• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BIAYA PRODUK DAN BIAYA PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA UKM LE-OLLENA DI KOTA PROBOLINGGO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BIAYA PRODUK DAN BIAYA PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA UKM LE-OLLENA DI KOTA PROBOLINGGO."

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP VOLUME PENJ UALAN PADA UKM LE-OLLENA DI KOTA

PROBOLINGGO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Per syaratan Memperoleh Gelar Sarjana Administr asi Bisnis Pada

FISIP UPN Veteran J awa Timur

Oleh :

Gayuh Adhi Dharma S 0642010011

YAYASAN KESEJ AHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

SURABAYA

(2)

melimpahkan kemurahan, kebaikan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Biaya Produk dan Biaya Promosi Terhada Volume pada

UKM Le-Ollena di Kota Probolinggo”

Terimakasih penulis ucapkan atas bantuan dari Ibu Dra. Lia Nirawati,

M.Si., yang telah meluangkan waktu guna membimbing dan memberikan

petunjuk dan masukan kepada penulis guna terselesaikannya skripsi ini dengan

baik.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan bisa

terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak. Pada

kesempatan yang baik ini, perkenalan penulis juga menyampaikan ucapan terima

kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu guna mendukung kelancaran

penyusunan skripsi ini.

Penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si., selaku dekan Fakultas Ilmu Ilmu Sosial

dan Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” jawa Timur.

2. Dra. Lia Nirawati, M.Si., selaku ketua Program Studi Ilmu Administrasi

Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan

(3)

“Veteran” Jawa Timur

4. Orang tua yang senantiasa berdoa dan mendukung penulis dalam

menyelesaikan pendidikan.

5. Seluruh teman penulis dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan

satu-persatu.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak dan segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan demi perbaikan proposal ini.

Surabaya, Oktober 2011

(4)

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitihan ... 5

1.4 Manfaat Penelitihan ... 6

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1Penelitian Terdahulu ... 7

2.2Landasan Teori ... 7

2.2.1 Pemasaran ... 7

2.2.1.1 Pengertian Pemasaran ... 7

2.2.1.2 Konsep Pemasaran ... 10

2.2.1.3 Tujuan Pemasaran ... 11

2.2.1.4 Strategi Pemasaran ... 11

2.2.1.5 Bauran Pemasaran ... 12

(5)

2.2.2.3 Bauran Produk ... 14

2.2.2.4 Biaya Variasi Produk ... 17

2.2.3 Promosi ... 17

2.2.3.1 Pengertian promosi ... 17

2.2.3.2 Tujuan Promosi ... 18

2.2.3.3 Bauran Promosi ... 19

2.2.3.4 Biaya Promosi ... 21

2.2.4 Volume Penjualan ... 25

2.2.4.1 Pengertian Volume Penjualan ... 25

2.2.4.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Volume Penjualan ... 26

2.2.4.3 Sebab-sebab Terjadinya Turunnya Volume Penjualan ... 28

2.2.5 Pengaruh Biaya Variasi Produk terhadap Volume Penjualan ... 29

2.2.6 Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Volume Penjualan ... 30

2.3Kerangka Berfikir ... 31

2.4Hipotesis ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32

3.2Teknik Pengambilan Sampel ... 33

(6)

3.6Teknik Analisis ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 38

4.1.1.Profil UKM Le-Ollena ... 38

4.1.2.Sejarah UKM Le-Ollena ... 39

4.1.3.Produk UKM Le-Ollena ... 39

4.1.4.Jenis Bahan Baku UKM Le-Ollena ... 40

4.1.5.Asal Bahan Baku UKM Le-Ollena ... 40

4.1.6.Pemasaran UKM Le-Ollena ... 40

4.1.7.Pameran Yang Diikuti UKM Le-Ollena ... 41

4.2. Penyajian Data ... 42

4.2.1.Variabel Biaya Produk (X1) ... 42

4.2.2.Variabel Biaya Promosi (X2) ... 43

4.2.3. Variabel Volume Penjualan (Y) ... 44

4.3. Analisis Dan Pengujian Data ... 45

4.3.1. Uji Asumsi Klasik ... 45

4.3.1.1. Uji Normalitas ... 45

4.3.1.2. Autokorelasi ... 46

4.3.1.3. Multikolinieritas ... 47

(7)

4.4. Pembahasan ... 53

4.4.1.Pengaruh Simultan Biaya Produk dan Biaya Promosi

terhadap Volume Penjualan ... 53

4.4.2.Pengaruh Parsial Biaya Produk dan Biaya Promosi

terhadap Volume Penjualan ... 55

BAB V KESIMPILAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 59

5.2. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA

(8)

Januari-Juni 2011 ... 4

Tabel 4.1 Biaya Produk UKM Le – Ollena tahun (2010) ... 42

Tabel 4.2 Biaya Produk UKM Le – Ollena tahun (2010) ... 43

Tabel 4.3. Biaya Produk UKM Le – Ollena tahun (2010) ... 41

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas ... 45

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Autokorelasi ... 46

Tabel 4.6. Hasil Pengujian Multikolinieritas ... 47

Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 48

Tabel 4.8 Besarnya Pengaruh Variabel Biaya Produk (X1) Dan Biaya Promosi (X2) Volume Penjualan (Y) ... 49

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ... 49

Tabel 4.10 Hasil Pengujian Hipotesis (Uji F ... 51

(9)
(10)

Lampiran 2 Output SPSS

Lampiran 3 Uji Normalitas

Lampiran 4 Hasil Uji Autokorelasi, Multikolinieritas dan

Heteroskedastisitas

(11)

VOLUME PENJ UALAN PADA UKM LE-OLLENA DI KOTA PROBOLINGGO

ABSTRAK

Gayuh Adhi Dharma

Kesuksesan dalam pemasaran akan mendapatkan keuntungan bagi perusahaan untuk meningkatkan hasil penjualan, maka perusahaan atau sektor usaha kecil menengah perlu memperluas pemasarannya sehingga usaha perusahaan semakin menguntungkan dan perusahaan tersebut semakin besar. Dalam usaha kecil menengah, perusahaan harus mampu menentukan langkah-langkah yang tepat agar tercapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh keuntungan semaksimal mungkin. Pengembangan produk yang bervariatif dengan jaminan mutu kualitasnya, akan membuat harapan terhadap minat konsumen untuk mengkonsumsinya. Ketertarikan konsumen terhadap produk akan sangat mempengaruhi volume penjualan. Untuk menciptakan atau mengembangkan produk maka dibutuhkanya biaya produk. Selain biaya produk, biaya promosi sendiri perlu dilakukan dengan tujuan untuk memperkenalkan produk dari perusahaan kepada konsumen atau masyarakat dengan cara menjelaskan karakteristik produk tersebut mengenai kegunaan dan juga kelebihan dari produk tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh biaya produk dan biaya promosi secara simultan dan parsial terhadap volume penjualan pada UKM Le-Ollena di Kota Probolinggo.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan data biaya produk, biaya promosi dan data volume penjualan. Teknik penarikan sampel menggunakan non probability sampling dengan metode purposive sampling yaitu yang digunakan dalam penelitian ini adalah data mengenai biaya produk, biaya dari kegiatan promosi dan volume penjualan pada UKM Le-Ollena selama periode 2010. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda.

Hasil dari penelitian ini adalah biaya produk dan biaya promosi berpengaruh siginikan secara simultan terhadap volume penjualan pada UKM Le-Ollena. Selain itu biaya produk dan biaya promosi berpengaruh secara parsial terhadap volume penjualan pada UKM Le-Ollena.

(12)

ABSTRAC

Gayuh Adhi Dharma

Success in marketing will benefit for the company to increase sales result, then the company or sector of small and medium businesses that need to expand its marketing effrots more profitable company and company is getting bigger, in small and medium business, enterprises must be able to the termine appropriate measures to achieve the corporate objectives to obtain maximum benefit. Development of products that variet with the quality assurance of qualiy, will make the expectations of the interest of consumers to the consume. Interest of consumers of the produc will gretly affect the volume of sales. To create or develop a product then the product cost needs. In addtition on the product cost, promotional costs alone needs to be done with the ain to introduce product from companies to consumers or the public by explaning the charactristics of these and sales volume data. Sampling technique using a non-probability sampling method is purposive sampling used in this research is data concerning the cost of product, the cost of promotional activities and sales volume on UKM Le-Ollena during the period 2010. The technique used in this study are Multiple Linear Regression Analysis.

The results of this study is the cost of products and promotional costs simultaneous influence on the volume of sales on UKM Le-Ollena. Besides the cost of products and promotional costs are partially influential on sales volume in UKM Le-Ollena.

(13)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesuksesan dalam pemasaran akan mendapatkan keuntungan bagi

perusahaan untuk meningkatkan hasil penjualan, maka perusahaan atau sektor

usaha kecil menengah perlu memperluas pemasarannya sehingga usaha

perusahaan semakin menguntungkan dan perusahaan tersebut semakin besar.

Perkembangan ini mengakibatkan tumbuhnya perusahaan-perusahaan dengan

produk sejenis, sehingga akan meningkatkan persaingan dalam merebutkan pasar,

untuk itu perusahaan perlu satu cara atau strategi yang tepat, agar dapat tercapai

suatu penjualan. Hal tersebut Begitu pula yang terjadi pada usaha kecil menengah

(Harmanto, 2009:1).

Dalam usaha kecil menengah, perusahaan harus mampu menentukan

langkah-langkah yang tepat agar tercapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh

keuntungan semaksimal mungkin (Harmanto, 2009:1). Perusahaan-perusahaan

yang jenis produknya sama saling mengungguli dan saling mengembangkan hasil

produknya dengan harapan dapat menguasai pasar konsumen. Memperhatikan

kondisi yang kompetitif ini berarti kesempatan atau terobosan untuk menembus

pasar yang semakin luas, maka dari itu setiap produk baru dituntut untuk dapat

menciptakan ide atau konsep pemasaran berupa strategi pemasaran yang tepat

(14)

Semakin banyak perusahaan-perusahaan sejenis yang menawarkan

jenis-jenis produk dengan berbagai alternatif yang dapat dipertimbangkan oleh industri

maka kondisi ini harus diperhatikan oleh perusahaan.

Pengembangan produk yang bervariatif dengan jaminan mutu kualitasnya,

akan membuat harapan terhadap minat konsumen untuk mengkonsumsinya dalam

usaha memenuhi kebutuhan hidup dari para konsumen. Ketertarikan konsumen

terhadap produk akan sangat mempengaruhi volume penjualan. Untuk

menciptakan atau mengembangkan produk maka dibutuhkanya biaya produk

Selain biaya produk, biaya promosi sendiri perlu dilakukan dengan tujuan

untuk memperkenalkan produk dari perusahaan kepada konsumen atau

masyarakat dengan cara menjelaskan karakteristik produk tersebut mengenai

kegunaan dan juga kelebihan dari produk tersebut sehingga nantinya akan

menarik minat dari konsumen untuk memiliki atau membeli produk tersebut.

Besarnya biaya promosi yang ditetapkan oleh perusahaan untuk memasarkan

produk kepada konsumen akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan gerak

produsen dan perkembangan pasar konsumen.

Dengan semakin meningkatnya persaingan, maka semakin penting peranan

kebijakan promosi dalam memasarkan barang yang diperdagangkan. Kegiatan

promosi merupakan bagian dari pemasaran sebagai alat yang sangat penting serta

turut menentukan suksesnya suatu pemasaran sebagai alat yang sangat penting

serta turut menentukan suksesnya suatu pemasaran guna meningkatkan volume

(15)

Dalam penelitian ini peneliti mengambil objek yaitu Usaha Kecil

Menengah Le-Ollena di Kota Probolinggo. Nama Le-Ollena berasal dari bahasa

Madura yang berarti “oleh–olehnya”. Nama ini dipilih dengan harapan agar

produk–produk UMKM Kota Probolinggo benar–benar dapat memiliki nilai

tinggi di masyarakat sehingga pantas untuk oleh–oleh bagi segala kalangan. Le-

Ollena yang berdiri pada 16 April 2006 bergerak dalam bidang produksi

pengolahan makanan hasil laut antara lain kerupuk tulang ikan, keripik tulang

ikan, kerupuk rajungan, abon ikan, krupuk non kolesterol dsb. Le-Ollena juga

menggandeng sejumlah pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) sejenis

sebagai mitra kerja. Le-Ollena mengumpulkan beberapa produk serupa dari

UMKM lain, untuk kemudian dijual di bawah merek dagang Le-Ollena. Ada

sekitar 50 UMKM yang menjadi mitra kerja. Beberapa memproduksi keripik

singkong, keripik talas dan produk olahan ikan

(http://rifqiamalia.wordpress.com/2010/10/04/upaya-le-ollena-menjadi-oleh-oleh-khas-probolinggo-memakai-tenaga-kerja-lokal-belajar-dari-umkm-kanada/).

Kapasitas produksi yang dimiliki oleh Le-Ollena mencapai 10 ton dari

total produksi perbulan. Volume produksi yang dicapai maksimal 6 ton per bulan

dengan rata–rata 700 kg sampai 2 ton per bulan (7%-20 % kapasitas produksi).

Dari hasil observasi serta informasi dari pihak manajemen Le-Ollena, diketahui

bahwa selama 6 bulan terakhir, volume penjualan produk-produk Le-Ollena

(16)

Tabel 1

Volume Penjualan Le-Ollena Periode Bulan J anuar i s/d J uni 2011

No Bulan Volume Penjualan Pr osentase

1 Januari Rp. 46.575.000

2 Pebruari Rp. 47.985.000 3,03%

3 Maret Rp. 45.369.000 -5,45%

4 April Rp. 40.127.560 -11,5%

5 Mei Rp. 40.021.200 -0,26%

6 Juni Rp. 38.450.000 -3,92%

Sumber : manajemen Le-Ollena (2011)

Dari tabel di atas nampak bahwa dari sisi volume penjualan, Le-Ollena

mengalami penurunan selama kurun waktu 6 bulan terakhir. Berdasarkan hasil

observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, hal tersebut diduga karena promosi

yang digunakan atau dilakukan dalam mengembangkan dan mengenalkan produk

Le-Ollena kurang baik atau kurang begitu menarik perhatian masyarakat luas,

seperti memasang pamflet, mengikuti pameran, membuka distributor di kota-kota

besar, serta kualitas dan produk yang diperdagangkan yang kurang berkualitas dan

kemasan produk yang kurang menarik, Sehingga masyarakat kurang tertarik

dengan produk yang ditawarkan Le-Ollena.

Selain itu menurunnya volume penjualan diduga karena supply bahan

baku yang kurang. Sedangkan untuk dapat meningkatkan volume penjualan UKM

Le-Ollena Probolinggo harus melakukan pengembangan produk yang bervariatif

serta promosi yang digunakan tepat dan mudah untuk untuk mengenalkan

produk-produk yang dihasilkan UKM Le-Ollena Kota Probolinggo. Menurut Manalu,

(17)

satu penilaian penawaran adalah keistimewaan dan kualitas produk. Keistimewaan

produk menunjukkan mutu yang terkandung dari produk perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas maka judul dalam penelitian ini adalah:

“Pengaruh Biaya Produk dan Biaya Promosi Terhadap Volume Penjualan Pada

UKM Le-Ollena Di Kota Probolinggo”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah biaya produk dan biaya promosi berpengaruh secara simultan

terhadap volume penjualan pada UKM Le-Ollena di Kota Probolinggo ?

2. Apakah biaya produk dan biaya promosi berpengaruh secara parsial terhadap

volume penjualan pada UKM Le-Ollena di Kota Probolinggo ?

1.3. Tujuan Penelitihan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh biaya produk dan biaya promosi secara simultan

terhadap volume penjualan pada UKM Le-Ollena di Kota Probolinggo.

2. Untuk menganalisis pengaruh biaya produk dan biaya promosi secara parsial

(18)

1.4. Manfaat Penelitihan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Adapun manfaat

penelitian ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Bagi ilmu pengetahuan, dapat diketahui pengaruh biaya produk dan biaya

promosi terhadap volume penjualan pada UKM.

2. Manfaat Praktis

Bagi UKM, diharapkan penelitian ini akan mampu membantu dalam

mengembangkan suatu masukan dan sebagai bahan pertimbangan untuk

meningkatkan promosi dan produk untuk meningkatkan volume penjualan.

Dan diharapkan bagi penelitian selanjutnya untuk mengembangkan variabel

lain selain yang digunakan pada penelitian ini seperti variasi produk,

(19)

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Chandra (2003) dengan judul analisis

pengaruh harga jual dan biaya promosi terhadap volume penjualan produk Chitose

pada PT. Sejahtera Wahana Gemilang di Surabaya. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh antara harga jual dan biaya promosi terhadap volume

penjualan. Hasil penelitian bahwa harga jual dan biaya promosi berpengaruh

terhadap volume penjualan produk Chitose pada PT. Sejahtera Wahana Gemilang

di Surabaya.

Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2010) dengan judul pengaruh variasi

produk dan biaya promosi terhadap volume penjualan sepatu league pada

Showroom Sportindo Tunjungan Plaza 2 Surabaya. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variasi produk dan biaya

promosi secara simultan dan parsial terhadap volume penjualan pada Showroom

Sportindo Tunjungan Plaza 2 Surabaya. Hasil dari penelitian ini adalah variasi

produk dan biaya promosi secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap

volume penjualan pada Showroom Sportindo Tunjungan Plaza 2 Surabaya

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pemasaran

2.2.1.1. Pengertian Pemasaran

Menurut Chandra (2002:1) “Pemasaran adalah proses perencanaan dan

(20)

dan jasa dalam rangka memuaskan tujuan individu dan organisasi”. Menurut

Dharmesta (2002:5) “Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari

kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, mencantumkan harga,

mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan

kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun kepada pembeli yang

potensial”. Menurut Rismiyati dan Suratno (2001:18) “Pemasaran adalah kegiatan

manusia yang diarahkan pada usaha untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan

melalui proses pertukaran” (Wijaya, 2010).

Istilah pemasaran dalam bahasa inggris dikenal dengan nama marketing.

Asal kata pemasaran adalah pasar sama dengan market. Memasarkan barang tidak

berarti hanya hanya menawarkan barang atau menjual barang tetapi lebih luas dari

itu. Di dalamnya tercakup berbagai kegiatan seperti membeli, menual, dengan

segala macam cara, menyangkut barang, menyimpan, mensortir dan sebagainya.

(Alma, 2002:1).

Pengertian lain dari pemasaran yang diungkapkan oleh Kotler

mendefinisikan pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan konsep,

harga, promosi, dan distribusi terhadap gagasan, barang, jasa, organisasi, dan

peristiwa–peristiwa untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang dapat

memuaskan individu dan tujuan organisasi. (Tandjung, 2004:1).

Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Charles F. Philips Ph. D and

Delbert J. Duncan Ph. D, dalam bukunya “Marketing Principles and Methods”

(21)

distribusi dimaksudkan segala kegiatan untuk menyampaikan barang–barang ke

tangan konsumen (rumah tangga) dan ke konsumen industri. (Alma, 2002:1).

Menurut Swastha (2000:10) Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari

kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan

kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Secara terperinci, definisi tersebut dapat dipisah-pisahkan ke dalam

beberapa urutan berikut ini (Swastha, 2000:10):

1. Suatu sistem: suatu sistem kegiatan usaha.

2. Dibuat untuk: merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan

mendistribuskan.

3. Sesuatu yang bernilai: barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan.

4. Untuk kepentingan: pasar, berupa konsumen rumah tangga yang ada dan

konsumen rumah tangga potensial atau pemakai industri.

Adapun unsur-unsur penting yang terkandung di dalam definisi ini adalah

(Swastha, 2000:10):

1. Definisi sistem dan definisi yang bersifat menejemen.

2. Sistem bisnis yang ada harus berorientasi pada pasat atau konsumen.

Kebutuhan pembeli harus dipahami dan dilayani dengan efektif.

3. Definisi tersebut menyarankan bahwa pemasaran merupakan suatu usaha yang

dinamis (proses keseluruhan yang terintegrasi), tidak sekedar menunjukkan

(22)

kegiatan, ataupun sejumlah kegiatan:tetapi merupakan hasil interaksi dari

banyak kegiatan.

4. Program pemasaran bermula dari suatu ide tentang produk dan tidak berakhir

sampai kebutuhan langganan terlayani, yang kadang-kadang terjadi sesudah

penjualan dilakukan.

5. Definisi tersebut menyatakan secara tidak langsung bahwa untuk mencapai

sukses, pemasaran harus dapat mengoptimalkan penjualan yang

menguntungkan dalam jangka panjang. Jadi, pembeli harus dilayani dengan

memuaskan agar bersedia membeli kemabali pada perusahaan bersangkutan.

Jadi, pemasaran merupakan suatu yang berusaha untuk menciptakan

hubungan pertukaran. Tetapi, pemasaran bukanlah merupakan suatu cara yang

sederhana sekedar untuk menghasilkan penjualan saja. Dalam hal ini, pertukaran

hanyalah merupakan satu tahap dalam proses pemasaran. Sebenarnya, pemasaran

itu dilakukan baik sebelum maupun sesudah pertukaran. (Swastha, 2000:11)

2.2.1.2. Konsep Pemasaran

Perusahaan yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan

faktor penting untuk mencapai sukses usahanya akan mengetahui adanya cara dan

falsafah baru yang terlibat di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut konsep

pemasaran bertujuan memberikan kepuasaan terhadap keinginan dan kebutuhan

pembeli atau konsumen. Seluruh kegiatan dalam perusahaan yang menganut

konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, untuk itu

(23)

Falsafah konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan

terhadap keinginan dan kebutuhan pembeli atau konsumen. Menurut Chandra

(2002:2) mengatakan bahwa konsep pemasaran adalah kunci untuk mewujudkan

tujuan organisasi terletak pada kemampuan organisasi dalam menciptakan,

memberikan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasarannya

secara lebih efektif dibandingkan para pesaingnya.

Menurut Swastha (2000:17) konsep pemasaran adalah sebuah filsafah

bisnis yang menyatakan bahwa pemuas kebutuhan merupakan syarat ekonomi dan

sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.

2.2.1.3. Tujuan Pemasaran

Tujuan pemasaran yang utama adalah memberi kepuasan kepada

konsumen. Tujuan pemasaran bukan komersial atau mencari laba, tetapi tujuan

pertama ialah memberi kepuasan kepada konsumen. Dengan adanya tujuan

memberi kepuasan ini, maka kegiatan marketing meliputi berbagai lembaga

produsen. Istilah marketing bukan saja milik industri, perdagangan, tapi kegiatan

marketing meliputi marketing yayasan, marketing lembaga pendidikan, marketing

pribadi dan lain-lain. (Alma, 2002:5).

2.2.1.4. Str ategi Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan alat fundamental yang direncanakan untuk

mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang

berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang

(24)

Strategi pemasaran memberi arah dalam kaitannya dengan

variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, positioning, elemen

bauran pemasaran. Strategi pemasaram merupakan cara yang akan ditempuh oleh

perusahaan untuk mencapai kinerjanya dengan memusatkan perhatian pada

konsumen, pesaing dan tujuan perusahaan.

Alma (2002:157) menyatakan bahwa strategi perusahaan adalah pola

keputusan yang menentukan dan mengukapkan sasaran, masksud kebijaksanaan

utama dan merencanakan untuk pencapapaian tujuan serta merinci jangkauan

bisnis yang dikejar oleh perusahaan.

2.2.1.5. Baur an Pemasar an

Pemasaran memfasilitasi proses pertukaran dan pengembangan hubungan

dengan konsumen, dengan cara mengamati secara cermat kebutuhan dan

keinginan konsumen yang dilanjutkan dengan mengembangkan suatu produk

(product), yang memuaskan kebutuhan konsumen dan menawarkan produk

tersebut pada harga (price) tertentu serta mendistribusikannya agar tersedia di

tempat-tempat (place), yang menjadi pasar bagi produk yang bersangkutan. Untuk

itu perlu dilaksanakan suatu program promosi (promotion) atau komunikasi guna

menciptakan kesadaran dan keterkaitan konsumen kepada produk bersangkutan.

Proses ini disebut dengan Marketing Mix yang terdiri dari product, price, place,

promotion (Morisson, 2004:5).

Tugas mendasar pengelola pemasaran adalah menggabungkan ke empat

(25)

pertukaran dengan konsumen. Pengelola pemasaran harus mengetahui berbagai

isu dan opsi yang terlibat dari setiap elemen bauran pemasaran.

2.2.2. Pr oduk

2.2.2.1. Pengertian Produk

Dalam dunia bisnis sesuatu yang diperlukan dari produk adalah yang dapat

memenuhi atau memuaskan kebutuhan atau keinginan konsumen, baik yang

berwujud maupun yang tidak berwujud.

Menurut Dharmesta (2002:94) “Produk adalah suatu sifat yang kompleks

baik diraba maupun tidak diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise

perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh

pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya”.

Menurut Lupiyoadi (2001:58) “Produk adalah keseluruhan konsep objek

atau proses yang memberikan jumlah sejumlah nilai atau manfaat kepada

konsumen”.

Dari pendapat di atas dapat diuraikan bahwa pada dasarnya konsumen

membeli sekumpulan sifat fisik dan kimia sebagai alat pemuas kebutuhan. Setiap

kombinasi dari sifat-sifat tersebut merupakan produk yang tersendiri, sebab setiap

kombinasi akan memberikan kepuasan yang berbeda-beda.

2.2.2.2. Tingkatan Produk

Tingkatan produk menurut Simamorang (2001:146) dalam widyawati

(26)

1. Inti produk berupa jasa pelaayanan dan manfaat.

2. Wujud pokok berupa mutu, model, ciri, kemasan, dan merk.

3. Tambahan produk berupa instalasi atau pemasangan, penyerahan, dan kredit

garansi serta jasa pelayanan purna jual.

2.2.2.3. Baur an Produk

Ada berbagai variasi atau rangkaian dalam produk yang dijual atau

diperdagangkan perusahaan baik perusahaan kecil atau besar. Variasi atau

rangkaian itu dapat berkembang secara kontinyu untuk mencapai profitabilitas

tertentu tanpa adanya suatu ketergantungan pada satu macam produk.

Ada berbagai macam variasi atau rangkaian dalam produk yang dijual atau

diperdagangkan perusahaan, baik perusahaan kecil maupun besar. Variasi atau

rangkaian itu dapat berkembang secara kontinyu untuk mencapai profitabilitas

tertentu tanpa adanya suatu ketergantungan pada satu macam produk.

Menurut Angiopora (2002:26) dalam Wijaya (2010) keberadaan produk

dapat dikatakan sebagai titik sentral dari kegiatan marketing, karena kegiatan dari

unsur-unsur marketing mix lainnya berawal dari produk yang dihasilkan.

Pengenalan terhadap keberadaan produk dapat dilihat dalam bauran

produk yang unsur-unsur terdiri dari variasi produk, kualitas, desain, bentuk

produk, kemasan, ukuran, dan pelayanan. Usaha perusahaan dalam pengenalan

suatu produk serta dengan variasi produk yang dihasilkan, maka perusahaan

semakin banyak melayani berbagai macam kebutuhan dan keinginan konsumen

(27)

Menurut Angiopora (2002:173) dalam Wijaya (2010) untuk mendapatkan

gambaran yang jelas tentang betapa pentingnya unsur-unsur dari bauran produk

dalam kaitannya dengan produk yang dihasilkan perusahaan secara keseluruhan,

maka dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Keanekaragaman (variasi)

Faktor ini memiliki pengertian yang luas, tidak hanya menyangkut jenis

produk (product item) dan lini produk (product line) tetapi juga menyangkut

kualitas, desain, bentuk, merk, kemasan, ukuran, pelayanan, jaminan dan

pengembalian yang harus diperhatikan oleh perusahaan secara seksama

terhadap keanekaragaman (variasi) produk yang dihasilkan secara

keseluruhan. Artinya dengan semakin bervariasinya produk yang dihasilkan,

maka perusahaan juga semakin banyak melayani berbagai macam kebutuhan

dan keinginan dari berbagai sasaran konsumen yang dituju.

2. Kualitas

Kualitas dari setiap produk yang dihasilkan merupakan salah satu unsur yang

harus mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari perusahaan, kalau

perusahaan ingin memenangkan suatu persaingan dalam industri tertentu.

Tuntutan dari aspek kualitas dari suatu produk yang dihasilkan menjadi suatu

keharusan yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan, kalau tidak ingin

konsumen yang dimilikinya beralih kepada produk-produk pesaing lainnya

(28)

3. Desain

Masalah desain (rancangan) dari suatu produk telah menjadi salah satu faktor

yang perlu mendapat perhatian serius dari manajemen khususnya tim

pengembangan produk baru, karena sasaran konsumen yang dituju tidak

sedikit yang mulai mempersoalkan desain suatu produk yang mampu

memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Hal ini disebabkan karena desain

adalah totalitas dari keistimewaan yang mempengaruhi cara penampilan dan

fungsi suatu produk dalam hal kebutuhan langganan.

4. Merk

Suatu merk adalah suatu nama, istilah, symbol, desain atau gabungan dari

keempatnya yang mengidentifikasikan produk para penjual dan

membedakannya dari produk pesaing. Masalah merk sebenarnya tidak lepas

dari kenaekaragaman produk, kualitas, desain, bentuk produk, kemasan,

ukuran, dan pelayanan yang dimiliki perusahaan yang perlu memiliki merk

tertentu untuk membedakannya dengan produk lain.

5. Bentuk

Masalah bentuk sebenranya berkaitan erat dengan desain, karena secara

mendasar bentuk yang akan dimiliki merupakan hasil dari kegiatan desain

yang dilakukan. Dengan kata lain bentuk nyata dari suatu produk yang terlihat

dalam pandangan konsumen adalah hasil nyata kegiatan dari desain yang

dilakukan.

(29)

2.2.2.4. Biaya Produk

Biaya produk adalah biaya yang membebani untuk menghasilkan sebuah

produk. Dalam hal ini perusahaan harus menghitung biaya tetap dan biaya

variabel suatu produk (Tanjung, 2004:74).

Biaya adalah setiap pengorbanan untuk membuat suatu barang atau untuk

memperoleh suatu barang yang bersifat ekonomis rasional. Jadi dalam

pengorbanan ini tidak boleh mengandung unsur pemborosan (Alma, 2000:125).

Sedangkan variasi produk adalah keanekaragaman (variasi) produk yang

dihasilkan secara keseluruhan. Artinya dengan semakin bervariasinya produk

yang dihasilkan, maka perusahaan juga semakin banyak melayani berbagai

macam kebutuhan dan keinginan dari berbagai sasaran konsumen yang dituju

(Wijaya, 2010).

Berdasarkan teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa biaya produk

adalah pengorbanan yang harus dikeluarkan oleh produsen untuk membuat

produk.

2.2.3. Pr omosi

2.2.3.1. Pengertian promosi

Michael Ray mendefinisikan promosi sebagai: “the coordination of all

seller-iniated efforts to set up an idea” (koordinasi dari seluruh upaya yang

dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi

untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan). Walaupun

komunikasi antara perusahaan dan konsumen secara implisit berlangsung pada

(30)

perusahaan berlangsung sebagai bagian dari suatu program promosi yang diawasi

dan direncanakan dengan hati-hati. (Morissan, 2007:13)

Promosi merupakan arus informasi atau persuasi satu arah, dan hanya

dilakukan oleh satu organisasi atau individu tertentu (Swastha, 2000:234).

Promosi dapat membantu pihak-pihak yang terlibat dalam pemasaran untuk

memperbaiki hubungan pertukaran dengan lainnya.

2.2.3.2. Tujuan Promosi

Menurut Tjiptono (1999) tujuan utama promosi adalah menginformasikan,

mempengaruhi dan membujuk, serta meningkatkan pelanggan sasaran tentang

perusahaan dan bauran pemasarannya. Secara rinci tujuan promosi dijabarkan

sebagai berikut:

1) Menginformasikan

a) Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru

b) Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk

c) Menyampaikan perubahan harga kepada pasar

d) Menjelaskan cara kerja suatu produk

e) Membangun citra pembeli

2) Membujuk pelanggan sasaran

a) Membentuk pilihan merek

b) Mengalihkan pilihan ke merek tertentu

c) Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk

(31)

2.2.3.3. Baur an Promosi

Secara tradisional, bauran promosi mencakup empat elemen yaitu iklan,

promosi penjualan, publikasi dan personal selling. Elemen bauran promosi secara

umum adalah:

1. Periklanan (Advertising)

Periklanan adalah bagian dari pemasaran yang membuat produk atau jasa

diketahui oleh konsumen dan iklan tersebut adalah sesuatu yang tidak gratis

alias harus dibayar. Oleh karena itu, dalam beriklan perusahaan harus dapat

mempengaruhi konsumen yang telah ada atau calon konsumen untuk membeli

produk tersebut. (Tandjung, 2004:83).

Dalam beriklan kita harus menyadari tentang tingkatan perilaku

kosnumen yang biasa disingkat dengan aida sebagai berikut (Tandjung,

2004:84):

A : Attention (perhatian)

I : Interest (minat)

D : Desire (keinginan)

A : Action (tindakan)

Jadi iklan harus dapat menarik perhatian konsumen, menciptakan

minat terhadap produk atau jasa dan menimbulkan keinginan untuk membeli

sampai pada tingkatan untuk melakukan pembelian. Apabila suatu iklan dapat

mendorong calon konsumen untuk melakukan pembelian maka dapat

(32)

Dengan tingginya biaya periklanan maka iklan yang kita buat haruslah

seefektif mungkin dengan memperhatikan isi iklan, waktu yang tepat, dan

pemilihan media yang tepat, baik itu radio, majalah, atau televisi. Iklan pada

dasarnya digunakan untuk meyakinkan konsumen tentang keunggulan produk

dan untuk mempromosikan produk baru. Dalam membuat iklan perusahaan

harus benar-benar memperhatikan persiapan pembuatan iklan itu sendiri serta

pasar sasaran yang dituju sehingga perusahaan dapat memanfaatkan iklan

dengan seefektif mungkin.

2. Promosi Penjualan

Promosi penjualan merupakan setiap tindakan yang memberikan

konstribusi terhadap pertumbuhan atau kemajuan suatu penjualan dengan

mengatur dan melakukan aktivitas-aktivitas khusus yang dapat meningkatkan

keinginan konsumen untuk membeli produk atau jasa. Promosi penjualan ini

bertujuan untuk meningkatkan penjualan dan mendukung periklanan.

(Tandjung, 2004:84).

Promosi penjualan terutama diperlukan untuk memperkenalkan produk

baru, mengidentifikasi, dan menarik konsumen baru, meningkatkan jumlah

konsumen, memberi informasi kepada konsumen tentang perbaikan dan

perkembangan produk baru, mendatangkan lebih banyak konsumen. Promosi

penjualan juga merupakan alat yang ampuh untuk menghadapi ancaman

pesaing. Bentuk-bentuk promosi penjualan dapat berupa minuman gratis dan

(33)

3. Publisitas

Publisitas merupakan bentuk komunikasi non personal tentang suatu

perusahaan atau produk/jasa. kegiatan publisitas merupakan kegiatan promosi

melalui media masa tanpa biaya.media dengan sukarela meliput produk atau

jasa yang dihasilkan perusahaan. komunikasi dengan publisitas dapat

menciptakan kepercayaan yang lebih tinggi terhadap pelanggan karena

dianggap lebih objektif. misalnya pada saat peluncuran produk baru,

perusahaan mengundang wartawan untuk menulis tentang produk/jasa pada

media tersebut (Tandjung, 2004:85)

4. Personal Selling

Personal selling merupakan presentasi penyampaian pesan-pesan

promosi secara lisan melalui tenaga penjualan atau salesman untuk

mempengaruhi calon konsumen dengan tujuan untuk membeli produk

perusahaan. Tujuan utama personal selling yaitu berusaha menemukan calon

konsumen untuk diyakinkan agar melakukan pembelian, serta memuaskan

konsumen. Dalam melakukan personal selling yang harus diperhatikan biaya

yang semakin mahal. Oleh karena itu, biaya-biaya untuk melakukan aktivitas

personal selling harus benar-benar diperhitungkan secara cermat. (Tandjung,

2004:86).

2.2.3.4. Biaya Promosi

Menurut Fandy Tjiptono (2000:233) biaya promosi merupakan anggaran

promosi dari anggaran pemasaran atau mengenai seberapa besar pengeluaran

(34)

tergantung pada produk atau situasi pasarnya. Meskipun banyak kesulitan yang

ditemui dalam menentukan besarnya anggaran atau biaya yang dikeluarkan dalam

kegiatan promosi ini, banyak praktisi yang membuat rule-of-thumb yang terbukti

dapat digunakan dalam penentuan besarnya pengeluaran untuk kegiatan promosi,

antara lain:

1. Marginal Approach

Pendekatan ini memberi jalan keluar bahwa pengeluaran optimal untuk

masing-masing metode promosi ditentukan dengan kondisi MR = MC

(Marginal Revenue = Marginal Cost)

2. Breakdown Method

Metode ini terdiri atas beberapa macam, yaitu:

a. Percentage-of-Sales Approach

Besarnya anggaran promosi ditentukan berdasarkan presentase tertentu

dari penjualan atau dari harga jual. Metode ini tidak dapat diterapkan pada

perusahaan yang baru berdiri karena belum memiliki data penjualan.

Metode ini lebih menekankan bahwa promosi ditentukan oleh dana yang

ada, bukan pada peluang pasar, sehingga menghambat pembiayaan

promosi yang agresif.

b. Affordable Method

Besarnya anggaran promosi ditetapkan berdasarkan perkiraan manajemen

mengenai kemampuan keuangan perusahaan. Sehingga pendekatan metode

ini tidak memperhitungkan anggaran promosi atau biaya promosi

(35)

c. Return-on-Investment Approach

Pengeluaran promosi dianggap sebagai suatu investasi. Besarnya anggaran

promosi yang sesuai ditentukan dengan membandingkan tingkat return

yang diharapkan (expected return) dan tingkat return yang diinginkan

(desired return).

d. Competitive-Parity Approach

Anggaran promosi suatu perusahaan harus sesuai atau sama dengan

pengeluaran promosi pesaingnya, sehingga asumsi pendekatan metode ini

adalah:

1. Anggaran promosi berhubungan langsung dengan pangsa pasar

2. Pengeluaran pesaing merupakan kebijakan yang kolektif dari suatu

industri

3. Dengan mempertahankan kesamaan, maka perang promosi dapat

dihindari

3. Build-up Method

Penentuan anggaran promosi ditentukan dengan cara menentukan

tujuan-tujuan iklan, personal selling, dan sales promotion dari setiap lini

produk, menentukan tugas-tugas yang harus dilakukan dan besarnya biaya

untuk mencapai tujuan tersebut. Jumlah biaya total dari tugas-tugas

pencapaian tujuan tersebut merupakan biaya promosi perusahaan. Dengan

metode ini manajer dapat menganalisis secara ilmiah peranan promosinya

(36)

Suatu tugas yang sangat erat kaitannya dengan keputusan tentang sifat

perpaduan promosi adalah menentukan biaya promosi. Salah satu keputusan

pemasaran tersulit yang harus diambil suatu perusahaan adalah berapa biaya

yang dikeluarkan untuk promosi. Menurut Kotler dan Amstrong (2001:126)

dalam Wijaya (2010) mengemukakan empat metode umum yang digunakan

untuk menetapkan anggaran untuk promosi, antara lain:

a. Metode Sesuai-Kemampuan (Affordable method)

Metode sesuai kemampuan merupakan penetapan anggaran promosi oleh

pihak manajemen sampai sebatas yang mampu ditanggung oleh

perusahaan. Beberapa perusahaan menggunakan metode ini. Mereka

menetapkan anggaran promosi sebatas yang mereka perkirakan dapat

ditanggung oleh perusahaan. Usaha-usaha kecil seringkali menggunakan

metode ini, dengan alasan perusahaan tidak boleh mengeluarkan biaya

iklan yang lebih besar daripada yang telah ditetapkan.

b. Metode Presentase-Penjualan (Percentage of sales method)

Metode presentase penjualan merupakan penetapan anggaran promosi

sebesar presentase tertentu dari penjualan terkini atau yang diramalkan

atau sebagai presentase dari harga penjualan satuan. Perusahaan lain

menggunakan metode ini, menetapkan anggaran promosi sebesar

presentase tertentu dari penjualan saat ini ata yang diramalkan. Atau

mereka menetapkannya dari presentase penjualan per unit. Metode

(37)

dan membantu pihak manajemen memikirkan hubungan antara

pengeluaran promosi, harga penjualan dan laba per unit.

c. Metode Menyamai-Pesaing (Competitive parity method)

Metode menyamai pesaing adalah penetapan anggaran promosi setara

dengan yang dikeluarkan pesaing. Masih ada sejumlah perusahaan lain

yang menggunakan metode ini, menyamakan anggaran promosi mereka

dengan anggaran pesaing. Mereka memantau iklan pesaing atau mencari

perkiraan pengeluaran industri untuk promosi dari publikasi atau asosiasi

perdagangan, dan kemudian menetapkan anggaran mereka berdasarkan

rata-rata industri pada umumnya.

d. Metode Tujuan dan Tugas (Objective and task method)

Metode penetapan anggaran terlogis adalah metode tujuan dan tugas

dimana perusahaan menetapkan anggaran promosi berdasarkan apa yang

ingin dicapai dengan promosi. Metode penetapan anggaran seperti ini

mencakup (1) penetapan tujuan promosi yang spesifik, (2) penentuan tugas

yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan ini, (3) memperkirakan biaya

pelaksanaan tugas-tugas ini. Jumlah dari biaya-biaya ini menjadi anggaran

promosi yang dianjurkan.

2.2.4. Volume Penjualan

2.2.4.1. Pengertian Volume Penjualan

Menurut Swatha (2000:29) dalam Wijaya (2010), volume penjualan

merupakan hasil penjualan yang telah dihasilkan oleh perusahaan dalam rangka

(38)

secara keseluruhan. Penjual berada di pihak yang mengijinkan segala kegiatan

pemasaran dan pembeli berada pada titik konsumsi sering dijumpai bahwa

produsen yang melakukan kegiatan produksi juga merangkap sebagai penjual.

Dari segi lain, pemasaran dapat dilakukan oleh pihak yang berfungsi sebagai agen

penjual bagi produsen.

Volume penjualan adalah hasil yang dicapai oleh perusahaan atau instansi

dari waktu ke waktu pada umunya tetap, tetapi selalu turun naik. Kemungkinan

turun naiknya hasil penjualan tersebut terjadi secara teratur sehinnga perusahaan

dapat memiliki pedoman yang tetap di dalam pembuatan peramalan (Nitisemono,

(2001:209) dalam Wijaya (2010)).

Volume penjualan ditetapkan produsen untuk menghasilkan omzet

perusahaan dari produk yang dipasarkan. Jadi definisi diatas dapat penulis

simpulkan bahwa volume penjualan adalah hasil yang diperoleh dari kegiatan

pemasaran produk berupa barang atau jasa yang ditawarkan pada pasar

2.2.4.2. Faktor-faktor Yang Mempengar uhi Volume Penjualan

Husein (2002:411) dalam Wijaya (2010), volume penjualan dapat

dipengaruhi oleh hal-hal yang sifatnya dapat dikontrol dan tidak dapat dikontrol

perusahaan. Empat komponen yang dapat dikontrol oleh perusahaan adalah 4P

yaitu Product, Price, Promotion, dan Place distribution.

a. Produk ( Product )

Produk adalah hasil dari suatu aktivitas proses produksi yang dapat

(39)

kebutuhan yang termasuk didalamnya adalah obyek fisik, jasa, barang, orang,

tempat, organisasi dan gagasan. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam

memasarkan produk, untuk meningkatkan volume penjualan antara lain :

kualitas produk, bentuk fisik produk, kemasan produk, keunggulan produk.

b. Harga ( Price )

Harga merupakan faktor yang paling dominan yang dijadikan pertimbangan

oleh seorang konsumen untuk menggunakan atau membeli produk ditawrkan.

Dari sini pihak pengusaha perlu memperhitungkan apakah harga yang telah

ditetapkan dapat dijangkau oleh konsumen.

c. Promosi ( Promotion )

Promosi merupakan arus informasi yang dibuat untuk mengarahkan seseorang

atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran atau pembelian

dalam pemasaran. Promosi juga dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan

dibidang marketing yang bertujuan untuk meningkatkan omzet penjualan,

dengan jalan mempengaruhi konsumen baik secara langsung maupun secara

tidak langsung guna menciptakan pertukaran. Dengan semakin banyaknya

dunia industri, maka pengaruh promosi juga semakin meningkat. Hal ini dapat

dilihat dari semakin banyaknya perusahaan yang menggunakan promosi untuk

meningkatkan volume penjualan.

d. Distribusi ( Place distribution )

Distribusi merupakan salah satu aspek dari aspek proses manajemen

pemasaran dalam rangka penyaluran produk yang dihasilkan oleh produsen

(40)

atau jasa dari produsen ke konsumen. Saluran distribusi dapat diartikan adalah

lembaga-lembaga distribusi atau lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai

kegiatan untuk menyalurkan tau menyampaikan barang-barang atau jasa dari

produsen ke konsumen mudah mendapatkannya.

2.2.4.3. Sebab-sebab Terjadinya Turunnya Volume Penjualan

Husein (2002:412) dalam Wijaya (2010), mengemukakan bahwa

sebab-sebab terjadinya penurunan volume penjualan adalah sebagai berikut :

1. Sebab intern

a. Munculnya perusahaan sejenis yang menyebabkan persaingan cukup ketat.

b. Kurang gencarnya kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan

sehubungan dengan produk yang dipasarkan oleh perusahaan

c. Adanya harga yang cukup tinggi.

d. Persaingan dalam merebut pangsa pasar.

e. Kualitas dan mutu produk yang kurang baik

f. Pelayanan yang kurang baik terhadap konsumen

2. Sebab ekstern

a. Turunya nilai tukar mata uang asing yang menyebabkan naiknya harga

bahan baku import yang digunakan sebagai bahan dasar proses produksi.

b. Sehubungan dengan keadaan krisis ekonomi yang menyebabkan harga

bahan baku menjadi mahal yang berakibat pada naiknya harga jual produk

yang tinggi sehingga masyarakat ppada umumnya enggan membeli dalam

(41)

c. Tingginya suku bunga bank yang menyebabkan perusahaan banyak yang

membatasi jumlah produksi dan mengurangi jumlah karyawan

d. Kurang efisiennya kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan

yang dapat menyebabkan turunnya volume penjualan

2.2.5. Pengaruh Biaya Produk ter hadap Volume Penjualan

Sebuah perusahaan yang memproduksi barang maka dibutuhkan sebuah

inovasi dan kreativitas dalam mengembangkan produk tersebut untuk menarik

konsumen, dan dapat meningkatkan volume penjualan. Dengan memvariasikan

produk yang dihasilkan baik jenis produk tersebut, desain kemasan dan lain

sebagaianya. Untuk melakukan hal tersebut maka dibutuhkan biaya atau anggaran

yang cukup besar.

Pengembangan karakteristik dan kualitas produk dalam hal ini variasi

produk yang dihasilkan akan mempengaruhi minat konsumen untuk

mengkonsumsinya. Dengan semakin variatif dan kualitas yang semakin terjamin

mutunya akan membuat produk mempunyai nilai lebih, sehingga bukan tidak

mungkin tingkat konsumsi konsumen terhadap produk tersebut akan tinggi. Hal

tersebut yang dapat meningkatkan volume penjualan (Wijaya, 2010).

Biaya produk adalah biaya yang membebani untuk menghasilkan sebuah

produk. Dalam hal ini perusahaan harus menghitung biaya tetap dan biaya

variabel suatu produk (Tanjung, 2004:74)

Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2010) dengan judul pengaruh

variasi produk dan biaya promosi terhadap volume penjualan sepatu league pada

(42)

adalah biaya variasi produk dan biaya promosi secara simultan dan parsial

berpengaruh terhadap volume penjualan pada Showroom Sportindo Tunjungan

Plaza 2 Surabaya.

2.2.6. Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Volume Penjualan

Kegiatan promosi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan haruslah

menarik dan mudah dipahami oleh konsumen, maksud dan tujuan promosi

tersebut merupakan upaya produsen untuk memperkenalkan produk mereka

dipasaran agar mudah diingat sehingga konsumen tertarik untuk membeli produk

yang diproduksi dan ditawarkan serta memberikan informasi mengenai manfaat

serta kelebihan dan kekurangan produk tersebut.

Untuk melakukan promosi maka perusahaan pasti perusahaan akan

mengeluarkan biaya untuk melakukan promosi tersebut. Besarnya biaya kegiatan

yang dilakukan harus dengan cara yang proposional dengan harapan bahwa

kegiatan promosi yang ada sangat mengena dalam benak konsumen dan tidak

terlalu berdampak pada anggaran perusahaan. Publisitas yang dilakukan terhadap

suatu produk dalam mengenalkan produk dipasaran dengan biaya promosi yang

tepat diharapkan perusahaan menjadi sebuah tonggak dalam membuka tempat

baru dalam pasar konsumen yang ada untuk meningkatkan volume penjualan.

Penelitian yang dilakukan oleh Chandra (2003) dengan judul analisis

pengaruh harga jual dan biaya promosi terhadap volume penjualan produk Chitose

pada PT. sejahtera Wahana Gemilang di Surabaya. Hasil penelitihan bahwa harga

(43)

2.3. Kerangka Berpikir

Kesuksesan dalam pemasaran akan mendapatkan keuntungan bagi

perusahaan untuk meningkatkan hasil penjualan. Pengembangan produk dengan

jaminan mutu kualitasnya, akan membuat harapan terhadap minat konsumen

untuk mengkonsumsinya. Ketertarikan konsumen terhadap produk sangat

mempengaruhi volume penjualan. Biaya promosi sendiri perlu dilakukan dengan

tujuan untuk memperkenalkan produk kepada konsumen. Publisitas yang

dilakukan terhadap suatu produk dalam mengenalkan produk dipasaran, dengan

biaya promosi yang tepat diharapkan perusahaan dapat meningkatkan volume

penjualan.

Dari landasan teori dan pengembangan hipotesis di atas, dapat ditentukan

model penelitian yaitu biaya produk dan biaya promosi berpengaruh terhadap

volume penjualan baik secara simultan maupun parsial sebagai berikut :

Gambar 2.1.Kerangka Ber fikir

2.4. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan teori yang telah

diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Biaya produk dan biaya promosi berpengaruh signifikan secara simultan

terhadap volume penjualan pada UKM Le-Ollena di Kota Probolinggo.

2. Biaya produk dan biaya promosi berpengaruh signifikan secara parsial

(44)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Untuk memudahkan pemahaman dan lebih memperjelas variabel yang

digunakan dalam penelitian ini, maka perlu diberikan definisi operasional. Setiap

variabel yang telah diidentifikasikan agar dapat dioperasionalkan sebagai berikut:

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Variabel Bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Biaya Produk, merupakan pengorbanan yang harus dikeluarkan oleh

produsen untuk membuat produk dengan berbagai macam jenis.

Biaya variasi produk dalam peneltian ini adalah biaya yang dikeluarkan

oleh UKM Le-Ollena, meliputi biaya bahan baku, kemasan selama periode

2010. pengukurannya dengan satuan rupiah.

b. Biaya Promosi, merupakan anggaran promosi dari anggaran pemasaran

atau mengenai seberapa besar pengeluaran untuk promosi yang harus

dialokasikan.

Biaya promosi dalam penelitian ini yaitu pengorbanan yang dikeluarkan

oleh UKM Le-Ollena untuk melakukan promosi. Pengukurannya dihitung

dari berapa besar biaya promosi yang diperoleh dari program promosi

selama periode 2010. Pengukurannya dengan satuan rupiah

2. Variabel Terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Volume penjualan merupakan hasil penjualan yang telah dihasilkan

(45)

Volume penjualan dalam penelitian ini yaitu jumlah atau total

penjualan produk UKM Le-Ollena selama periode 2010, pengukurannya

dengan satuan rupiah.

3.2. Teknik Pengambilan Sampel

3.3. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

utnuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003:55).

Jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan data

biaya produk, biaya promosi dan data volume penjualan pada UKM Le-Ollena

periode tahun 2006-2011.

3.4. Sampel

Sampel merupakan bagian yang diambil dari populasi. Teknik penelitian

ini menggunakan teknik sampel non probability sampling dengan metode

purposive sampling. Dimana non probability sampling yaitu teknik yang tidak

memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel sedangkan purposive sampling yaitu teknik

penentuan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan tertentu. (Sugiyono,

2003:61), yaitu yang digunakan dalam penelitian ini adalah data mengenai biaya

produk, biaya dari kegiatan promosi dan volume penjualan pada UKM Le-Ollena

(46)

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

sebagai berikut:

1. Survey Lapangan

a. Survey lapangan adalah penelitian yang dilaksanakan secara langsung pada

objek penelitian.

b. Mengutip data-data kuantitatif dari arsip-arsip (dokumen-dokumen) yang

menjadi obyek penelitian.

3.6. Teknik Analisis

3.6.1. Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator),

artinya pengambilan keputusan uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk

menghasilkan keputusan yang BLUE, maka harus dipenuhi diantara tiga asumsi

dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier. Apabila ada salah satu dari

ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh

tidak lagi bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) (Algifari, 2000:83),

sehingga pengambilan keputusan melalu uji F dan uji t menjadi bias, yaitu :

c. Nor malitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti

sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti

(47)

metode Kolmogorov Smirnov, dengan menggunakan program SPSS 13

(Ghozali, 2001 : 77).

d. Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi antara data observasi yang

diurutkan berdasarkan urut waktu (data time series) atau data yang diambil

pada waktu tertentu (data cross sectional)” (Gujarati, 1999:201). Jadi dalam

model regresi linear diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi. Artinya

nilai residual (Yobservasi–Yprediksi) pada waktu ke-t (et) tidak boleh ada

hubungan dengan nilai residual periode sebelumnya (et-1).

e. Multikolinieritas

Uji asumsi multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan

linier antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi. Salah satu

cara yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas yaitu

dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor (VIF). Nilai VIF

dapat dihitung dengan rumus 1/tolerance. Tolerance mengukur variabilitas

variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas

lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama

dengan nilai VIF diatas 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat

kolonieritas yang masih dapat dia tolerir (Ghozali, 2001:57).

f. Heteroskedastisitas

Pada regresi linier, nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel

(48)

antara residual dengan seluruh variabel bebas dimana nilai probabilitas yang

diperoleh harus lebih besar dari 0,05. (Gujarati, 1999 : 188)

rs = 1-6

di = Perbedaan dalam rank antara residual dengan variabel bebas ke-1.

N = Banyaknya data

3.6.2. Uji Regresi Linier Berganda

Untuk memudahkan dalam menjawab permasalahan dalam penelitian ini

yaitu mengenai pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka teknik

analisis yang digunakan adalah persamaan regresi linier berganda sesuai dengan

tujuan yang akan diteliti sebagai berikut: (Santoso, 2001:167)

(49)

3.6.3. Uji Hipotesis

a. Uji F

Uji ini bertujuan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Uji F ini juga dikenal

sebagai overall test yang digunakan untuk menguji secara bersama-sama

keberartian parameter regresi. Tahapan yang dilakukan dalam pengujian

hipotesis dengan uji F adalah :

1. Menentukan hipotesis nol (H0) untuk perhitungan statistik, yaitu :

H0 : β1=β2=0

Berarti tidak ada pengaruh biaya variasi produk dan biaya promosi secara

bersama-sama terhadap volume penjualan

H0 : β1 ≠β2 ≠ 0

Berarti ada pengaruh biaya variasi produk dan biaya promosi secara

bersama-sama terhadap volume penjualan.

2. Kriteria pengambilan keputusan menurut Santoso (2009:97) :

Jika probabilitas ≥ 0,05 maka H 0 diterima

Jika probabilitas ≤ 0,05 maka H 0 ditolak

b. Uji t

Pengujian ini dimaksud untuk menentukan ada tidaknya pengaruh variabel

independen secara individu terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan

dengan tahapan sebagai berikut :

1. Menentukan hipotesis nol (H0) untuk perhitungan statistik, yaitu :

(50)

Berarti tidak ada pengaruh biaya variasi produk dan biaya promosi secara

parsial terhadap volume penjualan.

H0 : β1 ≠ 0

Berarti ada pengaruh biaya variasi produk dan biaya promosi secara

parsial terhadap volume penjualan.

2. Kriteria pengambilan keputusan menurut Santoso (2009:97)

Jika probabilitas ≥ 0,05 maka H 0 diterima.

(51)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1.Pr ofil UKM Le-Ollena

Nama Pguyuban : LE OLLENA

Alamat Sekr etariat : Jl. Mastrip V nomor 160 A

Berdiri : Sejak 16 April 2006

J umlah Anggota : 11 ( sebelas orang )

Instansi Pembina : Dinas Kelautan Dan Perikanan Kota

Probolinggo

J enis Usaha : Produksi, repacking dan pemasaran

makanan dan minuman khas Kota

Probolinggo berbasis perikanan &

kelautan

Sistem Usaha : Produksi dan pemasaran bersama sistem

manunggal satu atap ( PROPAMSAT )

Pembinaan yang pernah Diterima

: - Keamanan Produk Pangan - Pemasaran Ke Retail Modern

Ijin – ijin yang dimiliki

: - PIRT ( Dinas Kesehatan ) - SIUP / NPWP

(52)

4.1.2.Sejar ah UKM Le-Ollena

Nama “Le Ollena“ berasal dari bahasa Madura yang berarti “

oleh-olehnya”. Nama ini dipilih dengan harapan agar produk-produk UMKM Kota

Probolinggo benar-benar dapat memiliki nilai tinggi di masyarakat sehingga

pantas untuk oleh-oleh bagi segala kalangan. Pada awal berdirinya (16 April

2006), “Le Ollena“ hanya mengandalkan 6 item produk makanan yang

diproduksi sendiri. Pemasaran juga hanya di wilayah lokal saja. Show room hanya

ruang sempit 2 x 4 meter dengan etalase bekas. Namun karena tanggapan pasar

yang begitu bagus, mulailah “Le Ollena“ mengembangkan diri. Kritik dan

masukan dari konsumen dipakai sebagai acuan untuk menambah jenis, kualitas,

pengemasan dan jumlah produk. Le Ollena mulai menggandeng beberapa UKM /

IKM sejenis untuk dipasarkan produknya. Sambutan sangat bagus dan pasar mulai

meluas ke beberapa daerah sekitar. Pemerintah Kota Probolinggo sangat

mendukung dan memfasilitasi usaha ini. Bantuan peralatan dan fasilitas promosi

diberikan. Di berbagai acara pameran dalam dan luar kota Le Ollena diikutkan.

Kesempatan ini tentu saja tidak disia-siakan. Pada setiap acara pameran nilai

penjualan sangat bagus, lobby-lobby bisnis dilakukan. Walhasil rekan-rekan

sesama UKM dari daerah lain siap menjadi agen penjualan di daerah

masing-masing.

4.1.3.Pr oduk UKM Le-Ollena

Makanan dan Minuman olahan hasil laut, hasil laut antara lain : krupuk

(53)

4.1.4.J enis Bahan Baku UKM Le-Ollena

Bahan alam berupa aneka jenis ikan, tulang ikan, rajungan, cumi, udang dan

sebagainya. Bahan hasil industri berupa tepung tapioka, tepung terigu, minyak

goreng, gula, garam, food chemicals dan sebagainya.

4.1.5.Asal Bahan Baku UKM Le-Ollena

Bahan alam didapat dari nelayan, pengolah dan pedagang lokal kota

Probolinggo. Bahan industri didapat dari toko – toko lokal Kota Probolinggo

kecuali food chemicals didapatkan dari distributor berlisensi dari Surabaya,

Jakarta dan Tangerang.

4.1.6.Pemasaran UKM Le-Ollena

1.Lokal dengan sistem konsinyasi 100 %, direct delivery, meliputi wilayah

Kota / Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Lumajang,

Kabupaten / Kota Pasuruan dengan jumlah outlet total 82 tempat.

2.Luar kota dengan sistem distributor konsinyasi 50 %, masing –masing

memiliki agen dan outlet tersendiri. Distributor Jakarta meliputi wilayah

Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi :

a. Distributor Surabaya meliputi wilayah Surabaya, Gresik, Sidoarjo.

b. Distributor Tuban meliputi wilayah Tuban, Lamongan , Bojonegoro.

c. Distributor Mojokerto meliputi wilayah Mojokerto dan Jombang.

d. Distributor Malang meliputi wilayah Malang, Batu, Blitar, Tulungagung,

(54)

4.1.7.Pamer an Yang Diikuti UKM Le-Ollena

Lokal :

1. Produk unggulan , GBH tahun 2007.

2. Pameran pendidikan , SMKN 2 tahun 2007

3. Hasil kelautan , PPI tahun 2008, Dinas Kelautan & Perikanan

4. Produk Penunjang Pariwisata , Giant 2008, Dinas Kelautan & Perikanan

Regional :

1. Produk unggulan KIM , Jember tahun 2007, Dinas Infokom.

2. Produk UKM Unggulan Jatim, Balai Pemuda Surabaya tahun 2008, Dinas

Koperindag.

3. Produk unggulan IWAPI, Balai Pemuda Surabaya tahun 2008, IWAPI

4. Produk unggulan KIM , Lamongan tahun 2008, Dinas Infokom.

5. Produk UKM unggulan Jatim, Sidoarjo tahun 2008, Dinas Pertanian.

6. Produk unggulan KIM , Malang tahun 2009, Humas & Infokom.

Nasional :

1. Gelar Produk Iwapi, Sahid Jaya Hotel Jakarta tahun 2007, IWAPI

2. Majapahit Travel Fair, Gramedia Surabaya tahun 2008, Dinas Koperindag

3. Indonesian City Expo, Diamond Convention Centre Solo tahun 2008,

Dinas Koperindag.

4. Produk penunjang pariwisata , TMII 2008, Dinas Pariwisata.

(55)

4.2. Penyajian Data

4.2.1.Variabel Biaya Produk (X1)

Biaya produk adalah pengorbanan yang membebani untuk menghasilkan

sebuah produk. Biaya Produk, merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh

produsen untuk membuat produk dengan berbagai macam jenis. Biaya produk

dalam peneltian ini adalah biaya yang dikeluarkan oleh UKM Le-Ollena, selama

periode 2010.

dikeluarkan adalah fluktuatif, selain itu biaya produk yang terbanyak yaitu pada

bulan Februari yaitu sebesar 33.321.000, bulan Juli sebesar 27.149.000, dan

bulan Januari 25.864.000. Sedangkan pengeluaran biaya produk yang menurun

terjadi pada bulan Desember sebesar 8.819.288, bulan Agustus sebesar

(56)

4.2.2.Variabel Biaya Promosi (X2)

Biaya promosi merupakan anggaran promosi dari anggaran pemasaran

atau mengenai seberapa besar pengeluaran untuk promosi yang harus

dialokasikan. Biaya promosi dalam penelitian ini yaitu biaya yang dikeluarkan

oleh UKM Le-Ollena untuk melakukan promosi. Pengukurannya dihitung dari

berapa besar biaya promosi yang diperoleh dari program promosi selama periode

2010.

dikeluarkan adalah naik turun tiap bulannya (fluktatif) selain itu biaya promosi

mengalami kenaikan terjadi pada bulan Juni sebesar 12.269.500, pada bulan

Agustus sebesar 11.645.350. selain itu pengeluaran biaya promosi mengalami

Gambar

Tabel 1 Volume Penjualan Le-Ollena
Gambar 2.1.Kerangka Berfikir
Tabel 4.1.                   Biaya Produk UKM Le – Ollena tahun (2010)
Tabel 4.2.                   Biaya Promosi UKM Le – Ollena tahun (2010)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non probability sampling tepatnya purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

Purposive sampling adalah teknik non probability sampling yang lebih tinggi kualitasnya dan merupakan pengembangan atau penyempurnaan dari metode-metode sebelumnya,

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling ( Penarikan sampel secara sengaja) yang artinya : penarikan sampel berdasarkan pendapat peneliti bahwa

Adapun teknik sampling yang digunakan peneliti dalam menentukan jumlah sampel eksperimen adalah teknik non probability sampling yaitu purposive sampling. Metode yang

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode probability sampling dengan teknik sampel Purposive Sampling atau pengambilan

Teknik penarikan sampel menggunakan metode purposive sampling Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi kualitas layanan yang terdiri dari Bukti Fisik, Empati,

Teknik penarikan sampel menggunakan metode purposive sampling Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi kualitas layanan yang terdiri dari Bukti Fisik, Empati,

Sampel Metode non probability sampling dengan menggunakan teknik purposive sampling digunakan sebagai penentuan responden atau besar sampel dalam penelitian ini, hal tersebut