• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa communication, dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa communication, dan"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

10

BAB II

LANDASAN TEORI 1.1.Kajian Teoritis

A. Komunikasi Massa

Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa communication, dan kata communication berasal dari kata dalam bahasa latin communicatio. Kata Communication bersumber dari kata communis yang berarti sama (Ardianto

dkk, 2004). Menurut Haris (2014, hal 3) yang dimaksud adalah sama makna, yaitu komunikasi yang akan berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang digunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan kata lain, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu.

Pengertian komunikasi massa merujuk pada pendapat Tan dan Wright dalam Haris (2014), merupakan bentuk komunikasi yang menggunkan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara masal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), secara heterogen, dan menimbulkan efektertentu, yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.

Dari pengertian komunikasi massa yang telah dikemukakan, bahwa

komunikasi massa itu harus menggunakan media massa dan jelas komunikasi

antar manusia hanya bisa terjadi jika ada seseorang yang menyampaikan pesan

(2)

11

kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi bisa terjadi kalau ada unsur- unsur komunikasi yaitu :

1. Sumber : Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi.

2. Pesan : Pesan yang dimaksud adalh sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima.

3. Media : Media yang dimaksud disini ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada media.

4. Penerima : Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber.

5. Pengaruh : Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.

6. Tanggapan balik : Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarrnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi, sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima.

7. Lingkungan : Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapat memengaruhi jalannya komunikasi.

B. Fungsi Komunikasi Massa

Menurut Nurudin (2007) Ada beberapa fungsi komunikasi massa antara lain

:

(3)

12

1. Informasi

2. Hiburan 3. Persuasif

4. Transmisi budaya

5. Mendorong kohesi sosial 6. Pengawasan

7. Korelasi

8. Pewarisan sosial

9. Melawan kekuasaan dan kekuatan represif 10. Menggugat hubungan trikonomi.

C. Efek Komunikasi Massa

Komunikasi merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan dari seseorang komunikator kepada komunikan dimana komunikan akan memberikan umpan balik kepada komunikator sebagai umpan balik atau tanggapan dari pesan yang diterimannya, komunikasi dapat berupa komunikasi internal merupakan sebuah komunikasi yang dilakukan sebuah individu terhadap dirinya sendiri mengenai apa yang hendak dilakukan.

Disisi lain terdapat juga sebuah komunikasi yang disebut dengan komunikasi yang ditujukan kepada khalayak dengan menggunakan media massa atau dapat juga komunikasi secara langsung seperti halnya pada seminar-seminar atau diskusi panel.

Menurut Chaffle dalam Nurudin (2007), Efek media massa dapat

dilihat dari beberapa pendekatan. Pendekatan pertama yaitu efek media

(4)

13

massa yang berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan sikap, perasaan dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal dengan sebagai perubahan kognitif, afektif, dan behavioral (Nurudin, 2007).

a. Efek kognitif

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikasi yang sifatnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif ini membahas bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. Efek proprsional kognitif adalah bagaimana media massa memberikan manfaat yang dikehendakinya oleh masyarakat atau audiens.

b. Efek afektif

Efek ini kadarnya lebih tinggi dari pada efek kognitif. Tujuan dari

komunikasi massa bukan memberitahukan khalayak tentang

sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak dapat turut merasakan

perasaan sedih, iba, terharu, gembira, marah, setelah menerima

pesan dari media massa. Adapun faktor yang mempengaruhi

intensitas rangsangan emosional pesan dari media massa adalah

sebagai berikut:

(5)

14

1) Suasana emosional, respon individu terhadap sebuah film atau sinetron televisi akan dipengaruhi oleh emosional individu.

2) Skema kognitif, merupakan naskah yang ada dipikiran individu yang menjelaskan alur peristiwa.

3) Suasana terapan, adalah perasaan individu setelah menerima terpaan informasi dari media massa.

c. Efek behavioral

Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk tindakan atau kegiatan. Dampak sosial media massa secara pasti mempengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak, bukti sederhana terjadi pada seorang remaja laki-laki yang mengenakan topi seperti yang dipakai aktor dalam suatu tayangan komedi di televisi, anak-anak lainnya pun dengan segera menirunya. Budaya, sosial dan politik dipengaruhi media (Adrian dkk, 2014).

D. Konteks Media Baru

Saluran media dicirikan dengan banyaknya pilihan yang

membingungkan- terdapat ratusan saluran televisi kabel dan program siaran

sesuai permintaan yang dapat dijumpai setiap hari, belum lagi internet yang

memiliki isi beraneka ragam tanpa batas. Media baru lebih memiliki interaksi

didalamnya komunikator dengan komunikannya lebih bebas berkomunikasi

dan berinteraksi. Rasmussen berpendapat bahwa media baru memiliki efek

kualitatif yang berbeda terhadap integrasi sosial dalam jaringan masyarakat

(6)

15

modern yang mengambil dari teori modernisasi Gidden (1991). Kontribusi pokoknya adalah untuk menjembatani jurang lebar yang terbuka antara dunia publik dan privat,antara dunia kehidupan dan dunia sistem serta organisasi.

Kontras dengan televisi, media baru dapat memainkan peranan langsung dalam proyek kehidupan individual. Mereka juga mempromosikan keragaman penggunaan dan partisipasi yang lebih besar. Singkatnya, media baru membantu merekatkan kembali individu setelah efek tercerai – berai akibat dari efek modernisasi.

Secara umum, media baru tidak hanya menjembatani perbedaan pada beberapa media, namun juga pada perbedaan mengenai batasan kegiatan komunikasi pribadi dengan batasan kegiatan publik. Karakternya yang berbentuk digital, memudahkan dalam berkomunikasi dan saling bertukar informasi. Media baru dan media lama sangatlah berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat melalui pendekatan interaksi sosial dan integritas sosial media baru dan media lama.

McQuail dalam Werner & James (2011) mengidentifikasikan Lima kategori utama media baru yang sama-sama memiliki kesamaan saluran tertentu dan kurang lebih dibedakan berdasarkan jenis penggunaan, konten, dan konteks seperti berikut ini:

1. Media komunikasi antar pribadi (Interpersonal communication media).

Meliputi telepon (yang semakin mobile) dan surat elektronik (terutama untuk pekerjaan, tetapi semakin personal).

2. Media permainan interaktif (Interactive play media). Media ini terutama

berbasis komputer dan video game, ditambah peralatan realitas virtual.

(7)

16

3. Media pencarian informasi (information search media). Ini adalah kategori yang luas, tetapi Internet/ WWW merupakan contoh yang paling penting, dianggap sebagai perpustakaan dan sumber data yang ukuran, aktualitas, dan aksesibilitasnya belum pernah ada sebelumnya.

4. Media partisipasi kolektif (collective participatory media). Kategorinya khususnya meliputi penggunaan Internet untuk berbagi dan bertukar informasi, gagasan, dan pengalaman serta untuk mengembangkan hubungan pribadi aktif (yang diperantarai komputer). Situs jejaring sosial termasuk di dalam kelompok ini.

5. Subtisusi media penyiaran (substitution of broadcasting media). Acuan utamanya adalah penggunaan media untuk menerima atau mengunduh konten yang di masa lalu biasanya disiarkan atau disebarkan dengan metode lain yang serupa.

Media Baru muncul seiring dengan perkembangan teknologi digital. Media baru sering dipakai untuk bentuk media komunikasi massa yang berbasis teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Secara sederhana media baru merupakan sebuah terminologi untuk menjelaskan konvergensi antara teknologi komunikasi digital yang terkomputerisasi serta terhubung ke dalam jaringan.Contoh dari media yang sangat mempresentasikan media baru adalah internet.

Internet adalah bagian dari komunikasi massa terbaru, Internet telah benar-

benar berbeda dari media tradisional. Hal yang membedakan media baru dengan

media tradisional adalah media baru menggabungkan perdagangan dengan akses

(8)

17

terhadap informasi dan hiburan.Orang-orang tidak hanya dapat membeli produk, mereka juga dapat belajar hal baru dan menikmatinya sendiri.

Sebagaimana diulas Richard Hunter (2002) dengan world without secret bahwa kehadiran media baru (new media/cybermedia) menjadikan informasi sebagai sesuatu yang mudah dicari dan terbuka. Media baru seolah-olah menjadi pesaing media lama dalam mendistribusikan informasi.Jika selama ini institusi media sebagai lembaga yang mendominasi pemberitaan, kehadiran internet dan media sosial memberikan keleluasaan bagi khalayak untuk ikut dalam berkompetisi menyebarkan informasi atau peristiwa yang terjadi di sekitar mereka.

Fungsi-fungsi media yang selama ini didapat di media lama, juga telah bertambah dan bisa di dapat di media baru.Tidak hanya itu, waktu yang disediakan, sumber yang tanpa batas, serta bisa diakses kapan dan dimana saja, menyebabkan kehadiran internet serta berbagai media di dalamnya, seperti media sosial menjadi lebih mendominasi.

E. Media Sosial Sebagai Media Baru

Bergh dalam Nasrullah (2015) mendefinisikan media sosial sebagai media yang mewadahi kerja sama di antara pengguna yang menghasilkan konten (User generated content). Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama dan

berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berfikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan dan membangun sebuah komunitas. Intinya, menggunakan media sosial menjadikan kita sebagai diri sendiri.

Selain kecepatan informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik, menjadi diri

sendiri dalam media sosial adalah alasan mengapa media social berkembang pesat.

(9)

18

Tak terkecuali, keinginan untuk aktualisasi diri dan kebutuhan menciptakan personal branding. Teknologi-teknologi web baru memudahkan semua orang untuk membuat dan yang terpenting menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di Blog, tweet, atau video di YouTube dapat direproduksi dan dilihat oleh jutaan orang secara gratis (Nasrullah, 2015). Media sosial mempunyai ciri - ciri sebagai berikut:

1. Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bias keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet.

2. Pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper.

3. Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya.

4. Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi.

Dalam dunia virtual, masyarakat banyak yang menggunakan jejaring sosial. Media sosial dapat membuat penggunanya untuk berinteraksi, berbagi informasi maupun hal lain dan dapat juga untuk merepresentasikan diri pengguna di dalam dunia virtual. Media sosial untuk bersosialisasi kepada pengguna lain untuk berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Media sosial berperang membangun hubungan jarak jauh karena media sosial memiliki jangkauan global. Media sosial juga dapat memberi dan mendapatkan informasi, melihat peluang pasar maupun sistem administrasi dan berbagai kegiatan lain.

Terpaan media tidak hanya menyangkut apakah seseorang secara fisik

cukup dekat dengan kehadiran media massa, tetapi apakah seseorang itu benar-

benar terbuka terhadap pesan-pesan media tersebut. Terpaan media merupakan

kegiatan mendengarkan, melihat, dan membaca pesan media massa ataupun

mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut, yang dapat terjadi

(10)

19

pada tingkat individu ataupun kelompok. Berikut penjelasan mengenai ukuran terpaan media tersebut:

1) Frekuensi

Frekuensi adalah Mengumpulkan data khalayak tentang menonton sebuah jenis tayangan televisi, apakah itu program harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Jika itu adalah program mingguan, maka data yang dikumpulkan adalah berapa kali menonton sebuah tayangan dalam seminggu selama satu bulan.

2) Metode Penyajian

Telah kita ketahui bahwa utama tayangan menurut khalayak pada umumnya adalah untuk menghibur, selanjutnya adalah informasi. Dengan pesan informatif, selain melalui acara berita, dapat dikemas dalam bentuk wawancara, panel diskusi, reportase, obrolan, dan sejenisnya, bahkan dalam bentuk sandiwara sekalipun.

3) Durasi

Menghitung berapa lama khalayak bergabung dengan suatu media (berapa jam sehari), atau berapa lama (menit) khalayak mengikuti suatu program (audience’s share). Dalam penelitian ini dapat diukur dari seberapa lama (menit) khalayak mengikuti suatu video.

4) Atensi

Atensi (perhatian) adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian

stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya

(11)

20

melemah. Indikator atensi dalam penelitian ini diukur dari faktor eksternal penarik perhatian dan faktor internal penaruh perhatian.

5) Orientasi

Program apa yang paling utama ditonton dalam menggunakan media. Ini merupakan indikator orientasi dalam penelitian ini dimana diukur dari program hiburan, pengetahuan, pendidikan dan olahraga.

Perkembangan yang terjadi di bidang teknologi maupun inovasi internet menyebabkan tidak hanya memunculkan media baru saja. Berbagai macam aspek kehidupan manusia, seperti interaksi maupun komunikasipun juga mengalami perubahan.Seolah tidak ada batasan di dunia sehingga tidak ada lagi kerahasiaan yang bisa ditutupi. Kita bisa mengetahui aktivitas orang lain melalui media sosial, walaupun kita tidak mengenal dan tidak pernah bertemu tatap muka dengan orang tersebut.

Teori yang dikemukakan Marshall Mc Luhan dalam tulisannya The Gutternberg Galaxy : The Making of Typographic Man mengungkapkan bahwa perubahan yang

terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Hal ini diperkuat dengan contoh yang dikemukakannya bahwa kita membentuk peralatan untuk berkomunikasi, dan akhirnya peralatan untuk berkomunikasi yang kita gunakan itu mempengaruhi kehidupan kita sendiri.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan diciptakannya media sosial maka

secara tidak sengaja akan terciptanya kebudayaan baru yang telah mengubah gaya

hidup pengguna media sosial.

(12)

21

Van Dijk (2013) menjelaskan bahwa media sosial adalah platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktivitas maupun berkolaborasi.Sedangkan menurut Mieke and Young, media sosial diartikan sebagai konvergensi antara komunikasi personal dalam arti saling berbagi di antara individu (to be shared one-to-one) dan media publik untuk berbagi kepada siapa saja tanpa ada kekhususan individu.

Boyd (2009) menggambarkan bahwa media sosial sebagai kumpulan perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk berkumpul, berbagi, berkomunikasi, dan dalam kasus tertentu saling berkolaborasi atau bermain. Media sosial memiliki kekuatan pada user-generated content di mana konten dihasilkan oleh pengguna, bukan oleh editor sebagaimana di institusi media massa.

Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa media sosial adalah medium di internet yang memungkinkan pengguna mempresentasikan dirinya, maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual.

Media sosial merupakan salah satu platform yang muncul di media siber karena itu karakter yang dimiliki oleh media sosial tidak jauh berbeda dari karakteristik yang dimiliki oleh media siber.Meskipun karakteristiknya tidak jauh berbeda, media sosial memiliki karakteristik khusus yang tidak dimiliki oleh beberapa jenis media siber lainnya. Karakteristik media sosial yaitu :

1. Jaringan (network)

(13)

22

Media sosial memiliki karakter jaringan sosial. Karakter jaringan sosial adalah membentuk jaringan diantara penggunanya.Tidak peduli apakah di dunia nyata antarpengguna itu saling kenal atau tidak, namun kehadiran media sosial memberikan medium bagi pengguna untuk terhubung secara mekanisme teknologi. Jaringan yang terbentuk ini pada akhirnya membentuk komunitas atau masyarakat yang secara sadar maupun tidak akan memunculkan nilai-nilai yang ada di masyarakat dalam teori-teori sosial.

2. Informasi (Information)

Berbeda dari media media lainnya di internet, pengguna sosial media mengkreasikan representasi identitasnya, memproduksi konten, dan melakukan interaksi berdasarkan informasi.Informasi dalam media sosial memiliki karakter, karakter ini bisa dilihat dari dua segi.Pertama, media sosial merupakan medium yang bekerja berdasarkan informasi.Kedua, informasi menjadi komoditas yang ada di media sosial.Setiap orang yang ingin masuk ke media sosial harus menyertakan informasi pribadinya.

3. Arsip (Archive)

Arsip menjadi sebuah karakter yang menjelaskan bahwa informasi telah

tersimpan dan dapat diakses kapanpun dan melalui perangkat apapun.Inilah

yang menjadikan media sosial dianggap sebagai ruang perpustakaan

virtual.Kehadiran media sosial memberikan akses yang luar biasa terhadap

penyimpanan.Pengguna tidak lagi terhenti pada memproduksi dan

(14)

23

mengkonsumsi informasi, tetapi informasi itu telah menjadi bagian dari dokumen yang tersimpan.

4. Interaksi (Interactivity)

Interaksi dalam kajian media merupakan salah satu pembeda antara media baru dan media lama. Dalam hal ini, Holmes (2005) menyatakan bahwa dalam media lama pengguna merupakan khalayak yang pasif dan cenderung tidak mengetahui satu dengan yang lainnya; sementara di media baru pengguna bisa berinteraksi, baik diantara pengguna itu sendiri maupun dngan produser konten media.Interaksi ini bisa berbentuk saling mengomentari atau memberi tanda, seperti tanda jempol dan tanda love.

5. Simulasi (Simulation) sosial

Media tidak lagi menampilkan realitas, tetapi sudah menjadi realitas tersendiri, bahkan apa yang ada di media lebih nyata dari realitas itu sendiri.

Realitas media merupakan hasil proses simulasi, dimana representasi yang ada di media telah diproduksi dan direproduksi oleh media menjadi realitas tersendiri yang terkadang apa yang direpresentasikan berbeda atau malah bertolak belakang.

6. Konten oleh Pengguna (User Generated Content)

Karakteristik media sosial lainnya adalah konten oleh pengguna atau lebih

popular disebut dengan user generated content (UGC). UGC merupakan

relasi simbiosis dalam budaya media baru yang memberikan kesempatan

dan keleluasaan pengguna untuk berpartisipasi.Dalam hal ini jelas berebeda

dengan media lama dimana pengguna sebatas menjadi objek atau sasaran

(15)

24

yang pasif dalam distribusi pesan.Media baru, termasuk media sosial menawarkan yang memungkinkan pengguna untuk mengarsipkan, memberi keterangan, menyesuaikan, dan menyirkulasi ulang konten media.

7. Penyebaran (Share/Sharing) Media sosial tidak hanya menghasilkan konten yang dibangun dan dikonsumsi oleh penggunanya, tetapi juga didistribusikan sekaligus dikembangkan oleh penggunanya.Pengguna bisa secara aktif menyebarkan konten sekaligus mengembangkannya. Maksud dari pengembangan ini adalah konten yangmendapatkan komentar yang tidak sekedar opini, tetapi juga data dan fakta terbaru.

Menurut Afandisecara substansial media sosial mengubah cara berkomunikasi antar organisasi, masyarakat serta individu. Adapun jenis-jenis media sosial, sebagai berikut :

a. Collaborative Project

Collaborative Project merupakan suatu media sosial yang dapat membuat konten. Khalayak pun dapat mengaskses konten tersebut secara global. Ada dua sub-kategori yang masuk dalam Collaborative Poject di media sosial yaitu Wiki dan Bookmark Sosial.

b. Blogs and Microblogs

Blog merupakan sebuah website yang memfasilitasi penyampaian sebuah

opini, pengalaman atau kegiatan sehari-hari dari penulisnya. Pada

kenyataannya, blogs dan microblogs banyak digunakan oleh perusahaan

untuk memasarkan sebuah produk. Begitu pula para selebritis, mereka

memanfaatkan blogs sebagai sarana untuk menginformasikan kegiatan-

(16)

25

kegiatan yang mereka lakukan. Beberapa contoh yang memanfaatkan blogs dan microblogs adalah Kaskus, Wordpress, Multiply dan Plurk.

c. Content Communities

Content Communities merupakan sebuah aplikasi yang bertujuan untuk

saling berbagi foto dan video dengan orang yang dituju, yang termasuk dalam subkategori content community yaitu YouTube.

d. Social Networking Sites

Situs jejaring sosial adalah aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk terhubung dengan pengguna lain melalui profil pribadi atau akun pribadinya. Profil pribadi mencakup semua jenis informasi termasuk informasi foto, video, file, audio dan blog. Situs jejaring sosial pada umumnya memiliki fitur seperti pesan instan dan email. Selain itu, situs tersebut juga dapat membantu seseorang untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Dalam jejaring sosial ini terdapat beberapa macam jenis diantaranya Friendster, Yahoo Messenger, Facebook, Twitter, My Space, Blackberry Messenger, Whatsapp, Google+, Instagram, Skype, dan masih banyak lagi yang lainnya.

F. Efek Media Baru Sebagai Komunikasi Massa

Komunikasi merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan dari

seseorang komunikator kepada komunikan dimana komunikan akan

memberikan umpan balik kepada komunikator sebagai umpan balik atau

tanggapan dari pesan yang diterimannya, komunikasi dapat berupa

komunikasi internal merupakan sebuah komunikasi yang dilakukan sebuah

(17)

26

individu terhadap dirinya sendiri mengenai apa yang hendak dilakukan.

Disisi lain terdapat juga sebuah komunikasi yang disebut dengan komunikasi yang ditujukan kepada khalayak dengan menggunakan media massa atau dapat juga komunikasi secara langsung seperti halnya pada seminar-seminar atau diskusi panel.

Menurut Chaffle dalam Nurudin (2007), Efek media massa dapat dilihat dari beberapa pendekatan. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan sikap, perasaan dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal dengan sebagai perubahan kognitif, afektif, dan behavioral (Nurudin, 2007).

a. Efek kognitif

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikasi yang sifatnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif ini membahas bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. Efek proprsional kognitif adalah bagaimana media massa memberikan manfaat yang dikehendakinya oleh masyarakat atau audiens.

b. Efek afektif

(18)

27

Efek ini kadarnya lebih tinggi dari pada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan memberitahukan khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak dapat turut merasakan perasaan sedih, iba, terharu, gembira, marah, setelah menerima pesan dari media massa. Adapun faktor yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional pesan dari media massa adalah sebagai berikut:

1) Suasana emosional, respon individu terhadap sebuah film atau sinetron televisi akan dipengaruhi oleh emosional individu.

2) Skema kognitif, merupakan naskah yang ada dipikiran individu yang menjelaskan alur peristiwa.

3) Suasana terapan, adalah perasaan individu setelah menerima terpaan informasi dari media massa.

c. Efek behavioral

Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak

dalam bentuk tindakan atau kegiatan. Dampak sosial media massa

secara pasti mempengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak, bukti

sederhana terjadi pada seorang remaja laki-laki yang mengenakan

topi seperti yang dipakai aktor dalam suatu tayangan komedi di

televisi, anak-anak lainnya pun dengan segera menirunya. Budaya,

sosial dan politik dipengaruhi media (Adrian dkk, 2014).

(19)

28

G. Media Sosial Youtube

Youtube adalah sebuah New Media. New Media adalah media komunikasi yang mengacu pada konten yang bisa diakses kapan saja, dimana saja, pada setiap perangkat digital, memiliki kemampuan untuk dilakukannya interaksi antara pemberi dan penerima informasi, serta dimungkinkannya partisipasi kreatif dari berbagai pihak.

Youtube adalah sebuah situs web berbagi video yang dibuat oleh tiga mantan karyawan PayPal pada Februari 2005. Youtube merupakan salah satu media sosial terlaris kedua dunia setelah facebook. Youtube adalah sebuah situs web video sharing yang menyediakan berbagai macam video yang dapat digunakan untuk menonton dan mengunggah video secara gratis. Awalnya youtube tidak dikembangkan oleh google, kemudian youtube diakuisisi oleh google sehingga bergabung dengan fitur google yang lain, sama seperti blogger yang merupakan hasil akuisisian google. Situs ini memungkinkan pengguna mengunggah, menonton, dan berbagi video. Perusahaan ini berkantor pusat di San Bruno, California, dan memakai teknologi Adobe Flash Video dan HTML5 untuk menampilkan berbagai macam konten video buatan pengguna, termasuk klip film, klip TV, dan video musik. Selain itu ada pula konten amatir seperti blog video, video orisinil pendek, dan video pendidikan.

Youtube adalah video online dan yang utama dari kegunaan situs ini ialah

sebagai media untuk mencari, melihat dan berbagi video ke segala penjuru dunia

melalui suatu web. Kehadiran YouTube membawa pengaruh luar biasa kepada

masyarakat, khususnya masyarakat yang memiliki gairah di bidang pembuatan

(20)

29

video, mulai dari film pendek, dokumenter, hingga video blog, tetapi tidak memiliki lahan untuk mempublikasikan karyanya. YouTube mudah dipergunakan, tidak memerlukan biaya tinggi, dan dapat diakses dimanapun, tentunya dengan gadget yang kompatibel.

Hal itu membuat pembuat video amatir dapat dengan bebas mengunggah konten-konten video mereka untuk dipublikasikan. Jika video mereka mendapat sambutan baik, jumlah viewers akan bertambah. Viewers banyak akan mengundang pengiklan untuk memasang iklan dalam video-video mereka selanjutnya. Senada dengan televisi, konten program televisi yang disukai masyarakat, dalam hal ini ratingnya tinggi, akan menarik pengiklan secara otomatis.

H. Perilaku

Perilaku adalah pandangan atau kecenderungan mental. Perilaku (attitude) adalah suatu kecenderungan untuk mereaksi suatu hal, orang atau benda dengan suka, tidak suka atau acuh tak acuh. Secord & Backman dalam Azwar (2015) mendefinisikan perilaku sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan presdiposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya. Ketiga komponen tersebut secara bersama mengorganisasikan perilaku individu dan dikenal dengan nama skema triadik, disebut juga pendekatan tricomponent.

Perwujudan atau terjadinya perilaku seseorang itu dapat di pengaruhi oleh faktor

pengetahuan, kebiasaaan, dan keyakinan. karena itu untuk membentuk dan

membangkitkan suatu perilaku yang positifuntuk menghilangkan suatu perilaku

(21)

30

yang negatif dapat dilakukan dengan memberitahukan ataumenginformasikan faedah atau kegunaan dengan membiasakan atau dengan dasar keyakinan.

Beberapa hal yang bisa disimpulkan dari definisi perilaku adalah : Pertama, perilaku adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Perilaku bukan perilaku, tetapi kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu sesuai objek perilaku.

Kedua, perilaku mempunyai daya pendorong atau motivasi. Ketiga, perilaku relatif lebih menetap. Keempat, perilaku mengandung aspek evaluatif : artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan (Likes and Dislikes).

Kelima, perilaku timbul dari pengalaman, tidak dibawa dari lahir tetapi merupakan hasil belajar. Oleh karena itu perilaku dapat diperteguh atau diubah (Rakhmat, 2015). Adapun komponen- komponen Perilaku menurut Rakhmat (2015) antara lain:

a. Komponen Kognisi

Komponen Kognitif berisi persepsi, kepercayaan, dan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Persepsi dan kepercayaan ses eorang mengenai objek perilaku berwujud pandangan (opini) dan sering kali merupakan stereotipe atau sesuatu yang telah terpolakan dalam pikirannya.

Komponen kognitif dari perilaku ini tidak selalu akurat. Kadang-kadang

kepercayaan justru timbul tanpa adanya informasi yang tepat mengenai suatu

objek. Kebutuhan emosional bahkan sering merupakan determinan utama

bagi terbentuknya kepercayaan.

(22)

31

Komponen ini merupakan bagian perilaku mahasiswa yang timbul berdasarkan pengetahuan, pandangan, pemahaman, kepercayaan maupun keyakinan terhadap objek perilaku. Bentuk pengetahuan dan pemahaman Setelah menonton dapat menambah pengetahuan mengenai bagaimana kita memahami situasi dan kondisi yang terjadi didalam kehidupan masyarakat.

Dan juga bentuk pengetahuan serta pemahaman bagaimana cara mengedit video serta hal-hal lain yang akan dilakukan setelah mengambil objek.

Dengan menggunakan akal dan pikiran yang reflektif, masyarakat merasa mampu memecahkan masalah yang dihadapi.

b. Komponen Afeksi

Komponen afektif melibatkan perasaan atau emosi. Reaksi emosional kita terhadap suatu objek akan membentuk perilaku positif atau negatif terhadap objek tersebut. Reaksi emosional ini banyak ditentukan oleh kepercayaan terhadap suatu objek, yakni kepercayaan suatu objek baik atau tidak baik, bermanfaat atau tidak bermanfaat.

Komponen ini merupakan bagian perilaku mahasiswa yang timbul berdasarkan apa yang dirasakan siswa terhadap objek. Komponen ini digunakan untuk mengetahui apa yang dirasakan siswa ketika menghadapi objek. Perasaan mahasiswa terhadap objek dapat muncul karena faktor kognisi maupun faktor-faktor tertentu. Seseorang mahasiswa merasa senang atau tidak senang, suka atau tidak suka terhadap sesuatu yang mereka lihat.

Dengan demikian komponen afeksi merupakan perasaan yang dimiliki oleh

seseorang terhadap suatu objek.

(23)

32

c. Komponen Konasi

Komponen konatif atau kecenderungan bertindak (berperilaku) dalam diri seseorang berkaitan dengan objek perilaku. Perilaku seseorang dalam situasi tertentu dan dalam situasi menghadapi stimulus tertentu, banyak ditentukan oleh kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut.

Kecenderungan berperilaku secara konsisten, selaras dengan kepercayaan dan perasaan ini membentuk perilaku individual.

Komponen ini sangat berkaitan dengan komponen kognisi dimana komponen ini langsung bertindak dengan perbuatan atau perilaku yang dilihat seperti contoh komponen kognisi dimana kita harus pandai dalam bertindak untuk memahami situasi kondisi yang dialami dilingkungan kita. Meliputi saling tolong menolong, menyelesaikan masalah bersama-sama, dan berperilaku yang baik. Dalam hal ini mengenai bentuk konasi yang diambil yaitu bagaimana perilaku atau cara kerja kita dalam pembuatan video dokumentasi dalam suatu acara.

Jadi, Konasi merupakan kecenderungan seseorang untuk bertindak maupun bertingkah laku dengan cara-cara tertentu terhadap suatu objek berdasarkan pengetahuan maupun perasaannya terhadap objek (Rakhmat, 2015).

I. Pembentukan Perilaku

Perilaku sosial terbentuk oleh adanya interaksi sosial. Dalam interaksi sosial

itu, individu membentuk pola perilaku tertentu terhadap objek psikologis yang

dihadapinya. Berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku itu antara

(24)

33

1ain: pengalaman pribadi, kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan atau lembaga agama, faktor emosi dalam diri individu (Rakhmat, 2015).

1. Pengalaman Pribadi

Tak ada pengalaman sama' sekali dengan objek psikologis cenderung akan membentuk perilaku negatif terhadap objek tersebut. Sebaliknya pengalaman dengan objek psikologis menimbulkan adanya tanggapan dan penghayatan.

Penghayatan ini rmembentuk perilaku seseorang, tetapi apakah perilaku itu positif atau negatif rnasih tergantung pada berbagai faktor yang lain.

Untuk dapat menyadari dasar pembentukan perilaku, pengalaman pribadi harus melalui kesan yang kuat. Oleh karena itu perilaku akan mudah terbentuk jika faktor emosional terlibat dalam pengalaman pribadi. Pengalaman pribadi ini sifatnya terkait dalam kehidupan seseorang. Apabiia kita ingin membentuk perilaku positif terhadap nilai-nilai kewiraan maka pengalaman pribadi tersebut kiranya perlu dimunculkan. Penayangan film-film yang menggambarkan perjuangan dalam merebut dan mengisi kemerdekaan, kiranya merupakan salah satu alternatif untuk memberikan respon psikologis yang diharapkan menimbulkan penghayatan terhadap peristiwa-peristiwa tersebut sehingga kemungkinan dapat terbentuk perilaku positif terhadapnya.

Pengaruh orang lain yang dianggap penting (significant other). Orang-orang

yang kita anggap penting dalam hidup kita misalnya orang tua, teman, dan

guru/dosen, dapat mempengaruhi perilaku kita. Kita cenderung berperilaku sama

dengan perilaku orang-orang yang kita anggap penting bagi diri kita.

(25)

34

Kecenderungan ini timbul karena adanya motivasi untuk berinteraksi dan untuk menghindari konflik.

2. Pengaruh Kebudayaan

Kebudayaan sangat berpengaruh pada pembentukan perilaku. Apabila kita hidup dalam budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai religius, maka perilaku positif terhadap nilai-nilai religius kemungkinan besar akan terbentuk. Demikian juga apabila kita hidllp dalam masyarakat yang menjunjung tinggi sifat-sifat ksatria dan penuh dedikasi dalam membangun dan membela negara, maka perilaku positif terhadap sifat-sifat tersebut juga terbentuk. Informasi yang disampaikan melalui berbagai sarana informasi yang berbentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya perilaku. Apabila pesan-pesan yang disampaikanitu cukup sugestif, akan memberi dasar afektif dalam terbentuknya perilaku.

Dalam menanggapi berbagai informasi diperlukan perilaku kritis. Oleh karena itu perilaku kritis perlu dikembangkan lewat proses belajar mengajar. Strategi pemecahan masalah, lebih-lebih masalah yang dilematis, dapat memacu timbulnya kebiasaan berfikir kritis. Kemampuan berfikir kritis inifah yang dapat membentuk kepribadian yang kuat, yang rnarnpu melindungi diri dari pengaruh informasi yang bersifat negatif. Hal ini sangat relevan untuk pembentukan pribadi menghadapi arus globalisasi.

J. Faktor-faktor Pembentukan Perilaku

Perilaku manusia tidak terbentuk sejak manusia dilahirkan. Perilaku manusia

terbentuk melalui proses sosial yang terjadi selama hidupnya, dimana individu

(26)

35

mendapatkan informasi dan pengalaman. Proses tersebut dapat berlangsung di dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Saat terjadi proses sosial terjadi hubungan timbal balik antara individu dan sekitarnya. Pembentukan perilaku seorang individu juga dipengaruhi oleh adanya interaksi dengan sekitarnya melalui proses yang kompleks. menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku seorang individu yang berasal dari faktor internal dan eksternal.

1. Faktor Internal

Faktor internal pembentuk perilaku adalah pemilihan terhadap objek yang akan diperilakui oleh individu, tidak semua objek yang adadisekitarnya itu diperilakui. Objek yang diperilakui secara mendalam adalah objek yang sudah melekat dalam diri individu. Individu sebelumnya sudah mendapatkan informasi dan pengalaman mengenai objek, atau objek tersebut merupakan sesuatu yang dibutuhkan, diinginkan atau disenangi oleh individu kemudian hal tersebut dapat menentukan perilaku yang muncul, positif maupun negatif.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal mencakup dua pokok yang membentuk perilakumanusia, yaitu:

a. Interaksi kelompok, pada saat individu berada dalam suatu

kelompok pasti akan terjadi interaksi. Masing-masing individu

dalam kelompok tersebut mempunyai karakteristik perilaku.

(27)

36

Berbagai perbedaan tersebut kemudian memberikan informasi, atau keteladanan yang diikuti sehingga membentuk perilaku.

b. Komunikasi, melalui komunikasi akan memberikan informasi.

Informasi dapat memberikan sugesti, motivasi dan kepercayaan.

Informasi yang cenderung diarahkan negatif akan membentuk perilaku yang negatif, sedangkan informasi yang memotivasi dan menyenangkan akan menimbulkan perubahan ataupembentukan perilaku positif.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembentukan perilaku dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa pengalaman pribadi dan keadaan emosional. Pengalaman terhadap suatu objek yang memberikankesan menyenangkan atau baikakan membentuk perilaku yang positif, pengalaman yang kurang menyenangkan akan membentuk perilaku negatif. Sedangkan faktor emosional, lebih pada kondisi secara psikologis seorang individu, perasaan tertarik, senang, dan perasaan membutuhkan akan membentuk perilaku positif, sedangkan perasaan benci, acuh, dan tidak percaya akan membentuk perilaku negatif.

Sedangkan faktor eksternal pembentuk perilaku, mencakup pengaruh komunikasi, interaksi kelompok, dan pengaruh kebudayaan (Rakhmat, 2015).

K. Teori AIDDA

Teori AIDDA atau A-A procedure, from attention to action procedure.Teori ini

menjelaskan sebuah proses psikologis yang terjadi pada diri khalayak dalam

(28)

37

menerima pesan komunikasi, berawal dari adanya perhatian (Attention), adanya ketertarikan (interest), munculnya hasrat atau keinginan (desire), terjadi pengambilan keputusan (decision), hingga terjadinya reaksi atau tindakan (action) (Effendy, 2000: 304). Pesan (message) agar dapat efektif diterima oleh audiens harus memenuhi model AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision, Action) yaitu gain attention (memperoleh perhatian), hold interest (menarik minat), arouse desire (membangkitkan keinginan) dan elicit action (menghasilkan tindakan). Adapun keterangan dari elemen-elemen dari model ini adalah:

1. Perhatian (Attention): Keinginan seseorang untuk mencari dan melihat sesuatu.

2. Ketertarikan (Interest): Perasaan ingin mengetahui lebih dalam tentang suatu hal yang menimbulkan daya tarik bagi konsumen.

3. Keinginan (Desire): Kemauan yang timbul dari hati tentang sesuatu yang menarik perhatian.

4. Keputusan (Decision): Kepercayaan untuk melakukan sesuatu hal.

5. Tindakan (Action): Melakukan tindakan sesuai

Dalam model AIDDA hal utama yang harus dilakukan adalah membangkitkan dan

menumbuhkan perhatian khalayak, artinya bahwa setiap proses komunikasi (baik

komunikasi tatap muka maupun komunikasi massa) hendaknya dimulai dengan

membangkitkan perhatian. Dalam hal ini, sebuah pesan komunikasi harus dapat

menimbulkan daya tarik tersendiri sehingga dapat memancing perhatian

komunikannya (Jeffkins, 1997:120).

(29)

38

Dalam membangkitkan perhatian yang berperan penting adalah komunikatornya. Dalam hal ini komunikator harus mampu menimbulkan suatu daya tarik pada dirinya (source attractiveness) yang selanjutnya dapat memancing perhatian komunikan terhadap pesan komunikasi yang disampaikannya. Namun yang harus diperhatikan juga bahwa dalam membangkitkan perhatian khalayak harus dihindari munculnya suatu himbauan yang negatif. Dengan membangkitkan perhatian, akan membawa tahap komunikasi kedalam derajat yang lebih tinggi yaitu munculnya minat. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan oleh komunikator. Hasrat tersebut harus didorong dengan adanya pengambilan keputusan agar terjadi aksi atau tindakan yang diharapkan.

1.2.Kerangka Konseptual

Konsep menurut Kerlinger dalam Arikunto (2006) adalah Abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus. Berdasarkan kerangka konsep penulis menjabarkan kerangka konsep dengan menggunakan variabel- variabel. Menurut Arikunto (2006) variabel adalah konstruk yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai dalam bentuk bilangan. Dalam penelitian, variabel dibagi dalam tiga kategori; variabel bebas dan tak bebas, variabel aktif dan atribut, variabel kontinyu dan kategoris/diskret. Kerangka konseptual merupakan dasar pemikiran yang kemudian dikomunikasikan kepada orang lain. Konsep dibuat untuk menggolongkan dan mengelompokkan objek atau peristiwa yang bersifat sama.

Berdasarkan landasan teori, maka dapat disusun kerangka pemikiran dalam

penelitian ini, seperti tersaji dalam Gambar 2.1 berikut.

(30)

39

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Sumber : Diolah Peneliti 2021

1.3.Hipotesis dan Definisi Operasional Variabel Penelitian

Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara atau dugaan yang paling memungkinkan yang masih harus dicari kebenarannya. Menurut Arikunto (2006:71) hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Hipotesis adalah pernyataan hubungan anatara dua konsep atau lebih yang masih perlu dibuktikan kebenarannya. (Hamidi,2007:4).Menurut Sugiyono (2006:33), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumasan masalah pada penilitian biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori relevan, belum didasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapatdinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penilitian belum jawaban empiris.

Hipotesis dapat juga diartikan sebagai dugaan sementara dari pemecahan permasalahan yang ada. Atau penarikan dari kesimpulan yang sifatnya sementara

Daya Tarik (X) Perilaku Menonton (Y)

(31)

40

dan perlu dibuktikan kebenarannya melalui penelitian (survey). Dan setelah dilakukan pengujian jawabannya mungkin benar atau mungkin salah. Oleh karena itu, hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin juga salah.

Hipotesis akan ditolak jika faktanya tidak sesuai, jadi hipotesis akan diterima ,jika fakta membuktikan kebenarannya. Dari penjelasan diatas,penulis merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : Terdapat korelasi antara daya tarik konser di media sosial terhadap perilaku menonton konser mahasiswa di era pandemi Covid- 19. Bentuk hipotesisnya adalah:

H1 : Terdapat korelasi antara daya tarik konser di media sosial terhadap perilaku menonton konser mahasiswa di era pandemi Covid-19.

Sebagai barometer dalam penelitian ini, penulis melanjutkan ke konsep operasional, supaya tidak terjadi kesalah pahaman dalam melanjutkan ke jenjang penulisan skripsi dan mempermudah penelitian ini. Untuk menjelaskan permasalahan yaitu korelasi antara daya tarik konser di media sosial dengan perilaku menonton konser di era pandemi Covid-19, penulis menggunakan indikator dari Variabel Bebas (X), yaitu Daya tarik konser di media sosial sebagai berikut :

Untuk mengukur daya tarik konser melalui media sosial menggunakan model

AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision, Action) yaitu gain attention

(memperoleh perhatian), hold interest (menarik minat), arouse desire

(membangkitkan keinginan) dan elicit action (menghasilkan tindakan). Adapun

keterangan dari elemen AI (Attention, Interest) dari model ini adalah:

(32)

41

1. Perhatian (Attention): Keinginan seseorang untuk mencari dan melihat sesuatu.

2. Ketertarikan (Interest): Perasaan ingin mengetahui lebih dalam tentang suatu hal yang menimbulkan daya tarik bagi konsumen.

Untuk mengukur perilaku menonton konser mahasiswa di era pandemi Covid-19 menggunakan komponen- komponen DDA (Desire, Decision, Action) antara lain:

1. Keinginan (Desire): Kemauan yang timbul dari hati tentang sesuatu yang menarik perhatian.

2. Keputusan (Decision): Kepercayaan untuk melakukan sesuatu hal.

3. Tindakan (Action): Melakukan tindakan sesuai Tabel 2.1 Definisi Operasional Penelitian

Konsep Variabel Indikator Skala

Daya Tarik (X)

Perhatian (Attention)

- Visualisasi - Talent/Musisi

- Pengalaman menonton

Likert

Ketertarikan (Interest)

- Pencarian Informasi - Durasi menonton - Penampilan

Likert

(33)

42

Perilaku

menonton konser mahasiswa (Y)

Keinginan (Desire)

- Kesan Likert

Keputusan (Decision)

- Pemberian penilaian like/dislike

- Memberi Komentar

Likert

Tindakan (Action)

- Memberikan riview - Membagikan link konser kepada kerabat - Menonton secara berulang

Likert

Sumber : Diolah Peneliti

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Referensi

Dokumen terkait

Dari beberapa definisi yang telah diuraikan diatas sebelumnya, peneliti dapat menyimpulkan bahwa Strategi merupakan salah satu cara yang digunakan oleh para

Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara tingkat kemandirian keluarga dalam mengenal tanda dan bahaya kehamilan pada ibu hamil di

Harapan antara pegawai dan perusahaan atau organisasi berkaitan dengan hubungan kerja yang mereka jalani dan hal ini berlangsung sejak pegawai tersebut memilih untuk menjadi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cognitive Behavior Therapy (CBT) dapat mengurangi simptom OCD, yang ditunjukkan dengan menurunnya tingkat kecemasan, pemikiran

1) SK Menkes No. 262/Menkes/Per/VII/1979, tentang perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan perbandingan antara jumlah tempat tidur yang tersedia di kelas rumah sakit tertentu

Banyaknya perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia setiap tahunnya dengan level underpricing yang relatif tinggi ini menjadi alasan bagi penulis untuk meneliti lebih jauh mengenai

Yang menjadi pokok masalah dalam kajian ini adalah adanya fakta semakin meningkatnya persoalan seputar kemiskinan dan pengangguran di wilayah Kelurahan Cibabat, di sisi lain ada

Untuk mengetahui nilai sensitivitas, spesifisitas, AUC, NDP, NDN, RKP, dan RKN pada Modified Graeb Score dalam menilai outcome pasien stroke hemoragik yang datang ke RSUP