DI SMA MUHAMMADIYAH 7 MAKASSAR
SKRIPSI
Oleh
Miftahul Khairah 10539 11094 16
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2021
i
DI SMA MUHAMMADIYAH 7 MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Univerrsitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Miftahul Khairah 10539 11094 16
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
vi
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk”.
(Q.S Al-Baqarah:45)
Jangan menyerah kepada ketidak mudahan, selalu percaya dan libatkan Allah dalam setiap keputusan karena bahkan tanpa disadari sebuah ketidak mungkinan pernah kita lewati.
(N)
Keberhasilan bukanlah milik orang yang pintar. Keberhasilan adalah kepunyaan mereka yang senantiasa berusaha -B.J. Habibie-
Puji syukur kepada Allah Swt dan terima kasih untuk diri sendiri karena tidak menyerah dalam penyelesaian tugas akhir ini. Karya ini,
kupersembahkan kepada Ibuku tercinta Nuraini dan almarhum Ayahku Muhammad Thamrin B yang semoga Allah balas segala kebaikannya dengan surga, serta untuk saudara dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dan doa terbaik, Jazakumullahu Khair..
vii
Miftahul Khiarah. 2021. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Inkuiri Terbimbing di SMA Muhammadiyah 7 Makassar.
Skripsi. Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. (Dibimbing oleh Djajadi dan Marisda).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengembangan LKPD berbasis inkuiri terbimbing pada materi suhu dan kalor yang valid, layak, dan efektif.
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (R&D) dengan menggunakan model ADDIE yang terdiri dari 5 tahap yaitu tahap Analysis, Design, Develop, Implement, dan Evaluate. Subjek pada penelitian adalah dosen fisika Universitas Muhammadiyah Makassar, guru dan peserta didik di SMA Muhammadiyah 7 Makassar. Instrumen penelitian menggunakan lembar validasi, lembar angket respon guru dan peserta didik serta lembar tes soal. Data hasil penelitian kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk LKPD berbasis inkuiri terbimbing yang telah dikembangkan dan dinilai oleh validator ahli berada pada kategori sangat valid dengan persentase rata-rata sebesar 94,79%; respon guru terhadap LKPD berbasis inkuiri terbimbing memperoleh persentase 80,0% dengan kategori atau kriteria layak; dan respon peserta didik terhadap LKPD berbasis inkuiri terbimbing memperoleh persentase 74,62% berada pada kategori layak dan tingkat kefektifan sebesar 80,95% dengan kategori efektif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa LKPD berbasis inkuiri terbimbing pada materi suhu dan kalor yang dikembangkan sangat valid, layak dan efektif untuk digunakan sebagai bahan ajar pendukung dalam proses pembelajaran. Akhirnya LKPD berbasis inkuiri terbimbing ini diharapkan dapat dijadikan sebagai kerangka dasar dalam pengembangan LKPD untuk materi lainnya.
Kata kunci: ADDIE, Inkuiri Terbimbing, LKPD, R&D
viii
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT sang penentu segalanya, atas limpahan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Inkuiri Terbimbing di SMA muhammadiyah 7 Makassar”.
Tulisan ini diajukan sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabiullah Muhammad SAW sang revolusioner sejati sepanjang masa, juga kepada seluruh ummat beliau yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan dan melaksanakan tugas kemanusiaan ini hingga hari akhir.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini takkan terwujud tanpa adanya ulur tangan dari orang-orang yang telah digerakkan hatinya oleh Sang Khalik untuk memberikan dukungan, bantuan, bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung bagi penulis, oleh karena itu di samping rasa syukur kehadirat Allah SWT, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada pihak yang selama ini memberikan bantuan dan semangat hingga terselesainya skripsi ini.
Pada kesempatan ini, penulis secara istimewa berterima kasih kepada
kedua orang tuaku tercinta, Ayahandaku Alm. Thamrin dan Ibundaku Nuraini atas
segala jerih payah, pengorbanan dalam mendidik, membimbing, dan mendo’akan
ix kebersamaan dan do’anya untuk penulis.
Dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini, penulis mengalami hambatan, namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar - besarnya kepada Ayahanda Dr.
Muhammad Djajadi, S.Pd.,M.Pd selaku pembimbing I dan selaku pembimbing II Ibunda Dewi Hikmah Marisda, S.Pd.,M.Pd yang selalu bersedia meluangkan waktunya dalam membimbing penulis, memberikan ide, arahan, saran dan bijaksana dalam menyikapi keterbatasan pengetahuan penulis, serta memberikan ilmu dan pengetahuan yang berharga baik dalam penelitian ini maupun selama menempuh proses perkuliahan. Semoga Allah SWT memberikan perlindungan, kesehatan dan pahala yang berlipat ganda atas segala kebaikan yang telah dicurahkan kepada penulis selama ini.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku
Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D
selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar, Ibunda Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd dan Bapak Ma’ruf,
S.Pd.,M.Pd selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makasar, Ayahanda
dan Ibunda Dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah
x
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada pihak sekolah Bapak Sabri S.Pd selaku kepala SMA Muhammadiyah 7 Makassar dan Ibunda Riska, S.Pd selaku guru pembimbing yang telah memberikan penulis bantuan dan kesempatan untuk melakukan penelitian, serta adik - adik kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 7 Makassar yang telah ikut serta dalam membantu pelaksanaan penelitian. Dan tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada pengelola laboratorium elektronika dasar Ibu Salwa Rufaidah S.Pd., M.Pd dan pengelola laboratorium fisiika dasar Ibu Riskawati S.Pd., M.Pd, dan kepada Dispersi C, Dispersi’16 dan adik- adik yang telah memberikan do’a dan semangat selama proses penelitian hingga penyusunan skripsi ini serta seluruh pihak yang tak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu. Hal ini tidak mengurangi rasa terima kasihku atas segala bantuannya.
Dengan kerendahan hati penulis menyampaikan bahwa tak ada manusia yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif sehingga penulis dapat berkarya yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang. Dengan harapan dan do’a penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat dan menambah khasanah ilmu khususnya di bidang pendidikan fisika.
Amin Yaa Rabbal Alamin.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Makassar, 15 September 2021
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
SURAT PERNYATAAN ... iv
SURAT PERJANJIAN ... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Kajian Pustaka ... 7
1. Perangkat Pembelajaran ...7
2. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) ...10
3. Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 ...13
4. Hasil Penelitian Yang Relevan ...21
B. Kerangka Pikir ... 21
BAB III METODE PENELITIAN ... 25
A. Jenis dan Model Pengembangan ... 25
xii
B. Subjek Penelitian ... 25
C. Lokasi dan Tempat ... 26
D. Prosedur Penelitian ... 26
E. Instrumen penelitian ... 38
F. Teknik Pengumpulan Data ... 40
G. Teknik Analisis Data ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
A. Hasil Penelitian ... 45
B. Pembahasaan ... 54
BAB V PENUTUP ... 61
A. Kesimpulan ... 61
B. Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 65
`RIWAYAT HIDUP ... 182
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2. 1 Tahap-Tahap Inkuiri Terbimbing...19
3. 1 Kompetensi Dasar dan Indikator Materi Suhu dan Kalor ...31
3. 2 Model Kesepakatan Antar Penilai...41
3. 3 Kriteria Validasi Isi ...42
3. 4 Konversi Pilihan Respon Berdasarkan Jenis Pernyataan ...42
3. 5 Konversi Interval Persentase ...43
3. 6 Interpratasi Penilaian Efektifitas ...44
4. 1 Hasil Validasi LKPD Berbasis Inkuiri Terbimbing ...45
4. 2 Hasil Penilaian Validator Ahli Terhadap Angket Respon Guru ...47
4. 3 Hasil Penilaian Validator Ahli Terhadap Angket Respon Guru ...48
4. 4 Hasil Respon Guru Terhadap LPKD Berbasis Inkuiri Terbimbing ...50
4. 5 Hasil Respon Peserta Didik Terhadap LKPD Berbasis Inkuiri ...52
4. 6 Distribusi Skor Hasil Belajar Peserta Didik ...53
4. 7 Persentase Ketuntasan Belajar Peserta Didik ...54
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2. 1 Kerangka Pikir ...26
4. 1 Diagram Tabulasi Validasi LKPD ...45
4. 2 Diagram Tabulasi Validasi Angket Respon Guru...47
4. 3 Diagram Tabulasi Validasi Angket Respon Peserta Didik ...49
4. 4 Diagram Hasil Respon Guru Terhadap LKPD Berbasis ...51
4. 5 Diagram Respon Peserta Didik ...52
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
LAMPIRAN 1 ...66
LAMPIRAN 2 ...151
LAMPIRAN 3 ...175
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang
Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam perkembangan suatu negara. Pendidikan dapat menjadikan sumber daya manusia (SDM) menjadi lebih berkualitas sehingga pendidikan menjadi salah satu aspek utama yang mendukung perkembangan suatu negara, selain itu tingkat pendidikan akan menentukan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) negara yang bersangkutan.
Indonesia merupakan negara berkembang yang sistem pendidikannya diatur oleh undang-undang. Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) No.20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, kecerdasan, serta keterampilam yang diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa dan negara.
Secara umum tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan dan mengembangkan potensi di dalam diri peserta didik. Dengan pertumbuhan kecerdasan dan potensi diri maka setiap peserta didik akan memiliki ilmu pengetahuan, kreativitas, sehat jasmani, rohani, kepribadian, yang baik, mandiri, dan menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab.
Fisika merupakan cabang ilmu sains yang mempelajari tentang gejala-
gejala atau kejadian-kejadian alam serta interaksi yang terjadi di dalamnya. Pada
hakikatnya fisika terbagi menjadi 3 yaitu fisika sebagai proses, produk dan sikap.
Fisika sebagai proses merupakan serangkaian proses yang dilakukakan setelah mempelajari gejala alam yang meliputi fenomena, dugaan, pengamatan, pengukuran, penyelidikan dan penarikan kesimpulan. Fisika sebagai produk diartikan sebagai penemuan berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus dan teori fisika. Sedangkan fisika sebagai sikap merupakan sikap-sikap yang muncul dari kegiatan pembelajaran fisika serti rasa ingin tahu, teliti,objektif dan mau bekerja sama. Fisika sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu fundamental yang menjadi tulang punggung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga sangat penting bagi peserta didik untuk memahami konsep dasar dan aplikasi fisika ketika belajar di kelas.
Secara umum dapat diketahui bersama bahwa fisika merupakan objek yang abstrak sehingga sangat sulit untuk disajikan secara konkret. Hasil penelitian Nurfathoanah (2017) menyatakan bahwa pelajaran fisika masih menjadi momok yang menakutkan bagi peserta didik di sekolah, banyak yang beranggapan belajar fisika itu sulit, membingungkan, tidak menyenangkan berhubungan dengan angka-angka dan rumus yang harus dihapal. Tanggapan tersebut membuat peserta didik kurang tertarik untuk mempelajari mata pelajaran fisika yang kemudian berdampak pada prestasi belajar fisika yang rendah. Maka dari itu guru dituntut untuk menguasai materi, menyusun serta menyajikan bahan pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk belajar mandiri dan memahami materi yang disampaikan sehingga tercipta proses pembelajaran yang aktif.
Proses pembelajaran yang aktif dan menarik dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Salah satunya dengan mengembangkan bahan ajar berupa Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD). Menurut Yaumi (2018) LKPD merupakan bahan
ajar yang dirancang secara terpadu untuk memfasilitasi peserta didik belajar mandiri. LKPD juga merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh guru dalam mempercepat proses penguasan konsep dan keterampilan peserta didik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurfidianty Annafi dkk (2015) yang berjudul “Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Termokimia Kelas XI SMA/MA” diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kualitas Lembar Kegiatan Peserta Didik Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Termokimia Kelas XI SMA/MA adalah Sangat Baik (SB) berdasarkan penilaian dari ahli materi, ahli media, ahli bahasa, dan ahli pembelajaran dengan rata-rata perolehan nilai lebih dari 0,80, penilaian dari guru dengan presentase penilaian 87,04% dan penilaian dari peserta didik dengan presentase penilaian 84,07% yang menunjukkan kategori Sangat Baik (SB).
Berdasarkan observasi awal untuk analisis kebutuhan di SMA Muhammadiyah 7 Makassar melalui wawancara dan pengamatan langsung terhadap guru dan peserta didik diperoleh beberapa permasalahan diantaranya, proses pembelajaran hanya menggunakan bahan ajar berupa buku paket yang disampaikan dengan metode ceramah sehingga peserta didik tidak terbiasa untuk menemukan konsep sendiri dan proses pembelajaran hanya terfokus pada pendidik. Selain itu terdapat faktor yang lain yaitu kegiatan praktikum jarang sekali dilakukan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diciptakan suasana belajar aktif
dan tidak hanya terfokus pada pendidik. Kegiatan pembelajaran yang aktif dapat
tercipta apabila guru menggunakan bahan ajar yang tepat, kreatif, dan menarik.
Berdasarkan hasil analisi kebutuhan awal dan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya maka peneliti tertarik untuk mengembagkan bahan ajar berupa Lembar kerja peserta didik (LKPD). LKPD adalah lembar kerja yang dapat digunakan oleh peserta didik yang dapat berisi petunjuk praktikum, percobaan yang bisa dilakukan dirumah, materi diskusi, tugas portofolio, dan latihan soal yang bervariasi. Hal-hal tersebut yang akan meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran
.Penggunaan lembar kerja peserta didik yang telah dikembangkan sangat membantu peserta didik dalam menyelesaikan tugas yang diperintahkan dalam lembar kerja peserta didik (Depdiknas, 2008).
Penggunaan LKPD dalam kegiatan pembelajaran dapat membuat peserta didik menyerap materi pembelajaran dengan baik, bukan hanya sebagai suatu hafalan konsep tanpa pemahaman dan pengalaman praktikum melainkan dapat mengingat suatu konsep pembelajaran dengan baik walau pembelajaran tersebut sudah lewat .
Penggunaan LKPD tidak akan maksimal tanpa penggunaan model
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran agar peserta didik tertarik
untuk mengikuti pembelajaran dan dapat memahami inti materi yang
disampaikan. Salah satu alternatif yang dapat dipilih yaitu inkuiri. Menurut Gulo
(dalam Putra.2013), strategi inkuiri berarti suatu kegiatan belajar yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis dan analitis sehingga dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Dalam proses pembelajaran peserta didik terbiasa dengan bantuan dan penjelasan dari guru untuk menyelasaikan permasalahan yang dihadapi. Oleh karena itu untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran diperlukan LKPD berbasis Inkuiri terbimbing sebagai bahan ajar tambahan untuk melengkapi buku materi ajar. Pembelajaran inkuiri terbimbing membatasi peran guru sebagai sumber informasi (Yasmin, 2015:72). Guru tidak memberitahukan konsep-konsep tetapi membimbing peserta didik menemukan konsep-konsep tersebut melalui kegiatan belajar, sehingga konsep yang didapat berdasarkan kegiatan dan pengalaman belajar tersebut akan selalu diingat peserta didik dalam waktu yang lama.
Berdasarkan beberapa uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan peneletian lebih lanjut dengan judul “Pengembangan LKPD Berbasis Inkuiri Terbimbing di SMA Muhammadiyah 7 Makassar”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penilaian validator terhadap LKPD berbasis inkuiri terbimbing pada materi suhu dan kalor?
2. Bagaimana respon guru dan peserta didik terhadap LKPD berbasis inkuiri terbimbing pada materi suhu dan kalor di SMA Muhammadiyah 7 Makassar?
3. Bagaimana efektifan LKPD berbasis inkuiri terbimbing pada materi suhu dan kalor di SMA Muhammadiyah 7 Makassar?
C. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis penilian validator terhadap LKPD berbasis berbasis inkuiri
terbimbing pada materi suhu dan kalor.
2. Menganalisis respon guru dan peserta didik terhadap LKPD berbasis inkuiri terbimbing pada materi suhu dan kalor.
3. Menganalisis kefektifan LKPD berbasis inkuiri terbimbing pada materi suhu dan kalor
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Sekolah, dalam hal ini kepala sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan proses pembelajaran dan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam usaha peningkatan kualitas sekolah.
2. Guru, dalam hal ini guru bidang studi fisika untuk menambah wawasan guru untuk menggunakan bahan ajar yang dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran.
3. Bagi peserta didik, penelitian ini merupakan media peserta didik untuk lebih memahami dan mendalami materi pelajaran fisika serta lebih aktif belajar, bersikap positif, bertanggung jawab dan senang belajar fisika.
4. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam
mengembangkan bahan ajar yang tepat dan dapat digunakan dalam proses
pembelajaran sehingga menjadikan pembelajaran fisika sebagai mata
pelajaran yang menarik dan tidak membosankan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka
1. Perangkat Pembelajaran
Menurut Zuhdan (2011) perangkat pembelajaran adalah alat atau perlengkapan untuk melaksanakan proses yang memungkinkan pendidik dan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Perangkat pembelajaran menjadi pegangan bagi guru dalam melaksankan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, atau di luar kelas.
Perangkat pembelajaran merupakan bagian yang terpenting dari sebuah proses pembelajaran, namun tidak bisa dipungkiri masih banyak guru yang tidak memiliki perangkat pembelajaran saat mengajar. Bahkan yang lebih memprihatinkan adalah perangkat pembelajaran digunakan hanya sebatas administrasi dan formalitas, dalam artian bahwa guru mengaplikasikan sesuatu yang berbeda dari perangkat mengajarnya (Akbar, 2012).
Dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan (PERMENDIKBUD) No.65 Tahun 2013 tentang Standar Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa penyusunan perangkat pembelajaran merupakan bagian dari perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang mengacu standar isi. Selain itu dalam perencanaan pembelajaran juga dilakukan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian dan skenario belajar.
Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa perangkat pembelajaran
adalah sekumpulan sumber belajar atau alat pendukung yang digunakan oleh guru
dan peserta didik dalam melakukan proses kegiatan pembelajaran. Dengan perangkat pembelajaran dapat mempermudah dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran akan berjalan dengan baik.
Beberapa jenis perangkat pembelajaran:
a. Silabus
Silabus adalah suatu rencana yang mengatur kegiatan pembelajaran dan pengolahan kelas, serta penilaian hasil belajar dari suatu mata pelajaran. Silabus ini merupakan bagian dari kurikulum sebagai penjabaran Standar Kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi peembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil belajar. Menurut Aisah (2011:3) silabus adalah perencanaan pembelajaran pada suatu dan/ atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelasanaan pembelajaran (RPP) merupakan salah satu rencana
yang berisi langkah-langkah kegiatan gur dan peserta didik yang disusun dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas. Komponen-komponen penting yang ada
dalam rencana pembelajaran meliputi: Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar
(KD), tujuan pembelajaran, indicator pencapaian hasil belajar, strategi
pembelajaran, sumber pembelajaran, alat dan bahan, langkah-langkah kegiatan
pembelajaran dan evaluasi (Trianto, 2009: 214).
c. Bahan Ajar
Menurut National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training I(dalam Nugraha et al,.2013) bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Jenis- jenis bahan ajar menurut Tocharman (dalam Nugraha et al,.2013) dalam diklat pembinaan SMA oleh Depdiknas antara lain:
a. Bahan ajar pandang (visual) terdiri atas bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja peserta didik, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan non cetak (non printed), seperti model/maket.
b. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio.
c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film.
d. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).
Fungsi bahan ajar menurut Hamdani (2011: 121) adalah sebagai berikut:
a. Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
diajarkan kepada peserta didik.
b. Pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari atau dikuasainya.
c. Alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.
Tujuan bahan ajar menurut Hamdani (2011: 122) adalah:
a. Membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu. Segala informasi yang didapatbdari sumber belajar, kemudian disusun dalam bentuk bahan ajar. Hal ini membuka wacana dan wahana baru bagi peserta didik karena materi ajar yang disampaikan adalah sesuatubyang baru dan menarik.
b. Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar. Pilihan bahan ajar yang dimaksud tidak hanya terpaku oleh satu sumber, melainkan dari berbagai sumber belajar yang dapat dijadikan suatu acuan dalam penyusunan bahan ajar.
c. Memudahkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran akan lebih mudah karena bahan ajar disusun sendiri dan disampaikan dengan cara yang bervariatif.
d. Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. Dengan berbagai jenis bahan ajar yang bervariatif diharapkan kegiatan pembelajaran tidak monoton, hanya terpaku oleh satu sumber buku, atau di dalam kelas.
2. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) a. Pengertian LKPD
Secara umum LKPD merupakan perangakat pembelajaran/sarana
pendukung pelaksanaan rencana pembelajaran (Majid, 2017: 371). Lembar
kegiatan peserta didik adalah panduan peserta didik yang digunakan untuk melakukan kegaiatan penyelidikan atau pemacahan masalah (Trianto, 2017: 111).
Lembar kegiatan peserta didik (LKPD) memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai kemampuan indilkator pencapain hasil belajar yang harus ditempuh. Pengaturan awal (advance organizer) dari pengetahuan dan pemahaman peserta didik diperdayakan melalui media belajar pada setiap kegiatan eksperimen sehingga situasi belajar menjadi lebih bermakna, dan dapat terkesan dengan baik pada pemahaman peserta didik.
Karena nuansa keterpaduan konsep merupakan salah satu dampak pada kegiatan pembelajaran maka muatan materi pada lembar kegiatan peserta didik pada setiap kegaitannya diupayakan agar dapat mencerminkan hal itu (Trianto, 2017: 111- 112).
Adapun menurut Yaumi (2018:188) lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan bahan ajar yang dirancang secara terpadu untuk memfasilitasi peserta didik belajar mandiri. LKPD juga merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh pendidik dalam mempercepat proses penguasan konsep dan keterampilan peserta didik (Yaumi, 2018:118).
Menurut Lestari (dalam Majid.2017) LKPD ini sebaiknya dirancang oleh
guru sendiri sesuai dengan pokok bahasan dan tujuan pembelajarannya. LKPD
dalam kegiatan belajar-mengajar dapat diamanfaatkan pada tahap penanaman
konsep (menyampaikan konsep yang baru).
b. Komponen Lembar Kerja 1) Informasi
Informasi hendakanya ‘menginspirasi’ peserta didik untuk menjawab/mengerjakan tugas; tidak terlalu sedikit atau kurang jelas.
2) Pertanyaan masalah
Pertanyaan masalah hendaknya betul-betul menuntut peserta didik menemukan cara/strategi memecahkan masalah tersbut.
3) Pertanyaan/perintah
Pertanyaan/perintah hendaknya merangsang peserta didik untuk menyelidiki, menemukan, memcahkan masalahdan/atauberimajinasi/mengkreasi.
4) Pertanyaan dapat berifat terbuka atau membimbing (guide) c. Kerangka dan Karakteristik LKPD
Pada umumnya, kerangka LKPD terdiri jadi judul, tujuan kegiatan, alat dab bahan yang digunakan, langakah kerja, dan sejumlah pertanyaan. Adapun ciri-ciri yang dimiliki oleh sebuah LKPD menurut Rustaman (dalam Majid.2017) adalah sebagai berikut:
1) Memuat semua petunjuk yang diperlukan peserta didik.
2) Petunjuk ditulis dalam bentuk sederhana dengan kalimat singkatdan kosakata yang sesuai dengan umur dan kemampuan penggunaan.
3) Berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus diisi oleh peserta didik;
4) Adanya ruang kosong untuk menulis jawaban serta penemuan peserta didik 5) Memberikan catatan yang jelas bagi peserta didik atas apa yang telah mereka
lakukan
6) Memuat gambar yang sederhana dan jelas.
3. Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Mengingat tuntutan kompetensi yang harus dicapai oleh anak didik, perlu adanya perubahan dalam strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang seharusnya dikembangkan diharapkan dapat melayani dan memfasilitasi peserta didik untuk mampu berbuat dan melakukan susuatu.
Menurut Stevany (dalam Dewi Hikmah Marisda.2018) model pembelajaran merupakan salah satu unsur penting di dalam proses pembelajaran.
Dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat maka proses belajar mengajar akan lebih baik dan tidak membosankan. Menurut Tawil (dalam Dewi Hikmah Marisda.2018) juga sependapat dengan penyataan di atas, yang menyatakan bahwa model pembelajaran merupakan petunjuk bagi guru dalam merencanakan pembelajaran di kelas, mulai dari mempersiapkan perangkat pembelajaran, media dan alat bantu, sampai alat evaluasi yang mengarah pada upaya pencapaian tujuan pembelajaran.
Banyak model pembelajaran telah dikembangkan oleh guru yang pada dasarnya untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk menguasi suatu pengatahuan atau pelajaran tertentu. Pengembangan model sangat tergantung dari karakteristik mata pelajaran ataupun materi yang akan diberikan kepada peserta didik sehingga tidak ada model pembelajaran tertentu yang diyakini sebagai model pembelajaran paling baik. Semua tergantung sitauasi dan kondisinya.
Fungsi model pembelajaran adalah sebagi pedoman bagi pengajar dan para
guru dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
model yang akan digunakan dalam pembelajaran menentukan perangkat yang dipakai dalam pembelajaran tersebut.
a. Problem Basic Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)
Duch (dalam Shoimin.2017) menyatakan bahawa Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah (PBM) adalah model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagi konteks untuk para peserta didik belajar berpikir ktitis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan.
b. Model Pembelajaran Discovery
Menurut Suhana (dalam Pangestika.2015) pembelajaran penemuan merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara matematis, kritis, dan logis, sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.
Kelebihan dari model ini memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri namun tidak semua siswa mampu melakukan sebuah penemuan. Model discovery bertujuan untuk membangun sikap, kreatif, dan inovasi serta membangun sikap percaya diri dan terbuka terhadap hasil temuannya dalam proses pembelajaran dalam rangka untuk mencapai tujuan pengajaran.
c. Model Pembelajaran PjBL (Project Basic Learning)
Menurut Goodman (dalam Sujana dan Sopandi.2020) PjBL merupakan
model pembelajaran yang dibangun di atas kegiatan belajar dan tugas nyata yang
telah membawa tantangan bagi peserta didik untuk dipecahkan. Kegiatan ini umumnya mencerminkan jenis pembelajaran dan pekerjaan yang dilakukan orang di dalam kehidupan sehari-hari. PjBL umunya dilakukan oleh kelompok peserta didik yang bekerja bersama menuju satu tujuan bersama. PjBL mengajarkan peserta didik buka hanya konten, tetapi juga keterampilan pentingdalam cara peserta didik harus dapat berfungsi sebgai orang dewasa di masyarakat kita.
Keterampilan ini termasuk keterampilan berkomunikasi dan mempresentasikan, berorganisasi, magemen waktu, melakukan penelitian, penilaian diri, refleksi, partisipasi kelompok, kepemimpinan, dan berpikir kritis.
Model pembelajaran PjBL merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai media belajar sekaligus strategi belajar peserta didik. Dalam hal ini, peran guru dalam merancang grand design sangatlah utama.
Mulai dari merencakanakan kegiatan, materi, sampai evaluasi atau penilaian. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Boss dan Kraus (dalam Abidin.2016) bahwa PJBL merupakan sebuah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas peserta didik dalam memecahkan berbagai permasalahan di sekolah, maupun dalam kehidupan yang bersifat open ended, serta dapat mengaplikasikan pengetahuan mereka ke dalam mengerjakan sebuah proyek umtukmenghasilkan produk tertentu.
d. Model Pembelajaran Inkuiri
Indrawati (dalam Trianto.2010) menyatakan bahwa suatu pembelajaran
pada umumnya akan lebih efektif apabila diselenggarakan oleh pembelajaran
pemrosesan informasi. Hal ini dikarenakan model-model pemprosesan informasi
menekan pada bagaimana seseorang berpikir dan bagaimana dampaknya terhadap
cara-cara mengolah informasi. Salah satu yang termasuk dalam model pemprosesan informasi adalah model inkuiri. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi.
Inkuiri berasal dari kata inquiry yang merupakan kata dalam bahasa inggris yang berarti penyelidikan atau meminta keterangan. Inkuiri cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran mengenai konsep-konsep (Anam, 2015: 7).
Menurut Gulo (dalam Putra.2013) strategi inkuiri berarti suatu kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis dan analitis sehingga dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Lebih lanjut, Wina (dalam Shoihimin.2017) menyatakan bahwa strategi pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Menurut Hamalik (2011) bahwa pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada peserta didik di mana kelompok peserta didik inkuiri ke dalam suatu isu atau mencari jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur yang digariskan secara jelas dan struktural kelompok.
Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah 1) keterlibatan peserta
didik secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, 2) keterarahan kegiatan
secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, dan 3) mengembangkan
sikap percaya diri pada peserta didik tentang apa yang ditemukan pada proses
inkuiri.
Ada tiga macam model pembelajaran discovery/inquiry, yaitu discovery/Inkuiri terbimbing, discovery/inquiry bebas dan discovery/inquiry yang termodifikasi.
4. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuri Terbimbing
Menurut beberapa tokoh seperti Bonnstetter; Marten-Hansen; dan Oliver- Hoyo, Inkuiri terbimbing adalah suatu model pembelajaran inkuiri yang pada pelaksanaannya peserta didik bekerja (bukan hanya duduk, mendengarkan lalu menulis) untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dikemukakan oleh guru di bawah bimbingan yang inisiatif dari guru. Tugas guru lebih seperti memancing peserta didik untuk melakukan sesuatu. Guru datang ke kelas dengan membawa masalah untuk dipecahkan oleh peserta didik, kemudian mereka dibimbing untuk menemukan cara terbaik dalam memecahkan masalah tersebut (Anam, 2015 :17).
Dalam model inkuiri terbimbing, guru dan peserta didik memainkan peran penting dalam mengajukan pertanyaan, mengembangkan jawaban dan penataan bahan dan kasus. Penggunaan model inkuiri sangat penting dalam transisi dari mengajar metode untuk metode pengajaran lain yang kurang dan lebih jelas terstruktur untuk solusi alternatif. Kegiatan inkuiri terbimbing membantu peserta didik untuk mengembangkan tanggung jawab masing-masing, metode kognitif, laporan pembuatan, pemecahan masalah dan memahami keterampilan
Pembelajaran inkuiri terbimbing membatasi peran guru sebagai sumber
informasi (Yasmin, 2015:72). Guru tidak memberitahukan konsep-konsep tetapi
membimbing peserta didik menemukan konsep-konsep tersebut melalui kegiatan
belajar, sehingga konsep yang didapat berdasarkan kegiatan dan pengalaman belajar tersebut akan selalu diingat peserta didik dalam waktu yang lama.
Kegiatan inkuiri terbimbing membantu peserta didik untuk mengembangkan tanggung jawab masing-masing, metode kognitif, laporan pembuatan, pemecahan masalah dan memahami keterampilan
b. Karakteristik Inkuiri Terbimbing
Orlich (dalam Anam.2015) menyatakan bahwa ada beberapa karakteristik dari inkuiri terbimbing yang perlu diperhatikan, yaitu:
1) Kemampuan berpikir peserta didik dikembangkan melalui observasi spesifik hingga membuat inferensi atau generalisasi;
2) Sasarannya adalah mempelajari proses mengamati kejadian atau objek kemudian menyusun generalisasi yang sesuai;
3) Bagian tertentu dari pembelajaran dikontrol oleh guru misalnya kejadian, data, materi dan berperan sebagai pemimpin kelas;
4) Setiap peserta didik berusaha membangun pola yang bermakna berdasarkan hasil observasi di dalam kelas;
5) Kelas diharapkan berfungsi sebagai laboratorium pembelajaran;
6) Sejumlah generalisasi tertentu, biasanya akan diperoleh dari peserta didik;
7) Guru memotivasi semua siwa untuk mengomunikasikan hasil generalisasinya sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh peserta didik dalam kelas.
Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat dikatakan bahwa model
pembelajaran inkuiri terbimbing menekankan pada keterlibatan peserta didik
secara maksimal dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik akan dapat
mengembangkan rasa percaya dirinya atas temuannya dengan bantuan guru,
karena dalam hal ini guru berperan sebagai penanggung jawab dalam kegiatan pembelajaran.
c. Langkah-Langkah Inkuiri Terbimbing
Langkah-langkah dalam melaksanakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dilaksanakan atas petunjuk dari guru. Kegiatannya dimulai dari pertanyaan inti, yaitu guru mengajukan berbagai pertanyaan yang melacak, dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik pada kesimpulan yang diharapkan. Selanjutnya peserta didik melakukan percobaan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakannya (Hanafiah & Suhana, 2009: 77).
Alberta Learning Centre (2004: 10), salah satu lembaga pembelajaran dan pengajaran di Canada, mengemukakan bahwa ada enam tahap dalam metode guided inquiry, yaitu sebagai berikut:
Tabel 2. 1 Tahap-Tahap Inkuiri Terbimbing
Tahap Keterangan
Planning (perencanaan)
Guru memberikan topik masalah ke peserta didik.
Peserta didik menentukan prosedur untuk memecahkan masalah tersebut
Retrieving
(mendapatkan informasi)
Peserta didik mengumpulkan informasi tentang masalah dari sumber yang ada sesuai dengan arahan dan petunjuk dari guru.
Processing (memproses)
Peserta didik melakukan percobaan/eksperimen dan analisis data untuk membuktikan hipotesisnya.
Creating
(membuat laporan hasil)
Peserta didik melaporakan hasil eksperimen dan analisis data dalam bentuk laporan
Sharing
(membagikan informasi)
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya pada orang lain.
Guru mengontrol dan mengawasi
pelaksanaan diskusi, kemudian
Berdasarkan uraian diatas metode inqury terbimbing adalah suatu metode seorang guru untuk membimbing peserta didik dalam membangun pengetahuan dan pemahamannya melalui suatu penyelidikan yang dirancang secara hati-hati dan tetap dalam pengawasan. Tahapan metode guided inquiri adalah Planning , Retrieving, Processing , Creating, Sharing,dan Evaluating.
d. Kelebihan Inkuiri Terbimbing
Menurut Bruner (dalam Anam.2015) kelebihan model inkuiri yaitu peserta didik akan memamahi konsep-konsep dasar dan ide-ide dengan lebih baik, membantu dalam menggunakan daya ingat dan transfer pada situasi-situasi proses belajar yang baru, mendorong peserta didik untuk berpikir inisiatif dan merumuskan hipotesisnya sendiri. Sedangkan menurut Marsh (dalam Ngalimun.2015) keunggulan model pembelajaran inkuiri yaitu model inkuiri memberikan nilai transfer yang unggul jika dibandingkan dengan metode-metode lainnya. Keuntungan penting dari model inkuiri adalah berbagai kompetensi yang berbeda dan pengetahuan peserta didik berkembang ketika peserta didik terlibat dalam proses inkuiri
e. Kekurangan Inkuiri Terbimbing
Kekurangan inkuiri seperti diungkapkan oleh Kurniasih dan Sani (2015:115) adalah sebagai berikut.
memberikan penjelasan untuk bagian yang kurang tepat.
Evaluating (mengevaluasi) Guru dan peserta didik bersama-
sama mengevaluasi proses yang
telah dilaksanakan.
1) Sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur dengan kebiasaan peserta didik dalam belajar.
2) Memungkinkan untuk terjadi proses pembelajaran yang panjang sehingga akan terkendala dengan waktu.
4. Hasil Penelitian Yang Relevan
a. Penelitian dari Yulia, Irma dkk yang berjudul “Pengembangan LKPD Berbasis Inquiry Berbantuan Simulasi Phet untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Gelombang Cahaya di Kelas XI MIPA SMAN 2 Kota Bengkulu”
menunjukkan bahwa LKPD berbasis Inkuiri Terbimbing dapat meningkatkan pengusaan konsep fisika peserta didik.
b. Penelitian dari Prasetya, Cyndi, dkk yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Inkuiri terbimbing pada Materi Hidrolisis Garam untuk Meningkatkan Literasi Sains” menunjukkan bahwa LKPD berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan untuk hasil validasi serta hasil uji kelayakan I dan II masing-masing memperoleh nilai 93,75; 85 dan 90,6% dengan kriteria valid dan sangat baik.
c. Penelitian dari Asmawati, Eka Yuli Sari dengan judul “Lembar Kerja Siswa