• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAKDIR MENURUT HAJI AGUS SALIM SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TAKDIR MENURUT HAJI AGUS SALIM SKRIPSI"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

TAKDIR MENURUT HAJI AGUS SALIM

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas

Ushuluddin

Oleh

Nurlaelah Kamalin 11150331000061

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H/ 2020 M

(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

TAKDIR MENURUT HAJI AGUS SALIM SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin Jurusan Aqidah Filsafat Islam untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama

(S.Ag)

Oleh:

Nurlaelah kamalin NIM: 11150331000061

Dosen Pembimbing:

Hanafi, S.Ag., M.A.

NIP: 196912161996031002

PROGRAM STUDI AQIDAH FILSAFAT ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M/1441 H

(3)

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) dI Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Unversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta 10 Juni 2020

Nurlaelah Kamalin

(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “Takdir Menurut Haji Agus Salim” telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah pada Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 24 Juli 2020.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Starata Satu (S1) pada Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam.

Jakarta, 17 September 2020

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota

Dra. Tien Rohmatin, MA Dra. Banun Binaningrum, M.Pd NIP. 19680803 199403 2 002 NIP. 19680618 199903 2 001

Penguji I, Penguji II,

Dr. Kusen, Ph.D., M.A. Drs. Ramlan Abdul Gani, M.A.

NIP. - NIP. 19610614 1992 03 1002

Dosen Pembimbing

Hanafi, S.Ag., M.A.

NIP. 19691216 1996 031 00

(5)

v ABSTRAK

Nurlaelah Kamalin, “Takdir Menurut Haji Agus Salim” 2020

Takdir merupakan rukun iman yang ke enam dan umat islam harus meyakininya tanpa ada keraguan. Akan tetapi kebanyakan orang salah mengartikan takdir.

Mereka menganggap apa yang terjadi dengan manusia iu sudah ditakdirkan dan manusia hanya bisa pasrah tanpa adanya usaha. Ada yang mengartikan juga bahwa setiap manusia diberi kebebasan untuk memilih jalan hidupnya karena setiap manusia akan bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Takdir dalam perspektif Haji Agus Salim. Sehingga nantinya akan di simpulkan apa itu Takdir dalam perspektif Haji Agus Salim.

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif dan dilakukan dengan penelitian studi pustaka. Sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini ada dua macam. Pertama, data primer dalam penelitian ini adalah Keterangan Filsafat Tentang Tauhid Taqdir dan Tawakkal. Kedua, data sekunder, segala jenis bentuk publikasi Haji Agus Salim, baik itu buku buku, artikel artikel maupun jurnal jurnal analisis data menggunakan analisis isi (content analysist) dengan mengkategorikan data data, dan dideskripsikan.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Takdir menurut Haji Agus Salim adalah benar Allah berkuasa dan berkehendak mutlak, tetapi dengan keimanan islam juga mengandung arti harap dan percaya kepada Nya yang bersifat pengasih dan penyayang. Allah tidak memberi pengetahuan tentang takdir itu. tapi Allah hanya memberikan perintah dan larangan, ajaran dan petunjuk Nya, maka manusia diharapkan mengikuti perintah dan menjauhi larangan tersebut. Tanpa mempersoalkan pada takdir mana ia diletakkan.

Kata kunci: Takdir, kehendak Tuhan, kehendak Manusia.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alamdulillah segala puji bagi Allah yang telah menciptakan alam semesta dengan begitu sempurnanya, dan yang telah mengatur segala sesuatunya sehingga alam semesta ini berjala dengan harmonis. Atas kesehatan dan kasih sayangnya, penulis akhirnya menyelesaikan penelitian skripsi ini dengan judul “Takdir Menurut Haji Agus Salim”.

Shalawat serta salam penulis hantarkan kepada baginda Nabi besar Muhammad saw, beserta sahabat sahabat, dan keluarganya. Nabi sebagai manusia sempurna yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan menuju zaman kepintaran dari masyarakat amoral menuju masyarakat yang bermoral mulia.

Semoga kita dipertemukan dengannya di akhirat kelak.

Penelitian ini dilakukan dalam rangka sebagai syarat dalam pengajuan gelar sarjana starata 1 (S1) pada jurusan aqidah filsafat, fakultas ushuluddin universitas islam negeri syarif hidayatullah Jakarta. Peneliti menyadari bahwa, dalam penelitian ini sedari awal sampai akhir bukan sebatas hasil sendiri, melainkan juga atas bantuan motivasi dan semangat baik secara material dan non material sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu patut kiranya penulis sampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada:

1. Hanafi, S.Ag., M.A. selaku Dosen pembimbing peneliti dalam skripsi yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan, masukan, saran, kritik dan waktu untuk membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini

(7)

vii

tanpa lelah. Kebaikan bapak akan menjadi nasihat yang mulia untuk peneliti. Semoga Allah memberikan kebaikan untuk bapak. Amin ya Rabbal Alamin.

2. Dra. Tien Rahmatin M.A, sebagai ketua jurusan Aqidah dan Filsafat Islam dan juga seluruh staf dilingkungan jurusan Aqidah dan Filsafat islam.

3. Dekan Fakultas Ushuluddin Prof. Dr. yusuf Rahman M.A, beserta seluruh staff dan pengajar di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4. Terimakasih yang tak terhingga kepada Kedua orang tua penulis,

Ayahanda H. Makhpud dan bunda Hj. Kapsah yang telah memberikan cinta dan kasih sayangnya selama ini, serta doa yang tulus sehingga skripsi ini dapat selesai serta tanpa lelah mendukung studi penulis dalam banyak hal. Tak lupa kepada kakak kakak dan adik adik penulis, Muhammad Thoyib, Muhammad Fatikh, Yanti Nurhayati, dan Muhammad Irfan yang telah menjadi pemacu semangat.

5. Teman teman AFI angkatan 2015 teman seperjuangan penulis dalam menempuh studi. dan untuk sahabat penulis, Zoe, jehan, diana, farida, rivani, ismi, asrul, ena dan eneng teman seperjuangan penulis hidup di Ciputat.

(8)

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman pada buku pedoman penulisan skripsi yang terdapat dalam buku Pedoman Akademik Program Strata 1 Tahun 2017 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

a. Padanan Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

ا Tidak dilambangkan

ب B Be

ت T Te

ث Ts te dan es

ج J Je

ح ẖ h dengan garis bawah

خ Kh ka dan ha

د D De

ذ Dz de dan zet

ر R Er

ز Z Zet

س S Es

ش Sy es da ye

ص S es dengan garis di bawah

ض ḏ de dengan garis di bawah

ط ṯ te dengan garis di bawah

ظ ẕ zet dengan garis di bawah

ع ‘ koma terbali di atas hadap kanan

غ Gh ge da ha

ف F Ef

ق Q Ki

ك K Ka

ل L El

م M Em

(9)

ix

ن N En

و W We

ه H Ha

ء ՚ Apostrof

ي Y Ye

b. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti dalam bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap

Fathah : a

أ

: â

ْ ى...´

: ai

Kasrah : i

ى

: î

ْ و....´

: au

Dhammah : u

و

: û

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي َ Ai a dan i

و َ Au a dan i

c. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam bahasa Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

آى Â a dengan topi di atas

يِى Î i dengan topi di atas

وُى Û u dengan topi di atas

huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah. Contoh: al-rijal, bukan ar-rijal, al- diwân bukan ad-diwân.

d. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda ( َ), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan

(10)

x

menggandakan huruf yang diberi syaddah itu. Akan tetapi hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruh- huruf syamsiyyah. Misalnya, kata ةرور ضلا tidak ditulis a-darûrah melainkan al-arûrah, demikian seterusnya.

e. Ta Marbûah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah ini). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûah tersebut diikuti oleh datkata sifat (na’t) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta marbûah diikuti kata benda), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).

No Tanda Vokal Latin Keterangan

1 ةقيرط ṯarîqah

2 ة يملاسلإا ةعماجلا al-Jâmi’ah al-Islâmiyyah

3 دوجولا ةدحو waẖdat al-wujûd

f. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam alih aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang berlaku Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: Abû Hâmid Al-Ghazâlî bukan Abû Hâmid al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi.

Beberapa ketentuan lain dari EBI sebetulnya juga dapat diterapkan dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut EBI, judul buku itu ditulis dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya, demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari dunia nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani, tidak ‘Abd al-Samad al- Palimbânî; Nuruddin alRaniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîrî.

(11)

xi g. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi’l), kata benda (ism), maupun huruf (harf) ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas kalimat-kalimat dalam Bahasa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan di atas.

Kata Arab Alih Aksara

ذاتسلأا بهذ dzahaba al-ustâdzu

رجلأا تبث tsabata al-ajru

ة يرصعلا ةكرحلا al-ẖarakah al-‘asriyyah هلإ لا نا دهشأ

الله لاإ asyhadu an lâ ilâha illâ Allâh حلاصلا كلم انلاوم maulâna Malik al-sâliẖ

الله مكرثؤي yu’atstsirukum Allâh ةيلقعلا رهاظملا Al-maẕâhir al-‘aqliyyah

Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama diri mereka. Nama orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang Arab tidak perlu dialihaksarakan. Contoh:

Nurcholish Madjid, bukan Nûr Khâlis Majîd; Mohamad Roem, bukan Muhammad Rûm;

Fazlur Rahman, bukan Fadl al-Rahmân.

(12)

xii DAFTAR ISI

Lembar Judul ...

Lembar Pengesahan Pembimbing ... ii

Lembar Pernyataan Keaslian ... iii

Lembar Pengesahan Panitia Ujian ………. iv

Abstrak ... v

Kata pengantar ... vi

Pedoman transliterasi ... viii

Daftar isi ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang ... 1

B. Batasan dan Rumusan masalah ... 8

C. Tujuan dan manfaat penelitian ... 9

D. Tinjauan pustaka ... 9

E. Metode penelitian... 10

F. Sistematika penulisan... 11

BAB II BIOGRAFI HAJI AGUS SALIM ... 13

A. Keluarga ... 13

B. Pendidikan ... 14

C. Karir Politik ... 17

BAB III TAKDIR DALAM ILMU KALAM ... 29

(13)

xiii

A. Pengertian Takdir ... 29

B. Golongan Jabariyah ... 41

C. Golongan Qadariah ... 49

BAB IV TAKDIR MENURUT HAJI AGUS SALIM ... 54

A. Takdir ... 54

B. Korelasi Takdir dengan Tauhid ... 57

C. Korelasi Takdir dengan Tawakkal ... 63

D. Hikmah Mempelajari Qadar ... 73

BAB V PENUTUP ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran Saran... 78

Daftar Pustaka ... 79

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sejak awal manusia diciptakan, takdir atau yang dalam bahasa Arab disebut Qadara yakni al-qadr yang berarti menetapkan. Menurut istilah, pengertian Qadar adalah ketetapan atau ketentuan Tuhan sejak zaman azali dan tidak ada satu mahluk pun yang dapat merubahnya. Takdir merupakan masalah pelik dan mendasar. bahkan boleh jadi bisa memengaruhi keimanan seseorang kepada Allah Swt. Jika tidak dipahami sesuai dengan tujuan diberlakukannya menurut syari’at islam. oleh karena itu, para ulama salȃf al salih menyimpulkan bahwa permasalahan takdir haruslah disesuaikan dengan pandangan Al Qur’an dan Al Sunnah yang shahih.1

Makna kata takdir menurut bahasa adalah menetapkan segala sesuatu, atau menerangkan kadar atas sesuatu, makna kata takdir bisa pula diartikan dengan menilai sesuatu atas penilaian tertentu atau memperkirakan sesuatu melalui perkiraan atasnya. Seperti memperkirakan kekuatan suatu benda, kadar maupun nilainya. jika takdir dimasukkan kedalam pembahasan apa saja yang mengandung konsekuensi jika dilakukan, maka ia mempunyai arti menetapkan segala sesuatu dengan bijaksana atau proporsional, sesuai kehendak dan ketetapan yang melingkupinya. Adapun makna kata takdir menurut istilah agama (syari’at)

1 Fethullah Gulen. Qadar, Jakarta: Republika 2011 h.vii

(15)

adalah, segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah menurut ilmu dan kehendak Nya.2

Takdir merupakan hal penting yang harus dipercayai oleh setiap Muslim.

Sebelum Manusia lahir ke dunia semuanya telah ditetapkan oleh Allah, semuanya telah ditentukan oleh Allah. Pembahasan mengenai Takdir memang menjadi pembahasan sejak dulu, pandangan umat islam mengenai takdir ialah tanda kekuasaan Tuhan yang harus di imani. Takdir adalah ketetapan Allah semua hidup dan mati seseorang sudah diatur oleh Allah termasuk masalah jodoh, maut dan rezeki. Permasalahan takdir yang salah satunya membahas apakah manusia memiliki kebebasan dalam bertindak, ataukah semuanya telah di atur atau ditakdirkan.3

Makna kata Takdir adalah ketetapan yang telah dibuat oleh Allah Swt.

menurut ilmu dan sesuai dengan kehendak Nya. dengan kata lain segala sesuatu yang telah terwujud di masa lalu, di masa kini maupun di masa yang akan datang, semuanya telah ditetapkan kewujudannya oleh Allah Swt. Berdasarkan pada ilmu dan kehendak Nya. atau, dengan bahasa yang lebih urai dapat dikatakan, bahwa segala sesuatu yang pernah ada atau yang akan ada di masa mendatang telah ditetapkan oleh Allah Swt. berdasarkan ilmu dan kehendak-Nya.4

Apa saja yang wujud (ada) di jagad semesta ini, sejak dari yang paling sederhana seperti bibit pada tumbuh tumbuhan sampai dengan yang rumit seperti

2 Fethullah Gulen. Qadar,h.1

3 Agus Mustofa. Mengubah Takdir, Padma Press, Surabaya: 2005 h.7

4 Fethullah Gulen. Qadar,h.xiii

(16)

3

sperma yang menjadi bahan bagi terciptanya seorang anak manusia, semua itu tidak ada yang terlepas dari kehendak dan takdir Allah swt.5

Mempercayai adanya takdir Allah Swt. Merupakan salah satu dari rukun iman yang keenam. Setiap Mu’min wajib beriman kepada adanya Allah Swt, para malaikat Nya, kitab kitab suci Nya, para Rasul Nya, dan adanya hari kebangkitan setelah kematian. Selanjutnya, setiap mu’min harus beriman kepada adanya takdir Allah. Jika seorang mu’min tidak mempercayai adanya takdir, maka sama artinya dengan keimananya kepada Alllah tidak sempurna, dan kehidupannya akan tersesat dialam dunia serta sia sia.6 jika seseorang mengingkari adanya takdir Allah berarti ia telah mengingkari seluruh sifat yang dimiliki oleh Allah.7

Takdir merupakan rukun iman yang ke enam dan kita umat islam harus meyakininnya tanpa ada keraguan. akan tetapi kebanyakan orang salah mengartikan takdir. Mereka menganggap apa yang terjadi dengan manusia itu sudah ditakdirkan dan manusia hanya bisa pasrah tanpa adanya usaha, ada yang mengartikan juga bahwa setiap manusia diberi kebebasan untuk memilih jalan hidupnya karena setiap manusia akan bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya.

dari kedua pernyataan tersebut ini merupakan kesalahan dalam mengartikan takdir. yang jelas, Rasul dan para sahabatnya meyakini dengan sepenuhnya akan adanya takdir yang meliputi semua mahluk bukan hanya manusia. Tetapi tidak menghalangi mereka untuk terus berusaha semaksimal

5 Fethullah Gulen. Qadar,h.8

6 Fethullah Gulen. Qadar, Jakarta: Republika 2011 h.xiii

7 Fethullah Gulen. Qadar, Jakarta: Republika 2011 h.5

(17)

mungkin. kalaupun tidak sejalan dengan apa yang diinginkan tidak melampiaskan semua kesalahan pada Allah swt.8

meskipun manusia diberi hak untuk menetapkan pilihan atau berkehendak, akan tetapi Allah yang menciptakan sekaligus memutuskan hasil dari terlaksanannya kehendak manusia. segala sesuatu yang dikehendaki oleh manusia tidak akan terjadi jika tidak sesuai dengan kehendak Allah swt.9

Takdir sendiri merupakan bentuk kuasa Tuhan yang tak bisa diubah manusia. contohnya nyawa yang bisa melayang dari raga sewaktu waktu. Tuhan yang mengizinkan hidup dan mati seorang manusia. Kekuasaan Tuhan pula yang menentukan dimana dan kapan seorang manusia lahir ke bumi. Kesadaran akan kuasa Tuhan dalam takdir itulah yang menyebabkan seorang muslim tak boleh memiliki perasaan kecewa.10

Titik awal tentang permasalahan diseputar kekeliruan memahami makna takdir yang ada di hampir setiap hati manusia akhir zaman telah menimbulkan goncangan kepercayaan, terutama bagi orang orang yang keimananya masih berada pada level lemah. Akan tetapi, jika orang orangnya telah kuat keimananan dan keikhlasannya, maka ibadah yang ia lakukan akan semakin tekun.11

Sesungguhnya perbuatan yang bisa dijadikan sebagai landasan untuk menguatkan keimanan dan keyakinan kepada ajaran Al Qur’an diawali dengan

8 M.Quraish Shihab, Wawasan Al Qur’an. Mizan, Bandung: 1996. h.60

9 M.Quraish Shihab, Wawasan Al Qur’an. h.33

10 Haji Agus Salim. Tauhid Taqdir dan Tawakkal h.34

11 Fethullah Gulen. Qadar.h.x

(18)

5

mengemukakan berbagai hakikat keimanan yang dilandasi dengan dasar dasar yang kokoh.12

Salah satu tokoh cendekiawan muslim yang membahas tentang Takdir ialah Haji Agus Salim, Haji Agus Salim sebagai Tokoh Intelektual Islam, dapat dikatakan telah Mentranformasikan Kecendikiaan ke wilayah sosial yang semakin luas, yakni kepada kaum terpelajar Islam didikan Barat yang sekuler tetapi tetap beriman. dia adalah Diplomat yang Cerdik dan Pendebat ulung. Santri yang Kritis dan Ulama yang Moderat. Menurutnya, bahwa pengetahuan tentang takdir, atau iman kepada Qadar itu memelihara manusia dari sifat takabur dan sifat putus asa.13

Menurut Haji Agus Salim keesaan Tuhan atau tauhid menjadi pokok ajaran islam. kepercayaan akan takdir dan tawakkal harus bertopang pada tauhid.

Atas dasar pengakuan atas keesaan Tuhan pula seluruh upaya seorang muslim harus dimulai dengan penyebutan nama Allah. Menurut Haji Agus Salim, tak lengkap suatu pekerjaan tanpa didahului atas penyebutan nama Tuhan.14

Proses terjadinya takdir melibatkan manusia yang ‘hidup’ dan Allah yang

‘Maha Hidup’. Keduanya memiliki kehendak bebas dan Maha bebas. Maka takdir sebagai hasil interaksinya, sungguh berjalan dengan sangat lentur dan berjuta kemungkinan. Semua kemungkinan bisa saja terjadi. Kehendak dalam hal takdir manusia bersifat menunggu kehendak dan usaha kita. sebab Allah telah

12 Fethullah Gulen. Qadar.h.1

13 Haji Agus Salim. Tauhid Taqdir dan Tawakkal. h.36

14 Haji Agus Salim. Tauhid Taqdir dan Tawakkal. Tintamas, Jakarta: 1967 h.33

(19)

memberikan kebebasan kepada manusia, sebebas bebas nya tentu saja dengan konsekuensi dan resiko yang ditanggungnya sendiri.15

Konsep Takdir Memberikan motivasi positif pada kita. mengajarkan agar kita tegar, dinamis dan kreatif dalam menyikapi Kehidupan. bukan malah sebaliknya, cenderung mendorong kita untuk bersikap pasrah, statis dan malas. 16

Allah SWT Berfirman:

اَهْ نِم ِهِتْؤُ ن اَيْ نُّدلا َباَوَ ث ْدِرُي ْنَمَو ًلَّجَؤُم اًباَتِك ِهَّللا ِنْذِإِب َّلِّإ َتوُمَت ْنَأ سْفَ نِل َناَك اَمَو َنيِرِكاَّشلايِزْج َنَسَو اَهْ نِم ِهِتْؤُ ن ِةَرِخَْلْا َباَوَ ث ْدِرُي ْنَمَو

Terjemah :

Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu.

Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. QS.Ali Imran (3) : 145

Allah adalah Dzat yang Maha Pemurah dan Pengasih, Allah mengajak kita untuk untuk berpikir dan mempertimbangkan dengan akal yang telah dikaruniakan kepada kita. Persoalan Takdir masuk kedalam ilmu kalam. pembahasan ilmu kalam, yaitu ilmu yang dikaitkan dengan Allah, Dzat dan sifat Nya oleh sebab itu ilmu kalam biasa disebut juga sebagai ilmu Ushuluddin dan ilmu Tauhid, yakni ilmu yang membahas tentang penetapan Aqaid Diniyah dengan dalil (petunjuk)

15 Agus Mustofa, Mengubah Takdir, h.122

16 Agus Mustofa, Mengubah Takdir, h. 25

(20)

7

yang konkret. Maka, ilmu kalam adalah rangkaian argumentasi rasional yang disusun secara sistematik untuk memperkukuh kebenaran akidah agama islam.17

Timbulnya gerakan Rasionalisme disebagian kalangan umat islam belakangan ini tentang apakah pada diri manusia itu terdapat kemampuan daya ikhtiar atau tidak, maka lahirlah firqah Qadariyah dan firqah Jabariah. Qadariah sebagai interdeterminisme teologis, menurutnya manusia mempunyai kebebasan menentukan nasibnya sendiri atau bebas berkehendak untuk berbuat. Berbeda halnya dengan firqah Qadariyah maka firqah Jabariah, Sebagai determisnisme teologis, menurutnya manusia dalam perbuatannya itu serba terpaksa diluar daya ikhtiarnya. 18

Berkaitan dengan masalah ini, penulis melihat beberapa paham atau pendapat dalam ilmu kalam ini memberikan manfaat yang tidak kecil bagi kemajuan dan keseimbangan hidup manusia. Paham Jabariyah misalnya, dapat diaplikasikan dalam kehidupan manusia manakala berada dalam kondisi terpuruk seperti mengalami musibah atau bencana, sehingga memunculkan rasa ridha menerima dan menyerahkan diri kepada Allah. Sikap ini akan meminimalisir terjadinya galau, stress dan putus asa, suatu penyakit sosial yang sering kali menyebabkan terjadinya bunuh diri.19

Sebaliknya, dalam keadaan mengejar cita cita melakukan suatu usaha dan ikhtiar, maka paham Qadariyah menjadi kemestian untuk dipegang dalam kondisi ikhtiar ini sikap optimis sangat penting dimunculkan. Dengan demikian, ilmu

17 Nunu Burhanuddin. Ilmu Kalam Dari Tauhid Menuju Keadilan.. Prenadamedia Group.

Jakarta : 2016 h.9

18 Sahilun Nasir. Pemikiran Kalam Teologi Islam, Sejarah Ajaran dan Perkembangannya. Raja Grafindo Persada. Jakarta: 2010 h. 139

19 Nunu Burhanuddin. Ilmu Kalam Dari Tauhid Menuju Keadilan. h.23

(21)

kalam nyatanya dapat memberikan sumbangsih besar dalam kemajuan dan keseimbangan hidup manusia.20

Haji Agus Salim karier nya yakni sebagai, aktivis politik, wartawan, penerjemah diplomat ulung, negarawan, alim, dan intelektual kelas berat.

Gagasan besar Salim tentang kemanusiaan, keindonesiaan dan keislaman dapat diikuti dalam berbagai karyanya. Termasuk yang mutakhir adalah kumpulan kuliahnya yang memikat dan memukau di Universitas Cornell pada 1953 yang sudah diterjemahkan kebahasa Indonesia dengan judul Pesan Pesan Islam. dan Haji Agus Salim juga merumuskan pandangan teologisnya dalam buku yang berjudul Tauhid Takdir dan Tawakkal.21

Pandangan pandangan mengenai Konsep Takdir tentu setiap orang dan setiap golongan Mempunyai pandangan masing masing, disini penulis akan membahas tentang Konsep Takdir Menurut Haji Agus Salim.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka Rumusan masalah yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah “ Takdir Menurut Haji Agus Salim.

Selanjutnya dari Rumusan pokok masalah tersebut diuraikan kepada dua hal, yaitu:

1. Bagaimana Konsep Takdir Menurut Haji Agus Salim

2. Bagaimana Haji Agus Salim mengelaborasi/mengaitkan takdir dengan ilmu kalam

20 Nunu Burhanuddin. Ilmu Kalam Dari Tauhid Menuju Keadilan h.24

21Redaksi Tempo, Agus Salim, Diplomat Jenaka Penopang Republik. Jakarta: PT Gramedia.2013 h.174

(22)

9

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan jawaban atas rumusan masalah yang diatas, yakni :

1. Untuk mengetahui konsep takdir menurut Haji Agus Salim

2. Untuk mengetahui dengan jelas bagaimana Haji Agus Salim mengaitkan takdir dengan ilmu kalam

Manfaat penelitian

Dengan tercapainya tujuan diatas, maka penelitian ini diharapkan mempunyai nilai yang bermanfaat sebagai berikut :

1. Menambah pengetahuan lebih dalam pengertian takdir Menurut Haji Agus Salim

3. untuk memahami lebih dalam bagaimana Haji Agus Salim mengaitkan takdir dengan ilmu kalam

D. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan Hasil Penelusuran, penulis menemukan beberapa Karya yang membahas tokoh Haji Agus salim.

Skripsi dari Rahmat Baniam, Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Ilmu Budaya. Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogjakarta tahun 2017. yang berjudul. Kiprah Politik Haji Agus Salim dalam Sarekat Islam Yang membahas tentang sikap politik Haji Agus Salim dalam

(23)

melawan kolonial Belanda ataupun sikap politik terhadap partai atau organisasi yang berbeda ideologinya. Serta membahas profil Haji Agus Salim pada masa pergerakan nasional.

Selanjutnya Skripsi dari Rotul Nurjannah Program Studi Sejarah Peradaban Islam Fakultas adab dan humaniora Universitas Islam Negri sunan ampel Surabaya tahun 2017. Yang berjudul. Sejarah Pemikiran Haji Agus Salim Yang membahas tentang pemikiran Haji Agus Salim tentang Tauhid, Takdir dan Tawakkal dan membahas tentang komentar komentar cendekiawan ulama dan tokoh nasional mengenai Haji Agus Salim.

Selanjutnya Skripsi dari M.fadel Premeldy Program studi Hukum Tata Negara Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2019. yang berjudul Konsep Kebangsaan dan Kenegaraan menurut Haji Agus Salim. Skripsi ini menjelaskan tentang konsep negara islam menurut haji agus salim dan konsep kebangsaan menurut Haji Agus Salim.

Skripsi dari Eva Mardiana Gumilar Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Universitas pendidikan Indonesia 2017. Yang berjudul Peranan Kiyai Haji Agus Salim dalam Memperjuangkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Republic Indonesia 1915-1954 Skripsi ini menjelaskan tentang perjuangan Haji Agus salim dalam memperjuangkan dan mempertahankan republik Indonesia.

E. Metode Penelitian

Dalam Penelitian ini penulis menggunakan penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelaahan terhadap berbagai literature kepustakaan, misalnya buku, jurnal, Sumber sumber tersebut dapat dikategorikan kedalam data primer

(24)

11

dan sekunder. Data primer adalah karya karya yang bersal dari Haji Agus Salim yaitu Keterangan Tentang Tauhid Taqdir dan Tawakkal. Sedangkan data sekunder adalah berdasarkan tulisan atau karya orang lain yang menganalisis pemikiran Haji Agus Salim.

Selanjutnya penulis menggunakan pendekatan deskriptif analisis, yaitu menggambarkan obyek yang diteliti secara apa adanya berdasarkan pada data primer maupun data sekunder, kemudian menganalisisnya yaitu mempelajari pokok persoalan penelitian dengan mimilah informasi yang telah dikumpulkan.

Sehingga akan tampak jelas perincian jawaban atas pokok permasalahan dan menghasilakn pengetahuan yang valid.

Sedangkan teknis penulisan skripsi ini, penulis menggunakan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, tesis, dan disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terbitan oleh Center For Quality Development And Assurance (ceQda) UIN Syarif hidayatullah Jakarta tahun 2007.

F. Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini, penulis membagi V BAB yang masing masing bab terdiri dari sub bab yang disesuaikan dengan isi dan maksud penelitian ini.

Adapun pembagian nya adalah sebagai berikut.

BAB I Pendahuluan. Pada bab ini dibahas latar belakang masalah, Pembatasan dan Perumusan masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

(25)

BAB II Tinjauan umum Biografi Haji Agus salim. Bagian ini membahas tentang latar belakang keluarga Haji Agus Salim, latar belakang pendidikan Haji Agus Salim, dan Karir Haji Agus Salim.

BAB III membahas tentang Takdir , Pengertian Takdir menurut Ilmu Kalam, dan Takdir menurut golongan Jabariyah dan Qadariyah

BAB IV membahas Takdir menurut Haji Agus Salim, Tauhid, Qadar, Tawakkal dan Hikmah mempelajari Qadar.

BAB V penutup, sebagaimana skripsi pada umumnya, penulis juga mengisi dengan kesimpulan serta kritik dan saran.

(26)

13 BAB II

BIOGRAFI HAJI AGUS SALIM

A. Keluarga

Dari bumi Indonesia banyak memperoleh kaum Cendekiawan yang kemudian menjadi pemimpin bangsa. sudah barang tentu kehadiran para cendekiawan itu selain disebabkan karena adanya bibit bibit unggul juga karena dorongan sikap masyarakatnya. walaupun masyarakat berada dibawah naungan agama yang ketat dan adat yang mengikat tetapi hadirnya orang orang terpelajar tadi membuka alam fikiran masyarakat serta menjadi tuntutan kearah kehidupan yang lebih maju.1

Mashudul haq yang kemudian terkenal dengan nama Haji Agus Salim lahir pada tanggal 8 oktober 1884 di koto Gadang Bukittinggi. Haji Agus Salim dilahirkan dikalangan keluarga pegawai pemerintah. Ayahnya sebagai seorang bumi putera, tapi pada waktu itu telah memangku jabatan yang cukup tinggi, yaitu sebagai seorang jaksa kepala di Riau. Nama ayahnya ialah Sultan Muhammad Salim nama ibunya yaitu siti Zaenah. Ibunya merupakan keluarga terpandang sehingga status sosialnya itu maka terbukalah bagi Salim untuk mengikuti pendidikan yang seluas luasnya. Agus Salim bersaudara 15 orang dari tiga orang ibu.2

1Mukayat, Haji Agus Salim, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta : 1985 h.2

2 Suradi ss, Grand Old Man of the Republic Haji Agus Salim dan Konflik Politik Sarekat Islam, Mata Padi Pressindo, Jakarta : 2014 h.36

(27)

B. Pendidikan

Pada umur tujuh tahun Agus Salim mulai menempuh pendidikan sekolah dasar yang dulu disebut Europeesche Lagere School (ELS) kedudukan orangtuanya sebagai bangsawan tinggi memudahkan proses pemasukan sekolah.

dia tidak mengalami kesulitan sama sekali selama menempuh pelajaran di sekolah dasar itu. sehingga jenjang waktu yang ditentukan dilalui dengan lancar dan selesai pada tahun 1898.3

Agus Salim gemar sekali membaca buku terutama yang bersisi pengetahuan. Haji Agus Salim menyadari bahwa pengetahuan yang diperoleh di bangku sekolah saja tidak cukup karena itu perlulah diperluas dengan banyak membaca. Oleh karena itu tidaklah mengherankan kalau Haji Agus Salim berpengetahuan luas, yang amat berguna bagi kemajuannya kelak.4

Setelah selesai dari ELS dengaan hasil yang baik ia berniat untuk melanjutkan studi. dan niatnya itu disambut dengan hangat oleh kedua orangtuanya, kemudian mengirimkanya ke Batavia (Jakarta) untuk masuk ke sekolah menengah Hogere Burger School (HBS) selama lima tahun. Berbicara tentang kecerdasan Agus Salim, memang luar biasa. Karena dialah satu satunya putra Indonesia yang lulus dari HBS dengan sempurna dan diakui oleh sarjana belanda.5 Perpisahan dengan orangtuanya menuju ke Batavia itu merupakan perjalanan pertama dalam rangkaian perantauan Agus Salim. Selama belajar di

3 Mukayat, Haji Agus Salim, h.3

4Mukayat, Haji Agus Salim h.5

5 Solihin, Salam. Haji Agus Salim Pahlawan Nasional. Jakarta: Penerbit Djajamurni, 1963 h.66

(28)

15

Batavia hasilnya tidak mengecewakan dan pada waktu ujian akhir ia mendapat angka yang terbaik.6

Tahun 1903 Salim lulus dari HBS. Sebenarnya ia ingin melanjutkan studi di bidang kedokteran negeri Belanda, tetapi kandas karena biaya. beasiswa yang diharapkan dari pemerintah tidak kunjung tiba padahal prestasi Salim saat di HBS sangat baik. Ketenaran Agus Salim juga menarik perhatian Raden Ajeng Kartini yang pada waktu itu mendapat tawaran beasiswa dari pemerintah. Menurut Kartini hal itu tidak mungkin. Mengingat bahwa dia sudah sampai pada tarap hidup berumah tangga maka dikemukakan saran supaya beasiswa itu diberikan kepada pelajar yang berprestasi cemerlang yaitu Agus Salim. Tetapi Agus Salim menolaknya karena ia berpendirian bahwa kalau pemerintah Belanda mengirimkannya ke Nederland atas desakan Kartini dan bukan karna niat baik pemerintah Belanda sendiri, maka lebih baik ia tidak berangkat. Hal ini menunjukkan sikap nya yang berkepribadian teguh. Selama sekolah dan dalam pergaulan dengan teman temannya Agus Salim menunjukkan sifat yang baik, otak yang cerdas, pandangan yang luas serta kemauan yang keras. Sifat inilah yang kemudian mendasarinya menjadi seorang pemimpin berbakat dan berpengetahuan luas.7

Agus Salim memang dikaruniai otak yang cemerlang. salah satu keistimewaan nya ialah kemampuannya mengerti dan mempergunakan berbagai bahasa asing. Dengan tekun ia memperdalam pengetahuannya dalam bahasa asing

6 Suradi ss, Grand Old Man of The Republic Haji Agus Salim dan Konflik Politik Sarekat Islam. h.37

7 Suradi ss, Grand Old Man of the Republic Haji Agus Salim dan Konflik Politik Sarekat Islam. h.40

(29)

sehingga secara aktif dapat berbahasa Belanda, Inggris, Jerman, Perancis, Jepang, Arab, Turki. Pengetahuan yang luas dalam bahasa ini sangat menunjang kegemaran nya membaca dan ini sesuai dengan semboyan nya bahwa bahasa merupakan kunci ilmu pengetahuan.8

Keadaan dan sejarah tidak luput dari tinjauannya. Setelah selesai mempelajari berbagai buku sejarah Indonesia, Agus Salim tertarik pada persoalan perjuangan bangsa Salim membaca buku buku tentang Teuku Umar Diponegoro dan Hasanuddin yang menentang penjajahan. Kesan yang diperolehnya ialah mengapa para pahlawan itu mengalami kegagalan dalam menghadapi Belanda.

Kegagalan yang dialami para pejuang secara runtun itu menimbulkan perasaan iba dan prihatin terhadap nasib bangsanya. Agus Salim menelusuri faktor faktor yang menyebabkan kegagalan itu dan timbullah niat untuk menumbuhkan semangat baru yaitu keinginan kuat bersama sama para pemimpin yang lain berusaha membebaskan bangsa dan negaranya dari belenggu penjajahan. karena itu Agus Salim berteguh hati untuk tidak mau bekerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda. Nyatalah bahwa semangat nasionalisme telah tumbuh di dadanya.9

Agus Salim mengikuti pendidikan formal memang tidak lama hanya sampai pada sekolah menengah HBS saja. Ia tidak melanjutkan ke sekolah kedokteran (stovia) maupun ke Negeri Belanda. Putusnya sekolah resmi ini tidaklah berarti bahwa Agus Salim berhenti belajar. ia tekun belajar terus dengan membaca buku buku ilmu pengetahuan maupun agama dari pelbagai sarjana barat dan sarjana sarjana islam. Agus Salim terus menerus sepanjang hidupnya belajar,

8 Mukayat, Haji Agus Salim, h.4

9 Salman Iskandar, 99 Tokoh Muslim Indonesia, Mizan, Bandung: 2009 h.87

(30)

17

mandiri dan berhasil. Usaha mengarungi samudra kehidupanya merupakan gambaran watak yang menunjukkan keuletan dan ketabahan hatinya.10

C. Karir politik

Setelah menyelesaikan pelajaran di Hogere Burger School pada tahun 1903 dengan hasil yang cemerlang. Agus Salim memutuskan untuk tidak melanjutkan studinya dan mulai bertekad untuk bekerja. Dengan kemampuan bahasa yang dimiliki nya dengan mudah ia diterima sebagai tenaga penerjemah di Jakarta. Pekerjaan ini dilakukan tidak lama, sebab kemudian ia pindah ke Riau tempat dimana ayahnya bekerja dan mendapat pekerjaan sebagai pembantu notaris. Disini pun rupanya ia tidak puas dengan pekerjaan yang dihadapi dan dalam waktu singkat Agus Salim pindah ke Indagiri bekerja pada perusahaaan batu bara sampai tahun 1906.11

Pemilihan tempat kerja di swasta dan selalu berpindah pindah pekerjaan itu sangat merisaukan hati orang tuanya. Kegoncangan inilah yang merupakan salah satu sebab ibunya menderita sakit yang kemudian berahir dengan meninggal dunia pada tahun 1906. Peristiwa kematian ibu yang sangat dicintainya itu sangat mempengaruhi jalan fikiranya. Pada tahun 1906 itu juga ia berangkat ke Jeddah untuk bekerja pada konsultan Belanda, satu pekerjaan yang semula ditolaknya. Ia memangku sebagai sekretaris drageman pada konsulat Belanda Jeddah, Arabia tahun 1906 – 1911. Selama lima tahun dinegeri Arab itu Agus Salim berusaha untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan sebanyak mungkin. Selain bekerja, ia tidak hanya bekerja di dikantor konsulat melainkan juga terus belajar.

10Mukayat, Haji Agus Salim, h.5

11Mukayat, Haji Agus Salim, h.7

(31)

Keistimewaan nya dalam mempelajari bahasa menyebabkan ia dalam waktu yang singkat telah mampu menguasai Bahasa Arab.12

Sebelum Agus Salim sampai di Arab ternyata paman nya yang bernama Ahmad Khatib telah bermukim di Mekkah. sang paman ini telah menjadi ulama besar, sebagai seorang guru pada Masjidil Haram di Mekkah. Ulama ini mempunyai hubungan yang erat dengan Haji Ahmad Dahlan salah seorang pembaharu islam di Indonesia. Persahabatan yang terjalin erat antara Agus Salim dengan Ahmad Khatib mendorong ia lebih tekun lagi mempelajari buku Jamaluddin Al Afgani ( 1838 -1879) serta Muhammad Abduh ( 1849 – 1905 ) pujangga islam yang menginginkan reformasi dan modernisasi dalam agama islam perintis islam modern ini sangat berpengaruh di dunia islam.13

Agus Salim pernah berguru pada Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi selama dia bekerja di konsulat Belanda di Jeddah. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah, dan Hasyim Asy’ari pendiri Nahdlatul Ulama juga pernah berguru kepadanya.14

Kendati sama sama berguru ke satu ulama, Agus Salim, Dahlan dan Hasyim Asy’ari memiliki gaya berislam yang berbeda pada masa itu pula wacana tentang islam modern oleh Muhammad Abduh dari Mesir mencuat. Pemikiran Abduh mendobrak tradisi islam yang didominasi empat mazhab besar : Syafi’i, Maliki, Hambali dan Hanafi. Abduh mengajarkan agar umat islam tidak terkungkung pada mazhab itu. ulama asal Minangkabau banyak dipengaruhi ide

12Mukayat, Haji Agus Salim, h.7

13Mukayat, Haji Agus Salim, h.8

14 Redaksi Tempo, Agus Salim, Diplomat Jenaka Penopang Republik h.84

(32)

19

Abduh. Kiai Dahlan tidak jauh beda dengan mereka. Adapun Hasyim Asy’ari kurang sreg dengan pemikiran Abduh. Hasyim menilai dalam mempelajari islam tidak bisa meninggalkan empat mazhab itu.15

Agus Salim berpendapat bahwa keadaan pendidikan islam di Indonesia sangat memprihatinkan, dan harus diperbaharui karena sudah ketinggalan zaman.

Agama Islam yang merupakan agama kemajuan itu diterima keliru oleh masyarakat terutama disebabkan karena kesalahan informasi dari Kolonial Belanda. Tekad inilah yang menyebabkan Agus Salim terjun kedalam bidang dakwah dan berkemauan keras untuk membawa Agama Islam kearah kemajuan.

Kesempatan itu dipergunakan Agus Salim dengan sebaik baiknya untuk menunaikan rukun islam yang kelima yaitu dengan melaksanakan ibadah haji.16

Pergolakan jiwa pemuda Salim tinggal lebih lama lagi berdiam di luar negri, pada tahun 1811 memutuskan untuk kembali ke tanah air. Pada tahun 1915 Haji Agus Salim bertekad untuk menetap kembali di tanah Jawa dan tidak lama kemudian pindah ke Jakarta semula Haji Agus Salim mendapat pekerjaan pada kantor penerjemahan sesudah cukup ia mendapatkan pengalaman ia pindah kebalai Pustaka di samping itu ia tercatat sebagai redaktur ke II pada surat kabar Neraca.17

Dalam kedudukan nya sebagai wartawan, Haji Agus Salim banyak mendapat keterangan dari berbagai pihak salah satu informasi penting waktu itu yang diterimanya ialah dari Datuk Tumenggung mengenai Sarekat Islam.

15 Redaksi Tempo, Agus Salim, Diplomat Jenaka Penopang Republik, h.85

16 Redaksi Tempo, Agus Salim, Diplomat Jenaka Penopang Republik, h.86

17 Suradi ss, Grand Old Man Of The Republic Haji Agus Salim dan Konflik Politik Sarekat Islam, h.56

(33)

Perkumpulan ini dituduh oleh pemerintah Belanda akan menggunakan segala cara untuk mencapai tujuanya termasuk diantaranya tindakan yang melanggar hukum.18

untuk kepentingan ini Haji Agus Salim diminta menyelidikinya. Dengan cara tidak langsung. mula mula dia mempelajari seluk beluk tentang Sarikat Islam baik mengenai asas, tujuan, anggaran dasar anggaran rumah tangga sampai kepada sikap para tokoh pimpinan nya. hasil kajian terhadap gerakan ini membuktikan bahwa apa yang dituduhkan pemerintah belanda itu tidak terbukti sama sekali.19

Peristiwa inilah justru yang menyebabkan Haji Agus Salim tertarik dan kemudian masuk aktif menjadi pengurus Sarikat Islam. Salim mulai mendekati Tjokroaminoto, kebetulan SI hendak menggelar kongres di Surabaya. Begitu tiba di Surabaya, Haji Agus Salim memutuskan masuk SI. Pelbagai perhimpunan atau organisasi pernah dimasuki oleh Salim namun yang paling lama bertahan hanya di Sarekat Islam. Lewat Sarekat Islam inilah Salim mencurahkan seluruh kemampuanya untuk meningkatkan harkat dan kemajuan umat Islam Indonesia.20

Sarikat Islam yang semula bernama Sarikat Dagang Islam didirikan di kota solo pada tahun 1911 oleh Haji Samanhudi. Organisasi Sarikat Islam ini bersifat nasionalistis, religious dan ekonomis.21

Salim menjadi tokoh penting dan berpengaruh dalam menggariskan kebijakan dan startegi perjuangan Sarikat Islam. asal usul dan gerakan politik

18 Mukayat, Haji Agus Salim, h.24

19 Mukayat, Haji Agus Salim, h.25

20 Redaksi Tempo, Agus Salim Diplomamat Jenaka Penopang Republik, h.37

21 Redaksi Tempo, Agus Salim Diplomamat Jenaka Penopang Republik h.26

(34)

21

dikalangan muslimin di Indonesia identik dengan asal usul dan pertumbuhan Sarekat Islam. 22

Memasuki periode perkembangan Sarekat Islam peranan Salim benar benar menonjol. Salim bukan saja seorang yang mengetahui pikiran pikiran Barat tetapi dialah pemimpin SI yang paling mengetahui tentang Islam dari sumber aslinya. Bersama sahabatnya, Tjokroaminoto, Agus Salim memimpin Partai Sarekat Islam dari kooperatif menjadi nonkooperatif terhadadap pemerintah Hindia Belanda.23

November 1919 menjadi saat istimewa dalam perjuangan politik Haji Agus Salim waktu itu, Agus Salim secara resmi ditunjuk menjadi komisaris Central Sarekat Islam. Peranan Salim yang sangat dominan dan menentukan adalah dalam hal membersihkan golongan komunis dari Sarekat Islam. Tindakan pembersihan orang orang komunis dari SI terkenal dengan istilah (Partij Discipline) yang mulai dibelakukan tahun 1921. Peresmian berdirinya volkstraad pada 18 mei 1918 lembaga itu diyakini berpotensi menjadi Dewan perwakilan Rakyat yang sebenarnya. Central Sarekat Islam lalu mengirim Tjokrominoto dan Abdul Moeis sebagai anggota periode 1918 – 1921. Salim selanjutnya menduduki posisi Tjokroaminoto di Volkstraad, pada periode kedua 1921 – 1923.24

Pada ahir tahun 1925 Haji Agus Salim membentuk wadah persatuan pemuda islam bernama jong islamieten Bond (JIB) dengan tujuan untuk membendung arus pembaratan (western) yang kala itu sedang melanda kaum

22 Deliar Noer, Gerakan Modern Islam Di Indonesia 1900-1942 Jakarta: 1980 h.114

23 Mukayat, Haji Agus Salim, h.25

24 Redaksi Tempo, Agus Salim Diplomat Jenaka Penopang Republik, h.59

(35)

muda terpelajar. JIB kemudian tumbuh menjadi organisasi yang secara politik amat penting dalam mengisi pemahaman islam bagi kaum terpelajar berpendidikan barat serta menjadi tempat persemaian bagi tumbuhnya kepemimpinan Islam. Melalui organisasi inilah Haji Agus Salim bukan saja mengaktualisasikan dirinya sebagai pemikir dan pembaharu, tetapi juga mendidik generasi muda berpendidikan barat untuk kembali ke Islam.25

Dalam menjalankan tugas pembinaan terhadap cendekiawan muslim Natsir, Roem, dan Kasman. Salim tak pernah membedabedakan muridnya.

Bahkan saking egaliternya, Salim sendiri tak pernah mau dianggap sebagai guru dalam organisasi. Ciri khas dalam metode pengajaran Salim adalah caranya mendidik bukan mengajari. Salim menjadi tempat bagi orang muda untuk mengembalikan persoalan yang rumit menjadi lebih mudah dipahami.26

Salim dan para aktivis muda saling mengisi dalam upaya menguak segala macam teka teki pengetahuan dari sudut pandang islam. semua masalah baik politik maupun sosial kemasyarakatan dibahas tuntas menggunakan kacamata islam sebagai solusi.27

Adanya wadah persatuan pemuda islam yang bernama Jong Islamitien Bond (JIB) dengan Salim punya dampak positif yang luar biasa bagi lahirnya sebuah generasi muslim didikan barat yang sekuler tetapi tetap beriman. dari mulut Salim lah para pelajar ini mengenal islam secara cerdas, kritikal, komprehensif, dan modern. Pada waktu itu tidak ada sosok selain salim yang

25 Suradi ss, Grand Old Man of the Republic Haji Agus Salim dan Konflik Politik Ssarekat Islam h.106

26 Redaksi Tempo, Agus Salim, Diplomat Jenaka Penopang Republik. h.56

27 Redaksi Tempo, Agus Salim, Diplomat Jenaka Penopang Republik. h.56

(36)

23

mampu mengajarkan islam kepada anak anak muda didikan barat. Salim tidak saja mengisi otak mereka, tapi secara tidak langsung telah mendorong lahirnya sebuah generasi muslim yang moralis-idealis.28

JIB terus berkembang hingga melahirkan kelompok studi mahasiswa islam lain yang bernama Studenten Islam Studie Club (SISC). Bagi Mohammad Roem, Mohammad Natsir, Kasman Singomedjo, dan banyak cendekiawan muslim lainya, sosok Salim hadir bak bidan yang membantu kelahiran mereka dalam kancah politik islam modern di Indonesia.29

Pandangan islamnya yang kritikal juga muncul dalam pidatonya yang keras tentang harem dan cadar salah satu kecondongannya adalah memisahkan laki laki dan perempuan dalam rapat rapat, kaum perempuan disembunyikan dibelakang sebuah tabir.

Menurut Salim, kebiasaan semacam ini adalah kebiasan bangsa Arab, tidak berasal dari perintah Islam. bahkan juga mungkin berasal dari kepercayaan golongan Yahudi yang memandang posisi perempuan lebih rendah ketimbang laki laki.30

Karir politik Haji Agus Salim telah menyatu dengan seluruh nafas perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan visi islam moderat, ramah, damai, dan sangat maju. Kebesaran Salim sebenarnya tidak bergantung pada dukungan suatu partai politik, karena diri dan pemikirannya telah menjadi institusi tersendiri.

Setelah Tjokroaminoto wafat pada 1934, Salim berselisih dengan abikoesno

28 Redaksi Tempo, Agus Salim, Diplomat Jenaka Penopang Republik. h.57

29 Redaksi Tempo, Agus salim, Diplomat Jenaka Penopang Republik. H.58

30 Haji Agus Salim (1884-1954) Tentang Perang Jihad dan Pluralisme, Jakarta: gramedia pustaka utama. 2004 h.98

(37)

Tjokrosoejoso, adik kandung Tjokroaminoto, tentang masa depan SI. Lalu didirikannya partai penyadar sebagai tandingan SI Abikoesno.

Pada tahun 1930an, mulai tampak perubahan perubahan dalam kepemimpinan umat. Timbulnya partai lain antara lain meliputi: Persatuan Muslimin Indonesia (Permi) yang bekerjasama bersama kelompok Naisonalis, persatuan islam (Persis).31 Situasi memburuk saat Abikoesno didapuk menjadi ketua dan formatur tunggal pemilihan pengurus Partai Sarekat Islam dia mencoret Salim dari kepengurusan. kemudian Salim menarik diri dari kegiatan partai. Tapi sementara itu dia dan para pendukungnya mempersiapkan kubu oposisi. Mereka membentuk komite penyadar barisan PSI yang kemudian dikenal dengan barisan penyadar PSI ( Partai Sarekat Islam ) dalam kongres pertama partai itu pada februari 1937 Salim ditetapkan sebagai pemimpin umum dan A.M. sangadji sebagai wakilnya.32

Kader kader SI bersama Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama pada awal November 1945 berhasil membentuk partai masyumi, partai islam modern pembela demokrasi dan konstitusi. Mohammad Natsir, Mohammad Roem, Kasman Singomedjo, Prawoto Mangkusasmito, dan Jusuf Wibisono, yang menguasai sayap politik Masyumi, tidak lain adalah anak spiritual dan intelektual Haji Agus Salim saat mereka aktif dalam gerakan pemuda Jong Islamieten Bond, yang didirikan pada akhirr 1925. Salim adalah penasihat gerakan anak muda ini.33

31 Deliar Noer. Membincangkan Tokoh Tokoh Bangsa. Bandung: Mizan.2001.h.20

32 Haji Agus Salim (1884-1954) Tentang Perang Jihad dan Pluralisme, h.59

33 Redaksi Tempo, Agus Salim, Diplomat Jenaka Penopang Republik. h. 174

(38)

25

Pada masa ketika diadakan badan penyelidik usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang bertugas untuk merancang Undang Undang Dasar, Haji Agus Salim ikut serta sebagai anggotanya. Haji Agus Salim termasuk anggota yang bertugas merancang undang undang dasar ini kemudian membentuk panitia kerja yang diketuai oleh Mr. Supomo dan terdiri dari tujuh orang termasuk sebagai anggotanya ialah Haji Agus Salim. Ketika pekerjaan BPUPKI telah selesai maka persoalan kemerdekaan Indonesia telah meningkat ke arah pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).34

Dengan demikian pembentukan undang undang dasar 1945 pengesahan serta awal pelaksanaannya telah terlaksana. Di sini ternyata bahwa peranan Haji Agus Salim juga tidak kecil, pantaslah bila dia diberi gelar Grand Old Man.35 Haji Agus Salim menepatkan perjuangan kemerdekaan dan pembentukan negara merdeka dalam kerangka pengabdian dan ibadah kepada Tuhan Maha Esa.36

Bagi Haji Agus Salim, haluan negara Republik Indonesia sudah dipatrikan untuk tidak menjadi negara teokrasi, tidak pula negara yang gandrung pada perumusan ayat suci Al Qur’an atau Hadis Rasul dalam batang tubuh undang undang negara. Dalam negara yang bernapaskan Ketuhanan Maha Esa ini, menjadi perlu kini membangun negara yang mendobrak nilai nilai masyarakat yang masih didominasi serba laki laki dan mengembangkan kesetaraan antara perempuan dan laki laki dalam menegakkan kehidupan manusia dan masyarakat.37

34 Mohammad Roem, Djejak Langkah Haji Agus Salim, Sinar Agape Press, Jakarta: 1995 h.30

35 Mukayat, Haji Agus Salim, h.36

36 Haji Agus Salim. Tentang Perang Jihad dan Pluralisme, h.88

37 Haji Agus SaliM. Tentang Perang Jihad dan Pluralisme, h.89

(39)

Menurut Haji Agus Salim dalam negara Indonesia yang berketuhanan ini adalah mutlak bahwa warga negaranya bebas dari kemiskinan, ketertinggalan dalam pendidikan, kesehatan, kemajuan ilmu dan teknologi, pemenuhan kebutuhan dasar dalam kehidupan bermasyarakat yang mewujudkan ajaran agama dan martabat kemanusiaan.38

menjadi mentri muda luar negeri Kabinet Syahrir I dan pada tahun 1947 kabinet II. Pada tahun 1947 Haji Agus Salim memimpin delegasi Indonesia dan Mesir meneken perjanjian persahabatan pada 10 juni 1947 pengakuan De Jure Internasional pertama atas kemerdekaan Indonesia.39

Pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Mesir tak lepas dari tangan dingin Haji Agus Salim. Itulah pengakuan De Jure pertama di dunia internasional terhadap proklamasi 17 agustus 1945. Setelah Mesir sejumlah negara Arab berturut turut mendukung. Libanon, Suriah, Irak, Arab Saudi dan Yaman. Sukses di Timur tengah, lelaki yang dijuluki The Grand Old Man oleh Soekarno itu melanjutkan aksinya ke dewan keamanan perserikatan bangsa bangsa. ditangan Haji Agus Salim bayi Republik yang masih belajar merangkak tampil percaya diri. Berdiri dipanggung dunia.40

Pandangan pandangan Agus Salim yang kritis tentang Islam menjadi lengkap ketika kita membaca teks teks ceramah yang disampaikan di Cornell University. Haji Agus Salim mengungkapkan tiga hal penting dalam islam yakni jihad pluralisme dan modenitas islam. ketika dipisahkan dari partai Sarikat Islam

38 Haji Agus Salim. Tentang Perang Jihad dan Pluralisme, h.99

39 Redaksi Tempo, Agus Salim, Diplomat Jenaka Penopang Republik. h.10

40 Redaksi Tempo, Agus Salim, Diplomat Jenaka Penopang Republik h.13

(40)

27

dan membentuk partai penyadar tahun 1936 Haji Agus Salim ingin menyadarkan umat untuk berpegang teguh pada Al Quran dan Sunnah rasul. Dia ingin memberdayakan masyarakat melalui gerakan gerakan swadaya masyarakat.41

Bagi Haji Agus Salim, islam adalah agama yang damai dan rasional.

Pemikiran itu ia sampaikan ketika menjadi dosen tamu di Cornell University, Amerika Serikat, pada musim semi 1953. Dalam kuliah yang berlangsung empat bulan itu, Haji Agus Salim menyusun kepingan sejarah islam yang menentang 13 abad menjadi sebuah rupa yang utuh, indah dan konstektual.42

Pada usia 69 tahun, Haji Agus Salim seperti menemukan kearifannya memandang agama. Perjuangannya bersama tokoh lintas bangsa dalam memerdekakan indonesia membuatnya memiliki pandangan yang luas soal agama.

Islam, dilihat dari kacamata salim, adalah agama yang lapang.43

Salim mewakili sebuah bangsa yang ditindas bangsa lain. Namun tak terlintas dipikirannya untuk melakukan perlawanan menggunakan teror. Baginya, jihad adalah perang wajib antara kebajikan dan kebatilan yang dilakukan dengan cerdas dan rasional. Jihad, bagi Haji Agus Salim, bukan sekedar perang fisik.44

Berada di negara yang tegak oleh sandi rasionalitas dan pluralitas seperti Amerika, Haji Agus Salim membawakan agama dalam konsep yang rasional. Haji Agus Salim memasukkan perumpamaan ilmiah dalam ceramahnya. Seperti penjelasannya mengenai ciptaan tuhan yang selalu berguna., yang diibaratkan

41 Haji Agus Salim, Pesan Pesan IslamRangkaian Kuliah Musim Semi di Cornell University Amerika Serikat, Jakarta: Mizan, 2009

42 Haji Agus Salim, Tentang Perang Jihad dan Pluralisme h.99

43 Haji Agus Salim, Tentang Perang Jihad dan Pluralisme h.100

44 Haji Agus Salim, Tentang Perang Jihad dan Pluralisme h.101

(41)

seperti udara yang terdiri atas campuran oksigen, karbon dioksida, dan nitrogen.

Udara harus terdiri atas gas tersebut dalam komposisi yang seimbang agar bisa dihirup manusia. Jika udara hanya berisi oksigen sebagai simbol kebaikan, ia berubah menjadi racun.45

Hal lain yang membuat menarik dalam buku karya Haji Agus Salim yang berjudul Pesan Pesan Islam adalah terdapat sesi tanya jawab antara Salim dan peserta kuliah. Pertanyaan yang diajukan mahasiswa Salim mengandung banyak permasalahan. Salim, dengan wawasannya yang luas, bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan tangkas.46

Berasal dari desa kecil di bukittinggi, pemikiran Haji Agus Salim menjelma menjadi gelombang yang menyapu kepusat dunia. Kepintaran Salim yang diatas rata rata terbukti dengan menjadi lulusan terbaik untuk sekolah menengah Hogere Burger School membuat Haji Agus Salim kaya dengan gagasan. Dengan gagasan itu pula ia membawa Indonesia menuju kemerdekaan.

“kakek Agung” ini juga diundang menyampaikan wawasannya soal islam didepan civitas academia cornell university di New York, ketika ia berada di penghujung usia.47

Haji Agus Salim merumuskan pandangan teologinya, dalam buku kecil yang ia beri judul Tauhid Takdir dan Tawakkal.

45 Haji Agus Salim, Tentang Perang Jihad dan Pluralisme h.101

46 Redaksi Tempo, Agus Salim, Diplomat Jenaka Penopang Republik. h.59

47 Redaksi Tempo, Agus Salim, Diplomat Jenaka Penopang Republik. h.60

(42)

29 BAB III

TAKDIR DALAM ILMU KALAM

A. Pengertian Takdir

Makna kata takdir menurut bahasa adalah menetapkan segala sesuatu, atau menerangkan kadar atas sesuatu. Adapun makna kata takdir menurut istilah agama ( syari’at ) adalah, segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Menurut ilmu dan kehendak Nya.1 Tuhan adalah pencipta alam semesta, termasuk didalamnya manusia sendiri. Tuhan bersifat Maha Kuasa dan mempunyai kehendak yang bersifat mutlak.2

adapun dalil dalil Al Qur’an yang menguatkan pendapat dimaksud adalah dalam firman Allah sebagai berikut

اَم َو ِر ْحَبْلا َو ِّرَبْلا يِف اَم ُمَلْعَي َو َوُه الَِإ اَهُمَلْعَي َلَ ِبْيَغْلا ُحِتاَفَم ُهَدنِع َو َلَ َو ٍب ْط َر َلَ َو ِض ْرَ ْلْا ِتاَمُلُظ يِف ٍةاب َح َلَ َو اَهُمَلْعَي الَِإ ٍةَقَر َو نِم ُطُقْسَت ٍنيِبُّم ٍباَتِك يِف الَِإ ٍسِباَي

Terjemahan:

Dan pada sisi Allah-lah kunci kunci semua yang ghaib tidak ada yang mengetahuinya kecuali dia sendiri. dan dia mengetahui apa yang di daratan maupun di lautan serta tiada sehelai daun pun yang gugur, melainkan dia mengetahuinya. Demikian pula tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (lauh al- Mahfuzh), Q.s. Al An’Am 6 : 59

1 Fethullah Gulen. Qadar, Jakarta: Republika 2011 h. vii

2 Harun Nasution, Teologi Islam Aliran Aliran Sejarah Analisa Perbandingan h. 33

(43)

Sedangkan kata Qadha adakalanya disejajarkan dengan kata Qadar (takdir) sebab kedua kata tersebut mempunyai arti yang sama, meskipun kata takdir mempunyai arti segala sesuatu yang ditetapkan oleh Allah menurut kehendak dan kebijaksanaan Nya. adapun kata qadha lebih merupakan pelaksanaan atas segala ketentuan yng telah ditetapkan oleh Allah menurut atau sesuai dengan takdir Nya.3

kata takdir juga mempunyai makna menyerahkan segala sesuatu yang akan terjadi maupun yang telah terjadi kepada Allah. Maksudnya, segala sesuatu yang akan terjadi maupun yang telah terjadi seluruhnya dikembalikan kepada kehendak dan ketetapan Allah yang telah dicatat dalam kitab Lauh al-Mahfûzh. dalam kitab tersebut telah dicatat segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah. dan ada kalanya makna kata takdir merupakan ketetapan Allah yang berhubungan erat dengan kehendak manusia. maksudnya, manusia diberi kewenangan untuk berbuat sesuatu, dan perbuatan yang merupakan hasil dari pilihan manusia itu sesuai dengan kehendak Allah. 4

Taqdir atau Qadar mempunyai empat tingkatan:

1. Al-Ilmu

Allah SWT Maha mengetahui segala sesuatu. Dia mengetahui apa yang telah terjadi dan yang akan terjadi. Tidak satu pun luput dari ilmu Allah.

2. Al-Kitâbah

3 Fethullah Gulen. Qadar, h. 3

4 Fethullah Gulen. Qadar h.4

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.. PAGE

Peperangan yang pernah diikuti Ali bin Abi Thalib pada masa Nabi Muhammad yaitu…..

[r]

Pada hari ini,Kamis tanggal Enam bulan September tahun Dua Ribu Dua Belas Pukul 10.00-12.00 WI B bertempat di aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bondowoso, yang bertanda tangan

[r]

Pada hari ini,Kamis tanggal Enam bulan September tahun Dua Ribu Dua Belas Pukul 10.00-12.00 WI B bertempat di aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bondowoso, yang bertanda tangan

The lack of significant selection when feeding on the uncontaminated (Sippewissett Marsh and Schooner Creek) and moderately contaminated (Barnegat Bay) sediments was therefore due

Pada tahun 1990-an ada angkutan umum menuju Siantar yang biasanya disebut Ganda yang memasuki Parbutaran dan kebetulan pemiliknya adalah orang Parbutaran, akan tetapi semakin