• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN EKSPOR PRODUK PERTAMBANGAN HASIL PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEBIJAKAN EKSPOR PRODUK PERTAMBANGAN HASIL PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN EKSPOR PRODUK PERTAMBANGAN HASIL PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN

1

Kementerian Perdagangan

Januari 2017

(2)

PP No. 23/2010

PP 1/2014

UU 4/2009

Pasal 103:

Kewajiban bagi Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi untuk melakukan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri

Pasal 93:

Kewajiban melakukan pengolahan dan pemurnian dapat dilakukan secara langsung maupun melalui kerja sama

Sejak 12 Januari 2014, penjualan mineral ke luar negeri dapat

dilakukan untuk produk hasil pengolahan

mineral logam (konsentrat)

Permen ESDM No.1 /2014 Pengaturan batasan

minimum pengolahan dan pemurnian

Pasal 170:

Kewajiban pemegang KK untuk melakukan pemurnian

selambat-

lambatnya 5 (lima) tahun sejak

diundangkan

Pasal 95:

PNT mineral logam dilaksanakan melalui kegiatan pengolahan logam atau pemurnian logam

Pasal 112:

Kewajiban pengolahan dan pemurnian di dalam negeri dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) tahun sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009

Penjualan konsentrat ke luar negeri sampai tanggal 12 Januari 2017

Dasar Hukum Peningkatan Nilai Tambah

PP I/2017

Permen ESDM No. 5 /2017

Pemegang ijin usaha pertambangan (IUP) Operasi Produksi yang melakukan kegiatan penambangan mineral dan telah melakukan kegiatan pengolahan, dapat melakukan penjualan ke luar negeri

Konsentrat dan Produk Pertambangan Tertentu berupa Nikel dengan kadar

< 1,7 % dan Bauksit dengan kadar Al2O3 ≥ 42 % dapat dilakukan penjualan ke luar negeri paling lama 5 tahun sejak tanggal ditetapkan (11 Januari 2022)

Pengaturan batasan minimum pengolahan dan pemurnian

Perubahan keempat

Dicabut dan dirubah

(3)

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

KEBIJAKAN EKSPOR PRODUK PERTAMBANGAN

3

 Pencegahan eksploitasi berlebihan di bidang pertambangan yang dapat merusak lingkungan.

 Pengembangan industri hilir (hilirisasi) dalam rangka menciptakan produk olahan tambang yang berdaya saing tinggi

 Mendukung ketersediaan bahan baku tambang di dalam negeri

 Peningkatan investasi (pembangunan smelter dan industri pengolahan) dan peningkatan penyerapan tenaga kerja

 Traceability produk pertambangan dalam rangka peningkatan pengawasan legalitas pengelolaan pertambangan dan pembayaran royalti (melalui kebijakan verifikasi)

SASARAN DAN TUJUAN

(4)

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

LATAR BELAKANG KEBIJAKAN SEKTOR PERTAMBANGAN

4

Kedaulatan sebagai hak konstitusional bagi bangsa Indonesia, sebagaimana juga berlaku universal bagi bangsa-bangsa lain, untuk mengelola dan memanfaatkan seluruh kekayaan alam, termasuk sektor pertambangan yang dimilikinya untuk sebesar-besarnya mencapai kesejahteraan dan memenuhi kepentingan kehidupan mereka.

Penatakelolaan sektor pertambangan merupakan kehendak rakyat Indonesia yang disampaikan melalui perwakilan mereka di Dewan Perwakilan Rakyat untuk dituangkan ke dalam bentuk peraturan perundang-undangan guna menjamin pelaksanaan kebijakan di bidang pertambangan dapat dijalankan dengan baik, tertib, transparan, efektif dan efisien (good governance) sehingga berimplikasi postif terhadap perekonomian nasional.

Produk pertambangan merupakan kekayaan alam yang tidak terbarukan sehingga pembangunan di bidang pertambangan harus dikelola (managed) secara baik, efektif, efisien dan berkelanjutan (sustainable development). Kebijakan pembangunan di bidang pertambangan ini juga bertujuan untuk mencegah eksploitasi berlebihan di bidang pertambangan yang dapat merusak dan merugikan lingkungan.

Atas dasar hal tersebut , perlu ditetapkan suatu program yang komprehensif untuk pengembangan industri hilir (hilirisasi) dalam rangka menciptakan produk olahan tambang yang memiliki nilai tambah dan berdaya saing tinggi. Salah satu diantara kebijakan pemerintah pendukung program ini adalah melalui penetapan kebijakan pelarangan ekspor produk pertambangan yang masih berupa bahan mentah (raw material/ore) dan pengendalian ekspor produk pertambangan hasil pengolahan dan pemurnian yang memenuhi batasan minimum.

KEDAULATAN

DI BIDANG PERTAMBANGAN

HAK HUKUM DAN POLITIK UNTUK MELAKUKAN TATAKELOLA SEKTOR

PERTAMBANGAN

PEMBANGUNAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG BERKELANJUTAN DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING

PRODUK PERTAMBANGAN

(5)

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

5

• Peningkatan nilai tambah merupakan suatu kewajiban.

• KK dan IUP diberikan waktu transisi 5 tahun untuk menyiapkan fasilitas pemurnian.

• Peningkatan Nilai tambah komoditas tambang Mineral dilakukan melalui kegiatan pengolahan dan/atau pemurnian;

• Ekspor tambang hanya dapat dilakukan setelah memenuhi batas minimum pengolahan dan/atau pemurnian;

• Pemegeng Kontrak Karya Mineral Logam dapat melakukan penjualan hasil pengolahan ke luar negeri paling lama 5 tahun sejak tanggal berlakuknya permen ESDM no. 5 / 2017 setelah melakukan perubahan bentuk pengusahaannya menjadi IUPK Operasi Produksi

Ekspor tambang hanya dapat dilakukan setelah:

• Memenuhi batas minimum pengolahan dan/atau pemurnian;

• Verifikasi di pelabuhan muat dan/atau

• Persetujuan ekspor setelah mempertimbangkan rekomendasi dari kementerian ESDM (khusus lampiran II dan lampiran III).

• Masa Berlaku ekspor produk pertambangan hasil pengolahan (lampiran II) diperpanjang s/d 11 Januari 2022.

UU No. 04/2009

Permen ESDM No. 05/2017

Permendag No. 01/2017

PMK No. 13/PMK.010/2017

KEBIJAKAN PENINGKATAN EKSPOR PERTAMBANGAN BERNILAI TAMBAH

PP No. 23/2010 jo 1 /2017

• Pemegang KK wajib melakukan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri.

• Pemegang IUP Operasi Produksi yang telah melakukan kegiatan pengolahan, dapat melakukan penjualan ke luar negeri dalam jumlah tertentu.

• Ketentuan lebih lanjut Mengenai pelaksanaan pengolahan dan pemurnian serta batasan minimum pengolahan dan pemurnian diatur dengan Peraturan Menteri.

Produk Pengolahan Mineral Logam

Tingkat Kemaujuan

Fisik Pembangunan

Smelter

Tahap I 0 % s/d 30

%

Tahap I 30 % s/d

50 %

Tahap I 50 % s/d

75 %

Tahap I 75 % s/d

100 %

Bea Keluar 7,5 % 5 % 2,5 % 0

Mineral Logam Kriteria Tertentu

Nikel Kadar < 1,7 % Ni 10 % Bauksit yang telah

dilakukan pencucian dengan kadar ≥ 42 %

AI03

10 %

(6)

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

Kewajiban Pemenuhan & Pengolahan Dalam Negeri

“ Menjamin tersedianya mineral dan batubara sebagai bahan baku dan/atausebagai sumber energi untuk kebutuhan dalam negeri”

Pemenag IUP dan IUPK wajib meningkatkan Nilai tambah sumber daya mineral dan/atau Batubara”

Pemegang IUP dan IUPK wajib meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral dan/atau Batubara dalam pelaksanaan

penambangan, pengolahan dan pemurnian, serta pemanfaatan mineral dan batubara

“Pemegang kontrak karya yang sudah berproduksi wajib melakukan pemurnian selambat-lambatnya 5(lima) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan”.

UU No. 4 Tahun

2009

Pasal 3C

Pasal 9C

Pasal 102

Pasal

170

(7)

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

Relaksasi Ekspor Konsesntrat Mineral dan Produk Pertambangan tertentu Mineral s/d 11 Januari 2022

Pasal 112 C Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017

Pemegang IUP Operasi Produksi yang melakukan kegiatan penambangan mineral logam dan telah melakukan kegiatan pengolahan, dapat melakukan penjualan ke luar negeri dalam jumlah tertentu.

Pasal 17 Permen ESDM Nomor 05 Tahun 2017

Penjualan ke LN dalam jumlah tertentu hasil pengolahan, dapat dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 5 tahun sejak berlakunya Peraturan Menteri ini.

Pasal 5 Permendag No 01/M-DAG/PER/1/2017 Tahun 2017

Produk Pertambangan hasil pengolahan dan/atau pemurnian (Lampiran II) dan Produk Pertambangan tertentu (Lampiran III) hanya dapat diekspor sampai dengan tanggal 11 Januari 2022.

Lampiran II PMK No . 13/PMK.010/2017

(8)

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

8

I. Ekspor produk pertambangan pada Lampiran I

Mineral logam yang sudah mencapai batasan minimum pengolahan dan/atau pemurnian, serta mineral bukan logam dan batuan yang sudah mencapai batasan minimum pengolahan :

• Verifikasi oleh Surveyor

II. Ekspor produk pertambangan pada Lampiran II :

Mineral logam yang sudah mencapai tahap pengolahan :

• Persetujuan Ekspor (PE)

• Verifikasi oleh Surveyor

• Hanya dapat diekspor sampai dengan tanggal 11 Januari 2022.

III. Ekspor Produk pertambangan pada lampiran III

produk pertambangan tertentu berupa nikel dengan kadar < 1,7% Ni dan bauksit yang telah dilakukan pencucian dengan kadar ≥ 42 % AI2O3 :

• Persetujuan Ekspor (PE)

• Verifikasi oleh Surveyor

• Hanya dapat diekspor sampai dengan tanggal 11 Januari 2022.

IV.Produk pertambangan pada lampiran IV

Mineral logam, mineral bukan logam dan batuan dilarang diekspor jika masih dalam bentuk

ore/raw material dan belum mencapai batasan minimum.

INSTRUMEN KEBIJAKAN EKSPOR PRODUK PERTAMBANGAN HASIL

PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN SESUAI PERMENDAG NO. 01 TAHUN 2017

(9)

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

BUSINESS PROCESS FOR EXPORT OF MINING PRODUCTS

SURAT PESETUJUAN EKSPOR (SPE)

Lampiran I

VERIFIKASI (LS)

 fotokopi IUPK, IUP, IUI, TDP, NPWP

 rekomendasi Dirjen Minerba

LS LC

EKSPOR

PROSES BISNIS EKSPOR PRODUK PERTAMBANGAN HASIL PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN PERMENDAG 01 TAHUN 2017

 IUP OP/ IUPK OP/ IUPK Pengolahan Pemurninan dilengkapi sertifikat CNC

 IUI/TDI

 KK

 Keabsahan administrasi

 Jumlah dan nilai barang

 Negara dan pelabuhan tujuan

 Jenis dan spesifikasi barang

 Waktu pengapalan dan pelabuhan muat

 Bukti pelunasan royalti

 LC Lampiran II dan III Lampiran IV

• 112 Jenis Mineral Logam dan Bukan Logam

• 12 Jenis Batuan • 10 Jenis Konsentrat Mineral Logam

• Dan 1 Jenis Anoda Slime

• Nikel dan bauksit tertentu

Hanya sampai 11 Januari 2022

Peran surveyor untuk memastikan legalitas asal tambang, lunas royalti dan spesifikasi minimum

yang dibolehkan ekspor, serta pelaku usaha

(10)

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

KETENTUAN DALAM PERMENDAG TIDAK BERLAKU TERHADAP:

barang pameran

barang bawaan penumpang, barang awak sarana pengangkut, barang pelintas batas dan barang kiriman

Barang seni atau kerajinan berbahan batuan yang telah mengalami proses pengolahan

Produk industri berbahan baku impor atau Produk industri berbahan baku skrap

PENGECUALIAN

Ekspor Barang Contoh uji mineral dalam rangka kerjasama penelitian dan

pengembangan.

Pengecualian Batasan Pengolahan dan /atau pemurnian .

Harus mendapat persetujuan dari Dirjen sesuai

pertimbangan teknis dari instansi pembina.

(11)

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

PERSETUJUAN EKSPOR PRODUK PERTAMBANGAN HASIL PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN

Sumber. Kemendag up date 27 Febrauari 2017

(12)

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

Dasar Hukum

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 09/M-DAG/PER/2/2017 tentang Tata Cara Penetapan Harga Patokan Ekspor Atas Produk Pertambangan Yang Dikenakan Bea Keluar;

Penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) ditetapkan dengan berpedoman pada :

• harga rata-rata tertinggi pada bursa internasional (LME/ Asian Metal);

• harga rata-rata tertinggi Free On Board (FOB),

• harga rata-rata tertinggi yang berlaku di pasar dalam negeri atau

• harga rata-rata tertinggi di negara pengimpor produk pertambangan hasil

HPE ditetapkan setelah berkoordinasi dengan menteri/kepala lembaga pemerintah non

kementerian/kepala badan teknis terkait dan diterbitkan tiap bulan sampai tanggal 11 Januari 2022

HARGA PATOKAN EKSPOR ATAS PRODUK PERTAMBANGAN YANG DIKENAKAN BEA KELUAR

Okt - Des 2016 Mar 2017

% Au 15,25 ppm 25,30 ppm

% Ag 52,07 ppm 68,48 ppm

(13)

0 20 40 60 80 100

KK

Market Share & Progress Pembangunan Smelter

13

65%

21%

13%

1%

Market Share Volume Ekspor Konsentrat

SEBUKU IRON LATERITIC ORES, PT FREEPORT INDONESIA, PT NEWMONT NUSA TENGGARA, PT Lain-Lain

1.2 1.2

0.01

Penerimaan BK Mineral Tahun 2016 (triliun rupiah)

PT FI PT Newmont Lain-Lain

Dengan adanya kebijakan yang baru, perhitungan oleh verifikator independen atas progres pembangunan smelter akan dimulai dari awal lagi dengan tanpa memasukkan Jaminan Kesungguhan.

Sebagian besar perusahaan pertambangan existing besaran progress pembangunan smelter akan terkoreksi negatif dikarenakan dihitung berdasarkan pembangunan fisik dan resapan biaya (sebelumnya hanya berdasarkan serapan biaya).

Pada tahun 2016, PT FI dan PT Newmont dalam kalkulasi penerimaan BK sektor mineral memberikan kontribusi hampir 100%.

Sumber. BKF

(14)

THANK YOU

Referensi

Dokumen terkait

Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman

Sebagai program publik BPJS Ketenagakerjaan memberikan hak dan membebani kewajiban secara pasti ( compulsory ) bagi pengusaha dan tenaga kerja berdasarkan Undang – Undang

Menilai dan mengkategorikan kawasan permukiman kumuh yang ada di Kelurahan Depok Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok menjadi 3 kelompok yaitu permukiman kumuh kategori

AICS - Inventarisasi Bahan Kimia Australia; ASTM - Masyarakat Amerika untuk Pengujian Bahan; bw - Berat badan; CERCLA - Undang-Undang Tanggapan, Kompensasi, dan Tanggung Jawab

Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, yang dapat diukur dari beberapa faktor, yaitu (1) pengetahuan tentang tujuh ruang lingkup penjasorkes, (2)

Posisi tubuh pekerja yang sedang melakukan pengamplasan tersebut beresiko dapat menyebabkan kelelahan otot dibagian lutut dikarenakan bagian tersebut menahan berat badan

Sementara Numbu memiliki pola penurunan yang linier (Gambar 2.5). Bobot kering akar sorgum fase bibit pada berbagai konsentrasi Al di larutan hara.. Meskipun demikian, Numbu

yang diimobilisasi pada silika gel digunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) dengan variabel variasi pH, waktu kontak, dan konsentrasi awal logam untuk