PROSIDING 20 11© HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PRODUK SABUN CAIR CUCI PIRING DENGAN MENGGUNAKAN METODOLOGI QUALITY
FUNCTION DEPLOYMENT
Amrin Rapi, Ria Nadelia & Yusvicter Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea – Makassar, 90245
Telp/Fax: (0411) 588400 e-mail : amrin_rapi@yahoo.co.id
Abstrak
Perancangan produk sabun cuci piring untuk skala industri rumah tangga selama ini tampaknya masih belum banyak yang memperhatikan dan mempertimbangkan kebutuhan konsumen. Padahal pengetahuan akan kebutuhan ini sangatlah penting agar dapat mempertahankan kualitas produk dan kepuasan konsumen. Rancangan produk sabun cuci piring dalam skala rumah tangga yang banyak dijumpai dan diperjual-belikan lebih terfokus pada aspek komersial dan kurang melihat parameter-parameter yang terkait dengan keinginan maupun kepuasan konsumen. Penelitian yang dilakukan berawal dari upaya mengidentifikasikan parameter-parameter yang mampu memberikan kepuasan konsumen untuk kemudian dijadikan dasar penentuan parameter-parameter teknis dalam proses perancangan produk sabun cuci piring. Dalam perancangan sabun cuci piring ini, metode yang diterapkan untuk mengidentifikasikan keinginan konsumen (the voice of customer )diantaranya,wangi/aroma, efek pada kulit, kemampuan membersihkan, kemasan, warna sabun, harga sekali belidan, nilai tambah untuk kemudian diterjemahkan ke dalam paramater teknis rancangan produk adalah Quality Function Deployment (QFD). Selain itu analisa/evaluasi yang berkaitan dengan kebutuhan akan diimplementasikan untuk melihat seberapa jauh rancangan produk mampu memberikan nilai tambah dalam hal kepuasan konsumen pada saat mereka ingin memanfaatkan hasil rancangan produk baru tersebut. Dengan demikian dapat diperoleh kesimpulan apakah rancangan baru sabun cuci piring tersebut benar-benar memenuhi kebutuhan konsumen dibandingkan dengan yang selama ini ada.
Kata Kunci: Konsep Kualitas, Sabun Cair Cuci Piring, Metode Quality Function Deployment (QFD)
PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar nasional maupun di pasar Internasional. Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing juga menuntut setiap perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen serta berusaha memenuhi harapan konsumen dengan cara yang lebih inovasi daripada yang dilakukan para pesaingnya. Saat ini tuntutan konsumen selalu meningkat dan berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi yang mengakibatkan cepatnya perubahan selera konsumen terhadap suatu produk. Semakin kompleks kebutuhan konsumen terhadap produk, maka semakin banyak jenis produk yang diperlukan untuk memenuhi segmentasi pasar sehingga tingkat persaingan di pasaran terus meningkat.
Pangsa pasar sabun cuci piring sangat luas karena digunakan oleh hampir setiap orang, baik untuk keperluan rumah tangga maupun keperluan usaha. Penggunaan sabun dalam kehidupan sehari-hari sudah tidak asing lagi, terutama sesuai dengan fungsi utamanya sebagai pembersih kotoran, lemak, dll. Sabun yang digunakan antara lain sabun cuci tangan, sabun cuci pakaian, dan sabun pencuci piring, sabun cuci mobil dan sebagainya. Sabun cuci piring adalah salah satu produk yang telah banyak dipakai. Produk sabun pencuci yang beredar ada berbagai macam, bergantung pada fungsinya. Dari sekian ragam produk sabun yang ada, ragam produk sabun cuci piring yang telah beredar di pasaran sendiri terbilang kecil. Seiring dengan perkembangan zaman harapan konsumen terhadap kapasitas produk ini mulai berubah. Hal ini sedikit banyak di pengaruhi oleh beberapa faktor kebutuhan manusia, seperti gaya hidup, kesehatan, maupu kepedulian akan pelestarian lingkungan. Hal
Perancangan dan Pembuatan Produk… Amrin Rapi, Ria Nadelia & Yusvicter
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil
ini memunculkan harapan konsumen akan cirri sabun cuci piring itu sendiri, diantaranya sabun cuci piring yang tidak merusak tangan, wangi, menjadikan piring yang kesat dan bersih, dan lain-lain.
Mengingat hal tersebut dan perannya yang begitu penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari membuat sendiri sabun cuci piring dapat dipandang sebagai suatu kegiatan ekonomi yang cukup menguntungkan, baik untuk penghematan maupun untuk menambah penghasilan bila dikelola dengan baik dalam bentuk industri rumah tangga. Namun meracik sendiri sabun cuci piring, tidak dapat dikatakan hal mudah. Dalam merancang sabun cuci piring yang sesuai dengan harapan-harapan konsumen di atas memerlukan analisa untuk menyesuaian dengan bahan-bahan maupun metode peracikan. Oleh karena itu kami akan mencoba untuk mengintegrasikan keinginan-keinginan konsumen tersebut.
Untuk dapat memenuhi keinginan konsumen tentu saja berarti harus memperhatikan masukan (suara konsumen yang diperoleh dari kuisioner-kuisioner yang disebarkan secara acak ke dalam sampel konsumen) dalam proses perencanaan dan pengembangan suatu produk. Untuk ini perlu adanya suatu fungsi yang berperan dalam mengintegrasikan “suara konsumen” tersebut dalam proses perancangan produk agar dapat menjamin bahwa produk tersebut dapat memenuhi keinginan konsumen. Fungsi ini sangat penting dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam suatu produksi.
Fungsi yang sering digunakan dewasa ini adalah Quality Function Deployment (QFD), QFD memberi dampak positif bagi suatu produksi seperti mereduksi biaya perancangan, meningkatkan efisiensi produksi, dan menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar/konsumen. Melihat beberapa dampak positif di atas, maka penulis sangat tertarik untuk membahas penerapan metode QFD dalam perancangan produk sabun cuci piring dalam penulisan tugas akhir yang berjudul: “Merancang produk sabun cuci piring dengan metode Quality Function Deployment”. Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan pokok permasalahan dari penelitan yang dilakukan yaitu, bagaimana implementasi metode QFD dalam upaya perancangan produk sabun cuci piring sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen?
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan usaha yang harus dilakukan dalam penelitian untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Hal yang perlu diperhatikan adalah metode yang digunakan harus disesuaikan dengan obyek penelitian dan tujuan yang akan dicapai, sehingga penelitian dapat mengarah, berjalan dengan baik dan sistematis. Penelitian ini dilaksanakan pada Laboratorium Sistem Manufaktur Jurusan Mesin Fakultas Teknik UNHAS bekerjasama dengan perusahaan penghasil sabun cuci piring Sefactor Pharma, pada tanggal 9 Mei sampai 9 September 2011.
Dalam melakukan penelitian ini, mula-mula perlu dirancang mengenai hal-hal apa saja yang dilakukan oleh peneliti untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang ada. Adapun langkah-langkah penelitian sebagai berikut :
1. Tahap identifikasi permasalahan
Untuk mengetahui permasalahan yang ada maka perlu dilakukan pengamatan terlebih dahulu pada awal penelitian sehingga dapat diperoleh tujuan dari penelitian. Pengamatan dilakukan melalui wawancara langsung pada pihak perusahaan maupun konsumen. Kemudian dibuatkan kuisioner untuk disebarkan secara acak ke konsumen.
2. Tahap Penetapan Tujuan Penelitian
Sesuai dengan hasil identifikasi masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, adalah :
a. Melakukan proses perancangan produk sabun cuci piring dengan memperhatikan “keinginan konsumen”
b. Mengimplementasikan QFD dalam sistem perancangan produk sabun cuci piring 3. Tahap studi kepustakaan
Untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan di atas, dilakukan studi pustaka dengan maksud untuk memperoleh referensi pendukung, seperti yang telah dijelaskan pada tinjauan pustaka.
4. Tahap pengumpulan data
Untuk mengumpulkan data dilakukan pengamatan dan wawancara terlebih dahulu, sehingga diketahui gambaran umum perusahaan dan masalah yang dihadapi. Kemudian dibuat kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan keinginan konsumen atas produk tersebut.
PROSIDING 20 11© HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil
Langkah-langkah dalam pembuatan kuesioner adalah sebagai berikut: Pemilihan variabel yang akan diamati merupakan suatu langkah yang cukup sulit, karena sedemikian banyak variabel yang berkaitan dengan produk sehingga perlu dipilih beberapa variabel saja agar tidak membebani responden dalam menjawab pertanyaan, disamping itu juga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Untuk pemilihan variabel, dilakukan wawancara kepada pihak perusahaan terlebih dahulu. Tujuan wawancara tersebut untuk memperoleh masukan-masukan yang berharga bagi penyusunan pertanyaan yang akan diajukan. Selanjutnya dari variabel-variabel tersebut kemudian dikembangkan menjadi pertanyaan- pertanyaan yang lengkap dan mudah dimengerti oleh responden. Pemilihan instrumen pengambilan data, menurut cara mendapatkannya, data dibagi dua yaitu data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah sebagian besar adalah data primer. Adapun perinciannya adalah :
1) Observasi dan wawancara, data yang diperoleh tentang perusahaan dan produknya, selain itu juga didapat tentang data tentang variabel-variabel yang berkaitan dengan produk. Data-data ini didapat dari wawancara terhadap pihak perusahaan. Wawancara ini dilakukan pada awal penelitian dan dilakukan di perusahaan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai produk tersebut.
2) Kuesioner, untuk kuesioner dibagi atas dua bagian yaitu identifikasi responden dan penilaian akan keinginan responden atas produk. Penilaian keinginan konsumen terbagi atas tiga bagian yaitu kepentingan, persepsi, tingkat harapan. Kuesioner ini dibagikan kepada 50 orang responden secara acak di daerah Makassar.
3) Teknik penarikan sampel, kuesioner dibagikan kepada 50 orang konsumen secara acak dan tersebar merata di wilayah Makassar.
5. Tahap Pengolahan dan Analisa Data
Sebelum data-data yang didapat diolah lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reabilitas.
6. Tahap Penerapan Metode QFD dalam Perancangan
Pada tahap ini “suara konsumen” diintegrasikan kedalam suatu rancangan produk dengan menggunakan metode QFD.
7. Tahap Analisis Implementasi QFD
Setelah tahap-tahap di atas selesai, dilakukan analisis terhadap hasil penerapan metodologi QFD yang telah diperoleh. Kesimpulan, pada bagian akhir dari penelitian ini, dikemukakan kesimpulan dari seluruh hasil penelitian yang dilakukan.
HASIL DAN BAHASAN
Identifikasi Kebutuhan KonsumenDari hasil kuisioner awal (identifikasi kebutuhan konsumen) yang di bagikan kepada 30 orang responden, diperoleh atribut produk yang kemudian akan dikelompokkan kedalam tujuh variable dengan atributnya masing-masing. Variabel-variabel tersebut antara lain wangi/aroma, efek pada kulit, kemampuan membersihkan, kemasan, warna sabun, harga sekali beli, dan nilai tambah. Identifikasi kebutuhan konsumen selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1.
Gambar 1. Atribut Produk
Perancangan dan Pembuatan Produk… Amrin Rapi, Ria Nadelia & Yusvicter
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil
Dari gambar diatas atribut “harga sekali beli” dan “kemasan” berwarna sama untuk menandakan bahwa ada beberapa bagian dari masing-masing atribut yang memiliki korelasi satu sama lain.
1. Validitas dan reliabilitas kuesioner, data yang yang telah dikumpulkan dari penyebaran kuesioner, terlebih dahulu diuji validitas dan reabilitasnya sebelum digunakan dalam proses perancangan selanjutnya. Hasil pengujian validitas dan reabilitas dapat dilihat pada lampiran pengujian kuesioner.
2. Uji Kecukupan Data, untuk menentukan jumlah sampel dari jumlah populasi maka digunakan rumus, dimana :
N = 60 (menurut data perusahaan yang terinput) E = Presentase kesalahan hal ini sebesar 10% = 0,1 Maka:
n = = 37,5 ≈ 38
Jadi, jumlah sampel yang baik adalah 38. Dalam penelitian kali ini, sampel yang digunakan untuk kuisioner akhir ditetapkan 50 responden.
Pengembangan Matriks QFD
Dari gambar 1 terlihat bahwa kebutuhan konsumen yang paling utama adalah wangi diikuti dengan efek pada kulit, dan seterusnya berturut-turut kemampuan membersihkan, kemasan, wujud fisik, harga sekali beli dan nilai tambah. Setelah memperoleh informasi kebutuhan konsumen, langkah selanjutnya adalah menerjemahkan kebutuhan konsumen tersebut ke dalam karakteristik teknis dengan menggunakan metodologi QFD sebagai langkah awal, tapi sebelumnya perlu didefenisikan terlebih dahulu apa yang menjadi tujuan perancangan produk.
1. Klarifikasi Tujuan Perancangan Sabun Cuci Piring, keinginan atau kebutuhan konsumen yang telah diperoleh pada tahap sebelumnya diklarifikasikan menjadi tujuan perancangan produk Sabun Cuci Piring.
Metoda yang dipergunakan adalah “Metoda Pohon Tujuan”, yakni suatu metoda yang coba menguraikan kebutuhan konsumen yang telah diperoleh menjadi hubungan tujuan dan subtujuan. Metode ini juga dapat menjelaskan hubungan yang terjadi antara keduanya. Penguraian kebutuhan konsumen menjadi pohon tujuan ini dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan pertanyaan “apakah A terpenuhi jika B tercapai”
jika “ya” maka B adalah ranting dari A, kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan “ apakah B terpenuhi jika C tercapai” jika “ya” maka C adalah ranting dari A. Demikian seterusnya hingga “pohon tujuan perancangan sabun cuci piring” terbentuk.
2. Penetapan fungsi produk sabun cuci piring, setelah pohon tujuan terbentuk, proses perancangan dapat dilanjutkan dengan tahap penetapan fungsi. Penetapan fungsi merupakan gambar skematis yang menunjukkan aliran proses produksi yang berkaitan dengan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Gambar di bawah menunjukkan dengan jelas aliran proses produksi yang berkaitan, mulai dari bahan baku.
Dari gambar terlihat jelas proses yang dilakukan adalah bahan-bahan dan peralatan dipersiapkan dahulu kemudian proses peracikan sampai pengemasan.
Gambar 2. Aliran Proses Produksi
PROSIDING 20 11© HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil
3. Penetapan karakteristik teknik kualitas produk sabun cuci piring, proses selanjutnya adalah penentuan karakteristik teknis dari kualitas produk yang diinginkan atau dibutuhkan oleh konsumen. Proses ini merupakan usaha menterjemahkan kebutuhan konsumen yang telah diidentifikasikan parameter teknisnya terlebih dahulu. Tujuan pengidentifikasian parameter adalah untuk mengetahui faktor-faktor teknis yang mendukung tercapainya tujuan perancangan seperti yang telah dikemukakan diatas. Metoda pengidentifikasian parameter teknis dilakukan dengan metoda diskusi antara pelaku usaha sabun cuci piring dengan peneliti. Berdasarkan suara konsumen (the voice of customer) yang menghasilkan atribut rancangan produk, maka tugas dari perancang adalah menterjemahkan atribut-atribut produk tadi ke dalam sebuah parameter teknik secara lebih spesifik. Tabel 2 merupakan respon teknis yang menjadai acuan untuk merancang produk sesuai dengan kebutuhan konsumen produk sabun cuci piring.
Tabel 1. Parameter Teknik
No. Parameter Teknik
1 Pembusa
2 Garam
3 Pengemulsi 4 Pengawet 5 Pewarna 6 Pewangi 7 Air
8 Botol kemasan 9 Alat timbang 10 Pengaduk 11 Wadah
12 Kontinuitas (frekuensi)pengadukan 13 Zat tambahan
Sumber: hasil diskusi intern
Dari tabel tersebut didapatkan tiga belas parameter teknis yang berpengaruh yaitu:
a. Pembusa b. Garam c. Pengemulsi d. Pengawet e. Pewangi f. Air
g. Botol kemasan h. Alat timbang i. Pengaduk j. Wadah k. Kontinuitas l. Zat tambahan.
4. Pengembangan Matrik Perancangan Produk
Dari hasil penyebaran kuesioner, maka dapat dihitung tingkat kepentingan konsumen dengan melihat skala pengukuran yang memiliki nilai terbanyak dari para responden untuk tiap kebutuhan konsumen.
Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan konsumen yang dianggap sangat penting yaitu:
Tabel 2 Tingkat Kepentingan Konsumen No Kepentingan Konsumen
1 Tanpa bau 2 Lemon 3 Jeruk
4 Tidak membuat kasar telapak tangan 5 Tidak terasa lengket
6 Satu sendok sekali cuci 7 Busa yang banyak 8 Kurang dari 250 ml 9 251 - 400 ml 10 801 - 1000 ml 11 Botol plastik berulir 12 Kemasan plastik isi ulang 13 Kuning
14 Hijau
Perancangan dan Pembuatan Produk… Amrin Rapi, Ria Nadelia & Yusvicter
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil
Tabel 2 Tingkat Kepentingan Konsumen (lanjutan)
Sumber: hasil kuisioner
Penentuan Tingkat Kepuasan Konsumen terhadap produk sabun cuci piring (Current Satisfaction Performance) dihitung dengan rumus :
Misalkan untuk menentukkan tingkat kepuasan konsumen terhadap sabun cuci piring tanpa bau:
= 3,88
Berdasarkan hasil perhitungan, tingkat tiga teratas atas kepuasan konsumen terhadap sabun cuci piring dapat dilihat pada tabel 3:
Tabel 3 Tingkat Kepentingan Konsumen
No Pernyataan Tingkat
kepuasan
1 Tidak terasa lengket 4,16
2 Bersih kesat sekali bilas 4,14
3 Harga kurang dari Rp 2000 4
Sumber: hasil perhitungan perencanaan matriks
Perhitungan Rasio Perbaikan (Improvement Ratio) Dihitung dengan rumus :
Contoh rasio perbaikan untuk sabun cuci piring tanpa bau:
Perhitungan Raw Weight, besarnya nilai Raw Weight dihitung dengan rumus : Raw Weight = (Importance to Customer).(Improvement Ratio).(Sales Point) Contoh raw weight untuk sabun cuci piring tanpa bau :
RawWeight = 3 ×0,773 ×1,2 = 2,784 No Kepentingan Konsumen
15 Kurang dari Rp 2000 16 Rp 2001 - 4000 17 Rp 4001 - 6000 18 Rp 6001 - 9000 19 Rp 9000
20 Penghilang pestisida 21 Bersih kesat sekali bilas 22 Ramah Lingkungan
PROSIDING 20 11© HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil
Natrium Lauryl sulfat
Natrium Klorida
Glycerine
Natrium Benzoat
Tetrazine
Pewangi
Water
botol kemasan
alat timbangan
pengaduk
wadah yang bersih
kontinuitas (frekuensi)pengaduka nzat tambahan
Importance to customer Current Satisfaction Performance Goal
Improvement Ratio Sales Point
Raw Weight
Normalized Raw
Weight
1Tanpa bau33.8830.77321.22.78350.0202Lemon953.9851.25631.59.42210.0673Jeruk954.0651.23151.59.23650.0664Tidak membuat kasar telapak tangan9943.9841.0051.56.03020.0435Tidak terasa lengket3954.1651.20191.27.21150.0516Satu sendok sekali cuci93354.0851.225516.12750.0447Busa yang banyak9353.8251.30891.59.81680.0708Kurang dari 250 ml93430.7512.250.0169251 - 400 ml943.9641.01011.56.06060.04310801 - 1000 ml943.8641.03631.24.97410.03511Botol plastik berulir933.9830.753812.26130.01612Kemasan plastik isi ulang9353.951.28211.59.61540.06813Kuning43.9841.0051.24.82410.03414Merah43.8641.03631.56.21760.04415Kurang dari Rp 200095451.251.59.3750.06716Rp 2001 - 4000954.151.21951.37.92680.05617Rp 4001 - 6000934.0630.73891.53.32510.02418Rp 6001 - 9000953.7251.34411.28.06450.05719Rp 9000943.9641.010114.04040.02920Penghilang pestisida954.0851.22551.59.19120.06521Bersih kesat sekali bilas944.1440.96621.55.79710.04122Ramah Lingkungan953.9851.256316.28140.045Kontribusi prioritas0.0440.6010.3850.3850.1311.1921.2500.7590.2050.1310.1540.4613.050Rangking13587123249111061 PARAMETER TEKNIS
Perhitungan Normalized Weight : Dihitung dengan rumus :
Contoh Normalized Raw Weight untuk sabun cuci piring tanpa bau :
Perhitungan Contribution, dengan rumus:
Contribution = (∑Numerical value.Normalized RawWeight) Contoh perhitungan untuk parameter teknis “pembusa”:
Contribution = 0,044
Hasil perhitungan secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran. Dari hasil perhitungan tersebut dimasukkan pada proses pembuatan “house of quality” sebagaimana terlihat pada gambar 3.
Gambar 3 House of Quality sabun cuci piring (Sumber:Hasil perhitungan matriks perencanaan)
Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Amrin Rapi, Ria Nadelia & Yusvicter
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil
Dari keseluruhan hasil perhitungan matrik perencanaan, diperoleh tingkat kepentingan, kepuasan pelanggan, rasio perbaikan, tingkat penjualan, raw weight, dan normalized raw weight. Dari hasil matriks perencanaan tersebut diketahui bahwa nilai tingkat kepentingan untuk tingkat tiga teratas berturut-turut adalah tidak terasa lengket, bersih kesat sekali bilas, dan harga kurang dari Rp 2.000/250 ml. Nilai tingkat kepentingan menunjukkan bahwa semakin tinggi nilainya, maka atribut tersebut semakin dirasakan penting eksistensinya oleh konsumen dalam hubungannya dengan perancangan sabun cuci piring. Sedangkan tingkat kebutuhan yang ditunjukkan oleh nilai Raw Weight diinterpretasikan sebagai tinggi/rendahnya nilai suatu atribut. Hal ini memberikan indikasi kebutuhan konsumen untuk dilakukannya prioritas perbaikan terhadap rancangan produk oleh konsumen terutama ditujukan terhadap atribut yang mempunyai nilai raw weight tinggi.
Analisis yang dilakukan pada respon teknis ini adalah merupakan analissi kontribusi prioritas terhadap setiap respon teknis. Kontribusi prioritas akan menunjukkan seberapa besar suatu respon tekni mempunyai pengaruh terhadap kualitas produk. Semakin besar nilai kontribusinya, maka semakin perlu diprioritaskan untuk segara direalisasikan. Tiga respon teknis yang perlu diperhatikan benar-benar oleh perancang sabun cuci piring adalah zat tambahan, air, dan natrium klorida.
SIMPULAN
Beberapa karakteristik sabun cuci piring yang sebaiknya ada dalam perancangan sabun cuci piring antara lain wangi/aroma tanpa bau, aroma lemon, dan jeruk, efek pada kulit yang tidak membuat kasar telapak tangan dan tidak terasa lengket, kemampuan membersihkan dengan hanya satu sendok makan ataupun busa yang banyak, kemasan dalam variasi volume, maupun wadah kemasannya, warna sabun warna kuning dan hijau, harga yang variasinya berkorelasi dengan kemasan volume, ataupun nilai tambah yang terdiri dari kemampuan untuk menghilagkan pestisida, bersih kesat sekali bilas, dan ramah lingkungan. Proses produksi pembuatan sabun cuci piring terdiri atas tiga tahap dengan tahap awal persiapan bahan-bahan maupun peralatan, peracikan dimana metode yang digunakan bergantung pada ciri sabun yang diinginkan, dan pengemasan. Saat akan meracik sabun cuci piring menurut hasil analisa kebutuhan konsumen ini, ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan. Ekstrak parfum menjadi bahan campuran terakhir, agar wangi yang dihasilkan tidak menguap. Zat tambahan sangat berpengaruh untuk menonjolkan efek pada kulit, nilai tambah lainnya, maupun kemampuan membersihkan dari sabun cuci piring. Agar diperoleh hasil yang diinginkan, kiranya takaran zat tambahan ini disesuaikan dengan efek yang diharapkan maupun keseimbangannya dengan media air serta limbah yang dihasilkan nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Akao, Y., 1991. Quality Function Deployment: Integrating Customer Requirements IntoProduct Design, Productivity Press. Portland, Oregon.
Cohen, L., 1995. Quality Function Deployment : how to make QFD work for you, Addison –Wisley Publishing Company.
D. Ronald.G., 1993, Quality Function Deployment, linking a company with its customers. ASQC Quality Press, Milwaukee, Wisconsin.
Kottler, Philip, 1991, Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, Jilid 1, Terjemahan : Jaka Wasana, Penerbit Erlangga.
Marimin. Montgomery, Douglas C. 1990. Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Parrot, Eugene L., (1968), Pharmaceutical Technology, Burgess Publishing Company: Iowa.
Ulrich, K. T., and S. D. Eppinger, 2001. Perancangan dan Pengembangan Produk, SalembaTeknika, Jakarta Walpole Ronald. E., H. Myers, Raymond., 1995, Ilmu Peluang dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuwan,
Edisi ke-4, Terjemahan : Sembiring, R.K., Penerbit ITB.
Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ketujuh:Alfabeta, Bandung
Umar, M.Arif dan Ilyas, Baharuddin, 2001. Statistika Terapan: Andira Publisher, Makassar
Manopol, Y. (2001), “Licinnya Persaingan Sabun Cair,” SWA, 18 (24; 22 November–2 Desember): 80-81.