• Tidak ada hasil yang ditemukan

Miskonsepsi terhadap pembelajaran matematika materi pengolahan data (modus, median, mean, diagram garis, batang, lingkaran) pada siswa kelas V1 sekolah dasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Miskonsepsi terhadap pembelajaran matematika materi pengolahan data (modus, median, mean, diagram garis, batang, lingkaran) pada siswa kelas V1 sekolah dasar."

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

Yusuf Henu Pramudya, 2015. Miskonsepsi Terhadap Pembelajaran Matematika Materi Pengolahan Data (Modus, Median, Mean, Diagram Garis, Batang, Lingkaran) Pada Siswa Kelas V1 Sekolah Dasar Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mendektesi jenis dan faktor penyebab Miskonsepsi dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas V1 SD Negeri Ngablak Sleman tahun ajaran 2014/2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kualitatif deskriptif.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan tes tertulis dan wawancara. Tes tertulis bertujuan untuk mendektesi siswa yang mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran Matematika materi pengolahan data. Tujuan wawancara adalah untuk mengetahui jenis dan faktor penyebab miskonsepsi yang dialami siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga subjek terpilih yang mengalami miskonsepsi, setelah dianalisis hanya terdapat dua subjek yang benar-benar mengalami miskonsepsi dalam menyajikan diagram batang. Jenis miskonsepsi yang dialami dua subjek tersebut adalah klasifikasional dan faktor penyebabnya subjek tersebut belajar konsep Matematika secara mandiri, tidak belajar memperhatikan konsep guru.

Kata Kunci : Tes tertulis, wawancara, jenis miskonsepsi, faktor penyebab miskonsepsi, miskonsepsi klasifikasional.

(2)

Yusuf Henu Pramudya, 2015. Misconceptions of Mathematics Learning Material Data Processing (mode, median, average, line chart, trunk, circle) In Grade V1 Elementary School Year 2015/2016. Thesis. Teacher Education Study Program Elementary School, the Faculty of Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

The aims of this study to detect the types and causes of misconception in learning Mathematics grade SDN V1 Ngablak Sleman school years 2014/2015 school. Descriptive qualitative method is used in this research.

Test and interview used to collect the data in this study. The test is aimed to detect students who have misconceptions in learning Mathematics in trem of data processing. Interview is used to determine the types and causes of misconceptions experienced by the students.

The results showed that there were three selected subjects who had misconceptions and after being analyzed there were only two actual selected subjects experiencing misconceptions. The type of misconceptions experienced by the subjects is classifikasional. It caused by self learning concept instead of teachers learning concept.

Keywords: Test, intervew, type of misconceptions, causes misconceptions, misconceptions classifikasional.

(3)

MISKONSEPSI TERHADAP PEMBELAJARAN

MATEMATIKA MATERI PENGOLAHAN DATA

(MODUS, MEDIAN, MEAN, DIAGRAM GARIS,

BATANG, LINGKARAN)

PADA SISWA KELAS V1 SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Yusuf Henu Pramudya

NIM : 111134006

Oleh :

Yusuf Henu Pramudya

NIM : 111134006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

(4)
(5)
(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

Bapak dan Ibuku yang selalu menjadi semangat hidupku terima kasih atas doa dan

dukungannya selama ini. Kakakku, teman-teman, seluruh warga SD Negeri

Ngablak Sleman terima kasih atas bantuan, dan perhatian yang diberikan.

(7)

MOTTO

“HIDUP INI ADALAH PILIHAN”

“MAKA PILIHLAH YANG TERBAIK”

(8)
(9)
(10)

ABSTRAK

Yusuf Henu Pramudya, 2015. Miskonsepsi Terhadap Pembelajaran Matematika Materi Pengolahan Data (Modus, Median, Mean, Diagram Garis, Batang, Lingkaran) Pada Siswa Kelas V1 Sekolah Dasar Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mendektesi jenis dan faktor penyebab Miskonsepsi dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas V1 SD Negeri Ngablak Sleman tahun ajaran 2014/2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kualitatif deskriptif.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan tes tertulis dan wawancara. Tes tertulis bertujuan untuk mendektesi siswa yang mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran Matematika materi pengolahan data. Tujuan wawancara adalah untuk mengetahui jenis dan faktor penyebab miskonsepsi yang dialami siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga subjek terpilih yang mengalami miskonsepsi, setelah dianalisis hanya terdapat dua subjek yang benar-benar mengalami miskonsepsi dalam menyajikan diagram batang. Jenis miskonsepsi yang dialami dua subjek tersebut adalah klasifikasional dan faktor penyebabnya subjek tersebut belajar konsep Matematika secara mandiri, tidak belajar memperhatikan konsep guru.

Kata Kunci : Tes tertulis, wawancara, jenis miskonsepsi, faktor penyebab miskonsepsi, miskonsepsi klasifikasional.

(11)

ABSTRACT

Yusuf Henu Pramudya, 2015. Misconceptions of Mathematics Learning Material Data Processing (mode, median, average, line chart, trunk, circle) In Grade V1 Elementary School Year 2015/2016. Thesis. Teacher Education Study Program Elementary School, the Faculty of Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

The aims of this study to detect the types and causes of misconception in learning Mathematics grade SDN V1 Ngablak Sleman school years 2014/2015 school. Descriptive qualitative method is used in this research.

Test and interview used to collect the data in this study. The test is aimed to detect students who have misconceptions in learning Mathematics in trem of data processing. Interview is used to determine the types and causes of misconceptions experienced by the students.

The results showed that there were three selected subjects who had misconceptions and after being analyzed there were only two actual selected subjects experiencing misconceptions. The type of misconceptions experienced by the subjects is classifikasional. It caused by self learning concept instead of teachers learning concept.

Keywords: Test, intervew, type of misconceptions, causes misconceptions, misconceptions classifikasional.

(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, cinta dan

karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“MISKONSEPSI TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MATERI PENGOLAHAN DATA (MODUS, MEDIAN, MEAN, DIAGRAM GARIS, BATANG, LINGKARAN) PADA SISWA KELAS V1 SEKOLAH DASAR” dengan lancar sesuai dengan waktu yang diharapkan. Penulisan skripsi

ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

pendidikan program studi S-1 PGSD Universitas Sanata Dharma serta dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik,

tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rohandi, Ph. D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. Kaprodi PGSD.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Wakaprodi PGSD.

4. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd. dosen pembimbing I yang telah membimbing

peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. dosen pembimbing II yang telah

membimbing peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Dwi Atmianto, S.Pd. Kepala Sekolah SD Negeri Ngablak Sleman, yang

telah memberikan ijin penelitian kepada peneliti.

7. Sri Wulandari, S.Pd. guru kelas VI SD Negeri Ngablak Sleman yang telah

memberikan banyak bantuan selama penelitian di sekolah.

8. Siswa kelas VI SD Negeri Ngablak Sleman tahun pelajaran 2014/2015

yang telah berkerjasama selama penelitian.

(13)
(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

1. Pengertian Konsep Klasifikasional... 10

2. Pengertian Konsep Korelasional... 11

3. Pengertian Konsep Teoritik... ... 11

(15)

C. Pengertian Konsepsi ... 11

D. Pengertian Pembelajaran Matematika ... 12

E. Pengertian Matematika... 13

1. Karakteristik Matematika... 13

2. Macam-macam Pandangan Matematika... 14

F. Pengolahan Data ... 15

G. Pengertian Miskonsepsi ... 16

1. Penyebab Miskonsepsi... 17

2. Kiat Mengatasi Miskonsepsi... 18

3. Ciri-ciri Miskonsepsi... 22

H. Hasil Penelitian yang Relevan ... 24

I. Kerangka Berfikir ... 26

BAB III METODE PENELITIAN... 28

A. Jenis Penelitian ... 28

E. Instrumen Penelitian... 35

1. Instrmen Tes Tertulis ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 50

B. Deskripsi Pengumplan Data ... 51

(16)

C. Hasil Analisis Penelitian ... 52

1. Analisis N11 ... 52

2. Analisis N12 ... 54

3. Analisis N14 ... 56

D. Hasil Skor Instrumen ... 59

E. Pembahasan ... 65

BAB V PENUTUP ... 68

A. Kesimpulan ... 68

B. Keterbatasan Penelitian ... 69

C. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN ... 72

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Penyebab Miskonsepsi ... 17

Tabel 2.2. Kiat Mengatasi Miskonsepsi ... 18

Tabel 3.1. Hasil Validasi ... 37

Tabel 3.2. Rentang Skor... 39

Tabel 3.3. Kisi-kisi Soal Tes ... 39

Tabel 3.4. Pedoman Wawancara ... 44

Tabel 4.1. Triangulasi Data N12 ... 55

Tabel 4.2. Triangulasi Data N14 ... 58

Tabel 4.3. SK,KD, dan Indikator ... 59

Tabel 4.4. Deskrepsi Skor,Nilai, dan Penjelasan ... 61

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Validasi Soal Tes... 73

Lampiran 2. Soal Tes Tertulis ... 104

Lampiran 3. Hasil Wawancara Subjek Terpilih ... 109

Lampiran 4. Hasil Pekerjaan Siswa yang menjadi Subjek Terpilih ... 113

Lampiran 5. Kisi-kisi Instrumen Tes ... 115

Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian ... 133

Lampiran 7. Biodata Penulis ... 134

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas

Nomer 2 tahun 2006 tentang Standar isi, pembelajaran Matematika

bertujuan supaya siswa memahami konsep Matematika dengan benar.

Siswa dapat menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan

konsep atau logaritma secara luwes, akurat efisien, tepat dalam pemecahan

masalah menggunakan penalaran pada pola dan sifat. Siswa dapat

melakukan manipulasi Matematika dalam membuat generalisasi dan

menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan Matematika.

Siswa dapat memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah dan merancang model Matematika. Siswa dapat menyelesaikan

model dan menafsirkan solusi yang diperoleh dan mengomunikasikan

gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas

keadaan atau masalah. Siswa memiliki sifat menghargai akan kegunaan

Matematika dalam kehidupan sehari-hari, yaitu memiliki rasa ingin tahu,

perhatian, dan minat dalam mempelajari Matematika, serta sikap ulet dan

percaya diri dalam pemecahan masalah. Hakikat proses belajar bertitik

tolak dari suatu konsep bahwa belajar merupakan perubahan-perbuahan

melalui aktivitas, praktik, dan pengalaman. Ada dua faktor utama yang me

(20)

nentukan proses belajar adalah hereditas dan lingkungan. Hereditas adalah

bawaan sejak lahir seperti bakat, abilitas, dan inteligensi, sedangkan aspek

lingkungan yang paling berpengaruh adalah orang dewasa sebagai unsur

manusia yang menciptkan lingkungan, yaitu guru dan orang tua. Faktor

lainnya susunan saraf, dan respons individu terhadap perangsang dengan

berbagai kekuatan dan tujuan. Kategori belajar terdiri atas keterampilan

sensormotor, yaitu tindakan yang bersifat tomatis, belajar asosiasi, yaitu

hubungan antara urutan kata dan objek (Hamalik 2009: 55).

Menurut Hudojo (1979: 45), Matematika adalah suatu alat untuk

mengembangkan cara berpikir. Matematika sangat diperlukan baik untuk

kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK

sehingga Matematika perlu dibekalkan pada setiap peserta didik sejak

Sekolah Dasar (SD), bahkan sejak TK. Matematika yang cara bernalarnya

sangat deduktif, formal dan abstrak, harus diberikan kepada siswa SD

yang cara berpikirnya masih pada tahap operasi konkret. Kita perlu

menanamkan konsep-konsep Matematika tersebut, karena siswa SD

memiliki pemikiran yang masih sangat terbatas. Cara guru mengajarkan

konsep yang tepat yaitu dengan benda-benda konkret atau gambar konkret

terutama dalam pembelajaran Matematika karena Matematika sebagai

objek-objek penalaran abstrak, yaitu hanya ada dalam pemikiran manusia

sehingga Matematika itu hanyalah suatu hasil karya dari kerja otak

(21)

Menurut Hudojo (1979: 135), mengajar adalah kegiatan

penyampaian pembelajaran yang dilakukan seorang pendidik atau guru

kepada peserta didik, agar peserta didik dapat menanggapai, menguasai,

mengembangkan materi yang diajarnya dan tujuan dari pendidikan

tersampaikan. Guru memilih pengetahuan, kemampuan, atau keterampilan,

serta sikap yang relevan dengan tujuan pendidikan. Matematika

merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan bentuk-bentuk atau

struktur-struktur yang abstrak, untuk dapat memahami sruktur-struktur

serta hubungan-hubungan dalam pembelajaran Matematika, tentu saja

diperlukan pemahaman tentang konsep-konsep yang terdapat di dalam

mata pelajaran Matematika. Belajar Matematika berarti belajar tentang

konsep-konsep dan struktur-struktur yang terdapat dalam bahasan yang

dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep. Siswa

SD untuk pembelajaran Matematika harus memperhatikan konsep-konsep

Matematika, karena kesalahan konsep masih sering terjadi. Contohnya

dalam penelitian yang relevan yaitu membahas tentang miskonsepsi yang

dialami siswa kelas V11 SMP 34 Semarang dalam mata pelajaran

Matematika materi bangun datar. Kesalahan konsep yang terjadi adalah

konsep klasifikasional, korelasional, dan teoritik, maka miskonsepsi harus

segera diatasi dan dicari faktor penyebabnya agar tidak berpengaruh pada

(22)

Timbulnya miskonsepsi dapat disebabkan oleh berbagai macam hal,

secara garis besar dikelompokkan menjadi lima kelompok yaitu siswa itu

sendiri, guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar. Menurut Suparno

(2005: 8), miskonsepsi adalah satu konsep yang tidak sesuai dengan

pengertian ilmiah yang tidak dapat diterima oleh pakar awal atau

kesalahan hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan

intuitif atau pandangan naif. Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep

awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep.

Beberapa peneliti lebih suka menggunakan istilah konsep alternatif, karena

dengan istilah itu menunjukkan keaktifan dan peran siswa mengonstruksi

pengetahuan mereka. Jenis miskonsepsi yang paling banyak terjadi, bukan

pengertian yang salah selama proses belajar mengajar, tetapi suatu konsep

awal (prakonsepsi) yang dibawa siswa ke kelas formal, tampak

pengalaman siswa dengan konsep-konsep sebelum pembelajaran formal di

kelas sangat mewarnai miskonsepsi yang terjadi pada siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V1 SD Negeri

Ngablak Sleman pada hari Selasa tanggal 13 Januari 2015 dari hasil

wawancara, siswa mengalami kesalahan dalam menghitung mean dan

menyajikan diagram batang dan didukung dari teori-teori di atas dapat

dikatakan siswa kelas V1 mengalami miskonsepsi dalam mata pelajaran

Matematika materi pengolahan data. Maka peneliti tertarik dan bermaksud

(23)

Sleman dalam materi pengolahan data tentang “Miskonsepsi Terhadap

Pembelajaran Matematika Materi Pengolahan Data (modus, median, mean,

diagram garis, batang, lingkaran)”. Tujuan penelitian ini untuk mendektesi

miskonsepsi siswa dalam pembelajaran Matematika, karena dalam

pembelajaran Matematika sering terjadi kesalahan konsep atau

miskonsepsi siswa. Penelitian ini lebih mengenal subjek terpilih untuk

menganalisis miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Penelitian ini

bermaksud untuk mencari jenis miskonsepsi dan mencari faktor penyebab

miskonsepsi siswa.

B. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pada miskonsepsi

yang dilakukan siswa, jenis miskonsepsi siswa dan faktor penyebab

miskonsepsi pada pembelajaran Matematika kelas VI di SD Negeri

Ngablak Sleman tentang pengolahan data pada penyajian diagram dan

menghitung mean.

C. Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

1. Apa jenis miskonsepsi yang dialami siswa SD Negeri Ngablak

Sleman pada materi pengolahan data?

2. Apa saja faktor yang menyebabkan siswa kelas V1 SD Negeri

Ngablak Sleman mengalami miskonsepsi pada materi pengolahan

(24)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan maka secara

umum tujuan penelitian ini untuk mencari miskonsepsi atau kesalahan

konsep guru mengajar dalam mata pelajaran Matematika atau kesalahan

cara pandang siswa dalam memahami konsep Matematika materi

pengolahan data siswa kelas V1 SD Negeri Ngablak Sleman :

1. Mencari jenis-jenis miskonsepsi yang dialami siswa kelas V1 SD

Negeri Ngablak Sleman pada materi pengolahan data.

2. Mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab miskonsepsi

yang dilakukan siswa kelas V1 SD Negeri Ngablak Sleman pada

materi pengolahan data.

E. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, dan sekolah :

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Menambah wawasan bagi peneliti dalam penelitian

kualitatif tentang menganalisis miskonsepsi siswa, sehingga

peneliti ketika sudah menjadi seorang pendidik mampu

memberikan konsep Matematika secara benar.

b. Bagi Guru

Diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat

(25)

masih sering terjadi, supaya guru memberikan tindak

lanjut untuk mengatasi miskonsepsi dalam pembelajaran

Matematika materi pengolahan data.

2. Manfaat Teoritis

Dapat menambah pengetahuan di bidang pendidikan SD

terutama tentang miskonsepsi pada pemahaman belajar siswa

dalam bidang studi Matematika.

F. Definisi Operasional

Pemahaman terhadap konsep Matematika sangat berpengaruh pada

kemampuan berpikir siswa. Oleh sebab itu dapat dijelaskan beberapa

istilah yang digunakan dalam penelitian ini beserta batasan-batasanya :

1. Konsep

Sekumpulan atau seperangkat sifat yang dihubungkan

oleh aturan-atuan tertentu, setiap aspek dari suatu objek,

kejadian yang memiliki sifat-sifat yang sama dengan objek atau

kejadian yang lain.

2. Konsepsi

Konsep yang dimiliki siswa pada pengetahuan dan

penalaranya sendiri.

(26)

Suatu konsep atau salah pada konsep awal

(prakonsepsi) yang dibawa siswa ke kelas formal yang tidak

sesuai dengan pengertian ilmu yang sekarang diterima.

4. Pembelajaran Matematika

Suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh

guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa dalam

pembelajaran Matematika.

5. Materi Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan pokok bahasan pelajaran

Matematika yang dipelajari siswa kelas V1 semester ganjil dan

genap, materinya adalah menentukan modus median, mean,

(27)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Teori-teori yang mendukung a. Pengertian Konsep

Menurut Hulse (dalam Suharnan, 2005: 115),

pengertian konsep adalah sekumpulan atau seperangkat sifat

yang dihubungkan oleh aturan-atuan tertentu. Setiap aspek dari

suatu objek kejadian yang memiliki sifat-sifat yang sama

dengan objek atau kejadian yang lain. Konsep menunjuk pada

sifat-sifat umum yang menonjol dari satu kelas objek atau ide.

Pembentukan konsep adalah suatu proses pengelompokan atau

mengklasifikasikan sejumlah objek, peristiwa, atau ide yang

serupa menurut sifat-sifat atau atribut nilai tertentu yang

dimilikinya ke dalam satu kategori.

Menurut Berg (1991: 8), menjelaskan bahwa konsep

merupakan abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah

komunikasi antar manusia dan yang memungkinkan manusia

untuk berpikir. Berg (1991: 11) menjelaskan seorang siswa

dapat dikatakan memahami suatu konsep apabila :

(28)

(1) siswa tersebut mampu menjelaskan konsep yang

bersangkutan, (2) mampu menjelaskan konsep yang

bersangkutan dengan objek-objek lain, (3) menjelaskan

hubungan dengan objek-objek lain, (4) dapat menjelaskan

konsep dalam kehidupan sehari-hari. Konsep yang dibuat setiap

orang satu dengan yang lainya berbeda, hal ini dikarenakan

konsep yang dibentuk oleh setiap orang berdasarkan apa yang

dilihat atau berdasarkan pengalaman mereka hal ini yang

menjadikan konsep yang dibentuk setiap orang tidak pernah

sama.

Berdasarkan teori-teori di atas dapat dikatakan konsep

adalah sekumpulan atau seperangkat sifat yang dihubungkan

oleh aturan-aturan tertentu yang mempermudah komunikasi

antar manusia.

b. Macam-Macam Konsep

Menurut Saliraswati (2010: 13), konsep dapat

dikelompokan berdasarkan bentuk dan tingkatanya, bentuk

konsep dibedakan menjadi tiga jenis :

1) Konsep Klasifikasional, mencakup bentuk konsep

yang didasarkan atas klasifikasi fakta-fakta ke

dalam bagan-bagan yang terorganisir. Contohnya

(29)

2) Konsep Korelasional, mencakup

kejadian-kejadian khusus yang saling berhubungan atau

observasi-observasi yang terjadi atas

dugaan-dugaan terutama berbentuk formulasi

prinsip-prinsip umum. Misal konsep luas persegi panjang

sebagai kali panjang dan lebar.

3) Konsep Teoritik, mencakup bentuk konsep yang

mempermudah kita dalam mempelajari

fakta-fakta atau kejadian-kejadian dalam sistem yang

terorganisir. Misalnya konsep titik, bilangan, dan

himpunan.

c. Pengertian Konsepsi

Menurut Berg (1991: 8), konsepsi merupakan tafsiran

perorangan atau individu terhadap suatu konsep. Sebelum

memasuki dunia sekolah ternyata sudah mempunyai konsepsi

atau teori mengenai konsep-konsep suatu pembelajaran yang

mereka dapat melalui pengalaman atau pengetahuan konsepsi.

Apabila konsepsi siswa sama dengan konsepsi para ahli, maka

konsepsi siswa tersebut dapat dikatakan benar.

Menurut Feldsine (dalam Salirawati, 2012: 120),

pemahaman setiap peserta didik mengenai suatu konsep disebut

(30)

berbeda-beda terhadap suatu konsep. Daya pikir dan daya

tangkap setiap peserta didik terhadap stimulus yang ada di

lingkungan. Apabila terjadi kesalahan konsepsi terhadap

pemahaman peserta didik dalam suatu pembelajaran, maka

peserta didik tersebut mengalami miskonsepsi. Ketidaklogisan

jawaban peserta didik disebabkan penguasaan suatu konsep

yang salah yang berakibat pada kesalahan keseluruhan konsep

yang ada, padahal ada keterkaitan yang erat antar konsep dalam

suatu materi ajar.

Berdasarkan teori-teori yang mendukung di atas dapat

dikatakan konsepsi adalah tafsiran atau pemahaman peserta

didik terhadap suatu konsep pembelajaran yang mereka dapat

melalui pengalaman atau pengetahuan.

d. Pengertian Pembelajaran Matematika

Menurut Suyono (2011: 207), pembelajaran adalah

suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk

mengembangkan kreativitas berpikir siswa, serta dapat

meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru

untuk meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi

Matematika. Pembelajaran dikondisikan agar mampu

mendorong kreatifitas siswa secara keseluruhan, membuat

(31)

berlangsung dalam kondisi menyenangkan dalam

pembelajaran Matematika.

e. Pengertian Matematika

Menurut Soedaji (2000: 11), Matematika merupakan

disiplin ilmu yang mempunyai sifat khas dibandingkan dengan

disiplin ilmu-ilmu yang lain, karena itu kegiatan belajar dan

mengajar Matematika tidak disamakan begitu saja dengan ilmu

yang lain. Peserta didik yang belajar Matematika berbeda-beda

kemampuannya, maka kegiatan belajar dan mengajar haruslah

diatur sekaligus memperhatikan kemampuan siswa.

Matematika berkenan dengan ide-ide, struktur-struktur dan

hubungan-hubunganya yang diatur menurut urutan yang logis

dan berkenan dengan konsep-konsep abstrak. Matematika

seringkali dilukiskan sebagai suatu ilmu yang terdiri dari suatu

kumpulan sistem Matematika yang masing-masing sistem itu

mempunyai struktur tersendiri yang sifatnya bersistem deduktif.

Menurut Soedaji (2000: 13), karakteristik Matematika sebagai

berikut.

1) Memiliki objek kajian abstrak,

2) Bertumpu pada kesepakatan,

3) Berpola pikir deduktif,

(32)

5) Memperhatikan semata pembicaraan,

6) Konsisten dalam sistemnya.

Menurut Adams dan Hamm (dalam Ariyadi wijaya,

2012: 5), menyebutkan empat macam pandangan tentang posisi

dan peran Matematika, yaitu :

a) Matematika sebagai suatu cara untuk berpikir

Pandangan ini berawal dari bagaimana karakter

logis dan sistematis dari Matematika berperan dalam

proses mengorganisasikan gagasan, menganalisis

informasi, dan menarik kesimpulan antar data.

b) Matematika sebagai suatu pemahaman tentang pola dan

hubungan (pattern and realitionship)

Dalam mempelajari Matematika, siswa perlu

menghubungkan suatu konsep Matematika dengan

pengetahuan yang sudah mereka miliki. Penekanan

pada hubungan ini sangat diperlukan untuk kesatuan

konsep dalam Matematika, sehingga siswa dapat segera

menyadari bahwa suatu konsep yang mereka pelajari

memilki persamaan atau perbedaan dengan konsep yang

sudah pernah mereka pelajari.

(33)

Pandangan ini sangat dipengaruhi oleh aspek

aplikasi dan aspek sejarah dari konsep Matematika.

Banyak konsep Matematika yang bisa kita temukan dan

digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik secara

sadar maupun tidak, selain aspek aplikasi Matematika

pada masa sekarang, perkembangan Matematika juga

sebenarnya disebabkan adanya kebutuhan manusia.

d) Matematika sebagai bahasa atau alat untuk

berkomunukasi

Matematika merupakan bahasa yang universial

karena simbol Matematika memiliki makna yang sama

untuk berbagai istilah dari bahasa yang berbeda.

Dari teori-teori di atas dapat dikatakan

Matematika adalah disiplin ilmu yang mempunyai sifat

khas dibandingkan dengan disiplin ilmu yang lain,

karena peran Matematika sebagai bahasa atau alat

berkomunikasi.

f. Pengolahan Data

Menurut Zaini dan Sani (2006: 85), pengolahan data

dalam pembelajaran Matematika meliputi kompetensi 1)

pengumpulan data, membuat tabel frekuensi, membaca tabel, 2)

(34)

dan lingkaran, 3) menentukan modus, median, dan mean.

Materi pengolahan data dipelajari siswa kelas V1 pada

semester 1 dan 2 sesuai dengam KTSP. Konsep pengolahan

data sangat perlu diperhatikan dalam proses pengerjaan siswa

terutama kelas V1, karena konsep-konsep dalam materi

pengolahan data meliputi mencari modus, median, mean,

menyajikan diagram batang, garis, dan lingkaran. Di bawah ini

adalah pengrtian dari : modus, median, mean, dan penyajian

data ( Zaini dan Sani 2006: 85)

1. Modus adalah data yang paling sering muncul di antara

sekelompok data.

2. Median adalah data nilai yang ada di tengah. Nilai

diperoleh dengan cara menyusun nilai-nilai mulai dari

yang terendah sampai dengan yang tertinggi, sehingga

dari urutan nilai tersebut akan membatasi 50%

frekuensi bagian bawah dan 50% frekuensi bagian atas.

3. Mean adalah jumlah nilai dibagi banyak data.

4. Penyajian data adalah mengolah data dalam bentuk

tabel sesuai dengan nilai frekuensi.

g. Pengertian Miskonsepsi

Menurut Suparno (2005: 4), miskonsepsi adalah suatu

konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang diakui oleh para

(35)

alternatif, karena dengan istilah itu menunjukkan keaktifan

peran siswa mengkontruksi pengetahuan mereka. Konsep yang

diangap “salah” tersebut dalam hal dapat membantu orang

dalam memecahkan persoalan hidup mereka. Dari jenis

miskonsepsi yang paling banyak terjadi, bukan pengertian yang

salah selama proses belajar mengajar, tetapi suatu konsep awal

(prakonsepsi) yang dibawa siswa ke kelas formal. Secara garis

besar langkah-langkah yang digunakan untuk membantu siswa

mengatasi miskonsepsi :

1) Mencari atau mengungkap miskonsepsi yang

dilakukkan siswa,

2) Mencoba menemukan penyebab miskonsepsi

tersebut,

3) Mencari perlakuan yang sesuai untuk mengatasi.

Tabel 2.1 Penyebab miskonsepsi siswa (Suparno, 2005: 29)

(36)

2. Bukan lulusan dari bidang Matematika / fisika

3. Tidak membiarkan siswa mengungkapkan gagasan / ide 4. Realisasi guru-siswa tidak baik Buku teks 1. Penjelasan keliru

2. Salah tulis, terutama dalam rumus

3. Tingkat kesulitan penulisan buku terlalu tinggi bagi siswa 4. Siswa tidak tahu membaca

buku teks

Konteks 1. Pengalaman siswa

2. Bahasa sehari-hari berbeda 3. Teman diskusi yang salah 4. Keyakinan dan agama

8. Model demontrasi yang sempit

9. Non-multiple intelligences

Tabel 2.2 Kiat mengatasi miskonsepsi (Suparno, 2005: 55)

Sebab Utama

Sebab Khusus Kiat Mengatasi

(37)
(38)

tulisan

(39)

Berdasarkan teori di atas dapat dikatakan miskonsepsi

adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang

diakui oleh para ahli. Penyebab miskonsepsi bisa terjadi oleh

siswa itu sendiri, guru atau pengajar, buku teks, konteks, dan

cara mengajar. Miskonsepsi dapat diatasi dengan cara

menunjukkan kemungkinan yang salah konsep dari hasil

pengerjaan siswa.

Menurut Berg (1991: 10), miskonsepsi adalah

kesalahan dalam hubungan antar konsep. Disamping istilah

misconceptions peneliti juga dapat menggunakan alternative

frameworks, altenative, conceptions, atau chlidren theories.

Ketiga istilah ini digunakan untuk menghindari label salah dan

untuk menunjukkan bahwa miskonsepsi siswa seringkali

merupakan bagian dari suatu teori siswa yang dengan

sendirinya cukup logis dan lumayan konsisten, walaupun tidak

cocok dengan pendapat ilmuwan dan peristiwa-peristiwa fisika.

Istilah-istilah tersebut juga digunakan untuk menunjukkan

bahwa “kebenaran” dalam ilmu tidak mutlak menurut filsafat

ilmu sekarang, maka peneliti tidak mau menggunakan label

(40)

Menurut Osborne dan Freybeg (dalam Suharnan,

2005: 34) ciri-ciri miskonsepsi dapat diringkaskan sebagai

berikut.

a) Miskonsepsi sulit sekali diperbaiki,

b) Seringkali „sisa‟ miskonsepsi terus menerus menganggu.

Soal-soal yang sederhana dapat dikejakan, tetapi soal

yang sedikit sulit, miskonsepsi muncul lagi,

c) Seringkali terjadi regresi, yaitu siswa yang sudah

pernah mengatasi miskonsepsi, beberapa bulan

kemudian salah lagi,

d) Dengan ceramah yang bagus, miskonsepsi tak dapat

dihilangkan atau dihindari,

e) Siswa, mahasiswa, guru, dosen, maupun peneliti dapat

kena miskonsepsi,

f) Guru dan dosen pada umumnya tidak mengetahui

miskonsepsi yang lazim antara siswanya dan tidak

menyesuaikan poses belajar mengajar dengan

miskonsepsi siswanya,

g) Kebanyakan cara remidial yang dicoba, belum berhasil.

Berdasarkan teori di atas dapat dikatakan

miskonsepsi adalah kesalahan hubungan antar konsep.

(41)

yang bagus miskonsepsi tidak dapat dihilangkan atau

(42)

h. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang pertama dilakukan oleh Ika Lailatul

Rohma pada tahun 2013, yang berjudul “Miskonsepsi Siswa

dalam menyelesaikan soal materi bangun datar segi empat

kelas V11 SMP Negeri 34 Semarang tahun ajaran 2013/2014”.

Miskonsepsi yang dialami siswa kelas V11-H SMP Negeri 34

Semarang pada materi bangun datar segi empat. Miskonsepsi

yang terjadi pada masing-masing subjek penelitian ini

beranekaragam. Diantaranya adalah kesalahan konsep

klasifikasional, korelasional, dan teoritik.

Penelitian tersebut relavan yang dilakukan oleh

peneliti yaitu membahas tentang miskonsepsi pada materi

bangun datar segi empat. Penelitian tersebut membahas

pembelajaran Matematika SMP, sedangkan penelitian ini

membahas pembelajaran Matematika SD materi pengolahan

data (modus, median, mean, diagram garis, batang dan

lingkaran) dan mencari jenis-jenis miskonsepi yaitu kesalahan

klasifikasional, korelasional, dan teoritik. Persamaanya

penelitian tersebut membahas tentang miskonsepsi dalam

pembelajaran Matematika, untuk perbedaanya pada materi dan

(43)

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Petra

Daimana Febrine Setyaning Tyas pada tahun 2013, yang

berjudul “Tingkat Miskonsepsi pada aspek Bilangan di

Kalangan Siswa Baru SMP N 2 Wonosobo tahun ajaran

2013/2014”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan tingkat

miskonsepsi pada aspek bilangan cacah, bilangan bulat,

pecahan sebenarnya, bilangan bulat, penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat serta bilangan bulat negatif, FPB

dan KPK, pecahan, pengoprasian sifat distribusif pada aspek

penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan, operasi

campuran bilangan pecahan dalam pemecahan masalah.

Penelitian tersebut relavan yang dilakukan oleh peneliti

yaitu membahas tentang miskonsepsi pada materi bilangan.

Penelitian tersebut membahas pembelajaran Matematika SMP,

sedangkan penelitian ini membahas miskonsepsi pembelajaran

Matematika SD materi pengolahan data (modus, median, mean,

diagram garis, batang dan lingkaran). Persamaanya penelitian

tersebut membahas tentang miskonsepsi dalam pembelajaran

Matematika, untuk perbedaanya pada materi dan pembelajaran

untuk tingkatan SMP.

Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Diana Budi

(44)

miskonsepsi tentang kemagnetan pada siswa kelas X SMA

Gama Yogyakarta”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terjadi miskonsepsi pada konsep (1) pengertian magnet, (2)

interaksi benda yang didekatkan dengan magnet, (3) jenis-jenis

benda magnetik, (4) magnet buatan, (5) sifat-sifat magnet, (6)

magnet bumi, (7) medan magnet, (8) garis gaya magnet, (9)

elektromagnektik, (10) gaya Lorenz.

Penelitian tersebut relavan yang dilakukan oleh peneliti

yaitu membahas tentang miskonsepsi. Penelitian tersebut

membahas miskonsepsi tentang pembelajaran Matematika

materi kemagnetan pada kelas X SMA, sedangkan penelitian

ini membahas miskonsepsi pembelajaran Matematika SD

materi pengolahan data (modus, median, mean, diagram garis,

batang dan lingkaran). Persamaanya penelitian tersebut

membahas tentang miskonsepsi dalam pembelajaran

Matematika, untuk perbedaanya pada materi dan pembelajaran

untuk tingkatan SMA.

1. Kerangka Berfikir

Matematika merupakan pembelajaran yang berhubungan dengan

ide, struktur, dan hubungan yang logis dari suatu konsep-konsep abstrak.

Siswa Sekolah Dasar yang salah konsep atau miskonsepsi akan

(45)

selanjutnya. Miskonsepsi dalam pembelajaran Matematika dapat dilihat

dengan siswa mengerjakan soal, kesalahan konsep siswa atau

langkah-langkah pengerjaan siswa. Maka peneliti bermaksud untuk mengungkap

miskonsepsi dalam pembelajaran Matematika materi pengolahan data pada

siswa kelas V1, tujuannya dilakukan penelitian ini untuk mencari jenis dan

faktor penyebab miskonsepsi. Analisis miskonsepsi siswa dilakukan

dengan uji tes tertulis dan wawancara untuk menemukan jenis miskonsepsi

dan faktor penyebab miskonsepsi yang dialami siswa. Hasil tes selanjutnya

dianalisis dengan meneliti hasil pengerjaan siswa yang mengalami

kesalahan konsep pada soal Matematika materi pengolahan data untuk

dijadikan subjek terpilih dan dilakukan wawancara. Dari hasil wawancara

tersebut, selanjutnya dianalisis dengan mendiskripsikan hasil wawancara

tersebut dan untuk membuktikan kebenaran bahwa siswa tersebut memang

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian

kualitatif deskriptif adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk

memahami suatu fenomena dalam konteks sosial, secara alamiah dengan

mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara

peneliti dengan fenomena yang diteliti. Penelitian kualitataif muncul

karena adanya realitas sosial. Tujuan dilakukan penelitian kualitatif untuk

menemukan sifat atau pengalaman seseorang yang tersembunyi di balik

fenomena yang kadang merupakan sesuatu yang sulit untuk diketahui atau

dipahami. Penelitian kualitatif harus terjun langsung dan harus mengenal

subjek penelitian yang bersangkutan secara personal. Semaksimal

mungkin pemisah antara peneliti dengan subjek yang diteliti harus

dihilangkan atau diminimalisasi agar peneliti dapat benar-benar

memahami sudut pandang dan perasaan subjek penelitian dengan optimal

(Fatchan 2001: 22). Penelitian tersebut nantinya akan menghasilkan data

deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Penelitian ini bertujuan

untuk mengungkapkan permasalahan yang berkaitan dengan masalah

miskonsepsi di SD Negeri Ngablak Sleman terutama pada siswa kelas V1

(47)

yang berkaitan dengan meteri pengolahan data (modus, median, mean,

diagram garis, batang dan lingkaran).

B. Setting Penelitian

1. Tempat penelitian

Tempat penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri Ngablak

Turi Sleman yang beralamat di jalan Turi Sleman. Alasan peneliti

memilih SD Negeri Ngablak Sleman sebagai tempat penelitian

karena dari hasil wawancara dengan guru kelas, peneliti

menemukan permasalahan yang terdapat di SD tersebut yaitu

miskonsepsi dalam pembelajaran Matematika materi pengolahan

data, sehingga peneliti akan melakukkan penelitian.

2. Waktu Pelaksanaan

Penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun ajaran

2015/2016 bulan Januari. Sebelum melakukan penelitian, peneliti

meminta ijin terlebih dahulu kepada Kepala Sekolah SD Negeri

Ngablak Sleman dan selanjutnya wawancara pada guru kelas V1.

Peneliti melakukan pengumpulan data pada bulan Januari hari

Kamis tanggal 08 sampai Sabtu 27 Januari. Peneliti mengolah data

dan menganalisis data pada bulan Febuari, setelah itu peneliti

menyusun laporan selanjutnya dikonsultasikan pada dosen

(48)

April. Tahap terakhir yang dilakukan peneliti adalah melakukan

ujian skripsi pada bulan Mei.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V1 SD Negeri

Ngablak Sleman Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Semester

Genap Tahun 2015 yang berjumlah 21 siswa. Alasanya pertama

peneliti melakukan wawancara terhadap guru kelas V1 SD Negeri

Ngablak Sleman dan menemukan permasalahan dalam

pembelajaran Matematika. Dari hasil wawancara menunjukkan

beberapa siswa yang salah dalam menyajikan diagram batang dan

menghitung mean pada materi pengolahan data.

4. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam miskonsepsi pembelajaran

Matematika materi pengolahan data terhadap siswa kelas V1 SD

Negeri Ngablak Sleman.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif deskriptif yang menggambarkan suatu kejadian pada masa kini.

Penelitian kualitatif deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan,

meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai fenomena yang

ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian (Bungin 2007: 68).

(49)

hari Sabtu 27 Januari 2015. Penelitian tersebut berlangsung atas ijin dari

kepala sekolah, guru kelas V1 dan sebelumnya siswa sudah mendapatkan

materi pengolahan data. Berikut adalah perencanaan penelitian di SD

Negeri Ngablak Sleman :

1. Persiapan

Kegiatan penelitian yang akan dilakukan peneliti dalam

persiapanya adalah :

1) Survai SD Negeri Ngablak Sleman

Pada hari Senin tanggal 05 Januari 2015, peneliti

sebelumnya datang ke lokasi sekolah SD Negeri Ngablak

Sleman untuk meminta ijin terlebih dahulu kepada kepala

sekolah untuk melakukan penelitian di SD tersebut. Setelah

disetujui melakukan penelitian oleh bapak kepala sekolah,

selanjutnya wawancara dan diskusi dengan guru kelas V1

tentang pembelajaran Matematika pada materi pengolahan

data.

2) Meminta surat ijin penelitian

Pada hari Selasa tanggal 06 Januari 2015, peneliti

menulis judul penelitian dan SD yang akan digunakan untuk

penelitian di sekertariat prodi, setelah itu meminta tanda

(50)

3) Permohonan ijin penelitian di SD Negeri Ngablak Sleman

Setelah surat pengantar penelitian sudah sah

disetujui dan ditanda tangani oleh kepala prodi PGSD dan

Dekan Fakultas, peneliti menyerahkan surat pengantar dari

kampus kepada kepala sekolah SD Negeri Ngablak Sleman

agar dalam proses penelitian berjalan dengan lancar.

4) Membuat Instrumen Penelitian

Sebelumnya siswa kelas V1 SD Negeri Ngablak

Sleman sudah mempelajari atau mendapatkan materi

pengolahan data secara luas. Peneliti membuat soal tes

tertulis untuk penelitian pada materi pengolahan data

(modus, median, mean, diagram garis, batang, dan

lingkaran) yang berjumlah 10 soal.

2. Pelaksanaan

Peneliti mengambil data dengan uji tes tertulis materi

pengolahan data dan wawancara kepada subjek terpilih dan guru

kelas V1.

3. Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan

a) Menganalisis Data Penelitian

Setelah peneliti mengujikan soal tes tertulis, soal

(51)

salah dalam pengerjaan konsep, akan diwawancarai oleh

peneliti, apakah benar terjadi miskonsepsi pada siswa tersebut.

Setelah itu wawancara kepada guru kelas V1, dari penelitian

ini peneliti akan mencari jenis-jenis miskonsepsi dan faktor

penyebab miskonsepsi.

b) Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan oleh

peneliti, langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan

tersebut untuk menentukan dari keseluruhan penelitian yang

dilakukan untuk menjawab permasalahan miskonsepsi yang

dialami siswa kelas V1 SD Negeri Ngablak Sleman pada

materi pengolahan data dan mencari jenis-jenis miskonsepsi

dan faktor penybabnya.

c) Penyusunan Laporan Hasil Penelitian

Penyusunan laporan yang sudah dilakukan oleh

peneliti, selanjutnya dikonsultasikan kepada dosen

pembimbing untuk mendapatkan masukan, komentar, dan

saran.

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (dalam Andi Prastowo, 2014: 34), teknik

(52)

penelitian, karena tujuan penelitian adalah mendapatan data. Teknik

pengumpulan data kualitatif terdiri dari, tes tertulis, dan wawancara.

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini :

1. Tes Tertulis

Peneliti melakukan uji soal Matematika materi pengolahan

data setelah siswa sudah mempelajari materi tersebut secara

menyeluruh. Uji soal ini untuk menganalisis miskonsepsi tentang

pemahaman siswa dalam konsep materi pengolahan data. Uji soal

berlangsung pada hari Kamis tanggal 08 Januari 2015 pukul

07.00-09.00 WIB di ruang kelas V1 SD Negeri Ngablak Sleman. Siswa

yang mengikuti tes tersebut berjumlah 21 siswa. Siswa diberi

waktu 120 menit untuk mengerjakan 10 soal dengan teliti.

Masing-masing siswa harus mengerjakan soal tersebut secara mandiri dan

tidak boleh saling mencontek. Peneliti menjaga secara tertib agar

siswa tidak curang dalam mengerjakan soal karena hasil pekerjaan

masing-masing siswa tersebut harus murni pekerjaan sendiri

merupakan gambaran miskonsepsi yang dialaminya.

2. Metode Wawancara

Menurut Achmadi (2007: 83), wawancara adalah proses

tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan di

mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara

(53)

wawancara ini ialah untuk mengumpulkan informasi dan bukanya

untuk merubah ataupun mempengaruhi pendapat responden.

Wawancara ini dilakukan kepada subjek siswa terpilih dan guru

kelas dengan tujuan untuk memastikan adanya miskonsepsi dalam

hasil pekerjaan siswa tersebut. Peneliti berwawancara dengan

subjek siswa yang terpilih dan mencari jenis miskonsepsi dan

faktor penyebab miskonsepsi, untuk mencari subjek terpilih dengan

cara memeriksa hasil pekerjaan masing-masing siswa dengan

proses atau jawaban yang tidak masuk akal atau salah dalam proses

pengerjaan menjadi tolak ukur untuk dijadikan subjek terpilih.

Kegiatan wawancara berlangsung di kelas, guru kelas meluangkan

waktu untuk dipergunakan peneliti melakukan wawancara di kelas

pada subjek-subjek terpilih.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif instrumen yang digunakan adalah

peneliti itu sendiri. Menurut Sugiyono (2010: 306), mengungkapkan

bahwa peneliti dalam penelitian kualitatif ini disebut sebagai “the research

is the key instrument” yang intinya peneliti merupakan instrumen kunci

dalam penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif mempunyai fungsi untuk

menetapkan fokus penelitian, memilih informasi, sebagai sumber data,

(54)

membuat kesimpulan atas temuanya. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan instrumen tes dan pedoman wawancara.

1. Instrumen Tes Tertulis

Instrumen tes yang digunakan dengan uji soal

materi pengolahan data, bentuk soal uraian, soal berjumlah 10,

waktu untuk mengerjakan soal tersebut selama 2 jam atau 120

menit. Instrumen tes adalah sebagai pengumpul data, peneliti

menggunakan instrumen tes tertulis. Soal tes terdiri atas

banyak butir tes (item) yang masing-masing mengukur satu

jenis variabel (Arikunto 1998: 140). Instrumen ini akan

diberikan pada subjek penelitian yang sebelumnya diuji coba

dulu untuk mengetahui layak atau tidak untuk digunakan

sebagai alat untuk mengumpulkan data. Selanjutnya untuk uji

validitas instrumen dilakukan dengan pengkajian butir-butir

soal oleh validator yang ditentukan. Penilaian validasi ini

adalah dengan memberikan tanda cek pada kolom yang

tersedia yang sebelumnya lembar validasi telah disusun dengan

persetujuan dosen pembimbing. Validator yang dipilih adalah

orang-orang yang ahli dalam bidang Matematika. Berikut

(55)

Tabel 3.1 Hasil Validasi oleh 2 Dosen Pendidikan Matematika

3 Kesesuaian indikator 1 dengan item soal yang diberikan

4 3 7

4 Kesesuaian indikator 2 dengan item soal yang diberikan

4 2 6

5 Kesesuaian indikator 3 dengan item soal yang diberikan

4 2 6

6 Kesesuaian indikator 4 dengan item soal yang diberikan

4 3 7

7 Kesesuaian indikator 5 dengan item soal yang diberikan

4 4 8

8 Kesesuaian indikator 6 dengan item soal yang diberikan

4 3 7

9 Kesesuaian indikator 7 dengan item soal yang diberikan

4 1 5

10 Kesesuaian indikator 8 dengan item soal

(56)

11 Kesesuaian indikator 9 dengan item soal yang diberikan

4 3 7

12 Kesesuaian indikator 10 dengan item soal

yang diberikan 4 3 7

13 Bentuk instrument

tes yang disajikan 4 3 7

14 Penggunaan Bahasa Indonesia dan tata

3 soal atau indikator perlu diperbaiki. Validator memberikan

komentar atau saran dalam memperbaiki soal tersebut, untuk

nilai skor 4 indikator dan soal sudah sesuai, jadi validator tidak

memberikan komentar atau saran. Saran untuk validator 1

untuk soal nomer 8 indikator 1 adalah dalam menyajikan

diagram lingkaran menggunakan derajat sebaiknya jangan

terlalu sulit untuk menentukan besar kecil sudutnya. Kemudian

validator 2 memberikan komantar untuk pembuatan soal

jangan terlalu banyak. Dari saran dan komentar dua dosen

tersebut peneliti merevisi soal dan menerima saran dan

(57)

rentang skor untuk menilai validasi kisi-kisi soal yang dibuat

peneliti :

Tabel 3.2 Rentang skor

No Bobot Skor terbobot 1 Keseluruhan instrumen sudah layak

digunakan

80 – 100

2 Kesuluruhan instrumen sudah layak digunakan dengan revisi

50 – 70

3 Kesuluruhan instrumen kurang layak digunakan

20 – 40

Dari penilaian dua dosen validator dengan nilai

jumlah 87 dan rata-rata 6,21 dengan menggunakan pedoman

jumlah rentang skor di atas, menunjukkan kesuluruhan

instrumen sudah layak digunakan untuk penelitian. Karena

jumlah menunjukkan lebih dari 80 untuk nilai skor bobot. Dari

hasil validasi peneliti akan memperbaiki beberapa soal dengan

menambah gambar, bahasa atau kata-kata dalam soal untuk

diperbaiki. Kemudian mengganti beberapa soal yang sulit

dipahami oleh siswa. Di bawah ini adalah tabel kisi-kisi soal

tes yang sudah divalidasi dua dosen pendidikan Matematika.

Tabel 3.3 Kisi-kisi soal tes

(58)

masalah

Selanjutnya soal yang sudah direvisi oleh peneliti

kemudian diujikan ke subjek yang lain sebelum digunakan

untuk penelitian. Subjek yang lain yang dimaksud adalah siswa

kelas V1 SD Negeri Triharjo Sleman. Peneliti menggunakan

metode yang relevan, penelitian akan terhindar dari cara kerja

yang spekulatif dan bersifat trial and error. Metode yang tepat

akan meningkatkan objektifitas hasil penelitian dan

memungkinkan penemuan kebenaran yang memiliki tingkat

ketepatan (validitas) dan tingkat kepercayaan (reliabilitas) yang

tinggi. Suatu metode juga tidak bisa digunakan untuk meneliti

semua maslah, karena itu peneliti harus mampu memilih dan

menggunakan metode yang dapat mengungkapkan masalah

yang dihadapinya secara tuntas (Nawawi dan Martini, 1996:

71), maka untuk mengetahui kelayakan soal peneliti

(59)

Nawawi dan Martini (dalam Saifuddin Azwarv, 2008: 4),

validitas merupakan penerjemahaan dari kata reliability yang

mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang

memiliki reliabilitas tinggi disebut dengan pengukuran yang

reliabel (reliable). Dilakukannya uji validitas akan memberikan

kevalidan tinggi dari nilai soal, setelah soal diperiksa dan

selanjutnya dihitung menggunakan validitas manual. Hasil

menunjukkan kevalidan dari semua pengerjaan soal siswa kelas

V1. Nilai untuk kelompok tinggi yang telah dihitung

menggunakan rumus validitas menghasilkan nilai 0,33. Nilai

untuk kelompok rendah yang telah dihitung menggunakan

rumus validitas menghasilkan nilai 1,2. Selanjutnya dari data

kelompok tinggi dan kelompok rendah dihitung berdasarkan

rumus validitas hasilnya menunjukkan tingkat kesalahannya 9%

dan dk 16, diketahui t tabel untuk uji satu pihak (one tail test) =

1,860. Harga t hitung = 2,6 (t tabel = 1,860 < t hitung = 0 ) =

Valid. Berdasarkan hasil validitas di atas, menunjukkan

kevalidan dari semua soal tes yang dibuat peneliti. Sebagai

bahan pertimbangan kelayakan instrumen, selanjutnya peneliti

melakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas ini dilihat dari uji

coba soal tes yang telah diujikan sebelum melakukan uji soal

(60)

interval koefisien reliabilitas soal-soal dalam taraf sangat

(61)

2. Pedoman Wawancara

Menurut Ahmadi (2014: 118), pedoman wawancara

ialah sebuah daftar pertanyaan yang diselediki dalam proses

suatu wawancara. Pedoman wawancara dipersiapkan agar

dapat meyakinkan bahwa pada dasarnya informasi yang sama

diperoleh dari sejumlah orang dengan mencakup materi yang

sama. Pedoman ini memberikan topik-topik atau

bidang-bidang subjek dimana pewawancara bebas untuk

mengembangkan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

akan membentangkan atau menghilangkan subjek-subjek

khusus. Pewawancara masih bebas membuat suatu percakapan

di dalam suatu bidang subjek khusus dalam menyusun

kata-kata pertanyaan secara sepontan, dan membuat suatu gaya

percakapan, tetapi harus fokus pada suatu subjek khusus yang

telah ditentukan sebelumnya. Pedoman wawancara ini disusun

untuk memudahkan peneliti untuk melakukan wawancara

secara dalam dan tidak memberikan pedoman wawancara yang

terlalu luas. Pedoman wawancara setelah tersusun selanjutnya

dikonsultasikan kepada dosen pembimbing sebelum

diwawancarakan kepada guru dan subjek siswa terpilih. Tujuan

wawancara adalah untuk memastikan terjadinya miskonsepsi

(62)

miskonsepsi dan faktor penyebab miskonsepsi.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada siswa, selanjutnya ditulis di

buku tulis oleh peneliti secara sistematis. Tabel di bawah ini materi pengolahan data kelas V1? 2. Apa saja teknik yang dipakai oleh guru

agar siswa bisa mengerjakan soal Matematika dengan baik?

3. Bagimana guru memberikan metode kepada siswa untuk bisa mengikuti pembelajaran Matematika?

4. Media apa saja yang digunakan guru ketika pembelajaran Matematika berlangsung?

5. Apakah guru mengoreksi hasil pekerjaan siswa untuk materi pengolahan data kelas V1 per minggu atau per bulan?

6. Bagaimana guru menyikapi siswa yang belum menguasai materi pengolahan data (modus,median,mean,diagram batang,garis dan lingkaran) serta bagaimana guru menolong siswa tersebut?

7. Teknik apa saja yang dipakai guru untuk siswa agar dapat memahami konsep Matematika dengan baik? 8. Bagaimana guru menyusun soal-soal

(63)

Pertanyaan untuk siswa

1. Bagaimana persiapan siswa pada saat menghadapi pelajaran Matematika?

2. Apakah siswa belajar terlebih dahulu sebelum belajar Matematika di sekolah? 3. Apa saja yang dilakukan di sekolah dan di rumah, untuk bisa mengikuti dan memahami konsep-konsep Matematika yang diberikan guru?

4. Bagaimana cara siswa untuk memahami materi pengolahan data (modus,median,mean,diagram batang garis dan lingkaran) pada saat guru menjelaskan di kelas?

5. Apa saja teknik-teknik yang dilakukan siswa dalam memahami konsep pengolahan data?

Matematika dengan bertanya pada teman, guru atau belajar secara mandiri?

9. Bagaimana caranya agar bisa konsentrasi dalam belajar Matematika baik di sekolah maupun di rumah? 10.Apa yang dilakukan untuk bisa

mengerjakan soal-soal Matematika dengan tepat?

11.Apa yang dilakukan bila tidak bisa mengerjakan soal Matematika atau terdapat kekeliruan dalam mengerjakan soal Matematika?

F. Kredibilitas dan Transferabilitas

Kredibilitas dalam penelitian kualitatif berfungsi untuk

(64)

lima teknik yang digunakan untuk mengecek kredibilitas diantaranya, (1)

memperpanjang pengamaatan terus menerus dan triangulasi, (2)

wawancara teman sejawat atau peer debrifieng, (3) analisis kasus negatif,

(4) kecukupan referensial dan, (5) pengecekan anggota (Ahmadi, 2014:

262).

Menurut Ahmadi (2014: 276), pengertian transferabilitas adalah

aspek-aspek konvensional (dan diharapkan) untuk membuat

pernyataan-pernyataan yang relatif tepat tentang validitas eksternal (misalnya,

dinyatakan dalam bentuk batas-batas kepercayaan statistik), naturalis

hanya dapat menentukan hipotesis yang sedang berjalan bersama-sama

dengan deskrepsi tentang waktu dan konteks yang ditemukan untuk

dipakai sebagai pegangan.

Dalam kredibilitas ini peneliti memilih menggunakan teknik

triangulasi data. Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (ghoni dan Almanshur, 2012:

322). Teknik triangulasi ini memiliki beragam jenis, namun untuk

penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi teknik atau yang sering

disebut dengan triangulasi metode. Data dalam penelitian ini berupa tes

tertulis dan wawancara. Kedua data tersebut nantinya akan dilakukan

analisis untuk mengetahui apakah subjek mengalami miskonsepsi atau

tidak. Setelah hasil tes tertulis dan hasil wawancara selesai dianalisis,

(65)

Tujuan membandingkan kedua data tersebut adalah untuk mengetahui

lebih dalam masalah yang dialami oleh subjek dan untuk mempermudah

peneliti untuk mengambil kesimpulan. Peneliti melakukan penelitian

secara bertahap sehingga data yang diperoleh sangat lengkap dan akurat.

Penelitian yang dilakukan adalah miskonsepsi pada pembelajaran

Matematika kelas V1 pada materi pengolahan data. Penelitian ini akan

bermanfaat bagi peneliti lainya untuk mengenal miskonsepsi lebih dalam.

G. Teknik Analisis Data

Menurut Juliansyah (2011: 163), teknik analisis data merupakan

cara menganalisis data penelitian, termasuk alat-alat statistik yang relevan

untuk digunakan dalam penelitian. Peneliti mengumpulkan data dengan uji

soal tertulis dan wawancara, setelah data sudah terkumpul, peneliti

menganalisis data tersebut berdasarkan hasil tes dan wawancara. Analisis

jawaban / proses pengerjaan soal dijelaskan dengan wawancara oleh siswa

agar peneliti bisa mengetahui letak miskonsepsinya. Data yang sudah

terkumpul selanjutnya dianalis.

Analisis data dalam penelitian ini membahas mengenai

miskonsepsi pada pembelajaran Matematika siswa kelas V1 pada materi

pengolahan data. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui

beberapa tahap. Tahap-tahap analisis data berikut ini dijelaskan oleh

(66)

1. Reduksi Data

Menurut Malik (1992: 67), reduki data diartikan sebagai proses

pemilihan, pemusatan perhatian, pada penyederhanaan,

pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan. Tujuan reduksi data ini untuk

menentukan apakah siswa sudah memahami konsep atau belum

memahami konsep / miskonsepsi. Data hasil penelitian ini

kemudian dikelompokkan ke dalam kriteria-kriteria miskonsepsi

sehingga data yang diperoleh menghasilkan gambaran secara jelas

mengenai siswa mana yang mengalami miskonsepsi.

2. Penyajian Data (Hasil Tes dan Wawancara)

Data yang sudah direduksi selanjutanya disajikan. Dalam

penyajian data menggunakan hasil tes dan hasil wawancara dengan

siswa kelas V1 SD Negeri Ngablak Sleman pada materi

pengolahan data. Penyajian data ini bertujuan untuk

mengelompokkan siswa yang mengalami miskonsepi dan tidak

mengalami miskonsepsi.

3. Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan data yang sudah dikumpulkan dan disajikan

tahap selanjutnya menarik kesimpulan dari data-data yang sudah

terkumpul. Kesimpulan yang di dapat diharapkan dapat menjawab

(67)

miskonsepsi yang dialami siswa kelas V1 SD Negeri Ngablak

(68)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Hasil Survai Lokasi Penelitian

SD Negeri Ngablak Sleman adalah salah satu SD yang

favorit di kecamatan Turi, SD tersebut berdiri pada tahun 1986.

Sekolah ini berada di jalan turi tempel, kecamatan turi, lebih

tepatnya sebelah selatan lapangan ngablak. Sekolah ini sangat

bermutu, siswa-siswi SD Negeri Ngablak Sleman sering menjuarai

berbagai lomba dalam pelajaran atau lomba cerdas cermat di antar

sekolah, kecamatan, dan kabupaten. Di sekolah ini terdapat

kegiatan ekstrakulikuler di bidang keterampilan, kesenian dan

keolahragaan yang berguna dan bermanfaat untuk siswa-siswi.

Ekstrakulikuler tersebut membantu siswa untuk mengembangkan

kemampuan dan bakatanya di bidang keterampilan, kesenian dan

keolahragannya. Letak sekolah ini sangat strategis dan nyaman

karena berada di sebelah pemukiman dan pohon-pohon yang

rindang sehingga suasana kelas sangat sejuk untuk proses belajar.

SD Negeri Ngablak Sleman terdiri dari kelas 1-V1 masing-masing

kelas rata-rata terdiri dari 23 siswa.

(69)

Siswa-siswi SD Negeri Ngablak Sleman sangat disiplin dan tertib

karena tata tertib dan peraturan sudah tertempel di dinding sekolah.

SD Negeri Ngablak Sleman dipimpin oleh bapak kepala sekolah

yang bernama Dwi Atmianto S.Pd, hubungan kepala sekolah, guru

dan tenaga pendidik serta siswanya terjalin dengan baik. Guru

kelas V1 yang bernama bu Sri orangnya sangat baik, ketika peneliti

minta bantuan dalam penelitian untuk tugas akhir kuliah

menggunakan siswa kelas V1 yang dibimbingnya. Bu Sri

mendukung peneliti dalam melakukan penelitian tersebut dengan

rasa senang, jadi peneliti melakukan penelitian kelas V1 dengan

rasa nyaman dan tenang.

2. Deskripsi Pengumpulan Data

Pengambilan data dalam penelitian ini pada hari Kamis

tanggal 08 Januari 2015 pukul 07.00-09.00. Peneliti menguji

instrumen soal untuk siswa kelas V1 SD Negeri Ngablak Sleman,

selanjutnya pada hari Selasa tanggal 13 Januari 2015 dan hari

Kamis tanggal 15 Januari dilanjutkan berwawancara pada subjek

terpilih. Wawancara ini dilakukan di dalam kelas dengan suasana

yang tenang. Subjek yang tidak terpilih ke luar kelas agar proses

wawancara berjalan dengan tenang dan nyaman, selanjutnya

peneliti berwawancara terhadap guru kelas V1 di ruang kantor guru.

(70)

ketika wawancara terhadap subjek terpilih dan guru kelas. Tujuan

dokumentasi dijadikan sebagai alat kontrol utama untuk

membuktikan kebenaran hasil wawancara dan memberikan hasil

atau bukti yang benar selama pengambilan data di SD Negeri

Ngablak Sleman.

3. Hasil Analisis Data Penelitian a) Analisis data untuk Subjek N11

Analisis tes tertulis untuk soal nomer 1b indikator 7.1.1

Menyajikan data dengan menggunakan diagram frekuensi

batang, lingkaran, dan garis dengan benar. Berdasarkan hasil

tes tertulis subjek N11 mengalami miskonsepsi materi

pengolahan data dalam menyajikan diagram batang, berikut

Gambar

tabel sesuai dengan nilai frekuensi.
Tabel 2.1 Penyebab miskonsepsi siswa (Suparno, 2005: 29)
Tabel 2.2 Kiat mengatasi miskonsepsi (Suparno, 2005: 55)
Tabel 3.1 Hasil Validasi oleh 2 Dosen Pendidikan Matematika
+7

Referensi

Dokumen terkait