2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Fotografi
Fotografi menurut asal katanya berasal dari bahasa Yunani, yaitu photos yang berarti cahaya dan Graphos yang berarti melukis, berarti fotografi artinya
“melukis dengan cahaya. Secara umum, dikenal sebagai metode untuk menghasilkan gambar dari suatu objek dengan cara merekam pantulan cahaya dari objek tersebut menggunakan medium yang peka terhadap cahaya. (Leo. 1989)
Fotografi menampilkan realitas apa yang terdapat dalam sebuah foto melainkan bagaimana sebuah foto berperan dalam realitas. Foto menjadi bagian dari realitas yang dikenal dan dihayati oleh kita, karena realitas memang tampil kepada manusia sebagai representasi. (Seno, 2003)
Dalam dunia fotografi banyak dikenal jenis-jenis fotografi yang dapat dijadikan spesialisasi. Masing-masing jenis fotografi memiliki teknik dan skill yang berbeda. Tidak ada aturan buku jenis fotografi yang harus dipilih. Itu tergantung pada masing-masing individu itu sendiri. Jenis-jenis fotografi hanya sebgai pengelompokan secara garis besar, yang membantu mempermuda kita dalam memahami sebuah karya fotografi dan bukan sebagai penggolongan yang paten untuk menghasilkan karya foto.
2.1.1.1 Still life Photography
Kata still yang berarti diam atau pada tempatnya, deangkan life berarti hidup, still life photography diartikan sebagai memotret benda mati agar tampak lebih hidup dan berbicara. Bukan hanya memindahkan objek kedalam sebuah gambar tetapi lebih dapat mengandung arti dengan pencapaian hasil foto yang lebih artistik dan bermakna.
Fotografi Still life tanpa disadari sering lihat dalam kehidupan sehari. Foto still life banyak ditemui di majalah, koran, kalender, brosur maupun billboard yang ada di pinggir-pinggir jalan. Still life photography pada umumnya menampilkan makanan,
minuman ataupun benda mati lainya yang dikomposisikan sedemikian rupa sehingga tampak menarik dipandang mata. Fotografi Still life identik dengan dunia komersial dan advertesing. Istilah still life dalam fotografi mulai berkembang sekitar abad ke-19. Still life sebelumnya banyak diterapkan oleh pelukis abad ke- 15. Lambat laun, aliran fotografi ini makin digandrungi masyarakat, khususnya millennilals, seiring berkembangnya tempat nongkrong anak gaul kota. Still life terbagi atas dua jenis, yaitu still life murni dan still life umum. Still life murni lebih bebas dan idealis (Dewindaru, 2017).
Fotografi still life dibuat sesuai selera, konsep dan emosi fotografer yang membuat fotografi still life tersebut. Seorang fotografer dapat mengekspresikan diri ke dalam fotonya dengan memasukan beberapa unsur pada pemotretannya. Ada 3 unsur yang membuat fotografi still life menjadi lebih "hidup" yaitu: pencahayaan, komposisi dan properti. Properti berkaitan dengan benda-benda yang ditambahkan untuk menimbulkan kesan yang ingin ditampilkan dalam gambar yang akan dibuat.
Misalnya, bunga akan menambah kesan feminin dan lembut pada gambar, sementara batu bertekstur akan mengesankan sisi maskulin.
Ketiga unsur tersebut, dapat memberikan konten (isi), karena 3 unsur ini akan saling mendukung untuk menghidupkan sebuah foto still life. Pada umumnya, seorang fotografer akan mempertimbangkan apakah gambar tersebut mempunyai komposisi yang enak dilihat serta pencahayaan yang bagus. Properti yang digunakan bertujuan menghidupkan point-of-interests. Ketiga unsur tesebut tidak dapat dipisahkan dalam foto still life.
2.1.2. Buku
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Diambil dari Wikipedia, buku merupakan kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman (“Buku”, 2018).
Seiring dengan perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book atau buku-e(buku elektronik), yang mengandalkan perangkat seperti komputer meja, komputer jinjing, komputer tablet, telepon seluler dan lainnya, serta menggunakan perangkat lunak tertentu untuk membacanya.
Dalam Bahasa Indonesia terdapat kata kitab yang diserap dari bahasa Arab (ب ), yang memiliki arti buku. Kemudian pada penggunaan kata tersebut, ﺘﺎﻛ kata kitab ditujukan hanya kepada sebuah teks atau tulisan yang dijilid menjadi satu. Biasanya kitab merujuk kepada jenis tulisan kuno yang mempunyai ketetapan hukum, atau dengan kata lain merupakan undang-undang yang mengatur.
Istilah kitab biasanya digunakan untuk menyebut karya sastra para pujangga pada masa lampau yang dapat dijadikan sebagai bukti sejarah untuk mengungkapkan suatu peristiwa masa lampau seperti halnya kitab suci. Kerajaan- kerajaan di Nusantara pada masa lampau memberi kedudukan yang penting bagi para pujangga untuk menceritakan kehidupan dan kekuasaan raja-raja pada waktu itu untuk diriwayatkan dengan cara ditulis.
Ada beberapa jenis buku menurut karakternya, yaitu jenis buku novel, komik, antologi, biografi, dongeng, novelet, catatan harian ,karya ilmiah, kamus, panduan, ensiklopedia, fotografi, tafsir, kamus, teks (Ardiles, 2014; "Apa pengertian komik", 2015).
Beberapa pengertian tentang jenis buku 1. Fotografi
Fotografi berasal dari 2 kata yaitu photo yang berarti cahaya dan graph yang berarti tulisan atu lukisan. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses melukis dengan menggunakan media cahaya. Sebgai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Karya-karya foto seseorang atau beberapa orang dapat saja dijadikan buku. Buku jenis ini akan lebih menarik jika disertai keterangan
mengenai objeknya. Untuk kepentingan lain, buku fotografi ini bisa juga berisi penjelasan mengenai cara atau strategi untuk menghasilkan foto-foto seperti yang tercetak.
2.1.2.1. Sejarah Buku di Indonesia
Ada berbagai sumber yang menguak sejarah tentang buku. Awalnya buku pertama disebutkan lahir di Mesir pada tahun 2400-an SM setelah orang Mesir menciptakan kertas papirus. Kertas papirus yang berisi tulisan ini digulung dan gulungan tersebut merupakan bentuk buku yang pertama. Ada pula yang mengatakan buku sudah ada sejak zaman Sang Budha di Kamboja karena pada saat itu Sang Budha menuliskan wahyunya di atas daun dan kemudian membacanya berulang-ulang.(Tobing, 2017).
Sejarah Buku di Indonesia dari Masa ke Masa. Berabad-abad kemudian di Tiongkok, para cendekiawan menuliskan ilmu-ilmunya di atas lidiyang diikatkan menjadi satu. Hal tersebut memengaruhi sistem penulisan di Tiopngkok yang huruf-hurufnya ditulis secara vertikal yaitu dari atas ke bawah
Seiring dengan berkembanganya zaman, buku mulai mengalami perubahan secara signifikan setelah diciptakannya kertas oleh seseorang berkebangsaan Cina bernama Ts’ai Lun yang hidup di zaman dinasti Han. Pencipta kertas itulah yang akhirnya mengantarkan bangsa Cina mengalami kemajuan dengan menjadi satu- satunya negara pengekspor kertas pertama di dunia pada abad kedua. Penyampaian buku di Indonesia kepada khalayak ramai pun juga mengalami berbagai proses.
Pada zaman penjajahan Belanda, semua penerbitan buku dikuasai penuh oleh pemerintah Belanda. Salah satu bentuk kekuasaan itu adalah munculnya lembaga Komisi Bacaan Rakyat yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 14 September 1908 sebagai masukan untuk Direktur Pendidikan dalam memilih buku yang baik sebagai bacaan untuk anak-anak di sekolah-sekolah dan juga bacaan rakyat pada umumnya. Jenis cerita yang diterbitkan pun mencakup cerita rakyat, cerita wayang, ringkasan hikayat, cerita berisi teladan, dan buku pengetahuan umum.
Pemerintah sangat berhati-hati dalam melakukan peredaran buku agar rakyat tidak terprovokasi oleh berbagai macam informasi yang pada waktu itu dapat mengancam pemerintahan Hindia Belanda.
Oleh karena itu, pemerintah menerbitkan buku bacaan rakyat yang sesuai dengan peraturan pemerintah Hindia Belanda sehingga para penulis pun tidak leluasa dalam menuliskan karyanya, banyak sensor yang dilakukan agar negara Hindia Belanda tetap aman. Komisi Bacaan Rakyat tersebut kemudian berubah nama menjadi Balai Poestaka pada tanggal 22 September 1917.
2.1.2.2. Kategori Buku yang Digunakan
Dalam hal ini buku yang akan dibuat dalam perancangan ini dalam kategori buku fotografi yang dimana di dalam buku terdapat beberapa foto masakan Korea bahan dan makna serta sejarah yang ada.
2.1.3 Masakan Korea
Saat ini perkembangan jaman yang semakin lama semakin pesat dalam kemajuannya memaksa manusia untuk melahirkan pemikiran-pemikiran yang membuatnya untuk mencari sesuatu yang baru di dalam kehidupan ini dalam persaingan global. Salah satunya contoh nyata adalah perkebangan yang terjadi adalah di bidang masakan, dimana masakanan di jaman sekarang mulai memiliki banyak aneka ragam jenis, bentuk dan rasa yang berbeda-beda. Tetapi di setiap negara juga memiliki masakan-masakan yang khas tradisionalnya yang masih tetap ada dan merajai dalam dunia maskanan.
Banyaknya persaingan dari masakan masakan belahan negara lain telah tersebar di Indonesia, terutama masakan dari Negara Tirai Bambu ( China ) yang telah menguasi hampir di setiap kota di Indonesia terdapat masakan tersebut.
Berbeda dengan masakan Korea yang ada di Indonesia hanya beberapa saja di setiap kota di Indonesia itupun hanya kota besar-besar saja.
Persaingan dalam masakan-masakan khas telah begitu ketat hingga dari belahan dunia barat pun turut serta dalam persaingan maskanan di Indonesia ini
mulai dari masakan modern hingga masakan tradisional ikut dalam persaingan tersebut. Seperti halnya negara Korea Selatan yang tidak kalah menarik dalam menunjukan jenis-jenis masakan dari negara tersbut.
Dalam hal ini masakan Korea selatan sendiri tidak hanya memiliki masakan modern saja tetapi juga memiliki masakan tradisional. dalah satunya seperti kimchi.
Kimchi sendiri merupakan masakan atau makanan termasuk dalam katagori tradisional ala negara tersebut.
Banyak masyarakat yang mengetahui masakan kimchi sebagai masakan dari Korea tetapi banyak masyarakat juga tidak mengerti bahwa kimchi itu sebenarnya makanan tradisional Korea. Dalam perancangan ini jenis masakan Korea yang diangkat adalah masakan Tradisional yaitu: Kimchi, Bulgogi, Bibimbap, Gimbap, Japcha, Seolleongtang, Soodubu Jiggae, Samgytang, Miyeok Guk, Tteokbokki.
2.1.3.1. Masakan Tradisional Korea
Masakan Korea adalah makanan tradisional yang berdasarkan pada teknik dan cara memasak orang Korea. Mulai dari kuliner istana yang aneh sampai makanan khas derah serta perpaduan masakan modern. Bahan-bahan yang digunakan serta cara penyiapannya yang sangat berbed. Banyak sekali makanan Koreayang sudah mendunia. Masakan /korea yang dijabarkan berbeda dengan kuliner istana atau masakan tradisional Korea. Yang sampai saat ini juga dinikmati sebagian besar masyarakat Korea. Diambil dari Wikipedia. Hidangan Korea. Yang terdiri dari beberapa masakan yaitu: Kimchi, Bulgogi, Bibimbap, Gimbap, Japcha, Seolleongtang, Soondubu Jiggae, Samgytang. Miyeok Guk.Tteokbokki. (“Masakan Korea”, 2018).
• Kimchi
Terbuat dari sayuran yang difermentasikan dengan aneka macam bumbu dan biasanya memiliki rasa pedas dan asam. Kimchi dibuat dari beberapa sayuran yang paling sering digunakan ialah sawi putih (배추, baechu), lobak (무, mu), bahan ini dicampur dengan bahan lainnya seperti bawang putih (마늘, maneul), cabai merah
(빨간고추, ppalgangochu), daun bawang (파, pa), cumi-cumi (오징어 ojingeo), tiram (굴, gul) atau makanan laut lain. Bahan lainnya adalah bahan-bahan jahe (생강, saenggang), garam (소금, sogeum), dan gula설탕, seoltang). Kimchi biasanya dibuat dalam jumlah besar sekaligus karena makanan ini bisa tahan lama jika di simpan denga baik. Di Negara Korea Kimchi juga banyak di jual dalam bentuk kemasan. Dalam penyajiannya, Kimchi dipotong dan disajikan langsung sendiri sebagai lauk atau bisa digunakan sebgai bahan makanan Korea lain.
Sejarah kimchi yang bermula pada kebutuhan orang-orang zaman pra sejarah yang menggunakan garam sebagai bahan pengawet. Garam ini kemudian digunakan sebagai pengawet makanan yang akan dimakan pada saat musim dingin dan sudah disiapkan dari sejak musim gugur. Pada awalnya Kimchi adalah asinan berwarna hijau yang dimana merupakan bentuk awal dari kimchi sewaktu cabai belum dikenal di Korea.
Setelah dicampur dengan garam, sayuran seperti kubis dimasukkan ke dalam guci tanah liat setelah diberi garam, dan dipendam di dalam tanah sebagai persediaan makanan sewaktu sayuran segar tidak tersedia di musim dingin. Orang Korea baru mengenal cabai berkat jasa pedagang Portugis dari Jepang yang datang ke Negara Korea pada abad ke- 16. Pedagang Portugis menyebarluaskan cabai ke seluruh dunia. Kapal- kapal Portugis berlayar melewati Tanjung Harapan di Afrika hingga sampai di India pada tahun 1498. Selanjutnya, cabai asal Amerika Selatan dibawa ke Asia melalui berbagai pelabuhan di Afrika atau langsung menyeberangi Samudra Pasifik. Pada tahun 1540.
Pedagang Portugis sudah berdagang di Indonesia dan cabai dibawa ke Tiongkok beberapa lama kemudian. Pedagang Portugis baru sampai di Jepang dan Korea pada tahun 1549. Filipina mendapat giliran mengenal cabai pada tahun 1564 sewaktu dilewati jalur perdagangan kapal Spanyol yang membawa cabai ke kepulauan Melanesia dan kawasan Mikronesia.
Resep asinan sayuran dan labu sudah dimuat dalam buku resep terbitan tahun 1670, tetapi tidak menggunakan cabai. Di dalam catatan
sejarah abad ke-17 ditulis tentang 11 jenis kimchi, sedangkan cabai sebagai bahan kimchi mungkin baru populer bertahun-tahun kemudian (menurut perkiraan 200 tahun kemudian)]. Sebelum abad ke-19, kimchi hanya dibuat dari sayuran asli Korea karena sawi putih kemungkinan besar tidak dikenal di Korea sampai abad ke-19.
• Gimbab
Gimbab atau kimbap adalah makanan khas korea atau makanan tradisional korea gimbap terbuat dari nasi putih (bap) dan isian berupa potongan ikan, daging, telur, dan sayuran yang dipotong dan digulung dengan lembaran ruput laut kering (gim) dipotong kecil-kecil untuk satu kali makan.
Sejarah Tidak diketahui asal-muasal gimbab. Ada yang mengatakan bahwa makanan ini diadaptasikan dari sushi Jepang. Kimbap memang terinspirasi dari futomaki (makizushi) yang dibawa oleh orang Jepang ketika mereka menjajah Korea pada tahun 1910-1945. Namun, faktanya gimbap adalah makanan rakyat yang murah dan dibuat dari bahan yang sederhana. Berdasarkan buku Dongguk Sesigi yang ditulis pada zaman Dinasti Joseon, terdapat makanan yang dinamakan bokssam (bungkusan keberuntungan) Bokssam adalah makanan ringan yang dibuat untuk dimakan ketika berpiknik atau sebagai bekal perjalanan yang dibuat dari nasi gulung yang dibungkus kim (rumput laut kering).
• Bibimbap
Seperti namanya bibimbap adalah nasi campur ala Korea yang terbuat dari nasi putih dan aneka macam lauk dan sayuran serta saus sambal.
Dalam penyajiannya bibimbap disajikan dalam mangkuk dengan lauk yang disusun sedemikian rupa agar warnanya terlihat kontras dan menarik, bibimbap juga ada yang disajikan dalam mangkuk panas atau yang disebut hotplate dengan kuning telur mentah di tempatkan langsung di tengah tengah lauk-lauknya. Bibimbap terdiri dari sayuran tumis berbumbu dan
gochujang, kecap, daging sapi yang di iris-iris. Cara makan bibimbap sendiri harus dicampur terlebih dahulu sampai merata agar rasa yang di sajikan akan berasa lebih nikmat.
Terdapat beberapa teori mengenai asal usul bibimbab, Sejarah bibimbap di Korea dimulai sejak ratusan tahun lalu saat para petani Korea bekerja terlalu keras dan sibuk sampai-sampai mereka tak punya waktu untuk makan siang dan makan malam. Yoon Sook-ja (2005) berkata “Jadi saat mereka makan bersama, mencampur semua bekal masing-masing dalam mangkuk dan memakannya bersama.”
Sementara instruktur memasak masakan Korea profesional, Park Soon-min menjelaskan bahan utama bibimbap terdiri atas tiga sayur utama yakni timun, "doraji" atau akar bunga bellflower, dan "gosari" atau batang sejenis tumbuhan paku."Tiga sayuran utama itu melambangkan makna bibimbap bagi rakyat Korea yakni persatuan. Dalam semangkuk bibimbap ada akar yang melambangkan para leluhur.
Batang adalah orang tua sementara buah adalah kita. Jadi kita disatukan dalam satu mangkuk sebagai keluarga yang harmonis, itu sebabnya saat makan bibimbap harus diaduk," kata Park. salah satunya ada yang mengatakan bahwa makanan ini dibuat dari sesaji yang dipersembahkan kepada arwah leluhur. Sehabis melaksanakan jesa (upacara yang dipraktikkan di Korea untuk memperingati hari kematian leluhur di sebuah keluarga), orang-orang saling berbagi makanan sesaji dan mencampurkannya dalam mangkuk. ‘
• Bulgogi
Masakan tradisional Korea yang terbuat dari beberapa lembaran- lembaran daging sapi yang diiris tipis-tipis dan dimasak dengan cara dipegang atau di tumis dalam pan. Lembaran-lembaran daging ini sebelum dimasak biasanya dimarinasi dulu dengan campuran kecap, gula, minyak wijen, bawang putig, lada, dan juga bumbu lainnya seperti jahe agar rasanya lebih lezat dan teksturnya lembut. Bulgogi biasanya dicampur dengan banyak lauk lainnya yang masing masing disajikan di dalam mangkuk kecil.
Bulgogi berasal dari kata Bul (불) yang berarti ‘api’ dan juga Gogi (고기). Bulgogi merupakan hidangan daging sapi yang diiris tipis yang telah dibumbui lalu dimasak dengan cara dipanggang. Jika mengulik asal- usul dari Bulgogi tentu tidak bisa melupakan nama awalnya. Hidangan daging panggang ini berawal dari hidangan Maekjeok. Hidangan Daging Panggang Asal Korea. Mulai ada pada masa Kerajaan Goguryeo. Berdiri pada abad 37 SM, Kerajaan Goguryeo sendiri merupakan salah satu kerajaan awal Korea.
Hidangan Maekjeok dari Goguryeo sendiri merupakan sebuah hidangan sate daging yang dipanggang. Hidangan inilah yang menjadi awal adanya hidangan bulgogi yang ada pada hari ini. Banyak catatan yang menyatakan bahwa bulgogi merupakan satu-satunya hidangan daging yang membumbuinya terlebih dahulu sebelum dipanggang. Namun China juga memiliki hidangan yang hampir serupa. Yang membedakan adalah urutan saat membumbuinya.
Karena telah dibumbui sebelum dimasak, hidangan Maekjeok tidak membutuhkan saus lagi. Akhirnya hidangan ini juga disebut dengan nama Mujang yang berarti ‘tanpa saus’. Setelah beberapa lama, hidangan ini kemudian menjadi salah satu bagian dari makanan kerajaan dan bangsawan.
Makanan ini juga disebut dengan nama Neobiani, yang berarti ‘potongan daging.
• Japchae
Japchae merupakan masakan tradisional Korea berupa sohun ( dangmyeon) yang dicampur dengan sayuran dan daging sapi. Diambil dari Wikipedia. Japchae sendiri terbuat dari mi tepung ubi yang di tumis dengan aneka sayuran wortel, bayam, atau jamur paprika bawang bombay, yang di iris panjang tipis tipis dan diberi kecap asin serta gula pasir yang di tumis dengan minyak wijen bersama denan daging sapinya dalam satu wajan.
(“Japchae”, 2018).
Sejarah Japchae pertama kali dibuat pada abad ke 17 ketika semenanjung Korea di perintah oleh Dinasti Joseon. Ketika
Raja Gwanghaegun melangsungkan pesta besar di istana, salah seorang bangsawan tuan tanah menghidangkan japchae.
Raja Gwanghaegun begitu menyukai rasa japchae hingga bangsawan tersebut diangkatnya menjadi byeongjo panseo (hangul:
병조판서, hanja: 兵曹判書, setara dengan menteri keuangan). Pada waktu itu, japchae hanya berupa sayur-sayuran dan jamur, seperti irisan mentimun, lobak, dan jamur shiitake. Sementara itu, sohun (dang myeon) ditambahkan ke dalam japchae pada abad ke-20. Berbeda dengan sohun Indonesia yang dibuat dari pati sagu atau pati aren dan midro, dang myeon dibuat dari tepung ubi jalar.
• Sundubu Jjigae
Sundubu Jjigae yang disebut dengan rebusan tahu lunak adalah Jjigae ( sup Korea ). Hidangan ini dibuat dengan tahu lembut yang baru di keringkan (masih gembur dan belum mengeras), sayuran, jamur , bawang, makanan laut biasanya sepeti tiram, kerang dan udang serta daging sapi atau babidan Gochujang.
Hidangan ini dirakit dan dimasak langsung di dalam bejana saji, yang secara tradisional terbuat dari porselen tebal dan kuat, tetapi juga dapat digiling keluar dari batu padat.Telur mentah dapat dimasukkan ke dalam jjigae sesaat sebelum disajikan, dan hidangan disajikan sambil berbuih dengan penuh semangat. Biasanya dimakan dengan semangkuk nasi putih matang dan beberapa banchan (lauk).
Sejarah ari sundubu sendiri asal-usulnya menggunakan tahu lembut dalam masakan Korea tidak didoumentasikan dengan baik, tetapi rekos dari arkib Dinasti Joseon menunjukan bentuk awal sajian sudubu jjigae.
Sesetengah ahli sejarah beranggapan bahawa penggunaan tauhu lembut juga tersebar di kalangan orang ramai ketika Dinasti Joseon.
Menurut 순두부찌개. (2015). Korea Food Research Institute. Dalam tahun 1990-an, pendatang Korea di Los Angeles membawa sundubu jjigae
ke Amerika Serikat. Hee Sook Lee, generasi pertama pendatang Korea, membuka restoran sundubu pertama di kejiranan Koreatown Los Angeles.
• Samgyetang
Samgyetang adalah sup ayam ginseng masakan Korea. Sup ini berisi ayam muda dalam keadaan utuh yang direbus dengan api kecil selama 2-3 jam hingga empuk. Seporsi sup dalam panci kecil biasanya dimakan oleh satu orang.
Samgyetang dimakan dengan tambahan merica, garam, dan kimchi yang disediakan di atas meja. Ayam sudah direbus hingga empuk hingga daging mudah lepas dari tulang. Kuah sup biasanya tidak semua diminum. Setelah daging ayam habis, nasi dimasukkan ke dalam sup, setelah isi perut ayam dikeluarkan, ke dalam perut ayam dimasukkan ketan yang sudah direndam sebelumnya dan ramuan tanaman obat yang dipercaya bermanfaat untuk kesehatan.
Selain ginseng, Di antara ramuan yang sering dicampurkan adalah kastanye, kacang cemara, buah jujuba kering, bawang putih, daun bawang, dan jahe. Bergantung pada resepnya, tanaman obat seperti gugija (goji), dangsam (akar Codonopsis pilosula), atau danggwi (tang kuei atau Angelica sinensis). Tanaman obat yang dicampurkan dalam keadaan utuh (tidak dipotong-potong) agar khasiatnya maksimal.
Samgyetang adalah makanan tradisional yang bergizi di musim panas sehingga tubuh yang selalu berkeringat tidak menjadi lemas.
Kebanyakan orang Korea biasanya memakan samgyetang pada tiga hari istimewa di musim panas: chobok, jungbok, dan malbok yang merupakan tiga hari terpanas dalam setahun.
Seperti halnya sup ayam yang dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit di kebudayaan Barat, samgyetang bukan hanya dimakan di Korea untuk mengobati penyakit. Protein dan mineral dari seekor ayam utuh yang direbus dengan tanaman obat dipercaya bisa mencegah penyakit.
Sejarah samgyetang sendiri bermula pada masa Dinasti Goryeo, pada tahun 918- 1392 SM. Hidangan ini terbuat dengan bahan baku ayam
dan gingseng. padaTahun 1670. Buku masakan dengan bahasa Korea pertama telah dipublish. Pada buku masakan tersebut terdapat resep masakan yeongyezzim dan sujeunggye.
Kedua masakan tersebut sejenis sup ayam (chicken steamed dish).
Tahun 1917 buku masakan Korea modern pertama telah dipublish. Pada buku masakan tersebut terdapat resep masakan yang menggunakan ayam utuh yang mirip dengan resep samgyetang yang sekarang ditemui di Korea Selatan. Hingga sekarang setelah bertahun-tahun, pembuatan samgyetang memiliki beberapa cara. Namun, tetap menggunakan bahan utama ayam utuh dan gingseng.
• Seolleongtang
Seolleongtang masakan sejenis hidangan sup Korea yang terbuat dari tulang sapi dengan brisketatau potongan keras lainnya yang dimasak untuk waktu yang sangat lama dalam api kecil. Dalam bentuk air yang paling sederhana, daging sapi dan bawang adalah satu-satunya bahan yang digunakan untuk menyiapkan hidangan ini, proses memasak yang lama adalah apa yang memberikan rasa kuat ketika kolagen dalam tulang mulai memecah memberi sup konsistensi susu keruh. Menurut Ang Sarap. (2016) Seolleongtang. Setelah dimasak bumbu biasanya ditambahkan pada konsumsi di mana disajikan bersama hidangan di meja makan, bumbu seperti garam, lada hitam, paprika merah, bawang putih cincang dan daun bawang adalah yang paling umum.
Hidangan yang berasal selama dinasti Joseon, ini biasanya disajikan selama pengorbanan nasional mereka kepada leluhur mereka yang disebut Sŏnnongje. Bahkan sebelum diciptakan, Raja Sŏngjong berpartisipasi dalam acara-acara seperti itu dan telah makan dengan orang-orang Joseon, ia melihat jumlah orang dalam peristiwa yang menyebabkan masalah dengan pasokan makanan di Joseon sehingga ia memerintahkan bahwa dalam perayaan berikutnya bahwa Orang-orang Joseon menyiapkan sesuatu
yang dapat memberi makan sejumlah besar orang sambil menggunakan paling sedikit bahan.
Awalnya disebut seonnongtang dan diubah menjadi seolleongtang hanya karena lebih mudah untuk diucapkan. Menurut Yoon Sook-ja (2005).
Sejarah Seolleongtang dimulai pada masa Dinasti Joseon (1392-1910) pada upacara ritual Sangsin di bulan kedua kalender lunar,raja akan melakukan penghormatan bagi Shennong di Seonnong dan untuk bersyukur atas panen yang berlimpah.
Pada ritual itu raja mempersembahkan beras, jewawut dan hewan kurban seperti sapi dan babi. Setelah selesai melaksanakan ritual raja biasanya akan pergi ke jeokjeon, yakni kebun istana. Di jeokjeon raja akan memerintahkan juru masak istana untuk memasak bahan-bahan tersebut, yakni daging sapi untuk membuat sup, dan daging babi untuk membuat pyeonyuk. Raja akan mengundang petani-petani tua yang berusia di atas usia 60 tahun untuk menghadiri acara makan malam.
Nasi dan dagingsapi disajikan dalam ttukbaegi setelah diberi bumbu berupa bawang merah dan garam.
Kata seolleongtang berasal dari seonnongtang, dikarenakan aktivitas raja setelah melaksanakan ritual di kuil Seonnong dan. Lama- kelamaan pengucapannya berubah menjadi seolleongtang. Pada saat ini, seolleongtang biasanya dimakan di restoran khusus yang menyajikan seolleongtang. Butuh waktu lama untuk memasak seolleongtang untuk mendapatkan gizi dari tulang sapi.Jika disajikan di restoran, masakan ini dapat direbus dengan lebih lama sehingga kandungan gizinya akan dihasilkan lebih maksimal.
• Miyeok guk
Miyeok Guk adalah guk yang berarti memiliki bahan utama miyeok atau rumput laut coklat (Undaria pinnatifida). Kuahnya terbuat dari kaldu tulang sapi dan kecap.Menurut tradisi, orang Korea menyajikan sup rumput
laut kepada ibu yang baru melahirkan karena dipercaya miyeok dapat memperbanyak asi. Makan sup miyeok juga dilakukan pada hari ulang tahun.
Pada zaman dahulu, ayah mertua yang menunggu cucu lahir akan membeli sendiri miyeok yang berukuran panjang dan lebar di pasar. Supaya tidak remuk, miyeok dibawa pulang di punggung diikat tali jerami. Tali jerami dipercaya dapat mengusir arwah jahat. Mereka percaya, jika miyeok remuk atau patah, si ibu akan kesusahan saat melahirkan.
• Tteokbokki
Tteokbokki merupakan salah atu jajanan tradisional Korea yang banyak dijual di pinggir jalan. Sejarah kuliner ini akan membawa Anda pada masa akhir Dinasti Joseon. Memiliki banyak versi terkait sejarah olahan kue beras ini, menurut data bibliografi, tteokbokki muncul pertama kali pada buku masak yang disebut dengan Siui jeongseo yang ditulis pada akhir masa Dinasty Jeoseon. Tteokbokki juga ditemukan dalam sebuah medical records berjudul A Book Called Shingnyo chanyo yang ditulis oleh Jeon Sunui, petugas medis pada masa Dinasti Joeson (Retno, 2014).
Sejarah Kue Beras Pedas dari Negeri Kimchi. Diambil dari. Salah satu olahan dari kue beras ini merupakan bagian dari Korean royal court cuisine atau hidangan kerajaan di masa Dinasti Joeson. Sesuai namannya, tteobokki merupakan kuliner yang terbuat dari berbagai kombinasi bahan seperti tteok atau kue beras, sayuran dan berbagai jenis bumbu.
Salah satu yang paling utama adalah gochujang atau pasta cabai merah yang difermentasi. Seperti banyak kuliner lainnya, camilan lezat Korea ini cocok disajikan dalam keadaan panas, apalagi jika di beri topping biji wijen dan irisan daun bawang. Menurut data bibliografi, teokbokki pertama dalam sejarah Korea dikatakan muncul dalam buku masakan bernama “시의정서 (Siui jeongseo)” ditulis ketika lewat zaman Dinasti Joseon.
Walau bagaimanapun, berdasarkan fakta yang tteok (bahan utamanya, juga dikenali sebagai kek beras) diperkenalkan sebelum zaman Tiga Kerajaan, adalah mungkin untuk diandaikan yang sejarahnya adalah lebih lama daripada apa yang dijangka. Tteokbokki turut dijumpai dalam rekod perubatan: buku yang diberi nama “신뇨찬요 (Shingnyo chanyo)”
ditulis oleh Jeon Sunui,
pegawai perubatan pada zaman Dinasti Joseon (1460). Bahan - bahan Tteokbokki ada beberapa yaitu Bahan biasa bagi tteokbokki kek beras rebus (tteok), Surimi (eomuk), daun bawang, sos soya cili (gochujang), bawang, bawang putih, garam, gula dan pelbagai jenis perasa bergantrung kepada cita rasa. Bahan lain termasuklah telur rebus, mandu goreng, sosej, ramyeon (versi Korea bagi ramen), dan pelbagai makanan laut dan sayuran goreng (yang dikenali sebagai “twigim” dalam bahasa Korea).
2.2. Data Primer
Data primer merupakan data yang secara khusus dikumpulkan untuk kebutuhan penelitian. Dalam perancangan buku ini pengumpulan data dari responden akan sangat di butuhkan. Beberapa cara pengumpulan data akan diakukan, seperti meriset melalui wawancara, survei dan dokumentasi.
2.2.1. Wawancara
Wawancara akan dilakukan kepada masyarakat dari kalangan menegah atas, serta chef sebagai narasumber untuk mengetahui sumber-sumber atau data dengan jelas dan benar mengenai masakan tradisional Korea Selatan ini. Dengan penyusunan pertanyaan terlebih dahulu sehingga wawancara dapat berlangsung secara terfokus dan langsung menuju pokok pertanyaan.
2.2.1.1. Wawancara dengan konsumen
Beberapa dari konsumen yang telah menikmati masakan Korea Selatan akan memberikan sebuah data untuk perancangan buku ini dalam memeperkuat untuk proses pembuatan buku ini, bahwasannya apakah konsumen mengerti apa saja masakan tradisional korea, penting apa tidaknya sebuah buku masakan dengan sejarah dan makna makan maskaan, sehingga dapat menunjang dalam pembuatan buku tersebut.
2.2.1.2. Wawancara Dengan (Chef)
Chef Theresia berkata bahwasannya hampir seluruh masakan Korea di Surabaya khususnya masakan Korea itu sendiri menggunkan bahan asli dari Korea, seperti bumbu-bumbunya. Chef berkata beberapa restoran Korea di Surabaya tidak banyak menyediakan khusus masakan tradisional hanya beberapa saja dan setiap masakan Korea atau restaurant Korea sebelum di buat oleh para chef , mereka para chef di latih untuk memasak masakan Korea dalam hal kenikmatan dan htata letak hidangan yang akan disajikan harus sesuai standart masakan Korea.
2.2.1.3. Hasil Wawancara Dari Kalangan Menengah Atas
Hampir dari semua hasil yang di dapat dari beberapa pertanyaan yang ada di kuisioner tersebut, beberapa hasil riset rata-rata mereka mengetahui restoran korea dan pernah makan di retoran korea tetapi banyak yang tidak mengetahui apa saja makanan tradisionalnya. Dan beberapa juga banyak yang berpikir bahwasannya masakan korea memiliki harga yang mahal.
2.3. Survei
Dalam kurun waktu yang singkat ini dilakukan survei terhadap restoran yang berada di Kota Surabaya. Dari hasil survei yang di dapat ada beberapa restoran yang mengelola masakan tradisional Korea dengan lengkap. Dan restaurant tersebut cukup ternama bernama restauran Myoung Ga, Samwon House, D’jang geum, cafe jalan Korea
2.4. Data Sekunder
Pengumpulan data yang berasal dari kepustakaan, internet dan data visual yang dapat menunjang dari pemotretan maksakan Korea serta buku sebagai pengaplikasiannya.
2.4.1. Keputusan atau kajian literatur
Mendapatkan terori-teori yang dibutuhkan untuk perancangan yang akan dilakukan makan diperlukan berbagi macam literatur untuk menunjuang teori landasan dan dapat menjelaskan apa saja yang akan digunakan.
2.5 Kesimpulan analisa data
Hasil Analisa data dapat disimpulkan bahwa makanan traditional Korea Selatan ini merupakan masakan dari bahan bahan yang berkualitas dan dapat berguna bagi kesehatan tubuh.. selain itu penyebab kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai makanan tradisional Korea dari pada makanan lainnya seperti
• Hampir tidak adanya buku tentang masakan tradisional Korea yang beredar di Surabaya dapat dijadikan sebagai referensi untuk masyarakat.
2.5.1. Wawancara Dengan Konsumen
Data dari hasil wawancara terhadap masyarakat lokal, Wawancara dengan konsumen dari berbagai pertanyaan yang telah diberikan, hampir semua responden menyatakan bahwa pengetahuan tentang masakan Korea banyak dari mereka kurang mengerti dan mengetahui apa saja masakan traditional Korea.
2.5.2. Wawancara Dengan Masyarakat Kalangan Menengah Atas
Hampir semua menyatakan bahwa masakan Korea memiliki rasa yang unik danjuga dalam harga masakan Korea memiliki harga yang berbeda dengan masakan pada umumnya dimana harga yang dibandrol jauh lebih mahal.
Sehingga banyak yang kurang dalam hal merasakan masakan Korea tersebut dikarenakan harga yang cukup mahal.