BAB XI
MODAL KERJA INTERNASIONAL
11.1. Pendahuluan
Setelah memperlajari bab ini, diharapkan pembaca dapat memahami bagaimana cara perusahaan untuk memperoleh sumber dana jangka pendek, mengetahui apa saja kriteria untuk pembiayaan asing, dan mengetahui cara menentukan tingkat pembiayaan efektif.
11.2. Latar Belakang
Pembiayaan yaitu pendanaan yang di keluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan. Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti Bank Konvensional kepada nasabah. Pembiayaan sangat penting dalam mendukung kelancaran aktivitas perusahaan, terutama dalam memenuhi salah satu tujuan utama perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan.
Pembiayaan Jangka Pendek (Short-Term Financing) merupakan hutang dengan jangka waktu 1 tahun atau kurang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan musiman dan aktiva lancar. Umumnya Perusahaan membuat keputusan pembiayaan jangka pendek secara berkala.
Pembiayaan jangka pendek diperlukan oleh perusahaan-perusahaan untuk membantu aktivitas operasi lain. Untuk MNC, MNC memiliki akses terhadap sumber dana tambahan, keputusanpembiayaan jangka pendeknya lebih rumit dibandingkan perusahaan lain. Manajer keuangan harus memahami kemungkinan keuntungan dan kerugian dari pembiayaan jangka pendek dalam satuan mata uang asing sehingga mereka dapat membuat keputusan pembiayaan jangka pendek yang memaksimalkan nilai MNC.
11.3. Sumber Pembiayaan Jangka Pendek
Induk pemuliaan MNC dan anak perusahaannya umumnya menggunakan berbagai metode untuk memperoleh dana jangka pendek guna memenuhi kebutuhan likuiditas mereka.
a. Wesel Bayar Euro
Salah satu metode yang makin banyak digunakan adalah menjual Euronotes, atau sekuritas Utang tanpa jaminan. Suku bunga wesel ini biasanya berdasarkan LIBOR (suku bunga uang dibebankan Eurobank atas pinjaman antarbank). Euronote biasanya jatuh tempo dalam satu, tiga atau enam bulan. Beberapa MNC terus memperpanjang wesel sebagai bentuk pembiayaan jangka menengah. Bank komersial mengeluarkan wesel bagi MNC, dan beberapa bank komersial membelinya untuk portofolio investasi mereka.
b. Surat Berharga Euro
Selain Euronote. MNC juga mengeluarkan Euro-commercialpaper untuk memperoleh pembiayaan jangka pendek. Pialang menjual surat berharga ini bagi MNC tanpa dijaniin oleh sindikasi underwriting, sehingga tidak ada jaminan harga jual bagi perusahaan penjual. Jangka waktu jatuh tempo dapat disesuaikan dengan keinginan penjual. Pialang membuat pasar Sekunder dengan menawarkan untuk membeli kembali Euro-commercialpaper sebelum jatuh tempo.
c. Pinjaman Eurobank
Pinjaman langsung dari Eurobank, yang umumnya digunakan untuk mempertahankan hubungan dengan Eurobank, merupakan sumber dana jangka pendek lainnya bagi MNC. Jika sumber dana jangka pendek lain tidak tersedia, MNC sangat mengandalkan pinjaman langsung dari Eurobank. Sebagian besar MNC mempertahankan perjanjian kredit dengan berbagai bank di dunia. Beberapa MNC memiliki perjanjian kredit dengan lebih dari 100 bank domestik dan bank asing.
11.4. Kriteria pembiayaan asing
Suatu perusahaan MNC mempertimbangkan berbagai kriteria dalam memutuskan pembiayaan internasional, kriteria-kriteria tersebut dapat mempengaruhi keputusan perusahaan terkait dengan pilihan mata uang pinjaman, Kriteria tersebut adalah sebagai berikut.
a. Paritas suku bunga
Ingat bahwa arbitrase perlindungan suku bunga dilakukan melalui investasi jangka pendek dalam mata uang asing bersamaan dengan penjualan mata uang terkait secara forward. Dari sudut pandang pembiayaan, arbitrase perlindungan suku bunga dapat dilakukan sebagai berikut. Pertama, meminjam mata uang asing dan mengonversi mata uang tersebut menjadi mata uang asal untuk digunakan. Juga, pada saat bersamaan membeli mata uang asing secara forward untuk menetapkan kurs mata uang tersebut untuk melunasi pinjaman. Jika suku bunga asing rendah, maka hal ini merupakan strategi yang cukup layak. Namun, suatu mata uang umumnya memiliki premi forward yang akan mengompensasi perbedaan antara suku bunga asing dengan suku bunga setempat.
Hal ini dibuktikan dengan memerhatikan bahwa perusahaan pembiayaan tidak lagi dipengaruhi oleh persentase perusahaan kurs melainkan oleh persentase perbedaan antara kurs spot saat mata uang asing dikonversi menjadi mata uang setempat dan kurs forward saat mata uang dibeli kembali. Perbedaan ini mencerminkan premi forward (yang tidak disetahunkan). Premi forward yang tidak dinyatakan per tahun ini (p) dapat mengganti
ef pada persamaan sebelumnya untuk menentukan tingkat pembiayaan efektif saat menggunakan pasar forward dalam kondisi paritas suku bunga:
𝑟𝑓= ( 1+ 𝑖𝑓 ) ( 1+ 𝑝 )−1
Jika terdapat paritas suku bunga, premi forward adalah :
𝑝 = ( 1 + 𝑖ℎ ) ( 1 + 𝑖𝑓 ) − 1
Di mana 𝑖ℎ mencerminkan suku bunga asal. Jika persamaan ini digunakan untuk menghitung tingkat pembiayaan, kita dapat mengubah rumus menjadi p untuk menentukan tingkat pembiayaan dalam mata uang asing dalam kondisi paritas suku bunga.
𝑟𝑓 = ( 1 + 𝑖𝑓 )( 1 + 𝑝 ) − 1 = ( 1 + 𝑖𝑓 ) [ 1 +( 1 + 𝑖ℎ )
( 1 + 𝑖𝑓 )− 1 ] − 1 = 𝑖ℎ
Oleh karena itu, jika terjadi paritas suku bunga, upaya untuk melakukan arbitrase perlindungan suku bunga untuk memperoleh pembiayaan dengan suku bunga rendah akan menghasilkan suku bunga pembiayaan efektif dengan tingkat yang sama dengan suku bunga domestik.
Dibawah ini ada sebuah tabel yang merangkum implikasi berbagai skenario terkait paritas suku bunga. Meskipun jika paritas suku bunga terjadi, pembiayaan dalam mata uang asing tetap menguntungkan, namun harus dilakukan tanpa perlindungan (tanpa menggunakan lindung nilai forward). Dengan kata lain, pembiayaan asing dapat menghasilkan biaya pembiayaan lebih rendah dibandingkan pembiayaan domestik, meskipun tidak dapat dipastikan (kecuali jika perusahaan memiliki piutang dalam mata uang sama).
Tabel 1 Implikasi Berbagai Skenario Terkait Paritas Suku Bunga
Skenario Implikasi
1. Paritas suku bunga berlaku Pembiayaan asing bersamaan dengan lindung nilai posisi dalam pasar mata uang akan menghasilkan harga pembiayaan yang sama dengan pembiayaan domestik
2. Terjadi paritas suku bunga, dan Pembiayaan asing tanpa lindung nilai
kurs forward memperkirakan kurs spot masa dapan secara akurat
akan menghasilkan harga pembiayaan sama dengan pembiayaan domestik 3. Paritas suku bunga berlaku, dan
kurs forward memperkirakan kurs spot masa depan terlalu tinggi
Pembiayaan asing tanpa lindung nilai diperkirakan menghasilkan harga pembi -ayaan lebih rendah dibandingkan dengan pembiayaan domestic
4. Paritas suku bunga berlaku, dan kurs forward memperkirakan kurs spot masa depan terlalu rendah
Pembiayaan asing tanpa lindung nilai diperkirakan menghasilkan harga pem - biayaan lebih tinggi dibandingkan dengan pembiayaan domestik
5. Tidak terjadi paritas suku bunga, premi (diskon) forward lebih tinggi (lebih rendah) dibandingkan perbedaan suku bunga
Pembiayaan asing serta lindung nilai posisi secara simultan pada pasar forward menghasilkan harga pembiayaan lebih tinggi dibandingkan pembiayaan domestik
6. Tidak terjadi paritas suku bunga, premis (diskon) forward lebih rendah (lebih tinggi) dibandingkan perbedaan suku bunga
Pembiayaan asing serta lindung nilai posisi secara simultan pada pasar forward menghasilkan harga pembiayaan lebih rendah dibandingkan pembiayaan domestik
b. Peramalan dengan Kurs Forward
Asumsikan jika kurs forward (F) atas mata uang pinjaman digunakan sebagai prediksi kurs spot saat akhir periode pembiayaan. Taksiran tingkat pembiayaan efektif dari pinjaman dalam mata uang asing dihitung dengan mengubah F dan 𝑆𝑡+1 pada persamaan berikut :
𝑟𝑓= ( 1 + 𝑖𝑓 ) [ 1 + 𝑆𝑡+1− 𝑆 𝑆 ] − 1 𝑟𝑓 = ( 1 + 𝑖𝑓 ) [ 1 + 𝐹 − 𝑆
𝑆 ] − 1
Seperti telah diperlihatkan sisi kanan pada persamaan sama dengan tingkat pembiayaan dalam mata uang asal jika terjadi parita suku bunga. Jika kurs forward merupakan estimasi akurat atas kurs spot saat 𝑆𝑡+1 maka tingkat pembiayaan asing akan sama dengan tingkat pembiayaan dalam mata uang asal.
Jika terjadi paritas suku bunga, kurs forward dapat digunakan sebagai titik impas untuk menilai keputusan pembiayaan. Jika suatu perusahaan melakukan pembiayaan
dalam me uang asing (dan tidak melakukan lindung nilai atas posisi mata uang tersebut), maka tingkat pembiayaan efektif akan lebih kecil dibandingkan tingkat domestik jika kurs spot mata uang masa depan (kurs spot saat pelunasan pinjaman) lebih kecil dibandingkan kurs forward (saat pinjaman diberikan). Sebaliknya, tingkat pembiayaan efektif atas pinjaman asing akan lebih besar dibandingkan tingkat domestik jika kurs spot mata uang masa depan lebih tinggi dibandingkan kurs forward.
Jika kurs forward merupakan prediksi tidak bias atas kurs spot masa depan, maka tingkat pembiayaan efektif dari mata uang asing secara rata-rata akan sama dengan tingkat pembiayaan domestik. Dalam hal ini, perusahaan yang secara konsisten meminjam dalam mata uang asing tidak akan memperoleh harga pembiayaan yang lebih rendah. Meskipun tingkat pembiayaan efektif mungkin lebih rendah dibandingkan tingkat domestik pada beberapa periode, namun tingkat efektif akan lebih tinggi pada periode lain sehingga terjadi dampak kompensasi. Perusahaan yang meyakini bahwa kurs forward merupakan prediksi kurs spot masa depan yang tidak bias akan meminjam dalam mata uang asal, yang tingkat pembiayaan diketahui dengan lebih pasti dan secara rata- rata tidak lebih tinggi dibandingkan pembiayaan asing
c. Peramalan Kurs
Meskipun kemampuan perusahaan untuk membuat peramalan agak terbatas, beberapa perusahaan dapat mengambil keputusan berdasarkan siklus pergerakan mata uang. Perusahaan dapat menggunakan perubahan terakhir sebagai prediksi perubahan masa depan untuk menentukan apakah mereka harus meminjam dalam mata uang asing.
Secara rata-rata strategi ini akan berhasil jika digunakan di masa lalu. Strategi akan berhasil di masa depan jika perubahan mata uang hanya pada satu arah selama periode panjang di masa depan.
Ketika perusahaan membuat peramalan persentase perubahan kurs selama periode pembiayaan (𝑒𝑓), perusahaan dapat menggunakan peramalan ini bersama dengan suku bunga asing untuk meramalkan tingkat pembiayaan efektif dalam mata uang asing, tingkat peramalan lalu dapat dibandingkan dengan tingkat pembiayaan domestik.
Contoh kasus :
Sarasota, Inc., memerlukan dana untuk satu tahun dan mengetahui bahwa suku bunga dolar AS untuk satu tahun adalah 12 persen sementara suku bunga pinjaman dalam frank Swiss adalah 8 persen. Sarasota memperkirakan bahwa frank Swiss akan terapresiasi dari kurs saat ini sebesar $0,45 menjadi $0,49, atau sebesar 2 persen selama
tahun depan. Taksiran nilai 𝑒𝑓 yang dinyatakan sebagai E(𝑒𝑓) adalah 2 persen. Oleh karena itu taksiran pembiayaan efektif [E(𝑟𝑓 )] adalah :
𝐸(𝑟𝑓) = ( 1 + 𝑖𝑓 ) [ 1 + 𝐸(𝑒𝑓)] − 1
= ( 1 + 0,08 ) ( 1 + 0,02 ) – 1
= 0,1016 atau 10,16 %
Pada contoh ini, pembiayaan dalam franc Swiss lebih murah dibandingkan dengan pembiayaan dalam dolar AS. Namun, nilai 𝑒𝑓 merupakan taksiran dan karenanya tidak diketahui dengan pasti. Oleh karena itu, tidak ada jaminan bahwa pembiayaan asing akan benar-benar lebih murah.
11.5. Menentukan Tingkat Pembiayaan Efektif
Pada kenyataannya, nilai mata uang pinjaman akan berubah relatif terhadap mata uang asal peminjam seiring waktu. Biaya pembiayaan aktual perusahaan debitor akan tergantung dari (1) suku bunga bank yang memberikan pinjaman, dan (2) pergerakan nilai mata uang pinjaman seiring periode pinjaman. Jadi, tingkat pembiayaan aktual atau “efektif” akan berbeda dengan tingkat pembiayaan berlaku. Hal ini digambarkan pada contoh berikut.
Contoh :
Dearborn, Inc., (berlokasi di Michigan), memperoleh pinjaman satu tahun sebesar
$1.000.000 dalam dolar Selandia Baru (NZ$) dengan suku bunga berlaku sebesar 8 persen.
Ketika menerima pinjaman ini, Dearborn mengonversi dolar Selandia Baru menjadi dolarAS untuk membayar bahan baku dari pemasok. Kurs saat itu adalah $0,50 per dolar Selandia Baru, sehingga NZ$1.000.000 dikonversi menjadi $500.000 (dihitung dari NZ$1.000.000 x $0,50 per NZ$1 = $500000). Satu tahun kemudian, Dearborn melunasi pinjaman sebesar NZ$1.000.000 ditambah bunga NZ$80.000 (bunga dihitung dari 800 x NZ$1.000.000). Oleh karena itu, total dana yang dibutuhkan Dearborn dalam satuan dolar Selandia Baru adalah NZ$1.000.000 + NZ$80.000: NZ$1.080.000. Asumsikan bahwa dolar Selandia Baru terapresiasi dari $0,50 menjadi $0,60 pada saat pinjaman dilunasi. Dearborn memerlukan dana sebesar $648.000 (dihitung dari NZ$1.080.000 x $0,60 per NZ$) untuk mendapatkan uang dalam bentuk dolar Selandia Baru yang dibutuhkan untuk melunasi pinjaman.
Untuk menghitung tingkat pembiayaan efektif, pertama tentukan jumlah dolar AS selain dari jumlah pinjaman yang akan dilunasi. Lalu bagi dengan jumlah pinjaman dalam AS (setelah mengonversi dolar Selandia Baru menjadi dolar AS). Dengan memerhatikan bahwa
Dearborn meminjam sebesar $500.000 dan mengembalian pinjaman sebeasr $648.000, maka tingkat pembiayaan efektif pada kasus ini adalah $148.000/$500.000 = 29,6%. Jika kurs tetap konstan selama periode pinjaman, maka total pelunasan pinjaman adalah $540000, yang mencerminkan tingkat efektif sebesar $40.000/$500.000=8%. Karena dolar Selandia Baru pada contoh ini terapresiasi cukup besar, maka tingkat pembiayaan cukup tinggi, Jika Dearborn, Inc., memperkirakan bahwa dolar Selandia Baru terapresiasi cukup besar, maka perusahaan mungkin tidak akan meminjam dalam dolar Selandia Baru.
Tingkat pembiayaan efektif (atau 𝑟𝑓) dihitung sebagai berikut:
𝑟
𝑓=(1+𝑖𝑓)[1+(𝑆𝑡+1−𝑆 𝑆 )]−1Di mana 𝑖𝑓 adalah suku bunga dalam mata uang asing dan S serta 𝑆𝑡+1 masing-masing mencerminkan kurs spot mata uang asing pada awal dan akhir periode pembiayaan. Karena perhitungan dalam tanda kurung mencerminkan persentase perubahan pada kurs spot mata uang asing (atau 𝑒𝑓), maka persamaan di atas juga dapat dinyatakan sebagai berikut:
𝑟𝑓= (1 + 𝑖𝑓)(1 + 𝑒𝑓) − 1
Pada contoh ini, 𝑒𝑓mencerminkan persentase perubahan nilai dolar Selandia Baru (relatif terhadap dolar AS) sejak saat pemberian pinjaman dalam dolar Selandia Baru hingga pinjaman dilunasi Dearborn. Dolar Selandia Baru terapresiasi dari $O,50 menjadi $0,60, atau sebesar 20 persen selama periode pinjaman. Dengan informasi ini serta suku bunga berlaku sebesar 8%, maka tingkat pembiayaan efektif Dearborn dalam dolar Selandia Baru dapat dihitung sebagai berikut:
𝑟𝑓= (1 + 𝑖𝑓)(1 + 𝑒𝑓) − 1 = (1+0,08)(1+0,20)-1 = 0,296, atau 29,6%
Atau sama dengan cara perhitungan alternatif sebelumnya.
Untuk mengetahui pemahaman pembiayaan dalam mata uang asing, perhatikan contoh berikut terkait Dearborn.
Contoh:
Asumsikan bahwa suku bunga berlaku dalam dolar Selandia Baru adalah 8% dan bahwa dolar Selandia Baru terdepresiasi dari $0,50 (pada saat pinjaman diberikan) menjadi $0,45 (saat pelunasan pinjaman), berapakah tingkat pembiayaan efektif pinjaman ini dari sudut pandang Dearborn? Jawabannya dapat ditentukan dengan pertama-tama menghitung persentase perubahan nilai dolar Selandia Baru: ($0,45-$0,50)/$0,50 = - 10%. Kemudian, masukkan suku
bunga berlaku (𝑖𝑓)sebesar 8% beserta persentase perubahan dolar Selandia Baru (𝑒𝑓) yaitu – 10% pada rumus tingkat pembiayaan efektif (𝑟𝑓)berikut:
𝑟𝑓= (1 + 0,08)[1 + (−0,10)] − 1 = [(1,08)(0,9)]-1
= -0,028, atau -2,8%
Tingkat pembiayaan negatif mengindikasikan bahwa Dearborn sesungguhnya membayar dolar lebih sedikit untuk melunasi pinjamannya. Kondisi ini terjadi jika dolar Selandia Baru terdepresikan cukup besar selama periode pinjaman. Ini tidak berarti bahwa pinjaman akan menjadi “gratis” saat mata uang pinjaman terdepresiasi selama jangka waktu pinjaman. Namun, depresiasi akan menyebabkan tingkat pembiayaan efektif akan lebih rendah dibandingkan dengan suku bunga berlaku, seperti dapat dilihat dengan menelaah rumus tingkat pembiayaan efektif.
Sejauh ini contoh yang diberikan memperlihatkan bahwa ketika memilih mata uang pinjaman, suatu perusahaan harus mempertimbangkan apresiasi atau depresiasi kurs serta suku bunga berlaku dalam mata uang asing.
11.6. Kesimpulan
Pembiayaan atau modal kerja sangat diperlukan untuk mendukung jalannya kegiatan operasi suatu perusahaan, dan memiliki tujuan utama untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
Untuk memperoleh dana jangka pendek yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan multinasional, perusahaan multinasional dapat menggunakan berbagai metode untuk memperoleh dana jangka pendek, seperti dengan menjual euronotes, mengeluarkan euro- commercialpaper, dan pinjaman langsung dari eurobank.
Perusahaan MNC harus mempertimbangkan kriteria untuk memutuskan pembiayaan itnernasional, karena kriteria ini dapat mempengaruhi keputusan terkait dengna pilihan mata uang pinjaman, kriteria yang harus dipertimbangkan misalnya adalah paritas suku bunga dan peramalan dengan kurs forward. Selain itu perusahaan juga harus menentukan tingkat pembiayaan yang efektif, misalnya dengan memerhatikan suku bunga bank yang memberikan pinjaman dan pergerakan nilai mata uang pinjaman seiring periode pinjaman.
Untuk setiap perusahaan multinasional diharapkan agar dapat menerapkan pembiayaan jangka pendek sebaik mungkin. Dimana Manajer keuangan harus memahami kemungkinan keuntungan dan kerugian dari pembiayaan jangka pendek dalam satuan mata uang asing
sehingga mereka dapat membuat keputusan pembiayaan jangka pendek yang memaksimalkan nilai MNC.
11.7 Evaluasi
a. Induk perusahaan MNC dan anak perusahaannya umumnya menggunakan berbagai metode untuk memperoleh dana jangka pendek guna memenuhi kebutuhan likuiditas mereka. Apa sajakah sumber pembiayaan jangka pendek MNC?
b. Suatu perusahaan MNC mempertimbangkan berbagai kriteria dalam memutuskan pembiayaan internasional, kriteria-kriteria tersebut dapat mempengaruhi keputusan perusahaan terkait dengan pilihan mata uang pinjaman, kriteria apa sajakah tersebut?