• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING DI SMA MUHAMMADIYAH 7 MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING DI SMA MUHAMMADIYAH 7 MAKASSAR"

Copied!
203
0
0

Teks penuh

(1)

DI SMA MUHAMMADIYAH 7 MAKASSAR

SKRIPSI

Oleh

Miftahul Khairah 10539 11094 16

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

2021

(2)

i

DI SMA MUHAMMADIYAH 7 MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan

Univerrsitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

Miftahul Khairah 10539 11094 16

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vi

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk”.

(Q.S Al-Baqarah:45)

Jangan menyerah kepada ketidak mudahan, selalu percaya dan libatkan Allah dalam setiap keputusan karena bahkan tanpa disadari sebuah ketidak mungkinan pernah kita lewati.

(N)

Keberhasilan bukanlah milik orang yang pintar. Keberhasilan adalah kepunyaan mereka yang senantiasa berusaha -B.J. Habibie-

Puji syukur kepada Allah Swt dan terima kasih untuk diri sendiri karena tidak menyerah dalam penyelesaian tugas akhir ini. Karya ini,

kupersembahkan kepada Ibuku tercinta Nuraini dan almarhum Ayahku Muhammad Thamrin B yang semoga Allah balas segala kebaikannya dengan surga, serta untuk saudara dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dan doa terbaik, Jazakumullahu Khair..

(8)

vii

Miftahul Khiarah. 2021. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Inkuiri Terbimbing di SMA Muhammadiyah 7 Makassar.

Skripsi. Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. (Dibimbing oleh Djajadi dan Marisda).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengembangan LKPD berbasis inkuiri terbimbing pada materi suhu dan kalor yang valid, layak, dan efektif.

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (R&D) dengan menggunakan model ADDIE yang terdiri dari 5 tahap yaitu tahap Analysis, Design, Develop, Implement, dan Evaluate. Subjek pada penelitian adalah dosen fisika Universitas Muhammadiyah Makassar, guru dan peserta didik di SMA Muhammadiyah 7 Makassar. Instrumen penelitian menggunakan lembar validasi, lembar angket respon guru dan peserta didik serta lembar tes soal. Data hasil penelitian kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk LKPD berbasis inkuiri terbimbing yang telah dikembangkan dan dinilai oleh validator ahli berada pada kategori sangat valid dengan persentase rata-rata sebesar 94,79%; respon guru terhadap LKPD berbasis inkuiri terbimbing memperoleh persentase 80,0% dengan kategori atau kriteria layak; dan respon peserta didik terhadap LKPD berbasis inkuiri terbimbing memperoleh persentase 74,62% berada pada kategori layak dan tingkat kefektifan sebesar 80,95% dengan kategori efektif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa LKPD berbasis inkuiri terbimbing pada materi suhu dan kalor yang dikembangkan sangat valid, layak dan efektif untuk digunakan sebagai bahan ajar pendukung dalam proses pembelajaran. Akhirnya LKPD berbasis inkuiri terbimbing ini diharapkan dapat dijadikan sebagai kerangka dasar dalam pengembangan LKPD untuk materi lainnya.

Kata kunci: ADDIE, Inkuiri Terbimbing, LKPD, R&D

(9)

viii

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT sang penentu segalanya, atas limpahan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Inkuiri Terbimbing di SMA muhammadiyah 7 Makassar”.

Tulisan ini diajukan sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabiullah Muhammad SAW sang revolusioner sejati sepanjang masa, juga kepada seluruh ummat beliau yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan dan melaksanakan tugas kemanusiaan ini hingga hari akhir.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini takkan terwujud tanpa adanya ulur tangan dari orang-orang yang telah digerakkan hatinya oleh Sang Khalik untuk memberikan dukungan, bantuan, bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung bagi penulis, oleh karena itu di samping rasa syukur kehadirat Allah SWT, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada pihak yang selama ini memberikan bantuan dan semangat hingga terselesainya skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis secara istimewa berterima kasih kepada

kedua orang tuaku tercinta, Ayahandaku Alm. Thamrin dan Ibundaku Nuraini atas

segala jerih payah, pengorbanan dalam mendidik, membimbing, dan mendo’akan

(10)

ix kebersamaan dan do’anya untuk penulis.

Dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini, penulis mengalami hambatan, namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar - besarnya kepada Ayahanda Dr.

Muhammad Djajadi, S.Pd.,M.Pd selaku pembimbing I dan selaku pembimbing II Ibunda Dewi Hikmah Marisda, S.Pd.,M.Pd yang selalu bersedia meluangkan waktunya dalam membimbing penulis, memberikan ide, arahan, saran dan bijaksana dalam menyikapi keterbatasan pengetahuan penulis, serta memberikan ilmu dan pengetahuan yang berharga baik dalam penelitian ini maupun selama menempuh proses perkuliahan. Semoga Allah SWT memberikan perlindungan, kesehatan dan pahala yang berlipat ganda atas segala kebaikan yang telah dicurahkan kepada penulis selama ini.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku

Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D

selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar, Ibunda Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd dan Bapak Ma’ruf,

S.Pd.,M.Pd selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makasar, Ayahanda

dan Ibunda Dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah

(11)

x

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada pihak sekolah Bapak Sabri S.Pd selaku kepala SMA Muhammadiyah 7 Makassar dan Ibunda Riska, S.Pd selaku guru pembimbing yang telah memberikan penulis bantuan dan kesempatan untuk melakukan penelitian, serta adik - adik kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 7 Makassar yang telah ikut serta dalam membantu pelaksanaan penelitian. Dan tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada pengelola laboratorium elektronika dasar Ibu Salwa Rufaidah S.Pd., M.Pd dan pengelola laboratorium fisiika dasar Ibu Riskawati S.Pd., M.Pd, dan kepada Dispersi C, Dispersi’16 dan adik- adik yang telah memberikan do’a dan semangat selama proses penelitian hingga penyusunan skripsi ini serta seluruh pihak yang tak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu. Hal ini tidak mengurangi rasa terima kasihku atas segala bantuannya.

Dengan kerendahan hati penulis menyampaikan bahwa tak ada manusia yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif sehingga penulis dapat berkarya yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang. Dengan harapan dan do’a penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat dan menambah khasanah ilmu khususnya di bidang pendidikan fisika.

Amin Yaa Rabbal Alamin.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Makassar, 15 September 2021

Penulis

(12)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Kajian Pustaka ... 7

1. Perangkat Pembelajaran ...7

2. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) ...10

3. Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 ...13

4. Hasil Penelitian Yang Relevan ...21

B. Kerangka Pikir ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Jenis dan Model Pengembangan ... 25

(13)

xii

B. Subjek Penelitian ... 25

C. Lokasi dan Tempat ... 26

D. Prosedur Penelitian ... 26

E. Instrumen penelitian ... 38

F. Teknik Pengumpulan Data ... 40

G. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Hasil Penelitian ... 45

B. Pembahasaan ... 54

BAB V PENUTUP ... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 65

`RIWAYAT HIDUP ... 182

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2. 1 Tahap-Tahap Inkuiri Terbimbing...19

3. 1 Kompetensi Dasar dan Indikator Materi Suhu dan Kalor ...31

3. 2 Model Kesepakatan Antar Penilai...41

3. 3 Kriteria Validasi Isi ...42

3. 4 Konversi Pilihan Respon Berdasarkan Jenis Pernyataan ...42

3. 5 Konversi Interval Persentase ...43

3. 6 Interpratasi Penilaian Efektifitas ...44

4. 1 Hasil Validasi LKPD Berbasis Inkuiri Terbimbing ...45

4. 2 Hasil Penilaian Validator Ahli Terhadap Angket Respon Guru ...47

4. 3 Hasil Penilaian Validator Ahli Terhadap Angket Respon Guru ...48

4. 4 Hasil Respon Guru Terhadap LPKD Berbasis Inkuiri Terbimbing ...50

4. 5 Hasil Respon Peserta Didik Terhadap LKPD Berbasis Inkuiri ...52

4. 6 Distribusi Skor Hasil Belajar Peserta Didik ...53

4. 7 Persentase Ketuntasan Belajar Peserta Didik ...54

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2. 1 Kerangka Pikir ...26

4. 1 Diagram Tabulasi Validasi LKPD ...45

4. 2 Diagram Tabulasi Validasi Angket Respon Guru...47

4. 3 Diagram Tabulasi Validasi Angket Respon Peserta Didik ...49

4. 4 Diagram Hasil Respon Guru Terhadap LKPD Berbasis ...51

4. 5 Diagram Respon Peserta Didik ...52

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

LAMPIRAN 1 ...66

LAMPIRAN 2 ...151

LAMPIRAN 3 ...175

(17)

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang

Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam perkembangan suatu negara. Pendidikan dapat menjadikan sumber daya manusia (SDM) menjadi lebih berkualitas sehingga pendidikan menjadi salah satu aspek utama yang mendukung perkembangan suatu negara, selain itu tingkat pendidikan akan menentukan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) negara yang bersangkutan.

Indonesia merupakan negara berkembang yang sistem pendidikannya diatur oleh undang-undang. Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) No.20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, kecerdasan, serta keterampilam yang diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa dan negara.

Secara umum tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan dan mengembangkan potensi di dalam diri peserta didik. Dengan pertumbuhan kecerdasan dan potensi diri maka setiap peserta didik akan memiliki ilmu pengetahuan, kreativitas, sehat jasmani, rohani, kepribadian, yang baik, mandiri, dan menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab.

Fisika merupakan cabang ilmu sains yang mempelajari tentang gejala-

gejala atau kejadian-kejadian alam serta interaksi yang terjadi di dalamnya. Pada

hakikatnya fisika terbagi menjadi 3 yaitu fisika sebagai proses, produk dan sikap.

(18)

Fisika sebagai proses merupakan serangkaian proses yang dilakukakan setelah mempelajari gejala alam yang meliputi fenomena, dugaan, pengamatan, pengukuran, penyelidikan dan penarikan kesimpulan. Fisika sebagai produk diartikan sebagai penemuan berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus dan teori fisika. Sedangkan fisika sebagai sikap merupakan sikap-sikap yang muncul dari kegiatan pembelajaran fisika serti rasa ingin tahu, teliti,objektif dan mau bekerja sama. Fisika sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu fundamental yang menjadi tulang punggung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga sangat penting bagi peserta didik untuk memahami konsep dasar dan aplikasi fisika ketika belajar di kelas.

Secara umum dapat diketahui bersama bahwa fisika merupakan objek yang abstrak sehingga sangat sulit untuk disajikan secara konkret. Hasil penelitian Nurfathoanah (2017) menyatakan bahwa pelajaran fisika masih menjadi momok yang menakutkan bagi peserta didik di sekolah, banyak yang beranggapan belajar fisika itu sulit, membingungkan, tidak menyenangkan berhubungan dengan angka-angka dan rumus yang harus dihapal. Tanggapan tersebut membuat peserta didik kurang tertarik untuk mempelajari mata pelajaran fisika yang kemudian berdampak pada prestasi belajar fisika yang rendah. Maka dari itu guru dituntut untuk menguasai materi, menyusun serta menyajikan bahan pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk belajar mandiri dan memahami materi yang disampaikan sehingga tercipta proses pembelajaran yang aktif.

Proses pembelajaran yang aktif dan menarik dapat dilakukan dengan

berbagai cara. Salah satunya dengan mengembangkan bahan ajar berupa Lembar

Kerja Peserta Didik (LKPD). Menurut Yaumi (2018) LKPD merupakan bahan

(19)

ajar yang dirancang secara terpadu untuk memfasilitasi peserta didik belajar mandiri. LKPD juga merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh guru dalam mempercepat proses penguasan konsep dan keterampilan peserta didik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurfidianty Annafi dkk (2015) yang berjudul “Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Termokimia Kelas XI SMA/MA” diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kualitas Lembar Kegiatan Peserta Didik Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Termokimia Kelas XI SMA/MA adalah Sangat Baik (SB) berdasarkan penilaian dari ahli materi, ahli media, ahli bahasa, dan ahli pembelajaran dengan rata-rata perolehan nilai lebih dari 0,80, penilaian dari guru dengan presentase penilaian 87,04% dan penilaian dari peserta didik dengan presentase penilaian 84,07% yang menunjukkan kategori Sangat Baik (SB).

Berdasarkan observasi awal untuk analisis kebutuhan di SMA Muhammadiyah 7 Makassar melalui wawancara dan pengamatan langsung terhadap guru dan peserta didik diperoleh beberapa permasalahan diantaranya, proses pembelajaran hanya menggunakan bahan ajar berupa buku paket yang disampaikan dengan metode ceramah sehingga peserta didik tidak terbiasa untuk menemukan konsep sendiri dan proses pembelajaran hanya terfokus pada pendidik. Selain itu terdapat faktor yang lain yaitu kegiatan praktikum jarang sekali dilakukan.

Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diciptakan suasana belajar aktif

dan tidak hanya terfokus pada pendidik. Kegiatan pembelajaran yang aktif dapat

(20)

tercipta apabila guru menggunakan bahan ajar yang tepat, kreatif, dan menarik.

Berdasarkan hasil analisi kebutuhan awal dan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya maka peneliti tertarik untuk mengembagkan bahan ajar berupa Lembar kerja peserta didik (LKPD). LKPD adalah lembar kerja yang dapat digunakan oleh peserta didik yang dapat berisi petunjuk praktikum, percobaan yang bisa dilakukan dirumah, materi diskusi, tugas portofolio, dan latihan soal yang bervariasi. Hal-hal tersebut yang akan meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran

.

Penggunaan lembar kerja peserta didik yang telah dikembangkan sangat membantu peserta didik dalam menyelesaikan tugas yang diperintahkan dalam lembar kerja peserta didik (Depdiknas, 2008).

Penggunaan LKPD dalam kegiatan pembelajaran dapat membuat peserta didik menyerap materi pembelajaran dengan baik, bukan hanya sebagai suatu hafalan konsep tanpa pemahaman dan pengalaman praktikum melainkan dapat mengingat suatu konsep pembelajaran dengan baik walau pembelajaran tersebut sudah lewat .

Penggunaan LKPD tidak akan maksimal tanpa penggunaan model

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran agar peserta didik tertarik

untuk mengikuti pembelajaran dan dapat memahami inti materi yang

disampaikan. Salah satu alternatif yang dapat dipilih yaitu inkuiri. Menurut Gulo

(dalam Putra.2013), strategi inkuiri berarti suatu kegiatan belajar yang melibatkan

secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan

menyelidiki secara sistematis, kritis, logis dan analitis sehingga dapat

merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

(21)

Dalam proses pembelajaran peserta didik terbiasa dengan bantuan dan penjelasan dari guru untuk menyelasaikan permasalahan yang dihadapi. Oleh karena itu untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran diperlukan LKPD berbasis Inkuiri terbimbing sebagai bahan ajar tambahan untuk melengkapi buku materi ajar. Pembelajaran inkuiri terbimbing membatasi peran guru sebagai sumber informasi (Yasmin, 2015:72). Guru tidak memberitahukan konsep-konsep tetapi membimbing peserta didik menemukan konsep-konsep tersebut melalui kegiatan belajar, sehingga konsep yang didapat berdasarkan kegiatan dan pengalaman belajar tersebut akan selalu diingat peserta didik dalam waktu yang lama.

Berdasarkan beberapa uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan peneletian lebih lanjut dengan judul “Pengembangan LKPD Berbasis Inkuiri Terbimbing di SMA Muhammadiyah 7 Makassar”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penilaian validator terhadap LKPD berbasis inkuiri terbimbing pada materi suhu dan kalor?

2. Bagaimana respon guru dan peserta didik terhadap LKPD berbasis inkuiri terbimbing pada materi suhu dan kalor di SMA Muhammadiyah 7 Makassar?

3. Bagaimana efektifan LKPD berbasis inkuiri terbimbing pada materi suhu dan kalor di SMA Muhammadiyah 7 Makassar?

C. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis penilian validator terhadap LKPD berbasis berbasis inkuiri

terbimbing pada materi suhu dan kalor.

(22)

2. Menganalisis respon guru dan peserta didik terhadap LKPD berbasis inkuiri terbimbing pada materi suhu dan kalor.

3. Menganalisis kefektifan LKPD berbasis inkuiri terbimbing pada materi suhu dan kalor

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Sekolah, dalam hal ini kepala sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan proses pembelajaran dan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam usaha peningkatan kualitas sekolah.

2. Guru, dalam hal ini guru bidang studi fisika untuk menambah wawasan guru untuk menggunakan bahan ajar yang dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran.

3. Bagi peserta didik, penelitian ini merupakan media peserta didik untuk lebih memahami dan mendalami materi pelajaran fisika serta lebih aktif belajar, bersikap positif, bertanggung jawab dan senang belajar fisika.

4. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam

mengembangkan bahan ajar yang tepat dan dapat digunakan dalam proses

pembelajaran sehingga menjadikan pembelajaran fisika sebagai mata

pelajaran yang menarik dan tidak membosankan.

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka

1. Perangkat Pembelajaran

Menurut Zuhdan (2011) perangkat pembelajaran adalah alat atau perlengkapan untuk melaksanakan proses yang memungkinkan pendidik dan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Perangkat pembelajaran menjadi pegangan bagi guru dalam melaksankan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, atau di luar kelas.

Perangkat pembelajaran merupakan bagian yang terpenting dari sebuah proses pembelajaran, namun tidak bisa dipungkiri masih banyak guru yang tidak memiliki perangkat pembelajaran saat mengajar. Bahkan yang lebih memprihatinkan adalah perangkat pembelajaran digunakan hanya sebatas administrasi dan formalitas, dalam artian bahwa guru mengaplikasikan sesuatu yang berbeda dari perangkat mengajarnya (Akbar, 2012).

Dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan (PERMENDIKBUD) No.65 Tahun 2013 tentang Standar Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa penyusunan perangkat pembelajaran merupakan bagian dari perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang mengacu standar isi. Selain itu dalam perencanaan pembelajaran juga dilakukan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian dan skenario belajar.

Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa perangkat pembelajaran

adalah sekumpulan sumber belajar atau alat pendukung yang digunakan oleh guru

(24)

dan peserta didik dalam melakukan proses kegiatan pembelajaran. Dengan perangkat pembelajaran dapat mempermudah dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran akan berjalan dengan baik.

Beberapa jenis perangkat pembelajaran:

a. Silabus

Silabus adalah suatu rencana yang mengatur kegiatan pembelajaran dan pengolahan kelas, serta penilaian hasil belajar dari suatu mata pelajaran. Silabus ini merupakan bagian dari kurikulum sebagai penjabaran Standar Kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi peembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil belajar. Menurut Aisah (2011:3) silabus adalah perencanaan pembelajaran pada suatu dan/ atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelasanaan pembelajaran (RPP) merupakan salah satu rencana

yang berisi langkah-langkah kegiatan gur dan peserta didik yang disusun dalam

melaksanakan pembelajaran di kelas. Komponen-komponen penting yang ada

dalam rencana pembelajaran meliputi: Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar

(KD), tujuan pembelajaran, indicator pencapaian hasil belajar, strategi

pembelajaran, sumber pembelajaran, alat dan bahan, langkah-langkah kegiatan

pembelajaran dan evaluasi (Trianto, 2009: 214).

(25)

c. Bahan Ajar

Menurut National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training I(dalam Nugraha et al,.2013) bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Jenis- jenis bahan ajar menurut Tocharman (dalam Nugraha et al,.2013) dalam diklat pembinaan SMA oleh Depdiknas antara lain:

a. Bahan ajar pandang (visual) terdiri atas bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja peserta didik, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan non cetak (non printed), seperti model/maket.

b. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio.

c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film.

d. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).

Fungsi bahan ajar menurut Hamdani (2011: 121) adalah sebagai berikut:

a. Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses

pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya

diajarkan kepada peserta didik.

(26)

b. Pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari atau dikuasainya.

c. Alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.

Tujuan bahan ajar menurut Hamdani (2011: 122) adalah:

a. Membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu. Segala informasi yang didapatbdari sumber belajar, kemudian disusun dalam bentuk bahan ajar. Hal ini membuka wacana dan wahana baru bagi peserta didik karena materi ajar yang disampaikan adalah sesuatubyang baru dan menarik.

b. Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar. Pilihan bahan ajar yang dimaksud tidak hanya terpaku oleh satu sumber, melainkan dari berbagai sumber belajar yang dapat dijadikan suatu acuan dalam penyusunan bahan ajar.

c. Memudahkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran akan lebih mudah karena bahan ajar disusun sendiri dan disampaikan dengan cara yang bervariatif.

d. Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. Dengan berbagai jenis bahan ajar yang bervariatif diharapkan kegiatan pembelajaran tidak monoton, hanya terpaku oleh satu sumber buku, atau di dalam kelas.

2. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) a. Pengertian LKPD

Secara umum LKPD merupakan perangakat pembelajaran/sarana

pendukung pelaksanaan rencana pembelajaran (Majid, 2017: 371). Lembar

(27)

kegiatan peserta didik adalah panduan peserta didik yang digunakan untuk melakukan kegaiatan penyelidikan atau pemacahan masalah (Trianto, 2017: 111).

Lembar kegiatan peserta didik (LKPD) memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai kemampuan indilkator pencapain hasil belajar yang harus ditempuh. Pengaturan awal (advance organizer) dari pengetahuan dan pemahaman peserta didik diperdayakan melalui media belajar pada setiap kegiatan eksperimen sehingga situasi belajar menjadi lebih bermakna, dan dapat terkesan dengan baik pada pemahaman peserta didik.

Karena nuansa keterpaduan konsep merupakan salah satu dampak pada kegiatan pembelajaran maka muatan materi pada lembar kegiatan peserta didik pada setiap kegaitannya diupayakan agar dapat mencerminkan hal itu (Trianto, 2017: 111- 112).

Adapun menurut Yaumi (2018:188) lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan bahan ajar yang dirancang secara terpadu untuk memfasilitasi peserta didik belajar mandiri. LKPD juga merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh pendidik dalam mempercepat proses penguasan konsep dan keterampilan peserta didik (Yaumi, 2018:118).

Menurut Lestari (dalam Majid.2017) LKPD ini sebaiknya dirancang oleh

guru sendiri sesuai dengan pokok bahasan dan tujuan pembelajarannya. LKPD

dalam kegiatan belajar-mengajar dapat diamanfaatkan pada tahap penanaman

konsep (menyampaikan konsep yang baru).

(28)

b. Komponen Lembar Kerja 1) Informasi

Informasi hendakanya ‘menginspirasi’ peserta didik untuk menjawab/mengerjakan tugas; tidak terlalu sedikit atau kurang jelas.

2) Pertanyaan masalah

Pertanyaan masalah hendaknya betul-betul menuntut peserta didik menemukan cara/strategi memecahkan masalah tersbut.

3) Pertanyaan/perintah

Pertanyaan/perintah hendaknya merangsang peserta didik untuk menyelidiki, menemukan, memcahkan masalahdan/atauberimajinasi/mengkreasi.

4) Pertanyaan dapat berifat terbuka atau membimbing (guide) c. Kerangka dan Karakteristik LKPD

Pada umumnya, kerangka LKPD terdiri jadi judul, tujuan kegiatan, alat dab bahan yang digunakan, langakah kerja, dan sejumlah pertanyaan. Adapun ciri-ciri yang dimiliki oleh sebuah LKPD menurut Rustaman (dalam Majid.2017) adalah sebagai berikut:

1) Memuat semua petunjuk yang diperlukan peserta didik.

2) Petunjuk ditulis dalam bentuk sederhana dengan kalimat singkatdan kosakata yang sesuai dengan umur dan kemampuan penggunaan.

3) Berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus diisi oleh peserta didik;

4) Adanya ruang kosong untuk menulis jawaban serta penemuan peserta didik 5) Memberikan catatan yang jelas bagi peserta didik atas apa yang telah mereka

lakukan

6) Memuat gambar yang sederhana dan jelas.

(29)

3. Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013

Mengingat tuntutan kompetensi yang harus dicapai oleh anak didik, perlu adanya perubahan dalam strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang seharusnya dikembangkan diharapkan dapat melayani dan memfasilitasi peserta didik untuk mampu berbuat dan melakukan susuatu.

Menurut Stevany (dalam Dewi Hikmah Marisda.2018) model pembelajaran merupakan salah satu unsur penting di dalam proses pembelajaran.

Dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat maka proses belajar mengajar akan lebih baik dan tidak membosankan. Menurut Tawil (dalam Dewi Hikmah Marisda.2018) juga sependapat dengan penyataan di atas, yang menyatakan bahwa model pembelajaran merupakan petunjuk bagi guru dalam merencanakan pembelajaran di kelas, mulai dari mempersiapkan perangkat pembelajaran, media dan alat bantu, sampai alat evaluasi yang mengarah pada upaya pencapaian tujuan pembelajaran.

Banyak model pembelajaran telah dikembangkan oleh guru yang pada dasarnya untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk menguasi suatu pengatahuan atau pelajaran tertentu. Pengembangan model sangat tergantung dari karakteristik mata pelajaran ataupun materi yang akan diberikan kepada peserta didik sehingga tidak ada model pembelajaran tertentu yang diyakini sebagai model pembelajaran paling baik. Semua tergantung sitauasi dan kondisinya.

Fungsi model pembelajaran adalah sebagi pedoman bagi pengajar dan para

guru dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa setiap

(30)

model yang akan digunakan dalam pembelajaran menentukan perangkat yang dipakai dalam pembelajaran tersebut.

a. Problem Basic Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)

Duch (dalam Shoimin.2017) menyatakan bahawa Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah (PBM) adalah model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagi konteks untuk para peserta didik belajar berpikir ktitis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan.

b. Model Pembelajaran Discovery

Menurut Suhana (dalam Pangestika.2015) pembelajaran penemuan merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara matematis, kritis, dan logis, sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.

Kelebihan dari model ini memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri namun tidak semua siswa mampu melakukan sebuah penemuan. Model discovery bertujuan untuk membangun sikap, kreatif, dan inovasi serta membangun sikap percaya diri dan terbuka terhadap hasil temuannya dalam proses pembelajaran dalam rangka untuk mencapai tujuan pengajaran.

c. Model Pembelajaran PjBL (Project Basic Learning)

Menurut Goodman (dalam Sujana dan Sopandi.2020) PjBL merupakan

model pembelajaran yang dibangun di atas kegiatan belajar dan tugas nyata yang

(31)

telah membawa tantangan bagi peserta didik untuk dipecahkan. Kegiatan ini umumnya mencerminkan jenis pembelajaran dan pekerjaan yang dilakukan orang di dalam kehidupan sehari-hari. PjBL umunya dilakukan oleh kelompok peserta didik yang bekerja bersama menuju satu tujuan bersama. PjBL mengajarkan peserta didik buka hanya konten, tetapi juga keterampilan pentingdalam cara peserta didik harus dapat berfungsi sebgai orang dewasa di masyarakat kita.

Keterampilan ini termasuk keterampilan berkomunikasi dan mempresentasikan, berorganisasi, magemen waktu, melakukan penelitian, penilaian diri, refleksi, partisipasi kelompok, kepemimpinan, dan berpikir kritis.

Model pembelajaran PjBL merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai media belajar sekaligus strategi belajar peserta didik. Dalam hal ini, peran guru dalam merancang grand design sangatlah utama.

Mulai dari merencakanakan kegiatan, materi, sampai evaluasi atau penilaian. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Boss dan Kraus (dalam Abidin.2016) bahwa PJBL merupakan sebuah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas peserta didik dalam memecahkan berbagai permasalahan di sekolah, maupun dalam kehidupan yang bersifat open ended, serta dapat mengaplikasikan pengetahuan mereka ke dalam mengerjakan sebuah proyek umtukmenghasilkan produk tertentu.

d. Model Pembelajaran Inkuiri

Indrawati (dalam Trianto.2010) menyatakan bahwa suatu pembelajaran

pada umumnya akan lebih efektif apabila diselenggarakan oleh pembelajaran

pemrosesan informasi. Hal ini dikarenakan model-model pemprosesan informasi

menekan pada bagaimana seseorang berpikir dan bagaimana dampaknya terhadap

(32)

cara-cara mengolah informasi. Salah satu yang termasuk dalam model pemprosesan informasi adalah model inkuiri. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi.

Inkuiri berasal dari kata inquiry yang merupakan kata dalam bahasa inggris yang berarti penyelidikan atau meminta keterangan. Inkuiri cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran mengenai konsep-konsep (Anam, 2015: 7).

Menurut Gulo (dalam Putra.2013) strategi inkuiri berarti suatu kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis dan analitis sehingga dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Lebih lanjut, Wina (dalam Shoihimin.2017) menyatakan bahwa strategi pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Menurut Hamalik (2011) bahwa pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada peserta didik di mana kelompok peserta didik inkuiri ke dalam suatu isu atau mencari jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur yang digariskan secara jelas dan struktural kelompok.

Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah 1) keterlibatan peserta

didik secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, 2) keterarahan kegiatan

secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, dan 3) mengembangkan

sikap percaya diri pada peserta didik tentang apa yang ditemukan pada proses

inkuiri.

(33)

Ada tiga macam model pembelajaran discovery/inquiry, yaitu discovery/Inkuiri terbimbing, discovery/inquiry bebas dan discovery/inquiry yang termodifikasi.

4. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuri Terbimbing

Menurut beberapa tokoh seperti Bonnstetter; Marten-Hansen; dan Oliver- Hoyo, Inkuiri terbimbing adalah suatu model pembelajaran inkuiri yang pada pelaksanaannya peserta didik bekerja (bukan hanya duduk, mendengarkan lalu menulis) untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dikemukakan oleh guru di bawah bimbingan yang inisiatif dari guru. Tugas guru lebih seperti memancing peserta didik untuk melakukan sesuatu. Guru datang ke kelas dengan membawa masalah untuk dipecahkan oleh peserta didik, kemudian mereka dibimbing untuk menemukan cara terbaik dalam memecahkan masalah tersebut (Anam, 2015 :17).

Dalam model inkuiri terbimbing, guru dan peserta didik memainkan peran penting dalam mengajukan pertanyaan, mengembangkan jawaban dan penataan bahan dan kasus. Penggunaan model inkuiri sangat penting dalam transisi dari mengajar metode untuk metode pengajaran lain yang kurang dan lebih jelas terstruktur untuk solusi alternatif. Kegiatan inkuiri terbimbing membantu peserta didik untuk mengembangkan tanggung jawab masing-masing, metode kognitif, laporan pembuatan, pemecahan masalah dan memahami keterampilan

Pembelajaran inkuiri terbimbing membatasi peran guru sebagai sumber

informasi (Yasmin, 2015:72). Guru tidak memberitahukan konsep-konsep tetapi

membimbing peserta didik menemukan konsep-konsep tersebut melalui kegiatan

(34)

belajar, sehingga konsep yang didapat berdasarkan kegiatan dan pengalaman belajar tersebut akan selalu diingat peserta didik dalam waktu yang lama.

Kegiatan inkuiri terbimbing membantu peserta didik untuk mengembangkan tanggung jawab masing-masing, metode kognitif, laporan pembuatan, pemecahan masalah dan memahami keterampilan

b. Karakteristik Inkuiri Terbimbing

Orlich (dalam Anam.2015) menyatakan bahwa ada beberapa karakteristik dari inkuiri terbimbing yang perlu diperhatikan, yaitu:

1) Kemampuan berpikir peserta didik dikembangkan melalui observasi spesifik hingga membuat inferensi atau generalisasi;

2) Sasarannya adalah mempelajari proses mengamati kejadian atau objek kemudian menyusun generalisasi yang sesuai;

3) Bagian tertentu dari pembelajaran dikontrol oleh guru misalnya kejadian, data, materi dan berperan sebagai pemimpin kelas;

4) Setiap peserta didik berusaha membangun pola yang bermakna berdasarkan hasil observasi di dalam kelas;

5) Kelas diharapkan berfungsi sebagai laboratorium pembelajaran;

6) Sejumlah generalisasi tertentu, biasanya akan diperoleh dari peserta didik;

7) Guru memotivasi semua siwa untuk mengomunikasikan hasil generalisasinya sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh peserta didik dalam kelas.

Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat dikatakan bahwa model

pembelajaran inkuiri terbimbing menekankan pada keterlibatan peserta didik

secara maksimal dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik akan dapat

mengembangkan rasa percaya dirinya atas temuannya dengan bantuan guru,

(35)

karena dalam hal ini guru berperan sebagai penanggung jawab dalam kegiatan pembelajaran.

c. Langkah-Langkah Inkuiri Terbimbing

Langkah-langkah dalam melaksanakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dilaksanakan atas petunjuk dari guru. Kegiatannya dimulai dari pertanyaan inti, yaitu guru mengajukan berbagai pertanyaan yang melacak, dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik pada kesimpulan yang diharapkan. Selanjutnya peserta didik melakukan percobaan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakannya (Hanafiah & Suhana, 2009: 77).

Alberta Learning Centre (2004: 10), salah satu lembaga pembelajaran dan pengajaran di Canada, mengemukakan bahwa ada enam tahap dalam metode guided inquiry, yaitu sebagai berikut:

Tabel 2. 1 Tahap-Tahap Inkuiri Terbimbing

Tahap Keterangan

Planning (perencanaan)

Guru memberikan topik masalah ke peserta didik.

Peserta didik menentukan prosedur untuk memecahkan masalah tersebut

Retrieving

(mendapatkan informasi)

Peserta didik mengumpulkan informasi tentang masalah dari sumber yang ada sesuai dengan arahan dan petunjuk dari guru.

Processing (memproses)

Peserta didik melakukan percobaan/eksperimen dan analisis data untuk membuktikan hipotesisnya.

Creating

(membuat laporan hasil)

Peserta didik melaporakan hasil eksperimen dan analisis data dalam bentuk laporan

Sharing

(membagikan informasi)

Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya pada orang lain.

Guru mengontrol dan mengawasi

pelaksanaan diskusi, kemudian

(36)

Berdasarkan uraian diatas metode inqury terbimbing adalah suatu metode seorang guru untuk membimbing peserta didik dalam membangun pengetahuan dan pemahamannya melalui suatu penyelidikan yang dirancang secara hati-hati dan tetap dalam pengawasan. Tahapan metode guided inquiri adalah Planning , Retrieving, Processing , Creating, Sharing,dan Evaluating.

d. Kelebihan Inkuiri Terbimbing

Menurut Bruner (dalam Anam.2015) kelebihan model inkuiri yaitu peserta didik akan memamahi konsep-konsep dasar dan ide-ide dengan lebih baik, membantu dalam menggunakan daya ingat dan transfer pada situasi-situasi proses belajar yang baru, mendorong peserta didik untuk berpikir inisiatif dan merumuskan hipotesisnya sendiri. Sedangkan menurut Marsh (dalam Ngalimun.2015) keunggulan model pembelajaran inkuiri yaitu model inkuiri memberikan nilai transfer yang unggul jika dibandingkan dengan metode-metode lainnya. Keuntungan penting dari model inkuiri adalah berbagai kompetensi yang berbeda dan pengetahuan peserta didik berkembang ketika peserta didik terlibat dalam proses inkuiri

e. Kekurangan Inkuiri Terbimbing

Kekurangan inkuiri seperti diungkapkan oleh Kurniasih dan Sani (2015:115) adalah sebagai berikut.

memberikan penjelasan untuk bagian yang kurang tepat.

Evaluating (mengevaluasi) Guru dan peserta didik bersama-

sama mengevaluasi proses yang

telah dilaksanakan.

(37)

1) Sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur dengan kebiasaan peserta didik dalam belajar.

2) Memungkinkan untuk terjadi proses pembelajaran yang panjang sehingga akan terkendala dengan waktu.

4. Hasil Penelitian Yang Relevan

a. Penelitian dari Yulia, Irma dkk yang berjudul “Pengembangan LKPD Berbasis Inquiry Berbantuan Simulasi Phet untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Gelombang Cahaya di Kelas XI MIPA SMAN 2 Kota Bengkulu”

menunjukkan bahwa LKPD berbasis Inkuiri Terbimbing dapat meningkatkan pengusaan konsep fisika peserta didik.

b. Penelitian dari Prasetya, Cyndi, dkk yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Inkuiri terbimbing pada Materi Hidrolisis Garam untuk Meningkatkan Literasi Sains” menunjukkan bahwa LKPD berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan untuk hasil validasi serta hasil uji kelayakan I dan II masing-masing memperoleh nilai 93,75; 85 dan 90,6% dengan kriteria valid dan sangat baik.

c. Penelitian dari Asmawati, Eka Yuli Sari dengan judul “Lembar Kerja Siswa

(LKS) Menggunakan Model Guided Inquiry Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Penguasaan Konsep Siswa” menunjukkan bahwa pengembangan LKPD dengan model pembelajaran inquiri terbimbing sangat membantu dalam peningkatan penguasaan konsep fisika siswa.

B. Kerangka Pikir

Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang sangat penting dan bermanfaat

untuk dipelajari di sekolah karena fisika selalu berkaitan dengan segala sesuatu

(38)

yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Namun hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran fisika di sekolah masih tergolong rendah. Faktor penyebab rendahnya hasil belajar fisika peserta didik karena kurangnya pemahaman pada mata pelajaran fisika yang berhubungan dengan perangkat pembelajaran yang digunakan di sekolah.

Secara umum telah diketahui bahwa proses pembelajaran fisika di

sekolah menggunakan perangkat pembelajaran berupa bahan ajar. Namun bahan

ajar yang digunakan saat ini hanya berupa buku paket yang disampaikan melalui

metode ceramah belum maksimal menarik peserta didik untuk terlibat aktif

dalam proses pembelajaran. Sehingga dibutuhkan bahan ajar pendukung yang

dapat mengubah pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada

peserta didik. Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan untuk melibatkan

peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran adalah bahan ajar berupa

LKPD berbasis inkuiri terbimbing yang digunakan sebagai pendamping buku

paket. LKPD berbasis inkuiri terbimbing bertujuan untuk meningkatkan

aktivitas belajar peserta didik melalui proses menemukan dengan bimbingan

guru, peserta didik membangun pemahamannya sendiri melalui proses

penyelidikan untuk memecahkan masalah. Dengan proses pembelajaran tersebut

peserta didik akan memiliki pengalaman belajar yang dapat memberikan

pemahaman dan pengetahuan baru. Oleh karena itu perlu dilakukan

pengembangan LKPD berbasis inkuiri terbimbing yang akan membantu peserta

didik untuk membangun pengetahuan dan pemahamannya melalui proses

menemukan.

(39)

Pengembang LKPD berbasis inkuiri terbimbing dilakukan dengan mengikuti tahapan model pengembang ADDIE yang terdiri dari lima tahap yaitu analysis, design, development, implementation, evaluation. Tahap pertama dimulai dengan melakukan analisis kebutuhan yang terdiri dari analisis awal, analisis bahan ajar, analisis peserta didik, dan analisis materi. Analisis kebutuhan dimulai dari analisis awal dengan melakukan wawancara langsung kepada guru kelas XI IPA di SMA Muhammadiyah 7 Makassar dan diperoleh permasalahan yaitu pembelajaran fisika dianggap sebagai pembelajaran yang sulit, membingungkan dan hanya berhubungan dengan angka dan rumus. Setelah itu dilakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran di kelas dan dilanjutkan dengan melihat penilaian hasil belajar. Sehingga diketahui penyebab rendahnya pemahaman yang berdampak pada hasil belajar peserta didik di kelas XI IPA.

Tahap selanjutnya yaitu analisis bahan ajar diperoleh bahwa pembelajaran

fisika di SMA Muhammadiyah 7 Makassar hanya menggunakan buku paket

sebagai sumber belajar. Buku paket yang digunakan berisi soal-soal evaluasi dan

percobaan pada materi tertentu tanpa fenomena pemecahan masalah. Kemudian

dilakukan analisis peserta didik dengan pengamatan karakteristik peserta didik

yang meliputi perkembangan pengetahuan dan kebiasaan peserta didik. Hasil

analisis nantinya akan dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan LKPD

dimana peserta didik di kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 7 Makassar berada

pada tahap perkembangan operasional formal. Tahap perkembangan ini sudah

memungkinkan peserta didik untuk berpikir secara logis dan kompleks, membuat

hipotesis, menentukan variabel, melakukan eksperimen, mencatat hasil dan

menarik kesimpulan. Kendati demikian dalam proses belajar peserta didik tidak

(40)

terlepas dari bantuan dan bimbingan guru untuk menyelesaikan permasalahan.

Dari hasil analisis tersebut dapat diketahuai bahwa tahap ini sesuai dengan tahapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dimana peserta didik akan melakukan kegiatan dalam pengawasan guru yang terdiri dari merumuskan masalah, membuat jawaban sementara atas permasalahan, melakukan penyelidikan, mengenalisis data hasil percobaan dan membuat kesimpulan.

Tahap analisis yang terakhir yaitu tahap analisis materi, pada tahap ini materi yang dipilih untuk penyusunan LKPD yaitu materi suhu dan kalor yang dibagi kedalam enam sub materi yaitu suhu, kalor jenis, perubahan wujud zat, pemuaian, azas black dan perpindahan kalor. Materi suhu dan kalor dipilih pada penyusunan LKPD karena suhu dan kalor sangat erat kaitannya dengan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sehingga banyak konsep dan pemahaman yang bisa diterapkan.

Setelah diperoleh hasil analisis kebutuhan awal maka tahap selanjutnya adalah desain LKPD. Pada tahap ini dilakukan penentuan sistematika LKPD yang terdiri dari penyajian materi dan format tampilan yang digunakan. Kemudian desain LKPD yang telah selesai akan dikembangkan berdasarkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan selanjutnya akan divalidasi oleh 2 dosen fisika di Universitas Muhammadiyah Makassar sebagai validator ahli. Setelah selesai, data hasil validasi akan dianalisis menggunakan uji Gregory dan dikategorikan berdasarkan kriteria validasi.

Tahap selanjutnya adalah penilaian guru terhadap LKPD berbasis inkuiri

terbimbing menggunakan angket respon guru. Angket respon guru menggunakan

skala likert yang terdiri dari 5 pilihan respon yaitu sangat setuju, setuju, cukup

(41)

setuju/ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju diberikan kepada guru mata pelajaran fisika kelas XI IPA di SMA Muhammadiyah 7 Makassar yang berjumlah satu orang. Hasil respon kemudian dianalisis menggunakan analisis data responden dan dikategorikan berdasarkan kriteria interpretasi skor kelayakan.

Setelah itu dilakukan uji coba LKPD berbasis inkuiri terbimbing pada 42 orang

peserta didik di kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 7 Makassar. Kemudian tahap

terakhir dilakukan evaluasi, peserta didik akan diberikan tes soal untuk

mengetahui keefektifan penggunaan LKPD berbasis inkuiri terbimbing. Hasil tes

kemudian dianalisis menggunakan analisis ketuntasan belajar minimal dimana

jika ketuntasan peserta didik secara individu minimal 75 dan secara keseluruan

minimal 80 % maka LKPD dapat dikatakan efektif. Kerangka pikir penelitian

pengembangan LKPD berbasis inkuiri terbimbing di kelas XI IPA SMA

Muhammadiyah 7 Makassar dapat dilihat pada gambar 2.1

(42)

Gambar 2. 1 Kerangka Pikir Analisis Kebutuhan

Pengembangan LKPD berbasis Inkuiri Terbimbing dengan menggunakan

model pengembangan ADDIE

LKPD berbasis Inkuiri Terbimbing yang Layak dan Efektif 1. Analisis awal

2. Analisis bahan ajar 3. Analisis peserta didik 4. Analisis materi

Desain LKPD Berbasis Inkuiri Terbimbing

Validasi ahli

Uji coba

Evaluasi

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Model Pengembangan

1. Jenis Pengembangan

Jenis pengembangan yang digunakan peneliti adalah metode penelitian dan pengembangan. Menurut Salim dan Haidir (2019) penelitian dan pengembangan atau research and development (R&D) adalah tahap-tahap pengembangan dengan tujuan untuk mengembangkan atau penyempurkan produk baru atau produk yang telah ada dan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.

2. Model Pengembangan

Adapun model pengembangan yang digunakan adalah model analysis, design, development, implementation, evaluation (ADDIE). Menurut Amri (dalam Rayanto dan Sugianti, 2020:51) mengemukakan bahwa model ADDIE dapat diklasifikasikan menjadi lima tahap pengembangan yakni (1) analysis, (2) design, (3) development, (4) implementation, dan (5) evaluation.

B. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah 2 dosen fisika Universitas

Muhammadiyah Makassar sebagai validator ahli yang akan memberikan penilian

terhadap instrumen penelitian dan LKPD yang akan dikembangkan. Satu orang

guru fisika dan peserta didik yang berjumlah 42 orang di SMA Muhammadiyah 7

Makassar kelas XI IPA sebagai subjek uji coba untuk menilai kelayakan LKPD

yang telah dikembangkan.

(44)

C. Lokasi dan Tempat

Penelitian dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 7 Makassar, Jalan Rappokalling Raya No.42, Rappokalling, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian dilaksanakan semester ganjil tahun ajaran 2020/2021

D. Prosedur Penelitian

Penelitian pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis inkuiri terbimbing dengan model pengembangan yang digunakan yaitu ADDIE.

Model pengembangan ini terdiri dari lima tahap yaitu Analysis (Analisis), Design (Desain), Develop (Pengembangan), Implementation (Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi). Adapun yang menjadi pertimbangan peneliti memilih model ADDIE adalah karena setiap tahapan pada model ini dilakukan revisi dan evaluasi sehingga kesalahan dan kekurangan dari produk yang akan dikembangkan dapat diminimalisir. Secara terperinci tahapan pengembangan LKPD berbasis inkuiri terbimbing dijelaskan sebagai berikut.

1. Analisis (Analysis)

Tahap analisis merupakan tahap pertama untuk mengetahui permasalahan yang diperlukan dalam mengembangkan LKPD. Tahap analisis terdiri dari empat kegiatan analisis yang dijelaskan sebagai berikut.

a. Analisis awal

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui pokok permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran yang dijadikan sebagai dasar dalam pengembangan.

Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran fisika

di kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 7 Makassar. Berdasarkan wawancara yang

(45)

telah dilakukan guru mengatakan bahwa peserta didiki kurang tertarik untuk belajar fisika karena peserta didik menganggap fisika itu hanya berhubungan dengan angka dan rumus yang sulit dan membingungkan.

Selanjutnya dalam pelaksanaannya kurikulum 2013 lebih menekankan peserta didik untuk mampu mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan serta mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari agar peserta didik lebih mandiri menemukan konsep dan memecahkan permasalahan.

Namun dalam penerapannya belum sesuai dengan kurikulum 2013. Hal ini

disebabkan oleh faktor yang didasarkan pada wawancara peneliti terhadap guru

dan berdasarkan pengamatan pada kegiatan belajar mengajar dikelas yang hanya

berjalan satu arah atau pembelajaran yang hanya berpusat pada guru. Peserta

didik hanya mencatat materi yang diberikan kemudian diberi soal evaluasi untuk

dikerjakan. Tentunya hal ini akan membuat peserta didik merasa bosan tidak tahu

konsep dan penerapan materi yang dipelajari. Proses seperti ini akan berdampak

pada hasil belajar peserta didik dimana mata pelajaran fisika menjadi salah satu

mata pelajaran dengan ketuntasan belajar paling rendah. Dari data yang diperoleh

menunjukkan persentase nilai ketuntasan belajar fisika di kelas XI IPA SMA

Muhammadiyah 7 Makassar hanya sebesar 55% dari jumlah keseluruhan peserta

didik. Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui bahwa dari 42 peserta didik

di kelas XI IPA hanya 23 orang memperoleh nilai tuntas. Oleh sebab itu perlu

diberikan solusi terhadap permasalahan tersebut dengan menghadirkan bahan ajar

yang dapat mengarahkan peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses

pembelajaran sehinggap peserta didik dapat mengetahui konsep dan penerapan

(46)

materi serta hubungannya dengan kehidupan sehari-hari untuk memecahkan permasalahan fisika.

b. Analisis bahan ajar

Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahan ajar yang digunakan di

sekolah dan akan dijadikan pertimbangan dalam pengembangan produk. Pada

tahap analisis bahan ajar peneliti melakukan analisis terhadap bahan ajar yang

digunakan di sekolah khususnya pada mata pelajaran fisika di kelas XI IPA SMA

Muhammadiyah 7 Makassar, hasil yang diperoleh bahan ajar yang digunakan

hanya berupa buku paket yang berisi soal-soal evaluasi dan percobaan pada materi

tertentu yang tidak dilengkapi dengan fenomena pemecahan masalah sehingga

belum maksimal untuk menarik peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses

pembelajaran. Dibutuhkan bahan ajar pendukung untuk membantu peserta didik

memahami materi. Berdasarkan hal tersebut peneliti memberikan salah satu

alternatif yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan dengan

menghadirkan bahan ajar berupa LKPD sebagai sumber belajar tambahan. LKPD

diharapkan menjadi bahan ajar yang tepat untuk membangun pengetahuan dan

pemahaman peserta didik. Melalui penggunaan LKPD peserta didik bukan hanya

melakukan percobaan dan mengerjakan soal evaluasi tetapi peserta didik akan

mampu membuat pertanyaan, menyusun jawaban sementara, melakukan

penyelidikan yang akan memberikan pengalaman kepada peserta didik hingga

sampai pada tahap memberikan kesimpulan.

(47)

c. Analisis peserta didik

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan kebiasaan belajar peserta didik yang dibutuhkan untuk menyusun LKPD yang sesuai dengan tahap perkembangan pengetahuannya.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan peserta didik kelas XI IPA di SMA Muhammadiyah 7 Makassar berada dalam rentang usia 15 sampai 17 tahun. Menurut tahap perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Piaget pada usia ini peseera didik digolongkan ke dalam tahap perkembangan operasional formal. Karakteristik peserta didik pada tahap ini sudah mampu menalar secara logis dan menarik kesimpulan. Tahap operasianal formal sudah memungkinkan peserta didik mengembangkan hipotesis untuk memecahkan permasalahan hingga sampai pada tahap menyimpulkan secara sistematis. Lebih lanjut peneliti melakukan pengamatan terhadap kebiaasan peserta didik dalam proses belajar mengajar sudah terbiasa melakukan segala sesuatu dengan bantuan dan bimbingan guru.

Berdasarkan hasil analisis karakteristik dan kebiasaan belajar peserta didik

peneliti melihat bahwa peserta didik sudah mampu melakukan kegiatan

pembelajaran dengan model penemuan dalam pengawasan dan bimbingan guru

dengan penggunaan LKPD berbasis inkuiri terbimbing. LKPD berbasis inkuiri

terbimbing merupakan bahan ajar yang terdiri dari tahap-tahap yang dapat

mengarahkan peserta didik untuk menemukan konsep dan pemahaman yang

dimulai dari merumuskan masalah melalui fenomena yang disajikan kemudian

merancang hipotesis, melakukan penyelidikan dengan percobaan sampai pada

tahap menemukan pemecahan masalah dan membuat kesimpulan. Diharapkan

(48)

melalui penggunaan LKPD berbasis inkuiri terbimbing peserta didik lebih mudah untuk memahahami mata pelajaran fisika dan menerapkan konsep dan pemahaman yang diperoleh untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari- hari.

d. Analisis materi

Analisis materi bertujuan untuk menentukan materi yang dijadikan sebagai rujukan dalam penyusunan LKPD berbasis inkuiri terbimbing. Berdasarkana hasil analisis yang telah dilakukan peneliti memilih materi kelas XI IPA semester ganjil dengan memperhatikan karakteristik pengetahuan dan kebiasaan belajar pada analisis peserta didik sebelumnya. Pada hasil analisis sebelumya telah diketahui karakteristik pengetahuan dan kebiasan belajar peserta didik yang sudah mampu untuk menemukan konsep dan membangun pemahamannya melalui serangkaian proses yang sistematis di bawah bimbingan dan pengawasan guru.

Adapun materi yang dipilih oleh peneliti adalah materi suhu dan kalor

yang dibagi ke dalam 6 sub materi yaitu suhu, kalor jenis, perubahan wujud zat,

pemuaian, azas black, dan perpindahan kalor. Alasan peneliti memilih materi suhu

dan kalor sebagai materi yang menjadi rujukan penyusunan LKPD berbasis

inkuiri terbimbing karena materi suhu dan kalor dalam konsep dan penerapannya

sangat mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun kompetensi dasar

(KD) yang digunakan yaitu KD 3. 5 materi suhu dan kalor kelas XI IPA di SMA

Muhammadiyah 7 Makassar. KD dan indikator pencapaian secara terperinci dapat

dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.

(49)

Tabel 3. 1 Kompetensi Dasar dan Indikator Materi Suhu dan Kalor Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Materi 3.5 Menganalisis pengaruh

kalor dan perpindahan kalor yang meliputi karakteristik termal suatu bahan, kapasitas dan konduktivitas kalor pada kehidupan sehari-hari

Suhu dan kalor a. Mengukur suhu

suatu benda b. Mengidentifikasi

hubungan antara kalor dengan suhu benda

c. Menyelidiki

hubungan antara

kalor dam

perubahan wujud zat

d. Menganalisis pengaruh

perubahan suhu terhadap ukuran benda

e. Mengidentifikasi teori Azas Black Perpindahan kalor Memahami konsep perpindahan kalor

Suhu dan kalor a. Suhu

b. Kalor jenis

c. Perubahan wujud zat

d. Pemuaian e. Azac black Perpindahan Kalor Perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi

4.5 Merancang dan melakukan percobaan tentang katarakteristik termal suatu bahan, terutama terkait dengan kapasitas dan konduktivitas kalor beserta presentasi hasil percobaan dan pemanfaatannya

Suhu dan kalor a. Melakukan

percobaan tentang perubahan suhu suatu benda

b. Melakukan

percobaan tentang pengaruh perubahan kalor terhadap suhu benda

c. Melakukan

percobaan tentang pengaruh kalor terhadap wujud benda

d. Melakukan

percobaan tentang pengaruh kaor terhadap ukuran benda

e. Melakukan

percobaan tentang

teori azas black

Perpindahan kalor

(50)

Melakukan percobaan tentang perpindahan kalor

Berdasarkan tabel 3.1 dapat dilihat penjabaran kompetensi dasar dan indikator pencapaian peserta didik pada materi suhu dan kalor untuk pengembangan LKPD berbasis inkuiri terbimbing. Pengembangan akan mengacu pada kompetensi dasar sehingga diharapkan peserta didik mampu membangan konsep dan pengetahuannya melalui proses menemukan pada penggunaan LKPD berbasis inkuiri terbimbing.

2. Desain (Design)

Setelah melakukan tahap analisis kemudian memilih bahan ajar yang akan dikembangkan berupa LKPD berbasis inkuiri terbimbing. Tahap ini terbagi menjadi dua bagian yaitu menyusun instrumen penelitian dan sistematika LKPD berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan.

a. Menyusun instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan yaitu instrumen lembar penilaian kelayakan LKPD oleh validator ahli, lembar angket respon atau tanggapan guru dan peserta didik terhadap LKPD berbasis inkuiri dan lembar tes soal. Adapun hasil tahap perancangan instrumen penilaian LKPD adalah sebagai berikut.

1) Lembar penilaian LKPD oleh validator ahli

Lembar penilaian LKPD diberikan kepada 2 validator ahli untuk

mengetahui kelayakan dan kevalidan LKPD yang dikembangkan, instrumen

penilaian ini terdiri dari beberapa aspek penilaian. Lembar penilaian LKPD ini

disajikan dengan 4 pilihan alternatif jawaban yaitu Tidak Baik, Kurang Baik,

Baik, dan Baik Sekali.

(51)

2) Lembar respon atau tanggapan guru dan peserta didik

Lembar respon berupa angket yang disajikan dengan 5 alternatif jawaban yaitu, Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju, Ragu-Ragu, Setuju, dan Sangat Setuju.

Angket diberikan kepada guru dan peserta didik, untuk mengetahui respon guru dan peserta didik terhadap LKPD berbasis inkuiri terbimbing yang telah dikembangkan.

3) Lembar tes soal (pretest and posttest)

Tes soal yang terdiri dari 20 soal pretest and postest dalam bentuk pilihan ganda diberikan kepada peserta didik untuk mengetahui keefektifan penggunaan LKPD berbasis inkuiri terbimbing.

b. Menyusun sistematika LKPD

Tahap ini dilakukan dengan tujuan menentuan sistematika yang memuat penyajian materi dalam LKPD berbasis inkuiri terbimbing dan jenis tampilan yang digunakan. Dari hasil analisis yang telah dilakukan proses perancangan atau pembuatan LKPD berbasis inkuiri terbimbing pada materi suhu dan kalor.

Langkah-langkah penyusunan desain LKPD menyesuaikan sintaks model

pembelajaran inkuiri terbimbing. yang terdiri dari 6 tahap yaitu Planning

(perencanaan) yang terdiri dari rumusan masalah dan fenomena yang dituliskan

sebagai ayo berpikir , Retrieving (mendapatkan informasi) yang terdiri dari

hipotesis dan materi yang ditulis sebagai sejenak baca, Processing (memproses)

yang terdiri dari identifikasi variabel dan percobaan yang ditulis sebagai ayo cari

tau, Creating (membuat laporan hasil) yang terdiri dari analisis hasil pengamatan ,

Sharing (membagikan informasi) ditulis sebagai kesimpulan dan Evaluating

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran berbasis inkuiri ter- bimbing, yang layak digunakan untuk meningkatkan hasil belajar dan literasi sains siswa

Kecendrungan Skor Rata-rata Variabel Motivasi Belajar Pada Mahasiswa Jenis Kelamin Laki-laki dan Perempuan Tahun Masuk 2010-2012 Prodi Pendidikan Akuntansi FPEB

Yang lebih berbahaya adalah virus yang tidak menumpang objek kode dari program yang ditularinya, para pembuat virus ini tidak bermaksud merusak program

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek antifertilitas ekstrak etanol daun Srikaya pada tikus putih betina

Kabupaten Pati memiliki tiga sentra usaha batu bata, yakni batu bata merah yang berasal dari Desa Karanglegi Kecamatan Trangkil, Batu bata merah dari Desa

- Guru memberitahukan tema hari ini adalah binatang, subtema binatang hidup di darat, - Guru memperkenalkan media yang digunakan..

Bersama-sama dengan Sekretaris Jenderal dan kepala departemen lainnya menyertai Ephorus menyusun Berita Pelayanan, Rencana Tahunan, dan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan saran bagi rumah makan Oemah Tahu Sumedang Mang Eman untuk mengetahui apakah sistem penggajian yang