• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 14 Tradisi Islam Madura

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bab 14 Tradisi Islam Madura"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodiikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar

1.2 Menghayati nilai-nilai yang sesuai dengan Islam dari tradisi Islam : Jawa, Sunda, Melayu, Bugis, Minang, dan Madura.

1.4 Berkomitmen untuk ikut melestarikan tradisi dan adat budaya yang Islami.

1.2. Menghargai Tradisi dan upacara adat kesukuan Nusantara misalnya: Jawa, Sunda, Melayu, Bugis, Minang, dan Madura.

1.3. Menunjukkan sikap kemauan ikut melestarikan tradisi Islam misalnya: Jawa, Sunda, Melayu, Bugis, Minang, dan Madura.

1.2. Memahami bentuk tradisi umat Islam misalnya: Jawa, Sunda, Melayu, Bugis, Minang, dan Madura.

1.4. Membandingkan nilai-nilai tradisi umat Islam misalnya: Jawa, Sunda, Melayu, Bugis, Minang, dan Madura.

1.2 Memaparkan bentuk tradisi umat Islam misalnya: Jawa, Sunda, Melayu, Bugis, Minang, dan Madura Menunjukkan contoh bentuk seni budaya lokal.

(3)

A. Amati dan Perhatikan

Tradisi Dan Budaya Islam Madura

Perhatikan gambar berikut!

Karapan Sapi Madura

(4)

B. Penasaran ?

Setelah kalian mengamati dan membaca di atas, pasti ada banyak hal yang ingin kalian tanyakan.

NO KATA TANYA PERNYATAAN

1. APA Adat Madura Islam apa yang kalian ketahui?

2.

Shoalawatan di Madura dilaksanakan dengan cara yang berbeda. Jika pada umumnya shalawatan

dilaksanakan di dalam Masjid, kegiatan shalawatan masyarakat Madura ini diselenggarakan di

rumah-rumah. Penyelenggaraan di rumah-rumah ini secara bergantian. Misalnya, hari ini diselenggarakan di rumah Pak Rahmad maka seminggu kemudian diselenggarakan di rumah tetangganya, dan seterusnya sampai kembali ke rumah yang awal kembali.

Shalawatan yang diadakan bergantian ini memberikan pelajaran akan rasa tanggung Jawab akan

hal itu. Sehingga sejak jauh-jauh hari masyarakat sudah menyiapkan berupa materi atau sebagainya yang berhubungan dengan kegiatan shalawatan ini. Bukan hanya itu kegiatan ini juga bertujuan

(5)

Shalawatan rutin biasanya diadakan tiap malam Jum’at dan malam Selasa itu sejatinya bukan hanya kegiatan shalawatan. Tetapi di dalamnya juga ada Yasinan, yang mana Yasinan ini di baca sebelum shalawatan, artinya shalawatan itu dimulai dengan pebacaan surah Yasin. Karena Yasinan ini merupakan bacaan yang sudah mentradisi dikalangan masyarakat Madura yang selalu dibaca tiap malam Selasa dan malam Jum’at. Hingga aktivitas mengajipun saat itu diliburkan.

2. Kebudayaan “Rokat Tase” (Petik Laut)

Tradisi “Rokat Tase” dilakukan untuk mensyukuri karunia serta nikmat yang diberikan oleh sang maha pencipta yaitu Allah Swt. Dan juga agar diberikan keselamatan dan kelancaran rezeki dalam bekerja. Ritual atau tradisi tersebut, biasanya dimulai dengan acara pembacaan istighotsah dan tahlil bersama oleh masyarakat yang dipimpin oleh pemuka agama setempat.Setelah itu, masyarakat melepaskan sesaji ke laut sebagai rasa ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Adapun isi dari sesaji itu adalah ketan-ketan yang berwarna-warni, tumpeng, ikan-ikan, dan lain sebagainya. Ritual atau tradisi tersebut disebut Rokat Tase’ oleh penduduk setempat.

3. Kebudayaan Rokat

Kebudayaan Rokat yang ada di Madura dilakukan dengan maksud jika dalam suatu keluarga hanya ada satu orang laki-laki dari lima bersaudara (pandapa lema’), maka harus diadakan acara Rokat. Acara Rokat ini biasanya dilaksanakan dengan mengundang topeng (nangge’ topeng) yang diiringi dengan alunan musik gamelan Madura dan sembari dibacakan macopat (mamaca).

4. Tradisi Maulid Nabi

Bagi sebagian orang Islam tradisi merayakan Maulid Nabi Muhammad Saw merupakan sebagai salah satu bentuk pengejewantahan rasa cinta umat kepada Rasul-Nya.

Di tanah Jawa sendiri tradisi ini telah ada sejak zaman Walisongo, pada masa itu tradisi Maulid Nabi dijadikan sebagai sarana dakwah penyebaran agama Islam dengan menghadirkan berbagai macam kegiatan yang menarik masyarakat. Pada saat ini tradisi Maulid/Mauludan di Jawa di samping sebagai bentuk perwujudan cinta umat kepada Rasul juga sebagai penghormatan terhadap jasa-jasa Walisongo.

(6)

Di Madura acara ini dikatakan “Muludhen”. Yang mana dalam acara itu biasanya diisi dengan pembacaan barzanji dan sedikit selingan ceramah keagamaan yang menceritakan tentang akhlaq Sang Nabi pada masanya untuk dijadikan sebagai suri tauladan demi kehidupan saat ini.

Di beberapa tempat kadang-kadang perayaan ini dijadikan ajang berkumpulnya para tokoh masyarakat dan sesepuh setempat, seperti kiai, bangsawan/elang, dan tidak ketinggalan para jawara dari berbagai paguron untuk saling bersilaturahim, untuk membicarakan berbagai macam hal yang menyangkut daerah setempat. Tapi hal ini jarang diekspos karena sifatnya yang non-formal, sehingga tidak banyak masyarakat yang mengikuti.

.

D. Kembangkan Wawasanmu!

Bercerita tentang tradisi atau upacara adat Madura:

Rokat

.

ü Buat kelompok, cari cuplikan tentang pelaksanaan upacara adat Madura: Rokat dari berbagai

sumber!

ü Simpulkan keteladanan apa yang bisa diambil dari isi cerita!

ü Pajang hasil pencarianmu bersama kelompokmu di atas meja/tempel di tembok kelasmu!

ü Setelah selesai, kamu dan Kelompok mu berkeliling, melihat, memperhatikan, dan mencatat tema cerita serta keteladanan yang bisa diambil dari isi cerita hasil karya kelompok lain!.

ü Lakukan tanya jawab sederhana/diskusi jika ada yang ingin kalian tanya atau sanggah dari hasil tiap kelompok dengan menghargai pendapat kelompok lain!

E. Releksi

Setelah kalian mempelajari tradisi Madura yang bernuansa Islami, jawablah pertanyaan di bawah ini?

(7)

1. Apakah nama upacara atau tradisi yang bernuansa Islami tersebut?

2. Ceritakan proses atau tahapan pelaksanaan upacara/tradisi tersebut?

3. Apa yang kamu rasakan setelah mengikuti/mengerti tentang upacara atau tradisi yang Islami tersebut?

4. Apa usahamu untuk melestarikan budaya upacara atau tradisi Islami tersebut?

F. Rangkuman

Tradisi Atau Adat Madura Islami

Madura adalah salah satu suku di kawasan pulau Jawa yang mayoritas penduduknya Muslim, dan salah satu suku di Indonesiayang sangat kental sekali menjaga tradisi atau adat nenek moyangnya.

Kebanyakan tradisi di Madura adalah tradisi Islami seperti tradisi-tradisi suku lainnya di Indonesia. seperti: Shalawatan (bukan membaca Shalawat saja, akan tetapi tradisi ini adalah membaca yasin dan tahlil yang terjadwal setiap seminggu sekali secara bergantian dari rumah satu ke rumah lainnya setiap minggunya), Rokat Tase’ atau Petik Laut (tasyakuran atas hasil tangkapan nelayan Madura),

Kebudayaan Rokat yang ada di Madura dilakukan dengan maksud jika dalam suatu keluarga hanya

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pelaksanaan Tradisi Jumat Pahing hendaknya setiap upacara dibacakan sejarah singkat diadakannya Tradisi Jumat Pahing agar semua peserta khususnya remaja

Dalam pelaksanaan Tradisi Dhawuhan hendaknya setiap upacara dibacakan sejarah singkat diadakannya Tradisi Dhawuhan agar semua peserta khususnya remaja supaya mengerti

Maria Fitri Dayanti 152007003, Upacara Tradisi Perkawinan Suku Dayak Kayong, di Desa Betenung, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Skripsi Studi Pendidikan Sejarah,

1. Tradisi Mattama Dibola, merupakan sebuah upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat di desa bonto tengnga, kecamatan sinjai borong, kabupaten sinjai. Tradisi Mattama Dibola ini

Dilihat dari rangkaian ritual yang dilakukan pada tradisi Tingkeban , dapat dikatakan bahwa tradisi Tingkeban, baik berupa ngupati (Jawa), pak bulenan (Madura), atau mitoni

Perbedaannya adalah penelitian Mardiana fokus pada tradisi mandi pengantin dalam upacara perkawinan adat Banjar perspektif ulama di Desa Parit Sidang Kecamatan Pengabuan

Dari definisi diatas, bisa disimpulkan bahwasannya sebuah tradisi/adat harus terbentuk dari sebuah perbuatan yang sering dilakukan orang banyak (masyarakat) dengan berbagai

Pada masyarakat Batak Toba Gondang sabangunan digunakan sebagai upacara adat maupun upacara ritual yang berkaitan dengan tradisi terdahulu para nenek moyang suku Batak Toba, penyebutan