• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Petra"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu indikator corporate governance yang sedang berkembang beberapa tahun belakangan adalah gender diversity atau keberagaman gender dalam manajemen puncak. Jika dibandingkan dengan keberagaman dari aspek lain, gender menjadi topik yang paling banyak diperbincangkan dalam literatur (Erhardt, Werbel, & Shrader, 2003).

Keberagaman gender dalam manajemen puncak menjadi hal yang menarik untuk dipelajari berkaitan dengan corporate governance di Indonesia karena masih adanya anggapan bahwa laki-laki lebih pantas menduduki jabatan kepemimpinan dalam perusahaan. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Dieleman dan Aishwarya (2012) dari National University of Singapore Business School, di Indonesia, proporsi wanita yang menjabat dalam manajemen puncak hanya 11.6% dengan keterangan 13.1% untuk jabatan dewan direksi dan 9.9%

untuk jabatan dewan komisaris. Jika dibandingkan dengan proporsi pria dalam manajemen puncak yaitu sebesar 88.4%, proporsi wanita masih tergolong kecil.

Begitu pula yang terjadi di negara- negara maju lainya di Asia seperti Hong Kong dengan proporsi wanita dalam manajemen puncak sebesar 10.3%, China 8.5%, Singapore 7.3%, dan Jepang 1.1%.

Masih sedikitnya wanita yang ditempatkan di posisi puncak mungkin disebabkan oleh adanya pandangan yang berbeda tentang penyebab kesuksesan yang diraih pria dan wanita. Kesuksesan pria dianggap karena kemampuan yang tinggi (dalam hal talenta atau kecerdasan), sedangkan kesuksesan wanita dianggap lebih disebabkan oleh faktor keberuntungan (Deaux dan Ernswiller dalam Crawford 2006). Padahal sudah banyak studi dan penelitian yang membuktikan bahwa wanita memiliki potensi yang baik untuk menjadi pemimpin. Penelitian yang dilakukan Adams dan Ferreira (2009) mendapatkan hasil bahwa keberagaman gender dapat membantu meningkatkan penerapan corporate governance dalam perusahaan. Wanita lebih banyak berpartisipasi dalam decision making dibandingkan pria karena memiliki tingkat kehadiran yang lebih tinggi.

(2)

Kehadiran merupakan hal yang penting dalam perspektif corporate governance karena melalui rapat, dewan bisa mendapatkan informasi penting mengenai perusahaan. Wanita juga cenderung lebih aktif dalam hal monitoring sehingga mampu memperkecil agency problem.

Tentu saja hal ini akan berdampak pada nilai perusahaan karena investor dewasa ini lebih memilih perusahaan yang menerapkan good corporate governance. Survey yang dilakukan McKinsey and co (2002) memperlihatkan bahwa mayoritas investor di Asia, Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa Barat dan Eropa Timur lebih memilih perusahaan yang menerapkan corporate governance dan berani membayar lebih mahal untuk perusahaan- perusahaan tersebut. Di Indonesia, investor berani membayar 27% lebih mahal saham perusahaan yang menerapkan corporate governance yang baik.

Dilihat dari sisi lain, Campbell dan Vera (2008) mengatakan bahwa keberagaman gender dapat meningkatkan nilai perusahaan karena meningkatnya kemampuan memecahkan masalah karena terdiri dari berbagai persepektif. Apa yang kaum wanita atau minoritas kontribusikan ke manajemen puncak adalah perspektif- perspektif yang belum pernah dimiliki oleh perusahaan sebelumnya.

Perspektif- perspektif tersebut merupakan penambahan nilai yang baik, dan seringkali tidak dimiliki oleh manajemen puncak yang hanya diduduki oleh pria.

Perspektif yang lebih luas juga memampukan perusahaan untuk lebih memahami kompleksitas lingkungan bisnis yang berujung pada peningkatan kemampuan membuat keputusan. Argumen- argumen ini juga disertai beberapa penelitian yang berhasil membuktikan bahwa gender diversity dalam dewan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (Carter, Simkins, & Simpson, 2003; Campbell &

Vera, 2008).

Keberadaan wanita sebagai minoritas dalam manajemen puncak dianggap

“tough” karena mereka harus menghadapi tantangan- tantangan dalam hal mempertahankan kedudukannya di dalam lingkungan kerja yang didominasi oleh pria. Usaha dalam mempertahankan kedudukan inilah yang menjadi pemicu dari kinerja wanita sehingga mampu berdampak positif kepada seluruh aspek perusahaan, salah satunya adalah kinerja keuangan perusahaan (Krishnan and Park, 2005). Penelitian yang dilakukan oleh Ernst dan Young (2010)

(3)

mengemukakan bahwa kelompok dengan keberagaman yang lebih besar cenderung memiliki kinerja yang lebih baik daripada grup yang homogen. Sejalan dengan hal tersebut, Catalyst (2004) mengatakan grup yang bervariasi, ketika dikelola dengan baik akan menghasilkan keputusan bisnis yang lebih inovatif daripada grup yang homogen. Mereka menemukan bahwa perusahaan dengan representasi wanita yang tinggi dalam manajemen puncak menghasilkan kinerja yang lebih baik daripada perusahaan dengan representasi wanita yang rendah.

Argumen- argumen ini juga disertai beberapa penelitian yang berhasil membuktikan bahwa gender diversity dalam dewan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan (Erhardt et al., 2003; Francoeur et al., 2008).

Kinerja perusahaan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan (Uchida, 2006; Alghifari, Triharjono, & Juhaeni, 2013). Kinerja merupakan salah satu faktor yang dilihat oleh calon investor untuk menentukan investasi saham. Menjaga dan meningkatkan kinerja perusahaan adalah salah satu keharusan agar saham tersebut tetap eksis dan tetap diminati oleh investor.

Menurut signalling theory (Spence, 1973), apabila laba yang dilaporkan oleh perusahaan meningkat, maka informasi tersebut dapat dikategorikan sebagai sinyal baik karena mengindikasikan kondisi perusahaan yang baik sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan.

Untuk merangkum latar belakang diatas, maka dapat dikatakan bahwa wanita mampu menjadi pemimpin dalam perusahaan karena memiliki karakteristik- karakteristik yang tidak dimiliki oleh pria. Selain itu, keberadaan wanita dalam manajemen puncak memberikan perspektif- perspektif baru yang tidak dilihat oleh manajemen puncak yang hanya diduduki oleh pria. Hal ini tentu saja akan berdampak positif terhadap seluruh aspek- aspek perusahaan terutama kinerja perusahaan dan nilai perusahaan. Kinerja perusahaan dapat dilihat sebagai barometer dari kesuksesan perusahaan sehingga menjadi patokan bagi investor untuk menginvestasikan dananya. Tingginya kinerja perusahaan akan mendorong harga saham perusahaan tersebut sehingga memberikan sinyal positif kepada investor. Sebagai representasi dari nilai perusahaan, kenaikan harga saham menunjukkan bahwa nilai perusahaan juga ikut meningkat. Sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan merupakan faktor yang menentukan nilai

(4)

perusahaan yang dicerminkan melalui harga saham (Sudiyatno, Puspitasari, &

Kartika, 2012).

Telah banyak penelitian yang membahas pengaruh corporate governance terhadap nilai perusahaan tetapi masih sedikit penelitian yang membahas isu gender sebagai bagian dari corporate governance tersebut. Selain itu, peneliti belum menemukan adanya penelitian yang meneliti pengaruh wanita terhadap nilai perusahaan dengan memasukkan kinerja perusahaan dalam hubungan tersebut. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai hal ini dengan judul penelitian: “Pengaruh Wanita dalam Dewan Direksi Terhadap Firm Value dengan Firm Performance Sebagai Variabel Intervening”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah wanita dalam dewan direksi berpengaruh terhadap firm value yang diproksikan dengan tobin’s q?

2. Apakah wanita dalam dewan direksi berpengaruh terhadap firm performance yang diproksikan dengan ROA?

3. Apakah firm performance yang diproksikan dengan ROA berpengaruh terhadap firm value yang diproksikan dengan tobin’s q?

1.3 Tujuan Penelitian

Menjawab pertanyaan pada rumusan masalah di bagian sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh wanita dalam dewan direksi terhadap firm value.

2. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh wanita dalam dewan direksi terhadap firm performance.

3. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh firm performance terhadap firm value.

(5)

1.4 Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah yang dibahas sebagai berikut:

1. Penelitian ini mengambil sampel perusahaan dari sektor barang konsumsi dan perdagangan tahun 2012 – 2015.

2. Penelitian ini melihat pengaruh wanita yang menjabat dewan direksi saja.

3. Penelitian ini menghitung firm performance dengan menggunakan ROA.

4. Penelitian ini menghitung firm value dengan menggunakan Tobin’s Q.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan kontribusi yang berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya pada bidang ilmu akuntansi.

2. Menjadi bahan referensi dan perbandingan untuk penelitian- penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh wanita dalam direksi terhadap firm value.

3. Bagi manajemen perusahaan agar dapat lebih memperhatikan keberagaman gender dalam dewan direksi karena dapat mempengaruhi firm performance dan firm value.

4. Bagi investor agar dapat dengan cermat memilih perusahaan yang memiliki wanita dalam dewan direksi untuk berinvestasi karena dapat mempengaruhi firm performance dan firm value.

1.6 Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN

Memuat latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian serta sistematikan penulisan.

BAB II : TINJUAN PUSTAKA

Memuat landasan teori, penelitian-penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan yang kemudian dijadikan acuan dalam penelitian ini, serta hipotesis yang diajukan penelitian.

(6)

BAB III : METODE PENELITIAN

Memuat model analisis, definisi operasional variabel, skala pengukuran, jenis dan sumber data yang digunakan, instrumen dan pengumpulan data, populasi, sampel dan teknik sampling, unit analisis, dan teknik analisis data.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Memuat hasil penelitian, deskripsi hasil uji empiris, analisis model dan pembuktian hipotesis, serta pembahasan.

BAB V : KESIMPULAN

Memuat kesimpulan dari analisis atau pembahasan yang telah dilakukan, keterbatasan dan saran- saran untuk penelitian serupa di masa yang akan datang.

Referensi

Dokumen terkait

Sama seperti pada unit analisis sebelumnya, Kompas.com mendapatkan indeks skor yang terendah bila dibandingkan dengan dua media online lainnya.. Berdasarkan

Untuk menganalisis hubungan antara nilai tegangan supply terhadap torsi dan putaran pada motor DC shunt, maka dilakukan pengujian dengan menurunkan tegangan yang diberikan ke

Hal ini terasa semakin sulit untuk diselesaikan dalam jangka pendek karena adanya keterbatasan lahan untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Kelurahan

Memberikan informasi kepada investor untuk dapat menentukan pilihan dalam berinvestasi, investor tentunya memilih perusahaan yang dapat memberikan pengembalian yang tinggi

Sedangkan perusahaan yang termasuk dalam sektor manufaktur khususnya pada industri makanan dan minuman mendapatkan perhatian politik yang sedikit dari pemerintah ,

Penelitian(Ningsih,2013) berupaya mengetahui keterkaitan kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan. dalam penelitiannya menyatakan bahwa meningkatnya kepemilikan

Rumah Sakit Bhakti Yudha memiliki jumlah karyawan lebih dari 100 orang, namun karyawan yang terlibat dalam penggunaan teknologi informasi dan sistem informasi

Verifikasi hasil perhitungan dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan Excel dengan hasil perhitungan manual dengan metode yang ada pada buku teks untuk desain