• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol. 9, No. 10, November 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Vol. 9, No. 10, November 2021"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1954

Melalui Bimbingan Supervisi Akademik Untuk Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SMA Negeri 10 Aceh Barat Daya Tahun Pelajaran 2020/2021

Ibrahim Mai

Kepala SMA Negeri 10 Aceh Barat Daya Provinsi Aceh Email : Ibrahim.mai@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini Tindakan ini deilaksanakan di SMA Negeri 10 Aceh Barat Daya selama 2 bulan mulai bulan Juli sampai bulan Agustus 2020 berjudul Melalui bimbingan supervisi akademik untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SMA Negeri 10 Aceh Barat Daya. Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Melalui supervisi akademik terhadap guru SMA Negeri 10 Aceh Barat Daya tahun pelajaran 202o/2021.

Metode yang digunalan dalam penelitian ini adalah Peneliti indakan (action Research) yang terdiri dari 2 (dua) siklus dan setip siklus terdri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Dari analisis diperoleh bahwa terjadi peningkatan kemampuan guru dalam menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dari siklus I ke siklus II. Ketercapaian indikator kinerja terdapat pada tindakan II. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa melalui supervisi akademik dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SMA Negeri 10 Aceh Barat Daya Dengan demikian dapat disarankan kepada peneliti lain bahwa kegiatan supervisi akademik dapat dipakai sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan Kemampuan guru dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada masing masing bidang studi yang diampu.

Kata Kunci : Kemampuan, Supervisi Akademik dan KKM

PENDAHULUAN

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) merupakan suatu kriteria acuan pencapaian kompetensi dasar yang harus di capai oleh siswa pada setiap mata pelajaran. Pengertian KKM dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 20 tahun 2007 tertanggal 11 juni 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan adalah singkatan dari Kriteria Ketuntasan Minimal. KKM adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir satuan pendidikan merupakan ambang batas kompetensi (BSNP, 2008 : 96).

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) merupakan tahapan awal pelaksanaan penilaian hasil belajar sebagai bagian dari langkah pengembangan Kurikulum 2013. Tujuan dari pengembangan kurikulum 2013 menurut Kemendikbud adalah (Permendikbud No. 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah): Tujuan Kurikulum 2013 adalah

(2)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora November 2021 eISSN 2657- 0998

1955 mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

Kurikulum 2013 yang menggunakan acuan kriteria dalam penilaian, mengharuskan pendidik dan satuan pendidikan menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan analisis dan memperhatikan mekanisme, yaitu prinsip dan langkah-langkah penetapan.

Menurut Rahman dan Amri (2014:18) Guru adalah tenaga profesional di bidang kependidikan yang memiliki tugas mengajar, mendidik, dan membimbing anak didik agar menjadi manusia yang berpribadi (Pancasila). Sedangkan Uno (2012:15) menjelaskan guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan. Selain memberikan pembelajaran guru juga bertugas memberikan penilaian. Penilaian dilakukan secara komprehensif untuk menilai masukan, kemudian proses dan terakhir hasil pembelajaran. Jenis penilaian rekomendasi dari penilaian autentik adalah Penilaian Acuan Kriteria (PAK). Penetapan untuk standar kelulusan yang ada pada sistem PAK sekolah mengunakan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM ditetapkan dengan musyawarah oleh satuan pendidikan atau guru mata pelajaran yang memiliki kesamaan karakteristik, dan forum MGMP merupakan pertimbangan utama dalam menentukan KKM (Sunarti, dkk. 2016: 199).

Kenyataan dilapangan guru dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tidak berdasarkan analisis dan tidak memperhatikan prinsip serta langkah-langkah penetapan, oleh karena itu perlu ada kegiatan pada awal tahun pelajaran yang dapat memberikan informasi kepada guru yang dijadikan pedoman dalam penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Upaya perbaikan ini dilakukan peneliti dengan melakukan supervisi akademik.

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Purwanto, 2010:120). Sehingga supervisi akademik bukan menilai unjuk kerja guru melainkan membantu guru guna mengembangkan kemampuan profesionalnya. Walaupun demikian kegiatan supervisi akademik tidak dapat terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar.

Dalam pelaksanaannya, supervisi yang dilakukan peneliti bukan semata-mata mengawasi para guru menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang digariskan, tetapi juga berusaha membina guru dan bersama dengan guru- guru mencari solusi bagaimana cara memperbaiki proses pembelajaran. Sehingga para guru dapat menerima perubahan dalam proses pembelajaran. Ini berarti bahwa dalam kegiatan supervisi, guru-guru tidak dianggap sebagai subyek pasif, melainkan diperlakukan sebagai partner bekerja yang memiliki ide-ide, pendapat-pendapat, dan pengalaman-pengalaman yang perlu didengar dan dihargai serta diikutsertakan di dalam usaha-usaha perbaikan pendidikan, terutama perbaikan proses pembelajaran.

(3)

1956

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) melalui supervisi akademik di SMA Negeri 10 Aceh Barat Daya Tindakan yang akan dilakukan adalah supervisi akademik Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Jenis penelitian tindakan yang dipilih adalah jenis emansipatori. Jenis emansipatori ini dianggap paling tepat karena penelitian ini dilakukan untuk mengatasi permasalah pada wilayah kerja penliti sendiri berdasarkan pengalaman sehari-hari. Dengan kata lain, berdasarkan hasil observasi, repleksi diri, guru bersedia melakukan perubahan sehingga kinerjanya sebagai pendidik akan mengalami perubahan secara meningkat. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan model Kemmis yang terdiri atas empat langkah, yakni : perencanaan, pelaksanaan, observasi dan repleksi (Wardhani, 2007: 45 ). Model ini dipilih karena dalam mengajarkan menulis naskah pidato diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, abservasi dan repleksi.Penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus, dan langkah-langkah setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan repleksi. Yang terdiri dari 2 siklus.

Penelitian dilaksanakan pada SMA Negeri 10 Aceh Barat Daya yang bertujuan untuk memperbaiki kemampuan guru SMA Negeri 10 Aceh Barat Daya dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Penelitian ini dilakukan selama dua bulan dari bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2020, mulai dari persiapan sampai dengan pelaporan. Yang menjadi subjek penelitian ini adalah guru-guru SMA Negeri 10 Aceh Barat Daya yang berjumlah 30 orang, yang terdiri atas 18 orang guru tetap, 8 orang guru kontrak Provinsi dan 4 orang guru tidak tetap. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah kemampuan guru dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Teknik pengumpulan data dengan cara observasi. Dengan analisis data secara persentase.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kondisi Awal

Gambaran hasil yang didapat berdasarkan rekaman fakta / observasi dilapangan, para guru SMA Negeri 10 Aceh Barat Daya pada awalnya pemahaman terhadap Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masih Sangat kurang, hal ini dikarenakan persepsi guru menganggap bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tidak terlalu penting, disamping itu acuan, pelatihan, atau sosialisasi KKM juga kurang. Dari 30 orang guru yang bertugas di SMA Negeri 10 Aceh Barat Daya yang dapat dihubungi dan hadir hanya 28 orang kareana dalam kondisi Copid 19.

Tabel 1. Daftar Guru SMAN 10 Aceh Barat Daya yang Hadir

No Nama/NIP Ket No Nama/Nip Ket

1 Drs. Aliuddin

19660715 1995121002

PNS 15 Mega Irna Silviani.S, Pd 19891211 2019032011

PNS 2 Zulhelmi. S, Pd

19690919 1998011001

PNS 16 Siti Hamnah. S, Pd 19820812 2008032002

PNS

3 Novida, S.Pd PNS 17 Helda Maipira. S, Pd I KTK

(4)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora November 2021 eISSN 2657- 0998

1957 4 Dra. Ratna Sury19621007

199412

PNS 18

M. Syahril. S, Pd KTK 5 Ruslaini. S, Pd

19730101 2005042002

PNS 19

Rafika. S, Pd KTK

6 Erda Yunanti. S, Pd 19820309 2006042005

PNS 20

Faisal. S, Pd I KTK

7 Jasmiha. S, Si

19770906 2007012003

PNS 21

Mauliza. S, Pd KTK

8 Muzakar, S. Pd 19730722 2006041001

PNS 22

Zulfikar. S, Pd KTK

9 Hanisah, S. Pd

19770302 2006042003

PNS 23

Ratih Yusuf. S, Pd KTK 10 Harismayanti, S. Pd

19810112 2006042005

GT 24

Darmayanti. S, Pd KTK 11 Zulkifli. S, Pd

19680121 2006041004

PNS 25

Fitri Karmila. S, Pd GTT 12 Saifuddin. S, Pd

19811220 2009041002

PNS 26

Melva Suryani. S, Pd GTT 13 Nurliana. S, Pd

19830312 2009042011

PNS 27

Putri Rika Novita. S, Pd GTT 14 Hasmaidi. S, pd

19830106 2009041008

PNS 28

Isaleha. S, Pd GTT

Dari jumlah guru yang hadir 28 orang tersebut diobservasi diperoleh hasilnya sebagai berikut:

a. Menetapkan KKM dengan analisis dan memenuhi mekanisme penetapan 0 orang (0%).

b. Menetapkan KKM dengan analisis dan memenuhi mekanisme, tetapi tidak disahkan oleh Kepala Sekolah, dan pernah pelatihan KKM 1 orang ( 0,36% )

c. Menetapkan KKM tanpa analisis tetapi pernah pelatihan 1 orang (0,36 % )

d. Menetapkan KKM tanpa analisis, karena belum pernah pelatihan 26 orang ( 92,86

% )

Dengan kondisi awal seperti ini perlu adanya tindakan nyata yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) berupa Supervisi akademik.

Deskripsi siklus I ( Pertama ) 1. Perencanaan terdiri atas :

a. Kepala Sekolah Berkoordinasi dengan Wakil Kepala Sekolah untuk menyampaikan penelitian dan minta masukan tentang masalah yang ada sekaligus membicarakan masalah teknis, waktu pelaksanaan penelitian, dan hal-hal yang terkait dengan penelitian dan atau Supervisi akademik yang dilaksanakan.

b. Kepala Sekolah memberikan materi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

c. Mengelompokkan guru berdasarkan mata pelajaran.

d. Menelaah konsep Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

e. Mendiskusikan konsep Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan presentasi kelompok.

(5)

1958

f. Presentasi Kelas.

g. Menghasilkan KKM tiap bidang studi mata pelajaran

Disamping perencanaan umum, ada juga perencanaan teknis pelaksanaan kegiatan seperti :

a. Mengumpulkan guru melalui undangan Kepala Sekolah

b. Menyusun Jawdal Supervisi akademik : hari, tanggal, jam, dan tempat c. Menyiapkan materi Supervisi akademik.

d. Menyuruh guru membawa bahan-bahan seperti : kurikulum, silabus, RPP, dan sebagainya.

e. Mengelompokkan guru IPA, IPS, Bahasa, dan yang lain.

f. Menyiapkan konsumsi untuk Supervisi akademik.

g. Menyuruh guru membawa Laptop (minimal ada 4 laptop dan 1 LCD).

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini dilakukan berbagai langkah yakni : a. Absensi peserta

b. Pengarahan Kepala sekolah

c. Pengarahan umum pada seluruh peserta d. Peserta dikelompokkan

e. Mengkaji : standar kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator yang ada pada silabus

f. Guru membuat analisis per indikator

g. Presentasi visual Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 3. Hasil observasi

Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan, yaitu menitik beratkan pada kompotensi guru dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebagai akibat diterapkan Supervisi akademik. Tujuan dilaksanakan pengamatan adalah untuk mengetahui kegiatan mana patut dipertahankan, diperbaiki, atau dihilangkan sehingga kegiatan pembinaan melalui Supervisi akademik benar-benar berjalan sesuai dengan tujuan yang ada dan mampu meningkatkan kemampuan peserta dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Kegiatan peserta juga diobservasi, mengenai: kesiapan mental dan fisik guru, kesiapan bahan-bahan yang dibawa guru pada waktu Supervisi akademik, kehadiran guru, kesiapan laptop, kualitas KKM, dan respon guru. Dari hasil pengamatan terhadap aktivitas peserta yang berjumlah 28 orang dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan, diperoleh data sebagai berikut :

(6)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora November 2021 eISSN 2657- 0998

1959 Tabel 2. Rangkuman Hasil Observasi Tentang Kesiapan Guru Dalam

Mengikuti Supervisi Akademik Pada Sikuls I.

Aspek Yang Diamati Kesiapan mental dan

fisik guru

Kesiapan bahan

Kehadiran guru Kesiapan Laptop

S TS S TS H TH S TS

27 1 8 20 28 0 12 16

Prosestase (%) 96,43 3,57 28,57 71,43 100 0 42,86 57,14 Pencapaian indikator

keberhasilan

Belum tercapai Belum tercapai Sudah tercapai Belum tercapai

Dari tabel diatas nampak bahwa : pada aspek kasiapan mental dan fisik; 27 orang atau 96,43% peserta tergolong siap dan 1 orang atau 3,57 % belum siap. Pada aspek kesiapan bahan; tampak 8 orang atau 28,57 % peserta siap dan 20 orang atau 71,43%

belum siap. Pada aspek kehadiran guru tampak 28 atau 100% yang tidak tidak hadir ada (0%). Pada aspek kesiapan laptop tampak 12 orang atau 42,86% siap dan 16 orang atau 57,14 % belum siap. Berdasarkan dekripsi ini tempaknya kesiapan guru dalam mengikuti Supervisi akademik belum memenuhi kriteria keberhasilan untuk semua aspek. Dari hasil evaluasi terhadap penetapan KKM yang dibuat oleh 28 orang yang mengikuti Supervisi akademik pada siklus I seperti nampak pada tabel berikut :

Tabel 3. Rangkuman Hasil Penilaian Guru Terhadap Langkah-Langkah Penetapan KKM Pada Siklus I.

No. A s p e k Jumlah Nilai Rata-rata Nilai Prosentase

1

2 3 4

5

Penetapan KKM mata pelajaran memperhatikan tiga aspek; kompleksitas, daya dukung, dan intake

KKM dibuat per indikator, kemudian KD, SK, dan terakhir mata pelajaran

Hasil penetepan KKM oleh guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah

KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan Dinas Pendidikan KKM dicantumkan dalam LHB

1.700

1.650 2.140

2.100

2.800

60,71

58,93 76,43

75,00

100

60,71

58,93 76,43

75,00

100

Rata – rata 74,21

Keterangan : Amat Baik = 85  A  100 Baik = 70  B  85 Cukup = 56  C  70 Kurang =  56

Dari tabel diatas pada aspek Penetapan KKM mata pelajaran memperhatikan kompleksitas, daya dukung dan intake dalam katagori cukup, pada aspek KKM dibuat per indikator, kemudian KD, SK, dan terakhir mata pelajaran dalam katagori cukup, aspek pengesahan oleh Kepala Sekolah berada pada kagori baik, kemudian untuk aspek no. 4 dan 5 bagaimanapun caranya guru mendapatkan KKM pasti disosialisasikan pada siswa, orang tua, dan ditulis dalam LHB. Berdasarkan dekripsi pada tabel 4 dan 5 nampaknya

(7)

1960

kemampuan guru dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada SMA Negeri 10 Aceh Barat Daya.belum memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan pada semua aspek kecuali aspek 3, 4 dan 5.

4. Refleksi

Dari hasil yang diperoleh menunjukkan kemampuan guru dalam menetapkan KKM pada siklus I belum menunjukkan hasil sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Setelah diadakan refleksi terhadap hasil yang diperoleh, diputuskan untuk memperbaiki dari segi kegiatan Supervisi akademik terutama memperjelas tentang aspek- aspek yang belum sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Dari hasil tersebut tampak secara umum guru membuat KKM per KD, dan tidak per indikator, dan dari 28 orang ikut Supervisi akademik, 4 orang tidak bisa menyerahkan hasil yang mungkin karena kesiapan fisik, mental, bahan, dan laptop memang kurang. Dari masalah tersebut, diputuskan untuk memperbaiki beberapa langkah dalam siklus I, yakni memfokuskan pada penetapan KKM per indikator, yang belum menyerahkan hasil, dan peningkatan sarana / bahan diadakan pada siklus II.

Deskripsi Hasil Siklus II ( kedua )

Pada siklus II, langkah-langkah yang diambil sesuai dengan refleksi hasil siklus I, dengan memfokuskan pada penjelasan aspek-aspek yang belum dipahami guru dalam menetapkan KKM, lebih menitik beratkan pada aspek pembimbingan secara individu. Dari 28 orang guru semua dilibatkan dalam siklus II untuk memperdalam pengetahuan tentang penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Setelah siklus II dijelaskan yang mengacu pada refleksi dan pemecahan masalah pada siklus I diperoleh data seperti nampak pada tabel berikut.

Tabel 4. Rangkuman Hasil Observasi Tentang Kesiapan Guru dalam Mengikuti Supervisi Akademik pada siklus II.

Aspek Yang Diamati Kesiapan

mental dan fisik guru

Kesiapan Bahan

Kehadiran Guru

Kesiapan Laptop

S TS S TS H TH S TS

Jumlah 28 0 26 2 28 0 21 7

Prosentase 100 0 92,86 7,14 100 0 75 25

Pencapaian indikator

Keberhasilan Tecapai Tercapai Tercapai Tercapai

Dari tabel diatas, nampak bahwa : pada aspek kesiapan mental dan fisik 28 orang atau 100% sudah siap dan tidak ada atau 0 % tidak siap. Pada aspek kesiapan bahan : tampak bahwa 26 orang atau 92,86% siap dan 2 orang atau 7,14% tidak siap. Pada kehadiran 28 orang hadir atau 100 % dan tidak ada yang tidak hadir atau % . Pada aspek kesiapan laptop bahwa 21 orang atau 75 % siap dan 7 orang atau 25% tidak siap.

Berdasarkan deskripsi ini tampaknya kesiapan guru dalam mengikuti Supervisi akademik belum memenuhi 100 % untuk semua aspek, disebabkan beberapa guru kuntrak dan guru tidak tetap yang belum sepenuhnya memahami cara menentukan Kriteria Kenttasan Minimal(KKM) secara baik dan benar. Dari hasil evaluasi terhadap penetapan Kriteria

(8)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora November 2021 eISSN 2657- 0998

1961 Ketuntasan Minimal (KKM) oleh guru yang ikut Supervisi akademik pada siklus II diperoleh hasil seperti pada tabel berikut.

Tabel 5. Rangkuman Hasil Penilaian Guru Dalam Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal pada siklus II.

No. A s p e k Jumlah

Nilai

Rata-rata

Nilai Prosentase 1

2 3 4

5

Penetapan KKM mata pelajaran memperhatikan tiga aspek : kompleksitas, daya dukung, dan intake.

KKM dibuat per indikator, kemudian KD, SK dan terakhir mata pelajaran

Hasil penetepan KKM oleh guru mata pelajaran disahkan oleh Kepala Sekolah

KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan Dinas Pendidikan

KKM dicantumkan dalam LHB

2,290

2.260 2.240 2.570 2.800

81,79

80,71 80,00 91,79 100

81,79

80,71 80,00 91,79 100

Rata-rata 86,86

Dari tabel diatas, bila dilihat dari rata-rata secara umum dalam penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada siklus II berada pada amat baik ( rata-rata 86,86 ), namun ada satu aspek yang bisa mencapi100 % , sedangkan yang lain berada pada Kriteria baik yaitu pada aspek 1,2,3 dan 4. Untuk hal ini dapat saya jelaskan bahwa pada SMA Negeri 10 Aceh Barat Daya terdapat 4 orang guru tidak tetap kesulitan dalam penetapan indikator pada KD, SK, dan mata pelajaran, sehingga akhirnya KKM dibuat tidak per indikator. Respon guru terhadap penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal melalui Supervisi akademik cukup baik.

Penilaian ini penting dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang respon guru terhadap kegiatan Supervisi akademik yang telah di harapkan dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Jika kita lihat dari nilai atau prosentase guru yang dapat menetapkan KKM dengan memenuhi mekanisme dari kajian awal, siklus I, dan siklus II adalah 60 %, 74,21%, dan kemudian 86,86 % ini menunjukkan peningkatan yang sangat berarti. Jadi dapat dikatakan bahwa respon guru sangat positip. Oleh karena itu, penerapannya perlu dilanjutkan dalam kegiatan-kegiatan yang lain.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Proses pelaksanaan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal melalui Supervisi akademik untuk peningkatan kemampuan guru dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal dimulai dari supervisi awal. Supervisi awal dilakukan untuk mengenali masalah yang ada dalam penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal. Langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil supervisi kemudian ditindak lanjuti dengan mengadakan Supervisi akademik. Supervisi akademik dilakukan dengan menggunakan tahapan-tahapan yang lebih menekankan pengetahuan praktis sehingga mudah dicerna oleh guru. Selanjutnya adalah memberikan latihan menetapkan Kriteria

(9)

1962

Ketuntasan Minimal sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditentukan. Untuk meyakinkan guru membuat Kriteria Ketuntasan Minimal dilakukan presentasi pada masing-masing kelompok guru mata pelajaran. Peneliti mengamati dan menilai Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan guru. Dari penilaian tersebut kemudian dievaluasi bagian mana yang belum sesuai dengan Kriteria, kemudian dilanjutkan dengan perbaikan. Melalui tahapan tersebut guru dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal meningkat.

2. Terjadi peningkatan kesiapan peserta dalam kegiatan Supervisi akademik di SMA Negeri 10 Aceh Barat Daya Disamping itu juga, terjadi peningkatan kemampuan guru dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal melalui pembinaan berupa Supervisi akademik di SMA Negeri 10 Aceh Barat Daya dari siklus I ke siklus II dan mencapai target minimal yang telah ditetapkan yakni 85 %, artinya 85 % guru telah efektif dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui Supervisi akademik dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal di SMA Negeri 10 Aceh Barat Daya taun pelajaran 2020/2021.

3. Guru-guru bidang studi di SMA Negeri 10 Aceh Barat Daya memberikan respon yang sangat positif terhadap kegiatan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal melalui Supervisi akademik. Dengan demikian kegiatan Supervisi akademik membrikan dampak positif terhadap kemampuan guru dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

BSNP. 2008. Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jenjang Sekolah Dasar. Jakarta: BSNP

I.G.A.K. Wardani. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka KTSP SD/MI 2011

Permendikbud Republik Indonesia Nomor 69 (2013). Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

Permendiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 Tanggal 11 Juni 2007 tentang Satndar Penilaian Pendidikan dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahman, M dan Amri S. 2014. Model Pembelajaran ARIAS terintegratif dalam teori dan praktik untuk menunjang penerapan kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Sunarti dan Rahmawati. 2016. Penilaian dan Kurikulum 2013. C.V Andi Offset:

Yogyakarta.

Uno, B. Hamzah. 2012. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi. Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Identifier adalah alat untuk memantau, mengukur paparan radiasi dalam besaran Laju Dosis Ekivalen Ambien, dan untuk mengidentifikasi jenis radionuklida dari paparan

Dengan demikian pada pengujian TPC dari sampel hari kedua, sampel hari keempat, dan sampel hari ke-6 hanya sample hari kedua yang masih memiliki standar kelayakan

Publikasi dari penulis yang sama dan dalam tahun yang sama ditulis dengan cara menambahkan huruf a, b, atau c dan seterusnya tepat di belakang tahun publikasi (baik

Berdasarkan analisis seluruh hasil penelitian yang diperoleh melalui beberapa metode yaitu observasi, angket, wawancara, dan tes menunjukkan bahwa penggunaan model

Oleh karena itu penelitian ini sangat penting guna menghasilkan suatu rumusan yang dapat dirtindaklanjuti dan mudah untuk diterapkan serta memberikan hasil yang optimal, soft

Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Bupati dalam menyelenggarakan urusan bidang koperasi, usaha kecil menengah, perindustrian dan perdagangan serta pengelolaan pasar

Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKJIP) Sekretariat Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2018 kami buat, mudah-mudahan laporan yang telah tersusun

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas faktor total polikultur ikan bandeng – udang windu selain efisiensi teknis adalah polutan nitrogen bertanda positif dan