• Tidak ada hasil yang ditemukan

dari laut serta karangnya sampai kepada keindahan panorama gunung yang masyarakat lokal sampai kepada tradisi adat istiadat masyarakat Bali.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "dari laut serta karangnya sampai kepada keindahan panorama gunung yang masyarakat lokal sampai kepada tradisi adat istiadat masyarakat Bali."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

1.1 Latar Belakang

Bali adalah salah satu daerah tujuan wisata terbaik yang ada di Indonesia bahkan dunia. Keindahan alam yang sangat beraneka ragam, mulai dari laut serta karangnya sampai kepada keindahan panorama gunung yang hijau dan juga keunikan budaya yang sangat menarik mulai dari cara hidup masyarakat lokal sampai kepada tradisi adat istiadat masyarakat Bali. Semua ini menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung.Kekayaan ini menjadi potensi yang sangat mendukung kemajuan kepariwisataan di Bali.Pariwisata Bali mengalami pertumbuhan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui Dinas Pariwisata Provinsi Bali berikut diuraikan jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Bali dari tahun 2008 - 2014 sebagai berikut

Tabel 1.1

Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Bali dari Tahun 2009 - 2013

Tahun Jumlah Kunjungan Wisatawan

Tingkat pertumbuhan (%)

2009 2.229.945

2010 2.493.058 11,80

2011 2.756.579 10,57

2012 2.892.019 4,91

2013 3.278.598 13,37

2014 3.766.638 14,78

Sumber : Dinas Pariwisata, Provinsi Bali 2014

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan

wisatawan memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 10,78 % pertahun.Jumlah

kunjungan wisatawan tersebut membuktikan bahwa memang Bali memiliki

(2)

potensi pariwisata yang sangat besar, namun jika dilihat dari Peraturan Daerah Provinsi Bali tentang tujuan pembangunan pariwisata yaitu dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 tentang kepariwisataan budaya Bali tertulis bahwa,

“pembangunan kepariwisataan Bali bertujuan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat sehingga terwujud cita-cita kepariwisataan untuk Bali dan bukan Bali untuk kepariwisataan.” Pada pasal 4 juga dituliskan bahwa, “tujuan dari pembangunan pariwisata adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali secara merata dan berkelanjutan; serta melestarikan lingkungan alam Bali sebagai basis penyangga kehidupan masyarakat dan kebudayaan Bali secara berkelanjutan.”

Jika melihat tujuan dalam pasal 4, jumlah kunjungan wisatwan yang

begitu besar ini belum sepenuhnya memenuhi tujuan dari pembangunan

pariwisata, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali secara

merata dan berkelanjutan.Jumlah kunjungan ke tiap kabupaten yang ada di

Bali masih belum merata dan masih terjadi banyak ketimpangan dari

kabupaten yang satu terhadap kabupaten lainnya. Berikut diuraikan data

perbandingan jumlah kunjungan wisatawan kesetiap kabupaten yang ada di

Bali dari tahun 2009-2013

(3)

Tabel 1.2

Kunjungan Wisatawan per Kabupaten di Bal dari Tahun 2009 - 2013

Sumber : Badan Pusat Statistik, Provinsi Bali 2015

Berdasarkan data di atas , jumlah kunjungan wisatawan yang paling banyak selama lima tahun terakhir adalah di Kabupaten Tabanan yaitu sebanyak 18.226.972 wisatawan, urutan kedua adalah Kabupaten Gianyar, yaitu sebanyak 7.861.511 dan kemudian yang ketiga Kabupaten Badung, yaitu sebanyak 5.293.631 wisatawan sedangkan yang paling sedikit adalah kabupaten Jembrana, yaitu hanya 526.564 wisatawan. Melalui perbandingan data jumlah kunjungan wisatawan antar kabupaten di atas terlihat dengan jelas adanya ketimpangan kunjungan wisatawan yang tidak merata di Bali.

Salah satu penyebabnya adalah tidak adanya pemetaan yang jelas mengenai pasar wisatawan dan tanpa mempertimbangkan daya dukung alam dan lingkungan serta eksistensi kebudayaan , produk yang ditawarkan, sistem Kabupaten/

Kota

Tahun dan Jumlah Kunjungan Total Kunjungan selama 5 (lima)

Tahun terakhir

2010 2011 2012 2013 2014

Denpasar 318.830 398.025 395.558 443.775 542.813 2.494.386 Badung 774.753 682.382 1.092.413 1.192.129 1.551.954 5.293.631 Gianyar 1.182.104 1.445.594 1.680.105 1.631.879 1.921.829 7.861.511 Bangli 425.905 541.504 548.152 616.637 647.607 2.779.805 Klungkung 100.819 505 286.648 298.979 328.313 1.015.264 Karangasem 351.343 418.026 462.233 461.515 423.740 2.116.857 Buleleng 571.869 529.616 743.196 638.147 666.776 3.149.604 Jembrana 72.181 89.496 98.859 134.093 131.935 526.564

Tabanan 3.334.883 3.709.389 4.503.653 4.915.516 4.763.531 18.226.972

(4)

pemasaran yang digunakan. Setiap destinasi sering menjadikan patokan pembangunan pariwisata sebagai akselerasi dan produktivistas pembangun daerah.Sistem kompensasi pun sangat memberikan keuntungan besar bagi investor. Sebaliknya keterlibatan masyarakat sangat minim, semua ini merupakan ciri dari pariwisata massal.

Sedangkan disisi lain, sangat bertentangan dengan pariwisata massal adalah pariwisata minat khusus. Wisata minat khusus (Special Interest Tourism) merupakan bentuk kegiatan dengan wisatawan individu, kelompok

atau rombongan kecil yang bertujuan untuk belajar dan berupaya mendapatkan pengalaman tentang suatu hal di daerah yang dikunjungi. Saat ini Pemerintahan Provinsi Bali sedang mengembangkan pariwisata minat khusus melalui program Bali Mandara jilid II, yaitu berupa program pengembangan desa wisata. Program ini dilakukan berdasarkan Peraturan Daerah No 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali dimana dalam hal ini, pengembangan sektor pariwisata berlandaskan kebudayaan dan Agama Hindu yang berbasis pemberdayaan masyarakat.

Dalam program tersebut ada 180 desa yang direncanakan dikembangkan oleh

pemerintah menjadi desa wisata. Berikut data mengenai sasaran desa wisata

dan jadwal pelaksanaan program di setiap kabupaten dalam program Bali

Mandara :

(5)

Tabel 1.3

Rekapitulasi Desa Wisata Di Lingkungan Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tahun 2014 - 2018

NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH PENJADWALAN PROGRAM

2015 2016 2017 2018

1 Buleleng 33

5 6 5 6

2 Jembrana 13

2 2 2 0

3 Tabanan 32

4 3 3 6

4 Badung 10

1 2 2 0

5 Gianyar 30

4 3 4 4

6 Klungkung 13

3 2 2 3

7 Bangli 25

3 3 3 2

8 Karangasem 18

3 2 3 2

9 Denpasar 6

0 2 1 2

Jumlah 180 25 25 25 25

Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2015

Berdasarkan data di atas, ada Sembilan kabupaten ataupun kota madya yang menjadi sasaran dalam pengembangan desa wisata. Buleleng adalah kabupaten yang memiliki desa wisata yang paling banyak. Kemudian Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Gianyar. Setiap desa memiliki jenis wisata berbeda-beda yang akan dikembangkan berdasarkan potensi masing- masing desa, berupa wisata alam, wisata budaya, ekowisata, dan agrowisata.

Salah satu jenis dari pariwisata minat khusus yaitu ekowisata.

Ekowisata adalah bentuk industri pariwisata berbasis lingkungan yang memberikan dampak kecil bagi kerusakan lingkungan dan budaya lokal sekaligus menciptakan peluang kerja dan menambah pendapatan serta membantu kegiatan konservasi alam.Pada Tahun 1999 sebuah yayasan yang bergerak di bidang lingkungan hidup dan pemberdayaan masyarakat melakukan pemetaan terhadap potensi-potensi desa yang ada di Bali.

Berdasarkan hasil pemetaan tersebut di temukan empat desa yang memiliki

potensi ekowisata, yaitu Desa Pelaga (Badung), Desa Sibetan (Karangasem),

Desa Adat Tenganan (Karangasem), dan Desa Nusa Ceningan (Klungkung).

(6)

Setelah melihat potensi tersebut, keempat desa ini bersama-sama membentuk Jaringan Ekowisata Desa (JED). JED ini bertujuan untuk mewujudkan program ekowisata yang berbasis pada masyarakat dan lingkungan di keempat desa tersebut serta sebagai bentuk komitmen dari keempat kelompok masyarakat desa itu yang ingin menentukan masa depan dirinya sendiri, budaya dan lingkungannya.

Dalam proses pengembangan desa ekowisata yang dilakukan oleh

JED ternyata sampai saat ini jumlah kunjungan wisatawan belum mencapai

target yang telah ditentukan. Sebagai contoh, di Desa Pelaga target jumlah

kunjungan yang telah ditentukan adalah sebanyak 10 wisatawan dalam sehari,

yang artinya dalam setahun dapat mencapai 3600 wisatawan. Sampai saat ini

jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke desa Pelaga masih mencapai

200 wisatawan dalam satu tahun.Jumlah kunjungan yang datang ke Desa

Pelaga ini sangat timpang bila dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang

datang ke Bali yang mencapai 3.278.598 wisatawan pada Tahun

2013.Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengenai

karakteristik dan motivasi dan wisatawan di desa-desa yang tergabung dalam

JED. Dengan mengetahui karakteristik dan motivasi wisatawan yang

berkunjung ke desa-desa yang tergabung dalam JED , maka setiap destinasi

akan dapat diupayakan untuk semakin sesuai ataupun bisa memenuhi kriteria

motivasi wisatawan yang berkunjung sehingga dapat dilakukan upaya-upaya

yang bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.

(7)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah,”Bagaimana karakteristik dan motivasi wisatawan yang mengunjungi Desa Pelaga, DesaTenganan, Desa Sibetan sebagai desa yang tergabung dalam jaringan ekowisata desa ( JED)”.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui karakteristik dan motivasi wisatawan yang mengunjungi Desa Pelaga, Desa Tenganan, Desa Sibetan sebagai desa yang tergabung dalam jaringan ekowisata desa ( JED), Bali”.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat seperti :

1. Manfaat Akademik

Penelitian ini bermanfaat bagi mahasiswa untuk menambah

wawasan dan mengaplikasikan konsep – konsep Pariwisata Alternatif

yang didapatkan di bangku kuliah, juga untuk menambah wawasan

berpikir mahasiswa dalam mengidentifikasi, menganalisa, dan

memecahkan masalah – masalah kepariwisataan di masyarakat.

(8)

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini bermanfaat bagi Pemerintah maupun swasta sebagai pertimbangan dalam mengembangkan potensi ekowisata di Desa Pelaga maupun Bali.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari penelitian ini akan disusun dalam 5 bab dan masing-masing akan diuraikan sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Pada bab ini berisi tentang telaah hasil penelitian

sebelumnya dan deskripsi konsep yang terdiri dati tinjauan

tentang pariwisata, tinjauan tentang potensi pariwisata,

tinjauan tentang daya tarik wisata, tinjauan tentang

pariwisata alternatif , tinjauan tentang ekowisata, tinjauan

tentang karakteristik wisatawan, tinjauan tentang motivasi.

(9)

BAB III : Metode Penelitian

Berisi tentang lokasi, definisi operasional variabel (DOV), jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode penentuan informan dan analisis data.

BAB IV : Hasil dan Pembahasan

Pada bab ini akan diberikan pemaparan mengenai hasil data yang telah diolah serta pembahasannya, diantaranya mengenai gambaran umum Desa Pelaga, Desa Sibetan, Desa Tenganan, sejarah JED dalam setiap Desa, karakteristik wisatawan secara geografi maupun demografi, dan juga motivasi wisatawan.

BAB V : Simpulan dan Saran

Berisi tentang simpulan dan saran-saran, kemudian disertai

daftar pustaka dan lampiran-lampiran sebagai akhir dari

penulisan laporan ini.

Referensi

Dokumen terkait

Bagian pertama tentang pendekatan dalam kajian etika komunikasi yaitu pendekatan kultural guna menganalisis perilaku pelaku profesi komunikasi dan pendekatan strukrural

sebesar 0,05190 dengan probabilitas 0,033 yang berarti Group Cohesiveness yang tinggi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan partisipasi penganggaran

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan dan tinjauan pustaka pada studi tentang implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran PPKn di SMA Negeri Se Kota Pekanbaru

Tingkat pencemaran tanah ditentukan oleh peruntukan tanah, jenis tanah, jumlah bahan kimia dalam tanah (alamiah), jumlah partikel tanah, jenis tanah, jumlah bahan kimia

h.1). Sportmanship merupakan bentuk toleransi terhadap kondisi lingkungan kerja. Individu dengan sportmanship tinggi akan bekerja secara efektif, toleran dan tidak

Pada paper ini, dengan menggunakan aspek ortogonalitas dijelaskan bahwa jika terdefinisi suatu ruang norm-n maka ruang norm-(n-1) terdefinisi dengan n ≥ 2..

Parameter penentuan lahan kritis yang digunakan adalah tutupan lahan, kemiringan lereng, tingkat erosi tanah, manajemen hutan, dan produktivitas pertanian. Parameter

Judul Tesis : Kajian Struktur Kepemilikan Tanah serta Keterkaitan antara Karakteristik Tanah dan Pernilik Tanah dengan Penggunaan Tanah di Wilayah Suburban.. Nama :