• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN RIWAYAT PEMERIKSAAN KEHAMILAN DAN PERSEPSI BIAYA PERSALINAN TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGMULYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBEDAAN RIWAYAT PEMERIKSAAN KEHAMILAN DAN PERSEPSI BIAYA PERSALINAN TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGMULYA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PERBEDAAN RIWAYAT PEMERIKSAAN KEHAMILAN DAN PERSEPSI BIAYA PERSALINAN TERHADAP PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGMULYA

Nurhidayah1, Neni Iryan Dewi 2

Progra m Studi DIII Kebida na n Sekola h Tinggi Ilmu Keseha ta n Mitra Ria Husa da Ema il: nurhida ya h.kila @gmail.com

ABSTRAK

Pemiliha n penolong persa lina n a da la h keputusa n ibu da la m menentuka n sia pa ya ng a ka n memba ntu proses persa lina nnya teta pi Penolong persa lina n oleh buka n tena ga keseha ta n (non Na kes) a ta u dukun pa ra ji a ka n menimbulkan berba gai ma sa lah ya ng merupa kan penyebab utama tingginya a ngka kema tia n d an kesa kitan ibu da n perina ta l, penelitia n ini bertujua n untuk mengeta hui perbeda a n riwa ya t pemeriksa a n keha mila n da n persepsi bia ya persa lina n da la m pemiliha n penolong persa lina n Metode ya ng diguna ka n metode kua ntita tif denga n desa in cross sectiona l popula si penelitia n a da la h ibu bersa lin denga n sa mpel 159 ora ng, da ta dia mbil menguna ka n kusioner denga n teknik simple ra ndom sa mpling. dia na lisis denga n uji Chi Square. Ha sil penelitia n menunjukka n ba hwa 28 % ibu memilih pertolonga n persa lina n denga n non na kes da n 72 % denga n na kes . Ada perbeda a n ya ng berma kna a nta ra riwa ya t pemeriksa a n keha mila n (p=0,000) da n persepsi bia ya persa lina n (p=0,000) denga n pemiliha n pertolonga n persa lin a n Kesimpula n riwa ya t pemeriksa a n keha mila n da n persepsi bia ya persa lina n merupa ka n sa la h sa tu fa ktor penting pemiliha n pertolonga n persa lina n di puskesma s ka ra ngmulya sehingga disa ra nka n pa da tena ga kesehatan (Bida n) memberika n perhatia n, m o t iv a si, da n sosia lisa si terha da p ibu ha mil pa da sa at pemeriksa an kehamila n a gar memilih penolong persa lina n d e n ga n na kes ,da n ikut progra m ja mina n persa lina n (ja mpersal).

Kata Kunci: Penolong persa lina n, riwa ya t pemeriksa a n keha mila n, persepsi bia ya persa lina n,

ABSTRACT

The choice of birth attendant is the decision of the mother in determining who will assist in the delivery process, but the birth attendant by non-health workers or traditional birth attendants will cause various problems w h i c h are the main cause of the high rate of maternal and perinatal mortality and morbidity, this study aims to determine differences in the history of antenatal care. and the perception of the cost of delivery in the se l e c t i o n of birth attendants. The method used was quantitative methods with a cross-sectional design. The populatio n o f this study were mothers who gave birth with a sample of 159 people, the data were taken using questionnaires with simple random sampling technique. analyzed by Chi Square test. The results showed that 28% of mothers chose delivery assistance with non-health workers and 72% with health workers. There is a significant difference between the history of antenatal care (p = 0.000) and the perception of the cost of delivery (p = 0.000) with the choice of delivery assistance. Conclusion history of antenatal care and the perception of the cost of childbirth are important factors in choosing delivery assistance at the Karangmulya Health Center So it is recommended that health workers (midwives) give attention, motivati on, and socialization to pregnant women during pregnancy examinations to choose birth attendants with health workers, and join the birth insurance program (jampersal).

(3)

PENDAHULUAN

Pemilihan penolong persalinan yang tidak tepat akan berdampak secara langsung pada kesehatan ibu. Sampai saat ini kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah kesehatan yang serius di Negara berkembang. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2015, diperkirakan kematian ibu sebesar 303.000 jiwa atau sekitar 216/100.000 kelahiran hidup di seluruh dunia1.

Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk dalam negara berkembang, dimana Angka Kematian Ibu (AKI) nya terus meningkat, berdasarkan SDKI 2007 Angka Kematian Ibu sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup meningkat pada tahun 2012 menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup. Padahal sesuai MDGs, pada tahun 2015 Indonesia harus mampu menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup2

Tingginya AKI di Indonesia masih dipengaruhi oleh adanya keterlambatan, yang diistilahkan dengan 3 Terlambat, yaitu : (1) terlambat mengenal tanda bahaya dan pengambilan keputusan untuk mencari pertolongan, (2) terlambat mencapai fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu memberikan pertolongan persalinan dan (3) terlambat memperoleh pertolongan yang adekuat di fasilitas pelayanan kesehatan yang sebenarnya dapat dihindari apabila persalinan di rencanakan, diasuh dan dikelola secara benar oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompotensi seperti bidan3.

Keberadaan bidan di desa belum sepenuhnya mampu menjawab pemasalahan, karena pada kenyataanya masih banyak persalinan yang tidak ditolong oleh bidan melainkan oleh dukun. Masih banyaknya jasa dukun disebabkan beberapa hal yaitu: lebih mudahnya pelayanan, dukun terjangkau oleh masyarakat baik dalam jangkauan jarak, ekonomi atau secara psikologi dimana dukun bersedia membantu keluarga dalam berbagai pekerjaan rumah tangga serta berperan sebagai penasehat dalam melaksanakan berbagai upacara keselamatan3 Penolong persalinan merupakan salah satu indikator kesehatan terutama yang berkaitan dengan tingkat kesehatan ibu dan anak serta pelayanan kesehatan secara umum. Dilihat dari kesehatan ibu d an anak maka persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (Nakes) seperti bidan dan dokter dianggap lebih baik dari persalinan yang ditolong oleh Tenaga non Nakes seperti dukun, keluarga atau lainnya4

Pemilihan penolong persalinan merupakan salah satu hak reproduksi perorangan. Hak reproduksi perorangan dapat diartikan bahwa setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan (tanpa memandang perbedaan kelas sosial, suku, umur, agama dan lain-lain) mempunyai hak

(4)

yang sama untuk memutuskan secara bebas dan bertanggungjawab (kepada diri, keluarga dan masyarakat) mengenai jumlah anak, jarak antar anak, serta untuk menentukan waktu kelahiran anak dan dimana anak akan dilahirkan serta siapa penolong persalinan 4

Beberapa alasan ibu memilih penolong persalinan saat bersalin, salah satunya riwayat pemeriksaan kehamilan dan persepsi biaya persalinan. Karena ibu yang jarang atau tidak pernah periksa akan sedikit sekali mendapatkan informasi atau pengetahuan mengenai persalinan yang aman sedang persepsi biaya persalinan yang mahal membuat keluarga ibu dan ibu sendiri berpikir dua kali untuk melahirkan di tenaga kesehatan, Biaya persalinan yang dikeluarkan bila ditolong oleh non nakes (dukun) murah dan bisa dibayarkan beberapa kali setelah bayi lahir. dan dapat pula dibayar dengan barang seperti hasil kebun, sawah ataupun ladang 5

Menurut laporan di wilayah kerja Puskesmas Karangmulya, data persalinan yang ditolong oleh non nakes (dukun) di tiga tahun belakangan ini meningkat dari tahun ke tahun pada tahun 2017 0,1%, tahun 2018 peningkatan menjadi 0,3% dan terakhir pada tahun 2019 menjadi 0.8% sedang hasil penelitian di Mongoodow pada 100 responden ibu melahirkan tahun 2017 lebih dari setengah ibu (61,0%) yang memilih bersalin di biang kampong (Non Nakes) 6.

METODE

Jenis penelitian ini mengunakan metode kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional dengan populasi ibu bersalin jumlah sampel 159 orang, data diambil mengunakan kusioner dengan teknik simple random sampling. dianalisis secara bivariate dengan uji Chi Square

HASIL

Tabel 5.1

Distribusi Responen menurut riwayat pemeriksaan kehamilan dan persepsi biaya persalinan terhadap pemilihan penolong persalinan

Di Wilayah Kerja Puskesmas Karangmulya

Riwayat Pemeriksaan Kehamilan

Pemilihan Penolong

Persalinan Total P

Value CI 95% Non Nakes Nakes

n % n % n % Tida k Periksa 27 70 12 30, 39 100

0,000 12,750 (5,479-Periksa 18 15 102 85 120 100

(5)

Tota l 45 28 114 72 159 100 26,672) Biaya Persalinan Ma ha l 22 60 15 40 37 100 0,000 6,313 (2,843-14,019 Mura h 43 19 99 81 122 100 Tota l 45 28 114 72 159 100

Sumber : Data Primer wilayah kerja Puskesmas Karangmulya tahun 2018

Berdasarkan tabel 5.1 dari 159 responden yang memilih penolong persalinan non nakes 45 (28%) sedang yang memilih pertolongan persalinan dengan nakes 114 (72%), hasil analisis antara riwayat pemeriksaan kehamilan terhadap pemilihan penolong persalinan diperoleh ada sebanyak 27 (70%) ibu yang tidak periksa kehamilan memilih persalinan dengan non nakes , sedangkan ibu yang periksa kehamilan 18 (15%) yang memilih penolong persalinan dengan non nakes. hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0.000 maka disismpulkan ada perbedaan proporsi pemilihan penolong persalinan dengan non nakes antara ibu yang tidak periksa dengan ibu yang periksa kehamilan. Dari uji analisis diperoleh pula nilai OR = 12.750, artinya ibu yang tidak periksa kehamilan mempunyai peluang 13 kali untuk memilih penolong persalina non nakes

Hasil analisis antara persepsi biaya persalinan terhadap pemilihan penolong persalinan diperoleh ada sebanyak 22 (60%) ibu yang memiliki persepsi biaya persalinan murah memilih persalinan dengan non nakes, sedangkan diantara ibu yang persepsi biaya persalinan mahal 43 (40%) yang memilih penolong persalinan dengan non nakes. hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0.000 maka disimpulkan ada perbedaan proporsi pemilihan penolong persalinan dengan non nakes antara ibu yang memiliki persepsi biaya persalinan murah dengan ibu yang memiliki persepsi biaya persalinan mahal. Dari uji analisis diperoleh pulai nilai OR = 6.313 artinya ibu yang memiliki persepsi biaya persalinan murah mempunyai peluang 6 kali untuk memilih penolong persalina non nakes

PEMBAHASAN

Perbedaan Riwayat Periksa Kehamilan terhadap Pemilihan Penolong Persalian

Hasil penelitian didapatkan ada perbedaan yang bermakna antara riwayat pemeriksaan kehamilan dengan pemilihan penolong persalinan di Wilayah Kerja puskesmas Karangmulya. Hal ini sesuai dengan penelitian di puskesmas Cibadak yang menyatakan bahwa Pemeriksaan kehamilan atau dalam bidang kesehatan dikenal dengan Antenatal Care atau Asuhan Antenatal adalah pemeriksaan, pengawasan, pemeliharaan dan perawatan yang

(6)

diberikan pada ibu selama masa kehamilan. Pemeriksaan dan pengawasan kehamilan yang teratur akan sangat menentukan kelancaran dari proses persalinan kelak. Banyak sekali penyulit dan komplikasi yang di temukan pada waktu pemeriksaan kehamilan dapat diatasi dan diobati. Dengan adanya pemeriksaan yang rutin maka ibu lebih tahu yang terbaik untuk dirinya ataupun bayinya7 Sejalan dengan penelitian di Muna mengatakan Ada hubungan antara pemeriksaan kehamilan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan karena Ibu yang sering melakukan pemeriksaan kehamilan cenderung memilih tenaga kesehatan yang akan menolong persalinan karena dengan pemeriksaan yang rutin ibu banyak mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik serta untuk menghindari kejadian seperti perdarahan dan komplikasi pada ibu dan janin yang sering terjadi pada saat persalinan 8 Hasil temuan dalam penelitian ini mengasumsi bahwa di puskesmas Karangmulya ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilan tetapi memilih non nakes sebagai penolong persalinannya. disebabkan karena Nakes (Bidan) tidak ada ditempat pada saat dibutuhkan dan tidak ad a saat dipanggil karena sedang sakit atau ada keperluan lain sehingga ibu beralih ke non Nakes sebagai tenaga penolong persalinanya. Sedangkan ibu yang tidak periksa kehamilannya tetapi memilih Nakes sebagai penolong persalinan, disebabkan karena adanya komplikasi atau rasa kesadaran yang tinggi dari ibu untuk menghindari kejadian pendarahan/ komplikasi pada saat persalinan.

Perbedaan Persepsi Biaya Persalinan dengan Pemilihan Penolong Persalinan

Biaya persalinan adalah harga atau uang yang harus dikeluarkan untuk membayar persalinan sehingga faktor biaya merupakan alasan utama yang dikemukakan ibu untuk memilih penolong persalinan, ibu yang memilih non Nakes (dukun) dalam penolong persalinan karena menganggap biaya yang harus dikeluarkan untuk persalinan di bidan cukup besar sedang biaya persalinan di non nakes lebih murah dan seikhlas pemberian.ditambah ada kemudahan dalam melakukan pembayaran, yang biasanya dapat dicicil9. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan ada perbedaan yang bermakna antara persepsi biaya persalinan terhadap pemilihan penolong persalinan. Hal ini sesuai penelitian di Puskesmas Puwatu yang menyatakan adanya hubungan yang bermakna antara biaya persalinan dengan pemilihan penolong persalinan10 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian di Puskesmas Cibadak menunjukkan bahwa ada hubungan antara presepsi biaya dengan pemilihan tenaga penolong persalinan. Artinya ibu yang memilik presepsi biaya persalinan ke tenaga kesehatan murah

(7)

cenderung lebih memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinannya dibandingkan dengan ibu yang memiliki persepsi biaya mahal maka akan memilih penolong persalinannya pada bukan tenaga kesehatan7 hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh di puskesmas Cibubulang yang mengatakan tidak ada hubungan antara biaya persalinan dengan pemilihan penolong persalinan, karena beranggapan saat ini sudah ada jaminan pembiayaan persalinan dari pemerintah setempat11 Hasil temuan dalam penelitian ini mengasumsi bahwa di puskesmas Karangmulya beredar . Anggapan dimasyarakat

bahwa memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan mengeluarkan biaya yang lebih mahal dibandingkan dengan memanfaatkan non nakes (dukun). Meskipun keluarga mengenal bidan di daerahnya tetapi lebih memilih bersalin dirumah dengan dukun sebagai penolong persalinan karena sudah menjadi kebiasaan turun temurun. Sedang sebagian ibu yang memilih penolong persalinannya dengan Nakes tidak melihat dari mahal atau murahnya biaya persalinan tetapi terlebih karena mereka berpikir dengan melahirkan ke Nakes jika terjadi komplikasi atau bahaya setelah melahirkan dapat ditangani dengan baik. KESIMPULAN DAN SARAN

ada perbedaan proporsi pemilihan penolong persalinan dengan non nakes antara ibu dengan riwayat pemeriksaan kehamilan dan persepsi biaya persalinan di wilayah kerja Puskesmas sehingga disarankan Untuk tenaga kesehatan (bidan) memberikan perhatian, motivasi, dan sosialisasi terhadap ibu hamil pada saat pemeriksaan kehamilan agar memilih penolong persalinan dengan nakes ,dan ikut program jaminan persalinan (jampersal).

(8)

DAFTAR PUSTAKA

1. Aulia Tul Husna, Syukrianti Syahda Y. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan di desa Gema dan Tanjung Belit Wilayah Kerja Puskesmas Kampar Kiri Huli I Kabupaten Kampar Tahun 2019. Jurnal Kesehatan TAMBUSAI. 2020;1(2):50–60.

2. Nurhidayanti S, Margawati A, Irene M. Kepercayaan Masyarakat terhadap Penolong Persalinan di Wilayah Halmahera Utara. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia . 2018;13(1).

3. Theresia Limbong, I Made Sukarta MS. Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan pemilihan penolong persalinan di Wilayah Puskesmas Totoli Kabupaten Majene. Media Kebidanan. 2010;15–9.

4. Windyastuti E, Sari SP, Lukman M, Yamin A. faktor-faktor yang berhubungan dengan rencana Pemilihan pertolongan persalinan pada ibu hamil di Kelurahan Margawati Wilayah Kerja Puskesmas Pasundan Kabupaten Garut. Jurnal Kesehatan MaDaSka. 2014;

5. Lia Amalia. Faktor- faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan. 2015;1–11.

6. Gita Cahyani Mokoagow, Nancy Bawiling JT. faktor determinan ibu dalam pemilihan penolong persalinan di Wilayah Kerja Puskesamas Rawat Inap Adow Bolaang Mongondow Selatan. EPIDEMIA Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA. 2020;01(01).

7. Sufiawati W. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan di Puskesmas Cibadak Kabupaten Lebak Provinsi Banten ;2012.

8. Rasma HRM. Faktor yang berhubungan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Pasir Putih Kabupaten Muna. Jurnal Ilmiah Mhs Kesehatan Masyarakat . 2017;2(6):1–11.

9. Eryando T. Alasan Pemeriksaan Kehamilan dan Pemilihan Penolong Persalinan. 2006;47–51.

10. Iin Novianti, Siti Rabbani Karimuna LT. Studi determinan pemilihan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan dan dukun/Paraji di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu kota Kendari. JIMKESMAS. 2016;1(4):1–10.

(9)

11. Hutapea E. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan di Puskesmas Cibungbulang Jawa Barat :2012

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan dan ansietas pasien pre operasi, dipengaruhi juga karena rumah sakit menyediakan informasi untuk pasien dan

Selanjutnya PP 51 tahun 2002 tentang perkapalan, yang dimaksud dengan peti kemas adalah bagian dari alat yang berbentuk kotak serta terbuat dari bahan yang

Program dan kegiatan yang direncanakan di dalam Renja Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Tahun 2016 terkait dengan kewenangan sebagaimana diatur di dalam Peraturan

Melalui pengembangan sistem informasi berbasis web diharapkan dapat mempermudah pihak RSKIA Permata Bunda dalam input data pasien, proses pengolahan data pasien,

Karya pertama ialah berupa skripsi karya dari Indri Nuraini, mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta yang berjudul Pola Pelatihan Tari Klasik Gaya Yogyakarta Di

Menjelaskan analisis koreografi tari Keling Gunojoyo di Dukuh Mojo, Desa Singgahan Pulung Kabupaten Ponorogo, meliputi aspek bentuk-teknik- isi, analisis gerak: aspek

Merupakan produk pembiayaan untuk masyarakat yang menggunakan valuta rupiah, pembiayaan ini diperuntukan bagi karyawan tetap pada sebuah perusahaan yang

Pada beberapa perusahaan otomotive yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami kefluktuatifan nilai harga saham, yang disebabkan krisis ekonomi global dua