• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Exergy, Optimasi Exergoeconomic dengan Metode Multiobjective, dan Optimasi Steam Ejector Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang Unit 4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Exergy, Optimasi Exergoeconomic dengan Metode Multiobjective, dan Optimasi Steam Ejector Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang Unit 4"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Exergy, Optimasi Exergoeconomic dengan Metode Multiobjective, dan Optimasi Steam Ejector Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Kamojang Unit 4

Septian Khairul Masdi, Nasruddin

Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kampus Baru UI Depok, Jawa Barat, 16424, Indonesia

Juni 2014

Email: septiankhairulmasdi@gmail.com

Abstrak

Pada penelitian ini dilakukan lima jenis analisis pada PLTP Kamojang Unit 4, antara lain analisis exergy pada kondisi operasional, optimasi efisiensi exergy, optimasi ekonomi, optimasi exergoeconomic dengan tekanan wellhead sebagai variabel, dan optimasi steam ejector dengan aliran motive steam sebagai variabel. Perhitungan dilakukan dengan bantuan MATLAB. Karakteristik termodinamika uap panas bumi diasumsikan sama dengan karakteristik air yang didapatkan dari REFPROP. Tekanan wellhead 10 bar saat ini menghasilkan efisiensi exergy 31,91%. Optimasi efisiensi exergy menghasilkan tekanan wellhead 5,06 bar, efisiensi exergy 47,3%, dan biaya sistem US $3.957.100. Optimasi ekonomi menghasilkan tekanan wellhead 11 bar, efisiensi exergy 22,13%, dan biaya sistem US $2.242.200. Optimasi exergoeconomic menghasilkan 15 titik optimum. Optimasi steam ejector menghasilkan aliran motive steam 34,41 !"

! lebih kecil dari aliran operasional saat ini 40,61 !"

!.

Abstract

This study presents five analysis at Unit 4 Kamojang Geothermal Power Plant are exergy analysis at operational condition, exergy efficiency optimization, economic optimization, exergoeconomic optimization with wellhead pressure as a variable, and steam ejector optimization with mass flow of motive steam as a variable. Calculations are conducted by using the MATLAB. Thermodynamics characteristic of geothermal fluid assumed as water characteristic which get from REFPROP. Wellhead pressure operational condition 10 bar has exergy efficiency 31.91%. Exergy efficiency optimization has wellhead pressure 5.06 bar, exergy efficiency 47.3%, and system cost US$ 3,957,100. Economic optimization has well pressure 11 bar, exergy efficiency 22.13%, and system cost US$ 2,242,200. Exergoeconomic optimization has 15 optimum condition. Steam ejector optimization has mass flow of motive steam 34.41 !"

! smaller than the operational condition 40.61 !"

!.

Keyword: dry steam power plant, exergoeconomic, exergy, multiobjective optimization, PLTP Kamojang Unit 4, steam ejector

1. Pendahuluan

Energi panas bumi merupakan salah satu sumber daya energi yang dimiliki Indonesia dengan jumlah yang sangat besar. Di tahun 2010, berdasarkan potensinya sumber daya panas bumi Indonesia mencapai 29,038 GWe dengan cadangan terbukti sebesar 2,29 GWe. Dari cadangan terbukti tersebut, pemanfaatan untuk pembangkit listrik baru mencapai 1,23 GWe.

(2)

Dengan potensi yang sangat besar tersebut, energi panas bumi atau energi geotermal merupakan energi yang sangat menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat Indonesia di masa yang akan datang, khususnya untuk pembangkit listrik. Dalam Peraturan Presiden No. 5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN), telah ditetapkan bahwa target pangsa energi baru terbarukan sebesar 17% pada tahun 2025, dimana energi panas bumi ditargetkan memberikan kontribusi sebesar 5% terhadap konsumsi energi nasional sebesar 9,5 GWe.

Saat ini penelitian tentang pembangkit listrik tenaga panas bumi mulai berkonsentrasi untuk meningkatkan energi yang didapatkan dari pembangkit dengan kondisi dan jumlah uap yang ada, bukan meningkatkan jumlah uap yang bisa dihasilkan dari sumur yang tersedia. Untuk meningkatkan efisiensi termal dari sebuah pembangkit listrik tenaga panas bumi kita bisa menggunakan analisis exergy dari pembangkit listrik tersebut.

Dalam analisis exergy, sebuah sistem termal yang baik khususnya sistem pembangkit listrik tenaga panas bumi, merupakan sistem dengan nilai exergy destruction yang rendah. Dengan nilai exergy destruction yang rendah memberi arti bahwa dalam sistem tersebut losses energi yang terjadi sangat rendah, sehingga power yang bisa dihasilkan menjadi sangat besar. Desain dan kondisi operasional dari pembangkit sangat menentukan nilai exergy destruction-nya.

Banyak cara untuk bisa mendapatkan nilai exergy destruction yang rendah, seperti menurunkan tekanan wellhead sehingga tekanan uap yang masuk ke dalam turbin akan berada dalam nilai yang rendah dan berakibat kepada power yang dihasilkan menjadi besar. Namun, tekanan uap yang rendah akan menambah beban kerja dari kondenser yang dilewati uap setelah keluar dari turbin. Daya yang dibutuhkan kondenser untuk mengkondensasikan uap semakin besar yang berakibat pada dana yang dikeluarkan akan membesar pula. Dilihat dari kondisi tersebut, kita bisa mendapatkan informasi bahwa nilai exergy destruction yang rendah akan meningkatkan efisiensi dari sistem termal, namun secara biaya tentunya tidak sedikit investasi yang harus dikeluarkan untuk mencapai kondisi berikut.

Dalam sistem PLTP, tekanan exhaust turbin dan tekanan kondeser memiliki nilai dibawah tekanan atmosfer. Kondisi tersebut menyebabkan adanya udara dan material tak terkondensasi yang ke dalam sistem melalui kebocoran yang ada pada sambungan pipa. Steam ejector merupakan salah satu jenis gas removal system yang berfungsi untuk menghilangkan zat tersebut dari dalam sistem. Namun steam ejector membutuhkan aliran motive steam yang

(3)

cukup banyak untuk melaksanakan fungsinya. Ini merupakan sebuah kerugian karena uap panas bumi seharusnya dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik.

Dengan mengambil Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang Unit 4 sebagai sistem termal, penelitian ini akan difokuskan ke dalam tiga hal. Pertama, menganalisis exergy dari sistem tersebut dengan kondisi operasional yang tengah berlangsung. Kedua, mengetahui kondisi operasional yang optimum dengan mempertimbangkan efisiensi exergy dan ekonomi yang dikenal dengan metode optimasi exergoeconomic. Ketiga, mengetahui jumlah minimal aliran motive steam tanpa mempengaruhi kinerja steam ejector.

2. PLTP Kamojang Unit 4

PLTP Kamojang Unit 4 memiliki 11 sumur dengan tekanan, temperatur, dan aliran massa yang berbeda-beda. Setelah digabung dalam sebuah aliran, fluida panas bumi memiliki tekanan sebesar 11,8 bar, temperatur sebesar 187 0C, dan aliran massa sebesar 134,4 !"!. Berikut merupakan kondisi 11 sumur PLTP Kamojang Unit 4:

Tabel 1 Kondisi Sumur PLTP Kamojang Unit 4 Sumur Tekanan

(!"#) Temperatur ( !!   )

Aliran Uap (!"#

!!)

KMJ-59 18,3 208 23,57

KMJ-53 18,48 208 39,31

KMJ-57 18,49 208 26,92

KMJ-61 18,25 208 84,34

KMJ-58 18,99 210 29,39

KMJ-49 18,86 209 39,92

KMJ-48 19,04 210 50,45

KMJ-71 19,07 210 35,45

KMJ-69 19,68 212 47,8

KMJ-75 19,84 212 57,87

KMJ-76 19,79 212 48,85

Kondisi uap dari PLTP Kamojang Unit 4 merupakan vapor dominated. Namun, dalam sistem masih menggunakan separator untuk memisahkan fluida panas bumi dari material lainnya seperti CO2 dan H2S. Dalam panas ini, uap panas bumi yang masuk ke dalam sistem dianggap dalam kondisi 100% vapour saturated. Berikut merupakan diagram skematik dari PLTP Kamojang Unit 4:

(4)

Gambar 1 Diagram skematik PLTP Kamojang Unit 4

3. Metodologi Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak MATLAB R2010b dan REFPROP (Reference Fluid Thermodynamic and Transport Properties) versi 8.0 (NIST, 2007). Tekanan wellhead menjadi variabel yang akan dioptimasi dengan berbagai analisis.

Menurut DiPippo (2011), produktivitas dry steam dalam wellhead valve mengikuti persamaan berikut:

!!

!!"#$%

!+ !!!

!"#$%

! = 1 (1)

Dengan begitu, kita bisa mendapatkan aliran uap di titik 1 dengan persamaan:

!! = !!"#$% 1 − (!!!

!"#$%)! (2)

Selain wellhead, turbin merupakan komponen penting lainnya yang harus dianalisis dalam optimasi pembangkit jenis dry steam power plant. Nilai termodinamika di titik 2 menjadi nilai menentukan dalam mendapatkan net power output sistem. Menurut DiPippo (2011), nilai ℎ!!

dan ℎ! bisa didapatkan melalui persamaan (8). Nilai ℎ!! bisa didapatkan dengan persamaan:

!! = ℎ!+ ℎ!− ℎ!    !    [!!!!!!

!!!!] (3)

Dengan bantuan Baumann rule, kita bisa mendapatkan nilai ℎ! dengan persamaan:

! =!!!![!!

!!!!!!! ]

!!!!!!!!! (4)

dimana faktor A didefinisikan sebagai:

! ≡ 0,425  (ℎ!− ℎ!!) (5) 3.1 Analisis exergy

Berikut merupakan flowchart metodologi penelitian analisis exergy:

(5)

Gambar 2 Metodologi penelitian analisis exergy

Berikut merupakan flowchart metodologi penelitian optimasi exergy:

 

Gambar 3 Metodologi penelitian optimasi exergy

Berikut merupakan tabel ringkasan beberapa persamaan yang akan digunakan dalam penelitian analisis exergy:

Tabel 2 Analisis exergy di setiap titik PLTP Kamojang Unit 4 Titik Input termodinamika Nilai exergy rate

Input

sumur !!"#$%= 134.403  !"

!

!!"#$%= 11,8  !"#

!!"#$%= 187,2!!

!!"= !!(ℎ!− ℎ!− !! !!− !! )

(6)

1

!!= !!"#$% 1 − !!!

!"#$%

!

!!= dioptimasikan

!!= berdasarkan nilai !!, kondisi vapour saturated

!!! = !!(ℎ!− ℎ!− !! !!− !! )

2 !!= !!,

!!= !!"#$%#&%'

!!=

!+ ℎ!− ℎ!    !    [!!!!!

!!!!!]

!=!!!![!!

!!

!!!!!]

!! !!

!!!!!

! ≡ 0,425  (ℎ!− ℎ!!)

!!!= !!(ℎ!− ℎ!− !! !!− !! )

!!= !!  !   ℎ!− ℎ!

3 !!= !!,

!!= !!"#$%#&%'

!!= berdasarkan nilai !!, kondisi water saturated

!!!= !!(ℎ!− ℎ!− !! !!− !! )

4 !!= 2050  !"!

!!= 26,2!!

!!= 0,4  !"#

!!!= !!(ℎ!− ℎ!− !! !!− !! )

5 !!=   !!

!!= !!+ (!!"#$%#&%'

!!)(1 − !!!!!!!" )

!!= berdasarkan nilai !!, kondisi water saturated

!!!= !!(ℎ!− ℎ!− !! !!− !! )

Dalam analisis exergy ini, kita akan menghitung exergy losses dari setiap komponen dengan nilai input yang berada dalam tabel di atas. Berikut merupakan persamaan exergy losses untuk setiap komponen sistem:

Tabel 3 Exergy losses setiap komponen PLTP Kamojang Unit 4

Komponen Exergy losses

Wellhead !!"− !!!  

Turbin !!!− !!!− !!

Kondenser !!!− !!!

Cooling tower !!!− !!!

Selanjutnya, exergy losses tersebut akan kita jumlahkan untuk mendapatkan total exergy destruction sistem. Terakhir, kita mendapatkan Net Power Output sistem dengan melakukan proses pengurangan antara exergy input dengan total exergy destruction sistem. Berikut merupakan persamaan-persamaan yang digunakan untuk mendapatkan dua hal tersebut:

Total exergy destruction

!!",!"!#$ = !!",!"##!!"#+ !!",!"#$%&+ !!",!"#$%#&%' (6) Total Net Power Output dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang Unit 4

!"# = !!  !"#$% − (!!",!"##!!"#+ !!",!"#$%&+ !!",!"#$%#&%') (7) Efisiensi Exergy Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang Unit 4

(7)

!!"#$% =!!"#

!"#$% (8)

3.2 Analisis Ekonomi

Dalam metode optimasi exergoeconomic, setiap parameter yang dianalisis dalam analisis exergy berkaitan dengan nilai ekonomi yang harus dibayarkan. Secara sederhana, kenaikan keuntungan exergy yang didapat akan berbanding lurus dengan nilai ekonomi yang harus dibayarkan.

Berikut merupakan metodologi penelitian optimasi biaya sistem:

Gambar 4 Metodologi penelitian optimasi biaya sistem

Biaya sistem terdiri dari dua komponen, yakni biaya investasi dan biaya operasional.

investasi awal, total perkiraan biaya dihitung dengan menjumlahkan biaya per komponen melalui persamaan umum berikut (Smith, 2005):

!! = !!(!!

!)! (9)

dimana:

!! = biaya komponen yang dicari dengan kapasitas !

!! = biaya komponen yang diketahui dengan kapasitas !!

!   = konstanta persamaan (bergantung pada komponen)

Berikut merupakan variabel-variabel yang diketahui dan dibutuhkan dalam analisis ekonomi sistem pembangkit listrik tenaga panas bumi:

Tabel 4 Analisis ekonomi PLTP

Komponen Harga pasar (Estevez, 2012) Konstanta ! (Smith, 2005)

Turbin 13 million USD (30 MW) 0,6

Kondenser - -

(8)

Biaya investasi awal untuk kondenser bergantung kepada luas permukaan dari kondenser tersebut. Berikut persamaan yang digunakan untuk mendapatkan biaya investasi awal kondenser (Estevez, 2012):

!!"#$%#&%' = exp  {11,967 − 0,8197 ln ! + 0,09005 ln ! !} (10) Nilai A kita dapatkan melalui persamaan berikut:

! = !!(!!!!!)

! (!!!!!)

!"!!"#$%#&%'!!!

!!"#$%#&%'!!!

(11)

Untuk biaya operasional, dalam penelitian ini biaya tersebut didefinisikan sebagai biaya perawatan pembangkit (maintenance), biaya perawatan kualitas uap, dan biaya perawatan sumur. Biaya ini kita asumsikan sebesar 0,028 USD/kWh (Estevez, 2012).

Dengan kondisi-kondisi tersebut, kita bisa menghitung total biaya tahunan (total annual cost) dengan persamaan berikut:

!!"!#$ = !!"#$%&+ !!"#$%#&%' . !"# + 0,028  !  !"# (12)

Dalam persamaan tersebut, variabel CRF merupakan Capital Recovery Cost, diartikan sebagai faktor pengembalian modal dari biaya pembelian komponen per tahun (Bejan, 1996), dinyatakan sebagai:

!"# =!  !  (!!!)!

(!!!)!!! (13)

Keterangan:

! =   suku bunga (interest rate)

! =   waktu pemakaian (lifetime) 3.3 Optimasi Exergoeconomic

Optimasi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai tekanan wellhead yang optimum dari segi efisiensi exergy dan ekonomi. Terdapat tiga tahapan dalam optimasi exergoeconomic antara lain optimasi single objective untuk efisiensi exergy, optimasi single objective untuk biaya sistem, dan optimasi multiobjective dari segi efisiensi exergy dan biaya sistem.

Berikut merupakan metodologi penelitian optimasi exergoeconomic:

(9)

Gambar 5 Metodologi penelitian optimasi exergoeconomic

3.4 Optimasi Steam Ejector

Dalam optimasi steam ejector, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah minimum motive steam yang harus dialirkan ke steam ejector agar udara dan material tak terkondesasi dapat keluar dari sistem PLTP Kamojang Unit 4. Jika dalam 3 analisis sebelumnya uap panas kita anggap dalam kondisi 100% vapour saturated, dalam analisis ini kita menganggap terdapat material dalam uap panas bumi yang dapat mengganggu kinerja turbin. Oleh karena itu, material tersebut harus dikeluarkan dari sistem dan dilepaskan ke atmosfer. Berikut merupakan diagram kerja dari removal gas system di PLTP Kamojang Unit 4.

Gambar 6 Diagram skematik optimasi steam ejector

(10)

Fungsi objektif dalam optimasi ini memiliki tujuan untuk meminimalkan daya yang dibutuhkan steam ejector dalam melaksanakan fungsinya. Berikut persamaan fungsi objektif untuk optimasi steam ejector:

! ! =!"""!  !  118.000  !"## (14)

Dalam melakukan optimasi steam ejector, kita memiliki beberapa fungsi constrain agar optimasi bisa berjalan dengan baik. Berikut merupakan beberapa fungsi constrain yang dapat digunakan:

a. Hukum kekekalan massa

! + 0,3825 =   !!"#$%#&'(+ 0,123 (15)

b. Rasio aliran dan tekanan

Menurut Stoecker (1989), aliran uap yang menuju kondenser memiliki hubungan dengan tekanan kondensasi yang ada di inter kondenser. Hubungan tersebut dapat dituliskan dalam bentuk:

!,!"#$!!

!,!"#$ = 0,19 !!"#$%  !"#$%#&%'

!"

!,! (16)

c. Analisa perpindahan kalor

Inter kondenser dalam sistem ini, bekerja layaknya kondenser pada umumnya, yaitu merubah fase fluida dari kondisi uap menjadi cair dengan cara melepaskan kalor.

Dalam perpindahan kalor di kondenser berlaku persamaan berikut:

!!"#$"# = !!"#$%+ (!!"#$%#&%'− !!"#$%)(1 − !!

!"

!!!) (25)

Menurut Stoecker (1989), terdapat hubungan antara temperatur saturasi dari suatu zat dengan tekanan saturasinya. Hubungan tersebut dituliskan dalam bentuk:

ln ! = 18,6 −!"#$,!! (26) atau dalam bentuk lain dapat dituliskan menjadi:

! =!",!!!" !!"#$,! (27) Dengan mensubstitusikan persamaan (27) ke persamaan (25), didapatkan sebuah persamaan baru untuk perpindahan kalor di kondenser dalam bentuk:

(11)

5206,9

18,6 − ln(0,5 ∗ !!"#$%  !"#$%#&%')

= 26,2 + ( 5206,9

18,6 − ln 0,5 ∗ !!"#$%  !"#$%#&%' − 26,2)(1

− !!!,!∗!",!"#

!"#,!∗!"#$)

Berikut desain dari inter kondenser yang digunakan serta beberapa keterangan untuk menjelaskan persamaan (28):

• ! = 1,670  !  6,045 = 10,095  !!

• ! = 1,4  !!"!.!

• ! = 157,2!"!

• !! = 4,187!".!!"

• !!"#$"#  !"#$%&'( = 0,5 ∗ !!"#$%  !"#$%#&%' (Konsentrasi uap yang dibuang sebesar 50%)

4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Analisis Kondisi Operasional

Berikut merupakan kondisi operasional dari PLTP Kamojang Unit 4:

Tabel 5 Kondisi operasional PLTP Kamojang Unit 4

Titik Aliran massa (!"

!)

Tekanan

(!"#) Temperatur

( !!   ) Entalpi (!"!")

Entropi (!".!!" )

Exergy (!")

Input 134,403 11,8 187 2783,2 6,5276 119790

1 71,35 10 187 2783,2 3,197 62128

2 71,35 0,1235 50 2254,7 7,0332 15419

3 71,35 0,1235 50 209,34 0,704 516,47

4 2050 400 26,2 110,21 0,384 1901

5 2050 0,09595 45 188,43 0,639 10758

Lingku ngan

- 0,7038 17 71,42 0,253 -

Sumber: (PT. Pertamina Geothermal Energy)

Pembangkit Listrik Kamojang Unit 4 dengan sumber berjumlah 11 buah, memiliki karakteristik uap panas bumi: aliran uap 134,403  !"! , tekanan 11,8  !"#, dan temperatur 187!!. Karakteristik tersebut jika kita konversikan dalam bentuk nilai exergy, maka potensi exergy dari PLTP Kamojang Unit 4 sebesar 119.790 kW. Berdasarkan data-data di tabel 5, terlihat bahwa saat ini PLTP Kamojang Unit 4 beroperasi dengan nilai tekanan

(12)

separator sebesar 10 bar. Aliran uap akan memasuki sistem dengan nilai 71,35  !"!. Data- data tersebut kemudian diolah untuk mendapatkan exergy losses komponen dan net power output di PLTP Kamojang Unit 4. Berikut tabel dan gambar yang menyajikan overall exergy PLTP Kamojang Unit 4 dengan kondisi operasional yang sedang berlangsung:

Tabel 6 Overall exergy flow PLTP Kamojang Unit 4 dengan kondisi operasional yang sedang berlangsung

Komponen Exergy losses (kW)

Transmission 57.664 Input 119.790 kW

Turbin 9002,8 Net 38.223 kW

Kondenser 14.903 Efisiensi 31,91 %

Total 81.570

4.2 Optimasi Efisiensi Exergy

Setelah kondisi operasional dianalisis, dilakukan optimasi untuk efisiensi exergy. Dengan range input tekanan wellhead dari 3,5-11 bar, grafik optimasi tidak terlalu terlihat begitu jelas. Secara sekilas nilai optimum tekanan wellhead berkisar antara 4,5 bar sampai 5,5 bar. Berikut merupakan grafik perbandingan tekanan wellhead terhadap net power output sistem dengan range input tekanan wellhead 4,5-5,5 bar.

Gambar 7 Perbandingan tekanan wellhead dan efisiensi exergy sistem PLTP Kamojang Unit 4 dengan range 4,5 – 5,5 bar

Dalam gambar 7terlihat bahwa terdapat sebuah titik puncak atau titik maksimum dari net power output sistem. Berikut ditampilkan analisis termodinamika dalam optimasi exergy PLTP Kamojang Unit 4.

56300   56350   56400   56450   56500   56550   56600   56650   56700  

450   460   470   480   490   500   505   510   520   530   540   550  

Perbandingan  Tekanan  dan  Net  

Perbandingan  Tekanan  dan  Net  

(13)

Tabel 7 Kondisi optimum PLTP Kamojang Unit 4 secara efisiensi exergy Titik Aliran

massa (!"

!)

Tekanan (!"#)

Temperatur ( !!   )

Entalpi (!"

!")

Entropi ( !"

!".!)

Exergy (!")

input 134,403 11,8 187 2783,2 6,5276 119790

1 134,4 5,06114 152,29 2783,2 6,8963 95223

2 121,4126 0,1235 50 2323,27 7,2468 27094

3 121,4126 0,1235 50 209,34 0,704 878,85

4 2050 400 26,2 110,21 0,384 1901

5 2050 0,09595 45 188,43 0,639 10758

Lingkungan - 0,7038 17 71,42 0,253 -

Dengan nilai tekanan wellhead sebesar 5,06114 bar, aliran uap panas bumi yang memasuki sistem akan mencapai 121,4126 !"!. Meskipun secara tekanan uap terjadi penurunan yang drastis dari tekanan uap sumur, aliran uap yang memasuki sistem mencapai angka yang cukup tinggi. Dari aliran uap maksimal yang tersedia, 90%-nya masuk ke dalam sistem PLTP Kamojang Unit 4. Berikut disajikan analisis overall exergy flow dengan tekanan wellhead yang optimum secara efisiensi exergy.

Tabel 8 Overall exergy flow PLTP Kamojang Unit 4 dengan kondisi optimum secara efisiensi exergy Komponen Exergy

losses (kW)

Transmission 24.569 Input 119.790 kW

Turbin 12.346 Net 56.663 kW

Kondenser 26.215 Efisiensi 47,30 %

Total 63.130

4.3 Optimasi Ekonomi

Berikut merupakan grafik yang menyajikan optimasi tekanan wellhead terhadap kebutuhan biaya sistem.

(14)

Gambar 8 Perbandingan tekanan wellhead dan biaya sistem

Biaya sistem akan mencapai nilai minimum ketika tekanan wellhead sebesar 11 bar.

Biaya minimum sistem PLTP Kamojang Unit 4 mencapai nilai sebesar US $ 2.242.200.

Berikut ditampilkan analisis termodinamika di setiap titik PLTP Kamojang Unit 4 dengan tekanan wellhead optimum secara ekonomi.

Tabel 9 Kondisi optimum PLTP Kamojang Unit 4 secara ekonomi Titik Aliran

massa (!"!)

Tekanan

(!"#) Temperatur ( !!   )

Entalpi (!"

!")

Entropi ( !"

!".!)

Exergy (!")

input 134,403 11,8 187 2783,2 6,5276 119790

1 48,6451 1100 184,06 2783,2 6,557 42935

2 48,6451 0,1235 50 2245,4 7,004 10466

3 48,6451 0,1235 50 209,34 0,704 352,12

4 2050 400 26,2 110,21 0,384 1901

5 2050 0,09595 45 188,43 0,639 10758

Lingkungan - 0,7038 17 71,42 0,253 -

Dengan tekanan wellhead sebesar 11 bar, aliran uap yang akan memasuki sistem mencapai nilai 48,6451 !"!. Aliran massa yang mengalir sangat kecil dikarenakan tekanan aliran sangat besar. Dari potensi sebesar 134,403 !"! , hanya 36% yang masuk ke dalam sistem dalam setiap detiknya. Berikut disajikan analisis overall exergy flow dengan tekanan wellhead yang optimum secara ekonomi.

0   500000   1000000   1500000   2000000   2500000   3000000   3500000   4000000   4500000  

3.5   4   4.5   5   5.5   6   6.5   7   7.5   8   8.5   9   9.5   10   10.5   11  

Perbandingan  Tekanan  dan  Biaya  

(15)

Tabel 10 Overall exergy flow PLTP Kamojang Unit 4 dengan kondisi optimum secara ekonomi Komponen Losses

Transmission 76.858 Input 119.790 kW

Turbin 6.308,5 Net 26.512 kW

Kondenser 10.114 Efisiensi 22,13 %

Total 91.579

Dengan biaya sistem minimum, sistem dapat menghasilkan net power output sebesar 26.512 kW dan efisiensi exergy sebesar 22,13%. Nilai tersebut lebih optimum 5,398%

dari kondisi operasional dengan efisiensi exergy sebesar 31,91%. Exergy losses terbesar terjadi di transmisi sebesar 76.858 kW. Exergy losses terkecil terjadi di turbin sebesar 6.308,5 kW. Berikut ditampilkan analisis biaya sistem dilihat dari tiap komponen yang ada dalam sistem.

Tabel 11 Analisis ekonomi PLTP Kamojang Unit 4 dengan kondisi optimum secara ekonomi Komponen Cost (US $)

Turbin 1.485.973,4

Condenser 13.325,858

Operation 742.330

Total 2.242.200

4.4 Optimasi Exergoeconomic

Berbeda dari optimasi exergoeconomic sistem lainnya seperti cascade refrigeration system yang akan menuju ke satu titik optimum, optimasi exergoeconomic PLTP Kamojang Unit 4 menuju ke 15 titik optimum. Berikut merupakan grafik optimasi exergoeconomic PLTP Kamojang Unit 4 yang dilakukan dengan perangkat optimtool software MATLAB.

(16)

Gambar 9 Grafik optimasi exergoeconomic PLTP Kamojang Unit 4

Fungsi objektif 1 merupakan fungsi optimasi ekonomi, sedangkan fungsi objektif 2 merupakan fungsi optimasi efisiensi exergy. Berbeda dengan diagram pareto pada umumnya, diagram pareto optimasi exergoeconomic PLTP Kamojang Unit 4 berbentuk garis linear, tidak berbentuk garis lengkung dengan titik puncak mendekati titik nol. Hal ini diduga disebabkan oleh jumlah variabel optimasi yang hanya berjumlah satu buah.

Jumlah variabel tersebut mengakibatkan tidak adanya kemungkinan bahwa suatu kondisi akan dicapai oleh kombinasi beberapa titik. Kombinasi inilah yang menyebabkan diagram pareto bisa berbentuk garis lengkung dengan titik puncak mendekati titik nol.

Dalam optimasi exergoeconomic PLTP Kamojang Unit 4, satu kondisi hanya bisa dicapai oleh satu titik tanpa kombinasi titik yang lainnya. Hal inilah yang membuat diagram pareto yang dihasilkan hanya berbentuk garis lurus. Berikut merupakan 15 titik optimum secara efisiensi exergy dan biaya sistem yang didapatkan.

Tabel 12 Kondisi optimum PLTP Kamojang Unit 4 secara exergoeconomic Tekanan

(!"#) Biaya (US $)

Net power output (!"##)

504,787 3.957.104 56.662.676

1.044 2.680.575 33.773.177

504,787 3.957.104 56.662.676

967 3.096.044 40.970.268

944 3.195.912 42.740.596

868 3.462.060 47.527.785

1.099 2.254.727 26.714.077

980 3.040.323 39.989.001

668,554 3.860.743 54.868.570

1.067 2.524.120 31.139.365

1.085 2.377.136 31.139.365

896 3.373.734 45.928.277

1.009 2.892.175 37.403.580

1.032 2.758.570 35.102.479

741 3.755.803 52.918.633

(17)

4.5 Optimasi Steam Ejector

Dari proses optimasi dengan bantuan perangkat optimtool software MATLAB, ketiga variabel dapat diketahui untuk mendapatkan daya minimum yang dibutuhkan steam ejector dalam melaksanakan fungsinya. Nilai variabel tersebut yaitu:

Tabel 13 Kondisi operasional optimum optimasi steam ejector

Variabel Kode variabel Nilai

Aliran motive steam x(1)

34,415!"

Tekanan kondenser x(2) 109,093  kPa !

Massa kondensat x(3)

34,672  !"

!

Dengan kondisi operasional tersebut, steam ejector hanya membutuhkan aliran motive steam sebesar 34,415!"!   atau sebanding dengan 4.060,97 Watt hour. Daya yang steam ejector lebih kecil 15% dari daya steam ejector yang dioperasionalkan saat ini.

Tabel 14 Perbandingan steam ejector kondisi operasional dan optimum

Parameter Operasional Optimum

Aliran motive steam

40,61!"

! 34,415!"

Kebutuhan daya 4.792,14  Watt  hour 4.060,97  !"##  ℎ!"# !

5. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Penurunan tekanan wellhead dapat meningkatkan net power output dan efisiensi exergy sistem PLTP jenis dry steam power plant sampai mencapai titik maksimum.

Setelah melewati titik maksimum, net power output dan efisiensi exergy akan mengalami penurunan.

2. Penurunan tekanan wellhead dapat meningkatkan kebutuhan biaya sistem PLTP jenis dry steam power plant sampai mencapai titik maksimum. Setelah melewati titik maksimum, biaya kebutuhan sistem akan mengalami penurunan.

3. Optimasi exergoeconomic tidak akan menuju ke satu titik optimum apablia variabel optimasi hanya berjumlah satu buah.

4. Penurunan tekanan kondensasi dapat mengurangi aliran motive steam pada gas removal system jenis steam ejector. Penurunan tekanan kondensasi dapat dilakukan dengan menurunkan fluida yang dikondensasikan

6. Referensi

Agustina, Lina. (2013). Kajian Pemilihan Sistem Pembuangan Gas Tak Terkondensasi (Gas Removal System) di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Tesis: Institut Teknologi Bandung.

(18)

Ameri,. Amanpoour,. (2011). Energy and exergy analysis and optimization of a double flash power plant for Meshkin Shahr region. World Renewable Energy Congress 2011-Sweden.

Balqis,. Indriawati,. dan Lelono. (2012). Optimasi Daya Listrik pada PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang, Jawa Barat. Jurnal Teknik POMITS Voli.1: Institut Teknologi Sepuluh November.

Bejan A, Tsatsaronis, dan G., Moran, M. (1996). Thermal design and optimization. New York: John Wiley & Sons.

Cengel, Y. dan Tuner, R.. (2005). Fundamentals of Thermal-fluid Sciences. 2nd ed., McGraw-Hill, New York.

Dincer, I., Rosen, M.A. (2007) Exergi: Energy, Environtment, and Sustainable Development.

Elsevier, All rights reserved.

DiPippo R. (2011). Geothermal power plants, principles, applications, case studies and environmental impact. 3rd ed. Elsevier

El-Emam,. Dincer. 2013. Exergy and exergoeconomic analyses and optimization of geothermal organic Rankine cycle. Elsevier.

Estevez, Jose. (2012). Geothermal Power Plant Projects in Central America: Technical and Financial Feasibility Assessment Model. Thesis: University of Iceland

Ganjehsarabi,. Gungor,. Dincer,. (2012). Exergetic performance analysis of Dora II geothermal power plant in Turkey. Elsevier.

Jalilinasrabady,. Itoi,. Valdimarsson,. dkk. (2012). Flash cycle optimization of Sabalan geothermal power plant employing exergy concept. Elsevier

Jalilinasrabady,. Itoi,. Fujii,. Tanaka,. (2010). Energy and Exergy Analysis of Sabalan Geothermal Power Plant, IRAN. Proceedings World Geothermal Congress 2010 Bali, Indonesia, 25-29 April 2010.

Marler, Tim. (2005). A Study of Multi-Objective Optimization Methods. Jerman: Saarbrucken Pambudi,. Itoi,. Jalilinasrabady,. Jaelani. (2013).Exergy analysis and optimization of Dieng single-flash geothermal power plant. Elsevier

Sholahudin. (2013). Optimasi thermoeconomic dan analisa sistem refrigerasi cascade dengan menggunakan variasi refrigeran. Skripsi: Universitas Indonesia

Smith R. (2005) Chemical process: design and integration, 2nd ed. New York:John Wiley &

Sons.

Stoecker, Wilbert. (1980). Design of themal system. McGraw-Hill Kogakusha, 1980

Yari, Mortaza. (2009). Exergetic analysis of various types of geothermal power plants.

Elsevier

Gambar

Tabel 1 Kondisi Sumur PLTP Kamojang Unit 4  Sumur  Tekanan  (!"#)  Temperatur  ( !!    )  Aliran Uap  ( !"# !! )  KMJ-59  18,3  208  23,57  KMJ-53  18,48  208  39,31  KMJ-57  18,49  208  26,92  KMJ-61  18,25  208  84,34  KMJ-58  18,99  210  29,39
Gambar 1 Diagram skematik PLTP Kamojang Unit 4
Gambar 2 Metodologi penelitian analisis exergy
Tabel 3 Exergy losses setiap komponen PLTP Kamojang Unit 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perspektif yang lebih luas, terdapat hubungan yang kuat antara bisnis beton dengan bisnis semen yang dijalankan oleh SMGR.. Target harga saham SMGR adalah Rp 12.250

Sementara dalam pokok perkara, primer penggugat meminta majelis: (1) mengabulkan gugatan penggugat seluruhnya; (2) menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang dilakukan

Memiliki pengetahuan Prinsip-prinsip Bahasa Pemrograman, sehingga mampu merancang dan mengimplementasikan berberbagai bidang aplikasi menggunakan bahasa pemrograman tertentu

Menurut penelitian Warist Amru Khoiruddin (2011) yang berjudul Aplikasi Penerimaan Siswa Baru untuk Menunjang sekolah RSBI Menjadi SBI Berbasis Web (Studi Kasus SMA Negeri

mikrokontroler dapat membedakan tegangan yang masuk sebesar 0,0188 volt.Untuk bisa membedakan garis, pertama pada kondisi awal robot berada pada bidang hitam dan

Program ini merupakan program tahunan Kelab Oleokimia kerana program ini dapat memberikan banyak pengetahuan yang berkaitan dengan oleokimia di samping memberi pendedahan dalam

Didapatkan angka kejadian preeklampsia ringan 3 dari 24 sampel atau sebesar 12,5%, sedangkan penderita yang pernah preeklampsia ringan dalam pengamatan waktu

Penelitian dilakukan dengan pendekatan penelitian research and development (R and D). Tempat penelitian di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri