Lampiran: Matriks (lanjutan)
89
No. Screen Shot Deskripsi Kode Televisi Interpretasi
Realitas Representasi 1
00:00:05 (a)
Utari sedang duduk bersama orang-orang, kemudian menengok ke atas sembari menutupi
mata. Diantara banyaknya orang yang
duduk di tempat tersebut, hanya Utari yang mempedulikan
merasakan terik matahari.
Seorang laki-laki yang sedang duduk bersama warga lainnya, menoleh ke arah belakang melihat Utari yang berlari.
Berbeda dengan Utari, laki-laki teresbut tidak
(a) Gerakan:
mendongak ke atas sambil menutup mata sebagian dengan tangan.
Ekspresi:
memicingkan mata.
Perilaku:
menunjukkan rasa terganggu Kostum:
Utari: Baju batik Laki-laki: ikat kepala,
(b) Gerakan:
(a) Pencahayaan:
terang,
Kerja kamera:
menggunakan teknik kamera medium close up dengan peletakan objek dalam dirty object.
(b) Pencahayaan:
Dalam adegan tersebut ditunjukkan bahwa laki- laki yang awalnya duduk di sebelah Utari terkejut melihat perginya Utari dan langsung mengejarnya.
Hal ini seolah menggambarkan bahwa laki-laki tersebut berperan untuk menjaga Utari, sehingga ia harus berada dimanapun Utari berada.
Ikat kepala atau yang sering disebut iket atau
udeng, awalnya merupakan pakaian yang
dikenakan laki-laki sebagai
Lampiran: Matriks (lanjutan)
90 00:00:08 (b)
mempedulikan terik matahari. Hal ini ditunjukkan melalui ekspresi terkejut dan bingung melihat Utari berlari. Selain itu digunakannya teknik long shoti yang menunjukkan keseluruhan warga dengan dirty background
menggambarkan bahwa dari sekian banyaknya orang yang ada ditempat tersebut hanya laki-laki tersebut yang menyadari perginya Utari.
Ketika Utari berlari melintasi tempat yang terbuka dengan tergesa-
duduk lalu menoleh ke arah belakang.
Ekspresi:
terkejut, bingung Kostum:
laki-laki:
menggunakan ikat kepala, dan pakaian yang umumnya
bermotif kotak-
kotak, baik dalam sarung, atau kemeja perempuan:
menggunakan batik
terang.
Kerja kamera:
diambil menggunakan teknik long shot dengan dirty background
penutup kepala yang juga
sekaligus berfungsi sebagai penanda kedudukan sosial. Bentuk
ikat kepala yang beragam disesuaikan dengan simbol yang berkaitan dengan keagamaan, upacara adat, atau status sosial tokoh- tokoh masyarakat yang dianggap mempunyai peranan dalam sebuah kelembagaan. Melihat hal tersebut, ikat kepala yang yang digunakan oleh laki- laki tersebut seolah menggambarkan bahwa laki-laki adalah sosok yang memiliki kedudukan dalam
Lampiran: Matriks (lanjutan)
91 00:00:09 (c)
gesa, ada seorang laki- laki sedang mengipasi tungku yang berada di depannya.
(c) Pakaian:
laki-laki:
menggunakan celana pendek, dengan sarung diikat di perut.
Perilaku:
laki-laki: duduk sambil menkipas Utari: berlari melintasi desa
Lingkungan:
Terdapat rumah adat alat masak berupa tungku
(c) Kerja kamera:
menggunakan teknik long shot
sosial, baik dalam ruang lingkup yang paling kecil seperti keluarga.
Sedangkan penggunaan batik yang dikenakan oleh kaum perempuan dalam video tersebut, awalnya digunakan sebagai busana kerajaan atau keturunan bangsawan. Namun seiring berjalannya waktu, batik meluas menjadi pekerjaan yang dilakukan perempuan dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu luang. Melihat hal tersebut seolah menunjukkan bahwa perempuan berperan pasif karena
Lampiran: Matriks (lanjutan)
92
masih memiliki waktu lenggang, sedangkan laki- laki merpakan pihak yang berperan aktif
Adanya seorang laki-laki yang sedang mengkipasi tungku seolah ingin menggambarkan pesan bahwa laki-laki tersebut sedang memasak. Namun jika biasanya memasak diidentikkan dengan pekerjaan yang dianggap feminim, karena biasanya dilakukan oleh perempuan, dan di dalam dapur rumah.
Kegiatan memasak dalam adegan ini digambarkan dilakukan di luar rumah.
Lampiran: Matriks (lanjutan)
93
Hal ini menunjukkan bahwa laki-laki dapat juga melakukan peran yang dikonstruksikan
merupakan pekerjaan yang bersifat domestik, namun tetap dalam sektor publik.
Pada adegan ini ditunjukkan bahwa peran masukulin dan feminim dilakukan melalui pakaian yang dilakukan setiap pemerannya. Peran maskulin tercermin dalam
pakaian laki-laki yang mengenakan ikat kepala.
Sedangkan peran feminim ditunjukkan dari pakaian berupa batik yang
Lampiran: Matriks (lanjutan)
94
dikenakan oleh kaum perempuan. Selain itu terdapat sebuah tanda lain diamana terdapat seorang laki-laki sedang memasak di puar ruangan. Tindakan ini seolah menandakan bahwa laki-laki juga dapat melakukan kegiatan yang dikonstruksikan bersifat feminim yaitu memasak, namun tetap berada pada
ruang yang dikonstruksikan maskulina
yaitu pada sektor publik.
Lampiran: Matriks (lanjutan)
95 2
00:00:16 (a)
Digambarkan Utari tergesa-gesa untuk mengambil air di
genangan air di dekat rumahnya dan kemudian disiramkan ke pohon yang ada di depan rumahnya.
Selesai Utari menyirami pohon, laki-laki yang sebelumnya duduk bersama Utari datang
sambil berlari dan kemudian terhenti ketika melihat Utari sedang duduk di bawah pohon tersebut.
(a) Gerakan:
jongkok sambil mengambil air menggunakan ember.
Perilaku: panik, dan tergesa-gesa.
Pakaian:
menggunakan
rok bermotif batik, dengan kemeja bermotif bunga
(b) Gerakan:
Menyiramkan air yang sudah diambil untuk pohon.
Perilaku:
(a) Kerja kamera:
diambil menggunakan teknik high angle.
(b) Kerja kamera:
menggunakan teknik medium close up
Pengambilan gambar dengan teknik high angle, seolah menunjukkan bahwa Utari merupakan sosok yang tertekan ketika mengambil air.
Jika diamati dari cara mengambil air serta sumber air yang ada, lingkungan tempat tinggal Utari merupakan sebuah tempat yang terbelakang.
Hal tersebut dikarenakan untuk mengapatkan sumber air, Utari harus mengambil dari sebuah genangan dan bukan melalui sumur atau tempat penyimpanan air yang
Lampiran: Matriks (lanjutan)
96 00:00:20 (b)
00:00:26 (c)
Menunjukkan
sikap yang tergesa-gesa.
Ekspresi: Panik (c) Gerakan:
berlari dan kemudian
terhenti saat melihat Utari
(c) Kerja kamera:
menggunakan teknik long s hot
lebih maju.
Selain itu jika dilihat dari ekspresi yang ditunjukkan Utari ketika menyirami pohon, serta ekspresi suami Utari ketika mencari Utari sama-sama menunjukkan perasaan panik. Setelah itu eskpresi tersebut berubah ketika Utari selesai menyirami pohon, dan suami Utari berhasil menemukan Utari menjadi perasaan lega. Hal ini seolah menunjukkan bahwa Utari berperan untuk menjaga pohon tersebut, sedangkan suami Utari berperan untuk
Lampiran: Matriks (lanjutan)
97
menjaga Utari.
Pada adegan kali ini peran gender maskulin dan feminim terepresentasikan melalui kegiatan yang terjadi antara Utari dan suaminya. Pada adegan tersebut sifat masukulin ditunjukkan dari suami Utari yang berperan untuk menjaga Utari. Tindakanya ini menunjukkan bahwa laki-laki merupakan pihak yang kebih kuat dari pada perempuan. Selain itu kegiatan Utari yang menyirami pohon menunjukkan betapa Utari
merupakan sosok yang
Lampiran: Matriks (lanjutan)
98
penyayang. Sifat penyayang ini umumnya
dikonstruksikan
merupakan sifat yang tertanam pada orang yang feminim.
3
00:00:32 (a)
Laki-laki yang sebelumnya berlari mengejar Utari, tidur di dalam rumah dan terbangun karena menyadari bahwa kejanggalan pada tempat
tidur. Suara yang ada pada adegan tersebut didominasi dengan latar belakang suara unggas, khususnya ayam.
Laki-laki tersebut
(a) Gerakan:
mengayunkan tangan
kesamping
badan, lalu beranjak bangun dengan segera.
Ekspresi:
terkejut.
Suara: kokokan ayam, dan suara unggas lain (b) Gerakan:
(a) Kerja kamera:
menggunakan
teknik kamera longshot.
Pencahayaan:
sedang.
Suara: didominasi suara unggas khususnya ayam
(b) Kerja
Penggunaan teknik kamera longshot menunjukkan bahwa ada objek pendukung lain selain objek utama yaitu laki-laki trsebut. Hal tersebut dapat dilihat dari fokus atau tidaknya gambar pada objek. Satu-satunya objek yang mendapatkan fokus hanyalah laki-laki, sedangkan objek lain kabur.
Lampiran: Matriks (lanjutan)
99 00:00:36 (b)
kemudian berjalan kedepan rumah dan berhenti di depan pintu sambil menyandarkan badan. Ia berhenti ketika melihat Utari sedang duduk di bawah pohon, di depan rumahnya.
Utari: duduk di bawah pohon Laki-laki: berdiri bersandar di pitnu rumah
Perilaku:
Utari:
menunjukkan perasaan nyaman Laki-laki:
terkesan lelah Ekspresi:
Utari: tersenyum sambil melihat pohon.
Kamera:
menggunakan over the shoulder
Jika dilihat berdasarkan rangakaian shot tersebut, maka dapat diketahui bahwa kejanggalan yang menyebabkan laki-laki tersbeut adalah tidak adanya Utari di tempat tidur tersebut. hal ini menunjukkan bahwa laki- laki tersbeut merupakan suami dari Utari. Hal tersebut dikarenakan pada budaya ketimuran, hanya pasangan suami dan istri yang dibenarkan untuk tidur dalam satu ruangan.
Melihat tanda tersebut seolah menggambarkan bahwa perempuan bangun
Lampiran: Matriks (lanjutan)
100
lebih awal di pagi hari jika dibandingkan dengan laki- laki.
Selain itu, jika diamati melalui kode ekspresi, suami Utari menunjukkan ekspresi terkejut dan panik, namun berubah menjadi ekspresi bosan ketika melihat yang dilakukan Utari. Ekspresi berbeda ditunjukkan oleh Utari. Ia terlihat santai dan senang berada di bawah pohon. Hal tersebut menunjukkan adanya pandangan yang berbeda dari keduanya menganai pentingnya pohon tersebut.
Lampiran: Matriks (lanjutan)
101
Suami Utari terkesan lebih mempedulikan Utari, sedangkan Utari justru lebih mempedulikan pohon tersebut. Hal ini berarti tanda pada adegan kali ini memiliki interpretasi yang sama jika dibandingkan
dengan adegan sebelumnya, yaitu digambarkan suami utari
adalah orang yang berperan untuk menjaga Utari sedangakan Utari sendiri berperan untuk menjaga pohon.
Lampiran: Matriks (lanjutan)
102 4
00:00:40 (a)
00:00:43 (b)
Ketika suami Utari duduk sambil membenahi jala ikan di depan rumah, Utari mengusir hewan ternak yang hendak mendekati pohon.
Disaat yang bersamaan, dua laki-laki lain terdiam melihat apa yang dilakukan Utari. Di samping laki-laki tersebut terdapat keranjang yang berisi kayu.
(a) Gerakan:
duduk sambil membenahi jala ikan.
(b) Gerakan:
Berlari mengejar hewan ternak yang mendekati pohon
Perilaku: Geram ekspresi:
khawatir
terhadap pohon (c) Gerakan:
mengamati
(a) Kerja kamera:
diambil menggunakan teknik longshot.
Pencahayaan:
sedang,
(b) Kerja kamera:
longshot Pencahayaan:
terang
(c) Kerja kamera:
longshot
Pada shot pertama di adegan ini, ditunjukkan suami Utari sedang membenahi jala ikan di depan rumah. Penggunaan teknik longshot disini
digunakan untuk menunjukkan objek secara
keseluruhan serta pelengkap-pelengkap ylain
yang ada, seperti jala ikan.
Adanya jala ikan serta kegiatan suami Utari yang membenahi jalan tersebut seolah menggambarkan bahwa suami Utari memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. Selain itu jika diamati dari tempat
Lampiran: Matriks (lanjutan)
103 00:00:47 (c)
tindakan yang dilakukan Urari Perilaku:
menunjukkan
rasa heran terhadap apa yang mereka saksikan
Ekspresi:
bingung Lingkungan:
berada pada latar daerah dengan pepohonan, dan juga terdapat keranjang berisi kayu
Pencahayan:
terang
suami Utari membenahi jala ikan, yaitu di luar rumah atau lebih tepatnya di teras. Hal ini seolah menggambarkan bahwa alasan pemilihan tempat tersebut agar sekaligus dapat mengawasi Utari, mengingat sebelumnya suami Utari sempat panik untuk mencari Utari. Hal tersebut berarti dalam adegan ini juga masih ditunjukkan bahwa peran laki-laki selain untuk memenuhi kebutuhan keluarga melalui sektor publik yang dilakukan dengan cara sebagai
Lampiran: Matriks (lanjutan)
104
nelayan, juga berperan untuk menjaga perempuan.
Pada shot selanjutnya menggunakan teknik kamera longshot, ditampilkan objek secara keseluruhan mulai dari Utari, hewan ternak, serta pohon dan kondisi lingkungan di daerah tersebut. Pencahayaan yang terang menunjukkan bahwa kejadian tersebut terjadi di siang hari, mirip dengan shot pada awal video, dan sangat berbeda dengan pencahayaan pada shot sebelumnya. Hal ini berarti Utari menjaga
Lampiran: Matriks (lanjutan)
105
pohon bukan hanya dengan bangun pagi, namun juga di siang hari.
Sekali lagi pesan yang sama disampaikan seperti adegan-adegan
sebelumnya, yaitu Utari merupakan seorang yang sangat peduli dan berperan untuk menjaga pohon tersebut.
Ketika utari sedang sibuk menjaga pohon tersebut dari hewan ternak, terdapat dua orang laki-laki sedang mengamati Utari dari kejauahan. Kedua laki-laki
tersebut seolah digambarkan tidak
Lampiran: Matriks (lanjutan)
106
memahami apa yang dilakukan oleh Utari.
Dalam shot tersebut ditunjukkan bahwa pada siang hari para laki-laki bertugas untuk mencari kayu untuk memenuhi kebutuhannya, hal ini ditunjukkan dari adanya sekeranjang kayu yang berada disamping laki-laki tersebut, serta pencahayaan yang cukup terang.
Awalnya mencari kayu merupakan sebuah kegiatan wajib untuk kebutuhan rumah tangga, baik digunakan sebagai alat untuk membuat
Lampiran: Matriks (lanjutan)
107
rumah, perabotan, dan lebih seringnya digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak. Mencari kayu bakar merupakan sebuah indikator sesorang yang rajin dan bertanggung jawab terhadap rumah.
Beberapa orang meyakini bahwa laki-laki yang mampu memanggu beban di hutan, maka ia dianggap mampu menjalani hidup yang berat. Hal ini seakan menggambarkan bahwa laki-laki berperan sebagai penanggungjawab dalam sebuah keluarga dan
berperan untuk
Lampiran: Matriks (lanjutan)
108
menanggung beban berat dalam kehidupan.
Selain itu jika dilihat dari
lingkungan yang ditampilkan, dalam adegan
tersebut ditunjukkan bahwa laki-laki yang berperan untuk menuhi kebutuhan rumah tangga seperti kayu bakar. Laki- laki digambarkan berada pada ligkungan publik dimana itu berarti berada di luar dari rumah mereka, sedangkan perempuan yang diwakili oleh Utari digambarkan melakukan sebagian besar tugasya di rumah, atau yang disebut
Lampiran: Matriks (lanjutan)
109
sektor domestik.
Selain sifat dan perilaku, perna maskulin juga ditampilkan dari pekerjaan pemainnya. Dalam adegan ini ditunjukkan bahwa laki-laki merupakan pihak yang akan melakukan pekerjaan di sektor publik.
Pekerjaan ini digambarkan dari kegiatan suami Utari yang sedang membenahi jala ikan, dan dua laki-laki yang membawa keranjang berisi kayu.
Lampiran: Matriks (lanjutan)
110 5
00:00:49 (a)
00:00:51 (b)
Di sore hari, Utari berjalan mengelilingi pohon sambil menari- nari. Ditunjukkan ketika Utari melakukan tersebut, ia melakukkannya dengan perasaan senang
(a) Gerakan:
menari mengelilingi pohon
(b) Ekspresi:
tersenyum.
Perilaku:
menunjukkan kebergembiraan
Kerja kamera:
menggunakan teknik longshot (a), dan medium closeup (b) untuk mengambil
gambar.
Suara: iringan
musik untuk bermain.
Pencahayaan:
tidak terlalu terang Editing: warna dibuat menguning
Melalui penggunaan teknik kamera longshot, gambar
tersebut dapat menampilkan interaksi
yang terjadi secara keseluruhan antara Utari dengan pohon tersebut, adegan tersebut kemudian dilanjutkan menggunakan teknik medium close up yang mampu menunjukkan secara lebih detail ekspresi yang digambarkan melalui wajah Utari.
Melalui gerakan tangan yang dilakukan Utari, serta gerakan kakinya yang berjalan mengelilingi pohon, ditunjukkan bahwa
Lampiran: Matriks (lanjutan)
111
Utari seolah sedang mengajak bermain pohon tersebut.
Selain itu warna yang
ditampilkan untuk menunjukkan adegan ini
adalah dibuat sedikit berwarna kuning. Hal ini seolah menggambarkan bahwa Utari melakukan hal tersebut di sore hari Dalam adegan tersebut pada shot kedua diambil menggunakan teknik medium closeup.
Penggunaan teknik ini
digunakan unutk memperjelas detail dari
objek, yang dalam adegan
Lampiran: Matriks (lanjutan)
112
kali in adalah ekspresi.
Melalui shot tersebut dapat diketahui bahwa eskpresi yang ditunjukkan Utari menggamabrkan perasaan senang saat bermain bersama pohon tersebut.
Jika ditarik kembali pada adegan-adegan
sebelumnya, ditunjukkan bahwa Utari menghabiskan hampir sepanjang harinya untuk bersama pohon tersebut. Hal tersebut dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar peran Utari adalah untuk merawat pohon.
Dari awal video hingga
Lampiran: Matriks (lanjutan)
113
adegan ini, ditunukkan bahwa Utari merupakan seorang permepuan yang sangat menyayangi pohon tersebut. Hal ini seolah menunjukkan bahwa sifat feminim merupakan penggambaran yang tersampaikan melalui sosok Utari.
6
00:00:53 (a)
Utari dan suaminya berbelanja ke pasar. Saat berbelanja, Utari terlihat lebih aktif dari pada suaminya. Utari terlihat lebih tanggap dalam memilih apa saja yang akan dibeli termasuk ketika melihat penjual
(a) Perilaku:
Utari: melihat- lihat barang yang dijual, sambil menenteng hasil belanja.
Suami Utari:
berjalan
mengikuti Utari
Pencahayaan:
tidak terlalu terang.
Kerja kamera:
menggunakan teknik longshot (a) dan closeup (b)
Melalui teknik longshot, keseluruhan objek utama dan pendukungnya dapat terlihat. Dalam adegan ini yang menjadi objek utama adalah Utari dan suaminya.
Hal in ditunjukkan dengan kerja kamera yang hanya terfokus pada kedua orang
Lampiran: Matriks (lanjutan)
114 00:00:56 (b)
mainan berbahan dasar janur dan lidi. Ketika membeli barang tersebut ekspresi Utari menunjukkan perasaan senang
(b) Perilaku:
memilih mainan kemudian
mengambilnya
tersebut.
Dalam kegiatan berbelanja di pasar, Utari terlihat Utari lebih aktif untuk melihat-lihat, mencari, serta melakukan transaksi jual beli. Selain itu, dalam shot pertama pada adegan ini ditunjukkan bahwa penjual juga didominasi oleh para perempuan, dengan barang dagangan berupa kebutuhan pokok berupa pangan. Hal ini seolah menggambarkan bahwa Utari beserta perempuan lain lebih memahami mengenai kebutuhan pokok
Lampiran: Matriks (lanjutan)
115
khususnya pangan.
Pemahaman perempuan mengenai hal ini juga dapat diinterpretasikan bahwa mereka memahami betul kebutuhan pokok tersebut karena dalam preakteknya, perempuan bertugas untuk mengatur kebutuhan yang bersifat domestik, atau lebih khususnya dalam adegan ini adalah kebutuhan pangan dalam keluarga.
Perilaku berbeda ditunjukkan oleh suami
Utari. Jika Utari aktif dalam melihat-melihat
barang yang
Lampiran: Matriks (lanjutan)
116
diperdagangkan, suami Utari justru aktif dalam mengawasi Utari dan barang belanjaan, serta terlihat acuh dengan barang-barang yang diperdagangkan Utari. Hal
ini menunjukkan bahwa suami Utari tidak terlalu peduli terhadap kebutuhan domestik, hal ini dikarenakan Suami Utari berperan unutk memenuhi kebutuhan keluarga dari ruang publik, yaitu sebagai nelayan. Hal tersebut ditunjukkan melalui adegan sebelumnya, dimana suami Utari
Lampiran: Matriks (lanjutan)
117
ditunjukkan sedang membenahi jala ikan.
Selain itu jika melihat dari perilaku suami Utari yang terus mengawasi Utari. Hal
tersebut seolah menunjukkan bahwa memang peran suaminya datang ke pasar bukan untuk berbelanja, namun untuk menjaga Utari.
Melihat interpretasi bahwa peran suami Utari pada adegan ini adalah untuk menjaga Utari. Hal ini menunjukkan juga adanya kesamaan interpretasi pada adegan-adegan
sebelumnya. Kesamaan
Lampiran: Matriks (lanjutan)
118
interpretasi mengenai suami Utari berperan untuk menjaga Utari ini seolah menunjukkan bahwa suami adalah sosok yang lebih kuat jika dibandingkan Utari.
Pada adegan ini pembeda peran maskulin dan feminim dapat diamati melaui gersture Utari dan
suaminya, dengan pertimbangan tambahan berupa latar belakang dan objek-objek pendukung lainnya. Sifat maskulin ditunjukkan melalui gesture suami Utari yang terus mengawasi Utari. Hal
Lampiran: Matriks (lanjutan)
119
seolah menunjukkan bahwa dia adalah pihak yang bertanggung jawab untuk melindungi dan bukan dilindungi.
Sedangkan sifat feminim ditunjukkan melalui perilaku Utari yang terus aktif dalam kegiatan jual beli. Hal ini menunjukkan bawha Utari merupakan pihak yang memang paham mengenai apa yang akan dibeli. Dalam shot tersebut juga ditunjukkan bahwa produk yang dijual adalah kebutuhan- kebutuhan rumah tangga dan didominasi oleh bahan
Lampiran: Matriks (lanjutan)
120
makanan. Makanan yang dijualpun tidak semuanya merupakan makanan yang siap makan, merupakan bahan masakan seerti, sayur-sayuran. Keaktifan Utari ini seolah menggambarkan bahwa ia paham mengenai bahan masakan. Hal ini seolah menunjukkan bahwa peran
feminim memang disandang oleh Utari melalui tugas memasak.
Lampiran: Matriks (lanjutan)
121 7
00:01:00
Seorang laki-laki memberikan bendera berwarna merah muda kepada Utari, dengan latar tepi perairan lengkap beserta perahu serta jala ikan.
Lingkungan:
berada di tepi perairan dengan perahu yang bersandar
lengkap dengan jala ikan
Pencahayaan:
mendekati gelap
Adanya objek berupa perahu dan jalan ikan serta lingkungan yang dekat dengan perairan, hal ini seolah menggambarkan bahwa mata pencaharian kaum laki-laki di daerah tersebut adalah sebagai nelayan. Selain peletakan jala ikan yang masih berada pada perahu seolah menunjukkan bahwa laki- laki tersebut baru pulang dari mencari ikan pada sore hari. Pekerjaaan kaum laki-laki sebagai nelayan, semakin memperkuat interpretasi yang menunjukkan bahwa
Lampiran: Matriks (lanjutan)
122
dalam prakteknya laki-laki adalah pihak yang berperan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dalam sektor publik
Hal ini sekaligus menjelaskan alasan pada adegan di pasar sebelumnya, dimana pada lokasi tersebut lebih didominasi oleh kaum perempuan. Kaum perempuan ditempatkan untuk berperan untuk mengatur sektor publik.
Pada adegan kali ini, sifat maskulin ditunjukkan dari latar belakang dari objek.
Laki-laki tersebut berdiri
Lampiran: Matriks (lanjutan)
123
di tepi perariran dengan peralatannya yang seolah meunjukkan bahwa ia adalah nelayan. Pekerjaan ini diidentikkan dengan maskulinitas karena ruang pekerjaannya yang berada di sektor publik, yaitu di laut, pasar pelabuhan, dan
sebagainya, serta dibutuhkannya tenaga lebih untuk melakukan pekerjaan ini.
8 Utari membuat mainan
pada malam hari dengan
benda-benda yang sebelumnya sudah ia dapatkan. Utari digambarkan sebagai
Gerakan: duduk sambil membuat mainan
Ekspresi:
senang Lingkungan:
Pencahayaan:
gelap
Kerja kamera:
menggunakan teknik close up
Untuk menampilkan adegan tersebut, digunakan teknik close up yang menampilkan aktifitas Utari. Dalam adegan tersebut ditunjukkan Utari
Lampiran: Matriks (lanjutan)
124
00:01:03 seorang perempuan yang
masih menyempatkan waktu untuk membuat mainan, meski harus terjaga hingga hingga larut malam.
terdapat lentera minyak tanah Suara:
menggunakan background musik suara- suara serangga malam
sedang menyiapkan mainan berbentuk hewan.
Mainan biasanya diidentikkan dengan anak-
anak. Hal ini dikarenakan bagi anak-anak khususnya yang berusa kurang dari 5 tahun, bermain dapat menjadi salah satu alternatif untuk membantu proses belajar, serta tumbuh kembang anak.
Tindakan Utari tersbut seaakan menggambarkan bahwa Utari sebagai perempuan adalah seorang yang penyayang yang terhadap anak. Selain itu jika dilihat dari
Lampiran: Matriks (lanjutan)
125
kegiatannya, Utari sebagai
perempuan dapat diinterpretasikan adalah seorang yang berperan untuk mengajak bermain anak, menjaga dan memastikan tumbuh, serta proses berlajar anak. Pada saat membuat mainan
tersebut seolah digambarkan bahwa Utari
benar-benar senang dalam
melakukannya. Hal tersebut ditunjukkan
melalui ekspresi senyum yang dimunculkan.
Sifat feminim kali ini muncul pada adegan dimana Utari terlihat
Lampiran: Matriks (lanjutan)
126
seperti sedang membuat mainan. Mainan biasanya ditujukan kepada anak guna bermain ataupun melatih tumbuh kembang.
Melalui mainan tersebut,
Utari digambarkan merupakan sosok yang bertanggung jawab untuk merawat anak, serta memastikan tumbuh kembangnya.
9
00:01:10 (a)
Utari makan dan sebagian
dari minumannya disiramkan ke pohon di
sebelahnya. Utari kemudian Utari berdiri di
dekat pohon lalu menggerakkan tangannya
(a) Gerakan:
duduk sambil makan kemudian memberikan sebagian minumannya untuk disiramkan
(a) Kerja kamera:
diambil menggunakan teknik longshot
Penggunaan teknik
longshot mampu
menunjukkan interaksi objek secara keseluruhan, yang dalam shot ini adalah Utari makan dan menyirami pohon.
Lampiran: Matriks (lanjutan)
127 00:01:12 (b)
sejajar antara pohon dan bawah leher Utari.
Ditunjukkan juga Utari melakukan gerakan menempelkan dahinya pada batang pohon.
pada pohon.
(b) Perilaku:
seperti mengajak berbicara pohon, dapat dilihat dari gerak bibir dan cara utari melihat pohon.
Gerakan:
berdiri sambil menggerakkan tangan sejajar antara pohon dan bawah leher utari.
(c) Ekspresi:
tersenyum
sambil mentup mata.
(b) Kerja kamera:
diambil menggunakan teknik cowboy yaitu mengambil titik terendah kamera pada bagian paha, dan titik teratas adalah sampai kepala
(c) Kerja kamera:
digambarkan
melallui teknik kamera close up
Kegiatan menyirami pohon ini bisa dikatakan adalah upaya yang dilakukan Utari untuk menjaga kehiupan pohon, karena bagi pohon, air adalah salah satu sumber makanan.
Melalui hal tersebut, Utari
digambarkan seolah sedang memperhatikan pertumbuhan pohon, mulai dari yang awalnya setinggi paha, hingga setinggi leher.
Jika melihat adegan- adegan sebelumnya, Utari digambarkan sebagai seorang yang sangat
Lampiran: Matriks (lanjutan)
128
00:01:17 (c) Perilaku:
menunjukkan
kesan bahwa Utari sangat menyayangi
pohon tersebut.
untuk
menunjukkan ekspresi objek
sayang kepada pohon tersebut, dimulai dari menyirami saat terik matahari, mengajak bermain, memberikan air yang ia minum, hingga memperhatikan tumbuh kembang pohon tersebut.
10
00:01:24 (a)
Suami Utari berbicara dengan Utari di dalam rumah pada waktu malam hari. Ia memarahi Utari atas apa yang ia lakukan terhadap pohon tersebut.
Melihat hal tersebut Utari
duduk termenung mendengarkan perkataan
suaminya
(a) Gerakan:
Suami Utari:
berdiri sambil menggerakkan tangan.
Utari: duduk dengan kepala menunduk.
Dialog: suami Utari berbicara dengan nada
(a) Kerja kamera:
Diambil menggunakan medium longshot yang dibingkai melalui dinding rumah
Suara: didominasi dengan suara suami Utari
Dalam adegan tersebut terlihat bahwa suami Utari sedang berbicara kepada Utari. Hanya saja, dalam perbincangan tersebut ditunjukkan bahwa suami Utari berdiri di depan Utari, sedangkan Utari hanya duduk dan menundukkan kepala.
Melalui adegan tersebut,
Lampiran: Matriks (lanjutan)
129 00:01:27 (b)
tinggi, “jangan terus kamu bicara sama pohon”.
(b) Perilaku:
menunjukkan rasa pasrah Ekspresi:
termenung
(b) Kerja kamera:
menggunakan teknik close up unutk
menunjukkna wajah Utari
laki-laki yang digambarkan melalui
suami Utari memiliki kuasa atas perempuan, sedangkan perempuan digambarkan sebagai sosok yang hanya menerima saja perlakuan tersebut.
Melalui adegan ini, sifat maskulin dan feminim dapat diamati melalui sikap, gerakan, dan ekspresi dari Utari dan suaminya. Sifat maskulin terlihat melalui sikap berdiri tegap dan ucapan perintah yang dilakukna oleh suami Utari. Hal ini
Lampiran: Matriks (lanjutan)
130
seolah menunjukkan bahwa kekuasaan dipegang oleh suami Utari.
Sedangkan sifat feminim ditunjukkan dari perilaku serta ekspresi Utari. Pada kondisi perbincangan seperti itu, Utari lebih memilih unutk kooperatif dengan menerima apa yang diminta oleh suaminya. Selain itu
ekspresi Utari menunjukkan bahwa dia
seperti takut dan sedih. Hal ini menunjukkan bahwa
perempuan jika dihadapkan pada kondisi
tertekan akan lebih
Lampiran: Matriks (lanjutan)
131
mengandalkan perasaannya.
11
00:00:41 (a)
00:01:46 (b)
Suami Utari terbangun ketika menyadari Utari tidak berada pada tempat tidur kemudian langsung berjalan menghampiri Utari yang berada di depan rumah duduk di bawah pohon. Di bawah pohon tersebut Utari sedang sibuk menata mainan. Suami Utari kemudian meminta Utari untuk kembali tidur.
Mendengar hal tersebut Utari yang sedang duduk langsung menundukkan kepala
(a) Gerakan:
duduk sambil meletakkan dan menancapkan beberapa mainan yang ia bawa
(b) Gerakan:
berjalan menghampiri utari
Perilaku:
menunjukkan rasa tergesa-gesa
(a) Kerja kamera:
menggunakan teknik closeup untuk
menunjukkan
detail dari mainan yang disusun oleh Utari.
(b) Kerja
Kamera:
menggunakan teknik medium closeup yang dipadukan dengan over the shoulder
Dengan digunakannya medium longshot, perilaku suami Utari dapat diamati dengan cukup jelas mulai dari keterkejutannya bahwa Utari tidak berada pada tempat tidur serta caranya berjalan yang tergesa-gesa seolah menunjukkan rasa marah.
Hal ini dikarenakan sebelumnya ia sudah mengatakan kepada Utari agar tidak terus-menerus mempedulikan pohon saja.
Melalui adegan ini laki- laki digambarkan sebagai
Lampiran: Matriks (lanjutan)
132 00:01:52 (c)
(c) Gerakan:
Berdiri di samping Utari
Ekspresi:
menujukkan rasa kesal
Dialog: “ayo tidur Utari”
(d) Gerakan:
duduk sambil menundukkan
kepala
Ekspresi: pasrah Perilaku:
menunjukkan sikap menyetujui perintah yang diberikan
(c) Kerja kamera:
diambil menggunakan teknik close up yang dipadukan dengan low angle.
(d) Kerja kamera:
diambil menggunakan teknik close up yang dipadukan dengan high angle.
Selain itu masih
seorang yang bukan hanya memiliki kuasa namun juga sosok yang akan
menentang jika kekuasaannya diabaikan.
Laki-laki digambarkan sebagai pihak yang berperan untuk mengatur.
Melalui pose berdiri, laki- laki juga digambarkan sebagai sosok yang lebih
berkuasa jika dibandingkan dengan
perempuan, sedangkan Utari sebagai perempuan digambarkan sebagai sosok yang menuruti perkataan suami.
Adegan kali ini tidak jauh
Lampiran: Matriks (lanjutan)
133 00:01:54 (d)
suaminya ditunjukkan badan dari suamnya yang berdiri di samping Utari
berbeda dengan adegan sebelumnya. Tindakan yang sama ditunjukkan oleh para pemainnya.Utari duduk dengan kepala lebeh
sering menunduk, sedangkan suaminya berdiri sambil menatap Utari. Hal ini semakin mempertegas bahwa maskulinitas di adegan ini ditunjukkan melalui sikap suami Utari, sedangkan sifat feminim
Lampiran: Matriks (lanjutan)
134 12
00:02:17 (a)
00:02:22 (b)
00:02:34 (c)
Merupakan penjelasan bahwa terdapar tradisi di desa Utari dengan menanam pohon di setiap kelahiran seorang anak.
Dimana Utari merupakan salah satu Ibu yang kehilangan anaknya sebelum menginjak usia 5 tahun, dan semua kenangan tersebut ditandai dengan pohon.
Ditampilkan juga Utari duduk sambil menunduk di depan pohon, dan suaminya berdiri di sampingnya sambil tetap mengamati Utari
(c) Perilaku:
laki-laki: berdiri sambil menatap ke arah Utari.
Utari: duduk dibawah pohon sembari
menunduk
Gerakan: Utari yang sedang duduk terlihat masih merasa berduka.
(a&b) Editing:
diberikan tambahan tulisan berwarna putih dengan latar belakang warna hitam
(c) Kerja Kamera:
menggunakan teknik longshot Pencahayaan:
gelap
Editing: diletakkan
setelah muncul tulisan pada layar.
Musik: diiringi dengan musik bertempo lambat.
Bagian ini dapat dikatakan sebagai bagian kunci yang menjalaskan alasan kenapa selama video berlangsung, Utari digambarkan sangat
menyayangi pohon tersebut. Berdasarkan keterangan yang disampaikan dapat diketahui bahwa satu-
satunya hal yang tersisa dari anak Utari adalah pohon yang ditanam ketika kelahirannya.
Pada bagian a dan b, dimunculkan sebuah tulisan yang menyatakan bahwa di desa Utari terdapat tradisi menanam
Lampiran: Matriks (lanjutan)
135
pohon untuk menandai kelahiran seorang anak.
Pesan tersebut kemudian berganti dengan tulisan yang menyatakan bahwa setiap harinya, ada sekitar 5000 ibu seperti Utari yang kehilangan anak berusia dibawah 5 tahun akibat penyakit diare dan randang paru-paru. Tulisan tersebut dimunculkan dengan warna putih dan dominasi dengan dengan latar belakang berwarna hitam.
Penggunaan warna hitam seolah menggambarkan bahwa tanda tersebut merujuk pada perasaan
Lampiran: Matriks (lanjutan)
136
hampa dan duka, yang lebih khususnya lagi adalah duka yang dirasakan oleh para ibu.
Pada gambar selanjutnya (c), ditunjukkan bahwa Utari dan suaminya sedang berada di hadapan pohon yang mereka tanam. Hanya saja yang membedakan antara Utari dan suaminya adalah perilaku dari
keduanya. Utari digambarkan sedang duduk sambil menunduk seolah masih merasakan sedih akibat meninggalnya sang anak, sedangkan suaminya berdiri sambil
Lampiran: Matriks (lanjutan)
137
melihat kearah Utari
seolah sangat mempedulikan kondisi
Utari.
Selain itu melalui teknik kamera longshot dapat
ditunjukkan secara bersamaan perilaku keduanya. Suami Utari yang berdiri seolah menunjukkan bahwa ia lebih kuat jika dibandingkan Utari yang duduk di depannya. Selain itu perilaku tersebut seolah menunjukkan bahwa laki- laki memiliki kuasa atas perempuan.
Jika melihat lebih jauh ke
Lampiran: Matriks (lanjutan)
138
belakang, pada adegan awal video ditunjukkan bahwa Utari berlari menlintasi desa dari tempat ia duduk besama suami dan warga lainnya untuk memberi air kepada pohon yang ia tanam. Jika hal ini dikaitkan dengan kondisi dimana pohon tersebut merupakan representasi dari anaknya,
dapat diinterpretasikan bahwa Utari sedang memberi makan anaknya, yang jika ditarik dalam kajian mengenai peran gender, perempuan adalah pihak yang berperan untuk
Lampiran: Matriks (lanjutan)
139
menyiapkan serta mengatur makan anak. Hal
tersebut dikarenakan salah satu sumber makanan bagi tumbuhan adalah air.
Selain itu ditunjukkan juga adegan dimana Utari berlari mengejar hewan ternak yang hendak mendekati pohon. Hal
tersebut seolah menunjukkan bahwa Utari
sedang menjaga anaknya agar tidak diganggu, yang juga menunjukkan bahwa peran lain perempuan dalam keluarga adalah menjaga anak. Dalam adegan yang sama
Lampiran: Matriks (lanjutan)
140
ditunjukkan bahwa suami Utari sedang membenahi jala. Tindakan tersebut seolah menunjukkan bahwa suami Utari bermatapencaharian
sebagai nelayan. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan adalah pihak yang berperan untuk menjaga anak di rumah, sedangkan laki-laki berperan untuk pergi ke luar rumah guna mencukupi kebutuhan keluarga.
Dalam adegan selanjutnya, ditunjukkan bahwa Utari menari mengelilingi
Lampiran: Matriks (lanjutan)
141
pohon, ditunjukkan juga ekspresi Utari saat melakukan hal tersebut adalah dengan tersenyum.
Jika dikaitkan kembali dengan konteks dimana pohon tersebut adalah representasi dari anak Utari, maka dalam kegiatan tersebut dapat diinterpretasikan bahwa Utari sebagai perempuan dalam keluarga yang berperan untuk mengasuh anak.
Adegan lain yang ditampilkan adalah ketika Utari mempersiapkan mainan, muali dari
Lampiran: Matriks (lanjutan)
142
membeli, meminta kepada seorang lelaki di tepian perairan, hingga membuat sendiri. Di akhir video ditunjukkan bahwa utari sebenarnya
mempersiapkan itu semua untuk diberikan kepada pohon, yang dalam hal ini merepresentasikan anak Utari. Mainan sendiri merupakan salah satu alat yang mampu untuk melatih tumbuh kembang anak, mulai dari kreatifitas, bahkan pengetahuan. Jika ditarik
sebuah interpretasi berdasarkan hal tersebut,
Lampiran: Matriks (lanjutan)
143
maka Utari sebagai ibu adalah orang yang
berperan untuk memastikan tumbuh kembang anak secara mental.
Adegan selanjutnya utari menggerakkan tangannya sejajar dari lutut ke pohon, kemudian dari leher ke pohon. Gerakan tersebut seolah Utari sedang memperhatikan tumbuh kembang anak yang direpresentasikan melalui pohon. Sehingga jika
dikaitkan dengan interpretasi pada adegan
sebelumnya, Utari sebagai
Lampiran: Matriks (lanjutan)
144
ibu tidak hanya berperan untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara mental namun juga fisik.
Pada scene ini selain dapat menjelaskan beberapa adegan sebelumnya, juga sekaligus memberikan interpretasi terkait peran gender yang muncul dalam video. Sifat feminim muncul sejak awal video seperti pada adegan ketika Utari memberikan air kepada pohon, dimana dalam hal ini maksud Utari adalah memberi makan anaknya. Sifat feminim
Lampiran: Matriks (lanjutan)
145
lainnya yang muncul adalah ketika Utari berperan untuk menjaga
‘anak’nya yang hendak diganggu oleh hewan ternak. Pada adegan
selanjutnya juga ditunjukkan bahwa sifat
feminim lain pada Utari adalah ketika ia mengukur tinggi pohon dari yang awalnya hanya setinggi lutut. hal ini menunjukkan bahwa Utari sebagai perempuan merupakan pihak yang bertanggung jawab atas tumbuh kembang anak.