• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Inilah profil sekolah SMA Gagatan Karanggede: : Karanggede Boyolali. : Jalan Kanguru Semarang,Kelurahan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Inilah profil sekolah SMA Gagatan Karanggede: : Karanggede Boyolali. : Jalan Kanguru Semarang,Kelurahan."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

39 BAB 1V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMA Gagatan Karanggede terletak di Karanggede Kabupaten Boyolali. Sekolah ini merupakan sekolah swasta yang ada dikecamatan karanggede.

SMA Gagatan Karanggede ini berdampingan dengan SMP Gagatan Karanggede.

Inilah profil sekolah SMA Gagatan Karanggede:

Nama Sekolah : SMA GAGATAN KARANGGEDE.

Alamat : Karanggede Boyolali.

Nama Yayasan : Trah Gagatan.

Alamat Yayasan : Jalan Kanguru Semarang ,Kelurahan.

Gayemsari, Kecamatan Semarang.

NSS/ NDS : 304040914013/c.25164001.

Jenjang Akreditasi : Diakui.

Tahun didirikan : 1980.

Tahun beroprasi : 1980.

Kepemilikan Tanah : Milik yayasan sendiri.

Status Tanah : Jual beli sertifikat.

Luas Tanah : 8070.

Status Bangunan : Milik Sendiri.

Luas Bangunan : 120.

(2)

40 B. Deskripsi Kondisi Awal

Metode pembelajaran yang menarik dan mengasikkan akan membuat siswa antusias dan aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Metode pembelajaran yang digunakan sangat mempengaruhi minat belajar siswa, pembelajaran pasif akan menghambat kratifitas pola pikir siswa dalam memahami suatu konsep.

Kondisi awal hasil belajar mata pelajaran sejarah siswa kelas XI-IPS1 masih terdapat 7 siswa yang belum tuntas, dikarenakan guru dalam menyampaikan pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja, serta belum memanfaatkan media pembelajaran. Cara mengajar seperti ini akan memberikan kesan menjenuhkan dan membosankan bagi siswa sehingga berpengaruh pada hasil belajarnya. Paparan hasil belajar siswa pada Ulangan Harian Tahun Ajaran 2012/2013 dapat dilihat dari tabel berikut :

(3)

41

Tabel 1. Hasil Ulangan Harian Semester 1 Kelas XI IPS-1

Kondisi awal ini belum menggunakan model pembelajaran make a match, yang mengakibatkan kemampuan siswa dalam memahami dan mempelajari sejarah kurang maksimal. Dari tabel diatas dapat diperoleh data bahwa siswa yang tuntas sesuai KKM (65) pada Ulangan Harian berjumlah 7 orang, sedangkan yang belum tuntas ada 3 orang. Nilai rata-rata kelas dapat dilihat pada tabel 2 berikut :

No. N0 PG 70 U 30 Total 100

1 000000001 51,5 16 67,5

2 000000002 45 18 64,5

3 000000003 42 18 60

4 000000004 46 22 58,25

5 000000005 50,75 25 75,75

6 000000006 56 22 78

7 000000007 40,25 16 56,25

8 000000008 47 18 65

9 000000009 54,25 25 79,25

10 000000010 49 28 77

11 000000011 52 16 68

12 000000012 47,25 24 71,25

13 000000013 45,75 22 67.75

14 000000014 47 24 71

Jumlah 935,5

(4)

42

Tabel 2. Nilai Klasikal Kondisi Awal

N0 Aspek Nilai

1 Rata-rata klasikal 69,3

2 Nilai terendah 56,25

3 Nilai tertinggi 79,25

4 Prosentase ketuntasan (%) 78.5

Daftar table 2 diatas akan lebih jelas dengan grafik 1sebagai berikut : Grafik 1. Nilai Klasikal Kondisi Awal

Pada grafik 1 dapat dilihat perolehan hasil belajar siswa kelas XI IPS-1 pada mata pelajaran sejarah dengan nilai rata-rata klasikal sebesar 69,3 nilai terendah 56,25, nilai tertinggi 79,25 dan ketuntasan klasikal 78,5%.

C. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

Pada siklus I pelajaran sejarah dengan pokok pembahasan Muncul dan Berkembangnya Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha diberbagai daerah di Indonesia

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Rata-Rata Klasikal Nilai Terendah Nilai Tertinggi Ketuntasan %

Pra Siklus

(5)

43

sudah menerapkan model pembelajaran make a match. Hasil belajar siswa setelah tindakan siklus I, disajikan pada tabel 3 dibawah ini :

Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Siklus I

No NISN Pra

Siklus

Siklus I

Keterangan KKM: 65

1. 008001 67,5 68 Meningkat Tuntas

2. 008002 63,5 71,5 Meningkat Tuntas

3. 008003 60 64,5 BelumTuntas

4. 008004 68,25 73 Meningkat Tuntas

5. 008005 75,75 79,5 Meningkat Tuntas

6. 008006 78 87 Meningkat Tuntas

7. 008007 56,25 63,5 Belum Tuntas

8. 008008 65 72 Meningkat Tuntas

9. 008009 79,25 91,5 Meningkat Tuntas

10. 008010 77 74,5 Tuntas

11. 008011 68 77 Meningkat Tuntas

12. 008012 71,25 83 Meningkat Tuntas

13. 008013 67,75 76 Meningkat Tuntas

14. 008014 71 90 Meningkat Tuntas

Jumlah 935,5 1071

Berdasarkan hasil penelitian siklus I ini, subjek mengikuti proses belajar mengajar dan evaluasi sebanyak 14 siswa, yaitu keseluruhan jumlah siswa kelas XI IPS-1. Untuk lebih jelas lihat tabel 4 berikut ini :

Tabel 4. Nilai Klasikal Pra Siklus dan Siklus I

No Aspek

Nilai

Peningkatan Pra

Siklus Siklus I

1. Rata-rata Klasikal 69,3 76,5 7,2

2. Nilai Terendah 56,25 63,5 7,25

3. Nilai Tertinggi 79,25 91,5 12,25

4. Prosentase Ketuntasan (% ) 78,5 85,71 7,21

(6)

44

Pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus I dengan pokok bahasan Muncul dan Berkembangnya Kerajaan Hindu-Budha ini sudah menerapkan model pembelajaran make a match. Hasil belajar siklus I menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar. Diperoleh hasil untuk nilai terendah 63,5 dengan peningkatan 7,25 rata- rata klasikal 76,5 terdapat peningkatan 7,2 dan ketuntasan klasikal 85,71% dengan peningkatan 7,21%. Tabel 4 di atas akan tampak lebih jelas dengan Grafik 2 berikut ini :

Grafik 2. Perbandingan Nilai Klasikal Pra Siklus dan Siklus I

I

Perolehan nilai Pra Siklus yang ditunjukkan pada Grafik 2, untuk rata-rata klasikal Pra Siklus adalah 69,3 dan 76,5 pada Siklus I. Nilai terendah Pra Siklus sebesar 56,25 dan 63,5 pada Siklus I. Sedangkan nilai tertinggi Pra Siklus adalah 79,25 menjadi 91,5 pada silus I, dan ketuntasan klasikal Pra Siklus 78,5 meningkat menjadi 85,71%.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Rata-Rata Klasikal Nilai Terendah Nilai Tertinggi Ketuntasan %

Pra Siklus Siklus I

(7)

45

Pada saat yang sama, observer (kolaborator) melakukan pengamatan dengan mengisi instrumen yang sudah disiapkan, meliputi: lembar pengamatan kegiatan siswa (aktivitas siswa) dan lembar pengamatan kegiatan guru dalam menerapkan model pembelajaran make a match. Hasil observasi kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar siklus I dapat dilihat pada Tabel 5 berikut:

Tabel 5. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I

No Aspek yang diamatai Baik

Sekali Baik Cukup Kurang

1. Keaktifan dalam pembelajaran 4 - -

2. Memperhatikan penjelasan guru 4 - -

3. Mengerjakan tugas yang diberikan guru

4 - -

4. Memahami tugas masing-masing 4 - -

5. Berpartisipasi dalam pembelajaran 3 - -

6. Apabila mengalami kesulitan, berinisiatif menanyakan kepada guru atau teman lain.

4 - -

7. Kelancaran pada saat presentasi 4 - -

Rata-rata 3,43 0,43 0 0

Hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I dapat digambarkan sebagai berikut:

keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran baik sekali, siswa baik sekali dalam memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik sekali, siswa dengan baik sekali dapat memahami tugas masing- masing, beberapa siswa yang mengalami kesulitan berinisiatif menanyakan kepada guru atau teman lain, siswa mempresentasikan materi dengan baik sekali (walaupun ada beberapa siswa masih merasa malu) sehingga diperoleh nilai rata-rata pada siklus

(8)

46

I sebesar 3,43. Siswa yang turut berpartisipasi dalam mengikuti pembelajaran mendapat nilai kriteria baik dengan nilai rata-rata 0,43.

Sedangkan hasil observasi kegiatan guru pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini:

Tabel 6. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I

No Kegiatan Baik Cukup Kurang

A. Pendahuluan

1. Apersepsi 3 -

2. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai 3 -

3. Menjelaskan materi pelajaran 2 -

4. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran make a match

3 -

B. Kegiatan Inti

5. Membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar

3 -

6. Mengawasi jalannya permainan 3 -

7. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam permainan

3 -

8. Memberi bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan

3 -

9. Memberi penghargaan terhadap keberhasilan siswa

3 -

10. Menyimpulkan materi pelajaran dengan melibatkan siswa

3 -

C. Kegiatan Penututp

11. Memberikan tes 3 -

12. Menutup pelajaran 3 -

Rata-rata 2,75 0,16 0

Dari tabel hasil pengamatan kegiatan guru dapat dijelaskan bahwa guru dalam memberikan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan langkah- langkah pembelajaran make a match pada mata pelajaran sejarah, membagi siswa dalam kelompok belajar, mengawasi jalannya permainan, memberikan bantuan

(9)

47

kepada siswa yang kesulitan dalam belajar, dan melibatkan siswa dalam menyimpulkan materi, yang diakhiri dengan menutup pelajaran dan memberikan tes sudah baik dengan nilai rata-rata 2,75. Namun, guru dalam menjelaskan materi masih cukup dengan nilai rata-rata 0,16. Guru juga belum mengelola waktu dengan efektif dikarenakan waktu pelajaran yang singkat sehingga kurang signifikan dengan penerapan model make a match.

Pada siklus I terdapat peningkatan dan kemampuan belajar siswa ,namun peneliti belum merasa berhasil karena nilai rata-rata klasikal belum mencapai indikator ( > 90 ). Oleh karena itu peneliti perlu melaksanakan siklus II dengan memperbaiki strategi pembelajaran.

D. Deskripsi Penelitian Siklus II

Oleh karena indikator yang telah ditetapkan belum tercapai,maka dilanjutkan pada siklus II ini. Siswa diberi peluang lebih banyak untuk aktif belajar bersama teman-temanya karena dibentuk kelompok belajar dengan formasi lingkaran yang mempermudah siswa untuk saling berdiskusi memperkaya pengetahuan dan pemahamanya saat belajar bersama teman, sedangkan guru mefokuskan dalam peningkatan pembelajaran dan berperan sebagai pembimbing terhadap siswa. Pokok bahasan pada siklus II mengenai proses awal penyebaran agama Islam di kepulauan Indonesia. Hasil belajar pada siklus II dapat disajikan pada tabel 7 dibawah ini :

(10)

48

Tabel 7. Hasil Belajar Siswa Siklus II

No NISN Pra

Siklus

Siklus I Siklus II Keterangan KKM: 65

1. 008001 67,5 68 81,5 Meningkat Tuntas

2. 008002 63,25 71,5 93,5 Meningkat Tuntas

3. 008003 60 64,5 77 Meningkat Tuntas

4. 008004 68,25 73 84,5 Meningkat Tuntas

5. 008005 77,75 79,5 100 Meningkat Tuntas

6. 008006 78 87 93 Meningkat Tuntas

7. 008007 56,25 63,5 77,5 Meningkat Tuntas

8. 008008 65 72 93 Meningkat Tuntas

9. 008009 79,25 91,5 100 Meningkat Tuntas

10. 008010 77 74,5 90 Meningkat Tuntas

11. 008011 68 77 100 Meningkat Tuntas

12. 008012 71,25 83 87 Meningkat Tuntas

13. 008013 67,75 76 91,5 Meningkat Tuntas

14. 008014 71 90 100 Meningkat Tuntas

Jumlah 970,25 1071 1268,5

Hasil belajar siswa pada siklus II tampak lebih meningkat dibandingkan dengan siklus I. Siswa yang mengikuti proses belajar mengajar dan evaluasi pada siklus II berjumlah sama dengan siklus I yaitu berjumlah 14 orang dari keseluruhan siswa kelas XI IPS- I SMA Gagatan Karanggede. Nilai klasikal antara siklus I dengan siklus II disajikan pada tabel 8 dibawah ini :

Tabel 8. Nilai Klasikal Siklus I dan Siklus II

No Aspek Nilai

Peningkatan Siklus I Siklus II

1. Rata-rata klasikal 76,5 90,6 14.1

2. Nilai terendah 63,5 77 13,5

3. Nilai tertinggi 91,5 100 8,5

4. Prosentase ketuntasan (%) 85,71% 100 14,29

(11)

49

Dari siklus II ini diperole hasil belajar siswa dengan nilai terendah 77 sehingga terdapat peningkatan 13,5 nilai tertinggi 100 dengan peningkatan 8,5, rata-rata klasikal 90,6 yang berarti terdapat peningkatan 14,1 dan ketuntasan klasikal 100%

dengan peningkatan 14,29. Tabel 8 di atas dapat digambarkan dengan Grafik 3 sebagai berikut.

Grafik 3. Perbandingan Nilai Klasikal Siklus I dan Siklus II

Pada Grafik 3 terlihat bahwa rata-rata klasikal pada siklus II mengalami peningkatan Siklus I rata-rata klasikalnya adalah 76,5 meningkat menjadi 90,6 pada siklus II. Nilai terendah pada siklus I 63,5 meningkat menjadi 77 pada siklus II.

Begitu juga dengan nilai tertinggi sebesar 91,5 pada siklus I meningkat menjadi 100 pada siklus II dan ketuntasan klasikal pada siklus I 85,71% meningkat menjadi 100%,pada siklus II.

0 20 40 60 80 100 120

Rata-rata Klasikal Nilai Terendah Nilai Tertinggi Ketuntasan (%)

Siklus I Siklus II

(12)

50

Pengamatan terhadap kegiatan siswa pada siklus II tetap dilaksanakan oleh observer. Hasil oservasi kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar siklus II dapat dilihat pada Tabel 9 berikut:

Tabel 9. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II

No Aspek yang diamatai Baik

Sekali Baik Cukup Kurang

1. Keaktifan dalam pembelajaran 4 - - -

2. Memperhatikan penjelasan guru 4 - - -

3. Mengerjakan tugas yang diberikan guru

4 - - -

4. Memahami tugas masing-masing 4 - - -

5. Berpartisipasi dalam pembelajaran 4 - - - 6. Apabila mengalami kesulitan,

berinisiatif menanyakan kepada guru atau teman lain.

4 - - -

7. Kelancaran pada saat presentasi 4 - - -

Rata-rata 0 0

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa bahwa siswa semakin aktif dalam pembelajaran, memahami tugasnya masing-masing, mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu. Dalam pembelajaran siswa juga mulai berani bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan, keseluruhan siswa sudah mampu berpartisipasi mengikuti pembelajaran (tanpa rasa canggung), siswa berani (tidak merasa malu), lancar pada saat presentasi dengan baik sekali dan mencapai nilai rata- rata 4. Perbandingan nilai kegiatan siswa antara siklus I dengan siklus II dapat dilihat pada tabel 10 berikut :

(13)

51

Tabel 10. Rata-rata Nilai Kegiatan Siswa Siklus I dan Siklus II

No Nilai Siklus I Siklus II

1. Baik sekali 3,43 4

2. Baik 0,43 0

3. Cukup 0 0

4. Kurang 0 0

Tabel 10 di atas dapat digambarkan dengan Grafik 4 sebagai berikut : Grafik 4.

Perbandingan Rata-rata Nilai Kegiatan Siswa Siklus I dan Siklus II

Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran model make a match dengan nilai rata-rata 3,43 pada siklus I meningkat menjadi 4 pada siklus II untuk kriteria baik sekali. Sedangkan kriteria baik pada siklus I sebesar 0,43 menurun menjadi 0 pada siklus II.

Pengamatan terhadap kegiatan guru pada siklus II dilaksanakan oleh observer dengan mencatat semua kegiatan guru pada lembar observasi yang sudah disediakan.

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

Baik sekali Baik Cukup Kurang

Siklus I Siklus II

(14)

52

Hasil observasi kegiatan guru dalam proses belajar mengajar selama siklus II dapat dilihat pada tabel 11 berikut ini.

Tabel 11. Hasil Observasi Kegiatan Guru Pada Siklus II

No Kegiatan Baik Cukup Kurang

A. Pendahuluan

1. Apersepsi 3 - -

2. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai 3 -

3. Menjelaskan materi pelajaran 3 - -

4. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran make a match

3 - -

B. Kegiatan Inti -

5. Membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar

3 - -

6. Mengawasi jalannya permainan 3 - -

7. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam permainan

3 - -

8. Memberi bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan

3 - -

9. Memberi penghargaan terhadap keberhasilan siswa

3 - -

10. Menyimpulkan materi pelajaran dengan melibatkan siswa

3 - -

C. Kegiatan Penututp

11. Memberikan tes 3 - -

12. Menutup pelajaran 3 - -

Rata-rata 3 0 0

Pada siklus II guru telah menunjukkan peningkatan dalam mengelola kelas.

Guru dapat berinteraksi dengan siswa sehingga mampu memberikan motivasi untuk menumbuhkan partisipasi siswa dalam permainan dengan baik dan mencapai nilai rata-rata 3. Guru juga sudah mampu mengatur waktu pembelajaran dengan baik

(15)

53

sehingga proses belajar-mengajar berjalan dengan efektif. Nilai rata-rata kegiatan guru siklus I dan siklus II disajikan pada table 12 berikut ini.

Tabel 12. Rata-rata Nilai Kegiatan Guru Siklus I dan Siklus II

No Nilai Siklus I Siklus II

1. Baik 2,75 3

2. Cukup 0,16 0

3. Kurang 0 0

Dari tabel 12 tersebut diatas ,maka dapat dibuat dengan garafik 5 dibawah ini : Grafik 5.

Perbandingan Rata-rata Nilai Kegiatan Guru Siklus I dan Siklus II

Rata-rata nilai kegiatan atau aktivitas guru pada siklus I untuk kriteria baik sebesar 2,75 meningkat 3 pada siklus II. Sedangan untuk kriteria cukup sebesar 0,3 pada siklus I menurun menjadi 0 pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan guru dalam menerpkan pembelajaran model make a match semakin baik.

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Baik Cukup Kurang

Siklus I Siklus II

(16)

54 E. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Rata-Rata Klasikal Ketuntasan Belajar Siswa

Hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran make a match telah mengalami peningkatan. Hal ini dapat ditunjukkan oleh nilai yang sudah diperoleh. Nilai rata-rata klasikal dari tiap siklus dapat dilihat dari table 13 berikut ini :

Tabel 13. Nilai Klasikal Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

No Aspek Nilai

Pra Siklus Siklus I Siklus II

1. Rata-rata klasikal 69,3 76,5 90,6

2. Nilai terendah 56,25 63,5 77

3. Nilai tertinggi 79,25 91,5 100

Tabel 16 di atas akan lebih jelas dengan Grafik 6 sebagai berikut :

Grafik 6 Perbandingan Nilai Klasikal Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

0 20 40 60 80 100 120

Rata-rata Klasikal Nilai Terendah Nilai Tertinggi

Pra Siklus Siklus I2 Siklus II

(17)

55

Pada Grafik 6 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata klasikal pada Pra Siklus yaitu 69,3 menjadi 76,5 pada siklus I . Pada siklus II rata-rata klasikal meningkat menjadi 90,6. Nilai terendah pada Pra siklus sebesar 56,25 meningkat menjadi 63,5 pada siklus I. Pada siklus II meningkat lagi menjadi 77. Begitu juga untuk perolehan nilai tertinggi, pada Pra Siklus sebesar 79,25 menjadi 91,5 pada siklus I. Pada siklus II meningkat secara signifikan sebesar 100 dengan peningkatan 8,5 %. Peningkatan rata-rata pada siklus I yang masih relatif kecil disebabkan siswa belum terbiasa belajar dengan model make a match.

Ketuntasan minimum kelas dari tiap siklus juga mengalami peningkatan.

Prosentase ketuntasan klasikal siswa pada mata pelajaran sejarah dapat dilihat dari tabel 14 berikut:

Tabel 14. Prosentase Ketuntasan Klasikal No Tahap Perbaikan Prosentase

Belum Tuntas Tuntas

1. Pra Siklus 21,5% 78,5%

2. Siklus I 14,3% 85,7%

3. Siklus II 0% 100%

Dari Tabel 14 dapat diperjelas dengan Grafik 7 di bawah ini.

(18)

56 Grafik 7. Presentase Ketutasan Klasikal

Dilihat dari presentase ketuntasan klasikal pada Pra Siklus sebesar 78,5%

meningkat menjadi 85,7 % pada siklus I dengan peningkatan presentase 7,2 % dan sebesar 100% pada siklus II dengan peningkatan presentase 14,3%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran dengan model make a match dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah.

2. Partisipasi Siswa

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dalam (2) siklus kegiatan pelaksanaan tindakan kelas, menunjukkan bahwa partisipasi atau aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran mengalami kenaikan. Pada siklus I nilai rata-rata partisipasi atau aktivitas siswa untuk kriteria baik sekali 3,43 sedangkan pada siklus II menjadi 4 . Hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian siswa pada saat proses belajar mengajar.Sedangkan pada siklus II dengan belajar bersama-sama secara diskusi dalam kelompok,siswa dapat lebih memahami dan mengerti pembelajaran.

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

120.00%

Belum tuntas Tuntas

Pra Siklus Siklus I Siklus II

(19)

57 3. Aktivitas Guru

Observasi yang dilakukan oleh guru pengampu mata pelajaran sejarah SMA Gagatan Karanggede yang bertindak sebagai observer, menyatakan bahwa aktivitas atau kegiatan guru selama pembelajaran pada siklus I dan siklus II ini dinilai baik.

Hal ini dipandang sesuai dengan kenyataan, dimana aktivitas guru banyak berfungsi sebagai fasilitator yang membimbing para siswa dalam memahami konsep pembelajaran.

4. Kendala yang Ditemukan

Pada siklus I kendala yang dijumpai adalah ada beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan diluar materi yang disampaikan sehingga guru harus menjelaskan terlebih dahulu. Sedangkan pada siklus II kendala yang dihadapi adalah kerepotan mengubah tempat duduk membentuk lingkaran untuk mempermudah menemukan pasangan kartu dan saling berdiskusi tentang materi yang diperolehnya setelah selesai menyusun materi yang utuh kemudian presentasi secara individu .

Gambar

Tabel 1. Hasil Ulangan Harian Semester 1 Kelas XI IPS-1
Tabel 4. Nilai Klasikal Pra Siklus dan Siklus I
Grafik 2. Perbandingan Nilai Klasikal Pra Siklus dan Siklus I
Tabel 5. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Psikologi agama mengkaji dan menemukan “pengaruh keyakinan agama terhadap orang - orang yang memeluknya, proses pertumbuhan dan perkembangan jiwa keagamaan, dan

Tahap pelaksanaan: (1) Memberikan soal kemampuan dasar kepada siswa sebanyak 20 soal untuk mengelompokkan siswa kedalam tiga kelompok yaitu kelompok atas, menengah

Instalasi pengolahan air payau dengan menggunakan sistem osmosa balik ini sangat dipengaruhi oleh kualitas air baku yang akan diolah, apabila air baku tidak

Fenomenologi menerobos fenomena untuk dapat mengetahui makna (hakikat) terdalam dari fenomena- fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sebutan fenomenologis

Menurut Cahyono (2011), syarat tumbuh yang baik untuk tanaman jambu biji yaitu tumbuh subur pada daerah tropis dengan ketinggian yang optimal 3 - 500 mdpl, kemiringan tanah

Pada perencanaan desain PLTMH data diambil dari nilai debit yaitu pada pengukuran dengan debit sebesar 0,1 m 3 /det dan head efektif sebesar 46,5m .Dengan

Aplikasi ini memiliki fungsionalitas untuk menghasilkan informasi jumlah bahan baku yang harus dibeli di setiap periode dan jadwal pemesanan beserta dokumen pemesanan (Purchase

Definisi gadai juga disebutkan dalam Pasal 1 Angka 10 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 31 /POJK.05/2016 Tentang Usaha Pegadaian yaitu bahwa “gadai adalah suatu hak