A. Pengertian bank dan jenis-jenis bank... 5

B. Pengertian kredit dan jenis-jenis kredit ... 9

C. Pengertian dan jenis resiko ... 18

D. Kredit Bermasalah atau non performing loan (NPL)... 23

E. Tinjauan Empiris... 29

F. Kerangka pikir ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Lokasi dan waktu penelitian ... 31

B. Metode pengumpulan data... 31

(11)

viii

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN ... 35

A. Gambaran Umum Bank Mandiri(Persero) Tbk Cab. Makassar ... 35

B. Visi Dan Misi Organisasi... 40

C. Struktur Organisasi Dan Job Description ... 41

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Analisis Penyaluran Kredit ... 43

B. Analisis Jenis Resiko Kredit ... 45

C. Pembahasan ... 49

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 56

A. Kesimpulan ... 56

B. Saran-Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58 LAMPIRAN

(12)

ix

Tabel 1 Kolektibilitas Kredit PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang

Makassar Tahun 2013... 47

Tabel 2 Kolektibilitas Kredit PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang

Makassar tahun 2014 ... 48

Tabel 3 Kolektibilitas Kredit PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang

Makassar tahun 2015 ... 49

(13)

x Nomor

1. Fungsi Utama Bank... 6 2. Skema Kerangka Fikir ... 30 3. Struktur Organisasi Kelembagaan ... 41

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perbankan memegang peranan penting dalam perekonomian sebab perbankan dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan khususnya dibidang ekonomi. Pada dasarnya bank merupakan lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk simpanan.

Merupakan salah satu bagian pembentukan modal yang dilakukan oleh lembaga keuangan dalam hal ini pihak perbankan ke masyarakat dalam upaya mendorong kinerja usaha sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas usaha sektor riil yang dilakukan oleh masyarakat secara individu maupun kelompok.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi,bank seyogyanya mengoptimalkan penyaluran kredit kepada para nasabah.Namun kredit yang diberikan oleh bank tidak menutup kemungkinan mengandung risiko, sehingga dalam pelaksanaannya bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat serta memiliki fundamental yang lebih kuat.Agar pemberian kredit dapat dilaksanakan secara konsisten dan berdasarkan asas-asas perkreditan yang sehat. Dalam SK Direksi Indonesia No. 27/162/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1995 ditetapkan bahwa pedoman pemberian kredit tersebut sekurang-kurangnya memuat dan mengatur hal-hal pokok antara lain : Prinsip kehati-hatian dalam perkreditan, organisasi

(15)

dan manajemen perkreditan, kebijakan persetujuan pemberiankredit,dokumentasi pemberian kredit, pengawasan kredit, penyelesaian kredit bermasalah.

Salah satu indikasi yang terkadang menjadi suatu masalah dalam perbankan adalah bahwa tidak hanya sekedar menyalurkan kredit saja melainkan bagaimana kredit tersebut dapat kembali sesuai dengan jangka waktu dan imbalan bunga yang telah disepakati kedua belah pihak karena hal itu yang menggolongkan suatu bank dikatakan sehat apabila dalam penyaluran dan pengembalian kredit, keduanya dapat berjalan lancar dan terus mengalami peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

Kecenderungan kerugian yang timbul dalam usaha perkreditan akibat tingginya jumlah kredit macet karena kurangnya perhatian bank secara serius setelah kredit tersebut berjalan. Faktor lain yang cukup penting adalah sangat minimnya analisis yang dilakukan bank pada saat terjadi perubahan siklus usaha. Pemberian kredit merupakan kegiatan utama suatu bank yang mengandung resiko yang dapat berpengaruh pada kesehatan dan kelangsungan bank, sehingga dalam pengamanannya diperlukan tindakan-tindakan yang tepat, tertib dan teratur terutama bagi kredit yang dikategorikan bermasalah, karena itu setiap bank harus ekstra hati-hati dan bekerja optimal agar kesehatan dan kelangsungan kepercayaan masyarakat kepada bank tersebut tetap terpelihara.

Di satu sisi, kredit merupakan bisnis utama bank, namun di sisi lain kredit juga menjadi penyebab utama bangkrutnya bank. Berdasarkan survey

(16)

atas 200BankInternasional yang bangkrut pada tahun 1987 ternyata masalah perkreditan menduduki rengking pertama penyebab kegagalan bank.

Dengan adanya analisis kredit ini dapat mencegah kemungkinan terjadinya default oleh calon debitur.Default dalam hal ini merupakan kegagalan nasabah dalam memenuhi kewajibannya untuk melunasi kredit yang diterimanyabeserta bunga yang telah disepakati bersama.

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar Sam Ratulangi merupakan salah satu lembaga keuangan yang memperoleh pendapatan berupa bunga yang diterima dari debitur. Dengan adanya kegiatan pemberian kredit, maka bank sekaligus memasarkan produk-produk bank lainnya seperti giro, tabungan, deposito, kiriman uang (Transfer) dan lain sebagainya.

Untuk mengetahui tingkat resiko yang terjadi dilakukan analisis kredit atau penilaian kredit terhadap kredit bermasalah atau Non Performing Loan diantaranya kredit kurang lancar, diragukan dan kredit macet.

Berdasarkan latarbelakang tersebut di atas maka penulis tertarik untuk mengangkat judul "Analisis Tingkat Resiko Kredit Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar Sam Ratulangi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini adalah "Bagaimana tingkat resiko kredit ditinjau dari Non Performing Loan pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar Sam Ratulangi?"

(17)

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah "Untuk mengetahui tingkat risiko kredit ditinjau dari Non Performing Loan pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar Sam Ratulangi".

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Pihak bank, sebagai bahan masukan dan informasi akan pentingnya risiko

kredit untuk dianalisis.

2. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan dan tambahan pengetahuan khususnya mengenai tingkat risiko kredit suatu bank.

3. Para pembaca atau peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak lain yang akanmalakukan penelitian pada objek yang sama.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank dan Jenis-jenis Bank

1. Pengertian Bank

Menurut Kasmir; (2014:24) Bank dikenal sebagailembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagi tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Dismping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air dan pembayaran lainnya.

Menurut Undang-undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Menurut Martono (2002:20) bahwa Bank merupakan salah satu usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit baik dengan alat pembayaran sendiri dengan uang yang diperolehnya dari orang lain dengan jalan mengedarkan alat-alat pembayaran baru berupa uang giral.

Menurut suhardjono dan Kuncoro(2002: 68), definisi dari bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun

(19)

danadan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 bahwa Bank merupakan lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak berbeda satu sama lain.

Adapun fungsi utama bank menurut Ismail (2010:4) yaitu menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa perbankan.

Gambar 2.1 Fungsi Utama Bank

BANK Menghimpu Danan Bunga Simpanan (Harga Beli) Menyalurkan Dana Spead Positif/Negatif Pelayanan Jasa Fee Based Income Bunga Kredit (Harga jual)

(20)

2. Jenis-Jenis Bank

Menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998, Bank dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

a. Bank Umum

Adalah bank yang melaksanakan kegiatana usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan bank umum secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga fungsi utama yaitu:

1) Menghimpun dana dari masyarakat

Bank umum menghimpun dana dari masyarakat dengan cara menawaran berbagai jenis produk pendanaan antara lain giro, tabungan, deposito, dan produk-produk pendapatan lainnya yang diperbolehkan.

2) Penyaluran dana kepada masyarakat

Bank umum perlu menyalurkan dananya ke pihak yang membutuhkan dana, agar tidak terjadi idle fund. Bank dapat menyalurkan dananya dalam bentuk kredit dan atau pembiayaan serta dalam bentuk penempatan lainnya.

3) Pelayanan jasa dan lalu lintas pembayaran

Bank umum juga menawarkan produk pelayanan jasa untuk membantu transaksi yang dibutuhkan oleh pengguna jasa bank.

(21)

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.BPR tidak dapat memberikan pelayanan dalam lalu lintas pembayaran atau giral. fungsi BPR pada umumnya terbatas hanya memberikan pelayanan jasa dalam menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat.Kegiatan bank penkreditan rakyat (BPR) yaitu:

1) Menghimpun dana masyarakat

2) BPR menghimpun dana masyarakat dengan penawaran produk tabungan, deposito dan produk menghimpun dana lainnya yang diperbolehkan sesuai dengan peraturan Bank Indonesia.

3) Penyaluran dana kepada masyarakat

BPR menyalurkan dananya dalam bentuk kredit dan penempatan pada bank lain. Dari aktivitas penyaluran dana ini BPR memperoleh pendapatan bunga kredit.

4) Tidak memberikan lalu lintas pembayaran

BPR dilarang menawarkan giro karena BPR tidak boleh melakukan transaksi lalu lintas pembayaran. Hal inilah yang membedakan antara bank umum dan BPR.

(22)

B. Pengertian Kredit dan Jenis-jenis Kredit 1. Pengertian Kredit

Menurut Yohanes (2004 :7) kata "kredit" berasal dari bahasa Romawi "credere" yang berarti percaya atau credo atau creditumyang berarti saya percaya. Seseorang yang mendapatkan kredit adalah seseorang yang telah mendapat kepercayaan dari kreditur.

Undang-undang perbankan Nomor 10 tahun 1998Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Adapun menurut Hasibuan (2007:87) mengemukakan pengertian kredit yang lebih jelas bahwa: " Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati".

Latumerissa (1999:45) kredit adalah : "Penyerahan sesuatu yang mempunyai nilai ekonomis pada saat sekarang ini atas dasar kepercayaan, sebagai pengganti sesuatu yang mempunyai nilai ekonomis yang sepadan dihari kemudian. Sedangkan menurut Suyatni, (2002:12) Kredit dapat pula berarti bahwa pihak kesatu memberikan prestasi baik berupa barang, uang atau jasa kepada pihak lain, sedangkan kontra prestasi akan diterima kemudian dalam jangka waktu tertentu.

(23)

unsur-unsur kredit yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit menurut Kasmir (2014 : 86) adalah sebagai berikut :

a. Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank dimana sebelumnya sudah diadakan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara interen maupun eksteren. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan masa sekarang terhadap nasabah pemohon kredit.

b. Kesepakatan

Disamping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing-masing-masing. c. Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang.

(24)

d. Resiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya.

e. Balas Jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

2. Jenis-jenis Kredit

Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain. (Kasmir 2014:90)

a. Dilihat dari segi kegunaan 1) Kredit investasi

Biasanya digunakan untuk keprluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. 2) Kredit modal kerja

Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

(25)

b. Dilihat dari segi tujuan kredit 1) Kredit produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. 2) Kredit konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.

3) Kredit perdagangan

Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada suplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar.

c. Dilihat dari segi jangka waktu 1) Kredit jangka pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

2) Kredit jangka menengah

Jangka waktu kreditnya sekitar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, biasanya untuk investasi.

(26)

3) Kredit jangka panjang

yaitu kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya diatas 3 tahun atau 5 tahun. d. Dilihat Dari segi jaminan

1) Kredit Dengan Jaminan

Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.

2) Kredit Tanpa Jaminan

Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas sicalon debitur selama ini.

e. Dilihat dari segi sektor usaha 1) Kredit pertanian

Merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.

2) Kredit peternakan

Dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang kambing atau sapi.

3) Kredit industri

(27)

4) Kredit pertambangan

Jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau timah.

5) Kredit pendidikan

Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.

6) Kredit profesi

Diberikan kepada para profesional seperti dosen, dokter, direktur, atau pengacara dan profesi lainnya.

7) Kredit perumahan

Yaitukredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian rumah. 8) Dan sektor-sektor lainnya.

3. Analisis Kredit

Menurut Dendawijaya (2005 : 88) Analisis kredit adalah suatu proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur kredit sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak bank bahwa proyek yang akan dibiayai dengan kredit bank cukup layak (feasible).

Pelaksanaan analisis kredit berpedoman pada UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan, khususnya pasal 1 ayat (11), pasal 8, dan pasal 29 ayat (3). Dengan adanya

(28)

analisis kredit ini, dapat dicegah secara dini kemungkinan terjadinya

default oleh calon debitur.

Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilaiannya tetap sama. Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah menjadi standar penilaian setiap bank. Biasanya kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C,7P dan 3R Penjelasan untuk analisis dengan 5 C kredit adalah sebagai berikut: a. Character (Watak)

Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hoby dan sosial standingnya.

b. Capacity (Kemampuan)

Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikanny, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu pula dengan kemampuannya dalam menjalankan usaha selama ini.

c. Capital (modal) untuk melihat penggunaaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) dengan

(29)

melakukan pengukuran seperti dari segilikuiditas, solvabilitas,

rentabilitas dan ukuran lainnya.

d. Colleteral(Jaminan)

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik, maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

e. Condition (Kondisi)

Dalam penilaian kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia jalankan.

Penilaian kredit dengan analisis 7 P adalah sebagai berikut. 1) Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah.

2) Party

YaituMengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.

(30)

3) Perpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam.

4) Prospect

Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datangmenguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi, tetapi juga nasabah.

5) Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk mengembalikan kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur, akan semakin baik. Dengan demikian, jika salah satuh usahanya merugikan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.

6) Profitabilitas

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitabilitas diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.

(31)

7) Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan.Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau maupun jaminan asuransi.

Penilaian kredit dengan analisis 3R adalah sebagai berikut: 1) Returns

Berkaitan dengan hasil yang diperoleh dari penggunaan kredit yang diminta, apakah kredit tersebut bisa menghasilkan return (pendapatan) yang memadai untuk melunasi hutang dan bunganya.

2) Repayment capacity

Berkaitan dengan kemampuan perusahaan mengembalikan pinjaman dan bunganya pada saat pembayaran tersebut jatuh tempo.

3) Risk-Bearing Ability

Berkaitan dengan kemampuan perusahaan menanggung resiko kegagalan atau ketidakpastian yang berkaitan dengan penggunaan kredit tersebut. Jaminan merupakan hal yang perlu dipertimbangkan oleh kreditor dalam kaitannya dengan risk-bearing ability.

C. Pengertian dan jenis Resiko 1. Pengertian Resiko

Resiko kredit adalah resiko yang timbul sebagai akibat kegagalan pihak lawan memenuhi kewajibannya (Tampubolon, 2004;24), resiko ini dapat timbul karena kinerja satu atau lebih debitur yang buruk. Kinerja debitur yang buruk ini dapat berupa ketidak mampuan debitur untuk

(32)

memenuhi sebagian atau seluruh isi perjanjian kredit yang telah disepakati bersama sebelumnya. Sementara itu defenisi lain menjelaskan resiko kredit merupakan resiko yang timbul akibat tidak terpenuhinya kewajiban nasabah kredit untuk membayar angsuran pinjaman maupun bunga kredit, yang berakibat hilangnya asset serta turunnya laba bank.

Menurut Taswan dalam bukunya manajemen perbankan (2006:298), ResikoKredit adalah resiko yang timbul dari kegagalan salah satu pihak untuk memenuhi kontrak pembayaran.Dalam bisnis perbankan resiko kredit timbul karena kegagalan debitur untuk memenuhi kewajibannya.

Dalam konteks yang lebih luas, resiko kredit sedikitnya mengandung tiga komponen yaitu :

b. Peluang Gagal Bayar (Probability Of Default), Yaitu debitur tidak mampu memenuhi kewajibannya kepada bank.

c. Tingkat Pemulihan (Recovery Rate), Yaitu proporsi klaim atau tuntunan berkaitan dengan upaya pemulihan kinerja bank.

d. Eksposure kredit yaitu berkaitan dengan jumlah potensi kerugian bila debitur gagal bayar. Eksposure berhubungan dengan peluang terlibat pada suatu beberapa kejadian.

Sedangkan menurut Tedy dalam bukunya refleksi dan strategi penerapan manajemenresiko perbankan Indonesia (2006:35), yang menyebutnya bahwa risiko kredit diartikan sebagai risiko perubahan kualitas debitur sehingga berpotensi menambah kredit macet (Non

(33)

Performing Loan) yang disebabkan oleh ketidakmampuan atau ketidakmauan debitur untuk melunasi kewajiban-kewajibannya.

e. Jenis resiko yang biasa diterima oleh bank

Untuk mengidentifikasi resiko yang sedang dan akan diambil dengan adanya penawaran produk dan jasa perbankan kepada masyarakat oleh bank, manajemen harus mengetahui jenis-jenis resiko yang biasa diserap dan telah digariskan dalam rencana strategi bank.

a. Resiko kredit

Resiko kredit yang timbul sebagai akibat kegagalan pihak lawan memenuhi kewajibannya. Disatu sisi resiko ini dapat bersumber dari berbagai aktifitas fungsional bank seperti penyaluran kredit, kegiatan investasi dan kegiatan pembiayaan perdagangan.

b. Resiko pasar

Resiko pasar timbul karena adanya pergerakan variabel pasar (suku bunga dan nilai tukar) dari portopolio dimiliki oleh bank, yang berbalik arah dari apa yang diharapkan sehingga dapat menimbulkan kerugian. c. Resiko operasional

Resiko ini timbul karena adanya ketidak cukupan atau tidak berfungsinya proses internal, juga adanya kesalahan sistem dalam mencatat pembukuan dalam melaporkan transaksi secara lengkap dan tepat waktu.

(34)

d. Resiko likuiditas

Resiko likuiditas adalah resiko yang timbul antara lain karena bank yang tidak mampu memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Hal ini disebabkan karna resiko likuiditas pada aktivitas fungsional pengkreditan ( penyediaan dana) investasi dan penanaman lainnya, serta kegiatan pendanaan penerbitan surat utang.

e. Resiko kepatuhan

Resiko kepatuhan yang muncul karena bank yang tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Pengelolaan resiko dilakukan melalui penerapan sistem pengendalian intern secara konsisten.

f. Resiko hukum

Resiko hukum adalah resiko yang timbul karena adanya kelemahan aspek yuridis antara lain disebabkan karna adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung.

g. Resiko srategik

Resiko strategik adalah resiko yang muncul karena penetapan dan pelaksanaan strategik bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak atau kurang respontif bank terhadap perubahan eksternal.

(35)

Penyebab risiko kredit secara spesifik bisa berupa : 1) Tidak adanya kebijakan kredit standar

2) Pelanggaran terhadap batas maksimum pemberian kredit bagi satu debitur.

3) Konsentrasi kredit pada kredit yang tergolong berisiko tinggi dan spekulatif, misalnya kredit properti.

4) Ketidaklengkapan dokumen kredit.

5) Hanya terfokus kepada fee kredit dan pada kredit worthiness. 6) Tidak ada standar formal tentang pricing procedure.

7) Tidak ada analisis, review dan pengawasan kredit yang efesien. Sementara itu risiko kredit yang bersifat umum dapat berupa: a) Risiko Dari Sifat Usaha

Setiap bentuk usaha memiliki risiko yang berbeda.Perbedaan ini harus dipahami bank. Ciri-ciri usaha yang berisiko tinggi adalah Turn

Overusaha relatif tinggi, tingkat spesifikasi usaha semakin tinggi,

investasinya semakin besar pada modal kerja daripada investasi pada barang-barang modal, usaha dijalankan dengan padat modal, ketergantungan pada alam sangat tinggi.

b) Risiko Geografis

Risiko ini berkaitan dengan rentannya bentuk usaha terhadap bencana alam, gempa, banjir, penolakan masyarakat terhadap lokasi usaha.

(36)

c) Risiko Politik.

Risiko ini disebabkan oleh fluktuasi politik suatu Negara.Kredit semakin berisiko bila di suatu Negara terjadi gejolak politik.Oleh karena itu sudah menjadi syarat mutlak bagi terhindari kegagalan kredit. d) Risiko Persaingan.

Risiko ini bisa berupa persaingan antar bank, antar bank dengan perusahaan keuangan lainnya atau persaingan antar badan usaha yang dibiayai oleh bank. Semakin tinggi daya saingnya berarti semakin kecil risiko kredit dari faktor ini, dan sebaliknya bila semakin lemah dalam persaingan maka risiko kredit akan terjadi.

D. Kredit Bermasalah Atau Non Performing Loan (NPL)

Istilah kredit bermasalah sering juga dipakai untuk kredit macet yang sudah dihapus dari pembukuan bank.Agar tidak terjadi kerancuan untuk selanjutnya dipakai istilah yang lebih teknis yaitu Non Performing Loan (NPL).yang termasuk dengan NPL adalah debitur atau kelompok debitur golongan kurang lancar, dan Macet. Karena itu harus diusahakan dicegah.Early warning system, serta pemantauan yang efektif akan memudahkan bank dalam mengambil langkah yang diperlukan apabila suatu nasabah akan mengalami penurunan kualitas atau peningkatan risiko kredit.

Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998 memberikan penggolongan mengenai kualitas kredit apakah kredit yang diberikan bank termasuk Kredit Performing Loan (kredit tidak bermasalah) atau Non

(37)

Performing Loan (kredit bermasalah). berdasarkan Peraturan Bank Indonesia,

PBI No.7/2/PBI/2006 tanggal 20 Januari 2005 klasifikasi kolektibilitas kredit dapat digolongakan sebagai berikut :

1. Lancar(pas)

Suatu kredit dapat dikatakan lancar apabila:

a. Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu. b. Memiliki mutasi rekening yang aktif.

c. Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai (cash collateral). 2. Dalam perhatian khusus(special mention)

Dikatakan perhatian khusus apabila memenuhi kriteria antara lain:

a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang belum melampaui 90 hari.

b. Kadang-kadang terjadi cerukan.

c. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan. d. Mutasi rekening relatif aktif.

e. Didukung dengan pinjaman baru. 3. Kurang lancar(subsstandard)

Dikatakan kurang lancar apabila memenuhi kriteria diantaranya:

a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang. telah melampaui 90 hari.

b. Sering terjadi cerukan.

c. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari.

(38)

d. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah.

e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur. f. Dokumen pinjaman yang lemah.

4. Diragukan(doubtful)

Dikatakan diragukan apabila memenuhi kriteria yang diantanya:

a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 180 hari

b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen. c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari. d. Terjadi kapitalisasi bung.

e. Dokumen hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit maupun pengikatan jaminan.

5. Macet(loss)

Dikatakan macet apabila memenuhi kriteria antara lain:

a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 270 hari.

b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru.

c. Dari segi hukum dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai yang wajar.

Sutarno dalam bukunya Aspek-Aspek Hukum Perkreditan Pada Bank (2009: 264) kredit yang termasuk dalam kategori lancar dan dalam perhatian khusus dinilai sebagai kredit yang Performing Loan, sedangkan kredit yang termasuk kategori kurang lancar, diragukan dan macet dinilai sebagai kredit

(39)

Non Performing Loan. Untuk menetukan suatu kualitas kredit masuk lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet, dapat dinilai dari tiga aspek yaitu :

a. Prospek usaha.

b. Kondisi keuangan dengan penekanan arus kas. c. Kemampuan membayar.

Terhadap kredit yang mengarah menjadi NPL bahkan kredit NPL sendiri dapat diterapkan beberapa teknik penyehatan.Upaya yang dilakukan bank untuk penyelamatan terhadap kredit NPL (Ismail 2010: 128) antara lain: 1. Rescheduling

Merupakan upaya yang dilakukan bank untuk menangani kredit bermasalah dengan membuat penjadwalan kembali. Penjadwalan kembali dapat dilakukan kepada debitur yang mempunyai itikad baik akan tetapi tidak memiliki kemampuan untuk membayar angsuran pokok maupun angsuran bunga dengan jadwal yang telah diperjanjikan.

2. Recondition

Upaya bank dalam menyelamatkan kredit dengan mengubah seluruh atau sebagian perjanjian yang telah dilakukan oleh bank dengan nasabah. Perubahan kondisi dan persyaratan tersebut harus disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi oleh debitur dalam menjalankan usahanya.

(40)

Beberapa alternatif reconditioning yang dapat diberikan bank antara lain: a. Penurunan suku bunga

Misalnya bunga kredit pada perjanjian awal sebesar 20% diturunkan menjadi 18%. Penurunan suku bunga tersebut akan menyebabkan penurunan biaya bunga yang harus dibayar oleh nasabah, sehingga secara total angsuran nasabah menjadi lebih rendah.

b. Pembebasan sebagian atau seluruh bunga yang tertunggak, sehingga nasabah pada periode berikutnya hanya membayar pokok pinjaman beserta bunga berjalan.

c. Kapitalisasi bunga, yaitu bunga yang tertunggak dijadikan satu dengan pokok pinjaman.

d. Penundaan pembayaran bunga, yaitu pembayaran kredit oleh nasabah dibebankan sebagai pembayaran pokok pinjaman sampai dengan jangka waktu tertentu, kemudian pembayaran bunga dilakukan pada saat nasabah sudah mampu.

3. Restructuring

Merupakan upaya yang dilakukan oleh bank dalam menyelamatkan kredit bermasalah dengan cara mengubah struktur pembiayaan yang mendasari pemberian kredit.

4. Kombinasi

Upaya penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan oleh bank dengan cara kombinasi antara lain:

(41)

a. Rescheduling dan restructuring

Upaya gabungan antara recheduling dan restructuring dilakukan. misalnya, bank memperpanjang jangka waktu kredit dan menambah jumlah kredit. Hal ini dilakukan karena bank melihat bahwa debitur dapat diselamatkan dengan memberikan tambahan kredit untuk menambah modal kerja, serta diberikan tambahan waktu agar total angsuran perbulan menurun, sehingga debitur mampu membayar. b. Rescheduling dan reconditioning

Bank dapat melakukan kombinasi dua cara yaitu dengan memperpanjang jangka waktu dan meringankan bunga. Dengan perpanjangan dan keringan bunga, maka total angsuran akan menurun, sehingga nasabah diharapkan dapat membayar kewajibannya.

c. Restructuring dan reconditioning

Upaya penambahan kredit diikuti dengan keringanan bunga atau pembebasan tunggakan bunga akan dapat mendorong pertumbuhan usaha nasabah.

d. Rescheduling, Restructuring, dan Reconditioning

Upaya gabungan ketiga cara tersebut merupakan upaya maksimal yang dilakukan oleh bank misalnya jangka waktu diperpanjang, kredit ditambah, dan tunggakan bunga dibebaskan.

e. Eksekusi

Merupakan alternatif terakhir yang dapat dilakukan oleh bank untuk menyelamatkan kredit bermasalah.

(42)

E. Tinjauan Empiris

Erniati (2014) dalam Penelitian mengenai “faktor-faktor yang mempengaruhi terjadi Non Performing Loan” Penelitian tersebut dilakukan terhadap BankSulselbar Cabang Utama Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kualitas Aktiva Produktif (KAP) mempunyai pengaruh paling kuat.Kondisi ini menunjukkan bahwa baik buruknya kualitas kredit sangat kuat pengaruhnya terhadap terjadinya NPL.

Herman (2011) Analisis tingkat resiko kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Sinjai selama empat tahun (2007 -2010) mengalami penurunan tiap tahunnya. Hal ini terlihat dari besarnya rata-rata persentase tingkat risiko PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Sinjai yang ditetapkan oleh Bank Indonesia di bawah persentase untuk kredit kategori rendah Artinya Non - Performing Loans (NPL) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk selama empat periode (2007 - 2010) tergolong rendah.

F. Kerangka Pikir

Secara umum, penyaluran kredit menggambarkan proses pengelolaan kredit yang sistematis mulai dari akurasi data atau informasi sampai dengan monitoring yang dapat mencegah tejadinya kredit Non Perfoming Loan (NPL) yang dapat mengganggu kelangsungan usaha bank. Proses pengelolaan kredit telah diatur dalam menajemen perkreditan sebagai prosedur pelaksaan dari pemberian kredit. PT. Bank Sulselbar Cabang Ratulangi Makassar telah

(43)

rnelakukan proses analisa terhadap kriteria usaha yang dijadikan dasar penilaian terhadap kolektebilitas calon debitur.

Untuk dapat menganalisa berbagai pos dan laporan keuangan yang berkaitan dengan tingkat risiko kredit digunakan analisis Credit Risk Ratio.dengan adanya analisis ratio tersebut diharapkan dapat diketahui apakah tingkat risiko kredit bank tersebut rendah atau tidak berdasarkan ketetapan bank indonesia. Berikut skema kerangka fikir pada gambar halaman berikut:

Gambar 2.2 Skema Kerangka Pikir

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar Sam Ratulangi

Proses Penyaluran Kredit

Kolektibilitas Kredit

Analisis resiko kredit

Hasil rasio kredit

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Makassar Propinsi Sulawesi Selatan yaitu pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar Sam Ratulangi, yang berlokasi di Jl. Sam Ratulangi No.24 Lt.2 Makassar 90125

Waktu penelitian dan penulisan diperkirakan kurang lebih 2 (dua) bulan lamanya, mulai dari bulanMei sampai dengan bulan juni 2016

B. Metode Pengumpulan Data

Untuk mempermudah pengumpulan data, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi, yaitu teknik mengimpulkan data melalui pengamatan langsung terhadap objek penelitian untuk mendapatkan data yang akurat.

2. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data berupa laporan data kredit yang bersumber dari PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar sam Ratulangi

3. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data melalui Tanya jawab

(Interview) langsung dengan pimpinan, karyawan dan nasabah sesuai

dengan data yang diperlukan obyek yang dibahas.

4. Penelitian pustaka (library research), yaitu pengumpulan data teoritis dengan caramenelah berbagai buku literatur, pustaka yang lainnya yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

(45)

C. Jenis Dan Sumber Data 1. Jenis Data

a. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar Sam Ratulangi baik dalam bentuk informasi secara lisan maupun secara tertulis.

b. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka berupa jumlah penyaluran kredit usaha kecil.

2. Sumber Data

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari wawancara langsung dengan pimpinan dan karyawan perusahaan.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber perusahaan berupa laporan keuangan, literaturedan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

D. Definisi Operasional

Untuk menjaga kesalah pahaman dan untuk menyamakan persepsi, maka perlu dikemukakan definisi operasional variabel penelitian ini sebagai berikut:

1. Resiko adalah suatu bentuk ketidak pastian peristiwa yang mempunyai pengaruh terhadap tujuan yang ingin dicapai.

2. Kredit adalah penyerahan sejumlah uang atau barang yang dipersamakan dan wajib dikembalikan atas dasar kepercayaan sesuai dengan syarat-syarat yang telah disepakati antara kreditur dan debitur.

(46)

3. Resiko Kredit adalah resiko kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan atau default debitur yang tidak dapat diperkirakan atau karena debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya.

E. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan kolektibilitas kredit dari 2013-2015 pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar Sam Ratulangi

2. Sampel

Yang menjadi sampel dalam laporan ini adalah laporan keuangan kolektibilitas kredit dari 2013-2015pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar Sam Ratulangi

F. Metode Analisis

Berdasarkan pada masalah pokok, tujuan yang telah dikemukakan maka metode analisis yang digunakan adalah :

Metode kuantitatif menurut Bank Indonesia (BI) Melalui peraturan Bank Indonesi (PBI) menetapkan bahwa rasio kredit bermasalah (NPL) adalah 5%. Rumus Perhitungan NPL adalah :

Kredit Bermasalah

NPL = ———————— X 100% Total Kredit

Menurut Taswan dalam paket kebijaksanaan 28 Februari 1991 KlasiflkasiColektibilitas credit sebagai Tool of management perkreditan bank oleh Bank Indonesia (2006:114):

(47)

a. Rendah apabila tidak ada penyimpangan atau pelanggaran terhadap perkreditan yang sehat atau terjadi penyimpangan tetapi persentase jumlah debitur yang melanggar terhadap jumlah debitur yang diperiksa Bank Indonesia tidak lebih dari 2%

b. Sedang apabila % jumlah debitur yang melanggar terhadap jumlah debitur yang diperiksa Bank Indonesia antara 2% hingga 5%

c. Tinggi apabila % jumlah debitur yang melanggar terhadap jumlah debitur yang diperiksa Bank Indonesia antara 5% hingga 10%

d. Sangat tinggi apabila % jumlah debitur yang melanggar terhadap jumlah debitur yang diperiksa Bank Indonesia lebih dari 10%

(48)

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar 1. Sejarah Bank Mandiri

Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, tiga bank pemerintah : 1) Bank Bumi Daya 2) Bank Dagang Negara, 3) Bank Exim and Bapindo dilebur menjadi Bank Mandiri. Masing – masing dari ketiga legacy banks memainkan peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia.

Sejarah keempat Bank (BBD, BDN, Bank Exim, dan Bapindo) tersebut sebelum bergabung menjadi Bank Mandiri, dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun yang lalu.Keempat bank nasional tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan dunia perbankan Indonesia, dan masing – masing telah memainkan peranan yang penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia.

Bank Bumi daya didirikan melalui suatu proses panjang yang bermula dari nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De NationaleHandelsbank NV, menjadi Bank umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya adalah bank milik Inggris)

(49)

juga dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1965, Bank Umum Negara Indonesia dan berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia unit IV beralih menjadi Bank Bumi daya.

Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) berawal dari perusahaan dagang Belanda N.V. NederlanscheHandelsMaatschappij yang didirikan pada tahun 1842 dan mengembangkan kegiatannya di sector perbankan pada tahun 1870. Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960, dan selanjutnya pada tahun 1965 perusahaan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank Indonesia unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II Divisi Expor – Impor, yang akhirnya menjadi Bank Exim, Bank Pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor dan Impor.

Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri Negara (BIN), sebuah Bank Industri yang didirikan pada tahun 1951. Misi bank Industri Negara adalah mendukung pengembangan sector-sector ekonomi tertentu, khususnya perkebunan, industry, dan pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai bank milik Negara pada tahun 1960 dan BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo.Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui pembiyaan jangka menengah dan jangka panjang pada sector manufaktur, transportasi dan pariwisata.

(50)

2. Program Transformasi Tahap I (2005-2009)

Ambisi Bank Mandiri yang ditetapkan untuk 4 Tahun kedepannya hanya dapat dicapai dengan mengubah organisasi kami untuk dapat beradaptasi dengan dinamika dan pergerakan pasar.Di tahun 2005, kami berkomimen untuk menjalankan program transformasi selama 5 tahun tuntuk membentuk Bank mandiri menjadi Bank Multispesialis yang dominan. Kami menetapkan 4 tema transformasi sebagai syarat utama : budaya, Penjualan, Aliansi, dan control NPL. Bank Mandiri melakukan Program Transformasi dalam tiga tahap, yaitu:

Tahap 1 ( 2006-2007)

Back On Track :dalam tahapan ini, focuks utama kami adalah

merekonstruksi ulang fondasi Bank Mandiri untuk pertumbuhan masa depan nantinya.

Tahap 2 (2008-2009)

Outperform the Market :dalam priode ini , Bank Mandii lebih menekankan

ekspansi bisnis untuk menjamin pertumbuhan yang signifikan di berbagai segmen dan mencapai level profit yang mampu melampaui rataa – rata pasar.

Tahap 3 ( 2010)

Shaping the End Game :di tahap ini, Bank Mandiri menargetkan diri untuk

menjadi Bank Regional terdepan melalui konsolidasi dari bisnis jasa keuangan dan lebih mengutamakan peluang strategi pertumbungan Non-organik, termasuk memperkuat kinerja anak perusahaan dan akuisisi bank

(51)

atau perusahaan keuangan lainnya yang dapat memberikan nilai tambah bagi Bank Mandiri.

Proses transformasi yang telah dijalankan sejak tahun 2005 hingga tahun 2010 ini secara konsisten berhasil meningkatkan kinerja Bank Mandiri. Hal ini tercermin dari peningkatan berbagai parameter financial, diantaranya :

a. Kredit bermasalah turun signifikan, tercermin dari rasio NPL net konsolidasi yang turun dari 15,34 % di tahun 2005 menjadi 0,62% di tahun 2010.

b. Laba bersih Bank Mandiri juga tumbuh sangat signifikan dari 0,6 Triliun di tahun 2005 menjadi 9,2 Triliun di tahun 2010

Sejalan dengan transformasi bisnis, Bank Mandiri juga melakukan transformasi budaya dengan merumuskan kembali nilai – nilai budaya untuk menjadi pedoman kerja pegawai. Bank Mandiri juga berhasil mencatat sejarah dalam peningkatan kualitas layanan, yaitu menjadi service leader perbankan nasional dengan menempati urutan pertama pelayanan prima selama empat tahun berturut-turut (2007,2008,2009, dan 2010) berdasarkan survey Marketing Research Indonesia ( MRI). Selain itu, Bank Mandiri juga mendaptkan Apresiasi dari berbagai pihak dalam penerapan Good Corporate Governance.

Penignkatan kinerja Bank Mandiri mendaptkan respon positif oleh insvestor, tercermin dari meningkatnya harga saham Bank Mandiri secara signifikan dari posisi terendah Rp. 1.110 per lembar saham pada 16

(52)

September 2005, menjadi Rp 6.300,- per lembar saham pada 30 September 2011, atau meningkat 33,6% per tahun, nilai kapitalisasi pasar Bank Mandiri meningkat sekitar 7 kali lipat, dari Rp. 21,8 Triliun menjadi Rp. 146, 9 Triliun.

3. Program Transformasi Tahap II ( 2010-2014)

Saat ini bank Mandiri tengah melaksanakan tahap transformasi lnjutan tahun 2010-2014, dimana kami telah melakukan revitalisasi visi yaitu : “ Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang Paling Dikgumi dan Selalu Progresif” sejalan dengan visi tersebut, Bank Mandiri juga ditargetkan mampu mencapai nilai kapitalisasi psar terbesar di Indonesia, yaitu di atas rp. 225 Triliun dengan pangsa pasar pendapatan mendekati 16% RAO mencapai kisaran 2,5% dan ROE mendekati 25%, namun tetap menjaga kualitas asset yang direflesikan dari rasio NPL gross di bawah 4%. Bank Mandiri juga berambisi untuk masuk dalam jajaran top 5 ASEAN pada tahun 2014.

Selanjutnya di tahun 2010, bank Mandiri menargetkan untuk masuk dalam jajaran Top 3 bank di ASEAN dalam hal nilai kapitalisasi pasar dan menjadi pemain utama di regional. Untuk mewujudkan visi tersebut, transformasi bisnis di Bank mandiri tahun 2010 – 2014 akan difokuskan pada 3 (tiga) area Bisnis yaitu :

a. Wholesale transaction

Bank Mandiri akan memperkuat leaderhip-nya dengan menawarkan solusi transaksi keuangan yang komprehensif dan membangun

(53)

hubungan yang holistic melayani institusi corporate & commercial di Indonesia.

b. Retail Deposit &Pyment

Bank Mandiri memiliki aspirasi untuk menjadi bank pilihan nasabah di bidang retail deposit dengan menyediakan pengalaman perbankan yang unik dan unggul bagi para nasabahnya.

c. Retail Financing

Bank Mandiri memiliki aspirasi untuk meraih posisi nomor 1 atau 2 delam segmen pembiyaanritel, terutama untuk memenagkan persaingan di bisnis kredit perumahan, personal Loan , dan kartu kredit serta menjadi salah satu pemain utama di micro banking.

Ketiga area focus tersebut didukung dengan penguatan organisasi dan penungkatan infrastruktur (cabang, IT, operation dan risk managemen) untuk memberikan solusi layanan terpadu. Disamping itu Bank Mandiri didukung oleh Sumber Daya Manusia yang handal, teknologi yang selalu update, penerapan manajemen resiko dalam menjalankan bisnis secara saksama dan penuh pertimbangan, serta penerapan Good Corporate governance yang telah teruji.

B. Visi dan Misi Organisasi 1. Visi

Menjadi lembaga keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif

(54)

2. Misi

a. Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar b. Mengembangkan sumber daya manusia professional c. Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder d. Melaksanakan manajemen terbuka

e. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan C. Struktur Organisasi dan Job Description

1. Struktur Organisasi

Gambar 4.1

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PT.BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk CABANG MAKASSAR SAM RATULANGI

(55)

2. Description

a. Kepala Cabang Micro/ MMM (Micro Mandiri Manager) :Kepala Unit MMU (Mandiri Mitra Usaha ) yang memiliki kewenangan untuk memutus kredit micro .

b. MKA (Micro Kredit Analisis) : Pihak yang melakukan analisi kredit, membuta nota analisa, melakukan Complience review sebelum aktivasi rekening pinjaman, serta melakukan verifikasi ulang atas laporan kunjungan Nasabah (LKN) dan On The Spot (OTS) bila diperlukan. c. MMC ( Micro Mandiri Collection) : Pihak yang menerima setoran

kredit debitur usaha micro yang dilakukan pada lokasi debitur usaha micro, misalnya di pasar – pasar.

d. Teller :merupakan seorang ptugas dari pihak bank yang berfungsi untuk melayani nasabah dalam hal transaksi keuangan perbankan kepada semua nasabahnya.

e. CSR/ Customer Service : bertugas memberikan informasi produk bank, melayani pembukaan dan penutupan rekening nasabah, handling Complaint, melayani segala bentuk komplain dari nasabah, melayani nasabah dalam hal pelayanan jasa-jasa produk bank seperti transfer, inkaso, pemindahbukuan antar rekening nasabah, melaksanakan tugas lainnya yang ditujukan atasannya.

f. MKS ( Micro Kredit Sales ) : pihak yang melakukan pemasaran produk kredit mikro, mengumpulkan dokumen, syarat pengajuan kredit dan mencocokkan dengan yang asli serta menerima setoran kredit.

(56)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisi Penyaluran Kredit

Dalam kegiatan pengkreditan Bank, khususnya PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar terdapat pengembalian kredit yang bermasalah baik disengaja atau tidak. Pengembalian ini sering disebut Non

Performing Loan (NPL) atau pengembalian kredit bermasalah yang terdiri

dari kurang lancar, diragukan dan macet. Setiap Pemberian kredit diawali prosesnya dengan adanya pengajuan kredit dengan cara mengajukan surat permohonan kredit ataupun mengisi formulir permohonan kredit yang telah disediakan oleh bank, dengan tujuan untuk menggali informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pihak bank. Formulir permohonan kredit umumnya berisi antara lain:

1. Data yang berhubungan kredit yang diajukan: besarnya kredit, tujuan kredit, jenis kredit, jangka waktu yang diajukan

2. Data pemohonan: nama pemohon, pendidikan, alamat, tanggal lahir, status, nama suami/istri, jumlah tanggungan, nama dan alamat tempat kerja/usaha.

3. Data yang berhungan dengan sumber penghasilan dan biaya: lama usaha/kerja, omset, gaji, pendapaan sampingan, biaya-biaya yang ditanggung, pihak-pihak dengan siapa calon debitur berhubungan.

4. Data yang berhubungan dengan hutang yang telah dimiliki beserta angsurannya.

(57)

Dokumen – dokumen standar yang diminta oleh bank seperti yang tampak dibawah ini:

No Jenis jaminan

Nasabah

pegawai wiraswasta

1 Asli formulir aplikasi diisi lengkap dan benar

2 Fotocopy KTP calon nasabah dan suami/istri

3 Fotocopy kartu keluarga 4 Fotocopy surat menikah

5 Fotocopy surat izin usaha (SIUP, TDP, ijin praktek)

6 Fotocopy NPWP pribadi, SPT pribadi 7 Fotocopy rekening tabungan/giro

(R/K) 3 bulan terakhir

8 Laporan keuangan perusahaan (neraca dan L/R) dan/atau fotocopy bukti/catatan transaksi bisnis

9 Asli slip gaji atau keterangan gaji 10 Fotocopy kartu kredit

Sumber: Dokumentasi Bank tahun 2016

Tanpa adanya agunan, menjadikan kredit tanpa agunan (KTA) memiliki resiko yang tinggi. Pihak bank hanya dapat memperkecil resiko kerugian dengan melakuka upaya yang dengan tetap menjalankan prinsip kehati-hatian. Salah satunya dengan cara memperketat penilaian terhadap calon debitur, membatasi jumlah pinjaman yang diberikan sesuai dengan jumlah pendapatan yang diterima debitur perbulannya, dengan

(58)

memperhatikan kewajiban-kewajiban debitur yang lain serta melakukan monitoring terhadap pembayaran secara rutin. Jika secara prefentif dilakukan, namun masih juga mengalami kredit bermasalah maka selanjutnya dipergunakan cara mengatasi kredit bermasalah dengan melakukan penjadwalan kembali (reschedulling), persyaratan kembali (reconditioning), dan penataan kembali (restructuring).Namun tekhnik yang digunakan oleh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar yaitu dengan cara Reschedulling dengan memperpanjang jangka waktu kredit terhadap debitur, jangka waktu kredit yang di tentukan mengalami penambahan dari 6 bulan menjadi satu tahun sehingga debitur memiliki waktu lebih lama untuk mengembalikannya kemudian dengan cara Reconditioning yaitu dengan cara mengubah berbagai persyaratan yang ada dengan penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, maksudnya hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjamannya tetap harus dibayar seperti biasa. Sedangkan Kredit Agunan memberikan keringanan resiko terhadap pihak bank, karna agunan/jaminan yang diajukan oleh debitur senilai dengan jumlah kredit yang diterima debitur, sehingga apabila debitur tidak mampu untuk membayar angsuran pokok dan bunga maka pihak bank berhak menerima jaminan tersebut sesuai dengan perjanjian yang telah ditentukan.

B. Analisis Jenis Resiko Kredit

Pemahaman tentang resiko akan memudahkan bank dalam mengidentiflkasi resiko maupun yang mungkin terjadi dan kemudian membangun sistem untuk mengelola resiko tersebut secara efektif. Adapun jenis resiko yang biasa diterima oleh bank yaitu resiko kredit, jenis resiko

(59)

kredit terjadi akibat kegagalan pihak lawan memenuhi kewajibannya dalam melakukan penyaluran kredit. Resiko pasar, resiko pasar timbul akibat Risiko harga (price risk) resiko kerugian dari pergerakan atau volalitas suku bunga, nilai tukar, harga ekuitas, dan harga komoditas dan akibat terhadap Discountinuity yaitu risiko kerugian yang timbul dari kesenjangan harga pasar (market price gapping). Resiko operasional, timbul akibat tidak berfungsinya Proses Internal: Pelanggaran prosedur dan ketentuan, pelanggaran control (proses review produk baru, berkaitan dengan desain dan implementasi produk baru, kontrol terhadap pelaksanaan produk jasa yang sudah ada; Kesalahan manusia: Hubungan antar pegawai, kesalahan pegawai, penyimpangan pegawai, tidak terpenuhinya jumlah pegawai; Kegagalan Sistem: Kegagalan hardware, kegagalan software, konfigurasi lemah (tanpa perlindungan virus), komunikasi (saluran telepon tidak berfungsi, kapasitas jaringan tidak mendukung); Problem Eksternal: Kejahatan eksternal (pencurian, penipuan, pemalsuan), Bencana faktor alam (gempa Bumi, banjir, topan, tsunami) Faktor manusia (perang, terorisme, perampokan), penerobasan sistem teknologi (hacker, penembusan user id). Resiko likuiditas timbul akibat bank yang tidak mampu memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Hal ini disebabkan karena risiko likuiditas dapat melekat pada aktivitas fungsional perkreditan (penyediaan dana), investasi dan penanaman lainnya, serta kegiatan pendanaan penerbitan surat utang. Resiko kepatuhan, timbul akibat bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku, seperti resiko kredit

(60)

yang terkait dengan ketentuan kewajiban pemenuhan modal minimum( KPMM), batas minimum pemberian kredit (BMPK). Resiko hukum, terjadi akibat pelanggaran terhadap kontak, hukum atau peraturan. Resiko strategik, terjadi akibat pelaksanaan strategik yang tidak tepat.

Berikut ini rincian NonPerfoming(kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet) PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar selama Tiga tahun terakhir pada tabel halaman berikut:

Tabel 5.1

Rincian KreditNon Performing PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar Per 31 Desember 2013.

Kolektibilitas Jumlah (Rp)

Kurang Lancar 132.027.600

Diragukan 97.804.059

Macet 178.320.000

Jumlah kredit Non-perfoming 408.151.659

Jumlah kredit yang diberikan 21.298.780.345

% Kredit Non perfoming 1,92

Sumber :PT. Bank Mandiri(Persero) Tbk.Cabang Makassar Diolah Dari Data Tabel 5 Lampiran Tahun 2016

Komposisi kredit Non Perfomingper 31 Desember 2013 dilihat dari jumlahkredit pada kriteria kurang lancardan macet hampir sama. Sehingga persentase kredit bermasalah dengan jumlah kredit yang diberikan sebesar 1,92 %

(61)

Tabel 5.2

Rincian Kredit Non Performing PT. Bank Mandiri (persero) Tbk. Cabang makassarPer 31 Desember 2014.

Kolektibilitas Jumlah (Rp)

Kurang Lancar 73.886.700

Diragukan 125.445.600

Macet 153.658.664

Jumlah kredit Non-perfoming 352.990.964

Jumlah kredit yang diberikan 29.442.755.914

% Kredit Non perfoming 1,19

Sumber :PT. Bank Mandiri(Persero) Tbk Cabang Makassar Diolah Dari Data Tabel 6 Lampiran Tahun 2016

Komposisi kredit Non Perfomingper 31 Desernber 2014 dilihat dari jumlah kredit pada kriteria kurang lancar dan macet menurun jika dibandingkan pada tahun 2013. Sehingga persentase kredit bermasalah dengan jumlah kredit yang diberikan sebesar 1,19 %.

(62)

Tabel 5.3

Rincian Kredit Non PerformingPT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar Per 31 Desember 2015.

Kolektibilitas Jumlah (Rp)

Kurang Lancar 109.848.874

Diragukan 245.241.200

Macet 97.699.655

Jumlah kredit Non-perfoming 452.789.729

Jumlah kredit yang diberikan 43.324.328.486

% Kredit Non perfoming 1,05

Sumber :PT. Bank Mandiri(Persero) Tbk Cabang MakassarDiolah Dari Data Tabel 7 Lampiran Tahun 2016

Komposisi kredit Non Perfomingper 31 Desember 2015 pada kriteria diragukan meningkat dan macet menurun jika dibandingkan pada tahun 2014 sehingga persentase kredit bermasalahdengan jumlah kredit yang diberikan menurun hingga 1,05 %.

C. Pembahasan

Suatu usaha yang bergerak dibidang jasa, khususnya dibidang perbankan harus memperlihatkan dan menjaga dengan baik masalah kepercayaan nasabahnya.Bank mempunyai tujuan untuk mendapatkan laba agar kelangsungan perusahaan tetap berjalan dengan baik. Salah satu bank untuk mendapatkan laba tersebut adalah dengan cara memberikan pinjaman

(63)

dalam bentuk kredit kepada nasabahnya, karena kredit merupakan produksi utama dalam memperoleh penghasilan.

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar mengalokasikan dananya untuk Non Earning Asset yaitu dalam bentuk uang tunai di kas dan penanaman dana dalam bentuk aktiva serta inventaris. Sedangkan dana untuk

Earning Asset terdiri atas giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek - efek, obligasi rekapitulasi pemerintah transaksi derifatif, tagihan wesel eksport, kredit yang diberikan, pembiayaan syariah, tagihan akseptasi dan penyertaan saham serta komitmen dan kontijensi yang mempunyai resiko kredit.

Berikut grafik persentase kredit Non Performing Loan (NPL) adalah sebagai berikut:

Dari grafik diatas dapat disimpulkan persentase dari tahun ke tahun mengalami penurunan pada tahun 2013 adalah 1,92% menurun menjadi 1,19 % pada tahun 2014 dan kembali mengalami menurunpada tahun 2015 adalah 1,05 %. Maka Non Performing Loan (NPL) tahun 2013-2015 dapat dirata-ratakan menjadi : 1,92 % + 1,19 % + 1,05 % =1,39% 1,92 1,19 1,05 0 0,5 1 1,5 2 2,5 2013 2014 2015

% Kredit Non performing loan

% Kredit Non performing loan

(64)

4,16 % Jadi rata rataNPL =

3 = 1,39%

Berdasarkan rincian Non Performing Loan (NPL) pada tabel 1,2,dan 3 Dimana rata - rata Non Performing Loan (NPL) PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassaryaitu sebesar 1,39 %. Artinya tingkat resiko kredit PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar berada pada kategori rendah.

Berikut perhitungan tingkat resiko kredit dengan menggunakan Rumus Non Performing Loan (NPL)berdasarkan kolektibilitas kredit dari neraca PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Makassar maka akan diperoleh sebagai berikut:

Kredit Bermasalah

NPL= X 100%

Total Kredit

a. Kredit Non Performing Loan 2013 1) Kredit Bermasalah a) Kuranglancar = 132.027.600 b) Diragukan = 97.804.059 c) Macet = 178.320.000 2) Total Kredit = 21.298.780.345 408.151.659

Non Performing Loantahun 2013 = ——————— x 100% 21.298.780.345

(65)

Diketahui tingkat resiko pada tahun 2013 yang ada sebesar 408.151.659 atau sebesar 1,92 %. ini menunjukkan bahwa resiko kredit tersebut berada di bawah resiko kredit yang ditetapkan Bank Indonesia (BI) dengan persentase kelebihan sebagai berikut:

= 5%-1,92% =3,08%

Nilai 3,08% merupakan nilai dari 5% (kredit kategori sedang) dikurang dengan nilai 1,92% ( hasil kredit NPL pada tahun 2013).

b. Kredit Non Performing Loan 2014 1) Kredit Bermasalah a) Kurang lancar = 73.886.700 b) Diragukan = 125.445.600 c) Macet = 153.658.664 2) Total Kredit = 29.442.755.914 352.990.964

Non Performing Loan Tahun 2014 = ———————— x 100 % 29.442.755.914

= 1,19%

Diketahui tingkat resikokredit pada tahun 2014 yang ada sebesar 352.990.964 atau sebesar 1,19 %.ini menunjukkan bahwa resiko kredit tersebut berada di bawah resiko kredit yang ditetapkan Bank Indonesia (BI) dengan persentase kelebihan sebagai berikut:

Gambar

Gambar 2.1 Fungsi Utama Bank
Gambar 2.2 Skema Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kekayaan daerah, tingkat ketergantungan kepada Pemerintah Pusat, belanja modal, leverage dan temuan audit BPK tidak

Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan

Dari uraian di atas dapat dianalisis bahwa penerapan hukuman di pondok pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo adalah menjalankan apa yang telah menjadi tujuan dari pada

Bentuk pertanggungjawaban yang dapat diberikan oleh badan korporasi yang mengelola Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi yang dalam kegiatan eksplorasi yang dilakukannya

Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru |alur selelsi Mandiri (SM). Program D3 Universitas Negeri Yogyakarta memberikan penghargaan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Tim Operasional

Maka dari itu, dirancang sebuah aplikasi pengenalan rambu lalu lintas menggunakan metode fuzzy mamdani berbasis android, yang diharapkan dapat memberi pemahaman dan

hutan lindung di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro adalah 2.159,02 ha. Rencana pengelolaan untuk kawasan hutan lindung adalah sebagai berikut:.. a) Pemantapan kawasan hutan