102
ANALISIS MATERI AJAR KIMIA PADA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
Heru Christianto
Dosen Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Nusa Cendana, Kupang Email: [email protected]
ABSTRACT
The research had done in Medical Faculty of the Methodist University of Indonesia. This research is aimed to know the curriculum system which is applied in learning processes of subject which is related to Chemistry in Medical Faculty of the Methodist University of Indonesia, to know the method and media which is done by lecturer in learning processes of Chemistry in Medical Faculty of the Methodist University of Indonesia, to know the subject which is related to Chemistry in Medical Faculty of the Methodist University of Indonesia, to know the student’s interest towards the subject which is related to Chemistry, and to know the problems which is faced by the lecturers or the students in learning processes in Medical Faculty of the Methodist University of Indonesia. The problems of learning which are analyzed are the teaching materials that are used and the description of material, the facilities of campus and the problems or constraints of learning that are experienced by the students and lectures. The population of the research was the entire lecturers and the students in Medical Faculty of the Methodist University of Indonesia. The sample of the research were 2 lecturers (lecturer of Biochemistry and lecturer of Basic Chemistry) and 40 students of eighth semester. The instruments that were used in this research were interview and questionnaire was done by percentage. Based on the results of interview and observation, was found that the curriculum that was used based on KBK (KIPDI 3). The method and media that was used were discussion and audiovisual with SPICES strategy. The subject that was related to Chemistry were Basic Chemistry, Biochemistry, Pharmacology, Pharmacy, Patology Clinic, Biomoleculer, Science of Nutrition, Anesthesia. The problem of learning that was found were inadequate library facilities, less affective of learning processes, less explanation of teaching the material.
Keywords : Curriculum, Learning Process, Teaching Material.
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 pada Bab II Pasal 3 tentang fungsi dari pendidikan nasional, yakni : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
Jurnal Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam
Penelitian
103 kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggungjawab.
Pemerintah Indonesia memiliki tanggungjawab untuk mewujudkan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang beriman dan bertakwa, cakap dan kreatif dalam berilmu pengetahuan, serta mandiri dan bertanggungjawab dalam kehidupannya (Rahayu, S., 2011). Sebagai upaya mewujudkan tujuan dari pendidikan nasional tersebut, pemerintah Indonesia menyelenggarakan pendidikan mulai dari tingkat TK (Taman Kanak-Kanak) hingga perguruan tinggi. Perguruan tinggi menyelenggarakan pendidikan tinggi, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat. Dalam dharma pengajaran pendidikan tinggi, setiap dosen dituntut untuk mempersiapkan diri dalam pembelajaran di kelas dengan menyusun (1) GBPP kurikulum, (2) Satuan acara perkuliahan, dan (3) Bahan ajar. Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran (Budiningsih, A., 2005). Dengan bahan ajar memungkinkan mahasiswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis, sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Bahan ajar merupakan informasi, alat, dan teks yang
diperlukan dosen untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran (Faridah, N., 2011)
Bahan ajar dipersiapkan untuk membuat para mahasiswa cepat memahami pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari, kalau perlu disiapkan bahan ajar secara multimedia (Hardiansyah, K., 2011). Penyediaan bahan ajar yang sangat lengkap dan mudah diperoleh serta penggunaan alat peraga yang dilengkapi dengan gambar yang menarik, gerak, bunyi, simulasi dan dipandu oleh instruktur secara maya serta dapat dilakukan berulang-ulang (replay) membuat para mahasiswa akan betah dan mudah mencerna pengetahuan dengan baik.
Menurut Sanjaya (2006), sistem pendidikan perguruan tinggi menuntut seorang dosen selalu berprinsip untuk mampu mengembangkan bahan ajar dengan memanfaatkan beragam sumber yang ada untuk membantu mahasiswa mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Dalam hal ini pengembangan bahan ajar sejalan dengan tuntutan untuk mengembangkan kurikulum dan silabus.
Disamping bahan ajar, proses perkuliahan, sarana dan prasarana, persyaratan dosen juga berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi. Oleh karena itu, untuk menganalisis materi ajar atau bahan bahan ajar dan komponen-komponen yang berpengaruh dengan proses pembelajaran
104 kimia dalam bidang lain, perlu dilakukan
mini riset untuk mengkaji bagaimana materi ajar kimia di perguruan tinggi dilakukan. Atas dasar tersebut, maka peneliti melakukan mini riset yang berjudul “Analisis Materi Ajar Kimia pada Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem kurikulum yang diterapkan dalam proses pembelajaran Kimia di Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia, mengetahui metode dan media yang dilakukan dosen dalam proses pembelajaran Kimia di Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia, mengetahui mata kuliah yang berhubungan erat dengan kimia di Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia, mengetahui minat mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia terhadap mata kuliah yang berkaitan dengan Kimia, serta mengetahui masalah yang dihadapi dosen ataupun mahasiswa dalam proses pembelajaran di Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang telah dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia-Medan semester VIII, tahun ajaran 2019/2020. Waktu pengambilan data penelitian yaitu pada tanggal 2 Maret 2020 hingga 9 Maret
2020. Populasi penelitian yaitu keseluruhan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia tahun ajaran 2019/2020 dan seluruh dosen.
Sampel yang digunakan adalah 2 orang dosen (1 dosen Biokimia dan 1 dosen Kimia Dasar) dan 40 orang mahasiswa semester VIII.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu daftar angket dan daftar wawancara. Daftar angket diberikan kepada mahasiswa, sedangkan daftar wawancara ditujukan kepada dosen yang menjadi sampel penelitian. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif dan persentase.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kurikulum yang digunakan FK- UMI adalah kurikulum berbasis kompetensi (KIPDI 3) berdasarkan strategi pembelajaran SPICES (Student Centered, Problem Based Learning, Integrated Teaching, Community Oriented, Early Clinical Exposure/Elective, Self Directed Learning/ Systematic). Pembelajaran yang dilakukan program studi pendidikan dokter UMI mencakup tutorial (10-13 mahasiswa per kelompok), kuliah pakar, belajar mandiri, praktikum ilmu dasar dan biomedik, praktikum skills lab (laboratorium, prosedural, klinikal), diskusi pleno, kepaniteraan klinik, studi lapangan dan tugas.
105 Mahasiswa FK-UMI dengan
kurikulum KIPDI 3 diberikan beban dan lama studi minimal 7 semester untuk sarjana kedokteran (S.Ked) dengan total jumlah mata kuliah sebanyak 21 Blok dan minimal 3 semester (72 minggu atau 2880 jam) untuk profesi Dokter.
Jenis mata kuliah yang berhubungan dengan kimia di Fakultas Kedokteran UMI yaitu Kimia Dasar I, Kimia Dasar II, Biomolekuler, Biokimia, Farmakologi, Farmasi, Patologi Klinik, Ilmu Gizi, Anestesi, Praktikum Kimia Dasar, Praktikum Biokimia, Praktikum Patologi Klinik, Praktikum Biokimia, dan Tutorial Kimia Dasar.
Secara umum, proses perkuliahan di FK-UMI berupa teori dan praktek, ditambah dengan tutorial dan skills lab yang dilaksanakan setiap semester. Setiap semester terdiri dari 3 blok. Pada kegiatan tutorial mahasiswa dituntut untuk dapat belajar mandiri dan berdiskusi dalam kelompok. Dalam hal ini, mahasiswa diajak untuk mengasah keterampilan berpikir kritis dan berkomunikasi secara efektif, baik di dalam kelompok maupun pada saat persentasi. Kegiatan tutorial dibagi menjadi 18 kelompok mahasiswa, setiap kelompok terdiri dari 10-12 mahasiswa dan pelaksanaan tutorial selama 2 jam. Pada tutorial I mahasiswa tidak diperkenankan membuka buku, sedangkan pada tutorial II mahasiswa membawa buku referensi dan diwajibkan
mempersentasikan learning objective yang disepakati, menyimpulkan kasus pada pemicu yang disajikan. Permasalahan yang tidak selesai dalam diskusi dapat dibawa ke diskusi pleno. Pleno dilaksanakan di akhir dari kedua tutorial masing-masing Blok. Pelaksanaan tutorial difasilitasi oleh seorang dosen (sebagai fasilitator), sedangkan pelaksanaan pleno dibimbing oleh dosen spesialis.
Evaluasi atau ujian dilakukan pada akhir setiap blok. Jadi, setiap semester dilaksanakan 3 kali ujian blok. Soal ujian terdiri dari gabungan seluruh mata kuliah yang terdapat dalam satu blok. Jika mahasiswa tidak tuntas dalam ujian blok, maka mahasiswa wajib mengikuti remedial yang dilaksanakan setelah ujian blok ketiga dalam setiap semester.
Persentasi penilaian dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Persentasi Penilaian No Akhir
Blok
Nilai Tutorial
Skills Lab
Praktikum
1 50% 30% - 20%
2 50% 30% 20% -
3 65% 35% - -
4 50% 15% 20% 15%
Buku ajar atau sumber perkuliahan yang digunakan sebagai referensi adalah buku text book, handouts, dan paparan materi ajar dengan menggunakan infokus.
Adapun sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk menunjang kegiatan pembelajaran berupa Ruang kuliah, ruang diskusi tutorial, ruang praktikum, ruang
106 skills lab, Skills Lab Centre, Alat
praktikum, Perpustakaan, Media Audio Visual. Namun, berdasarkan observasi ditemukan bahwa ruang perpustakaan yang tersedia kecil, sehingga buku yang tersedia pun terbatas. Hal ini mengakibatkan mahasiswa yang datang hanya sedikit.
Latar belakang dosen yang mengajar kebanyakan berlatar belakang spesialis, sehingga materi yang diajarkan tidak terlalu mendalam, khususnya materi kimia lebih ditekankan pada aplikasi.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan mahasiswa dan dosen, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi dalam pembelajaran, diantaranya:
1. Sarana dan prasarana yang masih belum memadai untuk pembelajaran, khususnya perpustakaan. Perpustakaan yang tidak lengkap dan kecil mengakibatkan mahasiswa tidak tertarik untuk berkunjung.
2. Jumlah mahasiswa dalam satu kelas berkisar 153 orang yang mengakibatkan proses pembelajaran kurang maksimal.
3. Latar belakang dosen sebagian besar adalah spesialis, sehingga mata kuliah yang diajarkan tidak mendalam, khususnya Kimia lebih ditekankan pada aplikasi kedokteran.
Hasil jawaban mahasiswa dalam menjawab angket dapat kita ketahui bahwa mahasiswa tidak menyukai pelajaran kima
atau yang berhubungan dengan kimia.
Pada grafik Gambar 1 diketahui pada nomor (1) Sebagian besar mahasiswa tidak menyukai kimia, pada nomor (2) mahasiswa selalu hadir pada mata kuliah yang berhubungan dengan kimia, pada nomor (3) sebagian besar mahasiswa tidak memperhatikan dosen ketika menjelaskan materi berhubungan dengan kimia, pada nomor (4) mahasiswa tidak selalu mengerjakan tugas yang berhubungan dengan kimia secara baik dan tepat waktu, pada nomor (5) mahasiswa terpaksa hadir pada mata kuliah yang berhubungan dengan kimia, dan pada nomor (6) mahasiswa mengerti kimia sejak dari SMA.
Gambar 1. Grafik 1 Hasil Jawaban Mahasiswa dalam Menjawab angket
Gambar 2. Grafik 2 Hasil Jawaban Mahasiswa dalam Menjawab Angket
107 Pada grafik Gambar 2 juga dapat
diketahui bahwa pada nomor (7) pengetahuan kimia mahasiswa setelah kuliah tidak lebih bagus, pada nomor (8) mahasiswa berpendapat bahwa kimia itu sulit, pada nomor (9) mahasiswa tidak setuju dengan pernyataan “saya suka materi kimia tetapi tidak dengan praktikumnya”. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa lebih menyukai praktikum dibanding teori kimia. Pada grafik nomor (10) juga memperjelas bahwa mahasiswa lebih menyukai praktikum kimia, daripada belajar secara teori, pada nomor (11) mahasiswa tidak selalu membaca buku yang berhubungan dengan kimia, dan pada nomor (12) mahasiswa tidak suka kuliah dengan tugas persentasi kelompok.
Hasil jawaban mahasiswa dalam menjawab angket yang berhubungan dengan dosen yang mengajar mata kuliah yang berhubungan dengan kimia dapat dilihat pada grafik Gambar 3. Grafik nomor (1) menunjukkan bahwa dosen tidak menjelaskan materi yang berhubungan dengan kimia secara baik, pada nomor (2) dosen kurang memahami materi yang berhubungan dengan kimia, pada nomor (3) dosen menggunakan metode inovatif (selain ceramah di depan kelas), pada nomor
(4) dosen sering mengajar dengan cara persentasi per kelompok menggunakan media infokus, dan pada nomor (5) dosen
membuat soal ujian sesuai yang dijelaskan.
Gambar 3. Grafik 3 Hasil Jawaban Mahasiswa dalam Menjawab Angket yang Berhubungan dengan Dosen
Gambar 4. Grafik 4 Hasil Jawaban Mahasiswa dalam MenjawabAngket yang Berhubungan dengan Dosen
Pada grafik Gambar 4 juga dapat diketahui bahwa pada nomor (6) menunjukkan dosen membuat soal ujian terlalu sulit (waktu tidak cukup, soal terlalu banyak), pada nomor (7) dosen sering membuat soal ujian dalam bentuk objektif, pada nomor (8) dosen yang mengajar mata kuliah yang berhubungan dengan kimia melakukan penilaian secara objektif, pada nomor (9) dosen datang tidak tepat waktu, dan pada nomor (10) dosen menilai tugas dan ujian secara profesional.
108 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kurikulum KKNI belum diterapkan dalam proses pembelajaran di Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia. Kurikulum yang digunakan yaitu KBK-KIPDI 3.
2. Metode dan media yang dilakukan dosen dalam proses pembelajaran Kimia di Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia yaitu diskusi dan audio visual dengan strategi pembelajaran SPICES (Student Centered, Problem Based Learning, Integrated Teaching, Community Oriented, Early Clinical Exposure/Elective, Self Directed Learning/ Systematic).
3. Mata kuliah yang berhubungan erat
dengan Kimia di Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia yaitu Kimia Dasar, Biokimia, Farmakologi, Farmasi, Patologi Klinik, Biomolekuler, Ilmu Gizi dan Anestesi.
4. Minat mahasiswa FK-UMI pada mata kuliah yang berkaitan dengan Kimia rendah.
5. Masalah yang dihadapi dosen ataupun mahasiswa dalam proses pembelajaran di Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia yaitu jumlah mahasiswa yang terlalu besar dalam satu kelas mengakibatkan pembelajaran kurang efektif atau maksimal, sarana perpustakaan yang belum memadai, latar belakang dosen yang mengajar sebagian besar adalah spesialis sehingga materi yang diajarkan tidak terlalu mendalam, khususnya Kimia hanya mengarah pada aplikasi kedokteran.
DAFTAR PUSTAKA
Budiningsih, A., (2005), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Faridah, N., (2011), Analisis Materi Ajar Kimia Jurusan Teknik Pertambangan Institut Teknologi Medan, Artikel, http://www.nenniflkimia.blogspot.com (18 Maret 2020).
Hardiansyah, K., (2011), Analisis Materi Ajar Kimia Pendidikan Tinggi, Artikel http://www.analisismateriajarkimia.blogspot.com (18 Maret 202).
Ibrahim, (2003), Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Rahayu, S., (2011), Analisis dan Pengembangan Materi Ajar Kimia pada Program Studi Agroteknologi Universitas/ Almuslim Bireun Provinsi Aceh, Laporan Penelitian, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Sanjaya, W., (2006), Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta.
Undang-undang RI No. 20, (2003), Fungsi Pendidikan Nasional, Jakarta.