• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN. perancanganbrand identity Museum Loka Jala Crana Surabayasebagai upaya. pengenalan laboratorium pendidikan bagi masyarakat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PEMBAHASAN. perancanganbrand identity Museum Loka Jala Crana Surabayasebagai upaya. pengenalan laboratorium pendidikan bagi masyarakat."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

57 BAB IV PEMBAHASAN

Pada babpembahasan ini difokuskan pada metode yang digunakan dalam perancangan karya, observasi data dan teknik pengolahannya dalam perancanganbrand identity Museum Loka Jala Crana Surabayasebagai upaya pengenalan laboratorium pendidikan bagi masyarakat.

4.1 Hasil dan Analisa Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari observasi, wawancara, studi eksisting dan studi kompetitor.Pada penelitian ini objek yang diteliti adalah Museum Loka Jala Crana Surabaya yang menjadibahasan utama sehingga dapat mendukung dalam menganalisa data dan menetapkan sintesis.

Hasil wawancara dilakukan dengan Kepala Bidang Museum Bambang Soeroto dan Kepala Urusan Pendidikan Wahyudi berlokasi di Museum Loka Jala Crana Surabaya pada 28 April 2016 menyatakan bahwa, Loka Jala Crana diambil dari bahasa Sansekerta Loka yang berarti lokasi atau tempat, Jala yang berarti laut, dan Crana berarti sarana, sehingga Loka Jala Crana berarti suatu tempat yang memprasaranai khusus dalam bidang kelautan. Sedangkan secara historis Museum Loka Jala Crana berdiri pada tanggal 19 September 1969, diresmikan oleh Ibu R.

Mulyadi Isteri Panglima Angkatn Laut Laksamana R. Moeljadi dengan nama

Museum Akabri Laut, berjalannya waktu dalam rangka realisasi Museum TNI AL

(2)

telah diputuskan Museum Akabri Laut ditingkatkan menjadi Museum TNI AL dan pembinaan/ perawatan tetap dibawah AKABRI bagian lautsesuai Telegram Kasal Nomor 209/SET/73 7 Juni 1973, Surat Keputusan Kasal Nomor Skep/11106/VII/1973 tentang Peningkatan Status Museum di Morokrembangan Surabaya menjadi Museum Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut.

Peneliti menemukan karakteristik objek yang dapat mengidentifikasikan Museum Loka Jala Crana Surabaya.Objek berupa bangunan berbentuk seperti setengah bola atau yang biasa disebut doom. Bangunan doom ini merupakan bangunan planetarium yang menjadi fasilitas primadona bagi pengunjung Museum Loka Jala Crana. Namun bangunan yang diidolakan ini berada di ruang tertutup, membuat bangunan kurang terlihat jelas.

Media promosi yang pernah digunakan oleh Museum Loka Jala Crana

sebelumnya adalah berupa brosur yang disebarkan ke bebagai sekolah.Dalam

pembuatannya pengelola museum tidak memiliki divisi khusus dalam

perancangan promosinya, dalam hal ini pengelola museum menyerahkan bagian

promosinya kepada pihak terkait seperti lembaga Akademi Angkatan Laut bagian

penerangan yang lebih mengetahui tentang penggunaan aplikasi desain.Selain itu

Museum TNI AL Loka Jala Crana masuk dalam berbagai anggota dari berbagai

asosiasi permuseuman ataupun objek wisata.Dari berbagai macam asosiasi

diantaranya masuk kedalam Dinas Kementerian Budaya dan Pariwisata, Asosiasi

Museum Indonesia (AMIDA), dan Forum Komunikasi Pengelola Obyek Wisata

Surabaya. Masing-masing memiliki upaya tersendiri dalam mempromosikan

(3)

anggotanya. Terdapat berbagai macam upaya promosi yang pernah dilakukan seperti, mengadakan pameran bersama ditingkat kota madya sampai nasional.

Kepala Bidang Pengelolaan Museum Bambang Soeroto menambahkan dalam hal promosi, upaya lain yang selama ini dilakukan oleh pengelola Museum Loka Jala Crana adalah dengan melakukan edukasi dan sosialisasi. Sasaran pengedukasian ini ditujukan khusus pada golongan pelajar, dalam hal ini instansi yang dituju adalah Disdakmen (Dinas Pendidikan Menengah) mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah AtasseIndonesia, namun lebih dikhususkan di wilayah Kota Surabaya.

Berdasarkan hasil wawancara, dengan melihat permasalahan yang sebenarnya diperlukannya merancang media promosi yang lebih efektif, namun sebelum pada tahap tersebut diperlukan perancangan brand identity Loka Jala Crana sebagai upaya pengenalan laboratorium pendidikan bagi masyarakat.

Observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu objek dan melakukan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang menjadi target pengamatan.Observasi dilakukan pada tanggal 19 Mei 2016denganmengamati dan mencatat secara langsung mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perancangan identitas Museum Loka Jala Crana Surabaya,sehingga dapat membantu pada tahap perancangan.

Museum TNI AL Loka Jala Crana Surabaya menempati lahan tanah seluas

16.072 𝑚

2

termasuk beberapa bangunan didalamnya seluas kurang lebih 1.806,

94 𝑚

2

beserta koleksi peninggalan peralatan tempur TNI AL pada era perang

(4)

kemerdekaan baik luar maupun didalam gedung. Di bawah ini merupakan gambar letak museum TNI AL LokaJala Crana yang berada di antara pusat pendidikan prajuruit matra laut mulai dari pendidikan pembentukan perwira pertama di Akademi TNI Angkatan Laut, maupun pendidikan pertama Tamtama dan Bintara serta pendidikan pengembangan tingkat perwira yang dilaksanakan oleh Kobangdikal serta pendidikan S1 dan D3 yang dilaksanakan oleh Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL). Seperti pada Gambar 4.1. Letak Museum Loka Jala Crana tidak terlepas dari kawasan lainnya baik berupa puast pendidikan prajurit matra laut, konservasi hutan Mangrove maupun Pengendali Banjir Bozem serta Gambar 4.1 merupakan pintu masuk dari Museum TNI AL Loka Jala Crana.

Gambar 4.1 Letak Museum TNI AL Loka Jala Crana Sumber : google.co.id/maps

Berkaitan dengan standar dan tujuan kebijakan, sebuah kebijakan

dikeluarkan berdasar pertimbangan adanya sasaran dantujuan yang ingin

diwujudkan.Sasaran dan tujuan ini harus jelas, tegas dan mudahdipahami oleh

masing-masing individu sebagai pelaksana.sehingga akanmembantu

(5)

mengembangkan dan menetapkan sebuah keputusan secara bertanggung jawab.

Kejelasan dan ketegasan yang ditentukan berdasar standar tertentu sebagai target yang dapat terukur secara pasti. Tanpa adanya kejelasan dari standar sasaran dan tujuan maka pelaksanaan kebijakan bisa keluar dari maksud dan tujuannya.Standar dan tujuan ini merupakan panduan untuk mengarahkan program-program aktifitas aktifitas pelaksanaan kebijakan agar lebih fokus dan tidak bias.Sesuai Permenbudpar Nomor 45 tahun 2013 pada pasal 7 ayat 4 titik a).menyebutkan bahwa : penyelenggaraan museum harus dilengkapi dengan visi danmisi pendirian museum, tujuan pendirian museum.

Hasil observasi yang telah dilakukan dan dicatat oleh peneliti secara sistematis terdapat beberapa hal yang menjadi target utama.

a. Hasil observasi menemukan bahwa selama 1 tahun terakhir Museum Loka Jala Crana Surabaya mulai banyak diminati.Sebagian besar pengunjung yang datang adalah kolektif pelajar dan pengajar dari berbagai sekolah khususnya Surabaya.

b. Museum Loka Jala Crana Surabaya memiliki fasilitas Planetarium sejak tahun 1969 yang tidak dimiliki Museum manapun seprovinsi Jawa Timur hingga saat ini.

c. Ditinjau dari potensi yang ada maka didapatkan hasil yang mampu mengenalkan Museum Loka Jala Crana Surabaya adalah dengan tahap recognition (pengenalan) guna meningkatkanawareness.

d. Belum adanya sistem brand yang terintegrasi membuat Museum Loka Jala

Crana kelihangan wibawa terhadap misinya, oleh karena itu tugas akhir ini

(6)

difokuskan pada perancangan brand identity Loka Jala Crana sebagai upaya pengenalan laboratorium pendidikan bagi masyarakat.

4.2.1 Studi Eksisting

Analisa studi eksiting ini mengacu media terdahulu, hal ini berdasarkan pada observasi yang telah dilakukanterhadap obyek yang diteliti.Setelah observasiyang ditemukan berupa data-data tertulis maupun observasi yang dilakukan.Dariobservasi yang dilakukan, peneliti menemukan media promosi berupa brosurdari pihak pengelola Museum Loka Jala Crana Surabaya.

Media promosi yang ada sebelumnya tidak ditangani langsung oleh pihak pengelola museum, dalam hal ini pengelola museum hanya memberikan materi atau konten yang akan akan dibuat. Brosur yang ditemukan berdasarkan observasi dibuat oleh pihak Akademi Angkatan Laut bidang penerangan, hal tersebut disebabkan karena Museum Loka Jala Crana Surabaya berada dibawah naungan Akademi Angkata Laut, kemudian pihak pengelola museum tidak memiliki divisi khusus yang menangani promosi jadi, pihak Akademi Angkatan Laut di bidang penerangan yang dianggap lebih mengetahui dalam hal pembuatan media promosi serta penggunaan aplikasi desain.

Tujuan pembuatan media promosi oleh pengelola Museum Loka Jala

Crana Surabaya berupa brosuradalah dengan mendukung adanya kegiatan edukasi

sekaligus mempromosikan museum ke sekolah-sekolah.Berikut ini merupakan

gambar brosur yang diambil dari setiap bagiannya, dapat dilihat pada gambar 4.2.

(7)

Gambar 4.2 Media Promosi Brosur Setiap Sisi Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016 1. Keunggulan Media Terdahulu

Brosur yang ditangani oleh pihak Akademi Angkatan Laut bidang

penerangan berisi informasi Museum Loka Jala Crana Surabaya.Informasi yang

termuat dalam brosur begitu kaya meliputi, kontak perusahaan,foto bangunan,

ruangan dan koleksi, sejarah singkat, ruangan dan fasilitas, jam operasional,

ketentuan berkunjung, serta peta Museum Loka Jala Crana.Konten yang termuat

dalam brosur sudah lebih dari cukup untuk menyampaikan informasi kepada

audiens.

(8)

2. Kekurangan Media Terdahulu

Brosur ini tidak memiliki identitas yang merepresentasikan Museum Loka Jala Crana dengan jelas.Kemudian brosur jika diamati terkesan kuno bagi kalangan pendidikan, layout belum mencerminkan identitas suatu institusi yang membawa misi pendidikan.Sehingga membuat tingkat readability-nya menjadi rendah. Dari segi publikasi,brosur ini masih dalam lingkup padakegiatan edukasi, sehingga perlu adanyapengembangan lagi untuk mempublikasikan informasi Museum Loka Jala Cranayang tidak hanya dilakukan di beberapa kegiatan namun juga dilakukan secarameluas seperti penyebaran informasi di media billboard.

3. Peluang Media Terdahulu

Media promosi berupa brosur diharapkan mampu menarik perhatian audiens untuk mengunjungi museum. Konten pada brosur berisi tentang informasi dan ketentuan yang harus disiapkan ketika berkunjung ke museum. Sehingga dengan meperbanyak jumlah brosur yang dipublikasi maka akan meningkatkan awareness terhadap Museum Loka Jala Crana.

4.2.2 Segmentasi, Targeting dan Positioning

1. Segmentasi

Dalam perancangan brand identity Museum Loka Jala Crana Surabaya memiliki segmen pasar yang dituju, meliputi :

a. Demografis

Status Instansi : Disdakmen (Pendidikan Dasar dan Menengah)

Metode Pemasaran : Business to Business (B2B)

(9)

Jenis Instansi : Lembaga Pendidikan / Sekolah b. Geografis

Wilayah : Kota Surabaya Ukuran Kota : Besar

Iklim : Tropis& Sub-tropis

2. Targetting

Target yang dituju dari Perancangan brand identity Museum Loka Jala Crana Surabaya adalah pendidikan sekolah mulai dari tingkat SD/ MI, SMP/ MTs, sampai SMA/ MA/ SMK. Perancangan brand identity Loka Jala Cranadiperlukan menentukan target yang tepat supaya pengenalan laboratorium pendidikan dapat terukur.

3. Positioning

Positioning adalah suatu proses atau upaya untuk menempatkan suatu

produk, individu, perusahaan, merek atau apa saja dalam alam pikiran mereka

yang dianggap sebagai sasaran atau konsumennya (Kasali, 2007: 28). Brand

Identity Museum Loka Jala Crana Surabaya memposisikan dirinya sebagai

institusi pelayanan umum (public service) dalam hal edutainmentsekaligus

laboratorium pendidikanyang menyimpan ilmu sejarah angkatan laut dan juga

mempopulerkan ilmu astronomi.Dengan terciptanya identitas maka target audiens

dapat lebihmengenali Museum Loka Jala Crana Surabaya dan mengetahui potensi

sesungguhanya.

(10)

4.4 Unique Selling Preposition (USP)

Penting bagi suatu produk, jasa maupun merek untuk memiliki keunikan tersendiri di dalam sebuah persaingan bisnis.Keunikan dapat menjadi pembeda atas suatu produk terhadap kompetitornya, sehingga hal tersebut dapat memiliki kekuatan maupun kesempatan untuk menarik target yang dituju. Konsumen akan menggemari suatu produk, jasa maupun merek jika memiliki keunikan tersendiri dibandingkan kompetitornya yang memiliki nilai yang biasa saja dan hal tersebut biasa disebut denganistilah Unique Selling Proposition.

Dalam hal ini keunikanyang dimiliki Museum Loka Jala Crana Surabaya adalah identitas brand berbasis sejarah dan sains yang mengenalkan laboratorium pendidikan bagi masyarakat.Sesuai dengan fungsi brand identity yaitu untuk membuat suatu merek dapat diidentifikasi ataudikenali. Sejarah dan sains menjadi basis utama sekaligus keunikan dalam perancangan identitas brand ini.Sejarah yang bisa diambil dari segala benda peninggalan Angkatan Laut yang menyimpan berbagai kisah heroik di masa lalu, hingga sains yang dimiliki Loka Jala Crana dengan Planetariumnya yang tidak dimiliki museum manapun seprovinsi Jawa Timur.Sehingga keunikan tersebut diharapkan mampu menjadi kekuatan atau peluang bagi Loka Jala Crana untuk lebih dikenal sebagai laboratorium pendidikan oleh masyarakat.

4.5 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah metode perancangan strategis yang digunakan

untuk mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang

(opportunities), dan ancama (threat), dalam suatu proyek atau spekulasi bisnis.

(11)

Segi kekuatan dan kelemahan merupakan kondisi internal yang dikandungoleh obyek yang dinilai, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktoreksternal.Hasil kajian dari keempat segi ini kemudian disimpulkan, meliputistrategi pemecahan masalah, perbaikan, pengembangan, dan optimalisasi.

Hal-hal yang dikandung oleh empat faktor tersebut disimpulkan menjadisesuatu yang positif, netral atau minimal dipahami. Penyusunan kesimpulan iniditampung dalam Matriks Pakal yang terdiri dari:

1. Strategi PE-KU (S-O) / Peluang dan Kekuatan: Mengembangkan peluang menjadi kekuatan

2. Strategi PE-LEM (W-O) / Peluang dan Kelemahan: Mengembangkan peluang untuk mengatasi kelemahan.

3. Strategi A-KU (S-T) / Ancaman dan Kekuatan: Mengenali dan mengantisipasi ancaman untuk menambah kekuatan

4. Strategi A-LEM (W-T) / Ancaman dan Kelemahan: Mengenali dan mengantisipasi ancaman untuk meminimumkan kelemahan (Sarwono dan Lubis, 2007: 18-19).

Untuk menentukan sebuah keyword dan konsep perlu menganalisa

SWOTyang mendukung hasil penelitian. Berikut adalah analisis SWOT pada

tabel 4.1 dibawah ini:

(12)

Tabel 4.1 SWOT (Museum Loka Jala Crana Surabaya)

Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016

(13)

4.6 Keyword

Pemilihan kata kunci atau keyword dari perancanganbrand identityLoka

Jala Crana Surabaya dipilih melalui penggunaan dasar acuan terhadap analisis

data yang sudah dilakukan. Penentuan keyword diambil berdasarkan data yang

sudah terkumpul dari hasil wawancara, observasi, studi eksisting, studi

kompetitor, STP, SWOT dan USP yang kemudian dijadikan sebagai strategi

utama.

(14)

Gambar 4.3 AnalisisKeyword Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

(15)

Gambar 4.4menunjukkan proses pemilihan kata kunci atau keyword dalam perancanganbrand identity Museum Loka Jala Crana Surabaya. Berdasarkan hasil proses pencarian keyword ditemukan kata kunci yaitu “Enchant (mengagumkan)”.

Kata Enchant(mengagumkan) selanjutnya akan dideskripsikan lebih lanjut untuk menjadi konsep dalam perancangan brand identity Museum Loka Jala Crana Surabaya.

4.7 Deskripsi Konsep

Menurut Soedjadi (2000:14) pengertian konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata.Dengan kata lain, konsep yang dipilih dalam perancanganbrand identity Museum Loka Jala Crana Surabaya berdasarkan rangkaian kata kunci (keyword) yang telah disusun pada tahap sebelumnya.

Keyword yang terpilih pada tahap sebelumnya adalah enchantyang

berartimengagumkan. Dalam hal ini kata kunci yang terpilih merupakan kata sifat

yang muncul dari kata experience (pengalaman) dan discovery (penemuan). Dua

kata tersebut ditengok kembali karena kata enchant belum dapat tergambarkan

objeknya. Pada tahap berikutnya kata discover dipilih untuk menjadi penghubung

dengan kata enchant. Enchanting discoveryjika diterjemahkankedalam bahasa

Indonesia berarti penemuan mengagumkan merupakan penggabungan kata yang

terpilih pada keyword dan kemudian dipilih menjadi konsep yang diangkat pada

perancangan Museum Loka Jala Crana Surabaya sebagai upaya pengenalan

laboratorium pendidikan bagi masyarakat.

(16)

Konsep untuk perancanganan brand identity Loka Jala Crana terangkum dalam dua kata, yaitu Enchanting discovery.Enchanting jika dalam oxforddictionaries.comditerjemahkan sebagai delightfully charming or attractive.

Ditinjau dari akar katanya, enchanting berada pada satu level diatas sekedar menarik. Enchanted berarti merasa sedemikian tertariknya, seakan-akan berada di sebuah kondisi atau state of mind yang sama sekali baru.Sedangkan discovery artinya penemuan, hasil atas sebuah pencarian. Dengan demikian, jika digabungkan kedua kata tersebut digabungkan, maka enchanting discovery memiliki arti penemuan yang mengagumkan.

Dengan konsep “Enchant”, diharapkan Museum TNI AL Loka Jala Crana

Surabayamendapatkan impact yang baik dalam segi pengenalan sehingga

masyarakat dapat mengenal Loka Jala Crana sebagai laboratorium pendidikan.

(17)

4.8 Alur Perancangan Karya

Tabel 4.2 Alur Perancangan Karya Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016

Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah

Observasi Wawancara

Literasi Studi Eksisting

USP Analisis SWOT

STP

Keyword

Perencanaan Kreatif

 Tujuan Kreatif

 Strategi Kreatif - Tagline - Tipografi - Warna - Ilustrasi - Layout - Logo

Perencanaan Media

 Tujuan Media

 Strategi Media - Stationaryset - Poster - Brosur - X banner - Billboard - Kaos - Sticker - GSM

Final Design

(18)

4.9 Perencanaan Kreatif 4.9.1 Tujuan Kreatif

Perancangan brand identity Museum Loka Jala Crana Surabya merupakan suatu hal penting untuk mempermudah audiens dalam mengenalkan laboratorium pendidikan di Surabaya. Melaluibrand identity dan didukung dengan berbagai media promosi, seperti poster, brosur,billboard, xbanner,sticker, dankaos.Perancangan brand identity dan media pendukung harus direncanakan dengan matang. Keyword yang ada diharapkan akanmembantu memberikan visualisasi yang sesuai untuk mempermudah pemahaman audiens dalam mengenali brand identity Museum Loka Jala Crana Surabaya yang baru.

Keyword yang digunakan adalah “Enchant” atau mengagumkanyang merupakan hasil dari penggabungan analisis antara wawancara, observasi, studi eksisting,STP, SWOT, dan USP yang telahmelewatiberbagai tahap reduksi sehingga menjadi sebuah hasil konsep “Enchant” sebagai dasar acuan dalam perancangan brand identity Museum Loka Jala Crana Surabaya berbasis sejarah dan sains sebagai upaya pengenalan Laboratorium Pendidikan bagi masyarakat.

Konsep “Enchanting Discovery” memiliki tujuan kreatif visual dengan

menggali kisah heroik, mengedukasi, menguatkan serta meningkatkan efektifitas

melalui media promosi. Media promosi tersebutakanmenjadi pendukung

perancangan brand identity Museum Loka Jala Crana Surabaya sehingga audiens

dapatlebih mudah mengenalnya.

(19)

4.9.2 Strategi Kreatif

Perancangan brand identity Museum Loka Jala Cranadiperlukan strategi kreatif sebagai upaya pengenalan laboratorium pendidikan. Pesan visual dan elemen visual merupakan salah satu hal penting dari suatu brand identityagar sesuai dengan konsep “Enchant”. Konsep “Enchant” yang akan dikemas dalam brand identity Museum Loka Jala Crana Surabaya. Dalam strategi kreatif meliputi, tagline, tipografi, warna, ilustrasi, layoutdan logo, berikut penjelasannya.

1. Tagline

Dari konsep Enchanting Discovery peneliti membuat sebuah tagline yang berbunyi,“TelusuriSejarah, Temukan Semesta”. Jika konsep dan basisnya telah memacu segenap internal Museum Loka Jala Crana Surabaya dalam misinya menjadi sebuah brand yang dapat diandalkan, maka taglinetersebut akan menjadi perwujudan komunikasi untuk audiensnya.

Kata “Telusuri Sejarah” bermula dari antara rasa penasaran dan semangat

pelajar yang ingin mempelajari kisah-kisah heroik dimasa lalu hingga menjadi

pengalaman seru untuk melakukan penelusuran. Kemudian kata “Temukan

Semesta” menjadi hasil pencapaian para pelajar yang telah menelusuri, menggali

dan mecari hingga akhirnya menemukan apa itu semesta yang dapat dipelajari di

Museum Loka Jala Crana memalui fasilitas planetarium.Sehingga kata tersebut

mewakili konsep enchanting discovery yang berarti penemuan mengagumkan.

(20)

2. Tipografi

Jenis tipografi yang sesuai dengan konsep “Enchanting Discovery” adalah jenis huruf sans serif dengan karakter yang dimiliki font Kayak Sans. Huruf Kayak Sans memiliki tingkat legibility dan readibility yang tinggi, sehingga ketika diimplementasikan pada suatu media akan menentukan keterbacaan huruf dalam kondisi yang sulit, seperti saat digerakkan, dalam kecepatan tinggi, cahaya remang, sampai pada jarak tertentu.

Implementasi menjadi hal penting ketika tipografi berperan sebagai salah satu unsur visual penyampai pesan. Pemilihan suatu font akan diuji ketika tipografi harus diterapkan atau diimplementasikan ke berbagai macam media promosi. Jenis huruf sans serif lebih dapat beradaptasi dengan beragamnya media yang ada, ditambah lagi dengan perkembangan dunia digital yang semakin pesat.Berikut ini adalah gambar dari karakter huruf Kayak Sans Reguler.

Gambar 4.4 Kayak SansFont Sumber : Hasil Olahan Peneliti,2016 3. Warna

Warna yang dipilihpada perancangan brand identity Museum Loka Jala

Crana Surabaya adalah ungu dan biru tua.

Warna ungu dipilih karena bedasarkan

teori psikologi warna, warna ungu merepresentasikan memiliki daya pikat,

mengagumkan, dan spiritual (Dramaprawira, 2002: 42).Sedangkan warna biru tua

(21)

memiliki arti

kepercayaan, martabat, kecerdasan,sampaiwibawa.Representasi kecerdasan lebih berhubungan dengan suatu penelitian.Sedangkan ungusesuai

dengan keyword yang telah terpilih, bahwa Enchant memiliki arti mengagumkan, memesona dan memiliki daya tarik.

Gambar 4.5 Pemilihan Warna Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016 4. Ilustrasi

Dalam mendukung perancangan brand identity Museum Loka Jala Crana Surabaya perlu adanya media promosi yang dapat menarik perhatian audiens.

Teknik vector digunakan dalam pembuatan ilustrasi pada media promosi, dengan menggunakan ilustrasi vector diharapkan dapat menarik perhatian audiens.

Ilustrasi pada media promosi akan bersifat eksploratif supaya penyampaian pesan pada audiens tidak terkesan membosankan. Selain itu penggunaan ilustrasi dengan teknik vector diharapkan mampu menarik perhatian audiens dan menjadikan media promosi menjadi lebih efektif.

5. Layout

Jenis layout yang digunakan adalah grid layout.Grid layout merupakan

suatu jenis tata letak yang mengacu pada grid.Yaitu tata letaknya disusun

(22)

seolahbagian per bagian yang berada dalam skala grid.Penataan yang mengacu grid ini berfungsi untuk menata anatara bagian konten dengan bagian lainnya menjadi lebih kronologis dan rapi. Ruang-ruang yang terisi dan ruang kosong akan lebih terukur jika menggunakan dengan jenis layout ini. Sehingga dengan menggunakan grid layout dapat memudahkan audiens dalam menerima pesan dari segi keterbacaan materi.

6. Logo

Logo Loka Jala Crana dibuat berdasarkan konsep Enchanting Discovery dan basis dalam perancangan brand identity yaitu, sejarah dan sains.Dalam menentukan elemen visual sketsa logo, peneliti menemukan berbagai referensi visual yang berkaitan dengan objek penelitian.Terdapat dua referensi gambar yang dapat diambil dandigabungkan elemen visualnya.

Gambar 4.6Referansi Visual Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

Gelombang ombak dan orbit planet terpilih menjadi referensi gambar yang

akan diambil elemen visualnya. Gelombang ombak diambil berdasarkan nama

Loka Jala Crana. Berdasarkan hasil wawancara,nama Loka Jala Crana diambil

(23)

dari bahasa Sansekerta, jika diartikan per katanya maka, Loka yang berarti lokasi, Jala memiliki arti Laut dan Crana merupakan sarana.Sehingga Loka Jala Crana merupakan suatu tempat atau lokasi yang memprasaranai hal-hal yang berkaitan dengan kelautan.Oleh karena itu ombak mewakili dari elemen visual dari laut.

Referensi visual orbit ditemukan berdasarkan observasi peneliti dilapangan yang menyatakan bahwa, planetarium merupakan fasilitas ruangan favorit yang dimiliki Museum Loka Jala Crana Surabaya sejak tahun 1969.Orbit merupakan salah satu elemen yang dapat dipelajari di dalam planetarium. Oleh karena itu orbit menjadi salah satu referensi visual dalam perancangan logo.

Pada tahap selanjutnya peneliti mulai mencari dan menyederhanakan referensi visual ke berbagai bentuk.Dalam menentukan sketsa alternatif peneliti perlu menyesuaikan bentuk dengan konsep yang ditentukan.Berikut ini merupakan sketsa penyederhanaan referensi visual.

Gambar 4.7 Sketsa Penyederhanaan Referensi Visual

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

(24)

Pada gambar 4.7 merupakan proses penyederhanaan referensi visual yang telah ditemukan. Terdapat berbagai alternatif penyederhanaan yang dipilih dan kemudian digabungkan menjadi satu.

Gambar 4.8 Sketsa Alternatif Picturemark Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

Setelah ditemukan beberapa alternatif, kemudian peneliti menentukan

enam alternatif berdasarkan wawancaradenganmahasiswa dan dosen

pembimbing.Kemudian alternatif logo yang telah disertai sketsa logotype diajukan

kepihak pengelola Museum Loka Jala Crana untuk dipilih.Dibawah ini merupakan

sektsa kasar logo terpilih. Sketsa kasar logo kemudian akan diperbaiki melalui

komputerisasi untuk mengatur grid dan komposisinya.

(25)

Gambar 4.9 Sketsa Logo Terpilih Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

Salah satu bentuk dan cara mengkategorikan suatu logo adalah dengan melihat dari segi konstruksinya, logo pada umumnya terbagi menjadi tiga jenis yaitu, picture mark dan letter mark, picture mark sekaligus letter mark dan yang terakhir letter mark saja (Rustan, 2009:20). Jika dilihat dari konstrusinya pada gambar 4.9, sketsa logo tersebut termasuk kategori picture mark dan letter mark.Picture mark berupa elemen visual ombak dan orbit yang saling terpisah dengan letter mark dari kata Museum TNI AL Loka Jala Crana.

Bedasarkan struktur anatomiletter mark sketsa logo Museum Loka Jala

Crana Surabaya yang telah dibuat seperti pada gambar 4.9, nama Loka Jala Crana

akan lebih difokuskan dengan menggunakan ukuran huruf (font) lebih besar

dibandingkan dengan kata Museum TNI AL. Secara hierarki kata Loka Jala Crana

akan lebih kontras, kata Museum TNI AL menjadibersifat komplementer untuk

melengkapi dari dari nama museum. Tujuan dari penggunaan ukuran huruf lebih

besar tersebut menunjukkan pengalaman yang dirasakan olehaudienssupaya lebih

mempermudahdalampenyebutan dan mengingatnama tersebut.

(26)

Gambar 4.10 Hasil Komputerisasi Logo Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

Pada tahap komputerisasi, sketsa logo diperbaiki komposisi antara picturemark dan lettermark-nya.Gambar 4.10 merupakan logo yang telah melewati tahap komputerisasi.Dalam pembuatan logo peneliti menggunakan teknik similarity(kesamaan bentuk) dalam teori gestalt.Objek-objek yang bentuk dan elemennya mirip akan dikelompokkan sebagai suatu kesatuan.Jika dilihat dari bentuknya, picturemarkmasih memiliki bentuk dominan dari ombak meskipun telah digabungkan dengan elemen orbit. Namun dari sisi lainbentuk orbit juga dapat terlihat dari perpotongan garis diagonal dan lingkaran yang merepresentasikan planet.

Ditinjau dari maknanya, logo terpilih memiliki picturemark yang berasal

dari gabungan dari elemen ombak.Ombak merepresentasikan semangat atas rasa

keingintahuan yang tiada henti. Sedangkan orbit merupakan elemen dari ilmu

astronomi yang jarang ditemui di masyarakat. Kemudian logo Loka Jala Crana

akanmenggunakan warna ungu sebagai logo. Warna ungu membuat logo memiliki

kesan yang lebih kuat dengan konsep enchant. Ungu memiliki sifat

mengagumkan, memiliki daya pikat, dan menarik.Oleh karena itu, visualisasi

(27)

ombak dan orbit ditambah dengan penggunaan warna ungu dapat dikategorikan menuju konsep terpilih yaitu, Enchanting Discovery.

Setelah logo terpilih, selanjutnya akan diimplementasikan ke dalam berbagai media promosi. Media promosi bertujuan untuk mendukung brand identity Museum Loka Jala Crana sebagai upaya pengenalan laboratorium pendidikan bagi masyarakat.

4.10 Perancangan Media

Perencanaan media adalah proses mengarahkan pesan dari iklan ke target audienspada tempat dan waktu yang tepat sesuai dengan segmentasi serta media yang memadai dan tepat untuk mendukung kegiatan suatu promosi.Sehingga pesan berupa komunikasi visual mampu diterima khalayak dengan baik.

4.10.1 Tujuan Media

Menurut Morissan, (2010:189) tujuan media sesuai dengan hasil analisis data merupakan gambaran apa yang ingin dicapai suatu perusahaan berkenaan dengan penyampaian pesan suatu merek produk maupun jasa. Maka dibutuhkan beberapa mediauntuk mengenalkan Museum Loka Jala Cranamelalui brand identity sebagai media utama.

Tujuan media pada perncangan ini adalah sebagai media pendukung dari

identitas brand Loka Jala Crana sebagai laboratorium pendidikan dengan

mengedukasi, menggali kisah heroik, menguatkan dan meningkatkan efektifitas

media promosi. Sehingga harapannya dengan adanya media pendukung ini dapat

menciptakan awareness konsumen, berawal dari tingkat unaware dimana

(28)

konsumen tidak mengetahui sama sekali mengenai eksistensi Museum Loka Jala Crana menuju setingkat lebih tinggi menujubrand recognition.

4.10.2 Strategi Media

Media yang digunakan dalam perancangan ini dibagi menjadi dua, yaitu media utama dan media pendukung. Media utama yang digunakan adalah brand identity, sedangkan media pendukung adalah media yangdigunakan untuk membantu publikasi media utama yang sudah dirancang. Berikut merupakan media yang digunakanmeliputi, stationaryset, brosur, poster, wayfinding dan signage, xbanner,billboard, kaos dan sticker. Di bawah ini merupakan penjelsan dari masing-masing media:

1. Stationary Set

a. Alasan Pemilihan Media

Dalam pemilihan media pendukung, stationary set merupakan media pendukung yang tidak dapat ditinggalkan dalam metode pemasaran, khususnya bisnis ke bisnis (B2B).Stationary set merupakan benda-benda fungsional yang biasa digunakan dalam keperluan kantor, dengan nilai tambah benda-benda ini memuat identitas perusahaan, seperti logo, tagline, komposisi warna, dan hal-hal yang mencerminkan citra perusahaan. Stationary set yang dipilih diantaranya, kop surat dan amplop, kartu nama, dan invoice.

b. Konsep Desain

Seperti yang telah disebutkan diatas, dalam media stationery set

memasukkan elemen yg memuat identitas, seperti logo dan komposisi

(29)

warna ungu. Sedangkan dalam pengaturan tata letak konten teknik grid layout digunakan supaya perbandingan antar elemen lebih terlihat terstruktur dan rapi.

c. Sketsa DesainStationary Set

Stationary set yang dipilih adalah kop surat, amplop, kartu nama dan invoice. Dibawah ini merupakan sketsa desain stationary set yang telah ditentukan, diantaranya:

Gambar 4.11 Sketsa Desain Kop Surat

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

(30)

Gambar 4.12 Sketsa DesainAmplop Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

Gambar 4.13 Sketsa Desain Kartu Nama Bagian Depan

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

(31)

Gambar 4.14 Sketsa Desain Kartu Nama Bagian Belakang Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

Gambar 4.15 Sketsa Desain Invoice

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

(32)

2. Brosur

a. Pemilihan Media

Brosur merupakan suatu media yang fungsinya digunakan dalam pemasaran, digunakan untuk media beriklan atau melakukan promosi.

Brosur yang dibagikan secara gratis.Brosur berisikan informasi Museum Loka Jala Crana, sekaligus sebagai sarana edukasi.Oleh karena itu, brosur menjadi pilihan media pendukung yang cukup efektif.

b. Konsep Desain

Brosur dibuat menggunakan teknik trifold dengan dua lipatan

dengan tiga sisi.Teknik ilustrasi yang digunakan mengguakan teknik vector

dengan warna dominan yang telah ditentukan yaitu biru tua yang

merepresentasikan langit di malam hari. Pada bagian belakang brosur

dilengkapi dengan fitur scan barcode untuk mengetahui lokasi

menggunakan GoogleMap. Fitur ini mempermudah audiens untuk

menunjukkan lokasi Loka Jala Crana dari posisi audiens berada.

(33)

c. Sketsa Desain Brosur

Gambar 4.16 Sketsa Desain Brosur Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

3. Poster

a. Alasan Pemilihan Media

Poster yang digunakan bersifat edukatif dan eksploratif, dapat

menyesuaikan dan berubah sewaktu-waktu.Fungsi poster yang dibuat

untuk internal sebagai media pendungkung edukasi bagi pelajar. Konten

dari poster yang dibuat memuat ensiklopedi tentang sejarah dan sains,

sesuai dengan basis pada perancangan brand identity Museum Loka Jala

Crana Surabaya sebagai upaya pengenalan laboratorium pendidikan.

(34)

b. Konsep Desain

Media poster menggunakan konsepyang telah ditentukan sebelumnya yaitu, enchanting discovery. Poster bersifat edukatif memuat tentang ilmu atronomi yang jarang ditemukan di dalam kelas, sehingga merepresentasikan penemuan mengagumkan.

c. Penempatan Media

Poster akan ditempatkan di ruangan planetarium, tepatnya di dinding luar bagian doom. Tujuan penempatannya sebagai pendukung media edukasi pengunjung, khususnya pelajar sebelum maupun sesudah memasuki ruangan planetarium. Selain itu penempatan poster tersebut untuk mengisi ruang kosong.

d. Sketsa Desain Poster

Gambar 4.17 Sketsa Desain Poster

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

(35)

4. Signage dan Wayfinding

a. Alasan Pemilihan Media

Tujuan umum dari media ini merupakan sebagai penunjuk jalan dan memberikan informasi maupun himbauan kepada pengunjung ketika berkeliling mengenai suatu tempat. Selain itu dengan adanya signage dan wayfinding akan memberikan pengalaman atau kesan visual sehingga pengunjung dapat mengingat identitas brand Museum Loka Jala Crana.

b. Konsep Desain

Konsep dalam pembuatan signage dan wayfinding disesuaikan dengan identitas brand Loka Jala Crana. Komposisi warna ungu menjadikan ciri khas dari Museum Loka Jala Crana. Diharapkan dengan memunculkan warna korporat secara berulang-ulang mampu memebrikan pengalaman yang berbeda kepada pengunjung.

c. Penempatan Media

Signage dan wayfinding disesuaikan dengan konten yang

diperlukan di tempat-tempat tertentu. Signage dapat berupa informasi,

himbauan, maupun larangan. Misalkan, signage dilarang menyalakan alat

penerangan ditempatkan di bagian dinding depan sebelum memasuki

ruangan planetarium. Sedangkan wayfinding ditempatkan pada bagian luar

ruangan supaya memudahkan pengunjung mengetahui ruangan yang akan

dituju.

(36)

d. Sketsa Desain Signage dan Wayfinding

Gambar 4.18 Sketsa Desain Signage Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

Gambar 4.19 Sketsa Desain Wayfinding

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

(37)

5. Xbanner

a. Pemilihan Media

Pemilihan media pendukung berupa xbanner bertujuan untuk dijadikan media promosi ketika event berlangsung, seperti pameran bersama, sosialisasi sampai melakukan promosi kunjunga ke sekolah.

b. Konsep Desain

Konsep yang digunakan sama dengan konsep pada media lainnya, yaitu enchant. Pada xbanner terlihat seorang pelajar sedang berimajinasi hal-hal yang mengagumkan dengan mengagkat ke atas replika kapal.

Replika kapal merupakan salah satu dari koleksi dari Museum Loka Jala Crana.

c. Penempatan Media

Xbanner ditempatkan di booth bagian depan ketikasedang diadakan

pameran bersama. Jika seminar berlangsung xbanner akan ditempatkan

diatas panggung bersebelahan dengan pembahas dalam acara seminar

maupun sosialisasi berlangsung.

(38)

d. Sketsa Desain Xbanner

Gambar 4.20 Sketsa Desain Xbanner Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016 6. Billboard

a. Pemilihan Media

Billboard digunakan sebagai media pendukung untuk

menyampaikan identitas brand Museum Loka Jala Crana yang baru kepada

khalayak ramai.Tingkat pubilikasi yang tinggi membuat billboard menjadi

media iklan andalan untuk mempromosikan suatu produk maupun brand

baru. Selain untuk mengenalkan eksistensi suatu brand juga dapat

(39)

meningkatkan popularitas atau awareness masyarakat, yang semula unaware.

b. Konsep Desain

Desain billboard divisualisasikan dengan seorang pelajar memegang kaca pembesar melakukan pencarian.Pelajar tersebut terlihat dengan kagumnya seakan telah menemukan yang dia cari.Sehingga rasa kagum terhadap sesuatu yang dia temukan tersebut mengarahkan pada konsep enchanting discovery.Teknik ilustrasi menggunakan teknik vector dan warna dominan pada billboard menggunakan warna turunan dari ungu.

c. Penempatan Media

Billboard akan ditempatkan di pusat pendidikan, dimana

banyaknya kegiatan pembelajaran disuatu tempat. Tempat yang dituju

merupakan kompleks sekolah di perempatan Jl. Kusuma Bangsa yang

bersampingan dengan SMA N 5 Surabaya. Selain itu jalan tersebut

merupakan akses menuju sekolah-sekolah lain lain seperti, SMA N 1

Surabaya, SMA N 2 Surabaya, SMA N 9 Surabaya, dan SMP N 1

Surabaya. Billboard dapat dilihat dari arah Jalan Ambengan dan yang

sedang menuju ke Jl. Prof. Dr. Mustopo. Metode pemasaran business to

bussines (B2B) menjadi alasan mengapa media billboard ditempatkan

berdekatan dengan pusat kegiatan pembelajaran atau sekolah. Dengan

penempatan ini diharapkan media billboard dapat merangsang pengajar

(40)

maupun pelajar untuk berinisiasi secara kelompok mengunjungi Museum Loka Jala Crana.

d. Sketsa Desain Billboard

Gambar 4.21 Sketsa Desain Billboard Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

7. Kaos dan Sticker

a. Pemilihan Media

Media pendukung berupa kaos bertujuan supaya mempermudah audiens untuk mengenalkan sekaligus mengingat brand Loka Jala Crana.

Kaos dapat dikategorikan ke dalam media merchandising yang memiliki mobilitas tinggi.Sama halnya dengan sticker, media promosi berupa merchandise yang memiliki mobilitas tinggi. Dengan biaya yang efisien, media ini dapat diaplikasikan ditempat yang mana media lain sulit menjagkaunya.

b. Konsep Desain

Desain kaos maupun sticker memvisualkan logo beserta tagline

Museum Loka Jala Crana. Pengulangan tersebut diharpkan mempu

(41)

meningkatkan awareness menuju tahap recognize yang semula unaware.

Konsep kaos maupun sticker tidak berbeda dengan konsep yang tertuang pada logo. Sehingga konsep pada media merchandise telah terwakili dengan adanya logo dan tagline.

c. Sketsa Desain Kaos dan Sticker

Gambar 4.22 Sketsa Desain Kaos Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

Gambar 4.23 Sketsa Desain Sticker

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

(42)

4.11 Implementasi Desain

1. Logo

Fokus utama pada perancangan tugas akhir ini merupakan pada brand identity Museum Loka Jala Crana Surabaya. Pada tahap analisa telah ditemukan ciri khas yang dapat mengidentifikasikan Museum Loka Jala Crana sebagai upaya pengenalan laboratorium pendidikan. Kemudian ditemukan dua referensi visual, berupa orbit dan ombak yang akan dikombinasikan elemen visualnya dalam perancangan logo. Berikut ini merupakan perancangan logo yang telah dikomputerisasi dan diterapkan warnanya.

Gambar 4.24 Logo Loka Jala Crana Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016

Logo merupakan bagian tanda yang dikategorikan paling penting dalam perancangan brand identity, tujuannya supaya suatu perusahaan maupun instansi dapat dengan mudah diidentifikasi atau dikenali sampai harapannya dapat diingat olehaudiens.

Pada gambar 4.24 merupakan rancangan logo yang telah dikomputerisasi

dari bentuk sketsa. Jika dikonstruksi bentuknya maka logo tersebut memiliki

picturemark dan lettermark, sehingga logo tersebut dapat diklasifikasikan pada

(43)

picturemarkdan lettermark. Logo picturemark dan lettermark merupakan suatu logo yang jika dikonstruksikan bentuknya, logo tersebut memiliki elemen gambar dan elemen tulisan yang saling terpisah (Rustan, 2009:24).

Berdasarkan simpulan brand identity sebelumnya, telah ditemukan bahwa planetarium merupakan ciri khas yang dimiliki Msueum Loka Jala Crana Surabaya. Telah ditentkuan bahwa orbit merupakan referensi visual yang diambil elemen visualnya. Sedangkan ombak menjadi elemen yang akan dikombinasikan dengan elemen orbit. Ombak didapatkan dari makna atau arti dari nama Loka Jala Crana yang didapat dari hasil wawancara.

Berbicara logo pasti tidak lepas dengan adanya Graphic Standard Manual (GSM). Perancangan GSM meliputi formula logo, logo grid, logo yang tidak dianjurkan, minimumclearspace, ukuran, panduan warna, tipografi, dan elemen estetis. Kemudian pada halaman selanjutnya merupakan implementasi logo ke berbagai media seperti, stationary set, poster, brosur, signage & wayfinding, billboard, kaos dan sticker.

2. Graphic Standard Manual

Graphic Standard Manual merupakan komponen utama dalam

perancangan brand identity.Graphic Standar Manual meliputi pedoman dan

aturan yang dibuat untuk dijadikan standar dari beberapa komponen visual untuk

penggunaanya.Tujuan adanya GSM adalah pegangan bagi perusahaan maupun

instansi dalam menerapkan konsistensi identitas kedepannya.Selain itu peran

GSM memiliki fungsi mendasar yaitu sebagai alat untuk meefleksikan citra

(44)

perusahaan. GSM juga memiliki fungsi lain yaitu, untuk menghindari dari pembajakan. Dalam graphic standard manual spesifikasi penggunaan atau penerapan yang berisi, antara lain:

a. Sejarah Museum Loka Jala Crana

Memuat sejarah singkat tentang berdirinya Museum Loka Jala Crana sejak tahun 1969.

b. Logo

Terdiri dari tampilan logo utama, elemen logo, golden ratio,makna logo,grid sistem, clear space, ukuran logo, aturan yang tidak diperbolehkan, typeface, dan tagline.

c. Elemen Estetis

Elemen estetis atau yang biasa disebut supergrafis memiliki fungsi untuk mengisi ruang kosong pada aplikasi media.Elemen estetis didapat berdasarkan karateristik dari identitas yang telah dirancang.

d. Impelmentasi Media

Berisi tata letak yang dianjurkan, konten bersifat tentaif, dapat berubah-

ubah sesuai kebutuhan promosi di masing-masing medianya.Namun dalam

pemilihan pada media tertentu telah ditentukan memakai warna dominan sesuai

dengan warna utama, sekunder, eksploratif, serta turunanya.

(45)

Gambar 4.25 Graphic Standard Manual 1 Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016

Gambar 4.26 Graphic Standard Manual 2

Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016

(46)

3. Stationary Set

Stationaryset menjadi media pendukung yang paling penting dalam menyampaikan identitasnya. Hal ini disebabkan Museum Loka Jala Crana menggunakan metode pemasaran bussines to bussines.Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas, sehingga pengunjung yang datang bersifat kolektif. Oleh karena itu dibuthkannya media komunikasi yang formal seperti adanya kop surat, amplop, kartu nama dan invoice.Dalam stationary set meliputi kartu nama, kop surat, amplop, dan invoice dapat dilihat pada gambar 4.28.

Gambar 4.27 Desain Stationary Set Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016 4. Brosur

Desain cover brosur memiliki layout yang sama dengan media xbanner

dan billboard. Tata letak logo dan tagline dimunculkan berulang-ulang supaya

memudahkan audiens untuk megenali Museum Loka Jala Crana diberbagai

(47)

media.Ditambah dengan visual berupa olahan foto eksploratif sehingga dapat menarik audiens untuk melihatnya.

Brosur dibuat menggunakan teknik trifolddengan dua lipatan dengan tiga sisi dalam dan luar. Pada bagian isi membahas tentang profil dan sejarah singkat, koleksi museum, jam operasional, ketentuan dan persyaratan berkunjung. Hal ini sesuai dengan strategi yang telah ditentukan pada analisis SWOT. Kemudian pada halaman belakang dilengkapi dengan fitur scan barcode untuk mengetahui lokasi secara digital menggunakan GoogleMap. Dibawah ini merupakan desain cover brosur yang telah diselesaikan pada tahap komputerisasi.

Gambar 4.28 Desain Brosur Bagian Luar

Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016

(48)

Gambar 4.29 Desain Brosur Bagian Dalam Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016 5. Signage dan Wayfinding

Signage dan Wayfinding merupakan media pendukung yang dikategorikan

internal.Media ini terpilih disebabkan karena tidak adanya sistem identitas yang

melekat pada Museum juga sebagai petunjuk jalan dan memberikan informasi

mengenai arah suatu tempat. Pembuatan signage dan wayfinding disesuaikan

dengan identitas brand Loka Jala Crana supaya media tersebut dapat mendukung

dengan memberikan kesan visual yang kuat selama menelusuri Museum Loka Jala

Crana sehingga pengunjung dapat mengingat tentang gambaran Museum Loka

Jala Crana Surabaya. Berikut ini merupakan desain signage dan wayfinding

setelah dilakukan komputerisasi.

(49)

Gambar 4.30 Desain Signage Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016

Gambar 4.31 Desain Wayfinding Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016 6. Poster

Poster edukasi berisi ilmu pengetahuan tentang keantariksaan.Ilustrasi

yang digunakan dengan teknik vector diharapkan mampu mempermudah

penyampaian pesan kepada audiens.Selain itu fungsi dari teknik tersebut untuk

(50)

menarik perhatian pengunjung yang kebanyakan dari golongan pelajar. Poster yang dibuat akan mengisi ruang kosong di ruang planetarium.Konten dan ilustrasi poster bersifat tentatif, dapat diubah sesuai dengan kebutuhan informasi yang ingin disampaikan.

Gambar 4.32 Desain Wayfinding Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016 7. Xbanner

Media xbanner dipilih karena seringnya pengelola museum dalam

mengandakan pameran bersama, baik inisiatif internal maupun eksternal. Konten

xbanner dapat berubah-ubah sesuai dengan informasi yang ingin di

sampaikan..Pembuatan xbanner disesuaikan dengan pengaplikasian pada media

iklan lain seperti, layout, ilustrasi, warna.Hal terebut bertujuan untuk menjaga

konsistensi identitas kedepannya.

(51)

Gambar 4.33 Desain Xbanner Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016 8. Billboard

Jl Kusuma Bangsa merupakan lokasi yang sesuai dengan penempatan berdasarkan segmentasi brand. Perempatan Jl Kusuma Bangsa dan Jl Ambengan merupakan akses menuju ke SMA N 5 Surabaya, SMA N 1 Surabaya, SMA N 2 Surabaya, SMA N 9 Surabaya, dan SMP N 1 Surabaya. Selain itu perempatan tersebut dapat dimanfaatkan karena kepadatan di waktu tertentu. Billboard dapat dilihat dari arah Jalan Ambengan dan yang sedang menuju ke Jl. Prof. Dr.

Mustopo. Dengan penempatan ini diharapkan media billboard dapat merangsang

pengajar maupun pelajar untuk berinisiasi secara kelompok mengunjungi Museum

Loka Jala Crana. Desain billboard dan penempatan billboard dapat dilihat pada

gambar 4.34 dan gambar 4.35.

(52)

Gambar 4.34 Desain Billboard Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016

Gambar 4.35 Penempatan Billboard Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016 9. Kaos dan Sticker

Pengulangan dalam penerpan identitas brand sangat diperlukan untuk

meningkatkan kesadaran audiens. Oleh karena itu, pada media pendukung media

kaos memasukkan identitas berupa logo dan tagline. Sedangkan tujuan pembuatan

media kaos supaya mempermudah audiens untuk mengenalkan sekaligus

mengingat brand Loka Jala Crana. Selain itu juga dapat meningkatkan brand

loalty melalui kaos.Kaos dapat dikategorikan ke dalam media merchandising yang

(53)

memiliki mobilitas tinggi.Dibawah ini merupakan desain kaos setelah melalui tahap komputerisasi.

Gambar 4.36 Desain Kaos Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016

Gambar 4.37 Desain Sticker

Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kompetensi guru, fasilitas belajar dan lingkungan sekolah terhadap minat belajar siswa kelas VIII di MTsN Lubuk

Pola penerimaan mahasiswa baru Program Sarjana pada PTN dilakukan melalui: (1) Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang dilakukan oleh

Mendisitribusikan barang-barang pada masing-masing Jurusan Mesin mahasiswa meningkat Poltekkes Denpasar sudah mulai ada yang rusak dan diganti, barang yang diusulkan di

Sikap dapat dibentuk atau berubah melalui 4 macam cara, yakni ;.. 1) Adopsi, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang dan terus-terusan, lama-kelamaan secara

“Sebab bila kita tidak benar-benar mengetahui keadaan yang sebenarnya mungkin terjadi, saya sebagai Golongan Karya atau kader Golkar akan dituduh sebagai penghalang daripada

Gambar 4.8 Diagram perbandingan luas zona hamabat senyawa bioaktif kapang endofit benalu teh dalam menekan pertumbuhan kapang Fusarium oxysporum dan Colletrotichum

Pada akhirnya kebencian tersebut memupuk kebencian pada agama mereka juga.Berikut analisis terhadap literatur keislaman berupa buku-buku dalam mengiatkan nilai-nilai antar iman